SNI 03 2226 1991 Tata-Cara-Pemilihan-Lokasi-Pos-Duga-Air
SNI 03 2226 1991 Tata-Cara-Pemilihan-Lokasi-Pos-Duga-Air
Rev.2004
i
Prakata
Tata cara pemilihan lokasi pos duga air di sungai ini dibahas dalam Gugus Kerja Bidang
Hidrologi, Hidraulika, Lingkungan, Air Tanah, dan Air Baku pada Sub Pantek Sumber Daya
Air, yang berada di Bawah Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan Sipil, Departemen
Pekerjaan Umum.
Penulisan standar ini mengacu pada Pedoman BSN No. 8 Tahun 2000 dan ketentuan terkait
lainnya yang berlaku serta telah mendapat masukan dan koreksi dari ahli bahasa.
Perumusan standar ini dilakukan melalui proses pembahasan pada Gugus Kerja,
Prakonsensus dan Konsensus yang melibatkan para narasumber dan pakar dari berbagai
instansi terkait sesuai dengan Pedoman BSN No.9 Tahun 2000. Konsensus tata cara ini
dilaksanakan oleh Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan Sipil, Departemen Pekerjaan
Umum tanggal 2 November 2004 di Puslitbang Sumber Daya Air.
Tata cara pemilihan pos duga air di sungai ini merupakan hasil kaji ulang dan
penyempurnaan dari SNI 03-2526-1991. Penyusunan kaji ulang dan penyempurnaan ini
lebih ke arah penambahan materi berdasarkan pengalaman-pengalaman pada 10 tahun
terakhir ini.
Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pemilihan lokasi pos duga
air di sungai yang tidak terpengaruh aliran yang dapat mempengaruhi kecermatan hubungan
antara tinggi muka air dan debit. Tujuannya untuk memilih lokasi pos duga air di sungai
dengan memperhatikan jenis, tipe, dan ukuran bangunan pos duga air yang akan dipakai.
ii
Pendahuluan
Data hidrologi yang akurat sangat dibutuhkan sebagai data dasar untuk semua perencanaan
bangunan air. Untuk memperoleh data hidrologi yang akurat diperlukan berbagai sarana
antara lain, pos duga air baik pos duga air otomatik maupun pos duga air biasa.
Pemilihan lokasi pos duga air baik pos duga air biasa maupun pos duga air otomatik harus
memenuhi persyaratan teknis sehingga diperoleh data yang akurat yaitu data yang dapat
merekam semua perubahan fluktuasi muka air yang terjadi pada lokasi tersebut. Demikian
juga pemilihan tipe bangunan pos duga air harus disesuaikan dengan lokasi dimana pos
duga air tersebut berada (di hulu, di tengah maupun di bagian hilir dari suatu sungai) dan
harus disesuaikan dengan bentuk penampang sungai (bertebing, landai dan lain-lain).
Buku pedoman ini disusun dengan maksud untuk memberikan acuan kepada para pengguna
tentang tata cara pemilihan pos duga air di sungai.
Pedoman ini menguraikan antara lain tentang persyaratan, ketentuan-ketentuan dan cara
pemilihan lokasi pos duga air di sungai agar didapat data fluktuasi muka air yang akurat.
iii
SNI 03-2526-1991
1 Ruang lingkup
Tata cara ini menetapkan ketentuan, persyaratan dan berbagai pertimbangan dalam
pemilihan lokasi pos duga air di sungai. Tata cara ini hanya berlaku untuk pos duga air di
sungai yang tidak terpengaruh oleh kondisi pengempangan dan pasang surut, sehingga
dapat berfungsi untuk memantau fluktuasi muka air yang dapat ditransfer ke dalam debit
dengan menggunakan lengkung aliran (rating curve).
2 Acuan normatif
SNI 03-1724, Tata cara desain hidrologi dan hidraulik untuk bangunan di sungai.
SNI 03-2414, Tata cara pengukuran debit aliran sungai dan saluran terbuka menggunakan
alat ukur arus dan pelampung.
3.1 Alat duga air otomatik adalah alat pencatat perubahan tinggi muka air yang bekerja
secara otomatis.
