Anda di halaman 1dari 28

Implementasi TOGAF

Pada Perancangan Sistem Integrasi TIK dalam PBM


Oleh : Faiz Fauzan El Muhammady, M.Kom

Abstraksi
Dalam satu dekade belakangan ini percepatan perkembangan teknologi di bidang informasi sangat berbeda dari masa-masa
sebelumnya. Namun di sisi lain perkembangan tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan pengetahuan mansyarakat dalam pengunaan
teknologi informasi dalam hal-hal yang lebih produktif khususnya pada penggunaan aplikasi perkantoran seperti Microsoft Office, Google
WPS, dan lain sebagainya. Persoalan yang sering muncul dalam pembelajaran TIK adalah materi TIK yang disampaikan dalam proses
belajar mengajar tidak begitu melekat pada siswa. Hal ini disebabkan pengetahuan TIK tidak terintegrasi pada mata pelajaran lain.
Untuk itu deperlukanlah perubahan sebuah budaya dan kebiasaan dalam suatu lembaga pendidikan yang dapat
mengintegrasikan pengetahuan TIK dalam proses belajar mengajar. Dan dalam membentuk budaya terebut dibutuhkanlan sebuah
apliakasi sistem informasi yang membentuk sebuah lingkungan yang dengan sendirinya akan memaksa seluruh sifitas sekolah yang
terkait untuk mengintegrasikan TIK dalam proses belajar mengajar.

Pendidikan teknologi
Kata Kunci : Architecture Framework, TOGAF, The Open Group,
Go Green School, RITI, IT Master Plann.

135
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dalam satu dekade belakangan ini percepatan perkembangan teknologi di bidang informasi sangat
berbeda dari masa-masa sebelumnya. Dimulai dari pekembangan software sistem operasi dan sistem
aplikasi, sampai pada perkembangan hardware baik PC desktop, notebook dan mobilephone, yang
bahkan sampai mempengaruhi tatanan kehidupan dan budaya dalam bermasyarakat. Perkembangan
tersebut memberikan berbagai macam kemudahan dalam interaksi manusia dengan dunia teknologi
informasi dan komunikasi. Sehingga anak-anak yang masih dalam usia balita sudah dapat
mempergunakan perangkat-perangkat teknologi informasi tersebut. Namun di sisi lain perkembangan
tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan pengetahuan mansyarakat dalam pengunaan teknologi
informasi dalam hal-hal yang lebih produktif khususnya pada penggunaan aplikasi perkantoran seperti
Microsoft Office, Google WPS, dan lain sebagainya. Sehingga pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) di sekolah-sekolah masih sangat dibutuhkan.
Persoalan yang sering muncul dalam pembelajaran TIK adalah materi TIK yang disampaikan dalam
proses belajar mengajar tidak begitu melekat pada siswa. Hal ini disebabkan adanya asumsi bahwa TIK
adalah sebuah ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lainya sehingga praktek TIK hanya terlaksana dalam
laboratorium komputer pada mata pelajaran TIK. Padahal seharusnya pengetahuan TIK terintegrasi dalam
seluruh bidang mata pelajaran, dimana materi TIK yang telah disampaikan dalam mata pelajaran TIK
dipraktekkan dalam mata pelajaran lain. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia misalnya, bagaimana
membuat makalah yang sesuai dengan standar menggunakan Ms. Word, atau bagaimana
mempraktekkan ilmu matematika dan statisk dalam Ms. Exel, atau bahkan yang lebih dalam lagi
bagaimana menerapkan ilmu fisika pada aplikasi 3D dan aplikasi struktur bangunan.
Untuk itu deperlukanlah perubahan sebuah budaya dan kebiasaan dalam suatu lembaga pendidikan
yang dapat mengintegrasikan pengetahuan TIK dalam proses belajar mengajar. Dan dalam membentuk
budaya terebut dibutuhkanlan sebuah apliakasi sistem informasi yang membentuk sebuah lingkungan
yang dengan sendirinya akan memaksa seluruh sifitas sekolah yang terkait untuk mengintegrasikan TIK
dalam proses belajar mengajar.
Dalam perancangan sebuah sistem informasi, sebaiknya berdasarkan analisa dan kerangka kerja atau
framework. Dengan framrework pengembangan sebuah sistem akan lebih dapat terukur. Pada penelitian
ini dieprgunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF).
B. LANDASAN TEORI
1. The Open Group Architecture Framework (TOGAF)
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah salah satu dari sekian banyak kerangka kerja
dalam pengembangan sebuah enterprise architechture. TOGAF menyediakan metode dan alat untuk
membantu dalam penerimaan, produksi, penggunaan, dan pemeliharaan suatu enterprise architechture.

136
Hal ini didasarkan pada model proses interaktif didukung oleh praktek-praktek terbaik dan satu set yang
dapat digunakan kembali dari aset arsitektur yang sudah ada1.

