Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya 2019


PERAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP STRES KERJA SEBAGAI
PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN

Welsya Cahyani
Universitas Negeri Surabaya
welsyachyn@gmail.com
Agus Frianto
Universitas Negeri Surabaya
agusfrianto@unesa.ac.id

Abstract

Into in an industrial revolution 4.0 era that demands human resources in the mastery of technology that makes
companies must be more competitive in competition. Companies must be able to develop their quality human
resources, and have the potential for achieve goals, mindsets and innovations that come from individual in the
company capable of creating success the company. The research aims to determine and explain the effect of
Work Stress, Employee Performance and Social Support, this study uses quantitative. The sample technique is
using saturated samples with 44 respondents in the distribusi and niaga employees of PT. PLN (Persero) Unit
Induk Distribusi Jatim. The statistical analysis used is Partial Least Square (PLS) with the support of smartPLS
3.0 software. The results of this research shows work stress has no significant effect on employee performance.
And Social support moderates work stress on employee performance.

Keywords: employee perfomance; social support; work stress

PENDAHULUAN Berdasarkan data sekunder dan hasil


wawancara yang dilakukan menuyatakan
Saat ini memasuki era revolusi industri 4.0 bahwa PT. PLN (Persero) UID Jatim
yang menuntut kesiapan sumber daya manusia merupakan salah satu Badan Usaha Milik
(SDM) dalam penguasaan teknologi yang Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang
membuat perusahaan harus lebih kompetitif listrik, gas dan kokas. Perusahaan ini
dalam persaingan. di mana perusahaan perlu memberikan pelayanan kepada seluruh
untuk menembangkan kualitas sumber daya masyarakat yang berada di seluruh wilayah di
yang dimilikinya agar tetap bersaing. Peranan Jawa Timur dalam memenuhi kebutuhan listrik
sumber daya manusia sangat menentukan yang pada saat ini yang sangat dibutuhkan
keberhasilan perusahaan karena salah satu dalam kegiatan sehari-hari. Menghadapi
faktor yang sangat penting dalam proses berbagai tantangan dan permasalahan terkait
pencapaian tujuan perusahaan Sudarno (2015). perlistrikan yang terjadi di seluruh wilayah
Sumber daya manusia yang dikembangkan Jawa Timur dan dituntut untuk memberikan
dengan baik mampu menciptakan nilai pelayanan yang terbaik bagi masyarakat oleh
(valuable) dan dapat menjadi aset yang tidak karena itu kinerja karyawan dalam perusahaan
kelihatan (intangible) sehingga bisa harus difokuskan, kinerja karyawan menjadi
meningkatkan kemampuan perusahaan ujung tombak keberhasilan dari pelayanan
(Kasmawati, 2018). terbaik yang diberikan oleh perusahaan,
perlunya kinerja yang baik dari setiap pegawai.
Perusahaan harus mampu mengembangkan
sumber daya manusia yang berkualitas, dan Fenomena kinerja karyawan pada PT. PLN
berpotensi agar tercapainya tujuan dari (Persero) UID Jatim menurut hasil wawancara
perusahaan, pola pikir dan inovasi yang berasal dengan salah satu karyawan SDM yaitu bapak
dari setiap individu diperusahaan akan mampu S yang menuturkan menunjukkan bahwa
mewujudkan kesuksesan dari perusahaan. karyawan kurang maksimal dalam
Kecakapan dalam mengelola kinerja karyawan menyelesaikan pekerjaannya antara lain
atau pegawainya merupakan salah satu penentu keterlambatan dalam menyelesaikan tugas
kemajuan kinerja bisnis dan organisasi. sesuai deadline dikarenakan adanya pelebaran
(Indrasari, 2017). struktur organisasi. Damayanti (2015)

