Anda di halaman 1dari 4

Tersedia secara online Jurnal Pendidikan:

http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/
Teori, Penelitian, dan Pengembangan
EISSN: 2502-471X
Volume: Nomor: Bulan-Tahun

Pengaruh E-Module Kualitas Air Sungai Brantas Berbasis


Problem Based Learning Terhadap Keterampilan
Pemecahan Masalah
Asry Ine’s*, Agus Dharmawan*, Sueb*
* Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Malang
** SMA Negeri 1 Singosari

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel: Abstract: The purpose of this study was to analyze differences in problem-solving
skills between students who were taught the PBL-based Brantas River water quality e-
Diterima: Tgl-Bln-Thn module and textbooks at SMAN 1 Singosari. The type of research used in this research
Disetujui: Tgl-Bln-Thn is a quasi-experiment. The research design used was the Nonrandomized Control-Group
Pretest-Postest Design which was a non-random control group pretest-posttest design by
comparing two groups, namely the experimental class and the control class. Based on
Kata kunci: the results of the study it was found that there were differences in problem solving skills
between students who were taught the Brantas River water quality e-module based on
E-Module PBL and textbooks. The results of the Ancova test obtained a p value between teaching
Kualitas Air materials of 0.000 (α <0.05). This shows that there are differences in problem-solving
Sungai Brantas skills between groups that are taught with the Brantas River water quality e-module and
Keterampilan Pemecahan Masalah textbooks.
Pendidikan
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan keterampilan pemecahan
masalah antara siswa yang dibelajarkan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis
PBL dengan buku paket di SMAN 1 Singosari. Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi-experiment). Desain penelitian yang
digunakan adalah Nonrandomized Control-Group Pretest-Postest Design yang
merupakan desain pretes-postest grup kontrol tidak secara random dengan
membandingkan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan keterampilan pemecahan masalah
antara siswa yang dibelajarkan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis PBL
dengan buku paket. Hasil dari uji Ancova diperoleh nilai p antar bahan ajar sebesar
0,000 (α < 0,05). Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan keterampilan pemecahan
masalah antara kelompok yang dibelajarkan dengan e-module kualitas air Sungai
Brantas dan buku paket.
Alamat Korespondensi:
Asry Ine’s,
S2 Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
E-mail: sueb.fmipa@um.ac.id

