Makalah K3
Makalah K3
Di susun oleh :
KELOMPOK : 5
KELAS : 7C elektro
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ini. Shalawat dan salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi rahmat bagi alam semesta.
Tugas mata kuliah ini berjudul Bahan super konduktor]", merupakan hasil jerih payah
dan dedikasi kami dalam mengeksplorasi serta menyajikan informasi yang bermanfaat.
Melalui kata pengantar ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah Bahan listrik atas kesempatan yang diberikan kepada kami dan telah memberikan
bimbingan, arahan, serta masukan yang sangat berharga dalam penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan sangat dihargai demi perbaikan dan
pengembangan kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, wawasan, dan inspirasi bagi pembaca
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi bagian kecil dari sumbangsih
dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................
BAB I PENDAHUALUAN
1.1. Latar
belakang……………………………………………………………………………...
1.2. Rumusan
masalah…………………………………………………………………………..
1.3. Batasan
masalah…………………………………………………………………………….
1.4. Tujuan……………………………………………………………………………………...
.
1.5. Manfaat…………………………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
1.1. Pengertian
Superkonduktor………………………………………………………………...
1.2. Teori
Superkonduktivitas…………………………………………………………………...
1.3. Suhu
Kritis………………………………………………………………………………….
1.4. Aplikasi
Superkonduktor…………………………………………………………………...
1.5. Material
Superkonduktor…………………………………………………………………...
1.8. Dampak
Lingkungan……………………………………………………………………….
BAB III PENUTUP
1.1.
Kesimpulan………………………………………………………………………………...
1.2. Saran
..............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang makalah ini, maka penyusun membuat suatu rumusan
masalah, yaitu :
1. Pengertian Superkonduktor
2. Teori Superkonduktivitas
3. Suhu Kritis
4. Aplikasi
5. SuperkonduktorMaterial
8. Dampak Lingkungan
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau
di banyak logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik
superkonduktivitas dan feromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.
https://id.wikipedia.org/wiki/Superkonduktivitas
Kita semua mengenal konduktor sebagai bahan yang dapat menghantarkan listrik.
Bahan konduktor dapat kita temukan di berbagai peralatan listrik yang kita gunakan
sehari-hari. Pada logam-logam yang biasa digunakan sebagai konduktor seperti
Tembaga, elektro-elektron yang mengalir di dalamnya tidak serta-merta mengalir
dengan lancar tanpa hambatan, elektron-elektron di dalam bahan konduktor
bertumbukan dengan ion-ion bermuatan postif dan berakibat pada dilepaskannya energi
panas. Hambatan ini mengakibatkan tidak seluruhnya energi listrik dapat dilewatkan
dalam bahan konduktor karena sebagian energinya diubah dan dilepaskan dalam bentuk
energi panas. Dalam pembahasan fisika dasar kita mengenal hambatan ini sebagai
resistansi, yang secara mudah dideskripsikan oleh hukum Ohm.
1. Bebas hambatan
Teori BCS membawa John Bardeen, Leon Copper, dan John Schrieffer
menuju Stockholm untuk menerima hadiah Nobel Fisika pada tahun 1972.
3. Melayang di udara
https://www.sainshack.com/2015/09/18/mengenal-fenomena-
superkonduktivitas/#:~:text=Adalah%20John%20Bardeen%2C%20Leon
%20Cooper%2C%20dan%20John%20Schrieffer,akibat%20adanya%20pasangan
%20elektron%20yang%20bergerak%20secara%20koheren.
1.7. Suhu Kritis
Suhu kritis dalam konteks superkonduktor merujuk pada suhu tertentu di bawah
yang material tersebut menjadi superkonduktor. Pada suhu ini, material yang biasanya
bersifat resistif, tiba-tiba kehilangan resistansi listriknya sepenuhnya, dan arus listrik
dapat mengalir melalui material tersebut tanpa mengalami hambatan.
Ketika suhu suatu material superkonduktor melebihi suhu kritisnya, maka sifat
superkonduktivitasnya akan hilang, dan material tersebut akan kembali bersifat
konduktif seperti bahan konvensional. Suhu kritis bervariasi tergantung pada jenis
material superkonduktor dan kondisi spesifiknya.
