F0121184 - Orbit Varasta Prakosa - Ekonometrika Ii
F0121184 - Orbit Varasta Prakosa - Ekonometrika Ii
Jawab:
Jawab:
Diketahui bahwa perbedaan antara Model 1 dan Model 2 adalah di mana model 2
memasukkan variabel lnYDt*lnW di dalam persamaan. Akan dilakukan pemilihan model yang
terbaik dengan menggunakan indikator goodness of fit, dan pendekatan uji F.
Berdasarkan hasil estimasi regresi Model 1, seluruh variabel independen signifikan
mempengaruhi variabel dependen dilihat dari signifikansi dalam uji t. Nilai R2 juga
menunjukkan hasil yang sangat tinggi, di mana variasi variabel bebas berkontribusi terhadap
variasi variabel terikat sebesar 99,99%. Hasil uji F juga menunjukkan nilai yang signifikan,
sehingga keseluruhan variabel signifikan mempengaruhi total konsumsi. Namun, DW stat yang
berada di angka 1.289219 berada di dalam rentang nilai batas atas dan bawah tabel DW 1.247-
1.548 menandakan bahwa terdapat gejala autokorelasi pada persamaan regresi.
Hasil dari estimasi regresi Model 2 menunjukkan hasil yang hampir sama dengan
Model 1. Namun, diketahui bahwa secara parsial variabel Interest tidak signifikan
mempengaruhi variabel total konsumsi. Selain itu, nilai R2 juga lebih tinggi dari hasil estimasi
Model 1. Perbedaan juga terletak pada kenaikan nilai DW, meskipun nilai ini tidak
menunjukkan tidak adanya gejala autokorelasi. Dengan demikian, berdasarkan analisis
goodness of fit, kita dapat menyimpulkan bahwa model 2 lebih baik dari model 1.
Selanjutnya akan dianalisis apakah penambahan variabel baru seperti pada Model 2
akan menambah kualitas model untuk menentukan model terbaik. Dalam hal ini, akan
dilakukan pendekatan uji F dengan perhitungan sebagai berikut.
2 2
(𝑅𝑁𝐸𝑊 − 𝑅𝑂𝐿𝐷 ) ⁄𝑑𝑓 (0,999731 − 0,999560) ⁄1
𝐹= 2 = = 34,3
(1 − 𝑅𝑁𝐸𝑊 )/𝑑𝑓 (1 − 0,999731)/54
Berdasarkan hasil uji F di atas, diketahui bahwa nilai F signifikan. Hal ini mendukung
jawaban awal, sehingga dapat disimpulkan Model 2 lebih baik dari Model 1.
Jawab:
Jawab:
a. 𝜋𝑡 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑖𝑡 + ∑𝑚
𝑖=1 𝛼𝑖 𝜋𝑡−1 + 𝜀𝑡
Jawab:
Berdasarkan signifikansi dari residual, diketahui bahwa signifikansi uji t berada di
bawah 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi antara kedua variabel, atau
terdapat hubungan jangka panjang antara inflasi dan suku bunga acuan.
Jawab:
c. 𝜋𝑡 = 𝜆𝑎0 + (1 − 𝜆)𝜋𝑡−1 + 𝜆𝑎1 𝑖𝑡 + 𝜀𝑡
Persamaan di atas adalah model Partial Adjustment Model dari persamaan dinamika
inflasi dan suku bunga acuan di Indonesia. Model PAM sudah memasukkan notasi
𝜆 sebagai bentuk penyesuaian antara target dari inflasi dengan aktualisasi inflasi
yang telah terjadi.
d. Berdasarkan output uji ECM di atas, diketahui bahwa pada jangka pendek, variabel
BI Rate signifikan mempengaruhi variabel inflasi dengan koefisien sebesar
2,455167. Dengan kata lain, jika variabel bebas lain dianggap konstan, kenaikan
1% BI Rate akan menaikkan Inflasi sebesar 2,455167%. Sementara itu, variabel BI
Rate di periode t-1 tidak mempengaruhi inflasi secara signifikan tetapi mempunyai
hubungan yang negatif. Namun demikian, kedua variabel bebas secara simultan
mampu mempengaruhi Inflasi dalam jangka pendek berdasarkan nilai F yang
signifikan. Adapun nilai R2 menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, variasi
kedua variabel bebas hanya mampu menjelaskan variasi Inflasi sebesar 33,2%
e. Berdasarkan uraian interpretasi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam jangka
pendek, suku bunga acuan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap inflasi.
Jawab:
a. PLS
b. FEM
c. REM
Hipotesis nol uji Hausman adalah menggunakan REM. Berdasarkan hasil uji,
diketahui bahwa probabilitas Cross-section Random adalah signifikan. Berdasarkan
hal ini, maka hipotesis nol ditolak, atau dengan lain, penggunaan FEM dinilai lebih
baik.
Kesimpulan: Berdasarkan pengujian di atas, dapat disimpulkan bahwa model
terbaik yang dapat digunakan adalah model FEM. Adapun Uji LM yang digunakan
untuk memilih antara PLS dan REM menjadi tidak diperlukan lagi.