LP Nutrisi
LP Nutrisi
“ NUTRISI”
DI RUANG BOUGENVILE
RSUD WALUYO JATI KRASAAN
Disusun Oleh :
Dian Faqih
(14201.10.18005)
2020
LEMBAR PENGESAHAN
“NUTRISI”
Probolinggo
mahasiswa
Kepala Ruang
I. Anatomi
II. Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran
darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
a) Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya
makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala
dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk
untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam
bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di
kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-
bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah
akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan
enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses
menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
b) Tenggorokan (faring)
Faring merupakan bagian saluran pencernaan sebagai
penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan yang terletak
di belakang hidung, mulut, dan laring. Berasal dari bahasa yunani
yaitu Pharynk. Faring berbentuk kerucut dengan bagian terlebar di
bagian atas hingga vertebra servikal keenam. Faring langsung
berhubungan dengan esofagus, sebuah tabung yang memiliki otot
dengan panjang kurang lebih 20 – 25 sentimeter dan terletak di
belakang trakea, di depan tulang punggung, kemudian masuk
melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan langsung
dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Didalam
lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara
jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut
dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang Keatas bagian
depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga
mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari:
- Bagian superior Bagian yang sangat tinggi dengan hidung.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba
yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga
- Bagian media Bagian yang sama tinggi dengan mulut. Bagian
media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar
lidah
- Bagian inferior Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian
inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring
dengan laring.
c) Kerongkongan (esofagus)
Esofagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan
makanan dari faring menuju ke lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.
Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso –
“membawa”, dan phagus – “memakan”). Esofagus berbentuk
seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih dua
sentimeter dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam
keadaan normal, sfingter bagian atas selalu tertutup, kecuali bila
ada makanan dilakukan dengan cara peristaltik, yaitu lingkaran
serabut otot di depan makanan mengendor dan yang di belakang
makanan berkontraksi.
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke6 tulang
belakang. Menurut histologi. Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2. Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
d) Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang
terdiri atas bagian atas disebut fundus bagian utama, dan bagian
bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung
berhubungan langsung dengan esofagus melalui orifisium atau
kardia dan dengan duodenum melalui orifisium pilorik. Lambung
terletak di bawah diafragma dan di depan pankreas, sedangkan
limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sekresi dan
pencernaan. Fungsi motoris lambung adalah sebagai reservoir
untuk menampung makanan samapi dicerna sedikit demi sedikit
dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel
– partikel kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung.
Fungsi sekresi dan pencernaan adalah mensekresi pepsin dan HCl
yang akan memecah protein menjadi pepton, amilase memecah
amilum menjadi maltosa, lipase memecah lemak menjadi asam
lemak, dan gliserol membentuk sekresi gastrin, mensekresi faktor
intrinsik yang memungkinkan absorbsi vitamin B12 yaitu di ileum,
dan mensekresi mukus yang bersifat protektif. Makanan berada
pada lambung selama 2 – 6 jam, kemudian bercampur dengan
getah lambung (cairan asam bening tak berwarna) yang
mengandung 0,4% HCl untuk mengasamkan semua makanan serta
bekerja sebagai antiseptik dan desinfektan. Dalam getah lambung
terdapat beberapa enzim, diantaranya pepsin, dihasilkan oleh
pepsinogen serta berfungsi mengubah makanan menjadi bahan
yang lebih mudah larut dan renin, berfungsi mengubah makanan
menjadi bahan yang lebih dari karsinogen yang dapat larut.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan
menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzimenzim. Sel-sel yang melapisi
lambung menghasilkan 3 zat penting :
1. Lendir. Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh
asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa
menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya
tukak lambung.
2. Asam klorida (HCl). Asam klorida menciptakan suasana yang
sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein.
Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e) Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran
pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan
lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu
melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus
juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula
dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ),
lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M
Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar ).
Macam-macam enzim yang dihasilkan pankreas beserta fungsinya:
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus
halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya
ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang
tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada
usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari
bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas
jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus
halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung
untuk berhenti mengalirkan makanan.
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis
yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus
dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada
manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis
pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis. Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang
berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya
berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
f) Usus besar (kolon)
Usus besar atau juga disebut sebagi kolon merupakan
sambungan dari usus halus yang dimulai dari aktup ileokolik yang
merupakan tempat lewatnya makanan. Usus besar memilki panjang
kurang lebih 1,5 meter. Kolon terbagi atas desenden, sigmoid, dan
berakhir di rektum yang panjangnya kira – kira 10 cm dari usus
besar, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran
anal. Tempat kolon asenden membentuk belokan tajam di abdomen
atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang tempat kolon
transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian
kiri disebut fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorbsi air (kurang
lebih 90%) elektrolit, vitamin, dan sedikit glukosa. Kapasitas
absorbsi air kurang lebih 5000 cc/hari. Flora yang terdapat pada
usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta
memungkinkan pembusukan sisa – sisa makanan.
Usus besar terdiri dari :
1. Kolon asendens (kanan)
2. Kolon transversum
3. Kolon desendens (kiri)
4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan
zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat
zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi
normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa
menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.
Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.
g) Rectum
adalah organ terakhir dari usus besar pada beberapa
jenis mamalia yang berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai
tempat penyimpanan sementara feses. Mengembangnya dinding
rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material
akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan
kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
h) Anus
adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar
tubuh. Anus manusia terletak di bagian tengah bokong,
bagian posterior dari peritoneum. Pembukaan dan penutupan anus
diatur oleh otot sphinkter. Terdapat dua otot sphinkter anal (di
sebelah dalam dan luar). Otot ini membantu menahan feses saat
defekasi. Salah satu dari otot sphinkter merupakan otot polos yang
bekerja tanpa perintah, sedangkan lainnya merupakan otot rangka.
Anus bertugas mengeluarkan feses yang sebelumnya telah
dikumpulkan di rektum. Proses ini sering disebut proses defikasi.
Anus bekerja ditopang oleh otot polos yang berada di dalam anus
dan otot lurik yang terletak di luar anus. Otot lurik akan terpicu
ketika feses menyentuh dinding rektum. Pada kondisi ini otot polos
mengendur hingga feses akan keluar tubuh. (Sarwadi & Erwanto.
2014; 37).
i) Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan
manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Organ ini memainkan peran
penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam
tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma,
dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting
dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati
biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding
usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler).
Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung
dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam
hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluhpembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk
diolah. Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi,
setelah darah diperkaya dengan zatzat gizi, darah dialirkan ke
dalam sirkulasi umum.
j) Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang
memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan
serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak
pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu :
1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon Pankreas melepaskan
enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke
dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein
ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah
mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum
dengan cara menetralkan asam lambung.
Enzimyang adadi prankeas
Berikut macam-macam enzim yang dihasilkan pankreas
beserta fungsinya:
k) Kandung empedu
Kantung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) merupakan
sebuah organ berbentuk seperti kantong yang terletak di bawah
kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai pinggiran
depan yang memiliki panjang 8 – 12 cm dan berkapasitas 40 – 60
cm2 dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya.
Kantong empedu memilki bagian fundus, leher, dan tiga
pembungkus, yaitu sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah
tengah jaringan berotot tak bergaris, dan sebelah dalam membran
mukosa.
Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,
terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebihan kolesterol. Fungsi lain kantong empedu
adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan
empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum
enzim – enzim pada usus halus, mengemulsi garam – garam
empedu, mengemulasi lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak
digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning
kehijau – hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan
empedu mengandung air, garam, empedu, lemak, kolesterol,
pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
III. Definisi
Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan
terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu
proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan
dengan kepadatan nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula,
adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi rendah nutrisi. (Potter &
Perry, 2010; 274).
IV. Etiologi
1. Pengetahuan
2. Perasaan tidak nyaman
3. Kebiasaan mengkonsumsi makanan
4. Ekonomi
5. Intake nutrisi, kalori
6. Penyakit saluran pencernaan
7. Status kesehatan menurun
8. Jenis kelamin
9. Kebutuhan metabolisme
V. Manifestasi Klinis
1. SUBJEKTIF
a. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit
b. Merasakan ketidak mampuan
c. Melaporkan perubahan sensasi rasa
d. Melaporkan kurangnya makan
e. Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan
2. OBJEKTIF
a. Tidak tertarik untuk makan
b. Mual, muntah
c. Berat badan menurun
d. Kelebihan berat badan
e. Kesehatan menurun
f. Gemetar
VI. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi di sebabkan oleh banyak faktor diantaranya
penyakit saluran pencernaan karena ada erosimukosa lambung.
Sehingga menurunnya tonos dan paristaltik lambung menyebabkan
refleksi di dudenum ke lambung, mual dan muntah menjadikan tujuh
diagnosa yaitu ketidak seimbangan nutrisi , kurang dari kebutuhan
tubuh. Sama haknya dengan faktor status kesehatan menurun
menyebabkan kelemahan otot menelan sehingga terjadi kegangguan
menelan makanan, menjadi asupan nutrisi tidak terprnuhi membuat
penurunan berat badanmenghasilakn diaognosa yang sama dengan
penyakit saliran pencernaa.
Faktor selanjutnya di sebabkan karena gaya hidup dan kebiasaan,
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, menjadikan
kelebihan zat di dalam tubuh yang tidak dibutuhkan. Sehingga
memunculkan diagnosa resiko ketidak seimbangan nutrisi, lebih dari
kebutuhan tubuh sedangkan kebutuhan metabolisme dapat membuat
peningkatan intak nutrisi sehingga kebutuhan energi meningkat dan
mudah lapar membuat napsu makan meningkat, menjadikan sering
makan, sehingga peningkatan berat badan, memunculkan diagnosa
yaitu ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Peningkatan
berat badan
Resiko Ketidakseimbanga
Ketidakseimbangan
ketidakseimbangan n nutrisi: lebih
nutrisi: kurang dari
nutrisi: lebih dari dari kebutuhan
kebuthan tubuh
kebutuhan tubuh tubuh
VIII. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium, mencangkup albumim, transferin, Hb
2. Pengukuran antopometri, seperti BB ideal, lingkar pergelangan tangan,
lingkar lengan atas
3. Clinis, metode ini di dasarkan atas perubahan yang terjadi di gunakan
dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel,
seperti kulit, rambut ,dan mata .
