Anda di halaman 1dari 45

Nama : Teti Marlina Gulo, S,Pd

NIP : 198603242022212009

JURNAL

RINGKASAN MATERI
AGENDA I

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

1. Wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela Negara


Pembukaan UUD 1945 sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD
1945, merupakan tempat dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar
belakangi, kandungan cita-cita luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, dan oleh karena itu tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar
dan sumber hukum bagi Batang-tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia apapun yang akan atau mungkin dibuat. Norma- norma
dasar yang merupakan cita-cita luhur bagi Republik Indonesia dalam penyelenggaraan
berbangsa dan bernegara tersebut dapat ditelusur pada Pembukaan UUD 1945 tersebut
yang terdiri dari empat (4) alinea. Dari sudut hukum, batang tubuh UUD 1945
merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar negara
(ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam
Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum
sistem administrasi Negara Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan pemerintahan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya. Wawasan Kebangsaan adalah
cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun
1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera. 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu

1. Pancasila Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang


ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia,
baik dalamarti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini
dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-
undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi
muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2. Undang-Undang Dasar 1945 Kepustakaan hukum di Indonesia menjelaskan istilah


Negara hukum sudah sangat popular. Pada umumnya istilah tersebut dianggap
merupakan terjemahan yang tepat dari dua istilah yaitu rechtstaat dan the rule of law.
Istilah Rechstaat (yang dilawankan dengan Matchstaat) memang muncul di dalam
penjelasan UUD 1945 yakni sebagai kunci pokok pertama dari system Pemerintahan
Negara yang berbunyi “Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechstaat)
dan bukan berdasar atas kekuasaan belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat di dalam UUD
1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1 hasil Amandemen yang ketiga tahu
2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Dari teori mengenai unsur-
unsur Negara hukum, apabila dihubungkan dengan Negara hukum Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

3. Bhinneka Tunggal Ika Perumusan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma
Mangrwa oleh Mpu Tantular pada dasarnya adalah sebuah pernyataan daya kreatif
dalam paya mengatasi keanekaragaman kepercayaan dan keagamaan, sehubungan
dengan usaha bina negara kerajaan Majapahit kala itu. Di kemudian hari, rumusan
tersebut telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintahan pada masa
kemerdekaan, dan bahkan telah berhasil menumbuhkan rasa dan semangat persatuan
masyarakat indonesia. Itulah sebab mengapa akhirnya Bhinneka Tunggal Ika – Kakawin
Sutasoma (Purudasanta) diangkat menjadi semboyan yang diabadikan lambang NKRI
Garuda Pancasila.

4. Negara Kesatuan Republik Indonesia Ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum
sempurna sebagai negara, mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia
baru sebagian memiliki unsur konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam
sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara
yaitu berupa pemerintah yang berdaulat dengan mengangkat Presiden dan Wakil
Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk negara. Disamping itu PPKI juga
telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya.

2. Analisis isu kontemporer


Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian
yang selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap
perubahan adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa
dekat kita dengan perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture),
Nasional (Society), dan Dunia (Global). Menurut DePorter (2009:172), selain dapat
meningkatkan daya ingat terhadap suatu informasi, mind mapping juga mempunyai
manfaat lain, yaitu sebagai berikut. 1. Fleksibel Anda dapat dengan mudah
menambahkan catatan-catatan baru di tempat yang sesuai dalam peta pikiran tanpa
harus kebingungan dan takut akan merusak catatan yang sudah rapi. 2. Dapat
Memusatkan Perhatian Dengan peta pikiran, Anda tidak perlu berpikir untuk menangkap
setiap kata atau hubungan, sehingga Anda dapat berkonsentrasi pada gagasan-
gagasan intinya. 3. Meningkatkan Pemahaman Dengan peta pikiran, Anda dapat lebih
mudah mengingat materi pelajaran sekaligus dapat meningkatkan pemahaman terhadap
materi pelajaran tersebut. Karena melalui peta pikiran, Anda dapat melihat kaitankaitan
antar setiap gagasan. 4. Menyenangkan Imajinasi dan kreativitas Anda tidak terbatas
sehingga menjadikan pembuatan dan pembacaan ulang catatan menjadi lebih
menyenangkan. di gunakan untuk belajar. Dalam melakukan teknik mind mapping,
terdapat 7 langkah pemetaan sebagai berikut. 1. Mulai dari Bagian Tengah. Mulai dari
bagian tengah kertas kosong yang sisinya panjang dan diletakkan mendatar. Memulai
dari tengah memberi kebebasan kepada otak Anda untuk menyebarkan kreativitas ke
segala arah dengan lebih bebas dan alami. 2. Menggunakan Gambar atau Foto untuk
Ide Sentral Gambar bermakna seribu kata dan membantu Anda menggunakan imajinasi.
Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat Anda tetap terfokus, membantu
berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. 3. Menggunakan Warna Bagi otak, warna sama
menariknya dengan gambar. Warna membuat peta pikiran lebih hidup, menambah
energi pemikiran kreatif, dan menyenangkan. 4. Menghubungkan Cabang-cabang
Utama ke Gambar Pusat Hubungkan cabangcabang utama ke gambar pusat kemudian
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya.
Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau
empat) hal sekaligus. Jika kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah
mengerti dan mengingatMembuat Garis Hubung yang Melengkung, Bukan Garis Lurus
Garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis,
seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. 6. Menggunakan Satu Kata
Kunci untuk Setiap Garis Kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan flesibilitas
kepada peta pikiran. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda,
menghasilkan sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. 7. Menggunakan Gambar
Seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jika anda hanya
mempunyai gambar di dalam peta pikiran, maka peta pikiran siswa sudah setara dengan
10.000 kata catatan (Buzan, 2008:15-16).

3. Kesiapsiagaan bela Negara


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and
character building.Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki
semangat cinta tanah air,kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai
idiologi negara, kerelaan berkorban demi bangsa dan Negara. Salah satu nilai-nilai
dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik
maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan
(kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan
secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh
kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang luhur dan terhormat.
Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela
negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai
dengan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam Bab III ini sebagai wujud bahwa
kita,memiliki kemampuan awal bela negara, maka kita akan membahas tentang
Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan Jasmani danMental; Etika, Etiket dan
Moral; serta Kearifan Lokal.
AGENDA II

NILAI-NILAI DASAR PNS

1. Berorientasi pelayanan
Berorientasi Pelayanan Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti
ketika kebutuhan customer sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan
dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer.
Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi
lebih baik dari hari ini(doing something better and better).” Berorientasi Pelayanan
merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran
bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:

a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;


b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c. melakukan perbaikan tiada henti.

Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi


tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan
keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku
melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih;
melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi
Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan,
keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima. Pemberian layanan bermutu
tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi, melainkan
harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi
harapan pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better and
better).

2. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika seseorang mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas adalah sesuatu
yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara mencapainya. Dalam
banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Amanah seorang ASN menurut SE
Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah: • Kemampuan
melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi • Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien • Kemampuan menggunakan Kewenangan
jabatannya dengan berintegritas tinggi Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep
yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah
negara (Matsiliza dan Zonke, 2017). Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh
semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanang kepada masyarakat. Aulich
(2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik
akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.
Integritas adalah konsepnya telah disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic
sekitar 25 abad silam, adalah tiang utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen
bangsa harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak
swasta, dan masyarakat pada umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang
ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur.
Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan,
Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun
lingkungan kerja ASN yang akuntabel.

3. Kompeten
Kompeten Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan
menjadi bagian ecosystem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi
pembelajar (organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang
unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan
kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.
Berkinerja yang BerAkhlak: 1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai
pelayan publik. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak. 2. Meningkatkan kompetensi diri:  Meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah adalah keniscayaan.  Pendekatan
pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai teori
“net-centric”, merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama
dari Internet.  Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis
online network.  Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber
keahlian para pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN
bekerja atau tempat lain.  Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal
(networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi
dan atau luar organisasi. 3. Membantu Orang Lain Belajar Sosialisasi dan Percakapan di
ruang istirahat atau di kafetaria kantor termasuk morning tea/coffee sering kali menjadi
ajang transfer pengetahuan.  Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka (Knowledge Fairs and Open
Forums).  Mengambil dan mengembangkan pengetahuan yang terkandung dalam
dokumen kerja seperti laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya
ke dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah, disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories).  Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and
Transfer), dalam bentuk pengembangan jejaring ahli (expert network),
pendokumentasian pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan
bersumber dari refleksi pengalaman (lessons learned). 4. Melakukan kerja terbaik: 
Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik
instansi pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui
berbagai perubahan lingkungan dan karya manusia.  Pentingnya berkarya terbaik
dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting
dalam hidup seseorang.

