Anda di halaman 1dari 10

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG

DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA


SMP NEGERI 1 SEMARAPURA
PENILAIAN SUMATIF SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti


Kelas/Semester : VII/Ganjil
Hari/Tanggal :
Waktu : 60 menit

Soal Pilihan Ganda


Pilihlah Salah Satu Jawaban A, B, C, atau D yang paling benar di bawah ini !
1. Sistematika pengkodifikasian Weda dilakukan oleh Mahāṛṣi Manu dengan membagi isi dan jenisnya ke
dalam dua kelompok besar yakni Śruti dan Smṛti. Kata Smṛti berasal dari bahasa Saṇskeṛta yaitu dari akar
kata ”Smṛ” yang artinya ….
A. mengetahui C. mengingat
B. mendengar D. menulis

2. Perhatikan tabel berikut ini.


No Nama Kitab No Nama Penyusun
1 Ayurweda A Mahāṛṣi Wyāsa
2 Purāṇa B Mahāṛṣi Wālmīki
3 Mahābhārata C Bhagawān Punarwasu
4 Rāmāyaṇa D Ṛṣi Cānakhya
5 Arthaśāstra E Ṛṣi Romaharsana

Berdasarkan pernyataan dalam tabel di atas, kitab dan nama penyusun yang tepat ditunjukkan pada
nomor …
A. 1-A, 2-B, 3-C, 4-D dan 5-E
B. 1-C, 2-E, 3-A, 4-B dan 5-D
C. 2-E, 3-A, 4-B, 5-E dan 1-C
D. 5-E, 4-D, 3-C, 2-B dan 1-A

3. Secara garis besarnya kitab Itihāsa terdiri dari 2 bagian yaitu Rāmāyaṇa dan Mahābhārata. Itihāsa
Mahabharata disusun oleh Mahāṛṣi Wyāsa yang terdiri dari 18 Parwa dengan 100.000 sloka di dalamnya.
Cerita inti dalam Itihāsa Mahābhārata adalah perang saudara antara Pāṇḍawa dan Kaurawa yang terjadi
pada jaman …
A. Kali Yuga C. Satya Yuga
B. Treta Yuga D. Dwapara Yuga

4. Intisari Itihāsa Mahābhārata menceritakan konflik antara Pāṇḍawa dengan saudara sepupu mereka yaitu
Kaurawa mengenai sengketa hak pemerintahan atas kerajaan Hastināpura. Puncaknya adalah tragedi
Bhāraṭayuddha di medan Kurukhṣētra yang berlangsung selama 18 hari. Mahābhārata terdiri dari 18
Parwa yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satu bagian dalam Asta Daśa Parwa adalah Anuśāsana
Parwa yang menceritakan tentang ….
A. kesedihan istri para pahlawan di Kurukhṣētra
B. meninggalnya Bhīṣma putra Gaṅgā
C. berakhirnya perang di Kurukhṣētra
D. perjalanan Pāṇḍawa ke gunung Himālaya

5. Dalam Asta Daśa Parwa bagian Strī Parwa dikisahkan tentang pelaksanaan ritual Śrāddha untuk
mengenang arwah seseorang yang telah meninggal. Dikisahkan juga Yudhiṣṭhira menyelenggarakan
upācāra Tarpana Viddhi bagi mereka yang gugur di medan pertempuran. Hari itu merupakan hari
kesedihan bagi keluarga dinasti Kuru. Intisari dari kisah Strī Parwa menceritakan tentang…
A. ratap tangis para istri Kṣatriya
B. musnahnya kaum Wṛṣṇi dan Yadawa
C. ritual pelaksanaan Yajña
D. meninggalnya Bhīṣma putra Gaṅgā

SMP Negeri 1 Semarapura 1 Kurikulum Merdeka


6. Penyerbuan dan pembakaran perkemahan Pāṇḍawa di malam hari oleh tiga Kṣatriya Kaurawa yaitu
Aśwatthāmā, Kṛipācharya dan Kṛitawarmā adalah kisah yang paling kejam dalam cerita Mahābhāraṭa.
Aśwatthāmā yang didasari motif balas dendam kemudian membunuh seluruh pasukan kerajaan
Panchala saat sedang tertidur termasuk Dhṛṣṭadyumna yang membunuh Droṇā (ayah Aśwatthāmā).
Selain itu Aśwatthāmā juga membunuh Srikandi, kelima putra Pāṇḍawa atau Pañca Kumara termasuk
membunuh Parīkṣit (putra Abhīmanyu) yang masih berada di dalam kandungan dengan senjata
Brahmāstra. Kisah ini diceritakan dalam Asta Daśa Parwa yaitu pada bagian…
A. Śānthi Parwa C. Sauptika Parwa
B. Śalya Parwa D. Mausala Parwa