4. Diet, makann yang dimakan sesuai porsinya.
IX. Penatalaksanaan
1. Menstimulasi nafsu makan
a. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien
yang disesuaikan dengan kondisi klien
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien
yang anoreksik
c. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat
sebelum atau setelah makan
d. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan
dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai,
set irigasi yang tidak tertutup atau bahkan piring yang sudah
dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu makan
e. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum
waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
f. Kurangi stress psikologi
g. Berikan oral hygiene sebelum makan
2. Membantu klien makan
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan
kondisi.
X. Komplikasi
1.Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2.Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan kalori dan penurunan
dalam pengguanaan kalori.
3.Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
4.Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,
obesitas, dan lain-lain.
5.Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6.Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan
badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
XI. Asuhan Keperawatan Teori
1. Pengkajian
a. Identitas
Nama, jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat tanggal
pengkajian, diagnosa keperawatan
b. Keluhan Utama
Keluhan yang diperioritaskan dan dapat mengancam nyawa pasien
seperti mual, muntah, makan sedikit, kesulitan menelan
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita seperti asam lambung
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Penyakit di awal pasien masuk rumah sakit seperti gizi buruk
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keturunan dari keluarga (genetik) seperti DM,
Hipertensi
d. Keadaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tanda Vital
a) Tekanan Darah
b) Nadi
c) Suhu
d) Respirasi rate (pernafasan)
3) Head To Toe
a) Kepala
Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk kesimetrisan,
adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit kepala,
warna rambut.
Palpasi : adanya pembengkakan/benolan, dan tekstur
rambut
b) Wajah
Inspeksi : warna kulit, pigmentasi, bentuk dan kesimetrisan
Palpasi : nyeri tekan dahi dan odema, pipi.
c) Mata
Inspeksi : bentuk, kesimetrisan, alis mata, bulu mata,
kelopak mata, bola mata, warna konjungtiva dan sklera
d) Telinga
Inspeksi : bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan,
integritas, posisi telinga, warna, liang telinga,
Palpasi : nyeri tekan aurikula
e) Hidung
Inspeksi : bentuk, ukuran, warna, kesimetrisan, rongga
hidung
Palpasi dan perkusi : frontalis, maksilaris, etmoid (bengkak,
nyeri, dan septum deviasi)
f) Mulut dan bibir
Inspeksi : warna, mukosa mulut dan bibir
Palpasi : gigi lengkap, adanya pendarahan di gusi
g) Leher
Inspeksi : warna, integritas, bentuk simetris atau tidak
Palpasi : nyeri tekan
Auskultasi: bising pembuluh darah
h) Dada
Inspeksi : kesimetrisan bentuk atau postur tubuh, gerakan
nafas, warna kulit, edema, lesi
Palpasi : simetris, pergerakan dada, nyeri
Perkusi : paru, ekskirusi diafragma
Auskultasi : suara nafas, thrakea, bronkus,paru
i) Abdomen
Inspeksi : kuadran dan simetris, warna kulit, lesi, distensi,
pelebaran vena, ostomy
Palpasi dan perkusi: adanya nyeri tekan di semua regio,
massa, distensi kandung kemih
Auskultasi : suara peristaltik usus
j) Ektremitas atas
Inspeksi : struktur muskolokeletal simetris dan pergerakan,
integritas, rom aktif, kekuatan otot
Palpasi : denyutan vena brakialis dan radialis, adanya
nyeri tekan, adanya perubahan bentuk
k) Ektremitas bawah
Inspeksi : struktur muskolokeletal simetris dan pergerakan,
integritas, rom aktif, kekuatan otot
Palpasi : denyutan v.femolaris, v.dorsal pedis, adanya
perubahan bentuk, nyeri tekan
l) Genetalia wanita
Inspeksi eksternal : mukosa kulit, integritas kulit, simetris
Inspeksi internal : integritas kulit, massa, dan pemheluaran
m) Genetalia pria
Inspeksi dan palpasi penis : integritas kulit, massa dan
pengeluaran
Inspeksi dan palpasi skrotum : integritas kuli, ukuran dan
bentuk, mobilitas, massa dan benjolan, nyeri
Inspeksi anus dan rectum : fases, nyeri, massa, odema,
hemoroid pengeluaran, pendarahan
2. Pola Fungsi Kesehatan
A. Rencana keperawatan
1. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Rencana Intervensi
NOC :
Kode indikator
101401 Keinginan untuk makan
101402 Mencari makanan
101404 Merasakan makanan
101405 Energy untuk makan
101406 Intake makanan
NIC :
1 manajemen gangguan makan
o Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
mengembangkan rencana perawatan dengan melibatkan
klien orang-orang terdedekatnya dengan tempatnya
o Dorong klien untuk melakukan mendiskusikan makann
yang disukai bersama dengan ahli gizi
o Monitor intec/ asupan dan asupan cairan secara tepat .
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson Judith M & Nancy R Ahem. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.