4. Harmonis
Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja
dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih
luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan keharmonisan tersebut
bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan pelayanan public, dan kehidupan
bermasyarakat. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat
juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut
mudah menimbulkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah tumbuhnya
perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bias menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa. Terbentuknya
NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa
dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam
Lambang Negara yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran
persatuan berbangsa tersebut. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain
dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan
masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh karena
itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus
berubah, a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; b. Kedua, berubah dari
‟wewenang‟ menjadi ‟peranan‟ c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah
amanah Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting
dalam suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak
bagi berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi
dalam mewujudkan susasana harmonis harus dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di
lingkungan bekerja dan bermasyarakat.

5. Loyal
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan
sumpah/janji yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan
perundang undangangan yang berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk
menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN. Loyal merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi modul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari: 1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah; 2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta 3)
Menjaga rahasia jabatan dan negara. Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan
untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah
komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat
menjadi “KoDeKoNasAb”. Oleh karena itu peserta Pelatihan Dasar diharapkan dapat
mempelajari setiap materi pokok dalam modul ini dengan seksama dan mengerjakan
setiap latihan dan evaluasi yang diberikan. Jika terdapat hal-hal yang belum dipahami
dapat ditanyakan dan didiskusikan dengan Pengampu Mata Pelatihan ini pada saat fase
pembelajaran jarak jauh maupun klasikal

6. Adaptif
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam
pemerintahan ini dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta
meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam
lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut: a. Dapat mengantisipasi dan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan; a. Mendorong jiwa kewirausahaan; b.
Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah Adaptasi merupakan kemampuan
alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan
beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas
yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya
dibedakan mengenai bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus
berpikir kreatif. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan
budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti di antaranya tujuan
organisasi Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai
tujuan – baik individu maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan
membangun atau mewujudkan individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi
VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan
Vision, Downloaded by Maria Ulfa (maria.ulfa131@gmail.com) lOMoARcPSD|28631350
hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi
ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan
untuk merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan
cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam
organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan
budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya
organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi
dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja.

7. Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat
ini. Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020)
mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua
kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta
mobilitas dan fleksibilitas. Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada
pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam mencapai
tujuan-tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh
aktor, pemerintah dan sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG
tidak hanya merupakan pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor,
tetapi juga penekanan pada kerjasama guna mencapai tujuan-tujuan bersama. Dari dua
pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik pendekatan WoG dapat
dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama,
dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan. Dalam
banyak literatur lainnya, WoG juga seringdisamakan atau minimal disandingkan dengan
konsep policy integration, policy coherence, cross-cutting policy- making, joinedup
government, concerned decision making, policy coordination atau cross government.
WoG memiliki kemiripan karakteristik dengan konsep-konsep tersebut, terutama
karakteristik integrasi institusi atau penyatuan pelembagaan baik secara formal maupun
informal dalam satu wadah. Ciri lainnya adalah kolaborasi yang terjadi antar sektor
dalam menangani isu tertentu. Namun demikian terdapat pula perbedaannya, dan yang
paling nampak adalah bahwa WoG menekankan adanya penyatuan keseluruhan (whole)
elemen pemerintahan, sementara konsep-konsep tadi lebih banyak menekankan pada
pencapaian tujuan, proses integrasi institusi, proses kebijakan dan lainnya, sehingga
penyatuan yang terjadi hanya berlaku pada sektor-sektor tertentu saja yang dipandang
relevan. Dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan guna kelancaran pelayanan Administrasi Pemerintahan
di suatu instansi pemerintahan yang membutuhkan. RESUME AGENDA
AGENDA III

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

1. Smart ASN
Smart ASN Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita.
Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk
mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi
penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi,
yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat
dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut
hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020,
selama pandemi COVID-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet
lebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah
secara daring ikut membentuk perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling melindungi hak
digital setiap warga negara. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5
langkah yang harus dijalankan, yaitu: 1) Perluasan akses dan peningkatan
infrastruktur digital. 2) Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor
strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran. 3) Percepat
integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan. 4) Persiapkan
kebutuhan SDM talenta digital. 5) Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema
pendanaan dan pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya Literasi
digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga
mengacu pada mengajukan pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakilidunia; dan memahami bagaimana
perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang
lebih luas. Menurut UNESCO, literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses,
mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi
yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi
dan literasi media. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan
bahwa rata-rata skor indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di
kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey
harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan Presiden Joko
Widodo. Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo,
Siberkreasi, dan Deloitte pada tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk
mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi digital, dalam konteks literasi
digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi atas empat
area kompetensi yaitu: ● kecakapan digital, ● budaya digital, ● etika digital ● dan
keamanan digital. Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital
Culture) adalah bagaimana setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era
Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks
keIndonesiaan, sebagai warga Negara digital, tiap individu memiliki tanggung jawab
(meliputi hak dan kewajiban) untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya
berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika. Hal ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan
kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga jelas, kita
hidup di dalam negara yang multicultural dan plural dalam banyak aspek.
Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme membutuhkan upaya pendidikan
sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu para digital
native (warga digital) yang lebih banyak „belajar‟ dari media digital. Meningkatkan
kemampuan membangun mindfulness communication tanpa stereotip dan
pandangan negative adalah juga persoalan meningkatkan kemampuan literasi media
dalam konteks budaya digital. Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin
tiap warga negara untuk mengakses, menggunakan, membuat, dan
menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk mengakses, hak
untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan
tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi
orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau
kesehatan atau moral publik. Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi
kesejahteraan digital setiap pengguna. Kesejahteraan digital merupakan istilah yang
merujuk pada dampak dari layanan teknologi dan digital terhadap kesehatan mental,
fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan
kesejahteraan digital? jawabannya adalah setiap individu. Terdapat empat aspek
kesejahteraan individu yang digambarkan dalam piramida dan delapan prinsip
praktik digital yang baik yang digambarkan pada lingkaran

2. Manajemen ASN
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan,pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan,penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan. Manajemen PPPK meliputi penetapan
kebutuhan; pengadaan; penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan
kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja;
dan perlindungan. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
Manajemen ASN 68 memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan latihan, rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan lain
yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pejabat
Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan
Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi
memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian pejabat pimpinan tinggi
utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5
(lima) tahun. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina
Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN
melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan
laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif
sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak
kehilangan status sebagai PNS. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi
ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin
efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN
diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara
nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai ASN
diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan
dan banding administratif. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri
atas: a)Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK).Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta
harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
a) Pelaksana kebijakan public; b) Pelayan public; dan c) Perekat dan pemersatu
bangsa Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. ASN sebagai profesi
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode
perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Penerapan sistem merit dalam pengelolaan
ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang
bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah
nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga
instansi pemerintah mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk
mencapai visi dan misinya. Manajemen ASN Pasca recruitment, dalam organisasi
berbagai system pengelolaan pegawai harus mencerminkan prinsip merit yang
sesungguhnya dimana semua prosesnya didasarkan pada prinsip-prinsip yang
obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan sistem merit pada semua aspek
pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan
juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja. a. Manajemen
ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK b. Manajemen PNS meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua,
dan perlindungan c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan;
penilaian kinerja; penggajian dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian
penghargaan; disiplin; pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan. d.
Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,
kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak
jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Pejabat Pembina Kepegawaian
dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundangundangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan. f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya
sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden.
Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun g. Dalam
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan
laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri h. Pegawai ASN dapat
menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi Pejabat
Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status
sebagai PNS. i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan:
menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa
korps ASN sebagai pemersatu bangsa. j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan
akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi
ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-
Instansi Pemerintah k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya
administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative
Nama : Teti Marlina Gulo, S.Pd
NIP : 198603242022212009

EVALUSI

Evaluasi II ( Hlm 18)

1. Menurut anda, apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi bagian
kompetensi ASN ?
2. Uraikan secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia !
3. Menurut anda, apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam
mewujudkan profesionalitas ASN ?

