Diterbitkan oleh
PT. Mediaguru Digital Indonesia
Grup Penerbit Pustaka MediaGuru (Anggota IKAPI)
Rukan Exclusive Mediterania Blok G No. 39
Kemal Muara, Penjaringan Jakarta Utara
A
lhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa
Taala atas limpahan rahmat dan kasih sayang‐Nya
sehingga penulisan buku berjudul “Biologi Umum –
Sebuah Pengantar Ilmu Hayat” dapat terselesaikan. Shalawat
dan salam tercurah kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam, pembawa risalah mulia hingga akhir zaman.
Sampai saat ini buku‐buku referensi yang mengulas
materi biologi umum masih terbatas pada buku‐buku
terjemahan. Jika terdapat buku lokal, jumlahnya masih sedikit
dan sulit ditemukan. Penulis merasa tergerak untuk
menambah khasanah keilmuan dasar biologi, memperkaya
referensi, dan berbagi pengalaman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran biologi, terutama bagi mahasiswa biologi
semester awal.
Buku ini mengulas tentang dasar‐dasar ilmu biologi, yang
meliputi konsep hidup, sel, metabolisme, genetika, struktur
tumbuhan, struktur hewan, evolusi, keanekaragaman hayati,
ekologi, dan bioteknologi. Penulis berusaha membahas teori‐
teori biologi dengan bahasa yang ringan dan mudah
dipahami, serta didukung dengan gambar‐gambar yang
informatif dan menarik.
Penulis berusaha melengkapi buku ini, dengan
mengangkat tema‐tema dasar biologi terkini. Namun
demikian, tentunya buku ini masih memerlukan banyak telaah
dan masukan dari para pakar. Untuk itu kritik dan saran
iv | Alin Liana
Daftar Isi
vi | Alin Liana
B. Teknik‐teknik Bioteknologi ......................................... 136
C. Penerapan Bioteknologi Dalam Kehidupan ............... 137
D. Rekayasa Genetika ......................................................140
E. Dampak Bioteknologi .................................................. 142
Daftar Pustaka ........................................................................ 144
Profil Penulis............................................................................146
B
ila Anda diminta mengamati berbagai jenis bambu,
apakah yang Anda lakukan pertama kali? Mungkin
Anda akan mengumpulkan referensi, daerah‐daerah
yang biasanya ditumbuhi rumpun bambu. Mungkin Anda
bertanya kepada rekan‐rekan Anda, ataupun menggunakan
media internet untuk mengumpulkan informasi sebanyak‐
banyaknya. Nah, apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?
Saat Anda menemukan objek yang Anda butuhkan, mungkin
Anda akan memulai dengan mengambil gambar rumpun
bambu tersebut. Kemudian mulai mencari di mana letak,
bentuk, dan warna rimpangnya, bagaimana tekstur, warna,
dan tinggi buluhnya, bagaimana bentuk pelepah buluh dan
daunnya. Lebih detil Anda akan mempertanyakan kapankah
rumpun bambu tersebut berbunga dan bagaimana bentuk
bunganya, serta berbagai pertanyaan lain yang akan Anda
temukan jawabannya melalui kegiatan pengamatan tersebut.
Setelah Anda memperoleh banyak data dan informasi,
Anda mulai menganalisis data tersebut, bukan? Dengan
menganalisis rimpang, buluh, pelepah buluh, daun, dan
bunganya serta peranannya terhadap lingkungan, apa yang
ingin Anda cari?. Betul! Yang dicari adalah ciri‐ciri khas
tumbuhan tersebut. Dengan menemukan ciri‐ciri khas dari
tumbuhan itu, Anda dapat memperkirakan nama jenis
2 | Alin Liana
keadaan yang sebenarnya, bukan rekaan yang
disesuaikan dengan keinginan peneliti. Jika setiap
pengamatan terhadap objek pengetahuan dilakukan
dengan parameter yang sama oleh semua peneliti,
akan muncul suatu keseragaman pendapat yang
dapat berlaku umum.
2. Metodis
Ilmu pengetahuan yang ilmiah hanya dapat diperoleh
dengan mengikuti prinsip‐prinsip metode ilmiah.
Suatu pengamatan harus dilakukan menggunakan
metode tertentu yang dapat diamati dan diukur.
Sebagai contoh, jika Anda diminta mengukur tinggi
tanaman, tentu Anda harus menggunakan alat ukur
tinggi, seperti meteran. Anda boleh saja
menggunakan potongan lidi untuk memperoleh hasil
pengukuran tersebut, tetapi potongan lidi bukanlah
alat ukur yang disarankan untuk menyelesaikan
pengukuran tersebut.
3. Sistematik
Metode ilmiah memiliki langkah‐langkah yang jelas
dan logis. Kesimpulan suatu permasalahan hanya
dapat diperoleh apabila telah melewati serangkaian
proses ilmiah, di antaranya pengamatan dan
pengujian.
4. Universal
Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang bisa diterima
di seluruh dunia. Memiliki kesimpulan yang bersifat
umum. Contoh, jika seorang wanita bergolongan
darah A menikah dengan pria bergolongan darah B,
4 | Alin Liana
2. Tentatif
Kebenaran ilmu pengetahuan juga bisa dipengaruhi
oleh waktu. Contoh: berdasarkan hasil survei, pada
tahun 2000 burung Jalak bali merupakan salah satu
satwa yang hampir punah. Namun, pada tahun 2010
kesimpulan tersebut sudah tidak berlaku lagi, karena
burung Jalak bali telah berhasil dikonservasi di habitat
aslinya.
3. Terbuka
Kebenaran ilmu pengetahuan juga bersifat terbuka,
dapat diketahui dan dibuktikan oleh siapa saja. Inilah
pentingnya menuliskan atau melaporkan hasil
penelitian, agar hasil penelitian yang ditemukan dapat
dipublikasikan ke kalangan masyarakat luas.
4. Universal
Kebenaran ilmu pengetahuan berlaku secara umum,
di seluruh dunia.
6 | Alin Liana
D. Langkah‐langkah Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematik berdasarkan
bukti‐bukti yang diperoleh. Untuk itu, metode ilmiah haruslah
dikerjakan sesuai langkah‐langkah berikut:
1. Memilih dan mengidentifikasi masalah
Sebuah kegiatan ilmiah selalu dimulai dengan
mengemukakan permasalahan. Misalnya “Ada berapa
jenis babirusa di Pulau Sulawesi?” Jika ada yang bisa
menjawab pertanyaan tersebut dengan menyertakan
fakta, maka pertanyaan tersebut bukanlah masalah.
Tetapi jika tidak ada satu pun data yang dapat
menjawab pertanyaan tersebut, maka pertanyaan
tersebut dapat dikategorikan sebagai permasalahan
penelitian.
2. Survei data yang tersedia (observasi)
Masalah yang timbul harus ditemukan solusinya.
Peneliti yang baik akan melakukan observasi.
Observasi dapat berbentuk survei lapangan, kajian
pustaka, bertanya pada para ahli dan masyarakat luas
yang bersinggungan langsung dengan objek
penelitian.
3. Memformulasikan hipotesis
Jika survei telah dilakukan, akan muncul jawaban
sementara terhadap penelitian. Dugaan sementara
yang bersumber dari hasil observasi yang didukung
dengan hasil telaah kepustakaan. Hipotesis inilah yang
selanjutnya akan dibuktikan dalam kegiatan
penelitian.
8 | Alin Liana
Dalam hal ini, hipotesis yang kita kemukakan tidak
harus benar. Boleh jadi hipotesis yang kita kemukakan
di awal tidak sesuai dengan hasil penelitian. Namun,
hal itu bukan berarti bahwa penelitian gagal.
Penelitian tetap berhasil, dengan kesimpulan yang
tidak menjawab hipotesis, tetapi tetap menjawab
permasalahan.
8. Membuat laporan
Hal yang tidak kalah penting bagi seorang peneliti
adalah membuat laporan. Pembuatan laporan
bertujuan untuk mempublikasikan hasil penelitian,
agar dapat dibaca oleh masyarakat luas dan dapat
dijadikan sumber rujukan baru. Saat ini telah tersedia
berbagai macam jurnal ilmiah yang dapat dijadikan
media untuk mempublikasikan hasil penelitian, agar
dapat diketahui masyarakat luas.
10 | Alin Liana
Bab II
Kimia Kehidupan
12 | Alin Liana
saja antara molekul‐molekul tetapi juga antara daerah‐daerah
dari suatu molekul besar tunggal, seperti protein.
C. Makromolekul
Makromolekul adalah molekul besar yang terdiri atas
molekul‐molekul penyusunnya (monomer). Makromolekul
yang tergolong senyawa organik kehidupan adalah
karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat. Berikut akan
disajikan jenis‐jenis monomer dari makromolekul tersebut.
