DHF
DHF
e. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah
seperti bak mandi, tempayan vasbunga.
3. Patofisiologi DHF
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia
(virus masuk ke dalam aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan
terbentuklah kompleks virus antibody yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan
permeabilitas pembuluh darah karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke
dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler
atau terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit
(trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi perdarahan
hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes (kebocoran plasma) keluar dari
pembuluh darah sehingga darah mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga
organ tubuh tidak cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.Pada keadaan
hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan asidosis jaringan yang
akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin berat
akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga
mengakibatkan hipotensi , hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan
dapat mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal
maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan anoreksia.Bila virus menyerang
organ hepar, maka virus dengue tersebut menganggu sistem kerja hepar, dimana salah
satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati terserang virus
dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi bahan keton,
sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali, dimana pembesaran
hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi abdomen. Bila virus
bereaksi dengan antbody maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan
histamine dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan derajat
I,II,III, danIV
4. KlasifikasiDHF
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai
berikut:
a. DerajatI:
Demam disertai gejala klinis lain atau tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari.
Uji tourniquet positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. DerajatII:
perdarahan gusi.
c. DerajatIII:
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lema
(>120x/menit), tekanan darah menurun.
d. Derajat IV:
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur, anggota gerak gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
5. Manifestasi KlinisDHF
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain
f. Sakitkepala.
g. Pembengkakan sekitarmata.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
6. Pemeriksaan DiagnostikDHF
c. Pada renjatan yang berat, periksa: Hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6 jam
apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto
dada, BUN, creatinin serum (Nursalam, 2008).
7. Penatalaksanaan (Narusalam,2008)
1) Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang )
ataukejang-kejang.
2) Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet
positif / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCVmeningkat.
3) Panas disertaiperdarahan
4) Panas disertairenjatan.
b. DHF tanparenjatan
Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak
dengan BB <10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari. Untuk anak dengan BB <10 kg
bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya. Untuk
kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya
dan sesering mungkin.
Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus
yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan
penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai
berikut:
c. DHF denganRenjatan
berikut :
3) Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1
jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan
nadi cepat lemah, akral dingin maka
penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander (
dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1
jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24jam.
8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF) menurut
(Hidayat Alimul, 2008) diantaranya:
a. Ensepalopati
c. EfusiPleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien
akan mengalami distress pernafasan.
d. Perdarahan intravaskulermenyeluruh.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Anak DenganDHF 1.
PengkajianDHF
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
adalah panas tinggi dan anaklemah
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan
persendian, nyeri ulu hati, dan
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
e. Riwayat Imunisasi
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
berkurang.
g. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih (seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
h. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme: frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan
berkurang danmenurun,
2) Eliminasi alvi (buang air besar): kadang-kadang anak yang mengalami diare
atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadihematuria.
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur
maupun istirahatnyaberkurang.
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menajgakesehatan.
i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah
sebagai berikut:
1) Kepala dan leher: kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam (flusy). mata anemis, hidung kadang mengalami
2) Dada: bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak
terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,
ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III danIV.
1) Grade I: kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, tanda- tanda vital dan
andielmah.
3) Grade III: kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
dan tidak teratur, serta takanan darahmenurun.
4) Grade IV: kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin, berkeringat dan kulit
tampak biru.
2. Diagnosa KeperawatanDHF
3. Intervensikeperawatan
Intervensi:
Observasi
5) Monitor status hemodinamik (mis, MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
Terapeutik
Terpaeutik
11) Lakukan pendinginan eksternal (mis, selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, keher, dada abdomen,aksila).
Observasi
1) Identifikasi statusnutrisi
15) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditolerans
Edukasi
Observasi