868
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
mendefinisikan kinerja (performance) sebagai diperusahaan maka perlunya sumber-sumber
ungkapan kemampuan yang disadari oleh sikap, positif yang dapat mengurangi dari dampak
pengetahuan, motivasi dan keterampilan dalam negatif tersebut. Menurut Ranu (2014), stres
menghasilkan sesuatu. Adapun menurut Iqbal kerja akan menurun karena terdapat dukungan
dkk. (2015) menyatakan kinerja karyawan di dari pimpinan, rekan kerja, dan keluarga.
mana dalam mencapai tujuan organisasi harus Karyawan yang memiliki stres kerja sangat
menunjukkan efektivitas tindakan spesifik memerlukan suatu dukungan sosial.
karyawan yang berkontribusi. Hal ini
didefinisikan sebagai cara untuk melakukan Lambert et al. (2016) menyatakan bahwa
tugas-tugas sesuai dengan deskripsi pekerjaan. memberikan dukungan sosial seperti psikologis
Menurut Wartono (2017) stres juga diartikan mendukung, bantuan, umpan balik, dan
sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan motivasi untuk para karyawan sangat berharga
yang tidak menyenangkan yang berasal dari bagi karyawan. Sistem dukungan sosial dapat
luar. memberikan inovasi, yang dapat
mengakibatkan lebih cepat mendapatkan solusi
Menurut Prasad et al. (2016), stres kerja untuk masalah di tempat kerja, sehingga
disebabkan oleh kurangnya sumber daya dan pekerjaan menjadi lebih produktif dan
peralatan; bekerja tidak sesuai jam kerja seperti menyenangkan. Fenomena dukungan sosial
bekerja lembur dan iklim organisasi dianggap pada PT. PLN (Persero) UID Jatim berdasarkan
sebagai kontributor stres karyawan. Apabila data penilaian karyawan tahun 2018 sebagai
karyawan yang mengalami stres akan berikut.
berdampak pada penurunan kinerja, oleh karena
itu beban kerja yang berlebihan sebaiknya
Dukungan Sosial PT. PLN
diminimalisir, sehingga tidak terjadi stres kerja
(Persero) UID Jatim
pada karyawan yang akan berakibat pada
kinerja yang dihasilkannya (Tallo, 2014). 95%
90%
Penelitian terdahulu oleh Jalagat (2017) 85%
2014 2015 2016 2017 2018
menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh
negatif terhadap kinerja karyawan Petroleum Dukungan Sosial
Development Oman (PDO). Ini sejalan dengan
penelitian dilakukan oleh Sajuyigbe et al. Sumber: PT. PLN (Persero) UID JATIM
(2015) yang menemukan bahwa stres kerja Gambar Error! No text of specified style in
berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan document.. DUKUNGAN SOSIAL
pada staf Universitas Ibadan, Nigeria.
Dari Gambar 1, tahun 2014-2018, dukungan
Hasil observasi awal menunjukkan bahwa sosial PT. PLN (Persero) UID Jatim selalu pada
karyawan lelah dengan tututan pekerjaan yang angka 90% di mana ini sudah sangat memenuhi
dihadapi, hal tersebut diperkuat melalui target yang ada yaitu lebih dari 78% diketahui
wawancara dengan ibu IK salah satu karyawan bahwa karyawan yang menilai bahwa
bidang distribusi yang mengatakan bahwa dukungan sosial yang mereka dapatkan di
perasaan lelah terjadi pada saat tuntutan perusahaan sudah baik. Hal ini diperkuat
pekerjaan yang ada, karena mereka mengelola dengan pekerjaan yang di laksanakan
seluruh area di Jawa Timur dengan 16 area dan berhubungan dengan kerjasama antar team
1 APD ketika diberikan satu pekerjaan merekap membuat karyawan memiliki hubungan yang
dan menganalisis seluruh area artinya karyawan baik antar rekan kerja sehingga karyawan
distribusi yang melakukan evaluasi serta saling membantu satu sama lain dan atasan
monitoring dan jika datanya belum tersedia bersedia mendengarkan masalah-masalah yang
harus segera mencari data yang dibutuhkan dan dihadapi karyawan dan memberi solusi (dikutip
kantor pusat meminta data tersebut yang harus dalam hasil laporan employee engagement
diserahkan pada deadline yang ditentukan. survey PT. PLN (Persero) UID Jatim ). Adapun
penelitian menurut Setyowati & Nurhidayati
Dilihat dari dampak stres yang menghasilkan (2015) menyatakan bahwa variabel dukungan
pengaruh negatif pada kinerja karyawan

869
Welsya Cahyani & Agus Frianto. Peran Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja sebagai Peningkatan
Kinerja Karyawan