14 | Alin Liana
Bab III
Konsep Hidup
B
umi terbentuk sekitar 5 miliar tahun silam dan
kemungkinan kehidupan dimulai beberapa ratus juta
tahun kemudian. Para saintis telah menemukan
isotop karbon yang menunjukkan adanya aktivitas
metabolisme organisme dalam batuan yang berumur 3,8
miliar tahun di Greenland. Sebelum sejarah asal mula
kehidupan terungkap, berbagai penelitian dan hipotesis telah
diajukan oleh para ilmuwan. Dimulai dari era abiogenesis,
biogenesis, sampai teori evolusi kimia.
A. Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh Aristoteles, seorang
filsuf berkebangsaan Yunani (384‐322 SM). Aristoteles
berpendapat bahwa “Makhluk hidup berasal dari benda mati
”. Teori ini dikenal dengan istilah Generatio Spontanea.
Makhluk hidup terjadi secara spontan. Ikan dan katak berasal
dari lumpur, cacing berasal dari tanah, dan belatung berasal
dari daging yang membusuk.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa apabila telur‐
telur ikan menetas, akan menjadi ikan yang sifatnya sama
seperti induknya. Telur‐telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk‐induk ikan. Meskipun demikian,
Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari
B. Teori Biogenesis
Teori Biogenesis dimotori oleh tiga ilmuwan, yaitu
Francesco Redi (Italia, 1626 – 1697 M), Lazzaro Spallanzani
(Italia, 1729 – 1799 M), dan Louis Pasteur (Prancis, 1822 – 1895
M). Masing‐masing peneliti ini melakukan percobaan yang
dimaksudkan untuk menyatakan bahwa makhluk hidup
berasal dari makhluk hidup juga.
Francesco Redi melakukan percobaan dengan
menggunakan tiga seri stoples yang masing‐masing diisi
dengan sepotong daging (Gambar 3.1). Stoples a dibiarkan
terbuka, stoples b ditutup rapat, dan stoples c ditutup
dengan menggunakan kain kasa. setelah beberapa hari
disimpan, stoples a dipenuhi belatung, stoples b bersih,
sedangkan stoples c ada beberapa belatung pada tutupnya.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Redi
menyimpulkan bahwa larva atau belatung yang terdapat
dalam daging busuk di stoples a dan c bukan terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi berasal dari telur lalat yang
tertinggal pada daging ketika lalat tersebut hinggap di sana.
Hal ini akan lebih jelas lagi, apabila melihat keadaan pada
stoples c, yang tertutup kain kasa. Pada kain kasa penutupnya
ditemukan lebih banyak belatung, tetapi pada dagingnya
yang membusuk belatung relatif sedikit.
16 | Alin Liana
Gambar 3.1. Ilustrasi Percobaan Redi
(Sumber: https://chilodi.wordpress.com)
18 | Alin Liana
Para ilmuwan masih belum yakin benar dengan
penemuan Spallanzani. Pada Labu II tidak mungkin ada
kehidupan karena tidak ada udara bebas. Maka, percobaan
tersebut kembali disempurnakan oleh Louis Pasteur. Dalam
percobaannya Pasteur menggunakan labu leher angsa
(Gambar 3.3).
20 | Alin Liana
Omne vivum ex ovo = setiap kehidupan berasal dari telur
Omne ovum ex vivo = setiap telur berasal dari kehidupan,
dan
Omne vivum ex vivo = setiap kehidupan berasal dari
kehidupan sebelumnya.
Walaupun Pasteur dengan percobaannya telah berhasil
menumbangkan paham Abiogenesis atau generation
spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham Biogenesis,
belum berarti menjawab pertanyaan tentang bagaimana
terbentuknya makhluk hidup pertama kali.
Kapan, di mana, dan bagaimana caranya kehidupan di
bumi ini berawal? Adalah teka‐teki yang harus dipecahkan
oleh para ilmuwan.
Berbagai teori asal‐usul kehidupan telah digagas oleh
para pakar tetapi belum ada satu pun teori yang diterima
secara memuaskan oleh semua pihak.
22 | Alin Liana
Meskipun demikian, Oparin tetap berpendapat bahwa
banyak kesulitan bagi timbunan gumpalan yang sudah
terbungkus dengan selaput sel primitif tersebut untuk dapat
menghasilkan organisme heterotrofik yang dapat
mereplikasikan dirinya. Apalagi untuk mengambil nutrisi dari
sup purba yang kaya akan bahan‐bahan organik. Selain itu,
Oparin juga kesulitan dalam menjelaskan mekanisme
transformasi dari molekul‐molekul protein sebagai benda tak
hidup menjadi benda hidup.
Teori Urey telah teruji melalui eksperimen di
laboratoriurn, sedang teori Oparin belum ada yang menguji
secara eksperimental. Walaupun yang dikemukakan dalam
teori itu benar, tetap saja belum dapat menjelaskan tentang
asal usul kehidupan, karena kehidupan tidak sekadar
menyangkut kemampuan replikasi diri sel. Kehidupan juga
harus dapat dijelaskan secara filosofis, menyangkut nilai‐nilai
rohani yang meliputi moral, etika, estetika, dan intelegensia.
1. Bergerak
Gerak yang umum diketahui adalah gerak berpindah
tempat. Gerak pada manusia dan hewan jelas tampak terlihat.
Manusia dapat berjalan, berlari, dan menggerakkan tangan
dan kaki. Begitu juga dengan hewan dapat berlari, terbang,
24 | Alin Liana
pada tumbuhan. Berkembang biak atau reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh keturunan.
Perkembangbiakan ini berguna untuk melestarikan jenis. Cara
perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi dua macam,
yaitu secara generatif (kawin) dan secara vegetatif (tak
kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang
biak secara kawin, sedangkan pada hewan tingkat rendah
berkembang biak dengan vegetatif (tak kawin).
Bagaimana perkembangbiakan pada tumbuhan?
Tumbuhan tidak hanya berkembang biak dengan biji, tetapi
juga dapat berkembang biak secara vegetatif atau tidak
kawin. Contoh perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan,
di antaranya tunas, geragih, rimpang, stek, dan cangkok.
3. Respirasi
Semua makhluk hidup melakukan proses respirasi
(pernapasan). Bernapas adalah proses mengambil udara (O2)
dari lingkungan dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam
tubuh. Oksigen (O2) sangat diperlukan makhluk hidup untuk
pembakaran makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk
bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
Proses pernapasan makhluk hidup berbeda‐beda,
bergantung pada tempat hidup dan jenis makhluk hidup.
Makhluk hidup yang hidup di darat memiliki sistem
pernapasan yang berbeda dengan makhluk hidup yang hidup
di air. Manusia dan hewan di darat umumnya bernapas
dengan paru‐paru. Hewan yang hidup di air umumnya
bernapas dengan insang. Beberapa hewan memiliki alat
4. Nutrisi
Seluruh makhluk hidup membutuhkan nutrisi. Asupan
nutrisi yang dimakan harus mengandung zat‐zat makanan
yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat sangat diperlukan
tubuh untuk menghasilkan energi. Zat makanan ini terdapat
dalam umbi‐umbian seperti singkong, kentang, dan ketela.
Selain itu, terdapat dalam biji‐bijian, seperti jagung, beras,
gandum, dan tepung terigu. Lemak berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling
tinggi dibandingkan zat makanan lainnya. Zat makanan ini
terdapat dalam susu dan mentega.
Protein berfungsi untuk pertumbuhan dan mengganti sel‐
sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam,
yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani
adalah protein yang berasal dari hewan, contohnya: telur,
daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati adalah
protein yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacang‐
kacangan dan buah‐buahan.
26 | Alin Liana
Vitamin dan mineral diperlukan tubuh kita untuk
mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin dapat diperoleh
dari buah‐buahan dan sayur‐sayuran, seperti: wortel, sayur
bayam, kangkung, jeruk, alpukat, apel, dan sebagainya.
5. Reproduksi
Reproduksi diperlukan untuk melestarikan keturunan
suatu jenis makhluk hidup. Cara makhluk hidup bereproduksi
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Generatif, yaitu proses terbentuknya individu baru
yang didahului oleh pembuahan (fertilisasi),
pembuahan berarti meleburnya sel kelamin jantan
dengan betina untuk membentuk zigot.
b. Vegetatif, yaitu proses terbentuknya individu baru
tanpa didahului oleh pembuahan (fertilisasi).
Contoh: perkembangbiakan dengan tunas,
membelah diri, spora, umbi dan geragih.
6. Adaptasi
Adaptasi adalah proses penyesuaian terhadap
lingkungan agar dapat bertahan hidup. Jika suatu makhluk
hidup gagal beradaptasi, maka kemungkinan akan terseleksi,
dapat mengalami kepunahan ataupun berpindah ke
lingkungan lain yang sesuai.
Terdapat tiga jenis adaptasi, yaitu adaptasi morfologi,
adaptasi fisiologi, dan adaptasi tingkah laku. Adaptasi
morfologi adalah penyesuaian makhluk hidup terhadap
kondisi sekitar yang diperlihatkan oleh struktur/bentuk
7. Irritabilitas
Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan
terhadap rangsangan disebut irritabilitas (peka terhadap
rangsangan). Contohnya, mata akan menutup jika terkena
cahaya yang silau. Contoh reaksi rangsangan yang diterima
hewan adalah anjing akan menegakkan telinga bila
mendengar suara yang asing dan sekelompok rusa akan
berlari bila ada pemangsa yang mengintai.