2. TOGAF Architecture Development Methode (ADM)


Architecture Development Method (ADM) menyediakan sebuah proses pengujian yang berulang
untuk mengembangkan sebuah arsitektur2. ADM meliputi pembangunan sebuah kerangka arsitektur,
mengembangkan konten arsitektur, transisi, dan mengatur realisasi arsitektur. ADM menjelaskan
bagaimana menemukan sebuah enterprise architecture secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya.
Semua kegiatan ini dilakukan dalam siklus interaktif definisi arsitektur berkelanjutan dan realisasi
yang memungkinkan organisasi untuk mengubah perusahaan mereka dengan cara yang terkontrol dalam
menanggapi tujuan bisnis dan peluang yang ada. Bentuk siklus dari struktur TOGAF-ADM adalah seperti
pada gambar 2.1.
TOGAF ADM terdiri dari fase-fase di mana dari fase A sampai dengan fase H di dalamnya telah
didefinisikan mengenai tujuan, pendekatan yang digunakan, input, langkah-langkah, dan outputnya.
Berikut penjelasan fase-fase TOGAF ADM.

Gambar 2.1 Struktur Togaf ADM3


i. Fase Awal (Prelimary Phase): Framework and Principle
Pada fase awal ini adalah memastikan komitmen dari semua aktifitas yang terkait,
mendefinisikan prinsip-prinsip arsitektur dan asumsi-asumsi yang ada, daftar job deskripsi dan

1
The Open Group (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) version 9, Personal PDF Edition,
www.opengroup.com.
2 Hary Budiarto. DR, An introduction to TOGAF (The Open Group Architecture Framework), Paper.

3 The Open Group (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) version 9, Personal PDF Edition,
www.opengroup.com.

137
pendefinisian prosedur evaluasi. Pada fase ini dispesifikasikan what, why, who, how dan when
terhadap pengembangan arsitektur tersebut, di mana what adalah seperti apa arsitektur yang akan
dekembangkan dan ruang lingkupnya, why adalah kenapa arsitektur perlu dikembangkan yaitu
berkaitan dengan tujuan dari organisasi, who adalah siapa yang mengembangkan arsiterktur dan
siapa-siapa saja kalangan yang terkait, how adalah bagaimana arsitektur dikembangkan, dan when
adalah kapan arsitektur ini dapat diselesaikan.
ii. Fase A: Visi Arsitektur (Architecture Vision)
Pada fase ini adalah penyeragaman pandangan mengenai enterprise architecture untuk
mencapai tujuan dari organisasi dalam bentuk strategi serta penetuan ruang lingkup dari arsitektur
yang akan dikembangkan.
iii. Fase B: Arsitektur Bisnis (Bussiness Architecture)
Fase ini menjelaskan perkembangan arsitektur bisnis untuk mendukung kesepakatan visi
arsitektur.
iv. Fase C: Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture)
Pada fase ini menjelaskan arsitektur sistem informasi untuk proyek arsitektur, bagaimana
sistem informasi dikembangkan, termasuk pengembangan arsitektur data dan aplikasi (salah satu
atau keduanya tergantung kebutuhan arstitektur).
v. Fase D: Arsitektur Teknologi (Technology Architecture)
Fase ini mengembangkan arsitrektur teknologi baik software maupun hardware yang menjadi
landasan pengembangan architecture enterprise. Pada fase ini terdapat bagian yang
mempertimbangkan sumber daya apa saja dari arsitektur teknologi yang relevan yang dapat
digunakan, dimulai dari penetuan kandidat teknologi yang diperlukan sampai mempertimbangkan
alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi.
vi. Fase E: Peluang dan Solusi (Opportunities An Solutions)
Fase ini lebih menitik beratkan pada manfaat yang diperoleh dari enterprise architecture yang
meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi yang akan
menjadi dasar bagi stakeholder dalam memilih dan menentukan arsitektur yang akan
diimplementasikan.
vii. Fase F: Perencanaan migrasi (migration planning)
Pada fase ini menjelaskan perencanaan migrasi dari sistem lama kepada sistem baru dengan
cara melakukan penilaian dari suatu sistem informasi. Fase ini dapat menggunakan model matrik
penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama.
viii. Fase G: Tatakelola Implementasi (Implementation Government)
Pada fase ini dilakukan penyusunan rekomendasi untuk melakukan tatakelola implementasi
yang sudah dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola informasi dan tatakelola arsitektur.
ix. Fase H: Mnajemen perubahan arsitektur (architecture change management)

138
Pada fase ini ditetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan
memperhatikan perkembangan kemajuan teknologi serta perubahan lingkungan secara terus
menerus dan menentukan apakah akan dilakukan pengembangan terhadap siklus acrchitecture
enterprise berikutnya.
x. Manajemen Kebutuhan (Requirement Management)
Require management adalah sebuah proses dinamis di mana persyaratan untuk arsitektur
perusahaan dan perubahan terhadap persyaratan tersebut, diidentifikasi, disimpan, dan
dimasukkan ke dalam dan keluar dari fase ADM yang relevan. Perubahan dalam require
management diibaratkan seperti perubahan undang-undang yang akan merubah seluruh aturan
fase.