sosial berhasil memoderasi stres kerja terhadap sosial merupakan sebuah dukungan dapat
kinerja. membantu membangun kondisi kerja karyawan
menjadi lebih baik. Cyranowski et al. (2014)
KAJIAN PUSTAKA DAN menyatakan dukungan yang mengacu
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ketersediaan dirasakan oleh seseorang yang
dapat memberikan bantuan saat dibutuhkan.
Teori Stres Kerja
Menurut Robbins & Judge (2015:429) Stres Menurut Ayu & Adnyani (2017), dukungan
merupakan kondisi dinamis di mana seseorang Sosial merujuk pada kepedulian, harga diri,
dihadapkan pada tuntutan, peluang atau sumber kenyamanan, atau segala bentuk bantuan
daya yang terkait dengan apakah yang individu lainnya yang diterima orang lain atau
inginkan dan mana hasil yang dipandang kelompok. Mamatha & Prasad (2018)
menjadi tidak pasti dan penting. Indriani et al. menyatakan dukungan sosial merupakan
(2016) stres kerja merupakan situasi dukungan yang didapatkan dari atasan, rekan
ketegangan/tekanan emosional yang dialami kerja dan keluarga, orang-orang disekitar yang
seseorang yang sedang menghadapi tuntutan akan datang untuk membantu secara sukarela
pekerjaan, hambatan-hambatan dan adanya jika memiliki masalah serius dan tak terduga.
kesempatan yang sangat penting yang dapat
memengaruhi emosi, pikiran dan kondisi fisik Menurut Maslihah (2011), dukungan sosial
seorang karyawan. timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat
orang-orang yang akan membantu apabila
Menurut Marliani (2015:262), stres kerja terjadi suatu peristiwa atau keadaan yang akan
disebabkan adanya ketidakseimbangan antara menimbulkan masalah dan bantuan tersebut
karakteristik aspek pekerjannya dan dirasakan dapat menaikkan perasaan positif
karakteristik kepribadian karyawan serta dapat serta mengangkat harga diri. Dan menurut
terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adapun Ranu (2014) Dukungan sosial dapat berupa
Menurut Olaimat (2017) stres kerja secara pemberian infomasi, materi ataupun bantuan
teratur memengaruhi karyawan di tempat kerja, tingkah laku yang didapat dari hubungan sosial
di mana pun setiap karyawan akan mengalami yang dapat membuat individu merasa dicintai,
setidaknya sekali di tempat kerja mereka. diperhatikan, dan bernilai.
Selain itu, stres kerja dianggap sebagai masalah
kehidupan nyata di mana tidak hanya Maslihah (2011) menyatakan faktor yang
memengaruhi organisasi, tetapi dapat dikatakan memengaruhi dukungan sosial adalah empati,
karyawan sebagian besar telah menjadi korban norma dan pertukaran sosial. Indikator menurut
stres.Sedangkan menurut Nugroho et al. (2017) Cyranowski et al. (2014) yaitu dukungan
menyatakan bahwa stres kerja merupakan instrumental, dukungan informasi dan
tuntutan dari organisasi yang menyebabkan dukungan emosional.
tekanan selain itu akan membuat karyawan
mudah cemas, frustasi, merasa tertekan dan Teori Kinerja Karyawan
menurunnya produktivitas. Menurut Rahardjo et al. (2016), kinerja
karyawan merupakan hasil pekerjaan atau
Olaimat (2017) menyatakan faktor-faktor yang kegiatan seorang karyawan baik kualitas dan
memengaruhi stres kerja antara lain kuantitas sesuai dengan tanggung jawabnya
ketidakamanan pekerjaan, lingkungan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu
pekerjaan, konflik keluarga, dan beban kerja. guna meningkatkan nilai perusahaannya.
Indikator stres kerja menurut Robbins & Judge Febrina (2014) merupakan kinerja adalah hasil
(2015:434) yaitu gejala fisiologi, gejala kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
psikologis dan gejala emosional oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
Teori Dukungan Sosial
Menurut Lambert et al. (2016), dukungan sosial Menurut Iqbal et al. (2015), kinerja karyawan
merupakan sumber daya berharga karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berbeda di
memberikan dukungan psikologis, umpan tempat kerja. Prestasi kerja menilai apakah
balik, bantuan dan motivasi untuk para seseorang melakukan pekerjaan baik. kinerja
karyawan.Lalu Menurut Jong (2018) dukungan karyawan menunjukkan efektivitas tindakan