7. Dikisahkan Arjuna melakukan pertapaan di gunung Indrakila untuk memohon anugerah senjata śākti
kepada para dewa. Dewa Indra terlebih dulu menguji keteguhan bathin Arjuna dengan mengirimkan tujuh
widyādhari. Namun usaha itu akhirnya sia-sia karena Arjuna tetap teguh menjalankan pertapaannya.
Dewa Śiwa kemudian datang dan menyamar sebagai seorang pemburu untuk menguji keteguhan hati
Arjuna. Dewa Śiwa pun merasa terkesan dengan keteguhan Arjuna dalam bertapa dan memberikannya
sebuah anugerah senjata śākti berupa panah Pāśupatāstra. Kisah pertapaan Arjuna di gunung Indrakila
dalam Asta Daśa Parwa diceritakan pada bagian…
A. Wana Parwa C. Udyoga Parwa
B. Adi Parwa D. Bhīṣma Parwa

8. Dikisahkan bahwa sebelum perang dimulai, terjadilah perbincangan spiritual antara Kṛṣṇa dan Arjuna.
Dalam perbincangan itu Kṛṣṇa memberikan wejangan śuci Bhagavadgītā kepada Arjuna. Untuk
meyakinkan Arjuna akan tugas dan kewajibannya, Kṛṣṇa pun menunjukkan wujud semesta Wishwarūpa
sebagai personifikasi Tuhan yang turun ke dunia sebagai Awatāra. Kisah ini dalam Asta Daśa Parwa
diceritakan pada bagian…
A. Bhīṣma Parwa C. Śānthi Parwa
B. Udyoga Parwa D. Aśwamedhika Parwa

9. Dikisahkan 15 tahun pasca pemerintahan Yudhiṣṭhira di Hastināpura, Dhṛstarāṣṭra, Gāndhārī, Kuntī,


Widura dan Sañjaya memutuskan untuk menjalani kehidupan di dalam hutan sebagai pertapa. Setelah
dua tahun berlalu, Widura dalam pertapaannya berhasil mencapai Mokṣa. Sementara itu Dhṛstarāṣṭra,
Gāndhārī dan Kuntī meninggal dalam kebakaran hutan yang dahsyat. Hanya Sañjaya yang berhasil
selamat dari kebakaran hutan dan ia pun melanjutkan pertapaannya ke gunung Himālaya. Kisah tersebut
dalam Itihāsa Mahābhārata terdapat pada bagian…
A. Mahāprasthānika Parwa C. Aśwamedhika Parwa
B. Swargarohana Parwa D. Āśhramawāsika Parwa

10. Perhatikan pernyataan berikut ini.


1. Upācāra Rājasūya Yajña di Indrapraśtha
2. Gugurnya Bhīṣma pada hari kesepuluh
3. Kematian Jarasandha di tangan Bhīma
4. Kematian Śiśupāla di tangan Kṛṣṇa
5. Kisah Duṣyanta dan Śhākuntalā
6. Penghinaan Kaurawa terhadap Draupadī
7. Kelahiran Pāṇḍawa dan Kaurawa
8. Kelahiran Mahāṛṣi Wyāsa

Berdasarkan pernyataan di atas, kisah yang diceritakan pada bagian Sabha Parwa terdapat pada nomor
….
A. 1, 2, 3 dan 5 C. 3, 4, 5 dan 7
B. 1, 3, 4 dan 6 D. 4, 5, 6 dan 8

SMP Negeri 1 Semarapura 2 Kurikulum Merdeka


11. Amatilah ilustrasi gambar di bawah ini.

1 2 3 4

Ilustrasi gambar di atas yang berhubungan kisah Adī Parwa terdapat pada nomor...
A. 4 C. 2
B. 3 D. 1