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Kerangka Pemikiran
Dalam mengembangkan sebuah sistem informasi, ada tahapan-tahapan porses yang dilalui berupa
sebuah kerangka penelitian yang mengacu pada metodologi yang telah ada dalam TOGAF yaitu ADM yang
terdiri dari 8 (delapan) tahapan yaitu architecture vision, business architecture, information system
architecture yang meliputi data architecture dan application architecture, technology architecture,
opportunities and solutions, migration planning, implementation governance, dan architecture change
management.
8 (delapan) tahapan ADM tersebut dibagi berdasarkan jenis pengerjaan arsitektur menjadi 2 tahapan
yaitu arsitektur teknis dan arsitektur manajemen. Arsitektur teknis lebih difokuskan pada tahapan-
tahapan teknis perancangan arsitektur yaitu architecture vision, business architecture, information system
architecture yang meliputi data architecture dan application architecture, technology architecture.
Sedangkan arsitektur manajemen difokuskan pada tahapan implementasi, manajemen pelaksanaan dan
kebijakan organiasi atau perusahaan. Tahapan-tahapan yang termasuk dalam arsitektur manajemen ini
adalah opportunities and solutions, migration planning, implementation governance, dan architecture
change management yang dirangkum menjadi implentasi tata kelola.
Dari pembagian 8 (delapan) tahapan TOGAF ADM tersebut disusunlah kerangka pemikiran dalam
penelitian go green school menggunakan TOGAF. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran
dapat dilihat pada gambar C.1 berikut:

139
Gambar C.1 Kerangka Pemikiran

2. Arsitektur Visi
Pada tahap ini dijelaskan mengenai visi dan misi serta mendefinisikan ruang lingkup dan strategi yang
akan dilakukan termasuk penentuan kebutuhan-kebutuhan yang dipergunakan dalam perancangan
sebuah sistem inteegrasi TIK.
Tahap ini diawali dengan memperhatikan relevansi dari visi dan misi, yang selanjutnya dilakukan
usulan perubahan visi dan misi jika visi dan misi yang lama dianggap kurang sesuai. Dalam mencapai visi
dan misi yang baru tersebut maka sebagai tahapan awal dilakukan analisis gap antara kondisi saat ini dan
kondisi yang diinginkan menggunakan tabel analisis gap yang kemudian dilanjutkan dengan analisis SWOT
untuk mendapatkan strategi yang akan dipergunakan dalam perancangan arsitektur bisnis.
Tabel C.1 Tabel Analisis Gap Antara Kondisi Saat Ini dengan Target
Kondisi Saat Ini Target yang Diinginkan
1. ........................................... 1. .....................................................
2. ........................................... 2. ....................................................
3. ............................................ 3. .................................................[....

3. Arsitektur Bisnis
Pada tahapan arsitektur bisnis dilakukan pemilihan terhadap strategi yang didapat dari analisis SWOT.
Pemilihan strategi tersebut dilakukan dengan penilaian oleh 5 (lima) orang responder yang merupakan
top level management dan orang yang dianggap berkompeten dalam menilai Perguruan Diniyyah Puteri
Padang Panjang. Dari hasil penilaian terhadap strategi tersebut dipilih 5 (lima) strategi dengan nilai

140
tertinggi yang selanjutnya dilakukan perancangan porses bisnis yang menjadi acuan dalam perancangan
arsitektur teknologi informasi.
Tabel C.2 Tabel Kuesioner Pemilihan Strategi SWOT
Hasil Skor Rata
No Strategi Bobot R R R R R Rata Nilai Rank
1 2 3 4 5 Skor
1. ................
2. .................
3. ..................

