Anda di halaman 1dari 8

Efek Antiinflamasi dan Keamanan Phyllanthus niruri L.

Herba dan
Taraxacum officinale Weber et Wiggers Herba
terhadap Dermatitis Alergika pada Mencit

Diana Krisanti Jasaputra, Rosnaeni


Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Abstract
Allergic dermatitis is a common disease in community, and is still a health problem
because of its recurency. Phyllanthus niruri L. Herba and Taraxacum officinale Weber et Wiggers
Herba are often used in treating Atopic Dermatitis (AD). The objectives of this research are to
determine antiinflammation effect of n-hexane fraction of these herb to Allergic dermatitis in mice
and its safety. A longitudinal prospective research using Randomized Complete Design with Swiss
Webster adult male mice strain as experimental animal. The examination of the antiinflammation
effect use 30 mice divided in 6 group (n=5). Each gruop induced by Ovalbumin at day 1,7, and 21,
except the negative controle group. N-hexane fraction of these herb was given orally at day 21. The
measured data consitsts of the inflammation coverage area, the number of inflammation cells
microscopically at histology preparate with HE and the percentage of eosinophyl in peripheral blood
swab. The acute toxicity test was carried on 80 male mice and 80 female mice . There are differences
in the inflammation coverage area and the number of inflammation cells on the mice induced by
Ovalbumin group (positive control, 27,30 mm2, 247, p<0,05) and the mice group received Ovalbumin
and n-hexane fraction of the two herbs with dose 1 (12,85 mm2, 142), dose 2 (5,09 mm2, 53), and dose
3 (15,28 mm2, 116). Eosinophyl percentage on the test group with dose 1 (1%) and dose 2 (2%) are
significantly different from the positive control (10%)(p<0,05).However, the eosinophyl percentage
on the test group with dose 3 (10%) is insignificantly different from the positive control (p>0,05). The
toxicity test of the two herbs showed There are no toxicity until dose 16 000 mg/KgBW. The
conclusion are n-hexane fraction of Phyllanthus niruri L. Herba and Taraxacum officinale Weber et
Wiggers Herba have an antiinflammation effect on mice with Allergic Dermatitis and are safe for
oral consumption.

Keywords: Phyllanthus niruri L. Herba, Taraxacum officinale Weber et Wiggers Herba, Mice,
Antiinflammtion effect, safety.

Pendahuluan ini mengenai kira-kira 2-3% anak1.


Dermatitis Alergika merupakan Kepustakaan lain mengatakan bahwa
penyakit yang sering dijumpai di dermatitis atopik sering dijumpai pada
masyarakat, dan masih menjadi masalah praktek dokter anak. Sekitar 39%
kesehatan kerena penyakit ini sukar gangguan kulit pada anak di bawah
sembuh. Dermatitis Alergika adalah umur 5 tahun didiagnosis sebagai
suatu peradangan pada kulit yang dermatitis atopik. Prevalensi dermatitis
didasari oleh reaksi alergi / reaksi atopik adalah 3,2% dari seluruh populasi
hipersensitivitas tipe I dengan salah satu (5912 anak), 3,7% di antaranya berkulit
bentuk yang sering dijumpai adalah hitam dan 8,5% orang Filipina2. Reaksi
Dermatitis Atopik. Prevalensi dermatitis inflamasi yang timbul pada penyakit
atopik adalah sebesar 0,69%. Penyakit alergi dipengaruhi oleh konsentrasi NO,

