Anda di halaman 1dari 3

Wahai Ukhti Muslimah

Kaum Wanita
Sebelum dan sesudah Islam
Kedudukan wanita di jaman jahiliah Kehidupan wanita di jaman jahilian yaitu di arab dan di dunia secara umum, adalah di dalam kehinaan dan kerendahan. Khususnya di bumi arab , para wanita dibenci kelahiran dan kehadirannya di dunia. Sehingga kelahiran bagi mereka, adalah awal dari kematian mereka. Para bayi wanita yang dilahirkan di masa itu segera di kubur hidup-hidup di bawah tanah. Kalaupun para wanita dibiarkan untuk terus hidup, mereka akan hidup dalam kehinaan dan tanpa kemuliaan. Ini firman Allah "Ketika bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh" (QS At Takwir : 89) Wanita yang sempat hidup dewasa mereka dilecehkan dan tidak memperoleh bagian dalam harta warisan. Mereka dijadikan sebagai alat pemuas nafsu para lelaki belaka. Yang ketika telah puas direguk, segera dibuang tak ada harga dan nilai. Di masa itu pula, para lelaki berhak menikahi banyak wanita tanpa batas, tidak mempedulikan akan keadilan dalam pernikahan. Kedudukan wanita dalam Islam Ketika datang islam, kedudukan wanita diangkat dari bentuk-bentuk kedzaliman dan islam mengembalikan kedudukannya kepada derajat insaniyah. Seperti firman Allah "Wahai manusia sesungguhnya Kami menjadikan kalian dari laki-laki dan perempuan" ( QS Al Hujurat : 13) Allah menegaskan bahwa wanita berserikat dengan kaum laki-laki dalam prinsip kemanusiaan mereka. Sebagaimana mereka pun berserikat dengan laki-laki dalam hal pahala dan dosa sesuai dengan amal perbuatan mereka. "barangsiapa yang berbuat amalan kebaikan dari laki-laki maupun perempuan dan dia adalah orang mukmin maka Kami akan hidupkan dia dalam kehidupan yang baik, dan Kami akan balasi mereka dengan yang lebih baik daripada yang mereka lakukan (QS An Nahl : 97) Allah pun menjadikan para wanita sebagai pemimpin di rumah tangga suaminya, sebagai pemimpin bagi anakanak suaminya "Wanita adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya itu ". Menjaga kaum wanita pula, maka Islam membatasi poligami bagi laki-laki tidak boleh lebih dari empat. Itu pun dengan syarat kaum laki-laki harus mampu berbuat adil dalam mempergauli para wanita.

Pahala Kaum Hawa di Akhirat Ada seorang wanita yang bertanya kepada ulama saudi tentang pahala perempuan di akhirat. Berikut pertanyaan dan jawabannya "Ketika saya membaca alquran saya menemukan dalam berbagai ayat memberikan berita gembira kepada lakilaki yang beriman dengan bidadari yang sangat cantik, apakah perempuan mempunyai teman atau pasangan selain suaminya karena sebagian besar pernyataan mengenai pahala di akhirat ditujukan kepada laki-laki yang beriman ? apakah pahala bagi perempuan yang beriman lebih sedikit daripada yang diperoleh laki-laki yang beriman ?" Jawaban dari para ulama : Tidak ada keraguan sedikitpun bahwa pahala di akhirat nanti diberikan kepada laki-laki dan perempuan. Hal ini berdasarkan firman Allah : "Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu baik laki-laki maupun perempuan" (QS Al Imran : 195) "Dan barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik" (QS An nahl : 97) "Dan barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang beriman, mereka itu akan masuk surga" (QS an nisa : 124) "Sesungguhnya laki- laki dan perempuan muslim laki-laki dan perempuan yang beriman .hingga Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar" (QS Al ahzab : 35) Dalam ayat yang lain Allah menyebutkan bahwa mereka laki-laki dan perempuan, masuk surga bersama-sama "Mereka dan isteri-isteri mereka terdapat di tempat yang teduh" (QS Yasiin : 56)