PENYELESAIAN ;

1. apakah urgensi ASN harus berwawasan kebangsaan sehingga menjadi bagian kompetensi ASN „ ya
Urgensi agar setiap ASN dapat melaksanakan setiap kebijakan public yang dibuat oleh pejabat
Pembian Kepegawaian sesuai dengan peraturan Perundang undangan yang berlaku agar setiap ASN
dapat memberikan pelayanan public yang professional dan Berkualitas terhadap masyarkat Indonesia
serta dapat mempererat Persatuan NKRI.
2. secara singkat sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia adalah kemerdekaan Indonesia dicapai
dengan sejarah yang panjang, dan sejarah kebangsaan diantaranya adalah, diawali dengan berdirinya
Budi Utomo pada tahun 1908 sebagai pelopor berdirinya Organisasi ke Pemudaan yang ada, dan
terselenggaraanya Kongres Pemuda I dan Pemuda II, serta berdirinyan BPUPKI pada tanggal 1 Maret
1945 dan serta terbentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada Tanggal 17 Agustus
1945, sehingga tercapainya kemerdekaan Republik Indonesia pada Tanggal 17 Agustus 1945.
3. apakah relevansi 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan
profesionalitas ASN yaitu : Nilai- niali Empat Konsensus Kebangsaan yang terdiri dari Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negera Kesatuan Republik Indonesia harus
menjadi pedoman untuk menjawab tantangan Berbangsa Kini dan di masa yang akan datang.

Evaluasi III (Hlm 33)

1. Menurut anda, apakah nilai-nilai dasar Beala Negara masih relevan saat ini ?

2. Jelaskan menurut pendapat anda, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan mengancam
eksistensi NKRI ?

PENYELESAIAN :

1. Nilai-nilai dasar Beala Negara masih relevan saat ini Disebutkan bahwa nilai dasar bela Negara meliputi
: Canta Tanah Air, sadar Berbangsa dan Bernegara, Setiap Kepada Pancasila Sebagai Ideologi
Negera, dan rela berkorban untuk Bangsa dan Negara, serta Kemampuan Awal Bela Negera, jadi Nilai-
niali ersebut bukanlah nilai-nilai yang baru, tetapi nilai itu merupakan nilai yang diwariskan oleh
generasi terdahulu sejak era pergerakan Nasional sehingga era dipertahankan kemerdekaan guna
menjaga eksistensi RI. Bela Negera dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha bela negera. Usaha bela Negara
bertujuan untuk memelihara jiwa nasionalismo warga negera dalam upaya pemenuhan hak dan
kewajibannya terhadap bela Negara yang diwujudkannya dengan pembinaan kesaran bela Negara
demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional. Pada nilai –nilai bela negera pada poinnya masih
sangat relevan pada saat ini sebagai landasan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka
sebagai ASN memiliki kewajiabn untuk mengimplementasikan atau melakunnya dalam pengabdian.
2. menurut pendapat saya, ancaman yang paling mungkin terjadi saat ini dan mengancam eksistensi
NKRI adalah Media Sosial. Dimana di era Globalisai ini kemajuan yang sangat pesat terutama dibidabg
teknologi dan informasi, pada dasrnya kemajuan ini sangat membawa dampak positif dan sangat
berguna, tetapi pada Media sosila ini banyak membawa dampak negetif yang rawan digunakan untuk
melakukan kejahatan cyber, penipuan, dan tempat- tempat tulisan yang tidak baik atau tidak
bertanggungjawab. Penyebaran berita bohong melalui media social dapat memecahkan belah
persatuan dan keutuhan bangsa serta menggu ke-Bhineka Tunggal ika.

EVALUASI BAB III (Hlm 58)

1. Jelaskan kedudukan Pancasila dalam konteks penyelenggaraan Negara Indonesia


2. Jelaskan kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks penyelenggaraan
negara Indonesia
3. Jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. Jelaskan kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
5. Jelaskan kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia

PENYELESAIAN :

1. Pancasila dalam konteks penyelenggaraan Negara Indonesia merupakan philosofische grondslag,


suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan landasan atau dasar bagi Negara
merdeka yang sudah di dirikan, kemajemukan bangsa indonesia dan kesamaan pengalaman sebagai
bangsa terjajah menjadi unsur utama yang lain mengapa Pancasial dijadikan sebagai landasan
bersama bagi fondasi dan cita- cita berdirinya negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam
kesamaan rasa dan pengalaman sebagai anakan jajahan ini menemukan titik temunya dalam
Pancasila, menggantikan beragam keinginan subyektif beberapa kelompok bangsa Indonesia yang
menghendaki dasar negara berdasarkan paham agama maupun ideologi dan semangat kedaerahan
tertentu. Keinginan-keinginan kelompok tersebut mendapatkan titik temunya pada Pancasila, yang
kemudian disepakati sebagai kesepakatan bersama sebagai titik pertemuan beragam komponen yang
ada dalam masyarakat Indonesia.
2. kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam konteks penyelenggaraan negara
Indonesia hukum dasar tertinggi yang berlaku di Indonesia yang terdiri atas pembukaan, batang tubuh,
dan penjelasan, serta sebagai kunci pokok pertama dari system Pemerintahan Negara yang berbunyi
“Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan
belaka (machtstaat)”. Kalau kita lihat di dalam UUD 1945 BAB I tentang Bentuk dan Kedaulatan pasal 1
hasil Amandemen yang ketiga tahu 2001, berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”.
3. nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 bersifat universal dan lestari, artinya
nilai-nilai tersebut dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia dan dapat menampung
dinamika masyarakat serta perkembangan zaman. Nilai-nilai dasar tersebut juga merupakan sumber
nilai etika dan moral bagi bangsa Indonesia, artinya nilai-nilai tersebut menjadi pedoman perilaku baik
dan benar bagi setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-
nilai dasar tersebut antara lain:
a. Nilai kemerdekaan mengajarkan kita untuk menghargai hak-hak asasi manusia, menjaga
kedaulatan negara, serta berperan aktif dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa dari segala
ancaman dan gangguan.
b. Nilai persatuan mengajarkan kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menghormati
kebhinekaan dan keragaman budaya, serta bersolidaritas dan gotong royong dalam mengatasi
berbagai masalah dan tantangan bangsa.
c. Nilai ketuhanan mengajarkan kita untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing, serta menghormati dan toleran
terhadap keyakinan dan kepercayaan orang lain.
d. Nilai demokrasi mengajarkan kita untuk menghormati hak dan kewajiban sebagai warga negara,
berpartisipasi dalam proses politik dan pembangunan, serta mengawasi dan mengkritisi kinerja
pemerintah secara konstruktif.
4. kedudukan batang tubuh dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah Dari sudut hukum,
batang tubuh UUD 1945 merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran 5 (lima) norma dasar
negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan
UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem administrasi negara
Republik Indonesia pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan pemerintahan negara
yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya.
Batang Tubuh UUD 1945 hasil Amandemen I-IV pada tahun 2002 terdiri atas 21 bab, 74 pasal, serta
tiga pasal aturan peralihan dan dua pasal aturan tambahan. Dalam UUD 1945 hasil Amandemen 2002
sebagaimana dipraktekkan di berbagai negara tidak ada lagi Penjelasan Pasal-Pasal. Pasal-pasal UUD
1945 dimaksud merupakan penjabaran dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan.
Rumusan pasal tersebut merupakan landasan kebijakan yang paling mendasar bagi penyelenggaraan
pemerintahan negara. Adapun cakupan pasal demi pasal dalam UUD 1945 sebagaimana disajikan
dalam tabel berikut ini
5. kedudukan dan peran ASN dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia adalah
berkedudukan sebagai pelaksana kebijakan public dan pelayanan public, serta Perekat dan Pemersatu
Bangsa. ASN berfungsi dalam bertugas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN
senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari
pada kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelenggara dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asa persatuan dan
kesatuan.