870
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
spesifik karyawan yang berkontribusi dalam sosial (Z), dan kinerja karyawan (Y).
mencapai tujuan organisasi. Lalu menurut Pengumpulan data dilakukan dengan cara
Damayanti (2015), kinerja dapat diartikan observasi, wawancara dan kuesioner.
sebagai suatu pencapaian hasil kerja dengan
aturan dan standar kerja yang berlaku pada Skala pengukuran dalam penelitian ini
masing-masing organisasi kerja. menggunakan skala likert dengan skala1
(sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat
Menurut Sutedjo & Mangkunegara. (2018), setuju) (Sugiyono, 2016:102). Teknik
kinerja juga merupakan pencapaian atas tujuan pengumpulan data menggunakan kuisioner,
organisasi yang dapat berbentuk output observasi dan wawancara, adapun penelitian ini
kuantitatif maupun kualitatif, fleksibilitas, menggunakan Structural Equation Model
kreativitas, dapat diandalkan atau hal lain yang (SEM) dengan metode analisis menggunakan
diharapkan oleh organisasi. Penekanan kinerja program Partial Least Square (PLS).
dapat bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, serta dapat pada tingkatan individu, HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompok ataupun organisasi.
Penelitian ini menggunakan responden
Faktor yang memengaruhi menurut Iqbal dkk. berdasarkan jenis kelamin dengan 26 responden
(2015) yaitu jam kerja, pelatihan, hambatan atau 59,1% berjenis kelamin laki laki
dalam komunikasi, stres, dan penghargaan sedangkan sisanya sebesar 18 responden atau
finansial. Indikator menurut Sutedjo & 40,9% berjenis kelamin perempuan. Adapun 7
Mangkunegara (2018) kuantitas dari hasil, responden dengan umur < 30 tahun atau
kualitas dari hasil, jangka waktu pencapaian sebesar 15,9%, selanjutnya pada rentang usia
hasil, kehadiran di tempat kerja, dan sikap sekitar 31 – 41 tahun sebanyak 16 responden
kooperatif atau 36,4%, lalu untuk rentang usia 41 -51
tahun sebanyak 10 responden atau 22,7%, dan
Hipotesis pada usia >51 tahun dengan total 11 responden
H1: Diduga stres kerja berpengaruh negatif atau 25,0%.
terhadap kinerja karyawan
H2: Diduga dukungan sosial memoderasi Pendidikan terakhir yaitu SMA, D3, S1 dan S2.
hubungan antara stres kerja terhadap Diketahui bahwa SMA sebanyak 4 responden
kinerja karyawan atau 9,1%, D3 sebanyak 3 responden atau
6,8%, S1 Sebanyak 34 responden atau 77,3%,
METODE PENELITIAN dan S2 sebanyak 3 responden atau 6,8% status
responden yaitu sudah menikah dan belum
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menikah. Menikah sebanyak 43 responden atau
Menurut Sugiyono (2016:7) penelitian 97,7% dan belum menikah sebanyak 1
kuantitatif merupakan metode positivistik responden atau 2,3%.
karena berlandaskan pada falsafat positivisme.
Penelitian ini berfokus pada pengujian hipotesis Masa bekerja responden dengan lama kerja < 5
yang telah dibuat yang melalui pengumpulan tahun sebanyak 3 responden atau 6,8%, 6-15
data saat melakukan penelitian di lapangan. tahun sebanyak 20 responden atau 45,5%, 16-2
Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) tahun sebayak 1 responden atau 2,3%, dan
UID Jatim, yang berlokasi Jl. Embong dengan lama kerja >21 tahun sebanyak 20
Trengguli 19-21, Surabaya. responden atau 45,5% jumlah responden dari
kedua bidang yaitu distribusi sebanyak 24
Populasi dari penelitian ini seluruh karyawan responden atau 54,4% dan niaga 20 responden
bidang distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) atau 45,5%.
UID Jatim sebanyak 44 karyawan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu Hasil kategori yang sudah dilakukan dapat
sampel jenuh yang di mana mengambil diketahui 3 responden (6,8%) menyatakan
seluruhnya digunakan sebagai sampel totalnya bahwa Stres Kerja pada karyawan bidang
sebanyak 44 karyawan. Adapun variabel distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) UID
penelitian ini yaitu : stres kerja (X), dukungan Jatim tergolong rendah. 23 responden (52,3%)

871
Welsya Cahyani & Agus Frianto. Peran Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja sebagai Peningkatan
Kinerja Karyawan

menyatakan bahwa Stres Kerja pada karyawan dipengaruhi oleh faktor lain juga yang
bidang distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) berpengaruh terhadap kinerja karyawan bidang
UID Jatim termasuk Sedang, dan 18 responden distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) UID
(40,9%) menyatakan bahwa Stres Kerja pada Jatim.
karyawan bidang distribusi dan niaga PT. PLN
(Persero) UID Jatim termasuk tinggi. dapat
diketahui bahwa stres kerja yang dialami pada
karyawan distribusi dan niaga PT. PLN
(Persero) UID Jatim tergolong sedang.