Creted by Qaqulan Sadida

Wahai Ukhti Muslimah

"Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan isteri isteri kamu digembirakan" (QS Al Zuhruf : 70) Allah juga menyebutkan bahwa dia akan menciptakan perempuan dengan penciptaan khusus : "Sesungguhnya kami menciptakan mereka (para bidadari) dengan penciptaan yang khusus dan kami jadikan mereka perawan (QS Al Waqiah : 35-36) Keterangan di atas menyebutkan bahwa Allah akan menciptakan kembali perempuan yang sudah tua menjadi bidadari, dan membuat mereka perawan, begitu juga laki-laki yang sudah tua akan diciptakan kembali menjadi pemuda dan beberapa hadits ditunjukkan bahwa perempuan yang masih hidup mempunyai kelebihan dari bidadari karena peribadatan dan kepatuhan mereka. Oleh karena itu perempuan yang beriman akan memasuki surga sebagaimana laki-laki yang beriman. Jika seseorang perempuan mempunyai sejumlah suami setelah kawin cerai dan dia masuk bersama mereka dan akan memilih yang berkelakuan paling baik. Muslimah Menjunjung Panji Islam (Berteladan dari kisah Aisyah radhiyallahu anha) Ibunya orang beriman, isteri nabi Muhammad sekaligus putri dari as-sidiq adalah sosok yang pantas diteladani oleh seluruh mu'minah di sepanjang zaman. Ia adalah wanita pemilik kemuliaan yang tak tertandingi Aisyah -lah manusia yang paling berilmu tentang al quran, karena kehidupannya yang selalu bersanding dengan pembawa risalah islam, dan beliau menyaksikan Al quran yang turun di rumah beliau. Paling berilmu, karena paham bagaimana wujud penjabaran Al quran dalam kehidupan sehari-hari, dipraktikkan dalam perkataan, perbuatan, budi pekerti, akhlaq dan adab oleh rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pula wanita yang paling berilmu tentang hadits, fikih, pengobatan, syair dan hikmah. Sehingga sangat wajar ketika abu bardah mengatakan : "apabila ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat , maka kami bertanya kepada aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau". Seorang sahabat yang lain mengatakan "saya tidak mengetahui ada orang yang lebih berilmu tentang al quran, faraidh(ilmu waris) , halal dan haram, syair, sejarah dan nasab kecuali aisyah". Di kesempatan yang lain kita akan dapatkan bagaimana wujud konkrit tarbiyah di atas manhaj nabawi pada diri aisyah. Umar bin khatab ketika menjelang wafat , berkata kepada abdullah (anaknya). "Pergilah kepada Aisyah, sampaikan salamku padanya, dan mintakan ijin agar aku diperbolehkan dimakamkan di rumahnya bersama Rasulullah dan Abu Bakar. Maka Abdullah pun mendatangi aisyah dan menyampaikan pesan ayahnya. Aisyah mengatakan "baik dan ini adalah sebuah kemuliaan" dan melanjutkan dengan berkata "wahai anakku, sampaikan salamku kepada Umar , dan katakan padanya jangan tinggalkan umat Muhammad tanpa pimpinan, pilihlah khalifah bagi umat dan jangan tinggalkan umat dalam keadaan sia-sia setelahmu, karena aku takut terjadi fitnah atas umat ini." Wahai wanita mukminah, saksikanlah bagaimana keagungan perjalanan mereka yang ditarbiyah dalam rumahtangga nabi. Perhatikan bagaimanakah nasehat dan pandangan aisyah untuk mengangkat khalifah setelah Umar, karena khawatir terjadinya fitnah. Seakan aisyah menyaksikan hal-hal yang akan berlangsung di masa mendatang, padahal tidaklah ia tahu tentang hal yang ghaib, namun ini adalah firasat seorang mukmin yang beriman kepada Allah dan RasulNya. Beliau tak hanya sebatas melihat tentang dekatnya kematian umar dan tentang masalah di mana Umar akan dimakamkan, namun beliau melihat bagaimana kehidupan umat Islam setelah Umar meninggal. Dari sini terlihat keluasan pandangan, jauhnya pemikiran ke depan dan sekaligus perhatian yang sangat besar tentang urusan umat Islam. Inilah yang semestinya diteladani oleh wanita mukminah di zaman ini. Sosok seorang Aisyah rhadiyallahu anha, memberikan ibrah yang berharga bagi para mukminah. Kedalaman ilmu, kecerdasan dan perhatiannya terhadap umat adalah warisan yang berharga yang terus bisa diwarisi sampai hari ini. Terbukti dengan kedudukan beliau yang tercakup dalam tujuh orang di kalangan shabat yang banyak menghafal fatwa-fatwa dari para sahabat. Panji Islam di sepanjang sejarah akan selalu tegak dengan para penyandangnya. Dan Aisyah adalah salah satu penegak panji Islam di awal terbitnya cahaya Islam. Sebuah bukti bahwa wanita pun memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan Islam. Tidak hanya untuk membuang waktu untuk berbagai pekerjaan yang siasia, sebagaimana yang dilakukan oleh mayoritas muslimah di zaman ini. Panji Islam memang akan tetap tegak dengan para pejuangnya sepanjang masa. Namun apakah kita para wanita mukminah menjadi bagian dari penyandang dan penegak risalah atau tidak, maka jawabnya ada pada diri kita.

Creted by Qaqulan Sadida

Wahai Ukhti Muslimah

Aisyah dan Detik Terakhir Kehidupan Nabi Tibalah detik-detik terakhir dari kehidupan Nabi Muhammad saw. Aisyah menarik tubuh beliau kepangkuannya. Tentang hal ini dia pernah berkata, 'sesungguhnya diantara nikmat Allah yang dilimpahkan kepadaku, bahwa Rasulullah meninggal dunia dirumahku, pada hari giliranku, berada dalam rengkuhan dadaku, bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah Beliau saat wafat'. Abdurahman bin Abubakar masuk kedalam sambil memegangi siwak. Saat itu aku merengkuh tubuh beliau. Kulihat beliau melirik ke siwak ditangan Abdurrahman, karena aku tahu beliau amat suka kepada siwak maka aku bertanya, 'apakah aku boleh mengambil siwak itu untuk engkau?', beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku menyerahkannya kepada beliau dan menggosokkannya kemulut Beliau. Rupanya gosokanku terlalu keras bagi beliau, aku bertanya 'apakah aku harus memelankannya?' beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku menggosok dengan pelan-pelan sekali. Didekat tangan beliau saat itu ada bejana berisi air beliau mencelupkan kedua tangan kedalam air lalu mengusapkannya kewajah sambil bersabda, 'tiada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.' Seusai bersiwak, beliau mengangkat tangan atau jari-jari mengarahkan pandangan kearah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak-gerak. Aisyah masih sepat mendengar sabda beliau pada saat itu, 'bersama orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, siddikin, syuhada' dan sholihin. Ya Allah ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan kekasih yang Maha Tinggi ya Allah kekasih yang Maha Tinggi'. Kalimat yang terakhir ini diulang tiga kali yang disusul dengan tangan beliau yang melemah. Innalillaahi wa inna ilaihi raji'un, Beliau telah berpulang kepada kekasih yang Maha Tinggi...

Creted by Qaqulan Sadida

Anda mungkin juga menyukai