55
JKM. Vol. 7 No. 1 Juli 2007: 55-61

suatu molekul radikal bebas. Wiggers Herba yaitu apigenin, luteolin 7-


Konsentrasi NO yang tinggi berperan glucosides mempunyai efek anti inflamasi
pada perekrutan eosinofil ke daerah yang kuat, karena kandungan tersebut
lesi3. Hal itu disebabkan karena adanya menginhibisi enzim siklo oksigenase9.
interaksi antara superoksida dan NO Enzim siklo oksigenase adalah enzim
dapat menghasilkan peroxynitrite yang yang berperan pada biosintesis
meningkatkan faktor kemotaktik bagi Prostaglandin, suatu mediator utama
eosinofil yaitu RANTES dan IL-5 4. reaksi inflamasi.
Eosinofil selanjutnya menghasilkan Penelitian ini menggunakan
berbagai spesies oksigen reaktif, secara Phyllanthus niruri L. Herba dan
terus menerus, dan menimbulkan reaksi Taraxacum officinale Weber et Wiggers
peradangan kronis. Oleh karena itu, Herba yang dilarutkan dalam pelarut n-
penggunaan obat / agen yang berefek heksana. Pemilihan pelarut n-heksana
anti inflamasi dan antioksidan pada berdasarkan hasil penelitian
Dermatitits Alergika menjadi penting. pendahuluan yang menggunakan tiga
Phyllanthus niruri L. Herba, macam pelarut yaitu etanol, etil asetat,
mengandung flavonoid dengan dan n-heksana. Pelarut n-heksana
komponen utamanya quercetin yang memberikan hasil terbaik pada uji
merupakan senyawa antioksidan yang pendahuluan tersebut.
lebih kuat dibandingkan vitamin C5. Tujuan penelitian ini adalah
Flavonoid dapat mengurangi kerusakan menilai efek antiinflamasi fraksi n-
jaringan akibat radikal bebas dan dapat heksana Phyllanthus niruri L. Herba dan
juga mengurangi intensitas reaksi alergi. Taraxacum officinale Weber et Wiggers
Quercetin dapat menghambat sintesis Herba terhadap Dermatitis Alergika
histamin, suatu mediator penting pada pada mencit dan keamanannya.
penyakit dermatitis alergika (ekzema)5.
Taraxacum officinale Weber et Wiggers
Herba dengan kandungan p-hydroxy- Bahan dan Metode
phenylacetic acid derivat taraxacoside Bahan, Alat, dan Hewan Coba
(dengan gugus fenol)6 dan β-karoten7 Bahan uji berupa Phyllantus niruri
juga mempunyai efek antioksidan. Efek L. Herba dan Taraxacum officinale Weber
antioksidan Taraxacum officinale Weber et et Wiggers Herba dikumpulkan dari
Wiggers Herba telah diteliti dengan daerah sekitar Lembang Bandung,
pemeriksaan kadar Malondialdehid dibersihkan, kemudian dikeringkan
pada mencit yang diinduksi dengan dengan cara diangin-anginkan dan
CCl48. Pemberian antioksidan sangat dibuat fraksi N-Heksana untuk uji efek
perlu diberikan pada reaksi inflamasi antiinflamasi. Uji toksisitas akut
pada proses alergi. Pemberian menggunakan ekstrak etanol masing-
antioksidan akan mengatasi dampak masing tumbuhan obat. Konsentrasinya
negatif berbagai molekul radikal bebas, disesuaikan dengan besarnya dosis yang
seperti superoksida, NO, dan akan diteliti. Ovalbumin 10 % dibuat
peroxynitrite dan dengan demikian akan dengan melarutkan 10 g Ovalbumin
terjadi pengurangan perekrutan dalam 100 cc aquades. Bahan-bahan
eosinofil, yang menghasilkan berbagai untuk pembuatan preparat
spesies oksigen reaktif. Kandungan histopatologi, (formalin, alkohol 96%,
flavonoid Taraxacum officinale Weber et alkohol 70%, xylol, paraffin, etelan

56
Efek Antiinflamasi dan Keamanan Phyllanthus niruri L. Herba dan
Taraxacum officinale Weber et Wiggers Herbaterhadap Dermatitis Alergika pada Mencit
(Diana Krisanti Jasaputra, Rosnaeni)