Hasil kategori yang sudah dilakukan dapat


diketahui 42 responden (94,5%) menyatakan
bahwa Dukungan Sosial pada karyawan bidang
distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) UID
Jatim tergolong tinggi. 2 responden (4,5%)
menyatakan Dukungan Sosial pada karyawan Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2019
bidang distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) Gambar 2. UJI MEASUREMENT MODEL
UID Jatim tergolong sedang. Dapat diketahui
bahwa Dukungan Sosial pada karyawan bidang Tabel 1.
distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) UID COMPOSITE RELIABILITY DAN
Jatim berada pada kategori yang tergolong CRONBANCH’S ALPHA VARIABEL
tinggi.
Variabel Composite Cronbach’s
Hasil kategori yang sudah dilakukan dapat Reliability Alpha
diketahui bahwa 42 responden (94,5%) SK 0,850 0,742
menyatakan bahwa Kinerja Karyawan pada DS 0,866 0,767
KK 0,847 0,769
karyawan bidang distribusi dan niaga PT. PLN
(Persero) UID Jatim tergolong tinggi. 2 Sumber : Output SmartPLS 3.0, 2019
responden (4,5%) menyatakan Kinerja
Karyawan pada karyawan bidang distribusi dan Tabel 2.
niaga PT. PLN (Persero) UID Jatim tergolong NILAI R-SQUARE
sedang. Dapat diketahui bahwa Kinerja
Variabel R-Square
Karyawan pada karyawan bidang distribusi dan
KK 0,456
niaga PT. PLN (Persero) UID Jatim berada
Sumber: Output SmartPLS 3.0, 2019
pada kategori yang tergolong tinggi.
Tabel 3.
Gambar 2 menunjukkan bahwa outer loading
HASIL PATH COEFFICIENTS
dari variabel stres kerja, dukungan sosial dan
kinerja karyawan lebih dari 0,50. Hal ini HubVariab Origin T- Keterangan
menunjukkan bahwa indikator yang ada valid el al Statisti
yang mengacu pada (Ghozali,2014). Sample cs
SK→ KK 0.113 1.022 < 1,96 H1
Pada tabel 1 diketahui bahwa nilai composite Ditolak
reliabilty di atas 0,70, menurut Ghozali, SK*DS → 0.358 2.543 ≥ 1,96 H2
(2014).Composite Reability dikatakan baik KK Diterim
a
apabila nilainya di atas 0,70. Tabel 1 juga
menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha Sumber: Output SmartPLS (2019)
sudah memenuhi yaitu di atas 0,70. Nilai
Cronbach’s Alpha bisa dipakai jika di atas 0,70 Pada tabel 3, nilai t-statistics pengaruh stres
Ghozali, (2014). kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 1.022
< 1,96. Hasil ini menunjukkan tidak ada
Tabel 2 menunjukkan nilai R-Square sebesar pengaruh signifikan pada variabel stres kerja
0,458. Artinya, besarnya pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan. Sedangkan nilai
dan dukungan sosial terhadap kinerja karyawan coefficient estimate sebesar 0,142 yaitu
sebesar 45,6% sedangkan 54,4% sisanya

872
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
berpengaruh positif. Artinya, tidak ada karyawan yang merasakan bosan dan jenuh
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan berinisiatif menguranginya dengan bermain
handphone ataupun keluar berjalan-jalan keluar
Besarnya nilai t-statistics pengaruh stres kerja sebentar dan rasa jenuh dan bosan berkurang.
terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi Hal ini diperkuat dengan wawancara dengan
oleh dukungan sosial sebesar 2,543 > 1,96 salah satu karyawan bidang niaga bapak MB
Hasil ini menunjukkan bahwa berpengaruh yang menyatakan jika setiap orang pasti
signifikan pada variabel statistics pengaruh merasakan jenuh, untuk mengurangi kejenuhan
stres kerja terhadap kinerja karyawan yang tersebut dengan keluar kelapangan maupun
dimoderasi oleh dukungan sosial sebesar. bermain handphone.
Adapun nilai coefficient estimate sebesar 0,358
yaitu berpengaruh positif. Dengan kata lain, Berdasarkan hasil observasi stres kerja yang
pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan dialami oleh karyawan pada bidang distribusi
berhasil dimoderasi oleh dukungan social. Hasil dan niaga PT. PLN (Persero) UID Jatim,
penelitian menunjukkan bahwa stres kerja tidak karyawan bisa tetap bekerja sesuai dengan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan tanggung jawab yang telah diberikan oleh
dukungan sosial berhasil memoderasi pengaruh perusahaan, walaupun beberapa karyawan
stres kerja terhadap kinerja karyawan. menganggap beban kerja dan tuntutan
pekerjaan yang dirasakan cukup berat namun
Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja tidak menjadikan alasan mereka untuk tetap
Karyawan bekerja dengan baik.
Dari hasil pengujian menunjukkan stres kerja
tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kategori
Hal ini diketahui dari hasil t-statistics bernilai skor kinerja karyawan yang menunjukkan
1.022 yang kurang dari 1,96 sehingga H1 95,5% karyawan memiliki kinerja yang tinggi
ditolak. Hal ini disebabkan oleh beberapa dan pada hasil kategorisasi skor untuk variabel
faktor salah satunya jenis kelamin. Hasil stres kerja sebesar 52,3% (kategori sedang)
karakteristik responden menunjukkan bahwa yang menunjukkan bahwa mereka merasakan
59,1% berjenis kelamin laki-laki, hal ini stres kerja namun dapat di atasi.
menunjukkan bahwa karyawan berjenis laki-
laki cenderung tidak mengalami stres kerja, di Kemudian, hasil ini didukung oleh penelitian
perkuat dalam penelitian Azizah (2013) yang Ravionita (2015) yang menyatakan bahwa stres
menyebutkan bahwa perempuan lebih mudah kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
terkena dampak stres kerja daripada laki-laki. karyawan. Stres kerja yang di alami karyawan
AUTO2000 Waru tergolong sedang di mana
Berdasarkan hasil dari kategorisasi variabel gejala-gejala stres yang ada dapat di atasi baik
stres kerja (52,3%) termasuk Sedang, hal ini dari karyawan maupun dari perusahaan selain
disebabkan oleh berdasarkan wawancara itu pada penelitianRuli (2016) menyatakan stres
dengan salah satu karyawan distribusi ibu BL kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
mengatakan bahwapada saat akhir bulan yang kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa
melakukan pengumpulan data dari masing- semakin tinggi atau rendahnya stres kerja yang
masing area yang harus disetorkan ke kantor terjadi, tidak akan berpengaruh terhadap kinerja
pusat, terkadang ada data dari area ada yang karyawan di bagian Funding Officer dan
belum mengumpulkan sehingga karyawan Accounting Officer pada Kantor Cabang PT.
harus meminta datanya. hal tersebut Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
menimbulkan rasa cemas akibat pekerjaan yang Bangkalan, Madura.
dilakukan belum selesai. Tetapi rasa cemas
tersebut tidak sampai membuat karyawan Stres kerja terbukti tidak berpengaruh terhadap
mengalami stres kerja yang tinggi dan terjadi kinerja karyawan. Stres kerja yang dialami
hanya pada saat tertentu. pada bidang distribusi dan niaga PT. PLN
(Persero) UID Jatim tergolong sedang. Di mana
Hasil survei dan pengamatan menunjukkan karyawan masih bisa mengelola stres kerja
bahwa beberapa karyawan merasakan bosan yang dihadapi dengan baik sehingga tidak akan
dan jenuh dengan pekerjaan yang dihadapi, memengaruhi kinerja dari karyawan.