1
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata...
2
Pencemaran sungai merupakan tantangan yang semakin serius untuk negara berkembang, yang
menyebabkan publik luas perhatian tentang kesehatan dan kesejahteraan manusia (Shan et al., 2020). Beberapa
tahun terakhir, pencemaran sungai telah menimbulkan masalah karena cepatnya pertumbuhan penduduk dan
perkembangan industri (Yang et al., 2020). Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
berasal dari pertanian, industri dan kegiatan rumah tangga akan menghasilkan limbah yang memberi sumbangan
pada penurunan kual itas air sungai (Prayogo, 2012). Penurunan kualitas air terjadi sebagai akibat pembuangan
limbah yang tidak terkendali dari aktivitas pembangunan di sepanjang sungai sehingga tidak sesuai dengan daya
dukung sungai (Setyawan, 2019). Salah satu sungai di Jawa Timur yang mengalami pencemaran adalah Sungai
Brantas Malang. Sungai Brantas merupakan salah satu sungai yang berperan penting bagi masyarakat,
khususnya masyarakat Jawa Timur. Kepadatan penduduk Kota Malang yang meningkat setiap tahunnya dapat
mempengaruhi kualitas dari Sungai Brantas. Kota Malang terdapat pada ketinggian 399-662,5 m di atas
permukaan laut dan memiliki luas sekitar 124.400 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 800.000 warga pada
tahun 2018 (Lusiana et al., 2020). Kawasan Sungai Brantas di Malang menunjukkan kemunduran kualitas air
akibat limbah domestik mengingat sebagian besar penduduk di pinggiran Sungai Brantas mengandalkan air
sungai tersebut untuk sumber kebutuhan air disamping adanya penurunan kualitas lingkungan sungai itu sendiri
(Yetti et al., 2011). Tingkat pencemaran sungai ini telah melewati ambang batas dan berpengaruh negatif
terhadap kehidupan biota perairan serta kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai. Bahan pencemar
berasal dari limbah domestik, limbah pertanian, limbah taman rekreasi, limbah pasar, limbah hotel, limbah
rumah sakit, dan limbah industri (Virgiawan et al., 2015).
Menjaga sungai dari pencemaran yang terus menerus terjadi maka masyarakat perlu dibekali pemahaman
tentang pentingnya menjaga kualitas air sungai. Awal untuk membekali masyarakat dapat diterapkan melalui
sistem pendidikan. Pendidikan di sekolah diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap kualitas air
sungai. Salah satu materi biologi SMA kelas X yang memungkinkan bisa membantu pemahaman terkait
penurunan kualitas air sungai adalah materi perubahan lingkungan. Namun, dalam proses pembelajaran materi
perubahan lingkungan yang menjadi suatu kendala adalah penyediaan materi dan bahan ajar. Menurut Azizah et
al. (2017) masalah kualitas pada sistem pendidikan di Indonesia ini berhubungan dengan penyediaan materi dan
bahan belajar yang dapat diakses secara luas tanpa dibatasi oleh kendala jarak dan waktu. Oleh karena itu,
dibutuhkan perubahan paradigma proses belajar mengajar yang telah diterapkan selama ini, salah satunya
melalui pemanfaatan perkembangan teknologi. Kegiatan belajar mengajar dapat melibatkan teknologi untuk
mengemas materi yang akan diajarkan agar proses pembelajaran menjadi lebih kaya dan hasil yang optimal
(Puspitasari, 2019).
Perkembangan teknologi dalam dunia pendidikan misalnya mengembangkan e-book, web, e-module dan
masih banyak lagi (Fauziah et al., 2016). E-module merupakan media pembelajaran digital yang disusun
sistematis dan disajikan dalam bentuk elektronik, sehingga siswa dapat belajar mandiri dan memecahkan
masalah yang ada, dan dapat membantu guru memfasilitasi siswa dalam belajar (Asrial et al., 2020). E-module
yang digunakan berisi gambar dan ilustrasi permasalahan lingkungan seperti gambar proses terjadinya
pencemaran sungai dan gambar dari dampak pencemaran tersebut, kemudian menggunakan bahasa sederhana
yang mudah dipahami, berhubungan dengan kehidupan sehari, menggunakan warna yang menarik agar diminati
oleh siswa, dan juga dapat diakses melalui laptop dan Smartphone. Menurut Syamsussabri & Sueb (2019) bahan
ajar yang memuat permasalahan lingkungan sekitar sangat cocok dikembangkan terutama pada materi
perubahan lingkungan. Dalam penerapan e-module perlu dilandasi model pembelajaran agar dapat
meningkatkan keefektifan suatu proses pembelajaran. Menurut Anitah (2013)penggunaan model pembelajaran
yang tepat sesuai situasi dan kondisi akan berdampak pada prestasi siswa. Model pembelajaran inovatif
merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya
sendiri dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran inovatif adalah Problem
Based Learning (PBL) (Jais, 2019). Menurut Nafiah & Suyanto (2014) bahwa melalui PBL, siswa memperoleh
pengalaman dalam menangani masalah yang realistis, dan menekanan pada penggunaan komunikasi, kerjasama,
dan sumber yang ada untuk merumuskan ide dan mengembangkan keterampilan penalaran. PBL juga
menekankan belajar sebagai proses yang melibatkan pemecahan masalah (Saleh, 2013). Selain itu, model
pembelajaran PBL mampu meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa (Sumartini, 2016).
Berdasarkan penelitian Bahri et al. (2018) fakta di lapangan menunjukkan bahwa hasil pencapaian keterampilan
pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa masih rendah. Menurut Mariani & Susanti (2019) rendahnya
keterampilan pemecahan masalah siswa juga disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya berupa bahan ajar
yang digunakan. Melalui pengembangan bahan ajar berupa e-module berpengaruh terhadap peningkatan
keterampilan pemecahan masalah siswa (Permana et al., 2021). Oleh karena itu, perlu adanya analisis pengaruh
e-module kualitas air Sungai Brantas terhadap keterampilan pemecahan masalah siswa kelas X di SMAN 1
Singosari yang bertujuan untuk menganalisis keterampilan pemecahan masalah melalui penerapan e-module
kualitas air Sungai Brantas.

METODE
Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata...
3
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini eksperimen semu (quasi-experiment). Eksperimen semu
dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara siswa yang dibelajarkan e-
module kualitas air Sungai Brantas berbasis PBL dengan buku paket. Populasi pada penelitian ini seluruh siswa
kelas X MIPA SMAN 1 Singosari sebanyak 7 kelas. Sampel penelitian sebanyak 61 siswa yang tersebar dalam
2 kelas kemudian sampel dipilih dengan teknik cluster sampling dengan pertimbangan kelas yang setara
berdasarkan nilai rapor semester ganjil. Keterampilan pemecahan masalah diukur dengan tes keterampilan
pemecahan masalah dalam bentuk uraian dengan teknik pretest-posttest dilengkapi dengan rubrik penskoran
yang mengacu pada (Greenstein, 2012). Desain penelitian yang digunakan adalah Nonrandomized Control-
Group Pretest-Postest Design yang merupakan desain pretest-posttest grup kontrol tidak secara random dengan
membandingkan dua kelompok, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Desain Penelitian
Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen Obs1 x Obs3
Kontrol Obs2 - Obs4
Sumber : Leedy & Ormrod (2015)
Keterangan:
Obs1 : Tes awal keterampilan pemecahan masalah kelas eksperimen
Obs2 : Tes awal keterampilan pemecahan masalah kelas kontrol
Obs3 : Tes akhir keterampilan pemecahan masalah kelas eksperimen
Obs4 : Tes akhir keterampilan pemecahan masalah kelas kontrol
x : Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis PBL
- : Kegiatan pembelajaran dengan buku paket dari sekolah

Data primer berupa data kuantitatif diperoleh dari hasil uji keterampilan pemecahan masalah dan dianalisis
menggunakan uji Ancova dengan taraf signifikansi (α < 0,05) maka signifikan. Sebelum uji hipotesis dilakukan
data tersebut melalui uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji
Levene Test. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara guru dan siswa, saran dan komentar oleh validator
ahli materi, media dan praktisi lapangan.