Penggambaran porses bisnis dari strategi yang terpilih pada arsitektur bisnis digambarkan
menggunakan flow cart dengan keterangan simbol sebagai berikut:

Gambar C.2 Keterangan Gambar Proses Bisnis


4. Arsitektur Sistem Informasi
Tahap arsitektur informasi menekankan bagaimana pengembangan arsitektur teknologi informasi
berupa arsitektur data dan atau arsitektur aplikasi. Arsitektur aplikasi adalah menyediakan cetak biru
(blue print) untuk sistem aplikasi individu yang akan digunakan, bagaimana interaksi dan hubungan
mereka dengan proses bisnis inti organisasi.
Pada pengembangan aplikasi ditentukan jenis utama dari sistem aplikasi yang diperlukan untuk proses
data dan mendukung bisnis yang digambarkan sebagai kapabilitas logical group tanpa merujuk pada
teknologi tertentu, stabil dan relatif tidak berubah dari waktu ke waktu. Agar pada pengembangan aplikasi
tidak mempengaruhi arsitektur jika teknologi yang digunakan untuk menerapkan arsitektur berubah dari
waktu ke waktu.
Pengembangan arsitektur aplikasi menggunakan beberapa diagram UML (Unified Modeling
Language) yaitu:
a. Usecase diagram
Usecase diagram dipergunakan untuk mengetahui siapa saja aktor yang terlibat dalam sistem, dan
bagaimana aktor tersebut berinteraksi dengan sistem, dengan mengensampingkan apakah porses
dilakukan secara otomatis atau manual. Simbol–simbol yang digunakan dalam usecase diagram adalah
sebagai berikut:

141
Gambar C.3 Keterangan Simbol Usecase Diagram
b. Activity Diagram
Activity diagram dipergunakan untuk memodelkan alur kerja dalam bentuk grafik. Pada diagram ini
ditunjukkan langkah-langkah dalam alur kerja, titik keputusan dalam alur kerja, siapa yang bertanggung
jawab menyelesaikan aktifitas, dan objek-objek yang digunakan dalam alur kerja. Simbol–simbol yang
digunakan dalam activity diagram adalah sebagai beikut:

Gambar C.4 Keterangan Simbol Actifity Diagram

c. Sequence Diagram
Sequence diagram dipergunakan untuk mengetahui interaksi aktor dengan sistem berdasarkan
urutan waktu. Berikut contoh penggunaan sequence diagram:

Gambar C.5 Contoh Penggunaan Sequence Diagram


142
Pada arsitektur data digambarkan struktur data yang ada, apa saja atribut yang dimiliki data, apa saja
operasi yang dilakukan, dan bagaimana hubungan antar data. Pada pengembangan arsitektur data juga
dijelaskan jenis utama dan sumber data yang diperlukan untuk mendukung bisnis, mendefinisikan entitas
data, namun tidak ada desain database. Pada arsitektur data juga ditekankan bagaimana data digunakan
untuk keperluan fungsi bisnis, proses, dan layanan. Dalam pengembangan arsitektur data dipergunakan
class diagram dengan menggunakan 1 (satu) class diagram untuk sistem secara keseluruhan.

Gambar C.6 Notasi Class Diagram


5. Arsitektur Teknologi
Pada tahapan arsitektur teknologi dilakukan analisa kebutuhan yang dibutuhkan oleh arsitektur
sistem informasi. Pada tahap ini dijelaskan seperti apa teknologi yang akan digunakan, apa perangkat yang
digunakan, seperti apa jaringan yang akan digunakan, bagaimana konfigurasinya dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan teknologi.
6. Implementasi Tatakelola
Pada tahapan ini dijeslakan apa saja yang sudah dimiliki organisasi dalam proses implementasi, bagai
proses migrasi dari sistem yang lama kepada sistem yang baru, siapa saja yang bertanggung jawab dalam
pengembangan sistem dan pemeliharaannya, dan penyusunan time schedule dari proses pengembangan
sampai proses migrasi.

D. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI


1. Arsitektur Visi
Pada gambar 4.1 menunjukkan kegiatan dalam proses belajar mengajar. Dalam proses mengajar guru
memberikan dan memriksa tugas, ulangan harian dan ujian, memberikan buku referensi, serta
pemeriksaan catatan.

143
Gambar D.1 Gambaran Umum Proses Belajar Mengajar
Gambar D.1 menjelaskan proses belajar mengajar yang umum terjadi di dalam sebuah lembaga
pendidikan. Dari gambar tersebut dapat diketahui siapa saja actor yang terkait dan apa saja kegiatan yang
dilakukannya dalam proses belajar mengajar. Proses-proses atau kegiatan yang digambarkan pada
gambar C.1 tersebut dikonfersi dari kegiatan yang berbasis hard copy menjadi file digital. Hal itu tentunya
idukung dengan aturan-aturan yang harus dipersiapkan dalam bentuk sebuah standar opersional dengan
contoh dan sebagai berikut:
1. Proses pemerian tugas dilakukan melalui media aplikasi web base yang mendidik siswa
bagaimana mempergunakan web browser dengan baik.
2. Pengumpulan tugas yang dilakukan dengan format file digital yang telah ditentukan standar
penulisannya dimana siswa secara terus menerus mempraktekkan materi TIK yang telah pelajari.
3. Semakin banyak materi mata pelajaran maka akan semakin banyak sistem aplikasi yang akan
dipelajari oleh siswa.
Dengan beerapa contoh diatas maka dengan sendirinya teknologi informasi dan komunikasi akan
terintegrasi dalam proses belajar mengajar, yang berdampak posisitif pada tidak diperlukannya
pengetahuan tentang sistem aplikasi perkantoran diajarkan secara speseifik pada mata pelajaran.
Sehingga mata pelajaran TIK dapat lebih maju dengan memberikan materi-materi yang bersifat lebih
aplkatif terhadap mata pelajaran lain seperti penerapan ilm matematika pada aplikasi Mathlab, bagai
mana penggunaan aplikasi Maktabah Syamilah pada mata pelajaran keIslaman, bagaimana
mengiptimalkan penggunaan aplikasi Map dalam mata pelajaran geografi, dan aplikasi lainya yang terkait
dengan mata pelajaran.