Agenda II

1. Berorientasi Pelayanan

B. Evaluasi Materi Pokok 1


1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsipNilai Dasar. Hal tersebut tertuang dalam:
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014
b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2015
2. Undang-Undang yang mengatur tentang Pelayanan Publik adalah:
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009
b. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009
c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2019
3. Sebutkan yang bukan merupakan fungsi ASN:
a. pelaksana kebijakan publik
b. pelayan publik
c. pengawas kegiatan publik
d. perekat dan pemersatu bangsa
4. Yang dimaksud dengan berorientasi pelayanan adalah ....
a. Bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan
b. Komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
c. Saling peduli dan menghargai perbedaan
d. Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan
5. Secara sederhana, definisi pelayanan publik berdasarkan Agus Dwiyanto adalah ....
a. Semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat yang
memenuhi kriteriayaitu merupakan jenis barang atau jasa
b. Pelayanan yang dirasakan melalui loket-loket pelayanan
c. Sumber daya air dan sumber daya mineral yang dikelola oleh Negara/pemerintah
d. Perintah pimpinan/atasan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat pada jam-jam pelayanan
6. Yang bukan merupakan unsur penting dalam pelayanan publik adalah ....
a. Penyelenggara
b. Penerima layanan
c. Tempat pelayanan
d. Kepuasan pelanggan
7. Yang bukan prinsip pelayanan publik yang baik adalah
a. Partisipatif dan transparan
b. Responsif dan tidak diskriminatif
c. Kompleks namun murah
d. Aksesibel
8. “Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh dibedakan antara satu warga negara
dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status sosial,
pandangan politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya” adalah
prinsip dari …
a. Akuntabel
b. Aksesibel
c. Berkeadilan
d. Tidak diskriminatif
9. “Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut, seperti persyaratan, prosedur, biaya, dan sejenisnya” adalah prinsip dari ...
a. Responsif
b. Transparan
c. Efektif dan efisien
d. Tidak diskriminatif
10. Nilai berorientasi pelayanan dijabarkan dalam ... panduan perilaku
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6

C. Evaluasi Materi Pokok 2


1. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan?
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
c. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
d. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
2. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan?
a. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, setia kepada NKRI
serta pemerintahan yangsah
d. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
3. Yang mana kah diantara panduan perilaku berikut yang merupakan kode etik dari nilai
berorientasi pelayanan?
a. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi, dan Negara
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
d. Melakukan perbaikan tiada henti
4. Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, kedudukan masyarakat dalam konteks
tersebut adalah sebagai …
a. masyarakat sebagai wajib pajak
b. masyarakat sebagai pengawas kinerja pemerintah
c. masyarakat sebagai elemen adanya negara
d. masyarakat sebagai penerima layanan
5. Pengertian masyarakat dalam Undang-Undang Nomor 25/2009 tentang Pelayanan Publik adalah …
a. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok,
maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik
secara langsung maupun tidak langsung
b. warga negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum
yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik, baik secara langsung
maupun tidak langsung
c. seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang-perseorangan, kelompok,
maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara
langsung
d. warga negara Indonesia sebagai orang-perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang
berkedudukan sebagai penerima manfaat pelayanan publik secara langsung
6. Beberapa perilaku pelayanan prima yang perlu dibudayakan dalam organisasi antara lain sebagai
berikut, kecuali …
a. Menyapa dan memberi salam
b. Ramah
c. Cepat dan terlihat sibuk
d. Berpenampilan rapih
7. Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara berikut ini, kecuali …
a. Pendidikan dan pelatihan
b. Standardisasi dan sertifikasi kompetensi pemberi layanan
c. Pengembangan ide kreatif
d. Kolaborasi dan benchmark

8. Seorang ASN diharapkan dapat diandalkan untuk memberikan pelayanan prima yang dicontohkan dengan

a. Melakukan pelayanan maksimal sesuai dengan tugas fungsinya
b. Melakukan pelayanan maksimal untuk kepuasan masyarakat meskipun dengan
menyerobot tugas fungsirekan yang lain
c. Melakukan pelayanan maksimal jika diminta oleh atasan/pimpinan
d. Melakukan pelayanan terbaik jika akan dilakukan evaluasi eksternal
9. Memberikan layanan melebihi harapan customer ditunjukkan dengan ...
a. meningkatkan mutu layanan dan tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer sudah dapat
terpenuhi
b. Selalu menanyakan dan melakukan survey kepuasan masyarakat
c. Mencari tahu ekspektasi customer di masa yang akan datang tentang layanan apa yang
diharapkan
d. Menunggu perintah atasan terkait terobosan baru
10. Tujuan utama dari Nilai Dasar ASN adalah …
a. Menjadi dasar pembentukan peraturan internal tentang kewajiban masuk kerja
b. Menjadi pedoman perilaku bagi para ASN dan menciptakan budaya kerja
yang mendukung tercapainya kinerja terbaik
c. Menjadi pertimbangan pimpinan unit kerja dalam menentukan rekanan
dalam proyek strategis
d. Menjadi instrumen pengukuran kinerja ASN oleh masyarakat

2. Akuntabel
A. Soal Latihan
II POTRET PELAYANAN PUBLIK NEGERI INI

a. Banyak perbaikan yang terjadi di layanan publik yang bisa ditemukan di keseharian Anda, pilihlah
salah satu kasus yang pernah Anda alami, dan tulislah perubahan/perbaikan yang terjadi dari kondisi
sebelumnya.
b. Masih ada beberapa layanan publik yang belum berubah dari versi buruknya, pilihlah salah satu
layanan yang Anda ketahui masih belum berubah tersebut, dan tuliskan harapan perubahan yang
Anda inginkan.
c. Lihatlah video unik pada tautan ini yang berakting terkait sebuah layanan yang sudah berubah dari
bentuk selebelumnya: https://www.instagram.com/reel/CX3Oa0rJoQ7/?utm_medium=share_sheet
dan tuliskan pendapat Anda.
Penyelesaian :
1. Kasus pelayanan kesehatan. Dulu pelayanan kesehatan di berbagai rumah sakit hanya orang kaya
yang merasakan pelayanan, dan warga yang kurang mampu susah untuk mendapatkan pelayanan
karena terkendala biaya. Tapi sekarang pemerintah lebih responsif terhadap kasus tersebut dan
memberikan pelayanan terbaik melalui program kartu BPJS. Petugas pelayanan publik, karena masih
banyak petugas menunjukkan sikap, cara berbicara atau memberitahukan sesuatu yang tidak ramah,
bahkan sebagian ada yang merasa berada pada posisi superior dan arogan.
2. Saya harap pemerintah bisa memberikan pelatihan dan evaluasi terhadap semua petugas pelayanan
publik. Birokrasi yg baik adalah yg memihak dan memudahkan rakyat serta tidak berbelit belit
sehingga mudah di gunakan siapa saja. Dan dibutuhkan pegawai yang berdedikasi dan berintegritas
tinggi. Aspek-Aspek Akuntabilitas :
 Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship) Hubungan yang dimaksud
adalah hubungan dua pihak antara individu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat.
 Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented) Hasil yang diharapkan dari
akuntabilitas adalah perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting) Laporan kinerja
adalah perwujudan dari akuntabilitas.
 Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiersreporting) Laporan kinerja
adalah perwujudan dari akuntabilitas. • Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance) Tujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk memperbaiki kinerja ASNdalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pentingnya Akuntabilitas Akuntabilitas publik
memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
 Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
 Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
 Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas(peran belajar). Tingkatan akuntabilitas:
 Akuntabilitas Personal
 Akuntabilitas Individu
 Akuntabilitas Kelompok
 Akuntabilitas Organisasi
 Akuntabilitas Stakeholder
3. Terkait video yang telah saya tonton disitu terlihat bahwa sebelumnya pelayanan
ditempat tersebut masih ada unsur praktik Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme dan masih
menjadi halyang lumrah. Terlihat dari si penerima layanan merasa heran karena pengurusan yang
tadinya butuh berhari-hari sekarang sudah bisa dengan cepat terselesaikan tanpa mengeluarkan uang
sepeser pun. Ketika si pemberi layanan sudah bekerja sesuai prosedur, kita sebagai
penerima layananterkadang merasa heran dengan perubahan yang ada. Yang seharusnya kita
mendukungdengan adanya perubahan pelayanan yang lebih baik.Karena penerima pelayanan sering
menuntut dilayani dengan layanan yang terbaik.

B. Soal Latihan
III KONSEP AKUNTABILITAS

1. Dalam hal penyelenggaraan pemerintahan, sering kita dengan istilah kata responsibilitas dan
akuntabilitas. Kedua kata tersebut mempunyai arti dan makna yang berbeda. Apa yang membedakan
antara responsibilitas dan akuntabilitas dilihat dari pengertiannya? Dan berikan pendapat anda terkait
konsep responsibiltas dan akuntabilitas tersebut?
2. Bacalah kembali pembuka Bab II yang dikutip dari Laporan Tahun 2020 Ombudsman Republik Indonesia,
menurut Anda, bagaimana kasus itu bila dilihat dari konteks Akuntabilitas?
3. Dalam hal pelayanan publik, masih sering diketemukan keluhan dari masyarakat terhadap kinerja pelayan
publik. Masyarakat merasakan kinerja yang lambat, berbelit-belit, maupun tidak efisien ketika berhadapan
dengan pelayan publik ataupun birokrasi publik. Padahal sejatinya sebagai abdi negara, birokrasi publik
harus memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, Menurut anda, seberapa penting nilai-nilai
akuntabilitas publik jika dikaitkan dengan fenomena tersebut? Jelaskan.