Gerak pada tumbuhan terjadi karena adanya rangsangan
zat kimia, gaya gravitasi bumi, cahaya, air, dan sentuhan.
Contohnya, daun putri malu akan menutup bila disentuh, akar
tumbuhan menjalar ke tempat banyak air, tumbuhnya batang
tumbuhan ke arah sinar matahari, dan akar tumbuhan yang
selalu tumbuh ke arah pusat bumi.
28 | Alin Liana
8. Sekresi dan Ekskresi
Zat sisa dari proses produksi harus dikeluarkan, jika tidak
akan menimbulkan racun di dalam tubuh. Zat sisa yang
dikeluarkan bisa berupa cairan, gas ataupun zat padat. Proses
produksi zat sisa disebut sekresi. Sekresi menghasilkan
sekret. Sekret tersebut dikeluarkan (diekskresikan) dari
dalam tubuh dalam bentuk zat sisa.
Alat pengeluaran zat sisa pada hewan atau manusia,
yaitu: paru paru mengeluarkan CO2; kulit mengeluarkan
keringat, ginjal mengeluarkan urine, dan hati mengeluatkan
getah empedu.
32 | Alin Liana
Gambar kedua sel di atas secara umum menunjukkan
kesamaan. Sel hewan dan sel tumbuhan dikelilingi oleh
membran plasma dan mengandung nukleus, ribosom,
retikulum endoplasma (RE), apparatus golgi, mitokondria,
peroksisom, mikrofilamen, dan mikrotubula. Akan tetapi, sel
tumbuhan juga mengandung sekumpulan organel yang
terbungkus membran yang disebut plastida. Jenis plastida
yang paling penting adalah kloroplas. Bagian luar membran
plasma sel tumbuhan ialah dinding sel tebal, yang membantu
mempertahankan bentuk sel dan melindungi sel dari
kerusakan mekanis. Sitosol sel yang bersebelahan
berhubungan melalui saluran antar‐dinding yang disebut
plasmodesmata. Sel hewan tidak memiliki dinding sel.
C. Organel‐organel Sel
1. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang
mengontrol sel eukariotik (sebagian kecil gen terletak pada
mitokondria dan kloroplas). Nukleus ini umumnya merupakan
organel yang paling jelas terlihat dalam sel eukariotik, rata‐
rata berdiameter 5 µm. Selubung nukleus melingkupi nukleus
yang memisahkan perangkat nukleus dari sitoplasma
(Gambar 4.3).
2. Ribosom
Ribosom merupakan organel yang memiliki struktur
paling kecil yang tersuspensi di dalam sitoplasma. Ribosom
hanya dapat diamati dengan mikroskop elektron. Ribosom
merupakan tempat terjadinya sintesis protein. Sel yang
memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus
memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Misalnya, sel
hati manusia memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom terdiri
atas ribosom bebas dan ribosom terikat. Ribosom bebas
tersuspensi di dalam sitosol, sedangkan ribosom terikat
melekat pada retikulum endoplasma.
34 | Alin Liana
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) terdiri atas jaringan tubula
dan gelembung membran yang disebut sisterna. Pada
Gambar 4.4 terlihat dua daerah RE yang struktur dan
fungsinya berbeda, yaitu RE halus (Smooth endoplasmic
reticulum) dan RE kasar (rough endoplasmic reticulum).
Disebut RE halus karena permukaan sitoplasmiknya tidak
mempunyai ribosom, sedangkan RE kasar nampak kasar
karena terdapat ribosom di permukaan sitoplasmik
membran.
36 | Alin Liana
5. Mitokondria
Mitokondria merupakan organel semi otonom, memiliki
membran ganda, ribosom, dan materi genetik. Mitokondria
terbungkus oleh suatu selubung yang terdiri atas dua
membran, masing‐masing merupakan bilayer fosfolipid
dengan struktur yang unik. Membran luarnya halus dan
membran dalamnya berlekuk‐lekuk disebut krista. Membran
dalam membagi mitokondria menjadi dua ruangan internal.
Yang pertama berupa ruangan intermembran, daerah sempit
antara membran luar dan membran dalam. Ruang kedua
adalah matriks mirokondria, dilingkupi oleh membran dalam
(Gambar 4.6). Mitokondria berfungsi dalam respirasi sel dan
penghasil energi utama di dalam sel.
6. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis plastida. Contoh
plastida yang lain adalah amiloplas. Kloroplas mengandung
klorofil, pigmen hijau yang bersama‐sama dengan enzim dan
7. Lisosom
Lisosom merupakan kantung terikat membran dari enzim
hidrolitik yang digunakan oleh sel untuk mencerna
makromolekul. Enzim yang dimiliki lisosom berfungsi untuk
menghidrolisis polisakarida, protein, lemak, dan asam
38 | Alin Liana
nukleat. Enzim ini bekerja baik pada pH asam. Selain enzim
hidrolitik, lisosom juga berfungsi sebagai pencernaan
intraseluler, melakukan daur ulang materi organik selnya
sendiri, serta membantu sel memperbaharui dirinya sendiri.
8. Vakuola
Vakuola merupakan kantung terikat membran di dalam
sel. Vakuola memiliki beragam fungsi. Vakuola makanan
memiliki fungsi fagositosis. Vakuola kontraktil dapat
berfungsi menjaga keseimbangan air di dalam sel. Adapula
vakuola sentral pada sel tumbuhan yang berfungsi untuk
menyimpan senyawa organik ataupun ion anorganik.
Vakuola sel tumbuhan merupakan ruangan serbaguna,
yang memiliki banyak fungsi, di antaranya:
Menyimpan senyawa organik dan inorganik
Tempat pembuangan produk‐samping metabolisme
yang berbahaya
Mewarnai sel, bagi vakuola yang mengandung pigmen
warna
Melindungi tumbuhan dari pemangsa karena
mengeluarkan racun atau bau yang tidak sedap
Membantu pertumbuhan sel, menambah ukuran sel
dengan membuat sitoplasma baru
9. Sitoskeleton
Sitoskeleton disebut juga sebagai rangka sel. Hal ini
karena sitoskeleton berfungsi memberikan dukungan
mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya.
sitoskeleton membuat sel memiliki bentuk, merupakan
tempat tertambatnya beberapa organel dan mengarahkan
gerakan yang lain (Gambar 4.8). Sitoskeleton memungkinkan
D. Pembelahan Sel
Mengapa sel melakukan pembelahan? Terdapat banyak
alasan yang dapat menjelaskannya. Sel mampu menyerap dan
menghasilkan nutrisi yang ditranspor melintasi membran. Sel
yang berukuran besar, harus bekerja keras untuk
membersihkan seluruh permukaannya dari zat yang
40 | Alin Liana
diproduksi, sedangkan sel‐sel yang kecil (dalam jumlah besar)
memiliki efektivitas yang lebih besar karena mampu
mengontrol permukaan selnya dengan lebih mudah. Terdapat
3 alasan pokok dilakukannya pembelahan sel yang sangat
menunjang kelangsungan hidup semua organisme, yaitu
pembelahan sel untuk tumbuh, memperbaiki atau mengganti
sel‐sel yang telah rusak, dan untuk proses reproduksi.
Pertumbuhan dan perbaikan sel adalah hasil dari pembelahan
mitosis, sedangkan reproduksi adalah hasil pembelahan
mitosis dan meiosis.
1. Siklus sel
Dalam setiap siklus sel, terdapat dua fase yang terjadi
secara bergantian, yaitu interfase dan mitosis. Secara garis
besar, fase‐fase pada siklus sel dapat dilihat pada Gambar 4.9.
3. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel somatis dari satu sel
parental menjadi 2 sel anakan yang identik. Pada mitosis
terdapat 2 tahap pembelahan yaitu karyokinesis (pembelahan
inti) dan sitokinesis (pembelahan sel). Kedua tahapan
pembelahan tersebut menyebabkan informasi genetik di
dalam semua sel somatis suatu individu selalu tetap. Secara
garis besar, skema mitosis dapat diamati pada Gambar 4.10
42 | Alin Liana
Gambar 4.10. Skema interfase dan mitosis
(Sumber: Yadéeh escobedoh, 2005)
44 | Alin Liana
kromosom membuka untuk membentuk kromatin
yang kusut kembali. Selanjutnya akan terjadi
sitokinesis yang membentuk dua sel anakan yang
identik. Proses sitokinesis pada sel tumbuhan dan sel
hewan berbeda. Jika pada sel tumbuhan sitokinesis
berlangsung dari arah tengah ke tepi, maka pada sel
hewan berlangsung dari arah tepi ke tengah.
