Anda di halaman 1dari 8

PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT

UPT.RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


BANGGAI
Jl. KM 7. ADEAN. Tlp. ( 0462 ) 2707415. Fax : (0462) 21389 E-mail : rsud.banggailaut@gmail.com KODE POS 94791
SULAWESI TENGAH

KEPUTUSAN DIREKTUR UPT. RSUD BANGGAI


KABUPATEN BANGGAI LAUT
NOMOR : 445 / / UPT. RSUD-BGI / 2022

TENTANG
PANDUAN PENEMPATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT MENULAR

DIREKTUR UPT. RSUD BANGGAI

Menimbang : a. Bahwa pelayanan pasien dengan penyakit menular dan pasien suspek
merupakan salah satu pelayanan pada pasien beresiko tinggi, maka
perlu ditetapkan dengan kebijakan pelayanan penempatan pasien
dengan penyakit menular dan pasien suspek ;
b. Bahwa penempatan pasien dengan penyakit menular dan suspek
merupakan bagian terpenting dari Program PPI ;
c. Bahwa berdasarkan point a dan b di atas, perlu ditetapkan melalui
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banggai ;

Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
d. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Rumah Sakit, Kementrian
Kesehatan RI Tahun 2013 ;
e. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal;
f. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Yanmed No.
HK.03.01/III/3744/08 Tentang Pembentukan Komite PPIRS dan Tim
PPIRS.
MEMUTUSKAN

Menetapkan
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banggai tentang
Penetapan Panduan Penempatan Pasien;
KEDUA : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah kebijakan
Penempatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Banggai khusus
pasien dengan kasus HIV, HEPATITIS, HBSAG Dan TBC serta
penyakit menular lainya ditempatkan secara langsung di Ruangan
Perawatan Isolasi mengingat keterbatasanya ruangan isolasi khusus
pada setiap ruangan perawatan yang ada di UPT. RSUD Banggai;
KETIGA : Kebijakan ini mengatur standar Penempatan Pasien Rumah Sakit
Umum Daerah Banggai.
KEEMPAT : Rumah Sakit Umum Daerah Banggai bertanggung jawab atas
pelaksanaan Standar Penempatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah
Banggai.
KELIMA : Keputusan ini dimulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan Keputusan ini.

Ditetapkan di : Adean
Pada Tanggal : Januari 2022.

Direktur UPT. RSUD Banggai


Kabupaten Banggai Laut

dr. CHRISTIAN MACPAL


Pembina Tkt I, IV/b
NIP. 19731228 200501 1 005
Lampiran : Keputusan Direktur UPT. RSUD Banggai
Nomor : 445 / /UPT.RSUD-BGI/2022
Tanggal : Januari 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INAP


UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGGAI

Kebijakan Umum
1. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk mengurangi resiko infeksi penyakit menular
pada petugas kesehatan baik dari simber infeksi yang diketahui maupun yang tidak
diketahui.
2. Dalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Banggai setiap petugas
harus menerapkan Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkan Transmisi.
3. Kewaspadaan Standar harus diterapkan secara rutin dalam perawatan dalam Rumah
Sakit yang meliputi kebersihan tangan, penggunaan APD, Pemrosesan peralatan,
perawatan pasien, pengendalian lingkungan, penatalaksanaan linen, pengelolaan
limbah, kesehatan karyawan, penempatan pasien, hygine respirasi (etika batuk),
praktek menyuntik yang aman dan praktek untuk lumbal pungsi.
4. Kewaspadaan berdasarkan transmisi diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan
standar pada kasus – kasus yang mempunyai resiko penularan melalui kontak, droplet,
udara (airborne), Common vehicle (makanan, air, obat, alat dan peralatan) dan vektor
(lalat, nyamuk dan tikus)
5. Dengan point – point penting di atas maka Rumah Sakit Umum Daerah Banggai juga
menerapkan penempatan pasien dengan kriteria penyakit menular dan suspek
langsung pada ruangan perawatan isolasi, baik pada pasien dengan kasus bedah, anak
dan kamar bersalin jika dalam hasil pemeriksaan awal di dapati gejala dan
pemeriksaan penunjang menunjukan ke arah penyakit menular dan suspek.
6. Dasar penetapan pada point 5 yang dimaksud adalah bahwa Rumah Sakit Umum
Daerah Banggai belum memiliki ruangan – ruangan khusus penyakit menular dan
suspek pada setiap Instalasi Perawatan yang ada di UPT. Rumah Sakit Umum Daerah
Banggai.