144
Berdasarkan gambar D.1 seluruh proses belajar mengajar berujung pada sebuah proses yang yaitu
proses penilaian. Untuk itu proses-proses yang berkaitan dengan munculnya sebuah nilai akan sebuah
sistem aplikasi sistem informasi yang efisien yang mengarah pada digitalisasi porses belajar mengajar.
Maka dari gambar D.1 dapat dikelompokkan beberapa sistem aplikasi yang dibutuhkan seperti sistem
ulangan/ujian, sistem tugas, sistem penilaian catatan, sistem perpustakaan dan sistem informasi nilai.

Gambar D.2 Solusi Visi Arsitektur

Berdasarkan gambar D.2 dilakukan analisis gap dalam rangka penyusunan rencana pengembangan
aplikasi sistem informasi integrasi TIK dalam proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan tabel
perbandingan antara kondisi saat ini dengan target yang diusulkan. Adapun tabel tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel D.1. Analisis Gap Antara Kondisi Saat Ini dengan Target
Kondisi Saat Ini Target yang Diinginkan
1. Siswa/i belajar menggunakan buku bacaan 1. Siswa/i dapat belajar menggunakan buku
tercetak setiap mata pelajaran. dalam bentuk file elektronik (ebook) secara
2. Siswa/i mencatat menggunakan buku catatan online.
yang nantinya akan dikumpulkan kepada guru 2. Siswa/i mencatat menggunakan media
mata pelajaran agar diberi peNilaian. elektronik yang nantinya file tersebut dapat
3. Buku catatan terkadang hilang atau rusak. diupload kepada guru untuk diperiksa.
4. Siswa/i harus menunggu beberapa hari untuk 3. Buku catatan tersedia dalam server yang
dapat menggunakan catatan setelah dapat diakses setiap saat.
pemeriksaan. 4. Buku catatan dalam bentuk file elektronik
5. Setelah pengumpulan tugas, kertas jawaban sehingga tidak susah dibawa dan disimpan.
tugas terbuang percuma.

145
6. Proses evaluasi (ulangan, ujian tengah 5. Dengan catatan berbentuk file elektronik,
semester, dan ujian akhir semester) dilakukan catatan dapat dikumpulkan tanpa
menggunakan media kertas. mengganggu kebutuhan terhadap catatan.
7. Lembar jawaban dan soal setelah proses 6. Proses evaluasi dilakukan menggunakan
evaluasi terbuang percuma. media elektronik dengan pemeriksaan
8. Proses rekap nilai memakan waktu. evaluasi otomatis.
9. Terdapat rsiko kesalahan pada proses rekap 7. Guru mengupload nilai ke server dan siswa/i
nilai. dapat nilainya melalui web browser.
8. Tersedianya tool dan aplikasi berbasis
teknologi informasi dan komunikasi untuk
proses rekap nilai.

2. Arsitektur Bisnis
Sesuai dengan kerangka TOGAF, visi dan misi serta strategi tersusun dilanjutkan dengan penyusunan
arsitektur bisnis. Dalam penyusunan arsitektur bisnis terlebih dahulu dilakukan pemgelompokkan
terhadap proses bisnis yang ada. Selanjutnya proses bisnis yang ada dikelompokkan dan ditentukan
strategi dalam teknologi informasi.
Secara umum, proes belajar mengajar dapat ditentukan beberapa strategi:
a. Strategi I

Gambar D.3 Strategi I


146
Proses belajar mengajar di sekolah terdiri dari beberapa proses yaitu, proses pemberian materi oleh
guru yang diikuti siswa/i sambil mencatat resume dari materi tersebut yang selanjutnya catatan tersebut
diperiksa oleh guru, porses pemberian tugas oleh guru yang dikerjakan siswa/i, proses evaluasi terhadap
proses belajar mengajar oleh guru terhadap oleh siswa/i dan proses peNilaian terhadap segala proses-
proses tersebut. Dalam penerapan teknologi informasi terhadap proses-proses tersebut dibangun sebuah
sistem yang terdiri dari aplikasi yang sesuai yaitu, aplikasi eCatatan, aplikasi eTugas, aplikasi eEvaluasi,
dan aplikasi eNilai. Adapun proses bisnisnya dapat diihat pada gambar D.1 di atas.
b. Strategi II
Proses bisnis pada perpustakaan digital diawali pada proses input buku oleh pustakawan. Proses input
dapat melalui dua cara yaitu penginput-an langsung dari file yang dimiliki oleh pustakawan, dan
penginput-an melaui seleksi sumbangan file dari user (siswa/i, guru, wali kelas, dan kepala sekolah). File
yang diinput tersebut selanjutnya dapat dibaca oleh user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
D.2.