3.2 Aliran nol adalah aliran pada saat elevasi permukaan air berada tepat pada dasar
penampang melintang terdalam dari penampang kendali.
3.3 Aliran sungai adalah gerakan air yang dinyatakan dengan gejala dan parameter
dengan ukurannya.
3.4 Alur sungai adalah alur tempat mengalirnya aliran sungai.
3.5 Bantaran sungai adalah bagian yang terendam aliran pada keadaan debit sungai
yang melebihi kapasitas alur sungai.
3.6 Debit adalah volume air yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai
persatuan waktu.
3.7 Geometri sungai adalah ukuran denah dan penampang sungai yang terdiri dari alur,
palung, bantaran, tebing, dan lembah sungai.
3.8 Konsol adalah bangunan konstruksi penyangga terbuat dari besi atau kayu atau beton
tempat kedudukan rumah alat duga air.
3.9 Kendali alur adalah alur sungai yang relatif lurus dan tidak menunjukan perubahan
kemiringan dasar sungai, dan yang berfungsi sebagai pengendali aliran sungai.
3.10 Palung sungai adalah profil basah sungai yang terdiri atas alur sungai dan bantaran
yang dibatasi kiri dan kanan oleh tebing, lembah tanggul atau, pembatas yang lain; serta
merupakan tempat berpindahnya alur sungai dan dapat melebar karena proses longsoran
tebing atau meander.
3.11 Penampang kendali alam adalah suatu penampang melintang yang mempunyai
geometri alur sungai yang relatif tidak berubah dan berfungsi sebagai pengendali aliran
sungai, penampang kendali terletak di hilir pos duga air.
3.12 Penampang kendali buatan adalah suatu penampang melintang buatan yang
berfungsi sebagai pengendali aliran sungai dan terletak di hilir pos duga air
1 dari 19
SNI 03-2526-1991
3.13 Pengempangan adalah suatau kondisi pada sungai dimana aliran air tidak pada
kondisi normal (tidak mengalir) akibat terhalang oleh bangunan atau pertemuan sungai.
3.14 Pos duga air adalah bangunan di sungai yang dipilih untuk mengamati tinggi muka air
secara sistematik agar dapat berfungsi untuk memantau fluktuasi muka air yang dapat
ditransfer ke dalam debit dengan menggunakan RC (Rating Curve).
3.15 Pos duga air tipe konsol adalah bangunan dengan menggunakan konsol tempat
mengamati perubahan tinggi muka air dengan menggunakan alat pencatat duga air
otomatik.
3.16 Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai
dari sumber air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya sepanjang pengalirannya
oleh garis sempadan yaitu garis luar pengaman (PP 35/1991, Per.Men. PU 63/PRT/1993,
UU SDA No. 7/2004).
3.17 Survei adalah semua kegiatan pengamatan, pengumpulan, pemeriksaan, dan
penelitian data/informasi berdasarkan penyelidikan gejala fisis dan sosial dengan tujuan
menentukan kondisi, situasi, nilai, bentuk, luas posisi, atau keterangan-keterangan lain
mengenai suatu masalah.
3.18 Tinggi muka air adalah elevasi permukaan air pada suatu penampang melintang
sungai terhadap suatu titik elevasi tertentu.
4 Persyaratan
4.1 Survei
Pemilihan lokasi pos duga air harus didahului dengan survei yang dilaksanakan pada musim
kemarau agar diperoleh gambaran karakteristik penampang sungai dan tinggi muka air
setempat yang jelas.
4.2 Petugas/pelaksana
Hal yang perlu diperhatikan meliputi :
a) Petugas yang melaksanakan survei adalah orang yang pernah mendapatkan pendidikan
dan pelatihan bidang hidrometri yang dilaksanakan oleh instansi terkait.
b) Penanggung jawab pekerjaan adalah ahli di bidang hidrologi.