Dalam ilmu fisika atau teknik, kriogenik adalah ilmu yang mempelajari materi
dengan temperatur sangat rendah (di bawah –150 °C, –238 °F atau 123 K). Ilmu ini
mempelajari cara memproduksi serta perilaku material pada temperatur tersebut. Dalam
membahas kriogenik, tidak digunakan skala temperatur Fahrenheit atau Celsius yang
umum digunakan di masyarakat, melainkan digunakan skala Kelvin (pada awalnya
digunakan skala Rankine).
Penemuan bahan superkonduktor dengan suhu kritis secara signifikan di atas titik
didih nitrogen cair telah memberikan minat baru pada metode biaya rendah yang andal
untuk memproduksi pendinginan kriogenik suhu tinggi. Istilah "kriogenik suhu tinggi"
menggambarkan suhu mulai dari di atas titik didih nitrogen cair, 195,79 °C (77,36 K;
320,42 °F), hingga 50 °C (223 K; 58 °F).
Lead (Pb):
https://id.wikipedia.org/wiki/Kriogenik#Lihat_pula
Keuntungan
Weishaupt, D., Koechli, V. D., & Marincek, B. (2008). How Does MRI
Work? An Introduction to the Physics and Function of Magnetic
Resonance Imaging. Springer.
Keuntungan
Referensi
Carr, H. Y., & Purcell, E. M. (1954). Effects of diffusion on free
precession in nuclear magnetic resonance experiments. Physical Review,
94(3), 630.
c) Penelitian Neurologis
Keuntungan
Referensi
Ogawa, S., Lee, T. M., Kay, A. R., & Tank, D. W. (1990). Brain magnetic
resonance imaging with contrast dependent on blood oxygenation.
Proceedings of the National Academy of Sciences, 87(24), 9868-9872.
Keuntungan
Referensi
Hwang, S. N., Lee, J. H., Kim, T. S., & Yoo, K. H. (2010). Recent
Advances in Superconductor-based Technologies for Medical
Applications. Journal of Korean Physical Society, 56(2), 533-542.
a) Transmisi Listrik
Keuntungan
Referensi
b) Energi Magnetik
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Kehilangan daya yang rendah: Mengurangi kerugian daya selama konversi
energi. Peningkatan efisiensi generator.
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Han, Z., Zou, J., Yuan, S., & Li, L. (2014). Wireless power transfer to
deep-tunneling Josephson junctions. Applied Physics Letters, 105(6),
062602.
Keuntungan
Kehilangan daya yang minimal: Motor superkonduktor memiliki
kehilangan daya yang rendah. Peningkatan jangkauan dan efisiensi
kendaraan listrik.
Referensi
Ueno, K., Shimada, T., Sugiura, T., Takao, T., Nakano, M., Koshizuka,
N., & Murakami, R. (2018). Superconducting electric machine for electric
vehicles: Field and thermal analysis. Superconductor Science and
Technology, 31(3), 035012.
Keuntungan
Referensi
Ren, J., Li, Y., & Fang, J. (2018). Magnetohydrodynamic ship propulsion
with a superconducting magnet. Physica C: Superconductivity and its
Applications, 550, 89-94.
e) Penelitian Hyperloop.
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Carr, H. Y., & Purcell, E. M. (1954). Effects of diffusion on free precession
in nuclear magnetic resonance experiments. Physical Review, 94(3), 630.
Keuntungan
Referensi
Keuntungan.
Gambaran yang tinggi dan jelas dari organ tubuh. Pemahaman lebih baik
terhadap dinamika dan fungsi fisiologis.
Referensi.
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
Keuntungan
Referensi
3. Hidrogen Sulfida (H2S) Referensi: Drozdov, A. P., Eremets, M. I., Troyan, I. A.,
Ksenofontov, V., & Shylin, S. I. (2015). Conventional superconductivity at 203
kelvin at high pressures in the sulfur hydride system. Nature, 525(7567), 73-76.