Anda di halaman 1dari 3

Akulturasi Hindu-Buddha dengan Kebudayaan Indonesia

Wujud akulturasi Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara ini bisa dilihat dari
berbagai bentuk, antara lain:
1. Seni aksara dan sastra
2. Seni rupa dan seni ukir
3. Seni bangunan
4. Seni pertunjukan
5. Seni arsitektur
6. Sistem kepercayaan
7. Sistem pemerintahan
Berikut ini penjelasan lengkapnya. Simak, yuk!
1. Seni Aksara dan Sastra
Akulturasi kebudayaan India yang masuk ke Indonesia kemudian memengaruhi
perkembangan seni sastra di Indonesia.
Seni sastra pada waktu itu ada yang berbentuk tembang atau puisi dan ada juga yang
berbentuk prosa.
Berdasarkan isinya, kesusastraan bisa dikelompokkan menjadi tutur, kitab hukum,
dan wiracarita (kepahlawanan).
Bentuk wiracarita ini sangat terkenal di Nusantara, terutama yang berasal dari Kitab
Ramayana dan Kitab Mahabarata.
Perkembangan seni sastra yang sangat cepat didukung oleh penggunaan huruf pallawa
yang ada dalam karya sastra Jawa Kuno.
2. Seni Rupa dan Seni Ukir
Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara bisa
dilihat dari seni rupa dan seni ukirnya.
Pengaruhnya dalam bidang ini bisa kita lihat dengan jelas dari beberapa relief candi
hasil dari akulturasi kedua kebudayaan ini.
Misalnya, relief yang ada di dinding pagar langkan Candi Borobudur yang berupa
pahatan riwayat Sang Buddha,tetapi dengan latar belakang alam Indonesia yaitu rumah
panggung,sawah dan burung dara
Tak hanya itu, ada juga relief kala makara yang memiliki motif tumbuh-tumbuhan dan

juga binatang, teman-teman.


3. Seni Bangunan
Bangunan candi di Indonesia umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur
budaya Hindu-Buddha dengan budaya asli Nusantara.
Hal ini bisa dilihat dari bentuk bangunan yang megah, patung perwujudan dewa, dan
bagian lain seperti stupa.
Sementara itu, bentuk candi yang merupakan pundek berundak merupakan unsur asli
Indonesia pada zaman Megalithikum yang berfungsi menuja roh nenek moyang
Candi Borobudur merupakan salah satu contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-
Buddha dengan kebudayaan Nusantara.
4. Seni Pertunjukan
Akulturasi pada seni pertunjukan muncul dalam seni wayang. Ada beberapa jenis,
seperti wayang kulit, orang, dan golek.
Saat ini, pertunjukan wayang sering dikaitkan dengan magis religius yakni sebagai
pemujaan terhadap nenek moyang. Didalam cerita pewayangan ada unsur punokawan
yaitu petruk,gareng dan semar itu adalah unsur Indonesia
Seni pertunjukan wayang sudah sangat terkenal khususnya di Pulau Jawa. Nilai yang
terkandung di dalamnya bersifat pendidikan.
Menariknya, cerita-cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India dan wayangnya
buatan orang Indonesia.
Selain itu, saat ini lakon pewayangan lebih banyak bercerita mengenai petualangan dan
kepahlawanan. Contoh: murwakala dan dewi sri.
5. Seni Arsitektur
Contoh hasil akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara juga
bisa dilihat dari segi arsitektur keagamaan.
Bangunan keagamaan ini berupa candi atau arca yang sangat terkenal pada masa
Hindu-Buddha di Indonesia.
Hal ini bisa kita lihat pada bangunan sakral peninggalan Hindu, seperti Candi Sewu,
Candi Gedongsongo, dan lainnya.
6. Sistem Kepercayaan
Akulturasi kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan Nusantara juga bisa dilihat
dari sistem kepercayaannya.
Sebelum masuknya Hindu-Buddha, masyarakat menyembah roh nenek moyang atau
sering disebut dengan animisme.
Setelah masuknya pengaruh kebudayaan India, kepercayaan animisme tidak hilang. Ini
bisa dilihat dari fungsi candi di Indonesia.
Di India, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan. Sementara di Indonesia juga
digunakan sebagai tempat menyimpan abu raja.
7. Sistem Pemerintahan Sebelum datangnya orang-orang India, di Kepulauan
Indonesia sebenarnya sudah mengenal sistem pemerintahan.
Sistem pemerintah Indonesia saat itu masih bersifat sederhana. Rakyat mengangkat
pemimpin yang nantinya bernama kepala suku.
Setelah masuknya pengaruh India, maka sistem pemerintahan yang dianut tidak
dihilangkan begitu saja.
Para pemimpin yang sudah ada kemudian diangkat menjadi raja dan wilayah
kekuasaannya disebut dengan kerajaan.
Bukti akulturasi bisa dilihat dari syarat menjadi raja yang harus memiliki kesaktian dan
berwibawa seperti sebelum masa Hindu-Buddha.
Raja yang memiliki kesaktian dianggap dekat dengan dewa, kemudian raja disembah
dan sesudah meninggal rohnya dipuja.

Anda mungkin juga menyukai