2 dari 19
SNI 03-2526-1991
h) Apabila rencana pos duga air terletak di dekat percabangan sungai atau waduk, maka
lokasi tersebut harus bebas dari pengaruh pengempangan yaitu jauh ke arah hulu atau
di hilir dari percabangan atau waduk tergantung dari maksud pembangunan pos duga
air.
i) Lokasi pengukuran debit dari muka air rendah sampai tinggi tersedia.
j) Lokasi sedapat mungkin dekat dengan tempat tinggal penduduk.
k) Lokasi untuk pemasangan sarana pengukuran debit tersedia seperti kereta gantung
atau kabel gantung melintang.
l) Memungkinan untuk pemasangan telemetring.
m) Kesepakatan dengan pemilik tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pos duga air,
dengan mremperhatikan garis sempadan sungai.
n) Status tanah tidak dalam sengketa.
o) Pertimbangan tentang kondisi geoteknik rencana lokasi pos duga air.
p) Koordinasi dengan instansi terkait sehingga tidak terjadi duplikasi dengan pos duga air
untuk instansi lain pada lokasi yang berdekatan.
q) Apabila lokasi tidak memenuhi ketentuan butir a) sampai dengan butir p) secara
lengkap, pilih lokasi yang terbaik dari lokasi-lokasi yang telah ditemukan dengan syarat
minimal butir a) sampai dengan i) dapat terpenuhi.
5 Ketentuan-ketentuan
5.1.1 Peralatan
Hal-hal yang harus diperhatikan, meliputi :
a) Jenis peralatan yang dipergunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku,
antara lain:
1) meteran dari baja atau bahan lain yang tak lentur;
2) alat penyipat datar atau alat penyipat ruang dengan ketelitian 0,001 m;
3) kompas dengan ketelitian 0,1o;
4) altimeter dengan ketelitian 0,1 m;
5) kamera wide angle dengan zoom;
6) kalkulator 12 digit;
7) kabel baja ø 0,03 panjang 50 m dan bernomor setiap panjang 1 m dan bertanda
setiap panjang 0,5 m;
8) Global Positioning System (GPS) dengan ketelitian koordinat 0,01”;
9) alat ukur kedalaman dengan ketelitian 0,001 m.
b) Semua alat ukur harus dikalibrasi tergantung pada ketentuan jenis alatnya dan atau
pada saat diperlukan.
3 dari 19
SNI 03-2526-1991
5.1.2 Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan harus memperhatikan ketentuan berikut.
a) peta topografi dengan skala minimal 1 : 250.000 atau foto udara;
b) kartu survei (lihat Lampiran A);
c) alat tulis yang tidak luntur;
d) alat gambar.
4 dari 19
SNI 03-2526-1991
6 Cara pemilihan
Tahapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sebagai berikut.
a) Lakukan pekerjaan persiapan sebelum pekerjaan lapangan dilaksanakan, antara lain :
1) Pelajari jaringan pos hidrologi untuk mendapatkan gambaran distribusi pos duga air
yang telah terpasang dan yang direncanakan;
2) Hindari adanya duplikasi dengan pos duga air milik instansi lain pada lokasi yang
sama.
3) Interprestasi peta topografi atau foto udara untuk menentukan rencana pos duga air
secara tentative.
4) Tentukan rute survei supaya dapat memperkirakan : jenis peralatan, jenis sarana
penunjang, jumlah tim, dan rencana anggaran biaya.
b) Dapatkan masukan yang berkaitan dengan rencana penempatan pos duga air di
lapangan.
c) Buat geometri sungai dari muka air terendah sampai 2 meter di atas muka air tertinggi
atau tergantung pada keperluan.
d) Tentukan jenis pos duga air yang sesuai dengan tujuan data yang diinginkan.
5 dari 19
SNI 03-2526-1991
e) Pilih tipe bangunan pos duga air yang memenuhi ketentuan-ketentuan dalam sub pasal
5.5.
f) Tentukan ukuran bangunan pos duga air sesuai kondisi setempat.
g) Lakukan pekerjaan lapangan lainnya, meliputi:
1) Buat sketsa situasi lapangan dari bagian hulu rencana pos duga air sampai bagian
hilir penampang kendali alam atau penampang kendali buatan.
2) Ambil foto ke arah tebing kiri, tebing kanan, hilir dan hulu yang mencakup rencana
lokasi pos dan penampang kendala alam.
3) Beri tanda pada lokasi rencana bangunan pos duga air.
4) Cari keterangan tentang kemungkinan mendapatkan calon pengamat.