Kebijakan Khusus
1. Penempatan pasien tidak infeksius
Menggunakan kewaspadaan standar
a. Penempatan pasien
Pasien bisa ditempatkan di semua ruang perawatan kecuali ruang isolasi.
b. Kebersihan tangan
a. Lakukan lima moment saat kebersihan tangan
b. Gunakan cairan berbasis alkohol (Hundrub) dan (Handwash)
c. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Sarung tangan
Gunakan sarung tangan bila menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekresi
dan barang – barang terkontaminasi, pakai sarung tangan sebelum
menyentuh lapisan mukosa dan kulit yang luka (non – intact skin). Ganti
sarung tangan diantara dua tugas dan prosedur berbeda – beda pada pasien
yang sama setelah menyentuh bagian yang memungkinkan mengandung
banyak mikroorganisme. Lepas sarung tangan setelah selesai melakukan
tindakan, sebelum menyentuh barang dan permukaan lingkungan yang
tidak terkontaminasi, dan sebelum berpindah ke pasien lain, dan cuci
tangan segera untuk mencegah perpindahan mikroorganime ke pasien lain
atau lingkungan.
2. Masker, Pelindung mata dan Pelindung wajah
Gunakan masker dan pelindung mata atau wajah untuk melindungi lapisan
mukosa pada mata, hidung dan mulut saat melakukan prosedur atau
aktifitas perawatan pasien yang memunginkan adanya cipratan darah,
cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
3. Gaun
Gunakan gaun untuk melindungi kulit untuk mencegah ternodanya pakaian
saat melakukan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang
memungkinkan adanya cipratan darah, lepas gaun kotor segera mungkin
dan cuci tangan untuk mencegah perpindahan mikroorganisme ke pasien
lain atau lingkungan.
d. Peralatan perawatan pasien
Penanganan peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi dan
ekresi hendaknya diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan
dengan kulit dan lapisan mukosa, tidak mengotori pakaian, dan tidak
memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan. pastikan bahwa
peralatan yang dapat dipakai lagi untuk pasien lain sebelum dibersihkan
diproses selayaknya. Pastikan bahwa peralatan sekali pakai, dan yang
terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi di buang dengan cara yang benar.
e. Pengendalian lingkungan
Lakukan prosedur untuk perawatan rutin, pembersihan dan desinfeksi
permukaan lingkungan, tempat tidur, peralatan di samping tempat tidur dan
pinggiranya. Permukaan lainya ynag sering di sentuh dan pastikan kegiatan ini
dilaksanakan dan dimonitor. Rumah Sakit harus mempunyai desinfektan
standar.
f. Penatalaksanaan linen
Tangani, transportasikan dan proseslah linen yang terkontaminasi dengan
darah dan cairan tubuh, sekresi dan ekskresi dengan baik sehingga tidak
bersentuhan dengan kulit dan lapisan mukosa tidak mengotori pakaian dan
tidak memindahkan mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.
g. Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap petugas kesehatan dan
pemeriksaan khusus terhadap petugas yang bekerja di tempat beresiko
tinggi serta pemberian imunisasi.
2. Penatlaksanaan limbah benda tajam dan tertusuk jarum, scalpel dan alat
tajam lain ditangani sesuai standar prosedur operasional (SPO). Pakai
mouthpiece, kantong resusitasi dan peralatan ventilasi lain sebagai
pengganti pernafasan dari mulut ke mulut (mouth – to mouth
resusctitation) dan hendaknya diletakanya ditempat yang sering
dibutuhkan.
Lampiran : Keputusan Direktur UPT. RSUD Banggai
Nomor : 445 / /UPT.RSUD-BGI/2022
Tanggal : Januari 2022