HASIL
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rerata pretest-posttest keterampilan pemecahan masalah yang
ditunjukkan pada Gambar 1. Hasil tersebut menunjukkan rerata nilai posttest dari kelas eksperimen (82) dan
kelas kontrol (63), hal ini menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen menunjukkan terdapat pengaruh
penerapan e-module terhadap keterampilan pemecahan masalah.

Rerata Nilai Pretest Posttest Keterampilan Pemecahan Masalah

100
82
80
63
60 53
46
40
20
0
Eksperimen (E-Module) Kontrol (Buku Paket)

Pretest Posttest
Gambar 1. Rerata Pretest-Posttest Keterampilan Pemecahan Masalah

Hasil Uji Hipotesis Keterampilan Pemecahan Masalah

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Keterampilan Pemecahan Masalah


Source df Mean F Sig.
Square

Pretest Keterampilan 1 660.919 15.14 .000


Nama Belakang Penulis, Judul dalam 3 Kata...
4
Pemecahan Masalah 6

Bahan Ajar 1 881.328 20.19 .000


7

Berdasarkan tabel di atas hasil uji Ancova diperoleh nilai p antar bahan ajar sebesar 0,000 (α < 0,05). Hal
tersebut menunjukkan adanya perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara kelompok yang dibelajarkan
dengan e-module kualitas air Sungai Brantas dan buku paket. Nilai p .000 (α < 0,05) pada pretest keterampilan
pemecahan masalah menunjukkan bahwa pretest sebagai kovariat berpengaruh terhadap posttest keterampilan
pemecahan masalah.
PEMBAHASAN
E-Module Kualitas Air Sungai Brantas Terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh simpulan bahwa terdapat perbedaan keterampilan pemecahan
masalah antara siswa yang dibelajarkan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis PBL dengan buku paket.
Rerata nilai posttset keterampilan pemecahan masalah pada kelas yang dibelajarkan e-module mengalami
peningkatan yang tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak dibelajarkan e-module. Hal ini menunjukkan
bahwa penerapan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis problem based learning memberikan perbedaan
signifikan terhadap peningkatan keterampilan pemecahan masalah siswa. Oleh karena itu, e-module kualitas air
Sungai Brantas efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa. Kemampuan pemecahan
masalah memberikan peranan penting bagi masa depan melalui latihan menemukan akar permasalahan dan
menilai informasi dengan teliti sehingga memungkinkan memecahkan masalah yang dihadapi di masa
mendatang (Christiyoda et al., 2016).
Indikator keterampilan pemecahan masalah yang digunakan dalam e-module ini yaitu mengidentifikasi
masalah, menerapkan langkah pemecahan masalah, mengidentifikasi solusi, dan mempertahankan solusi.
Kegiatan belajar yang terdapat pada e-module mengacu pada sintaks problem based learning yaitu 1)
mengorientasi siswa pada suatu permasalahan, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membantu
penyelidikan individu dan kelompok, 4) mengembangkan dan mempresentasikan produk dan 5) menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Setiap tahapan terdapat soal keterampilan pemecahan masalah
yang dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Modul berbasis masalah berisikan kegiatan pembelajaran yang
menuntun siswa untuk menganalisis secara logis, mengemukakan pendapat, mendiskusikan data,
mempresentasikan data, memecahkan permasalahan berdasarkan fakta yang ditemukan sehingga diperoleh
pemahaman konseptual (Christiyoda et al., 2016). Uraian meteri yang terdapat dalam e-module merupakan hasil
penelitian yang diambil dari Sungai Brantas. Uraian materi juga didukung oleh penelitian di artikel jurnal.
Materi yang dijabarkan menjelaskan terkait kualitas air Sungai Brantas. Penyajian materi yang kontekstual
dalam e-module mampu mendorong siswa mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Luh & Karang, 2021).

SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian simpulan yang dapat diperoleh adalah terdapat perbedaan keterampilan
pemecahan masalah antara siswa yang dibelajarkan e-module kualitas air Sungai Brantas berbasis PBL dengan
buku paket. Kelas yang dibelajarkan dengan e-module lebih meningkatkan keterampilan pemecahan masalah
daripada kelas yang dibelajarkan buku paket.
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu melakukan penelitian sejenis di SMA yang berada di Kota Malang
untuk mengetahui pengaruh e-module kualitas air Sungai Brantas dengan bahan ajar lain terhadap keterampilan
pemecahan masalah dengan tuntutan abad-21 lainnya.

Anda mungkin juga menyukai