hemaktoksilin eosin, Canada balsam) 2. Kelompok uji II yang memperoleh


bahan untuk pewarnaan Giemsa, 0,2 ml Ovalbumin 10% intrakutan
aquades. pada punggungnya dan fraksi N-
Alat-alat yang diperlukan adalah heksana 9 mg Phyllanthus niruri L.
alat-alat gelas laboratorium, timbangan Herba dan 2 mg Taraxacum officinale
mencit, timbangan digital, kandang Weber et Wiggers Herba (dosis 2)
mencit, botol minum, alat untuk per oral
pembuatan ekstrak dan fraksi n- 3. Kelompok uji III yang memperoleh
heksana, alat suntik, jarum suntik yang 0,2 ml Ovalbumin 10% intrakutan
sesuai, sonde untuk pemberian oral, pada punggungnya dan fraksi N-
jangka sorong, kaca obyek, kaca heksana 18 mg Phyllanthus niruri L.
penutup, inkubator, hot plate, mikrotom, Herba dan 4 mg Taraxacum officinale
mikroskop cahaya. Weber et Wiggers Herba (dosis 3)
Hewan coba yang digunakan per oral
adalah mencit jantan dewasa (berumur 8 4. Kelompok kontrol pembanding
minggu) galur Swiss Webster yang yang memperoleh 0,2 ml Ovalbumin
diperoleh dari laboratorium Biologi ITB. 10% intrakutan pada punggungnya
Uji efek antiinflamasi menggunakan 30 dan Chlortrimeton Maleat (CTM)
ekor mencit jantan sedangkan uji per oral
toksisitas akut menggunakan 80 ekor 5. Kelompok kontrol positif yang
jantan dan 80 ekor mencit betina. memperoleh 0,2 ml Ovalbumin 10%
intrakutan pada punggungnya
6. Kelompok kontrol negatif yang
Uji efek antiinflamasi memperoleh aquades intrakutan
Penelitian ini merupakan pada punggungnya
penelitian eksperimental di laboratorium Mencit-mencit tersebut
yang bersifat longitudinal prospektif, diadaptasikan terlebih dahulu dengan
dan menggunakan Rancangan Acak suasana laboratorium selama tujuh hari.
Lengkap (RAL), yang menilai efek Setelah dicukur, punggung mencit
pemberian fraksi n-heksana Phyllanthus kelompok I, II, III, IV, dan V disuntik 0,2
niruri L. Herba dan Taraxacum officinale ml Ovalbumin 10% intrakutan
Weber et Wiggers Herba terhadap luas sedangkan kelompok kontrol negatif
daerah peradangan, jumlah sel-sel disuntik 0,2 ml aquades intrakutan
radang pada preparat histologi dengan masing-masing pada hari ke 1, 7, dan 21.
pewarnaan HE, dan persentase jumlah Mencit-mencit kelompok uji I, II,
eosinofil pada apus darah tepi mencit III, dan kontrol pembanding satu jam
dengan Dermatitis Alergika yang sebelum penyuntikan Ovalbumin 10%
diinduksi Ovalbumin. pada hari ke 21, mendapat perlakuan
Hewan coba mencit dibagi terlebih dahulu dengan bahan uji
menjadi 6 kelompok (n=5), yaitu: sebagai berikut: kelompok uji I, II, dan
1. Kelompok uji I yang memperoleh 0,2 III berturut-turut memperoleh fraksi n-
ml Ovalbumin 10% intrakutan pada heksana Phyllanthus niruri L. Herba dan
punggungnya dan fraksi N-heksana Taraxacum officinale Weber et Wiggers
4,5 mg Phyllanthus niruri L. Herba Herba dengan dosis 1, 2, dan 3 per oral
dan 1 mg Taraxacum officinale Weber dengan menggunakan sonde oral
et Wiggers Herba (dosis 1) per oral