12. Perhatikan pernyataan dalam tabel dibawah ini!


No Asta Daśa Parwa No Asta Daśa Parwa
1 Anuśāsana Parwa 7 6 Udyoga Parwa 3
2 Āśramawāsika Parwa 9 7 Mausala Parwa 10
3 Aśwamedhika Parwa 8 8 Wirāṭa Parwa 2
4 Karṇa Parwa 5 9 Sauptika Parwa 6
5 Wana Parwa 1 10 Bhīṣma Parwa 4

Urutan bagian-bagian Asta Daśa Parwa yang benar berdasarkan tabel di atas ditunjukkan pada nomor .…
A. 5, 4, 6, 7, 9, 10, 3, 8, 2, 1
B. 5, 6, 7, 8, 9, 10, 4, 3, 2, 1
C. 5, 7, 8, 4, 9, 10, 1, 8, 2, 3
D. 5, 8, 6, 10, 4, 9, 1, 3, 2, 7

13. Nilai-nilai moral yang terkandung dalam cerita Mahābhārata seperti bersikap apa adanya, tidak
berbohong, menipu atau mencuri, dipercaya dalam perkataan dan perbuatan, memiliki keberanian untuk
melakukan hal yang benar serta setia kepada keluarga, teman dan negara yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari merupakan pengamalan dari nilai ....
A. Kejujuran C. Keadilan
B. Tanggungjawab D. Kepahlawanan

14. Pada bagian Udyoga Parwa dikisahkan bahwa sebelum perang dimulai, Kuntī menemui Karṇa di tepi
sungai Gaṅggā. Dalam pertemuan itu Kuntī menjelaskan asal-usul Karṇa yang sebenarnya dan
memintanya untuk meninggalkan Kaurawa. Karṇa dengan tegas menolak permintaan Kuntī dengan
alasan bahwa dirinya telah bersumpah untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada Duryodhana. Nilai-
nilai yang terkandung dalam cerita tersebut adalah ….
A. Tanggungjawab C. Kedisiplinan
B. Kepahlawanan D. Kesetiaan

15. Setelah tiga belas tahun menjalani masa pengasingan, Rāmā, Sītā dan Lakṣmaṇa melakukan perjalanan
ke selatan di sepanjang tepian sungai Godawari hingga sampai ke hutan Pañcawati. Di hutan Pañcawati
mereka membangun āśrama dan menjalani kehidupan. Hutan Pañcawati adalah saksi terjadinya peristiwa
penculikan Sītā yang dilakukan oleh Rāwaṇa untuk membalaskan penghinaan yang dilakukan oleh Rāmā
dan Lakṣmaṇa kepada Śūrpaṇakhā. Kisah ini diceritakan dalam Itihāsa Rāmāyaṇa yaitu pada bagian…
A. Ayodhyā Kaṇḍa C. Araṇya Kāṇḍa
B. Bāla Kāṇḍa D. Kiṣkindhā Kāṇḍa

SMP Negeri 1 Semarapura 3 Kurikulum Merdeka


16. Pada masa pemerintahan Rāma di Ayodhyā, terdengar desas-desus di kalangan rakyat jelata. Rakyat
meragukan kesucian Sītā yang pernah disekap selama 1 tahun di dalam istana Rāwaṇa. Rāma yang
merasa tertekan mendengar suara sumbang tersebut akhirnya memutuskan untuk membuang Sītā ke
tengah hutan. Kisah perpisahan Rāma dan Sītā ini diceritakan dalam Sapta Kāṇḍa yaitu pada bagian…
A. Sundara Kāṇḍa C. Yuddha Kāṇḍa
B. Araṇya Kāṇḍa D. Uttara Kāṇḍa

17. Silsilah dinasti Sūrya, kisah Rāja Ikṣwāku yang legendaris, kisah Rāja Sāgara dengan 60.000 orang
putranya, kisah Rāja Bhagīratha yang menurunkan Gangga ke bumi dan turunnya Awatāra Dewa Wiṣṇu
yang ketujuh adalah beberapa cerita dalam Itihāsa Rāmāyaṇa. Kisah-kisah tersebut dalam Itihāsa
Rāmāyaṇa terdapat pada bagian…
A. Bāla Kāṇḍa C. Ayodhyā Kaṇḍa
B. Kiṣkindhā Kāṇḍa D. Araṇya Kāṇḍa