PANDUAN PENEMPATAN PASIEN KHUSUS INFEKSIUS


UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGGAI

I. Pendahuluan
a. Penyakit menular atau infeksius tertentu yang dapat berpindah dari satu orang
ke orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Penyakit infeksi adalah merupakan suatu keadaan dimana ditemukan adanya
agen infeksi (mikrooeganisme) yang disertai adanya respon imun dan gejala
klinik.
c. Kewaspadaan isolasi adalah kewaspadaan terhadap terjadinya penularan yang
digunakan untuk pasien yang diketahui atau diduga menderita penyakit
menular.
d. Kewaspadaan isolasi adalah merupakan dasar untuk mengurangi resiko
penularan patogen yang berada dalam bahaya yang berasal dari tubuh pasien
terinfeksi,yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi.
e. Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan yang dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien dalam rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainya baik terdiagnosa infeksi atau diduga terinfeksi atau
kolonisasi.
f. Kewaspadaan transmisi adalah kewaspadaan tambahan kewaspadaan standar
terutama setelah terdiagnosis jenis infeksi.
g. Kewaspadaan penularan melalui udara (airbone precaution) yaitu
kewaspadaan yang diterapkan pada pasien yang diterapkan pada pasien yang
diketahui atau diduga terinfeksi
h. Kewaspadaan penularan melalui percikan (Droplet Precaution) diterapkan
kepada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi kuman pathogen dengan
penularan melalui udara, partikel lebih kecil dari Droplet (<5um) dan tinggal
di udara dalam jangka waktu lama, sehingga udara terkontaminasi, menular
melalui udara terkontaminasi yang di hirup mis : TBC Paru,
Measles/Campak,Varicella, Severe Acute Respiratory Syndrome [SARS]
i. Kewaspadaan penularan melalui sentuhan (Contact Precautin). Kewaspadaan
yang diterapkan pada pasien yang diketahui atau diduga terinfeksi yang resiko
penularannya meningkat melalui kontak.
Isolasi adalah merupakan suatu konsep dan pedoman yang dilakukan untuk
memisahkan seseorang (Pasien) yang infeksius dari orang lain / tidak infeksius
dengan menerapkan kewaspadaan standart dan kewaspadaan berdasarkan
transmisi ( Isolation Precautions)
II. Penempatan pasien Infeksius
a. Transmisi airbone
1) Penempatan Pasien.
Tempatkan pasien diruang terpisah (Isolasi) yang memiliki syarat sebagai
berikut :
a) Ruangan bertekanan udara negatif dibandingkan dengan ruangan
sekitarnya.
b) Bila ruangan dengan tekanan negatif penuh, tempatkan pasien
diruangan ventilasi alami dengan pertukaran udara 6 sampai 12 kali per
jam.
c) Memiliki saluran pengeluaran udara ke lingkungan yang memadai atau
memiliki sistem penyaringan udara yang efisien sebelum udara
disirkulasikan ke ruang lain. Pintu harus selalu tertutup dan pasien
tersebut ada didalamnya. Bila tidak tersedia kamar tersendiri,
tempatkan pasien bersama dengan pasien lain yang terinfeksi aktif
dengan mikroorganisme yang sama. Dilarang menempatan pasien
dengan pasien jenis infeksi lain. Bila tidak tersedia kamar tersendiri
dan perawatan gabung tidak diinginkan, Konsultasikan dengan Petugas
Pencegahan dan Pengendalian Infekasi Rumah Sakit (PPIRS)
2) Perlindungan Pernafasan (Masker)
Gunakan Masker Pertikular N-95 bila memasuki kamar pasien yang
diketahui atau dicurigai menderita airborne diseases
(TBC,Varicella,Rubella,dll). Orang yang rentan dilarang memasuki kamar
pasien kecuali petugas yang telah imun. Orang yang telah pernah Terkena
Varicella atau campak tidak perlu memakai masker. Pasien harus selalu
menggunakan masker medik/bedah.
3) Transport Pasien
Batasi Gerakan dan transportasi pasien hanya kalau diperlukan saja. Bila
memang dibutuhkan transportasi, pasien diberi masker bedah untuk cegah
menyebarnya droplet nuklei. Ambulans harus selalu didesinfeksi setelah
mengantar pasien dengan penyakit menular maupun suspek, Peralatan
didalam mobil ambulans harus disterilisasi.
4) Hygiene Respirasi/Etika Batuk
Untuk penyakit ditransmisikan melalui droplet besar dan atau droplet
nuklei maka etika batuk harus diterapkan kepada semua individu
(Pasien,Petugas dan pengunjung) dengan gejala gangguan pada saluran
nafas.
b. Transmisi Droplet.
1) Penempatan pasien
Tempatkan pasien diruang terpisah bila tidak dimungkinkan kohorting.
Bila keduanya tidak memungkinkan, maka buat pemisah dengan jarak >1
meter antara tempat tidur pasien dengan pengunjung, Tidak dibutuhkan
penanganan udara dan ventilasi yang khusus, dan pintu boleh tetap
terbuka.
2) Masker
Gunakan masker bedah bila bekerja dalam radius 1 meter terhadap pasien.
3) Transport Pasien
Batasi gerak dan transportasi pasien dengan menggunakan masker pasien
dan menerapkan etika batuk.

c. Transmisi Kontak
1) Penempatan pasien
Tempatkan diruang rawat terpisah, bila tidak memungkinkan kohorting.
Bila keduanya tidak memungkinkan, maka pertimbangkan epidemiologi
mikrobanya dan populasi pasien. Tempatkan dengan jarak >1meter (3
kaki) antar tempat tidur dan pengunjung. Bicarakan dengan petugas PPL
jaga agar tidak ada kontaminasi silang ke lingkungan dan pasien lain.
2) Sarung Tangan, Gaun/Apron dan Cuci Tangan
Pakailah sarung tangan (lateks bersih non steril) saat memasuki kamar
dan merawat pasien, ganti sarung tangan setelah kontak dengan bahan
infeksius (feses dan drainase luka). Lepas sarung tangan sebelum
meninggalkan lingkungan pasien dan segera lakukan kebersihan tangan
dengan cuci tangan atau handrub. Pakailah Gaun (bersih non steril) saat
memasuki kamar pasien dan lepaskan sebelum keluar kamar pasien.
3) Transport Pasien
Batasi gerak dan transportasi pasien hanya kalau perlu saja. Bila
diperlukan pasien keluar ruangan, pastikan kewaspadaan tetap terjaga
untuk meminimalkan risiko transmisi mikroorganisme ke pasien lain dan
lingkungan.

Ditetapkan di : Adean
Pada Tanggal : Januari 2022.

Direktur UPT. RSUD Banggai


Kabupaten Banggai Laut

dr. CHRISTIAN MACPAL


Pembina Tkt I, IV/b
NIP. 19731228 200501 1 005

Anda mungkin juga menyukai