57
JKM. Vol. 7 No. 1 Juli 2007: 55-61

sedangkan kelompok pembanding selama 14 hari untuk mengamati efek


memperoleh CTM. lambat ekstrak etanol Phyllanthus niruri
Setelah penyuntikan terakhir pada L Herba dan ekstrak etanol Taraxacum
hari ke 21, luas daerah peradangan pada officinale Weber et Wiggers Herba.
kulit punggung mencit ditentukan
dengan jangka sorong. Setiap mencit
masing-masing kelompok, 24 jam
kemudian, diambil darahnya melalui
ekor untuk dibuat sediaan apus darah Tabel 1. Dosis ekstrak etanol
tepi dan diwarnai dengan pewarnaan Phyllanthus niruri L Herba /
Giemsa, guna penghitungan presentase Taraxacum officinale Weber et
eosinofil. Jaringan kulit di daerah lesi Wiggers Herba
juga diambil untuk dibuat preparat Kelompok Jumlah Mencit Dosis
ekstrak
histopatologi dengan pewarnaan Jantan Betina
etanol
Hemaktoksilin-Eosin, untuk Herba
penghitungan jumlah sel-sel radang. Sel- (mg/Kg BB)
sel radang yang dihitung meliputi 1 5 5 0,5
neutrofil, eosinofil, limfosit, dan 2 5 5 5
monosit. 3 5 5 100
4 5 5 1 250
5 5 5 2 000
Uji Toksisitas Akut 6 5 5 6 000
Penelitian uji toksisitas akut 7 5 5 16 000
ekstrak etanol Phyllanthus niruri L Herba Kontrol (-) 5 5 -
dan Taraxacum officinale Weber et
Wiggers menggunakan hewan coba 80
ekor mencit jantan dan 80 ekor mencit Analisis Data
betina dewasa (berumur 8 minggu) Data yang diperoleh pada uji efek
galur Swiss Webster yang diperoleh dari antiinflamasi selanjutnya dianalisis
laboratorium Biologi ITB. Masing- dengan ANAVA, menggunakan
masing kelompok mencit jantan dan program sigma stat dengan α = 0,05
betina dibagi menjadi 8 kelompok (n = Penilaian toksisitas akut kedua
5), diberi ekstrak etanol Phyllanthus herba didasarkan pada kriteria yang
niruri L. atau ekstrak etanol Taraxacum tertera berikut ini :
officinale Weber et Wiggers dengan dosis
tertentu. Variasi dosis kedua herba yang Tabel 2. Kriteria Penilaian Toksisitas10
diberikan dapat dilihat pada tabel 1. Penilaian Toksisitas LD 50
Pengamatan yang dilakukan pada Praktis tidak toksik > 15 g/Kg BB
penelitian uji toksisitas akut meliputi, Sedikit toksik 5 – 15 g/Kg BB
Toksisitas sedang 0,5-5 g/Kg BB
ada tidaknya kematian atau gejala toksik Sangat toksik 50 -500 mg/Kg BB
selama kurun waktu setengah jam, satu Luar biasa toksik 5 – 50 mg/Kg BB
jam, dua jam, dan 6 jam. Pengamatan Super toksik < 5 mg/Kg BB
selanjutnya dilakukan dua hari sekali
Tabel 3. Luas daerah peradangan (dalam mm2) pada kelompok perlakuan
No Mencit Kel. uji Kel. uji Kel. uji Kontrol Kontrol
I II III pembanding positif
1 22,91 4,52 12,56 8,51 30,38
2 12,48 4,15 22,50 22,05 30,68

58
Efek Antiinflamasi dan Keamanan Phyllanthus niruri L. Herba dan
Taraxacum officinale Weber et Wiggers Herbaterhadap Dermatitis Alergika pada Mencit
(Diana Krisanti Jasaputra, Rosnaeni)

3 7,07 4,91 18,09 11,34 47,46


4 10,92 6,15 11,00 11,94 8,25
5 10,86 5,72 12,24 8,99 19,75
Rata-rata 12,85 5,09 15,28 12,57 27,30

Tabel 4. Jumlah rata-rata sel-sel radang per lapang pandang tiap


kelompok perlakuan
No Kel. Kel. Kel. uji Kontrol Kontrol Kontrol
Mencit uji I uji II III pembanding positif negatif
1 175 101 64 53 228 24
2 173 30 121 229 126 18
3 65 26 225 125 202 10
4 77 8 75 92 342 18
5 220 99 93 60 336 16
Rata-rata 142 53 116 112 247 17
Keterangan:
- Pemeriksaan dilakukan menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 1000 X
- Pengamatan dilakukan pada 10 lapang pandang. Data yang diperoleh dirata-rata per lapang pandang.

Tabel 5. Persentase eosinofil (dalam %) pada hitung


jenis apus darah tepi masing-masing kelompok
No Kel. Kel. Kel uji Kontrol Kontrol Kontrol
Mencit uji I uji II III pembanding positif negatif
1 0 2 10 9 8 2
2 1 3 9 11 10 4
3 2 1 12 8 10 5
4 3 1 7 9 12 3
5 0 3 10 10 9 1
Rata-rata 1 2 10 9 10 3