18. Perhatikan tabel berikut ini.


No Sapta Kāṇḍa No Isi Cerita
1 Bāla Kāṇḍa A Kelahiran Kuśa dan Lawa
2 Ayodhyā Kaṇḍa B Gugurnya Kumbhakarṇa di tangan Rāmā
3 Araṇya Kāṇḍa C Hanūmān membakar istana Laṅkā
4 Kiṣkindhā Kāṇḍa D Pembuangan Rāmā, Sītā dan Lakṣmaṇa ke hutan selama 14
tahun
5 Sundara Kāṇḍa E Gugurnya Jaṭāyu
6 Yuddha Kāṇḍa F Pernikahan Rāmā dan Sītā
7 Uttara Kāṇḍa G Pertarungan Subāli dan Sugrīwa

Berdasarkan uraian dalam tabel di atas, pembagian Sapta Kāṇḍa yang tepat sesuai dengan isi ceritanya
terdapat pada nomor ...
A. 1-A, 2-C, 3-D, 4-F, 5-B, 6-E, 7-G
B. 1-F, 2-D, 3-E, 4-G, 5-C, 6-B, 7-A
C. 1-F, 2-D, 3-G, 4-E, 5-B, 6-A, 7-C
D. 1-G, 2-F, 3-E, 4-D, 5-C, 6-B, 7-A

19. Untuk menyusun kembali ribuan ayat-ayat kitab suci Weda yang tersebar luas, upaya pengkodifikasian
telah ditempuh dengan memperhatikan berbagai pertimbangan. Metode serta sistem pengkodifikasian
Weda pun dilakukan secara terstruktur dengan baik menurut jenis dan isinya. Berdasarkan sistem
kodifikasi Upaweda, kitab yang isinya menguraikan tentang berbagai aspek cabang ilmu seni adalah …
A. Arthaśāstra C. Itihāsa
B. Gandharwa Weda D. Purāṇa

20. Upaweda sesungguhnya merupakan kitab yang banyak memuat pengetahuan tentang keduniawian.
Menurut tradisi Hindu di India Kuno, istilah Upaweda mengacu pada pada ilmu-ilmu terapan yang masih
ada hubungannya dengan Weda Śruti. Secara keseluruhan Upaweda membahas berbagai aspek kehidupan
manusia yang diperlukan untuk membangun sebuah peradaban. Salah satu peradaban yang terbentuk dari
Upaweda adalah budaya politik untuk membentuk sebuah pemerintahan dalam sistem kemasyarakatan.
Hasil dari peradaban tersebut kemudian melahirkan sebuah kitab yang dikenal dengan nama…
A. Arthaśāstra C. Itihāsa
B. Purāṇa D. Ayurweda

21. Upaweda artinya dekat dengan Weda atau bisa juga diartikan sebagai Weda tambahan. Upaweda
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang lebih spesifik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh
orang awam. Upaweda sebagai kitab Smrti yang kedua terdiri atas 5 bagian. Salah satu kitab suci yang
tergabung ke dalam kelompok Upaweda adalah kitab Purāṇa yang isinya memuat tentang …
A. epos kepahlawanan C. ilmu politik
B. ilmu kedokteran D. cerita-cerita kuno

22. Menurut tradisi Hindu di India, Mahāṛṣi Wyāsa adalah orang yang sangat berjasa dalam menghimpun
serta mengkodifikasikan Weda berdasarkan jenis dan isinya. Ketika mengkodifikasikan Weda, Mahāṛṣi
Wyāsa mengajarkan Purāṇa kepada salah satu muridnya yang ahli dalam menarasikan sebuah cerita.
Salah satu murid Mahāṛṣi Wyāsa yang ditugaskan untuk menghimpun kitab Purāṇa adalah …
A. Ṛṣi Saunaka C. Ṛṣi Romaharsana
B. Ṛṣi Ugraśrāwa D. Ṛṣi Patañjali

SMP Negeri 1 Semarapura 4 Kurikulum Merdeka


23. Perhatikan tabel berikut ini.
No Nama Kitab No Nama Kitab
1 Bhawisya Purāṇa 6 Kūrma Purāṇa
2 Wiṣṇu Purāṇa 7 Nārada Purāṇa
3 Skāṇḍa Purāṇa 8 Wāmana Purāṇa
4 Matsya Purāṇa 9 Agni Purāṇa
5 Bhāgawata Purāṇa 10 Padma Purāṇa

Berdasarkan nama-nama kitab Purāṇa dalam tabel di atas, kitab yang tergolong ke dalam kelompok
Sāttwika Purāṇa terdapat pada nomor ...
A. 1, 2, 3, 4 C. 2, 3, 5, 9
B. 1, 3, 5, 8 D. 2, 5, 7, 10