Gambar D.4 Strategi II


c. Strategi III
Penggantian penggunaan kertas kepada file digital dalam proses belajar mengajar yaitu dengan
diimplementasikannya sistem aplikasi pada strategi I sesuai dengan SOP (standar oprating prochedure).
Gambar 4.3 menjelaskan proses bisnis proses belajar mengajar berbasis file digital.

147
Gambar D.5 Strategi III
d. Strategi IV
Strategi V pada gambar 4.4 menjelaskan proses bisnis penentuan SOP (Standar Operating Procedure)
penggunaan sistem pada strategi I dan strategi II. SOP tersebut ditentukan oleh ITC (Information
Technology Center) yang selanjutnya dijalankan oleh aktor yang ditentukan oleh SOP. Selanjutnya
pelaksanaan SOP tersebut dilakukan kontrol oleh wali kelas dan kepala sekolah.

Gambar D.6 Strategi IV

148
3. Arsitektur Sistem Informasi
Berdasarkan dari penggambaran lima proses bisnis dari strategi yang terpilih dilanjutkan dengan
pengembangan arsitektur sistem informasi dengan tahapan-tahapan berikut:
a. Usecase Diagram
Gambar D.7 berikut menjelaskan sistem informasi pada go green school model mengembangkan
aplikasi untuk melakukan pengelolaan terhadap 5 (lima) hal dalam proses belajar mengajar yaitu
pengelolaan catatan, pengelolaan tugas, pengeloaan evaluasi, pengelolaan nilai dan pengelolaan
perpustakaan digital.

Gambar D.7 Usecase


b. Activity Diagram
Setelah penggambaran usecase diagram dilanjutkan dengan penggambaran activity diagram. Gambar
D.8 menggambarkan activity diagram pada aplikasi eCatatan yaitu aplikasi pengelolaan catatan. Gambar
D.9 menggambarkan activity diagram pada apliksi eTugas yaitu aplikasi pengelolaan tugas. Gambar D.10
dan D.11 menggambarkan activity diagram pada aplikasi eEvaluasi yaitu aplikasi pengelolaan evaluasi, di
mana pada gambar D.10 merupakan activity diagram untuk proses evaluasi belajar oleh siswa/i, dan
gambar D.11 menggambarkan activity diagram sistem eEvaluasi pada proses input soal-soal evaluasi oleh
guru mata pelajaran. Gambar D.12 menggambarkan activity diagram pada sistem eNilai yaitu aplikasi

149
pengelolaan nilai. Dan pada gambar D.13 menggambarkan activity diagram pada sistem ePustaka yaitu
aplikasi pengelolaan perpustakaan digital.

150
Gambar D.8 Activity Diagram Aplikasi eCatatan

Siswi Sistem Guru

Buka Browser Buka Browser

Menu Login

Login Login

Tidak Cek User Account

Siswa login Ya Guru Login

eTugaS eTugas

Lihat Daftar
Tugas Masukkan ke
Daftar Tugas
Input Tugas

Tampilkan Periksa Tugas


Kerjakan Tugas
Daftar Tugas

Masukkan ke Daftar
Upload Tugas
Jawaban Tugas Lihat Jawaban
Tugas
Tampilkan Daftar
Jawaban Tugas

Pilih Nama Siswi

Tampilkan Jawaban
Tugas Siswi Periksa Jawaban
Tugas Siswi

Masukkan Nilai ke
Daftar Nilai siswi BeriNilai

Gambar D.9 Activity Diagram Aplikasi eTugas

151
Gambar D.10 Activity Diagram Aplikasi eEvaluasi Pada Guru Mata
Pelajaran

152
Siswi
Sistem

Buka Browser Menu Login

Login Cek User Account

Guru Login

Tampilkan Random
Soal Ulangan
eEvaluasi Ulangan

Pilih Jenis Tampilkan Random


Evaluasi Soal MID

MID

Tampilkan Random
Soal UAS
UAS

Jawab Soal UAS

Jawab Soal MID

Jawab Soal
Ualngan
Evaluai Jawaban
UAS
Submit Jawaban
UAS Evalusasi Jawaban
MID
Submit Jawaban
MID Evaluasi Jawaban
Ulangan
Submit Jawaban
Ulangan