Penyelesaian :
1. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral individu,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada seseorang/organisasi yang
memberikan amanat. jadi pendapat saya responsibilitas itu bentuk tanggung jawab yang di dasarkan
pada dirisendiri tanapa adanya mandat atau amanat dari orang lain. sedangkan akuntabilitas itu
pertanggung jawaban seseorang yang telah diberikan amanat oleh orang lain dan bentuk dari tanggung
jawab itu adalah pelaporan.
2. Bila dilihat dari konteks akuntabilitas pihak polsek seharusnya memiliki dedikasi tinggi terhadap tugasnya
dan tidak menunda nunda proses penyidikan sehingga pelpor melaporkan kembali ke polres karena
birokrasi yang dilakukan polsek sangat lamban dan berbelit-belit bahkan menawarkan uang damai
kepada pelpor dan itu merupakan bukan cerminan dariakuntabilitas.
3. Nilai akuntabilitas sangat penting diadopsi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Hal ini didasarkan
pada argumen bahwa eksistensi atau keberadaan sebuah negara, tergantung pada masyarakatnya. Oleh
sebab itu, sudah menjadi kewajiban bagi negara untuk memberikan pelayanan dengan baik dan
bertanggung jawab.
C. Soal Latihan
IV PANDUAN PERILAKU AKUNTABEL

1. Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas
harus mengandung dimensi Akuntabilitas Kejujuran dan Hukum, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas
Program, serta Akuntabilitas Kebijakan.
Ada Studi Kasus Seperti Berikut :
Pemerintah Pusat maupun daerah sudah memulai program pengadaan barang dan jasa dengan mekanisme
secara elektronik yang disebut e-procurement. Tujuannya adalah pertama, agar tidak ada main mata
antara pengada proyek dan pihak yang mengadakan proyek (Meminimalisir Kasus KKN). Kedua, agar
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat dilaksanakan dengan cepat dan teratur
Pertanyaannya, termasuk dimensi akuntabilitas apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.
2. Simaklah video berikut:
Video ini bercerita tentang Seseorang yang menang dalam sebuah tender pengadaan yang berniat ingin
memberikan „hadiah‟ kepada Pejabat Lelang yang dianggapkan telah berjasa atas pemilihan
perusahaannya. Namun, dalam perjalanan memberikan „hadiah‟ tersebut banyak rintangan yang
dihadapi. Untuk lebih jelasnya, simaklah video tersebut pada tautan berikut. https://youtu.be/4Yle_pbs9aA
Berdasarkan video yang Anda yang Anda simak, isilah tabel berikut:

Penyelesaian :

1. Termasuk ke dalam akuntabilitas proses. responsif, dan murah. Pengawasan dan pemeriksaan
akuntabilitas proses dilakukan untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.
2. Hasil observasi video :
No Poin-poin yang dianalisis Jawaban
1 Kondisi apa yang membuat cerita di video itu
berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana Pemberian hadiah dari pemenang tender
Korupsi?
2 Jenis tindak pidana korupsi apa yang relevan
Suap/ Sogok
dengan cerita di video itu?
3 Siapa saja pihak di dalam video itu yang akan
Pemberi suap
terjerat dalam kasus korupsi?
4 Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di dalam
Menerima hadiah atau suap dari pemenang
video itu menjadi sebuah kasus Tindak Pidana
tender
Korupsi?
5 Apa dampak yang akan terjadi ke depannya bila
cerita tersebut menjadi sebuah kasus Tindak Penerimaan gritifikasi
Pidana Korupsi?
6 Apakah menurut Anda apa yang dilaukan oleh Benar, karena penerimaan gritifikasi
Pejabat Lelang sudah benar? Jelaskan kenapa? merupakan pelanggaran hukum.
7 Selain Pemenang Lelang dan Pejabat Lelang,
siapa lagi yang bisa berperan agak kasus itu Rekan keja dari pemenang lelang
tidak terjadi?
8 Saya akan memilih pejabat tender, dan saya
akan tetap teguh pada dedikasi saya sebagai
pejabat tender dan tidak menerima grtifikasi
Bila Anda harus memilih salah satu perang dalam
dari siapapun walaupun itu dalam bentuk
video itu, Apa yang akan Anda lakukan?
hadiah ucapan terimakasih.Akuntabilitas ini
diterjemahkan melalui pemberian pelayanan
publik yang cepat,

D. Soal Latihan
VI AKUNTABEL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAHAN
1. Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul di mana tugas publik dan kepentingan pribadi
bertentangan. Ada dua jenis umum Konflik Kepentingan yaitu Keuangan (Penggunaan sumber daya
lembaga termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur untuk keuntungan pribadi) dan Non-
Keuangan (Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain).
Ada contoh studi kasus seperti berikut: Bahwa ada seseorang Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menunjuk satu pemenang tender proyek pengadaan barang dan jasa publik tanpa melalui proses
yang akuntabel dan transparan (terindikasi ada permainan atau kongkalikong antara pemberi dan
penerima proyek). Dilihat dari jenis umum konflik kepentingan, temasuk jenis konflik kepentingan
apakah studi kasus tersebut? Jelaskan.

2. Pelajari tulisan berikut:


Selain SPPD Fiktif, BPK Juga Temukan Dugaan Mark Up Anggaran di Pemko Dumai

DUMAI, RIAULINK.COM - Selain menemukan surat pertanggungjawaban (SPJ) fiktif pada perjalanan
dinas aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kota Dumai, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Perwakilan Riau juga menemukan Mark up atau penggelembungan anggaran di bagian umum.

Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan (LHP) pada tahun anggaran 2017 lalu, BPK menemukan
sejumlah keanehan di satker tersebut pada kegaiatn penyediaan makan dan minum yang tak sesuai
dengan bukti kuintansi pembelian.

Bukti kuitansi tersebut dapat ditunjukkan oleh pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) bagian umum
selaku pihak penanggungjawab dalam penyediaan makan minum rapat, penyambutan tamu dan
kegiatan pemerintah Kota Dumai. Sesuai LHP BPK terdapat selisih bayar mencapai Rp20.238.622,-
antara SPJ makan dan minum yang dibayarkan Pemko Dumai melalui bagian keuangan kepada
rekan kerja dengan bukti kuitansi pembelian yang bisa ditunjukkan PPTK kepada BPK RI saat
melakukan pemeriksaan.Selain itu BPK juga menemukan kejanggalan dalam laporan yang
disampaikan kepada mereka, yakni setiap laporan bulanan pengadaan makanan dan minuman oleh
bagian umum Sekretariat Daerah Kota Dumai jumlah dan jenisnya selalu sama.

Dalam laporan BPK juga menunjukkan upaya mark up anggaran pengadan makan dan minum
petugas jaga rumah dinas Wali Kota dan Wakil Wali Kota Dumai. Disebutkan ada 25 petugas jaga
rumah kediaman dua pemimpin Kota Dumai ini yang dibagi menjadi tiga shift. Dimana setiap shift
bagian umum menyediakan snack dan makan bagi petugas jaga. Pada shift pagi, BPK menemukan
adanya pengelembungan jumlah pengadaan snack. Dimana dari SPJ yang disampaikan bagian
umum menyediakan 25 kotak snack namun bukti pemeriksaan

hanya ditemukan sembilan kotak untuk sembilan orang petugas jaga pagi.

Sementara untuk makan siang petugas juga juga terdapat selisih yang sangat signifikan. Dimana
untuk makan dalam pemeriksaan hanya menyediakan sembilan kotak namun dalam SPJ pencairan
digelembungkan mencapai 15 kotak. Sementara di lain kesempatan saat media ini meminta
tanggapan dari salah seorang warga Dumai terkait kabar yang sempat menghebohkan di kalangan
masyarakat ini, Ar sangat mengutuk keras aksi penyelewengan tersebut. Tindakan tersebut
menurutnya tidak hanya merugikan daerah, namun juga masyarakat.