24. Kitab Purāṇa secara umum banyak menguraikan tentang pokok-pokok ajaran Ketuhanan dalam agama
Hindu. Karakteristik utama dalam kitab Purāṇa adalah adanya lima unsur penting yang disebut dengan
Pañca Lakṣaṇa. Menurut kitab Purāṇa, dalam siklus perputaran Catur Yuga ada sebuah deskripsi yang
menguraikan tentang gambaran hikayat 14 Manu. Pernyataan ini erat kaitannya dengan salah satu unsur
Pañca Lakṣaṇa yaitu …
A. Pratisarga C. Waṃśa
B. Waṃśānucarita D. Manwantara

25. Berdasarkan penerapan ilmu pengetahuannya, Ayurweda secara khusus membahas berbagai hal tentang
kesehatan dan penyakit. Apabila dilihat dari materinya, isi kitab Ayurweda memuat 8 bidang ajaran
umum tentang kesehatan yang salah satunya adalah ilmu analisis tentang berbagai jenis penyakit. Cabang
ilmu Ayurweda yang membahas tentang berbagai jenis penyakit dalam tubuh manusia adalah…
A. Bhūtawidyā C. Śhālākyatantra
B. Kumāra Bhṛtya D. Rasāyantantra

26. Para dokter di era masa kini memberikan pandangan bahwa treatment (perawatan) alami untuk semua
jenis penyakit disebabkan oleh ketidakseimbangan fisiologi dalam tubuh manusia. Menurut pandangan
Ayurweda, penyembuhan penyakit pada hakikatnya terletak pada sifat-sifat alamiah badan itu sendiri dan
obat-obatan adalah penyebab terjadinya perubahan fisiologi manusia. Ajaran mengenai ilmu obat-obatan
dalam kitab Ayurweda disebut dengan…
A. Wājīkaraṇatantra C. Śalyatantra
B. Kāyachikitsā D. Bhūtawidyā

27. Setiap makhluk hidup di alam semesta memiliki energi kehidupan yang bersumber dari Hyang Widhi
Wasa. Menurut kitab Purāṇa, Ātmān yang telah berada dalam setiap tubuh makhluk hidup tentunya
memiliki nama/istilah yang berbeda. Istilah Ātmān yang menghidupi tumbuh-tumbuhan menurut kitab
Purāṇa adalah…
A. Jīwātman C. Sthāwara
B. Jaṅgama D. Paramātmān

28. Ātmān adalah sumber kehidupan bagi setiap mahluk hidup sebagaimana halnya Dewa Sūrya menerangi
dunia, demikian pula Ātmān yang menerangi badan. Hubungan Ātmān dengan badan ini diibaratkan
seperti lampu dengan listrik. Lampu tidak akan menyala tanpa listrik, demikian pula badan jasmani
takkan bisa hidup tanpa adanya Ātmān. Ātmān dalam tubuh manusia berupa badan halus atau Citta yang
meliputi alam pikiran atau akal perasaan, indriya dan intuisi berdasarkan bagian dari Tri Śarīra disebut
dengan…
A. Sūkṣma Śarīra C. Antakaraṇa Śarīra
B. Sthūla Śarīra D. Jīwa Śarīra

29. Kelahiran, kehidupan dan kematian hanyalah proses dari sebuah siklus kehidupan. Sesungguhnya tidak
ada kematian bagi Ātmān itu sendiri. Saat manusia meninggal maka Ātmān akan meninggalkan badan
manusia itu sendiri. Ketika tubuh individu hancur, Ātmān tidak ikut hancur tetapi Ātmān akan berpindah
ke tubuh baru melalui reinkarnasi (Saṃsāra). Ātmān dalam diri manusia diselubungi oleh Awidya atau
ketidaksadaran tentang dirinya sesungguhnya sama dengan Brahmāṇ. Ātmān yang telah memasuki tubuh
manusia terbungkus ke dalam 3 lapisan yang disebut dengan Tri Śarīra. Berdasarkan bagian Tri Śarīra,
badan penyebab sebagai lapisan tubuh yang paling kasar dalam diri manusia disebut dengan…
A. Antakaraṇa Śarīra C. Sthūla Śarīra
B. Kusuma Śarīra D. Sūkṣma Śarīra