Tampilkan
Hasil Evaluasi
Lihat Hasil
Evaluai Tampilkan
Input Nilai
Hasil Evaluasi
Ke Tabel Nilai
Lihat Hasil
Evaluasi Tampilkan Input Nilai
Hasil Evaluasi Ke Tabel nilai
Lihat Hasil
Evaluasi Input Nilai
Ke Tabel Nilai

Gambar D.11 Activity Diagram Aplikasi eEvaluasi Pada Siswi

153
Siswi Sistem

Buka Browser Menu Login

Login

Cek User Account

Siswi Login Ya Tidak

Tampilkan
eNilai
Tabel Nilai
Lihat Tabel
Nilai

Tidak

Ya Pilih Mata Tampilkan Detail


Pelajaran Nilai Mata Pelajaran

Ya

Tidak

Gambar D.12 Activity Diagram pada Aplikasi eNilai

154
.
Gambar D.13 Activity Diagram Pada Aplikasi ePustaka

155
c. Sequence Diagram
Setelah penggambaran activity diagram, dilanjutkan penggambaran sequence diagram di mana
penggambaran sequence diagram tersebut digambarkan berdasarkan aktor yang berinteraksi terhadap
sistem. Gambar 4.12 sequence diagram pada aktor siswa/i, gambar 4.13 sequence diagram pada aktor
guru mata pelajaran, dan gambar 4.14 sequence diagram pada aktor pustakawan.

Gambar D.14 Sequence Diagram pada Aktor Siswa/i

156
Gambar D.15 Sequence Diagram pada Aktor Guru Mata Pelajaran

Gambar D.16 Sequence Diagram pada Aktor Pustakawan

157
d. Class Diagram
Setelah penggambaran usecase diagram, activity diagram dan sequence diagram, pada tahapan
arsitektur aplikasi, selanjutnya dilakukan perancangan arsitektur data untuk mengetahui bagaimana
hubungan antar data dalam sistem secara keseluruhan menggunakan class diagram.

Gambar D.17 Class Diagram

4. Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi dikembangkan berdasarkan kebutuhan arsitektur sistem informasi dan
infrastruktur yang ada di sekolah. Gambar D.16 menjelaskann hubungan antara arsitektur teknologi
dengan arsitektur sistem informasi.

158
Gambar D.18 Hubungan Arsitektur Teknologi dengan Arsitektur
Sistem Informasi

Untuk itu hubungan tersebut digambarkan konfigurasi dan topologi jaringan, platform, serta
hardware dan software yang digunakan dalam arsitektur teknologi.
a. Konfigurasi Jaringan
Di ilustrasikan bahwa kawasan sekolah dipisahkan menjadi 2 (dua) kawasan yaitu kawasan asrama
dan kawasan sekolah yang dibelah oleh jalan umum. Berdasarkan kondisi infrastruktur bangunan dan
arsitektur sistem informasi maka diusulkan konfigurasi jaringan sekolah. Pada konsep arsitektur teknologi
tersebut terdapat 2 (dua) jenis jaringan yang digunakan yaitu jaringan local area network (LAN) dan
internet. LAN digunakan untuk koneksi kepada sistem melalui intranet web server yang diakses dari lokal
organisasi seperti ruang administrasi, ruang perpustakaan, ruang guru dan ruang IT center, sedangkan
jaringan internet digunakan untuk koneksi kepada sistem melaui internet web server untuk melayani
kebutuhan terhadap sistem bagi guru yang berdomisili di luar lingkungan sekolah dan sebagai jalur
komunikasi cadangan apabila terjadi gangguan pada koneksi LAN.
Dalam penerapan kedua jenis jaringan tersebut digunakan 2 (dua) jenis infrastruktur jaringan yaitu
tanpa kabel (wireless) dan jaringan kabel yang mengguakan gigabit ethernet card. Jaringan wireless
digunakan pada koneksi jaringan antar lokasi gedung ITC dengan kawasan sekolah dan kawasan asrama
dan pada penggunaan mobile computer seperti notetbook, tablet PC dan lainnya yang dipergunakan

159
oleh guru dan siswa/i dalam mengakses sistem aplikasi. Sedangkan jaringan kabel dipergunakan bagi
komunikasi antar server, koneksi antara router dan perangkat wireless, dan koneksi antar PC yang berada
pada ruang guru, ruang pustaka, ruang admin, dan ruang IT.