873
Welsya Cahyani & Agus Frianto. Peran Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja sebagai Peningkatan
Kinerja Karyawan

Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja penelitian dari Ling (2014) yang menyatakan
Karyawan Dimoderasi oleh Dukungan dukungan sosial sebagai variabel moderasi
Sosial mampu meningkatkan prestasi kerja di tempat
Pada hasil pengujian hipotesis, menunjukkan kerja dan dapat manajemen stres lebih baik
bahwa dukungan sosial berhasil memoderasi memiliki kecenderungan tinggi untuk
variabel stres kerja terhadap kinerja karyawan memecahkan masalah karyawan dalam
sehingga H2 diterima. T-statistics sebesar 2,543 organisasi.
lebih dari 1,96. ini menunjukkan pentingnya
peran dukungan sosial dalam memengaruhi Berdasarkan hasil analisis penelitian di atas
stres kerja terhadap kinerja karyawan dan dapat diketahui bahwa jika terjadi stres kerja
mengurangi stres kerja yang dialami oleh dengan adanya dukungan sosial mampu
karywan dan berdasarkan perhitungan kategori membuat karyawan mengurangi stres yang
skor pada variabel dukungan sosial dihadapi dan akan berdampak pada
menunjukkan 95,5% dalam kategori tinggi dan meningkatnya kinerja karyawan
sisanya 4,5% dalam kategori sedang.
KESIMPULAN
Jika dikaitkan dengan penelitian yang
dilakukan pada karyawan bidang distribusi dan Stres kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja
niaga PT. PLN (Persero) UID Jatim ditemukan karyawan. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pada responden dengan masa kerja 6 sampai stres kerja yang dihadapi oleh karyawan dalam
>21 tahun yang telah bekerja diperusahaan PT. kategori sedang sehingga tidak memengaruhi
PLN (Persero) UID Jatim di mana para kinerja karyawan pada bidang distribusi dan
karyawan tersebut bisa lebih memahami niaga PT. PLN (Persero) UID Jatim.
bagaimana kondisi kerja yang dihadapi,
karyawan yang bekerja lebih lama cenderung Dukungan Sosial memoderasi pengaruh stres
membangun suasana kerja lebih kekeluargaan kerja terhadap kinerja karyawan pada bidang
dan begitulah dukungan sosial akan terbentuk. distribusi dan niaga PT. PLN (Persero) UID
Jatim. Dengan adanya dukungan sosial yang
Lalu karyawan bekerja sebagai team maka didapatkan baik dari atasan dan rekan kerja
mereka harus saling membantu satu sama lain sangat membantu karyawan dalam menjaga
dan memberi saran terkait pekerjaan. Selain itu stres kerja agar tidak tinggi atau mengurangi
rekan kerja sangat membantu karyawan dalam stres yang ada sehingga dapat membantu untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi meningkatkan kinerja karyawan.
sehingga stres kerja yang dialami dapat
berkurang, pernyataan ini diperkuat dengan Perusahaan diharapkan melakukan analisis
hasil wawancara dengan salah satu karyawan jabatan beserta deskripsi jabatan untuk
niaga yang ibu menyatakan yang menyebabkan mengetahui karyawan yang bekerja sesuai
stres kerja tidak tinggi karena adanya dukungan dengan keahliannya, selain itu perusahaan perlu
dan bantuan yang didapatkan antar rekan kerja. memperhatikan dalam memberikan pekerjaan,
seberapa jauh kemampuan dari karyawan
Adapun terkait dukungan sosial yang dalam menyelesaikan pekerjaannya. lalu untuk
didapatkan dari atasan diperkuat dengan hasil mengurangi gejala psikologis yang dialami
wawancara dengan salah satu karyawan bidang karyawan perusahaan perlu mengadakan
distribusi ibu IK yang menyatakan jika gathering yang dilakukan pada masing-masing
kesulitan dan bertanya kepada atasan, atasan bidang yang diharapkan bisa mengurangi
akan membantu memberi penjelasan dan dampak kebosanan dan kejenuhan yang
pengarahan. dialami, dengan adanya gathering ini juga
diharapkan bisa lebih mempererat hubungan
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian antar karyawan pada bidang-bidang terkait.
yang dilakukan oleh Mamatha & Prasad (2018)
bahwa dukungan sosial memberikan efek Dari hasil penelitian diketahui bahwa dukungan
mengurangi stres kerja yang dihadapi sehingga sosial memberikan pengaruh stres kerja
dapat meningkatkan kinerja, adapun stres kerja terhadap kinerja karyawan diharapkan seluruh
yang dihadapi dalam penelitian ini dalam pegawai pada bidang distribusi dan niaga PT.
kategori sedang. Dan berdasarkan hasil PLN (Persero) UID Jatim bisa terus