Sumber: https://riaulink.com/index.php/news/detail/6531/selain-sppd-fiktif-bpk-juga temukan-dugaan-


mark-up-anggaran-di-pemko-dumai

Berdasarkan tulisan tersebut, isilah tabel berikut:

Penyelesaian :
1. Termasuk dalam konflik kepentingan keuangan.
Penjelasannya : Pada studi kasus ini terlihat seorang pejabat menyalahgunakan kewenangannya
dengan menunjuk langsung pemenang tender untuk kepentingan pribadi. Seharusnya pada
pelaksanaan tender tersebut, PPK bertanggung jawab atas proses pelaksanaan tender namun
tidak mempunyai wewenang untuk menentukan siapa pemenang tender sebab pelaksanaan
tender harus melalui mekanisme yang akuntabel dan transpran yaitu melalui proses pelelangan
yang dilakukan oleh panitia tender (ada pembagian wewenang) sehingga akan tercipta hasil yang
baik dan bebas dari unsur korupsi.
2. Jawaban studi kasus :
No. Poin-poin yang dianalisis Jawaban
Kondisi apa yang membuat berita itu
1 berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana Pemberian hadiah dari pemenang tender
Korupsi?
Jenis tindak pidana korupsi apa yang
2 Suap/ Sogok
relevan dengan berita itu?
Siapa saja pihak di dalam berita itu yang
3 Pemberi suap
akan terjerat dalam kasus korupsi?
Kondisi apa yang bisa menjadikan cerita di
Menerima hadiah atau suap dari pemenang
4 dalam berita itu menjadi sebuah kasus
tender
Tindak Pidana Korupsi?
Apa dampak yang akan terjadi ke
5 Penerimaan gritifikasi
depannya setelah berita itu terjadi?
Bila Anda harus memilih salah satu perang
Benar, karena penerimaan gritifikasi
6 dalam berita itu, Apa yang akan Anda
merupakan pelanggaran hukum.
lakukan?
Kondisi apa yang membuat berita itu
7 berpotensi menjadi kasus Tindak Pidana Rekan keja dari pemenang lelang
Korupsi?
Saya akan memilih pejabat tender, dan saya
akan tetap teguh pada dedikasi saya sebagai
pejabat tender dan tidak menerima grtifikasi
Jenis tindak pidana korupsi apa yang
8 dari siapapun walaupun itu dalam bentuk
relevan dengan berita itu?
hadiah ucapan terimakasih.Akuntabilitas ini
diterjemahkan melalui pemberian pelayanan
publik yang cepat,

3. Kompeten

A. Evaluasi
BAB II TANTANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
Berikan tanda Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini, dengan
memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang benar:

1. Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyesuaian proses bisnis, karakter dan tuntutan keahlian
baru sesuai dengan tren keahlian 2025 dari World Economic Forum (B – S).
2. Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dilakukan setiap waktu, sesuai kecenderungan kemampuan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat,
dibandikan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri (B – S).
3. Lingkarilah jawaban paling sesuai, Perilaku ASN untuk masing-masing aspek BerAkhlak sebagai
berikut:
Berorientasi Pelayanan:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Akuntabel:

a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;


b. Suka mendorong orang lain;
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Kompeten:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah;

b. Membantu orang lain belajar;

c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis:

a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi;
b. Menggunakan kelayakan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efesien.
Loyal:

a. Memegang teguh ideology Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan, insgansi, dan negara;
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adaptif:

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;


b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
Kolaboratif:

a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;


b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah;
c. Menggaerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

B. Evaluasi
BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN APARATUR
Berikan alasan untuk masing-masing pernyataan di bawah ini:

1. Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yaknii seluruh aspek pengelolaan ASN harus
memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan
yang diskriminatif, seperti hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang
bersifat subyektif. Jelaskan secara ringkas, mengapa sistem merit tersebut penting dalam
pengelolaan ASN?
2. Pembangunan Apartur sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024, diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy),
yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata
kelola yang semakin efektif dan efisien. Jelaskan secara ringkas, mengapa pembangunan birokrasi
berkelas dunia tersebut penting?
3. Terdapat 8 (delapan) karakateristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam menghadapi tuntutan
pekerjaan saat ini dan kedepan. Kedelapan karakterisktik tersebut meliputi: integritas, nasionalisme,
profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa asing, hospitality, networking, dan
entrepreneurship. Jelaskan secara ringkas, mengapa 8 (delapan) karakteristik ini penting bagi ASN?
Penyelesaian :

1. Penerapan merit system memberikan manfaat dalam manajemen institusi/organisasi, khususnya PNS, di
antaranya pertama, merit system dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas,
menurunkan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan.
2. Karena wujud birokrasi berkelas dunia tersebut dicirikan dengan apa yang disebut dengan SMART ASN,
yaitu ASN yang memiliki kemampuan dan karakter meliputi: integritas, profesinal, hospitality, networking,
enterprenership, berwawasan global, dan penguasaan IT dan Bahasa asing.
3. Dalam upaya membentuk Birokrasi berkelas Dunia tersebut, diharapkan setiap pegawai dapat memiliki profil
sebagai Smart ASN, yang terdiri dari nasionalisme, integritas, wawasan global, hospitality, networking,
penguasaan teknologi informasi, bahasa asing dan entrepreneurship. Seorang ASN yang „Smart‟ juga
diharapkan dapat berperan sebagai digital talent dan digital leader yang mendukung transformasi birokrasi di
Indonesia

C. Evaluasi
BAB IV PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Berikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S) untuk masing-masing pernyataan dibawah ini dengan
memberikan tanda silang (X) untuk jawaban yang dianggap sesuai:

1. Konsepsi kompetensi adalah meliputi tiga aspek penting berkaitan dengan perilaku kompetensi
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan peranan
jabatan (B – S).
2. Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN,
kompetensi meliputi: 1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan;
2) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi; dan 3)
Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi
dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja
sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan (B – S).
3. Pendekatan pengembangan dapat dilakukan dengan digital dan non-klasikal, baik untuk kompetensi
teknis, manajerial, dan social kultural (B – S).
4. Salah satu kebijkan yang penting dengan berlakunya Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
ASN adanya hak pengembangan pegawai, sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) Jam Pelajaran bagi
PNS dan maksimal 24 (dua puluh empat) Jam Pelajaran bagi Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) (B – S).
5. Dalam menentukan pendekatan pengembangan talenta ASN ditentukan dengan peta nine box
pengembangan, dimana kebutuhan pengembangan pegawai, sesuai dengan pemetaan pegawai
dalam nine box tersebut (B – S).

D. Evaluasi
BAB V PERILAKU KOMPETEN

1. Sebutkan ciri-ciri yang berkaitan dengan ASN berkinerja yang berAkhlak dengan memberikan tanda
silang (X) pada pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan pelayanan, kompetensi, dan berkinerja (B - S).
b. ASN terikat dengan etika profesi ASN sebagai pelayan publik (B - S).
c. Perilaku etika professional ASN secara operasional tunduk pada perilaku berAkhlak (B - S).
2. Berikut pernyataan di bawah ini menggambarkan perilaku kompeten ASN untuk meningkatkan
kompetensi diri yang relevan/tepat dengan memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah adalah
diperlukan diutamakan untuk jabatan strategis di lingkungan ASN (B - S).
b. Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada sumber pembelajaran utama
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (B - S).
c. Perilaku ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online network (B - S).
d. Sumber pembelajaran bagi ASN antara lain dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja (B - S).
e. Pengetahuan ASN dihasilkan jejaring informal (networks), yang mengatur diri sendiri dalam
interaksi dengan pegawai dalam organisasi (B - S).
3. Perilaku kompeten ASN dalam membantu orang lain belajar yang tepat di bawah ini dengan
memberikan tanda Benar (B) atau Salah (S):
a. Sosialisasi dan Percakapan di ruang istirahat atau di kafetaria kantor sering kali tidak menjadi
ajang transfer pengetahuan, tetapi lebih sebagai obrolan santai kurang bermakna pengetahuan
(B - S).
b. Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam forum terbuka (Knowledge
Fairs and Open Forums), dimana setiap ASN wajib melanjutkan kepada pendidikan lebih tinggi
(B - S).
c. Mengambil pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti memo, laporan,
presentasi, artikel, dan sebagainya dan memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat
dengan mudah disimpan dan diambil (Knowledge Repositories) merupakan bagian perilaku
kompeten yang diperlukan (B - S).
d. Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer), dalam bentuk
pengembangan jejaring ahli (expert network), pendokumentasian
pengalamannya/pengetahuannya, dan mencatat pengetahuan bersumber dari refleksi
pengalaman (lessons learned) adalah bagian ciri dari perilaku kompeten ASN (B - S).
4. Upaya melakukan kerja terbaik sebagai bagian perilaku kompeten ASN yang sesuai di bawah ini
dengan memberikan pernyataan Benar (B) atau Salah (S):
a. Sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta,
bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan
melakukan karya terbaik bagi pekerjaannya (B - S).
b. Berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi
terpenting dalam nilai hidup seseorang (B - S).