SMP Negeri 1 Semarapura 5 Kurikulum Merdeka


30. Menurut ajaran Pañca Srāddha, Ātmān adalah percikan-percikan terkecil dari Hyang Widhi Wasa sebagai
sumber kehidupan semua mahluk. Ātmān diibaratkan sama seperti percikan-percikan sinar matahari yang
terpancar menerangi seluruh alam semesta. Sesungguhnya Ātmān dan Brahmāṇ adalah tunggal karena
Ātmān pun memiliki sifat-sifat yang sama dengan Hyang Widhi Wasa. Ātmān merupakan kesadaran
pribadi yang diselimuti pengaruh Māya sedangkan Brahmāṇ adalah sumber dari keberadaan Ātmān yang
bersifat sejati dan absolut. Sesungguhnya Ᾱtmān dengan kesadaran pribadinya terbelenggu oleh pengaruh
Māya, badan kasar, indriya, Ahaṁkāra, Manas, Buddhi dan Citta. Unsur-unsur itulah yang menyebabkan
Ātmān tidak dapat memancarkan sinarnya yang asli dan terang seperti sinar Brahmāṇ yang sejati.
Ahaṁkāra sebagai bagian dari alam pikiran yang membelenggu Ᾱtmān berfungsi untuk merasakan
sehingga memunculkan individu/pribadi yang memiliki sifat…
A. Bijaksana C. Abadi
B. Egoisme D. Tenang

31. Ātmān tidak dapat menjadi subyek atau obyek dari tindakan atau perbuatan. Ātmān tidak terpengaruh akan
perubahan-perubahan yang dialami oleh pikiran dan badan jasmani. Badan jasmani tentunya bisa berubah,
lahir, mati, datang dan pergi. Semua siklus bisa berubah seiring berjalannya waktu, tetapi Ātmān akan tetap
abadi, tetap sama dan tanpa perubahan untuk selamanya. Menurut kitab Bhagawadgītā Bab II Śloka 24
disebutkan bahwa Ātmān memiliki sifat abadi yang disebut dengan…
A. Adāhya C. Sarwagataḥ
B. Nitya D. Sanātana

32. Brahmāṇ adalah sumber dari segala yang ada di alam semesta, apapun yang diciptakan oleh Brahmāṇ
nantinya juga akan kembali juga kepada Brahmāṇ. Demikian pula halnya dengan Ātmān, ketika sudah
meninggalkan tubuh manusia maka Ātmān akan bersatu lagi dengan Brahmāṇ. Keadaan Ātmān takkan
pernah berubah meskipun mengalami Saṃsāra/kelahiran kembali. Menurut kitab Bhagawadgītā Bab II
Śloka 25 disebutkan bahwa tidak berubah-ubah adalah salah satu dari sifat Ātmān yang disebut dengan…
A. Awyākta C. Acheśyah
B. Acala D. Awikāra

33. Seperti halnya minyak dalam susu, api dalam kayu, air dalam awan dan udara di sekitar kita merupakan
sesuatu yang tidak tampak secara fisik. Demikian pula halnya dengan Ātmān yang keberadaanya bersifat
gaib, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, tidak dapat dipikirkan dengan perasaan dan maha
sempurna. Pemahaman akan hal tersebut berada di luar batas-batas pemikiran manusia. Istilah untuk sifat
Ātmān yang tak dapat diungkapkan, tak terpikirkan dan tak berwujud menurut kitab Bhagawadgītā Bab II
Śloka 25 adalah…
A. Acintya C. Acchedya
B. Akledya D. Awyākta

34. Ada 12 sifat-sifat Ātmān yang tercantum dalam kitab Bhagawadgītā Bab II Śloka 23-25. Jika tangan
tergores pisau tajam, maka tentu tangan itu akan terluka. Tidak demikian halnya dengan Ātmān, setajam
apapun senjata itu tidak akan mampu melukai Ātmān bagaikan seseorang yang memenggal air dengan
pedang namun tidak dapat terpotong bahkan melukainya sedikitpun. Sifat Ātmān yang sesuai dengan
pernyataan tersebut adalah…
A. Acala C. Acchedya
B. Sanātana D. Sthānu

