ABI Dengan Kromatografi Cair
ABI Dengan Kromatografi Cair
Penggolongan :
1. Kromatografi Cair-Padat
2. Kromatografi Cair-Cair
3. Kromatografi Cair-Penukar Ion
4. Kromatografi Cair Eksklusi
1-1
ABI dengan Kromatografi Cair-Padat (KCP)
KCP: Penjerapan analit pada fasa diam silika (SiO2)x atau alumina
(Al2O3)x
Analit dan fasa gerak bersaing mencapai titik aktif fasa diam,
sehingga makin kuat fasa gerak berinteraksi dengan fasa diam,
maka makin cepat analit terelusi dari kolom.
Jika tidak ada petunjuk mengenai fasa gerak yang dipakai, awal
yang baik adalah campuran 50/50(v/v) heksan dan metilen klorida
(CH2Cl2). Meningkatkan kadar metilen klorida bertujuan
menurunkan waktu tambat, namun memulai dengan metilen klorida
100% tidak dianjurkan karena dapat menonaktifkan kolom.
1-2
ABI dengan Kromatografi Cair-Padat (KCP)
1-3
ABI dengan Kromatografi Cair-Cair (KCC)
Jenis KCC:
Fasa diam tidak terikat dan Fasa diam terikat.
1-4
ABI dengan Kromatografi Cair-Cair (KCC)
II. Fasa Diam Terikat
Biasanya kepolaran analit mendekati kepolaran fasa diam
1. Fasa Normal
Fasa diam lebih polar dari fasa gerak.
FD : alkil amina Si-(CH2)xNH2 atau alkil nitril Si-(CH2)xCN.
FG : Campuran heksan, CH2Cl2, THF, isopropanol (serupa FG
KCP)
2. Fasa Terbalik
Fasa diam lebih non polar dari fasa gerak.
FD : oktadekilsilan Si-(CH2)xCH3
FG : air-metanol atau air-asetonitril
1-5
ABI dengan Kromatografi Cair Penukar Ion (KCPI)
Jenis KCPI :
Ion analit bersaing dengan ion fasa gerak untuk berinteraksi
dengan gugus aktif fasa diam yang berlawanan muatan membentuk
muatan netral.
Fasa diam biasanya berbahan dasar sillika atau polistirena yang
dibuat memiliki gugus ion tertentu (resin).
1. Penukar Kation.
Memiliki gugus sulfonate (Resin- SO3-)
2. Penukar Anion.
Memiliki gugus amina kuarterner (Resin-NR3+)
1-6
ABI dengan Kromatografi Cair Eksklusi (KCE)
Jenis KCE:
Analit berdifusi ke dalam pori fasa diam yang garis tengahnya lebih
besar dari garis tengah efektif analit.
1-7
ABI dengan Kromatografi Cair Eksklusi (KCE)
1-8
1. Analisis Vitamin D2 pada tablet multivitamin.
FD silika, FG heksana 99% + isopropanol 1%
1-9
2. Analisis Aflatoksin
FD silika, FG heksana 70% +THF 26,7%
+ IPA 3% + H2O2 0,3%
atau FD alkil nitril, FG Heksana/THF/IPA/H20
1-10
3. Analisis Trigliserida minyak
FD silika, FG Heksana 98,5% + THF 1,5 %
1-11
4. Analisis Pestisida
FD Silika, FG n-heptana
1-12
APLIKASI KROMATOGRAFI CAIR PADA
ANALISIS BAHAN INDUSTRI
(LANJUTAN)
1-13
5. Analisis Kafein di teh
FD oktadekilsilan, FG 0,5 mL/mn
1-14
6. Analisis Pestisida
FD oksidipropionitril, FG isooktana
1-15
7. Analisis Asam ftalat (plasticizer)
FD ODPN, FG heptana yang dijenuhkan dengan
ODPN
1-16
8. Analisis Herbisida
FD oktadekilsilan, FG asetonitril
1-17
9. Analisis DHA (dihidroksi adenin)
FD Resin Penukar Kation, FG NH4H2PO4 0,05
M 15 mL/jam
1-18
10. Analisis Ekstrak sari buah
(pinena, limonene, neral, geranial, kodinena)
FD stirena-divinil benzene, FG kloroform
Dapat pula menggunakan:
FD oktadekilsilan, FG methanol 5%
1-19
11. Analisis Kafein & teobromin di produk kakao
FD C18, FG methanol, asam asetat, air
(20+1+79)
1-20
14. Analisis Vit A (retinol) di susu formula
FD silika, FG heptana + isopropanol
1-21
18. Analisis Vit C, Sakarin, Kafein, Natrium
benzoate pada softdrink
FD alkil nitril, FG asam asetat 6% dan air 94%.
1-22
19. Analisis Insektisida (parathion, diazinon, dll)
FD C8, FG 67% methanol dan 33% air
hingga 80% methanol dan 20% air.
1-23
22. Analisis Aspirin pada tablet analgesic
FD resin penukar anion, FG 0,01 M natrium
borat dan 0,005 M ammonium nitrat
1-24
25. Analisis PVC
FD Polistirena (KCE), FG THF
1-25
28. Analisis Fruktosa, Laktosa, Sukrosa pada
susu coklat
FD C18, FG CH3CN+H2O (80+20)
1-26
31. Analisis Insektisida
1-27
32. Analisis Kation dan Anion dengan KCPI
1-28
TERIMA KASIH
1-29