4. Meiosis
Meiosis merupakan pembelahan sel kelamin pada
organisme yang bereproduksi secara seksual yang
menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel semula. Meiosis terdiri atas 2 tahap
utama yaitu meiosis I dan meiosis II.
a. Meiosis I
Meiosis I terdiri empat fase yaitu profase I,
metafase I, anafase I , dan telofase I. Fase profase‐
meiosis I terbagi menjadi beberapa subfase yaitu
leptoten, zigoten, pakhiten, diploten, dan diakinesis.
Pada subfase leptoten, kromosom masih berbentuk
benang‐benang kromatin yang tidak teratur; pada
fase zigoten, kromosom mengalami duplikasi
sehingga tiap kromosom terdiri atas dua kromatid
serupa; pada fase pakhiten, kromosom‐kromosom
homolog saling mendekatkan diri pada proses sinapsis
dan membentuk bivalen (tetrad); pada fase diploten,
kromosom‐kromosom homolog yang mengadakan
sinapsis tersebut dapat mengalami pindah silang
(crossing over), sehingga pada fase diakinesis nanti
46 | Alin Liana
Pada profase‐meiosis II, kromosom‐kromosom
homolog akan bergerak menuju ke arah bidang
metafase. Kromosom‐kromosom ini apabila pada
profase‐meiosis I mengalami pindah silang, maka tiap
kromosom terdiri dari dyad. Namun apabila
kromosom‐kromosom homolog tersebut tidak
mengalami pindah silang, maka masing‐masing
kromosom masih tetap terdiri dari dua kromatid
serupa. Pada fase selanjutnya yaitu fase metafase II,
masing‐masing kromosom telah berada di bidang
metafase. Pada fase anafase II, masing‐masing
kromatid ataupun dyad dari tiap kromosom akan
ditarik ke arah kutub yang berlawanan, sehingga di
fase telofase‐meiosis II yang diakhiri dengan
sitokinesis, tiap sel akan membawa jumlah kromosom
setengah dari jumlah kromosom induk dan tiap
kromosom terdiri dari satu kromatid. Dengan
demikian pembelahan reduksi ini telah sempurna.
Setiap sel induk akan menghasilkan 4 sel anakan
dengan jumlah kromosom setengah dari jumlah
kromosom sel induk.
Untuk lebih jelasnya skema meiosis secara umum
dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan 4.12.
48 | Alin Liana
Latihan Soal
1. Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai untuk jenis
pembelahan yang terjadi pada sel‐sel berikut!
Jenis Sel Mitosis Meiosis
Sel ujung akar tanaman
bawang
Sel telinga kambing
Sel kelamin jantan bunga
kamboja
Sel batang pohon pinang
Sel telur manusia
A. Enzim
Enzim adalah protein katalitik yang berfungsi sebagai
biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di
dalam protoplasma. Enzim terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein. Fungsi utama enzim
adalah menurunkan energi aktivasi (energi yang diperlukan
untuk reaksi); mempercepat laju reaksi, dan menguraikan
atau membuat makromolekul sel.
1. Komponen Enzim
Secara kimia enzim terdiri atas dua bagian (enzim
lengkap/ holoenzim), yaitu bagian protein (apoenzim) dan
bagian bukan protein (gugus prostetik) yang dihasilkan
dalam sel makhluk hidup. Jika gugus prostetiknya berasal dari
senyawa organik kompleks (misalnya, NADH, FADH, koenzim
A dan vitamin B) disebut koenzim, dan apabila berasal dari
senyawa anorganik (seperti: besi, seng, tembaga) disebut
2. Sifat‐sifat Enzim
Enzim memiliki sifat khusus, yaitu hanya dapat
mengkatalisis suatu reaksi tertentu. Sebagai contoh enzim
lipase hanya dapat mengkatalisis reaksi perubahan dari lemak
menjadi gliserol dan asam lemak.
Secara umum, sifat‐sifat enzim adalah:
• Bekerja spesifik
• Berfungsi sebagai katalis, mempercepat reaksi
• Diperlukan dalam jumlah sedikit
• Bekerja secara bolak‐balik
• Dipengaruhi faktor lingkungan, dapat terdenaturasi
oleh suhu tinggi
52 | Alin Liana
tempat aktif lebih sering ketika molekul itu bergerak
lebih cepat. Namun demikian, di luar suhu itu,
kecepatan reaksi enzimatik akan menurun drastis.
Setiap enzim memiliki suatu suhu optimal di mana
laju reaksinya berjalan paling cepat. Suhu ini
memungkinkan terjadinya tubrukan molekular yang
paling banyak tanpa mendenaturasi enzim itu.
Sebagian besar enzim manusia memiliki suhu optimal
sekitar 35oC – 40oC (mendekati suhu tubuh manusia).
Bakteri yang hidup dalam sumber air panas
mengandung enzim dengan suhu optimal 70oC atau
lebih.
b. pH
Enzim juga memiliki nilai pH optimal untuk bekerja
paling aktif. Nilai pH optimal untuk sebagian besar
enzim adalah 6 sampai 8, akan tetapi terdapat
beberapa pengecualian. Misalnya pepsin, enzim
pencernaan dalam lambung, bekerja paling baik pada
pH 2.
c. Konsentrasi substrat dan enzim
Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu
yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang
sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila
konsentrasi enzim tetap, pH konstan, dan temperatur
konstan. Jadi, apabila substrat yang tersedia dua kali
lipat, maka hasil akhir juga dua kali lipat.
d. Aktivator dan Inhibitor
Air dapat berperan sebagai aktivator (memulai
kegiatan enzim). Contoh pada waktu biji dalam
54 | Alin Liana
Gambar 5.1. Mekanisme kerja enzim; (a) Teori Lock and Key, (b) Teori
Induced fit
56 | Alin Liana
B. Katabolisme
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau
penguraian senyawa kompleks (organik) menjadi senyawa
yang lebih sederhana (anorganik). Dalam reaksi penguraian
tersebut dapat dihasilkan energi yang berasal dari
terlepasnya ikatan‐ikatan senyawa kimia yang mengalami
penguraian. Tetapi energi yang dihasilkan itu tidak dapat
langsung digunakan oleh sel, melainkan harus diubah dalam
bentuk senyawa. Tujuan utama reaksi katabolisme adalah
untuk membebaskan energi (Adenosin Trifosfat =ATP) yang
terkandung di dalam senyawa sumber. Reaksi penguraian
energi pada katabolisme, secara umum dikenal dengan
proses respirasi.
Terdapat 2 jenis respirasi, yaitu respirasi aerob (glikolisis,
siklus krebs, dan rantai transpor elektron) dan respirasi
anaerob (Fermentasi alkohol dan asam laktat). Berikut akan
diuraikan kedua jenis respirasi tersebut.
1. Respirasi Aerob
58 | Alin Liana
yang terbentuk dari piruvat. Dua jenis yang umum ialah
fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
Pada fermentasi alkohol, piruvat diubah menjadi etanol
(etil alkohol) dalam dua langkah. Langkah pertama
melepaskan karbon dioksida dari piruvat, yang diubah
menjadi senyawa asetaldehida berkarbon dua. Pada langkah
kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol. Ini
mereduksi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.
Fermentasi alkohol oleh ragi, suatu jamur (fungi), digunakan
dalam pembuatan bir dan anggur. Banyak bakteri juga
melakukan fermentasi alkohol dalam kondisi anaerobik.
Skema reaksi fermentasi alkohol disajikan pada Gambar 5.3.
C. Anabolisme
Anabolisme adalah suatu reaksi pembentukan energi.
Contoh yang paling umum digunakan adalah proses
fotosintesis. Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir
seluruh kehidupan di dunia baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Organisme memperoleh senyawa organik
yang digunakannya untuk energi dan rangka karbon dengan
satu atau dua cara utama yaitu nutrisi autotrofik atau
heterotrofik.
Fotosintesis terbagi menjadi reaksi terang (reaksi fotolisis
air) dan reaksi gelap (siklus calvin). Reaksi terang terjadi di
membran tilakoid khususnya yang berada di grana. Reaksi
terang menggunakan energi matahari (klorofil menyerap
sinar merah dan biru) untuk membuat ATP dan NADPH, yang
masing‐masing berfungsi sebagai energi kimiawi dan tenaga
60 | Alin Liana
pereduksi dalam siklus calvin. Hasil samping reaksi terang
adalah O2. Berlawanan dengan ATP yang diproduksi oleh
respirasi seluler, ATP yang diproduksi dalam reaksi terang
biasanya digunakan untuk satu jenis kerja seluler, yaitu
menggerakkan siklus Calvin.
Siklus Calvin terjadi di stroma kloroplas, terjadi reaksi
fiksasi CO2 (memasukkan CO2 ke dalam molekul organik) yang
diubah menjadi gula (karbohidrat). Mekanisme fotosintesis
disajikan pada Gambar 5.3
62 | Alin Liana
Bab VI
Genetika
S
ejarah genetika modern, dimulai di taman sebuah biara
kota Brunn, di mana seorang biarawan yang bernama
Gregor Mendel (1822‐1884) mencatat sebuah
mekanisme penurunan sifat partikulat. Mendel menggunakan
tanaman ercis (Pisum sativum) sebagai model. Mendel
melakukan berbagai persilangan dan mengamati filial yang
diperoleh dalam setiap generasi. Percobaan yang dilakukan
selama kurang lebih 7 tahun itu dimulai pada tahun 1857.