5) cari informasi untuk mendapatkan bahan bangunan, antara lain : semen, batu, pasir,
kayu.
i) Isi kartu survei (lihat Lampiran A).
7 Laporan
Pembuatan laporan harus dilengkapi dengan foto-foto kondisi lokasi dan hasil kegiatan
survei yang memuat rincian data yang jelas dan benar, sebagai berikut.
a) Isian kartu survei termasuk penanggung jawabnya.
b) Gambar sketsa situasi alur, palung dan lembah sungai.
c) Gambar ukuran penampang melintang sungai.
d) Gambar ukuran bangunan pos duga air.
e) Saran teknis pelaksanaan pembangunan pos duga air dan jenis alat duga air yang akan
digunakan.
f) Peta lokasi (lihat Lampiran C).
6 dari 19
SNI 03-2526-1991
Lampiran A
(informatif)
KARTU SURVEI
RENCANA LOKASI POS DUGA AIR
Sungai :_______________________
Kabupaten :_______________________
Propinsi :_______________________
__________________________________________________________________________
A. U m u m
1. Tanggal :
2. Petugas : 1. _________________________
2. _________________________
3. _________________________
4. _________________________
3. Peta yang digunakan : Skala :
Lembar :
4. Koordinat Lokasi : ____________________ Lintang Utara /
Lintang Selatan
___________________ Bujur Timur
5. Ketinggian dari muka air laut :
B. Detail Lokasi
1. Penampang Kendali : ada / tidak ada
2. Jarak antara penampang kendali
dan rencana PDAB / PDAO : __________________________
3. Material dasar sungai : __________________________
- Pasir
- Kerikil
- Boulder
- Batuan kompak (massif)
- Lempung
- dll.
7 dari 19
SNI 03-2526-1991
- Pasir
- Kerikil
- Boulder
- Batuan kompak (massif)
- Lempung
- dll.
8 dari 19
SNI 03-2526-1991
G. Kesimpulan / Saran
Catatan :
1. Apakah ada Pos Duga Air di sekitar lokasi
Jika ada Nama instansi pengelola :
Dibangun Tahun :
Periode pencatatan :
Keadaan : baik / sedang / rusak
9 dari 19
SNI 03-2526-1991
Gambar A.1 Contoh sketsa penampang melintang sungai dan rencana PDAO
Lubuk
(kedung)
Rencana
PDAO
Aliran beriak
Lubuk
(kedung)
10 dari 19
SNI 03-2526-1991
Diperiksa oleh :
Nama Tanda tangan Tanggal
1. ____________________________ _________________ _______________
2. ____________________________ _________________ _______________
Mengetahui / Setuju :
11 dari 19
SNI 03-2526-1991
Lampiran B
(informatif)
Gambar B.2 Contoh sketsa melintang pos duga air tipe konsol
12 dari 19
SNI 03-2526-1991
papan duga
muka air minimum
Gambar B.3 Contoh sketsa melintang pos duga air tipe pembilas (flushing)
Gambar B.4 Contoh sketsa melintang pos duga air tipe rangka baja
13 dari 19
SNI 03-2526-1991
Gambar B.5 Contoh sketsa melintang pos duga air tipe gelembung
14 dari 19
SNI 03-2526-1991
Lampiran C
(informatif)
Peta lokasi
ke Bogor
Cicatih
Cikolawing
Cibadak
Leuwigoong Ciheulang
CIBADAK ke Sukabumi
Sekarwangi
Panenjoan
Bantarmuncang
Ciawitali 3
Cicatih Batuasih
Cibatu
Cibatu 1
Cibatu-hilir
Gambar C.1 Contoh peta lokasi pos duga air Cicatih, Kebonwaru
15 dari 19
SNI 03-2526-1991
Lampiran D
(informatif)
Penampang kendali
Lubuk (kedung)
16 dari 19
SNI 03-2526-1991
D.3 Contoh foto bangunan pos duga air di sungai tipe konsol
17 dari 19
SNI 03-2526-1991
Lampiran E
(informatif)
1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah
2) Penyusun awal
Nama Lembaga
3) Penyusun baru
Nama Lembaga
18 dari 19
SNI 03-2526-1991
Bibliografi
19 dari 19