874
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
mempertahankan dukungan sosial yang mereka Kinerja Karyawan (Edisi Pert).
miliki saat ini. Salah satunya dengan menjaga Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
hubungan yang baik antar karyawan serta
dengan atasan dan diharapkan karyawan juga Indriani, A., Yuliantini, N. N., & Bagia, I. W.
bisa terus memiliki komunkasi yang baik (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Budaya
dengan atasan serta rekan kerja agar dukungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. E-
sosial ini bisa terus memberikan pengaruh Journal Bisma Universitas Pendidikan
dalam mengurangi tingkat stres kerja dan Ganesha Jurusan Manajemen, 4(1), 1–8.
mampu meningkatkan kinerja karyawan serta
bisa terus menjaga lingkungan kerja yang Iqbal, A., Ijaz, M., Latif, F., & Mushtaq, H.
memiliki dukungan sosial yang tinggi. (2015). Factors affecting the employee’s
performance: a case study of banking
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada sector in pakistan. European Journal of
penggunaan populasi dan sampel yang hanya Business and Social Sciences, 4(8), 309–
dilakukan pada bidang distribusi dan niaga, dan 318.
diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa
dilakukan dari bidang-bidang lain agar bisa Jalagat, R. (2017). Determinants of Job Stress
mendapatkan hasil secara keseluruhan. and Its Relationship on Employee Job
Penelitian selanjutnya juga dapat melibatkan Performance. American Journal of
variabel lain yaitu beban kerja, motivasi kerja, Management Science and Engineering,
kepuasan kerja, dan kompensasi. 2(1), 1–10.