Gambar D.19 Arsitektur Teknologi Go Green School

b. Teknologi Platform
Pada gambar teknologi platform yang digambarkan pada gambar D.20 dapat dilihat bahwa
keseluruhan sistem aplikasi adalah berbasis web. Seluruh sistem dapat diakses oleh user melalui aplikasi
web browser. Bagi user yang berada di luar kawasan sekolah dapat mengakses sistem melalui jaringan
internet, dan bagi user yang berada di dalam kawasan sekolah dapat mengakses sistem melalui jaringan
lokal ke server intranet web server. Keamanan jaringan server dilindungi oleh firewall. Untuk melayani
aplikasi web digunakan apache web server. Aplikasi dibangun menggunakan PHP script (Hypertext
Preprocessor).

160
eCatatan eTugas eEvaluasi eLibrary eNilai

Client Interface Web Browser Web Browser Web Browser Web Browser Web Browser

Network Internet LAN Internet LAN Internet LAN Internet LAN Internet LAN

Security Firewall

Presentation Web Server

Application PHP, Script

Database Database Database Database Database

Gambar 4.20 Teknologi Platform


A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya serta menjawab ada pada latar
belakang masalah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam menciptakan sebuah model yang mendukung isu go green adalah dengan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar, di mana dengan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut dapat meminalisir penggunaan kertas yang bahan baku utamanya
adalah kayu.
2. Dalam menyusun sebuah rencana induk teknologi informasi menggunakan framework TOGAF melalui
tahapan-tahapan yang sudah ditentukan oleh TOGAF itu sendiri yaitu:
a. Menentukan visi dari model sekolah yang mendukung isu go green.
b. Menentukan arsitektur bisnis yang akan menggantikan fungsi kertas dalam proses belajar
mengajar.
c. Menentukan arsitektur sistem informasi yang terdiri dari arsitektur aplikasi yang akan digunakan
dalam pengimplematasikan arsitektur bisnis dan arsitektur data yang akan digunakan arsitektur
aplikasi.
d. Menentukan arsitektur teknologi informasi sebagai pondasi pengimplentasian arsitektur sistem
informasi.
e. Menentukan tata kelola implementasi.

161
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz (2011). Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Dengan Metode The
Open Group Architecture Framework (TOGAF), Thesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Erwin Budi Setiawan (2009). Pemilihan EA Framework, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
2009 (SNATI 2009).
Edri Yunizal. S.Kom (2009). Evolusi Framework Arsitektur Enterprise, Seminar Nasional Informatika
2009 (semnasIF 2009).
F Soesianto, (1999). Rencana Induk Pengembangan Sim :Realisasi Atas Misi Untuk Sebuah Visi, Jurnal
Teknologi Industri, 1999.
Roni Yunis, Kridanto Surendro, (2009). Model Enterprise Architecture Untuk Perguruan Tinggi Di
Indonesia, Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009).
Gundars Osvaldsl (2001). Northrop Grumman, 2001. Definition of Enterprise Architecture-centric
Models for the Systems Engineer, Presented at INCOSE 2001 Eleventh Annual International Symposium of
the International Council on Systems Engineering (INCOSE) Melbourne, Victoria, AUSTRALIA 1 - 5 July
2001.
Hary Budiarto. DR, An introduction to TOGAF (The Open Group Architecture Framework), Paper.
Iyan Supriyana, Model Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi Dan Teknologi Di Bakosurtanal Berbasis
Togaf, Jurnal.
Iyan Supriyana (2010). Perencanaan Model Arsitektur Bisnis, Arsitektur Sistem Informasi dan
Arsitektur Teknologi Dengan Menggunakan TOGAF: Studi Kasus Bakosurtanal, Jurnal Generic 2010.
John A. Zachman (1993). Concepts of the Framework for Enterprise Architecture, Paper John Zachman,
1993.
Kridanto Surendro (2009). Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi, Penerbit Informatika.
Kridanto Surendro (2009). Implentasi Tata Kelola Teknologi Informasi, Penerbit Informatika.
Marc Lankhorst, dkk (2001). Concepts for Modelling Enterprise Architectures, Jurnal.
Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia (2008). TOGAF 8.1 for IT Planning, Internal Staff
Workshop.
Roni Yunis, Kridanto Surendro, (2009), Perancangan Model Enterprise Architecture Dengan Togaf
Architecture Development Method, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009).
Roni Yunis, Kridanto Surendro (2009). Model Enterprise Architecture Untuk Perguruan Tinggi Di
Indonesia, Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasIF 2009).
Sholiq (2010). Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek, Penerbit Mutiara Indah.
The Open Group (2009). The Open Group Architecture Framework (TOGAF) version 9, Personal PDF
Edition, www.opengroup.com.

Biodata
Nama : Faiz Fauzan El Muhammady, S.Kom, M.Kom
Tempat/Tanggal Lahir : Padang / 16 Juni 1982
Pendidikan terakhir : Magister Ilmu Komputer UPI-YPTK Padang
Aktivitas : Dosen STIT Diniyyah Puteri Rahmah El Yunusiyyah
Email : eldyvii@gmail.com

162

Anda mungkin juga menyukai