Pada tahun 1865, Mendel mempresentasikan hasil
temuannya pada suatu pertemuan ilmiah yang
diselenggarakan oleh Perhimpunan Pengetahuan Alam di
Kota Brunn. pada tahun 1866, hasil karya Mendel dicetak dan
disebarluaskan ke perpustakaan di Eropa dan Amerika.
Namun demikian, hasil percobaan Mendel tersebut kurang
mendapat perhatian dari para ilmuwan. Baru pada permulaan
abad 20 (sekitar 40 tahun setelah karya ilmiah Mendel
dipublikasi), karya ilmiah Mendel tersebut diakui
kebenarannya oleh beberapa ahli antara lain oleh De Vries
(Belanda, 1900), Correns (Jerman, 1900), dan Tschermak
(Austria, 1900). Percobaan‐percobaan dan karya ilmiah
Mendel tersebut akhirnya menjadi dasar dalam ilmu genetika
dan Mendel dinyatakan sebagai Bapak Genetika.
64 | Alin Liana
B. Hukum Mendel II (Independent assortment of
genes)
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi bebas.
Menurut hukum ini, setiap gen/ sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen /sifat lain. Hukum ini berlaku ketika
pembentukan gamet pada persilangan dihibrid.
Untuk pewarisan dihibrid, gen yang berperan dalam
pewarisan ini ada dua macam, misalnya gen dominan B dan
alelnya resesif b dan gen dominan K dan alelnya resesif k.
Apabila gen dominan B menentukan bentuk biji bulat pada
66 | Alin Liana
Apabila gen H menentukan polong warna hijau dan
alelnya resesif h menentukan polong warna kuning,
maka persilangannya adalah sebagai berikut:
Resiprok:
P ♀ HH X ♂ hh P ♀ hh X ♂ HH
(Hijau) (Kuning) (Kuning) (Hijau)
F1 Hh F1 Hh
(Hijau) (Hijau)
P2 ♀ HH X ♂ Hh P2 ♀ Hh X ♂ hh
(Hijau) (Hijau) (Hijau) (Kuning)
F2 HH (Hijau) F2 Hh (Hijau)
Hh (Hijau) hh (Kuning)
Perbandingan genotip: 1 HH : Perbandingan genotip: 1 Hh :
1 Hh 1 hh
Perbandingan fenotip: 100% Perbandingan fenotip:
Hijau 50% Hijau : 50% Kuning
F1 Hh (Hijau)
hh (Kuning)
Perbandingan genotip: 1 Hh : 1 hh
Perbandingan fenotip: 1 Hijau : 1 Kuning (50% : 50%)
Uji silang ini dilakukan untuk menguji apakah suatu
sifat dominan ditentukan oleh genotip homozigot
dominan atau heterozigot.
Latihan Soal
1. Tentukan macam gamet yang dibentuk oleh sifat di
bawah ini!
a. Bb
b. DDee
c. FFggHhII
d. mmNnQqRrTT
2. Diketahui jeruk rasa manis (GG) dikawinkan dengan
jeruk rasa asam (gg), bagaimana F1‐nya?
3. Diketahui gen D untuk mata bulat, alelnya d untuk
mata sipit. Apabila dilakukan persilangan antara
kelinci mata bulat dangan kelinci mata sipit diperoleh
68 | Alin Liana
F1, 1 : 1. Tentukan parentalnya. Buktikan dengan
persilangan!
4. Diketahui persilangan antara buah sirsak hijau manis
(HHAA) dengan sirsak kuning asam (hhaa).
a. Tentukan fenotip dan genotip F1
b. Tentukan perbandingan fenotip pada F2
5. Gen B (bulat) dominan terhadap b (kisut). Gen T
(tinggi) dominan terhadap t (pendek). Bila bulat tinggi
heterozigot disilangkan dengan kisut pendek,
tentukan perbandingan genotip dan fenotipnya!
6. Diketahui gen Q (oval) dominan terhadap gen q
(lonjong) pada terong belanda. Jika disilangkan
terong belanda oval dominan dengan terong belanda
lonjong. Tentukan perbandingan fenotip dan genotip
dari persilangan resiprok, backcross, dan testcross!
T
umbuhan berfungsi sebagai satu‐satunya produsen
dalam rantai makanan, sebagai sumber energi, dan
pembentuk paru‐paru kota. Keberadaan tumbuhan
menjadikan aliran oksigen dan karbondioksida di alam teratur
dengan rapi. Mempelajari tumbuhan berarti mempelajari
struktur, baik morfologi, anatomi, maupun fisiologinya.
1. Jaringan Meristem
Jaringan embrionik yang terdapat pada tumbuhan
dewasa disebut meristem. Sel meristem terdiri atas sel‐sel
muda dalam periode pertumbuhan, biasanya tidak terdapat
ruang antar sel di antara sel‐selnya, dapat berbentuk bulat,
2. Jaringan Dewasa
Sel‐sel meristem dalam perkembangannya akan
mengalami pendewasaan dan terdiferensiasi menjadi sel
dewasa, berkelompok dengan sel yang lain menurut struktur
dan fungsinya, membentuk jaringan dewasa. Sifat‐sifat umum
jaringan dewasa, diantaranya tidak mempunyai aktivitas
72 | Alin Liana
pembelahan, sitoplasma sedikit, vakuola cenderung besar,
banyak dijumpai ruang antar sel, dan kadang‐kadang selnya
telah mati. Jenis‐jenis jaringan dewasa berdasarkan struktur
dan fungsinya, adalah:
(a) Jaringan pelindung (epidermis)
Jaringan epidermis adalah lapisan sel yang
terletak di sisi paling luar, pada permukaan organ‐
organ tumbuhan primer, seperti permukaan akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan ini
berfungsi untuk melindungi struktur bagian dalam
tumbuhan dari segala gangguan faktor luar yang
dapat mempengaruhi pertumbuhannya.
Epidermis biasanya tersusun atas satu lapis sel
yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Namun,
ada pula tumbuhan yang memiliki beberapa lapis sel
epidermis, seperti sel‐sel epidermis velamen pada
anggrek. Sel‐sel epidermis mempunyai bentuk yang
bervariasi, ada yang berbentuk tubuler, kubus, persegi
panjang, sampai heksagonal. Pada bambu misalnya,
sel‐sel epidermis terdiri atas sel epidermis panjang dan
pendek, sel pendek dapat berupa sel silika atau sel
gabus. Sel‐sel epidermis sebagian dapat mengalami
modifikasi yang biasa disebut derivat epidermis,
seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan
sel gabus. Pada bambu misalnya, ditemukan berbagai
macam derivat epidermis, yaitu sel silika, sel gabus, sel
kipas, trikoma, dan stoma.
74 | Alin Liana
hemiselulosa dan pektin. Dinding sel tersebut
memungkinkan sel kolenkim dapat meregang secara
permanen bersama dengan pertumbuhan organ yang
disusunnya, dan berfungsi sebagai jaringan
penyokong pada organ tersebut. Isi sel kolenkim
dapat mengandung kloroplas atau tanin. Kolenkim
umumnya dijumpai pada bagian perifer batang,
tangkai daun, tangkai bunga, ibu tulang daun atau
pada akar yang terpapar sinar matahari.
Jaringan sklerenkim terdiri atas sel‐sel yang telah
mati, dinding selnya mengalami penebalan sekunder
sangat tebal, kuat dan mengandung lignin. Umumnya
jaringan sklerenkim ditemukan pada organ tumbuhan
yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Sel sklerenkim menunjukkan variasi
dalam struktur, asal, dan perkembangannya. Jaringan
sklerenkim terdiri atas serabut (serat‐serat
sklerenkim) dan sklereid (sel‐sel batu). Umumnya
serat memiliki ukuran yang lebih panjang dari sklereid.
(d) Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tinggi
terdiri atas xilem dan floem. Xilem umumnya tersusun
atas trakea dan trakeida. Xilem berfungsi untuk
mengangkut air dan mineral dari akar sampai ke daun.
Sementara itu, floem tersusun atas buluh tapisan, sel
pengiring, dan parenkim floem. Floem berfungsi
untuk mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh organ tumbuhan.
1. Akar (Radix)
Akar merupakan salah satu bagian utama tumbuhan.
Umumnya terdapat di dalam tanah, kecuali akar yang telah
mengalami modifikasi. Akar tumbuhan berfungsi untuk
memperkuat berdirinya tubuh tumbuhan, menyerap air dan
unsur hara dari dalam tanah, mengangkut air dan unsur hara
ke bagian tumbuhan yang memerlukan, dan pada tumbuhan
tertentu dapat berfungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan, juga untuk alat pernapasan.