Hasil Penelitian kelompok disajikan pada tabel 5. Hitung


Luas daerah peradangan yang jenis dilakukan dengan menggunakan
diukur dengan jangka sorong untuk mikroskop cahaya dengan pembesaran
tiap kelompok disajikan pada tabel 3. 1000 X
Kelompok kontrol negatif tidak Penelitian uji toksisitas akut
memperlihatkan adanya daerah memperlihatkan bahwa pemberian
peradangan. ekstrak etanol Phyllanthus niruri L Herba
Penghitungan jumlah sel-sel maupun ekstrak etanol Taraxacum
radang pada preparat histopatologi officinale Weber et Wiggers Herba
daerah lesi dengan pewarnaan HE dengan dosis sampai 16.000 mg/KgBB
dilakukan pada sepuluh lapang tidak menimbulkan kematian dan juga
pandang, Jumlah rata-rata sel-sel radang tidak menimbulkan gejala-gejala toksik.
per lapang pandang masing-masing Dengan demikian, ekstrak etanol
kelompok disajikan pada tabel 4. Phyllanthus niruri L Herba dan ekstrak
Persentase eosinofil pada hitung etanol Taraxacum officinale Weber et
jenis SADT mencit masing-masing Wiggers Herba praktis tidak toksik

59
JKM. Vol. 7 No. 1 Juli 2007: 55-61

berdasarkan pengelompokan Kriteria Konsentrasinya yang tinggi ini


Penilaian Toksisitas (Tabel 2). berhubungan dengan reaksi inflamasi
eosinofil pada penderita penyakit alergi.
Interaksi antara superoksida dan NO
Pembahasan dapat menghasilkan peroxynitrite.
Kulit punggung mencit yang Peroxynitite secara signifikan
disuntik Ovalbumin intrakutan pada meningkatkan faktor kemotaktik bagi
hari 1, 7, dan 21, akan mengalami eosinofil yaitu RANTES dan IL-5 12 yang
peradangan akibat reaksi alergi berupa akan meningkatkan perekrutan
daerah kemerahan. Peradangan yang eosinofil, yang menghasilkan berbagai
timbul tersebut diperantarai oleh spesies oksigen reaktif, secara terus
berbagai mediator antara lain histamin menerus, dan menimbulkan reaksi
dan prostaglandin.11 Mediator-mediator peradangan kronis.
tersebut merupakan faktor kemotaktik Oleh karena itu, setiap agen/obat
bagi berbagai sel-sel radang seperti /tumbuhan obat yang dapat
neutrofil dan eosnofil. mengurangi jumlah eosinofil akan dapat
Luas daerah peradangan dan mengurangi kerusakan jaringan pada
jumlah sel-sel radang pada kelompok peradangan akibat reaksi alergi.
mencit yang diinduksi dengan Phyllanthus niruri L. Herbal dan
Ovalbumin dan diberi fraksi n-heksana Taraxacum officinale Weber et Wiggers
Phyllanthus niruri L. Herba dan Herbal yang berefek antioksidan dapat
Taraxacum officinale Weber et Wiggers mengurangi dampak negatif radikal
Herba baik dosis 1, 2, maupun 3 ternyata bebas pada inflamasi yang didasari
berbeda bermakna dengan kelompok reaksi alergi dan mengurangi
mencit kontrol positif yang hanya perekrutan eosinofil ke daerah lesi.
memperoleh Ovalbumin saja (p<0,05). Pemeriksaan hitung jenis leukosit
Luas daerah peradangan dan jumlah sel- pada sediaan apus darah tepi mencit
sel radang kelompok uji I, II, dan III yang diinduksi Ovalbumin
ternyata tidak berbeda bermakna memperlihatkan presentase eosinofil
dengan kelompok kontrol pembanding kelompok mencit yang diberi fraksi n-
yang diinduksi Ovalbumin dan diberi heksana Phyllanthus niruri L. Herba dan
CTM. Taraxacum officinale Weber et Wiggers
Infiltrasi eosinofil merupakan Herba dosis 1 dan 2 ternyata berbeda
salah satu pertanda adanya reaksi bermakna dengan kelompok mencit
inflamasi pada proses alergi. Eosinofil, kontrol positif yang hanya memperoleh
di jaringan, melepaskan protein yang Ovalbumin saja (p<0,05), namun
toksik dan spesies oksigen reaktif, presentase eosinofil kelompok uji
seperti superoksida, H2O2, radikal dengan dosis 3 tidak berbeda bermakna
hidroksil, dan Nitric Oxide (NO)4, yang dengan kontrol positif Kelompok
berperan pada patogenesis terjadinya kontrol pembanding yang diinduksi
reaksi inflamasi yang disertai kerusakan Ovalbumin dan diberi CTM juga tidak
jaringan dan remodeling pada penderita berbeda bermakna dengan kelompok
penyakit alergi12. NO, salah satu kontrol positif. (p>0.05).
molekul radikal bebas, dengan
konsentrasi tinggi berperan pada reaksi
inflamasi pada penyakit alergi. Kesimpulan