DAFTAR PUSTAKA Jong, J. (2018). The role of social support in the


relationship between job demands and
Ayu, I. G., & Adnyani, D. (2017). Pengaruh employee attitudes in the public sector.
Dukungan Sosial dan Burnout terhadap International Journal of Public Sector
Kinerja Perawat Rawat Inap RSUP Management, 31(6), 672–688.
Sanglah. E-Jurnal Manajemen Unud,
6(5), 2474–2500. Kasmawati. (2018). Sumber daya manusia
sebagai sumber keunggulan kompetitif.
Azizah, M. F. (2013). Analisis Faktor-Faktor Jurnal Manajemen Pendidikan, II(36),
yang Berhubungan dengan Kejadian Stres 229–242.
Kerja Pada Karyawan Bank (Studi pada
Karyawan Bank BMT). Jurnal Kesehatan Lambert, E. G., Minor, K. I., Wells, J. B., &
Masyarakat, 2(1), 1–10. Hogan, N. L. (2016). Social support’s
relationship to correctional staff job
Cyranowski, J. M., Zill, N., Bode, R., & Kelly, stress, job involvement, job satisfaction,
M. A. R. (2014). Assessing Social and organizational commitment. Social
Support, Companionship, and Distress: Science Journal, 53(1), 22–32.
NIH Toolbox Adult Social Relationship
Scales. National Institutes of Health Mamatha, C., & Prasad, K. D. V. (2018).
Public Access, 32(3), 293–301. Employee Performance A Function of
Social Support And Coping : A Case
Damayanti, E. L. (2015). Hubungan Antara Study with Reference to Agricultural
Stress Kerja Dan Motivasi Kerja Dengan Research Sector Employees Using
Kinerja Karyawan. Jurnal Psikologi, 4(1), Multinominal Logistic Regression.
44–50. Journal of Business and Management,
19(11), 12–21.
Febrina, Z. (2014). Hubungan Antara Kepuasan
Kerja dengan Kinerja Karyawan PT. Marliani, R. (2015). Psikologi Industri dan
Kokonako Indonesia DI Tembilahan. Organisasi (Cetakan Pe). Jakarta:
Thesis, 14–15. Penerbit Pustaka Setia.

Indrasari, M. (2017). Kepuasan Kerja dan Maslihah, S. (2011). Prestasi Akademik Siswa
Smpit Assyfa Boarding School. Psikologi

875
Welsya Cahyani & Agus Frianto. Peran Dukungan Sosial terhadap Stres Kerja sebagai Peningkatan
Kinerja Karyawan

Undip, 10(2), 103–114. Nigeria. International Journal in


Management and Social Science, 3(4),
Nugroho, R., Sunuharjo, B. S., & Ruhana, I. 424–434.
(2017). Pengaruh Iklim Organisasi BPS
dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Setyowati, T., & Nurhidayati, A. (2015).
Karyawan ( Studi pada karyawan Badan Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja
Pusat Statistik ( BPS ) Kabupaten Kediri dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel
). Jurnal Administrasi Bisnis, 45(1). Moderasi (Studi Kasus Tim Penggerak
PKK Kabupaten Rembang). Potensio
Olaimat, D. (2017). The Moderating Effect of Jurnal STIE YPPI, 17(1), 1–10.
Organizational Support on the
Relationship between Job Stress and Sudarno, S. (2015). Akuntansi Sumberdaya
Employee Performance in. European Manusia: Perlakuan Dan Pengukuran.
Journal of Business and Management, Jurnal Akuntansi Universitas Jember,
9(14). 8(1), 1–12.

Prasad, K., Vaidya, R., Kumar, V. A., & Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Rekha, B. (2016). A Comparative Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Cetakan
Analysis on the Causes of Occupational ke). Bandung: Alfabeta.
Stress among Men and Women
Employees and its Effect on Performance Sutedjo, A. S., & Mangkunegara, A. P. (2018).
at the workplace of Information Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Kerja
Technology Sector, Hyderabad. terhadap Kinerja Karyawan di PT. Inti
International Journal of Management Kebun Sejahtera. Jurnal Bisnis Dan
Excellence, 7(2), 796. Manajemen, 5(2), 1–12.

Rahardjo, K. S., Ayu, I. G., & Dewi, M. (2016). Tallo, Y. M. G. (2014). Pengaruh Stres Kerja
Locus of Control Sebagai Variabel dan Kompensasi terhadap Kinerja
Pemoderasi. Matrik: Jurnal Manajemen, Karyawan pada Perhutani Plywood
Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan, Industry di Kabupaten Kediri Jawa Timur.
10(2), 117–127. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 3(1), 1–9.

Ranu, M. E. (2014). Stres Kerja, Motivasi, Wartono, T. (2017). Pengaruh stres kerja
dengan Dukungan Sosial sebagai Variabel terhadap kinerja karyawan. Jurnal Ilmiah
Moderator. Jurnal Mahasiswa Prodi Manajemen Universitas Pamulang,
Universutas Negeri Surabaya, 2(4), 600– 4(2), 41–55.
611.

Ravionita, F. (2015). Pengaruh Budaya


Organisasi dan Stres Kerja terhadap
Kinerja Karyawan di PT. Astra
Internasional Tbk. Auto2000 Waru
Surabaya pada Bagian Parts Accessories
(DEPO). Jurnal Ilmu Manajemen, 5(1),
1–7.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015).


Organizational Behavior ( Perilaku
Organisasi ) (Cetakan Ke). Jakarta:
Salemba Empat.

Sajuyigbe, A. S., Madu–Igwe, C. O., &


Babalola, D. Y. (2015). Influence of job-
stress on job performance among
academic staff of University of Ibadan,

876

Anda mungkin juga menyukai