35. Pustaka śuci Bhagawadgītā Bab II Sloka 23 menyebutkan tentang sifat-sifat Ātmān yaitu senjata tak
dapat melukainya dan api tak dapat membakarnya, angin tak dapat mengeringkannya dan air tak dapat
membasahinya. Seperti halnya lautan tak terpengaruh oleh kencangnya hembusan angin, air laut takkan
pernah terkeringkan oleh angin. Begitu pula Ātmān yang tidak terpengaruh dengan sifat-sifat angin.
Dengan demikian pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Ātmān memiliki sifat…
A. Adāhya C. Acheśyah
B. Akledya D. Awyākta

36. Seperti permukaan daun talas walaupun diguyur air hujan yang sangat deras, tetap saja daun talas tersebut
tidak basah karena air yang berada di atas permukaannya akan terasa licin dan jatuh ke tanah. Demikian
pula halnya dengan sifat Ātmān yang tak terbasahkan oleh air menurut kitab Bhagawadgītā disebut
dengan…
A. Acintya C. Acala
B. Acchedya D. Acheśyah

SMP Negeri 1 Semarapura 6 Kurikulum Merdeka


37. Ātmān sebagai sumber kehidupan setiap makhluk hidup sesungguhnya tidak pernah bergerak kesana
kemari. Ātmān tetap bersemayam di dalam tubuh dan tidak meloncat-loncat bagaikan air yang mendidih
karena sesungguhnya keadaan Ātmān tetap tenang walapun tubuh itu selalu bergerak. Sifat Ātmān yang
tidak bergerak disebut dengan…
A. Acala C. Awikāra
B. Adāhya D. Acheśyah

38. Ketika manusia sudah meninggal dan jenazahnya dikremasi, maka badan kasarnya akan hancur menjadi
abu dan kembali pada unsur-unsur Pañca Mahābhūta. Hancurnya badan kasar karena terbakar api kremasi
tidak membuat Ātmān ikut terbakar. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Ātmān memiliki sifat…
A. Acheśyah C. Adāhya
B. Acala D. Acintya

39. Seperti kayu dapat diubah menjadi furniture rumah tangga, logam dapat diubah menjadi perabotan rumah
tangga, emas dan berlian dapat diubah untuk dijadikan beranekaragam perhiasan. Namun tidak demikian
halnya dengan Ātmān yang terkurung di dalam tubuh makhluk hidup, Ātmān tidak mengalami perubahan
dari bayi sampai tua, hanya bentuk fisiknya yang mengalami perubahan. Sifat dan keadaan Ātmān yang
demikian menurut kitab Bhagawadgītā diistilahkan dengan...
A. Acheśyah C. Adāhya
B. Acchedya D. Awikāra

40. Perhatikan tabel berikut ini.


No Sifat-Sifat Ātmān No Pengertian Sifat-Sifat Ātmān
1 Akledya A Tak terkeringkan oleh angin
2 Acintya B Tak dilahirkan
3 Acala C Tak bergerak
4 Awyākta D Tak terpikirkan
5 Adāhya E Tak terbakar oleh api
6 Acchedya F Tak terlukai oleh senjata

Berdasarkan uraian dalam tabel di atas, hubungan yang tepat antara sifat-sifat Ātmān dan pengertiannya
terdapat pada nomor…
A. 1-A, 2-D, 3-C, 4-B, 5-E, 6-F
B. 1-A 2-C, 3-B, 4-D, 5-F, 6-E
C. 2-B, 3-A, 4-E, 5-C, 6-F, 1-D
D. 6-F, 5-E, 4-B, 3-D, 2-C, 1-A

41. Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

1 2 3 4

Indriya manusia terdiri dari sepuluh bagian yang disebut dengan Daśendriya. Daśendriya terdiri dari dua
bagian yaitu Pañca Buddhindriya dan Pañca Karmendriya. Ghraṇendriya adalah salah satu bagian dari
Pañca Buddhindriya dan ilustrasi gambarnya ditunjukkan pada nomor…
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4

SMP Negeri 1 Semarapura 7 Kurikulum Merdeka


42. Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

1 2 3 4

Pañca Karmendriya adalah lima indriya yang berfungsi sebagai alat penggerak (motorik). Salah satu
bagian Pañca Karmendriya adalah Panindriya yang ditunjukkan pada ilustrasi gambar nomor…
A. 1 C. 3
B. 2 D. 4

43. Kesya adalah siswa kelas VII SMP yang pernah melihat Olivia membuang sampah sembarangan. Kesya
pun menasehati Olivia untuk tidak membuang sampah sembarangan untuk menghindari dampak
pencemaran lingkungan. Menurut konsep ajaran Tri Hita Karaṇa, sikap Kesya telah mencerminkan
pelaksanaan…
A. Parhyangan C. Palemahan
B. Pawongan D. Pawiwahan

44. Perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.

1 2 3 4

Berdasarkan ilustrasi gambar tersebut, sikap yang mencerminkan penerapan pelaksanaan Palemahan
ditunjukkan pada nomor…
A. 1 dan 2 C. 2 dan 4
B. 2 dan 3 D. 3 dan 4

45. Tri Hita Karaṇa adalah tiga penyebab terjadinya hubungan yang harmonis. Melaksanakan upācāra Bhūta
Yajña yang bertujuan untuk menyeimbangkan keharmonisan Bhuana Agung dan Bhuana Alit, melakukan
konservasi untuk melindungi keanekaragaman flora dan fauna dari ancaman kepunahan adalah wujud
nyata dari penerapan konsep…
A. Pawintenan C. Palemahan
B. Parhyangan D. Pawongan

46. Naimitika Karma adalah Yajña yang dilakukan secara berkala, berkelanjutan serta dilaksanakan pada
hari-hari tertentu. Salah satu contoh pelaksanaan upācāra Yajña yang dilakukan secara Naimitika Karma
untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Hyang Widhi Wasa adalah…
A. Melaksanakan Puja Tri Sandhya
B. Berdoa setiap mengawali aktivitas
C. Merayakan hari śuci keagamaan
D. Menghaturkan banten saiban setelah selesai memasak

47. Pañcaśīla merupakan ideologi bangsa Indonesia yang erat kaitannya dengan konsep Tri Hita Karaṇa.
Contoh pelaksanaan konsep ajaran Tri Hita Karaṇa yang berhubungan dengan Pawongan berdasarkan
karakteristik śīla kelima dalam Pañcaśīla salah satunya adalah…
A. Menunjukkan sikap toleransi antar umat beragama
B. Menghargai pendapat orang lain
C. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
D. Menghargai persamaan hak asasi manusia

SMP Negeri 1 Semarapura 8 Kurikulum Merdeka


48. Membina hubungan yang harmonis antar sesama manusia dalam konsep ajaran Tri Hita Karaṇa telah
mengajarkan manusia tentang betapa pentingnya peranan ikatan sosial dalam sebuah kehidupan.
Pernyataan yang menunjukkan karakteristik śīla keempat dalam Pañcaśīla dengan penerapan Pawongan
adalah…
A. Mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat
B. Mendengarkan Dharmawacana dan melakukan perbuatan baik
C. Menjaga kelestarian hutan dengan reboisasi
D. Melaksanakan moderasi beragama

49. Bentuk kesadaran yang menyatakan bahwa manusia hidup dan berkembang di alam serta merupakan
bagian dari alam itu sendiri. Budaya gotong royong, toleransi antar umat beragama serta menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa adalah aktualisasi konsep ajaran Tri Hita Karaṇa yang berhubungan
dengan…
A. Pawongan C. Pariwara
B. Parhyangan D. Palemahan

50. Perhatikan pernyataan ini.


1. Menjaga kelestarian alam dengan tidak membuang sampah pada tempatnya.
2. Melaksanakan upācāra pawiwahan untuk membangun sebuah rumah tangga.
3. Melaksanakan Tumpek Wariga dan Tumpek Kandang.
4. Melaksanakan Tri Sandhya secara rutin setiap hari.

Pernyataan yang berhubungan dengan pelaksanaan Palemahan dalam konsep ajaran Tri Hita Karaṇa
terdapat pada nomor…
A. 1 dan 2 C. 2 dan 3
B. 1 dan 3 D. 3 dan 4

SMP Negeri 1 Semarapura 9 Kurikulum Merdeka


Kunci Jawaban

1 C 11 D 21 C 31 B 41 D

2 B 12 D 22 D 32 D 42 B

3 D 13 A 23 D 33 A 43 C

4 B 14 D 24 C 34 C 44 B

5 A 15 C 25 B 35 B 45 C

6 C 16 B 26 B 36 D 46 C

7 C 17 D 27 C 37 A 47 D

8 A 18 A 28 A 38 C 48 A

9 B 19 A 29 B 39 D 49 B

10 A 20 D 30 C 40 A 50 A

SMP Negeri 1 Semarapura 10 Kurikulum Merdeka

Anda mungkin juga menyukai