60
Efek Antiinflamasi dan Keamanan Phyllanthus niruri L. Herba dan
Taraxacum officinale Weber et Wiggers Herbaterhadap Dermatitis Alergika pada Mencit
(Diana Krisanti Jasaputra, Rosnaeni)

Fraksi n-heksana Phyllanthus niruri immune response-mediated allergic


L. Herba dan Taraxacum officinale Weber diarrhea following oral administration of
et Wiggers Herba dapat mengurangi traditional Korean medicine:
Atractylodes macrocephala Koidz.
luas daerah peradangan dan jumlah sel-
Immunopharmacology and
sel radang pada daerah lesi, serta Immunotoxicology, 2005: 331-43
presentase eosinofil pada apus darah 6. Bisset, N.G. Herbal drug dan
tepi mencit dengan reaksi alergi akibat phytopharmaceuticals. Stuttgart:
pemberian Ovalbumin. Pemberian baik Medpharm Scientific Publishers. 1994.
ekstrak etanol Phyllanthus niruri L. 7. Duke, J.A. CRC Handbook of Medicinal
Herba, maupun ekstrak etanol Herbs., Inc. Boca Raton, Florida: CRC
Taraxacum officinale Weber et Wiggers Press. 1982.
Herba hingga dosis 16.000 mg/Kg BB 8. Jasaputra, Diana Krisanti, Evacuasiany,
Endang., Yohanes S.A.,P. Aitara,
tidak menimbulkan kematian, artinya
Hermawan, Iwan. Efek anti
praktis tidak toksik sehingga dapat hepatotoksik, anti inflamasi pada
digunakan dengan aman. dermatitis alergika, dan uji toksisitas
akut herba Jombang (Taraxacum officinale
Weber et Wiggers). Jurnal Kedokteran
Daftar Pustaka Maranatha. 2003; 3(3): 24 – 42
1. Roesyanto-Mahadi, Irma D. Ekzema dan 9. Bruneton, J. Pharmacognosy
dermatitis, Dalam: Harahap, Marwali ed. phytochemistry medicinal plants. 2nd
Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: edition., 1999: 240-246, 322-324, 770-5.
Hipokrates., 2000; 6-30. 10. Sjabana, Dripa., Bahalwan, Ramadhani
2. Baker., Robert B. Incidence of atopic Rusdi. Seri Referensi Herbal, Pesona
dermatitis and eczema by ethnic group Tradisional & Ilmiah: Mengkudu.,
seen within a general pediatric practice. Jakarta: Salemba Medika. 2002; 29.
Permanente Journal. 1(3), 1998 The 11. Karnen, Garna Bratawidjaja. Imunologi
Permanente Journal.htm, January 6th , Dasar, Edisi 4., Jakarta: FKUI. 2001; 106 –
2006. 110.
3. Ricciardolo, F. L . M.. Multiple roles of nitric 12. Sato, Etsuro., Simpson, Keith L.Grisham,
oxide in airways. Thorax. 2003; 58: 175-182 Matthew B., Koyama, Sekiya., and
4. Henderson Jr, Wiliam R., Chi, Emil Y., Robbins, Richard A. Effect of reactive
Teo, Jia-Ling., Nguyen, Cu., Kahn, oxygen and nitrogen metabolite on
Michael., A small molecule inhibitor of RANTES and IL-5 induced aosinophyl
redox-regulated NF-κ B and activator chemotactic activity in Vitro. The
protein-1 transcription blocks allergic American Journal of Pathology. 1999;
airway inflammation in a mouse asthma 155: 591-98
model. The Journal of Immunology.
2002; 169: 5294-9.
5. Sae-Hae Kim, Ha-Na Jung, Kyung-Yeol
Lee, Ju Kim, Jeong-Chae Lee, and Yong-
Suk Jang. Suppression of Th2-Type

61
62

Anda mungkin juga menyukai