Sistem perakaran tumbuhan berbiji terdiri atas akar
tunggang dan akar serabut (Gambar 7.1). Akar tumbuhan
berbiji tumbuh dari lembaga, yaitu bagian akar lembaga
(radikula) membentuk akar primer (radix primarius). Akar
primer pada kelas tumbuhan berkeping dua (Dicotyledoneae)
tumbuh dan berkembang menjadi batang akar atau akar
tunggang (corpus radici) yang bercabang, membentuk sistem
akar tunggang (fibrous root system). Sementara pada kelas
tumbuhan berkeping biji satu (Monocotyledoneae) akar
primer mereduksi sehingga akar tumbuh pada buku‐buku
batang, sebagai akar serabut sehingga disebut akar serabut
(advantitious root system).
76 | Alin Liana
Gambar 7.1. Sistem perakaran tumbuhan berbiji: Akar serabut (kiri) dan
akar tunggang (kanan)
(Sumber: Vhina‐vinoot, 2012)
2. Batang (Caulis)
Batang adalah organ utama pada tumbuhan berkayu,
selain akar dan daun. Fungsi utama batang adalah
menegakkan berdirinya tumbuhan; memperluas bidang
78 | Alin Liana
Gambar 7.2. Sistem jaringan batang: dikotil (kiri) dan monokotil (kanan)
(Sumber: www.edubio.info)
3. Daun (Folium)
Daun termasuk organ pokok pada tubuh tumbuhan. Pada
umumnya berbentuk pipih bilateral, berwarna hijau, dan
merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Berkaitan dengan
hal tersebut, daun memiliki struktur mulut daun (stomata)
yang berguna sebagai tempat pertukaran gas CO2, O2, dan
uap air dari daun ke lingkungan dan sebaliknya.
Daun yang lengkap terdiri atas pelepah daun, tangkai
daun, dan helaian daun. Pelepah daun merupakan bagian
daun yang memeluk batang,berfungsi melindungi kuncup
aksilar, kuncup lateral, dan batang ketika masih muda.
Tangkai daun yaitu bagian daun yang menjadi perantara
pelepah dan helaian daun. Helaian daun adalah bagian
lembaran daun yang umumnya dorsiventral, berwarna hijau,
lebar, dan berfungsi sebagai pabrik fotosintesis. Helaian daun
memiliki bentuk helaian, pangkal, tepi, ujung, dan
pertulangan yang beragam.
80 | Alin Liana
4. Bunga (Flos)
Bunga merupakan sistem percabangan suatu batang
(aksis), yang terdiri dari bagian yang bersifat steril dan fertil.
Bagian steril berupa tangkai, dasar bunga, daun pelindung,
dan perhiasan bunga yang terdiri dari daun kelopak dan daun
mahkota. Bagian yang fertil terdiri atas mikrosporofil sebagai
benang sari dan makrosporofil atau daun buah sebagai
penyusun putik.
5. Buah (Fructus)
Setelah benang sari jatuh di kepala putik (polinasi) dan
terjadi fertilisasi, maka bakal buah akan berkembang menjadi
buah. Pada peristiwa tertentu, buah dapat berkembang
tanpa terjadi polinasi dan fertilisasi sehingga buah tidak
memiliki biji, atau berbiji tetapi tidak berlembaga. Peristiwa
seperti ini disebut partenokarpi.
Bagian bunga yang dapat berkembang dan ikut
menyusun buah antara lain, daun pelindung, misalnya klobot
6. Biji (Semen)
Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan. Biji berkembang dari bakal biji. Biji mengandung
embrio sebagai calon individu baru. Biji terdiri atas kulit biji,
tali pusat, dan inti biji.
Embrio (lembaga) merupakan perkembangan embrio
hasil pembuahan, merupakan jaringan yang memiliki kutub‐
kutub pertumbuhan. Pada tumbuhan berbiji, lembaga
memperlihatkan tiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu
akar lembaga, daun lembaga, batang lebaga, dan pucuk
lembaga.
82 | Alin Liana
Worksheet
1. Berdasarkan bentuknya, tentukan fungsi akar‐akar
berikut!
84 | Alin Liana
Bab VIII
Struktur dan Fungsi Hewan
A. Jaringan
Kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Jenis jaringan hewan meliputi:
1. Jaringan epitel
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi
permukaan tubuh bagian luar dan dalam. Permukaan yang
bebas berbatasan dengan udara atau cairan, sedangkan
permukaan dalam bertumpu pada membran basalis yang
menghubungkannya dengan jaringan ikat di bawahnya.
Jaringan ini memiliki bentuk sel‐sel yang teratur, tersusun
rapat, terikat erat pada jaringan penyambung di bawahnya,
dan tidak mengandung pembuluh darah.
Jaringan ini memiliki fungsi yang sangat luas dan
menyesuaikan lokasi keberadaannya. Beberapa fungsi yang
umum di antaranya sebagai alat pelindung, organ
eksteroreseptor (menerima rangsang), alat ekskresi, alat
osmoregulasi, dan melakukan proses absorbsi.
Jaringan epitel juga memiliki berbagai macam variasi.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagi
menjadi jaringan epitel penutup dan epitel kelenjar.
Berdasarkan bentuk sel penyusunnya, jaringan epitel terdiri
atas jaringan epitel pipih, epitel kubus, dan epitel silindris.
2. Jaringan ikat/penyokong
Jaringan ikat atau jaringan penyokong merupakan
jaringan yang secara mekanis berfungsi mengikat atau
menyambung bagian‐bagian tubuh tertentu dan menyokong
organ‐organ yang lain. Jaringan ikat berasal dari lapisan
embrional mesoderm. Jaringan ikat tersusun atas sel‐sel yang
letaknya tersebar dan memiliki serabut yang berguna untuk
menyokong sel‐sel yang ada pada jaringan tersebut. Jaringan
ikat juga berperan penting dalam memberi bentuk pada
organ dalam, menyokong alat gerak, melindungi organ dalam
dan sebagainya.
Secara struktural, jaringan ikat tersusun atas komponen
sel, serabut, dan matriks ekstraseluler. Sel‐sel pada jaringan
ikat terletak secara tersebar dan tersusun jarang di dalam
matriks. Sel‐sel jaringan ikat terspesialisasi satu sama lain dan
menghasilkan matriks yang berbeda‐beda dengan fungsi
yang berbeda pula. Berdasarkan fungsinya, sel‐sel penyusun
jaringan ikat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
fibroblas, makrofag, sel plasma, sel tiang (mast cell), sel
lemak (adiposit), sel darah putih (leukosit), dan sel pigmen
(kromatofor). Sementara itu, serabut jaringan ikat terdiri atas
serabut kolagen, serabut elastik, dan serabut retikuler.
Jaringan ikat terbagi menjadi jaringan ikat sebenarnya
dan tidak sebenarnya. Jaringan ikat sebenarnya terdiri atas
jaringan ikat longgar (areolar), jaringan ikat padat (fibrosa),
86 | Alin Liana
dan jaringan lemak (adiposa). Jaringan ikat tidak sebenarnya
terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang
keras (osteum), jaringan darah, dan getah bening (Gambar
8.1).
Jaringan ikat longgar (areolar)
Jaringan ikat longgar memiliki matriks berukuran besar
dengan banyak sel dan serat yang melekat di dalamnya.
Sel tersebut meliputi fibroblas, makrofag, sel plasma,
dan sel darah putih. Serat yang menyusun jaringan ikat
longgar adalah serat kolagen dan elastin.
Jaringan ikat padat (fibrosa)
Jaringan ikat padat memiliki komponen yang hampir
sama dengan jaringan ikat longgar, tetapi unsur
serabutnya lebih dominan. Tersusun atas serabut padat
berupa kolagen yang fleksibel tetapi tidak elastis dan
elemen seluler yang paling banyak ditemukan adalah
fibroblas.
Jaringan lemak (adiposa)
Jaringan lemak adalah jaringan ikat yang bersifat
longgar dan disusun oleh sel‐sel lemak. Jaringan lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan dan
menghangatkan tubuh.
Jaringan tulang rawan (kartilago)
Jaringan tulang rawan merupakan jaringan yang banyak
mengandung matriks dan bersifat elastis. Matriks pada
jaringan tulang rawan berupa kondrin. Tulang rawan
disusun oleh sel tulang rawan yang disebut kondrosit.
Tulang rawan terdiri atas rawan hialin, rawan elastin,
dan rawan fibrosa.
88 | Alin Liana
3. Jaringan otot
Otot merupakan alat gerak aktif. Terdiri atas otot lurik,
otot polos, dan otot jantung (Gambar 8.2). Jaringan otot
bertanggung jawab untuk pergerakan tubuh, terdiri atas sel‐
sel otot yang terspesialisasi untuk melaksanakan kontraksi
dan berkonduksi (menghantarkan impuls). Di dalam
sitoplasmanya ditandai dengan adanya sejumlah besar
elemen kontraktil yang disebut miofibril.
90 | Alin Liana
Pada tingkat yang lebih tinggi, sekumpulan organ akan
membentuk sistem organ yang memiliki fungsi terspesialisasi.
Namun demikian fungsi‐fungsi tersebut harus tetap bekerja
sama untuk menjamin kelangsungan hidup hewan tersebut.
Misalnya oksigen yang diperoleh dari sistem respirasi harus
tetap disebarluaskan ke seluruh tubuh melalui sistem
sirkulasi. Berikut adalah beberapa sistem organ utama dalam
tubuh manusia yang dijadikan contoh dalam pembahasan ini.
92 | Alin Liana
oksigen dan karbondioksida ini sekaligus menunjukkan
hubungan antara sistem sirkulasi dan respirasi seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Organ‐organ yang terlibat dalam
proses respirasi meliputi rongga hidung, rongga mulut,
faring, laring, trakea, dan paru‐paru (bronkus, bronkiolus, dan
alveolus). Saat udara melewati hidung, terdapat rambut‐
rambut halus pada hidung yang dapat menyaring udara untuk
menghindari debu dan mikroba ikut dalam aliran udara.
Selanjutnya udara akan melewati laring dan trakea menuju
paru‐paru. Di paru‐paru udara akan melewati bronkus yang
bermuara pada dua percabangan bronkiolus menuju ke
alveolus. Di alveolus terjadi pertukaran gas dari udara dan
dari dalam darah. Perhatikan Gambar 8.5
94 | Alin Liana
kelenjar pada dinding usus halus. Pankreas mengeluarkan
enzim hidrolitik dan larutan alkali yang akan berfungsi
sebagai buffer untuk menetralkan asam kim dari lambung.
Hati menghasilkan empedu, yang disimpan dalam kantong
empedu. Empedu membantu melarutkan lemak, sehingga
mudah diserap tubuh. Sisa‐sisa makanan yang tidak terserap
akan didorong ke usus besar. Fungsi utama usus besar adalah
menampung air dan garam mineral yang tidak terserap dan
membentuknya menjadi limbah padat yang dapat
dikeluarkan. Sisa makanan di usus besar akan didorong ke
rektum, di mana feses disimpan sampai meninggalkan tubuh
melalui anus.
B
erdasarkan percobaan kimia yang dilakukan oleh
Stanley Miller pada tahun 1950‐an diketahui bahwa
bahan mentah kehidupan adalah asam amino,
molekul gula, lipid, dan nukleotida. Bahan‐bahan ini berasal
dari reaksi‐reaksi kimia berbagai gas awal di bumi. Gas CO2,
H2, N2, CH4, NH3, dan H2O merupakan gas awal bumi yang
bereaksi karena banyaknya energi yang terbentuk mulai dari
lelehan interior, petir dari awan di atmosfer, benturan meteor
besar, dan sinar matahari.
Asal mula kehidupan di bumi telah dijelaskan dengan
pendekatan agama melalui kitab suci dan pendekatan sains
melalui deskripsi ilmiah para ilmuwan. Bumi berumur 5 milyar
tahun dan hipotesis menyatakan bahwa planet dibentuk dari
putaran debris, debu, dan gas yang mengitari matahari.
Kekuatan gravitasi menggumpalkan materi tersebut, panas
dilepaskan dan melelehkan bagian interior. Letusan gunung
api dan retakan di bagian eksternal menyebabkan batuan dan
gas keluar, membentuk atmosfer awal di bumi. Gas‐gas
dalam atmosfer ini meliputi CO2, H2, H2O, N2, CH4, NH3.
Ketika bumi mendingin, air di atmosfer mengembun dan
jatuh sebagai hujan. Ketika membentur batuan, air menguap
kembali ke atmosfer dan jatuh lagi sebagai hujan. Berjuta‐juta
tahun siklus ini terjadi sampai bumi cukup dingin untuk cairan
98 | Alin Liana
c. Manusia sebagai makhluk hidup tentu saja
dipengaruhi oleh seleksi alam.
d. Berdasarkan kenyataan itu dapat disimpulkan bahwa
variabilitas dan keturunan dengan kemampuan
adaptasi yang baik akan bertahan hidup dan ciri yang
diperoleh dari seleksi tersebut dapat diwariskan.
B. Atribut Darwinisme
1. Faktor utama yang mempengaruhi jalannya evolusi
a. Kekuatan selektif, yang meliputi teknologi, teknologi
pertanian, dan evolusi industri mengubah pola mata
pencaharian dan aktivitas manusia;
b. Mobilitas populasi, adanya alat transportasi udara
yang sangat cepat memungkinkan timbulnya
pengaruh terhadap aliran genetic drift dan unggun
gen;
c. Meningkatnya rentang reproduksi, semakin cepatnya
masa menarche dan lambatnya menopause akan
semakin meningkatkan pertumbuhan populasi
manusia;
2. Cara‐cara evolusi
Proses evolusi dapat terjadi secara cepat atau lambat,
bergantung kepada proses perubahan yang dialami masing‐
masing spesies. Diketahui terdapat dua cara yang dapat
ditempuh suatu spesies dalam perjalanan evolusinya, yaitu:
a. Gradualism (perubahan bertahap), bahwa evolusi
terjadi dengan akumulasi perubahan‐perubahan kecil
yang stabil dalam waktu lama.
b. punctuated equillibrium (evolusi tertegun), bahwa
perubahan morfologi terkonsentrasi dalam perubahan
mendadak yang singkat, biasanya berhubungan
dengan origin (munculnya) spesies baru.
4. Bukti‐bukti Evolusi
a. Penemuan fosil
Fosil adalah tubuh, bagian tubuh, jejak, atau sisa‐
sisa makhluk hidup yang telah berusia ribuan bahkan
jutaan tahun yang telah membatu. Fosil dapat berupa
batu, dapat pula berupa tubuh yang diawetkan secara
alami. Fosil dapat digunakan untuk meneliti serial
perubahan struktur pada organisme yang telah punah.
Fosil yang ditemukan di berbagai lapisan bumi.
Yang paling lengkap adalah hasil rekonstruksi
penemuan fosil kuda oleh ilmuwan Amerika Marsh
dan Osborn. Perubahan yang ditunjukkan oleh fosil‐
fosil kuda merupakan petunjuk tentang kebenaran
teori evolusi, yaitu perubahan‐perubahan secara
berangsur‐angsur dalam jangka waktu yang lama.
b. Perbandingan anatomi
Organisme yang berbeda bisa memiliki fitur
anatomis yang mirip (homologi), atau alat tubuh yang
memiliki fungsi yang sama dari dua organisme dapat
berasal dari fitur anatomis yang berbeda (analogi).
Contoh pada kupu‐kupu, kelelawar, dan burung.
Ketiga hewan tersebut memiliki sayap, tetapi secara
A. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan variasi atau
perbedaan bentuk‐bentuk makhluk hidup, meliputi
perbedaan pada tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme;
materi genetik yang dikandungnya; serta bentuk‐bentuk
ekosistem tempat hidup suatu makhluk hidup.
Keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies, dan
keanekaragaman ekosistem.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen menyebabkan variasi antar individu
sejenis. Gen yang merupakan faktor pembawa sifat dapat
mengakibatkan keanekaragaman pada makhluk hidup.
Keanekaragamn gen di dalam satu jenis (spesies) yang sama
disebut varietas.
2. Keanekaragaman Spesies
Variasi warna pada ikan dan warna bunga menunjukkan
adanya variasi dalam tingkatan jenis makhluk hidup. Variasi
ini disebabkan karena adanya rekombinasi (pencampuran)
gen‐gen dalam jenis tersebut sehingga melahirkan variasi
yang lebih beragam. Keanekaragaman hayati antar spesies
(tingkat jenis) mudah diamati karena perbedaannya
mencolok.
Contoh 10.3. flora dan fauna endemik Indonesia. (a) Jalak Bali, (b) Burung
Maleo, (c) Komodo, (d) Rafflesia (Sumber: Biologigonz.blogspot.com)
b. Proses Klasifikasi
i. Pencanderaan ciri‐ciri makhluk hidup
ii. Pengelompokkan berdasarkan ciri‐ciri
iii. Pemberian nama takson
d. Jenis‐jenis Klasifikasi
1) Klasifikasi Alamiah
Sistem klasifikasi ini mencerminkan keadaan
sebenarnya di alam. Sistem ini pertama sekali
dicetuskan oleh Michel Adamson (1727‐1806),
dengan jalan mengikutsertakan,
memperhitungkan, dan memperlakukan dengan
2) Klasifikasi Buatan
Hampir semua klasifikasi terdahulu bersifat
buatan. Tujuan utamanya adalah untuk
mempermudah pengenalan sehingga biasanya
hanya didasarkan pada satu atau dua ciri
morfologi yang mudah dilihat. Sekarang
klasifikasi ini jarang dipakai karena sudah tidak
berimbang dengan kemajuan dan keperluan
botani modern. Sistem klasifikasi ini diciptakan
oleh Theophrastus, tumbuhan digolongkan
3) Klasifikasi Fenetik
Klasifikasi ini didasarkan pada kekerabatan
yang ditentukan oleh banyaknya persamaan
bentuk yang nampak. Pertama sekali disusun
oleh Antoine Laurent De Jussieu (1748‐1836).
Dunia tumbuhan dibaginya menjadi tiga
golongan besar yaitu:
- Acotyledonae (jamur, ganggang, lumut dan
paku‐pakuan).
- Monocotyledonae
- Dicotyledonae
Sifat‐sifat tumbuhan diberinya nilai yang
berbeda, misalnya: embrio lebih penting dari
benang sari, benang sari lebih berharga dari
nilai mahkota bunga dan seterusnya.
A. Definisi Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani; Oikos (rumah tangga)
dan Logos (ilmu), karena itu secara harfiah ekologi berarti
ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup. Istilah ekologi
pertama kali diperkenalkan oleh Ernest Haeckel (1866),
seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman. Menurut Haeckel,
ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
organisme dan lingkungannya. Maka, secara umum ekologi
adalah hubungan timbal balik antara organisme dengan
lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang
terdapat di sekitar organisme. Dapat berupa lingkungan
abiotik maupun biotik.
D. Faktor Pembatas
1. Hukum Toleransi Shelford
“Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung
kepada lengkapnya kompleks‐kompleks keadaan. Ketiadaan
atau kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh
kekurangan atau kelebihan secara kualitatif dan kuantitatif
salah satu dari beberapa faktor yang mungkin mendekati
batas‐batas toleransi organisme tersebut”
Asas‐asas Hukum Toleransi dari Shelford:
1. Organisme‐organisme dapat memiliki kisaran toleransi
yang luas (eury) bagi satu faktor dan kisaran yang
sempit (steno) untuk faktor lainnya.
Misalnya, organisme dengan toleransi yang luas
terhadap suhu disebut eurithermal, sedangkan
organisme dengan kisaran toleransi yang sempit
terhadap suhu disebut stenothermal.
2. Organisme‐organisme dengan kisaran‐kisaran
toleransi yang luas untuk semua faktor, wajar memiliki
penyebaran yang paling luas.
Kucing tahan terhadap berbagai variasi suhu, musim,
dan kelembaban, sehingga bisa ditemukan di berbagai
habitat. Beruang kutub hanya tahan hidup di daerah
2. Piramida Ekologi
a. Piramida ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara berurutan sesuai
hubungan makan dan dimakan antar trofik yang
secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau
piramida. Gambaran susunan antar trofik dapat
disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat
kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada
tiap trofik yang disebut piramida ekologi. Piramida
ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran
perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada
tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar
3) Piramida energi
Dasar penentuan piramida energi adalah dengan
cara menghitung jumlah energi tiap satuan luas
yang masuk ke tingkat trofik dalam waktu tertentu,
(misalnya per jam, per hari, atau per tahun).
Piramida energi dapat memberikan gambaran lebih
akurat tentang kecepatan aliran energi dalam
ekosistem atau produktivitas pada tingkat trofik.
Kandungan energi tiap trofik sangat ditentukan
oleh tingkat trofiknya sehingga bentuk grafiknya
sesuai dengan piramida ekologi yang
sesungguhnya di lingkungan. Energi yang mampu
disimpan oleh individu tiap trofik dinyatakan dalam
kkal/m2/hari.
Pada piramida energi tampak jelas adanya
penurunan jumlah energi secara bertahap dari
3. Aliran Energi
Dari aktivitas di atas dapat diketahui adanya perpindahan
energi pada sebuah rantai makanan. Pada proses
perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap
melalui tingkat trofik makan‐memakan. Energi dapat berubah
menjadi bentuk lain, seperti energi kimia, energi mekanik,
energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk energi
menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi energi.
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya
matahari. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen
biotik melalui produsen (organisme fotoautotropik) yang
diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa
organik. Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen
dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan.
4. Daur Biogeokimia
Berbeda dengan energi, materi kimia yang berupa unsur‐
unsur penyusun bahan organik dalam ekosistem, berpindah
ke trofik‐trofik rantai makanan tanpa mengalami
pengurangan, melainkan berpindah kembali ke tempat
semula. Unsur‐unsur tersebut masuk ke dalam komponen
biotik melalui udara, tanah, atau air. Perpindahan unsur kimia
dalam ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan
komponen biotik dan abiotik ini dikenal dengan sebutan daur
biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara
F. Suksesi
Suksesi merupakan proses perubahan dalam komunitas
yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur. Suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam
komunitas atau ekosistem. Suksesi tersebut akan berakhir
bila sudah mencapai klimaks. Suatu ekosistem disebut
klimaks apabila telah mencapai homeostasis, artinya
komunitas tersebut telah mampu menjaga kestabilan kondisi
internalnya. Hal ini dapat terjadi bila di antara komponen‐
komponennya telah terkoordinasi dengan baik.
Dalam suksesi, terdapat suksesi primer dan suksesi
sekunder. Perbedaan antara kedua suksesi ini terletak pada
kondisi habitat awal proses suksesi terjadi. Suksesi primer
terjadi bila komunitas asal terganggu secara keseluruhan.
Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal
tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal
tersebut terbentuk habitat yang sama sekali baru. Pada
habitat baru ini tidak terdapat lagi organisme yang
membentuk komunitas asal yang tertinggal. Gangguan yang
terjadi dapat secara alami (tanah longsor, letusan gunung
berapi, atau endapan pasir di pantai), dapat pula berupa
buatan manusia (penambangan batu bara, tepi jalan yang
ditebas bersih, dan sebagainya). Pada habitat baru akan
berkembang suatu komunitas yang baru pula. Organisme
yang mampu menghuni habitat pertama kali hanyalah
A. Definisi Bioteknologi
Bioteknologi adalah Pemanfaatan organisme hidup untuk
menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi
manusia. Secara umum, perkembangan biologi dibagi dalam
4 era, yaitu:
1. Era bioteknologi generasi pertama, adalah
bioteknologi sederhana atau konvensional.
Bioteknologi menggunakan mikroba secara
tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman
serta pengawetan makanan. Contoh: pembuatan
tempe, tape, cuka.
2. Era bioteknologi generasi kedua Proses berlangsung
dalam keadaan tidak steril. Contoh: produksi bahan
kimia: aseton, asam sitrat; pengolahan air limbah; dan
pembuatan kompos.
3. Era bioteknologi generasi ketiga, adalah proses dalam
kondisi steril. Contoh: produksi antibiotik dan hormon.
4. Era bioteknologi generasi baru, disebut bioteknologi
baru. Contoh: produksi insulin, interferon, dan
antibodi monoklonal.
Selain itu ada pula yang membagi bioteknologi menjadi
bioteknologi konvensional dan modern. Perbedaannya
disajikan dalam tabel 12.1.
B. Teknik‐teknik Bioteknologi
• Fermentasi
• Analisis Genetik
• Seleksi dan Pemuliaan
• Analisis DNA
• Kultur in Vitro
• Rekayasa genetika dan DNA rekombinan
3. Bidang Farmasi
a. Enzim
Enzim Amilase digunakan dalam produksi sirup,
kanji, glukosa. Glukosa isomerase digunakan untuk
mengubah amilum menjadi fruktosa. Fruktosa
digunakan sebagai pemanis makanan menggantikan
sukrosa. Mikroba yang digunakan di antaranya
Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, dan Bacillus
subtilis.
Enzim Protease digunakan antara lain dalam
produksi roti, dan bir. Protease proteolitik berfungsi
sebagai pelunak daging dan campuran deterjen untuk
menghilangkan noda protein. Mikroba yang
dimanfaatkan adalah Aspergillus oryzae dan Bacillus
subtilis.
4. Bidang Pertambangan
Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari
bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas
tinggi. Sebagai contoh pada tembaga (Cu). Thiobacillus
ferrooxidan bersifat kemolitotrof
aktivitas
Reaksi: CuFeS2 + 2 Fe2(SO4)3 + 2 H2O + 3 O2 CuSO4 + 5
FeSO4 + 2 H2SO4 + Energi
aktivitas
CuSO4 + 2 Fe+ + H2SO4 + Energi 2 FeSO4 + Cu2+ + 2 H+
D. Rekayasa Genetika
Rekayasa genetika merupakan upaya untuk mengubah
sifat makhluk hidup dengan mengubah materi genetik yang
ada di dalam selnya untuk menghasilkan makhluk hidup
dengan sifat yang diinginkan. Melalui persilangan, mutasi,
transplantasi inti, fusi sel, rekombinasi, menambah,
mengurangi atau menggabungkan DNA yang berbeda. Hasil
rekayasa genetika disebut DNA Rekombinan.
E. Dampak Bioteknologi
1. Dampak Positif
a. Peningkatan produksi pangan
b. Peningkatan kesehatan
c. Penyedia bahan bakar alternatif
2. Dampak Negatif
a. Etika/ Moral
Menyisipkan gen antar makhluk hidup
bertentangan dengan nilai budaya dan melanggar
hukum alam.
b. Sosial ekonomi
Menimbulkan kesenjangan antara
negara/perusahaan yang memanfaatkan