4. Humanis

A. Latihan dan Tugas

BAB II KEANEKARAGAMAN BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

1. Sebutkan dan Jelaskan keanekaragaman sukus bangsa dan budaya dari tempat anda berasal dan
berikan contohnya?
2. Jelaskan potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja?
3. Jelaskan sikap dan perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan keberagaman?
Penyelesaian :

1. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya dari tempat anda berasal dan berikan contohnya :
Bahasa Daerah : Jawa, Tionghoa, dan Sunda
Lagu Daerah : Suwe Ora Jamu, Gek Kepiye, Lir-Ilir, Gambang Suling

2. Potensi dan tantangan keanekaragaman dilingkungan anda bekerja :


POTENSI

- Memiliki beragam sudut pandang


- Keberagaman dalam Aspirasi
- Keragaman dalam Pengalaman Hidup
- Keberagaman keterampilan
TANTANGAN
Perbedaan yang melekat pada diri individu seperti etnis, jenis kelamin, gender, orientasi seksual, agama,
abilitas/disabilitas, nilai-nilai, etika, kemampuan, kebaikan, dan asal kebangsaan dalam suatu organisasi
tertentu.

3. Perilaku ASN dalam lingkungan yang penuh dengan keberagaman :


a. Bersikap dan menghormati orang lain dengan baik tanpa memandang usia, agama, ras, dan budaya.
b. Tidak membicarakan kejelekan orang lain.
c. Mendengarkan orang lain ketika berbicara tanpa memotong pembicaraan.
d. Berbicara dengan sopan dan santun, seperti menggunakan kata-kata “permisi”, “silakan”, “tolong” dan
“maaf” E. Tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah.
e. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
f. Menerima orang lain yang berbeda fisik, agama, atau ras.
g. Menghargai diri sendiri.
h. Menghargai privasi orang lain, misalnya mengetuk pintu sebelum masuk kamar anggota keluarga lain,
meminta izin sebelum meminjam barang.
i. Bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki keyakinan dan
agama yang berbeda.

B. Latihan dan Tugas

BAB III MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA DAN


MEMBERIKAN LAYANAN KEPADA MASYARAKAT

1. Jelaskan keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan tempat anda bekerja?
2. Sebutkan etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?
3. Berikan contoh kejadian yang menunjukkan nilai etika dan pelanggaran etika dilingkungan anda
bekerja. Apa upaya yang dapat anda lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika
tersebut.
4. Jelaskan pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja melayani masyarakat?
5. Apakah suasana harmonis telah anda rasakan dilingkungan anda bekerja saat ini? Jelaskan jawaban
anda ? Apa upaya anda dalam turut mewujudkam suasana harmonis dilingkungan anda bekerja?
Penyelesaian

1. Keberadaan dan pemberlakuan kode etik dilingkungan tempat anda bekerja :


a) Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku;
b) Menjaga informasi yang bersifat rahasia;
c) Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
d) Membangun etos kerja dan meningkatkan kinerja organisasi;
e) Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan;
f) Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas;
g) Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja;
h) Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kineri organisasi;
i) Berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja.
2. Etika ASN yang mendukung terwujudnya suasana harmonis?
a) Saling menghormati sesama warga Negara yang
memeluk.agama/kepercayaan yang berlainan;
b) Memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesama PNS;
c) Saling menghormati antara teman sejawat baik secara vertikal maupun horizontal dalam unit kerja,
instansi maupun antar instansi;
d) Menghargai perbedaan pendapat; Menjunjung tinggi harkat dan martabat PNS;
e) Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama PNS;
f) Berhimpun dalam satu wadah KORPRI yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua PNS
dalam memperjuangkan hak-.haknya.
3. Upaya yang dapat anda lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan pelanggaran etika tersebut adalah :
Pelanggaran kode etik yang biasanya terjadi di lingkungan pekerjaan adalah mempersulit pelayanan kepada
masyarakat. Upaya untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut adalah berusaha menjadi aparatur yang
profesional dengan sikap atau budaya melayani dengan setulus hati dan sikap mental yang baik apabila
berhadapan langsung dengan masyarakat yang memerlukan pelayanan sehingga tidak terjadi
ketidakpuasan di masyarakat.
4. Pengertian kondisi harmonis dan manfaatnya dalam bekerja melayani masyarakat :
Pengertian kondisi harmonis adalah dimana dapat melakukan proses, kemampuan, dan kualitas
berorganisasi dalam pekerjaan serta dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif,
sehingga ketika melayani masyarakat dapat dilakukan dengan sepenuh hati dan akan terbentuk kepuasan
pelanggan.

5. Upaya saya dalam turut mewujudkam suasana harmonis dilingkungan anda bekerja adalah :
Saya merasakan lingkungan harmonis ditempat saya berkerja karena lingkungan tempat saya bekerja saling
mendukung dalam melayani masyarakat. Untuk turut mewujudkan suasana harmonis saya selalu mematuhi
kode etik ASN dan berkerja dengan setulus hati dalam melayani masyarakat umum.

C. Latihan dan Tugas


BAB IV STUDI KASUS PENERAPAN NILAI HARMONIS DALAM LINGKUNGAN BEKERJA

1. Anda diminta mengidentifikasi potensi disharmonis yang terjadi dalam artikel tersebut.
2. Analisis penyebabnya.
3. Analisis bagaimana solusi yang dilakukan olehentitas untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penyelesaian :

Masalah/Potensi
No Penyebab Alternatif Solusi Prosedur
Disharmonis
1  Tunjukkan rasa hormat
Karakter, Latar Saling hormat menghormati  Saling bertegur sapa
Perbedaan Kepribadian
belakang dan kultur satu sama lain  Jadi pendengar yang baik
 Hargai privasi seseorang

D. Praktik Studi Kasus Mandiri

1. Sebagai ASN anda diharapkan mampu mengatasi kondisi disharmoni dilingkungan bekerja

2. Identifikasi permasalahan yang dapat menimbulkan potensi disharmonis dilingkungan anda bekerja

3. Analisis penyebab dari potensi disharmonis tersebut

4. Analisi solusi yang adapat anda berikan untuk mengatasi potensi disharmonis tersebut

5. Sebagai alat bantu anda dapat menggunakan matriks berikut:

N Masalah/Potensi
Penyebab Alternatif Solusi Prosedur
o Disharmonis

Karakter, Latar Saling hormat  Tunjukkan rasa hormat


Perbedaan
belakang dan menghormati satu  Saling bertegur sapa
Kepribadian
kultur sama lain  Jadi pendengar yang baik
 Hargai privasi seseorang

5.. Loyal
A. Latihan
BAB II MATERI POKOK 1 KONSEP LOYAL

1. Dari kasus tersebut, uraikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang pada
sebuah organisasi.
2. Terdapat 3 (tiga) panduan perilaku loyal dalam Core Value ASN, berikan contoh tindakan yang dapat
Anda lakukan di Instansi/Unit Kerja Anda sebagai perwujudan dari masing-masing panduan perilaku
loyal tersebut.
3. Berdasarkan kasus di atas jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas
seorang ASN terhadap bangsa dan negaranya.
Penyelesaian :

1. Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas seseorang pada sebuah organisasi yakni :
a. Dorongan yang kuat untuk tetap menjadi anggota perusahaan
b. Kepercayaan yang pasti
c. Penerimaan penuh atas nilai-nilai perusahaan
d. Taat pada peraturan yang berlaku
e. Rasa tanggung jawab yang tinggi
2. Contoh tindakan yang dapat Anda lakukan di Instansi/Unit Kerja Anda sebagai perwujudan dari masing-
masing panduan perilaku loyal tersebut adalah :
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik dan harmonis:
d. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
e. Suka menolong orang lain;
f. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas seorang ASN terhadap bangsa dan
negaranya adalah :
a. Menjaga nama baik sesame ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
d. Melakukan perubahan tiada henti
e. Meningkatkan produktivitas kerja ASN

B. Evaluasi Materi Pokok 1

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 1 ini, cobalah
Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yang
menurut Anda benar).

1. Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya:
a. Mutu dari sikap patuh
b. Mutu dari sikap taat
c. Mutu dari sikap setia
d. Mutu dari sikap hormat
2. Loyalitas seseorang terhadap organisasinya akan timbul melalui :
a. Paksaan
b. Kesadaran sendiri
c. Pelatihan
d. Doktrinasi
3. Loyalitas merupakan kualitaskesetiaan atau kepatuhanseseorang kepada oranglain atau sesuatu
(misalnya organisasi)yang ditunjukkan melalui:
a. Ide dan pemikiran
b. Sikap dan tindakan
c. Ketaatan dan pemikiran
d. Integritas dan idealisme
4. Terdapat beberapa aspek yang dapat digunakan olehorganisasi untuk mengukur loyalitas pegawai
diantaranya:
a. Tanggung Jawab pada Pimpinan
b. Kemauan untuk Bekerja Sama
c. Rasa Percaya Diri
d. Hubungan AntarOrganiasi
5. Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertianloyalitas, maka secara otomatis ia
akan merasa memiliki tanggungjawab yang besar terhadap organisasinya, yang ditunjukannyadengan
cara:
a. Berhati-hati dan lambatdalam mengerjakan tugas-tugasnya
b. Mengerjakan banyak tugas dalam waktu yang bersamaan
c. Berani untuk mengembangkan berbagai inovasi demikepentingan organisasi
d. Loyal terhadap pimpinan
6. Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dariseberapa besar dia menunjukkan
integritas mereka saatbekerja.Integritas yang sesungguhnya adalah:

a. Melakukan hal yangmasif, dengan mengetahui bahwa oranglain tidak mengetahuinya


apakahAndamelakukannya atautidak.
b. Melakukan hal yangcerdas, denganmengetahui bahwa oranglain tidak mengetahuinya
apakahAndamelakukannya atautidak.
c. Melakukan hal yang benar, dengan mengetahuibahwa oranglain tidak mengetahuinya
apakahAndamelakukannya atautidak.
d. Melakukan hal yanginovatif, dengan mengetahui bahwa oranglain tidak mengetahuinya
apakahAndamelakukannya atautidak.
7. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapatdimaknai sebagai kesetiaanterhadap:
a. Pimpinan
b. Pekerjaan
c. Profesi
d. NKRI
8. Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalamCoreValuesASN yang dimaknai bahwa setiap
ASN harus:
a. Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dannegara
b. Setia danmengutamakan kepentingan bangsa dan negara
c. Berintegritasdan mengutamakan kepentingan bangsa dannegara
d. Berakuntabilitasdan mengutamakan kepentingan bangsa dannegara

9. Salah satu tindakan yang merupakan perwujudan dari panduan perilaku “Menjaga nama baik sesama
ASN, pimpinan instansi dan negara” adalah:
a. Tidak melaporkan pimpinan yang melakukan pelanggaran
b. Memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan kebudayaan bangsa
c. Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
d. Tidak menyebarluaskan informasi penting instansi secara sembarangan
10. Secara umum, sikap loyal seorang pegawai terhadap organisasinya dapat dibangun dengan cara:
a. Membangun rasa kecintaaan dan memiliki serta meningkatkan ketakwaan
b. Meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan rohani
c. Memberikan kesempatan peningkatan karir dan evalusi komprehensif
d. Melakukan evaluasi berkala dan meningkatkan kinerja

C. Latihan

BAB III MATERI POKOK 2 PANDUAN PERILAKU LOYAL

1. Jelaskan tentang Loyal sebagai Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN kaitannya dengan
radikalisme dan/atau intoleran.
2. Berdasarkan kasus di atas jelaskan jenis pemikiran radikal ASN yang tidak mencerminkan keloyalan
terhadap bangsa dan negara.
3. Berdasarkan kasus di atas jelaskan beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah,
terhadap ASN yang telah terpapar paham radikalisme dan/atau intoleran.

Penyelesaian :

1. Loyal sebagai Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN kaitannya dengan radikalisme dan/atau
intoleran adalah :
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN
harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku: a)
Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah; b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan
instansi dan negara; serta c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
2. Jenis pemikiran radikal ASN yang tidak mencerminkan keloyalan terhadap bangsa dan negara
a. Menyebar konten yang memuat kebencian terhadap Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika,
NKRI, dan Pemerintah.
b. Menyebar konten bermuatan SARA.
c. Menyebar konten yang berisi informasi menyesatkan.
d. Menyebarluaskan pemberitaan yang menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan.
e. Menyelenggarakan kegiatan yang mengarah pada kebencian perbuatan menghina, menghasut,
memprovokasi, dan membenci Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan pemerintah.
3. Beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh pemerintah, terhadap ASN yang telah terpapar paham
radikalisme dan/atau intoleran yaitu :
a. Melakukan penguatan pembinaan tradisi di lingkungan oganisasi seperti melaksanakan upacara
b. Melakukan pengawasan terhadap personil yang intoleran
c. Kewajiban memberikan literasi dan edukasi dalam menggunakan sosial media agar dapan
menangkal propaganda kelompok radikal
d. Konsistensi dan pendisiplinan dalam memberlakukan kode etik agar menjadi pembelajaran pribadi
dan kolektif

D. Evaluasi Materi Pokok 2


Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 2 ini, cobalah
Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yang
menurut Anda benar).

1. ASN sebagai profesi, salah satunya berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar. Hal tersebut tertuang
dalam:
a. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 4
b. PP Nomor 11 Tahun 2017 Pasal 5
c. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 4
d. UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5
2. Loyalitas seorang ASN dapat diwujudkan dengan cara melaksanakan dengan sebaik-baiknya Kode
Etik dan Kode Perilaku ASN. Kode Etik dan Kode Perilaku tersebut dirumuskan dengan tujuan untuk:
a. Meningkatkan produktivitas kerja ASN
b. Menjaga martabat dan kehormatan ASN
c. Menjaga wibawa pemerintah
d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
3. Yang tidak termasuk panduan perilaku Loyal dalam Core Values ASN adalah:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b. Melindungi segenap tumpah darah Indonesia dengan integritas dan semangat juang yang tinggi
c. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara

d. Menjaga rahasia jabatan dan negara


4. Kode etik dan kode perilaku ASN yang terkait dengan Panduan Perilaku Loyal “Memegang Teguh
ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Setia kepada
NKRI serta Pemerintahan yang Sah” adalah:
a. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah
b. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara” yang
terkait dengan Kewajiban ASN adalah:
a. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
b. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
c. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan
d. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin Pegawai ASN

6. Panduan Perilaku Loyal “Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara” yang terkait dengan Kewajiban ASN
adalah:
a. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
b. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
c. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
d. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
7. Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan negaranya dapat diwujudkan
dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya. Pasal
27 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 menyebutkan bahwa:
a. Setiap ASN berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
b. Setiap penduduk Indonesia berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
c. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
d. Setiap Aparatur Pemerintah Sipil dan Militer berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
8. Berdasarkan UU No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumberdaya Nasional untuk Pertahanan
Negara, yang tidak termasuk Nilai-Nilai Dasar Bela Negara adalah:
a. Cinta Bangsa Indonesia
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
d. Kemampuan Awal Bela Negara

9. Nilai Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
sebagai berikut:
a. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor dalam penegakan
peraturan/perundangan di tengah-tengah masyarakat
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah
c. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
d. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
10. Nilai Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, dapat diaktualisasikan dengan sikap dan perilaku
sebagai berikut:
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
b. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN
c. Bersedia secara sadar untuk membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
d. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia

D. Latihan
BAB IV MATERI POKOK 3 LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Pengebiran Makna Loyalitas PNS” dan berikan contohnya.
2. Berdasrkan kasus di atas, jelaskan beberapa ciri/karekter pegawai yang loyal terhadap
organisasinya.
3. Terangkanlah bagaimana Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS berdasrkan contoh
kasus di atas.
Penyelesaian :
Jawab
1. “Pengebiran Makna Loyalitas PNS” adalah upaya mengalihkan makna dari loyalitas tersebut. Dalam
organisasi modern, termasuk organisasi pemerintahan mengkondisikan loyalitas paada aturan bukan
person. Tetapi dalam prakteknya, loyalitas selalu disimpangkan sebagai kesetiaan pada person.
Contohnya pemimpin dalam pemerintahan yang ingin berkuasa kembali, sering kali menuntut
bawahannya untuk loyal kepadanya. Ingin mempertahankan kekuasaannya dengan mengharap
dukungan dari anak buahnya.
2. Beberapa ciri/karekter pegawai yang loyal terhadap organisasinya adalah menuruti semua perintah
atasan dan mendukung secara positif keputusan pimpinan.
3. Penegakkan Disiplin sebagai Wujud Loyalitas PNS adalah disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan (loyalitas), ketenteraman, keteraturan, dan ketertiban. Sedangkan Disiplin PNS
adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan. Dampak negatif yang dapat terjadi jika seorang PNS
tidak disiplin adalah turunnya harkat, martabat, citra, kepercayaan, nama baik dan/atau
mengganggu kelancaran pelaksanaan tugas Unit Kerja, instansi, dan/atau pemerintah/negara. Oleh
karena itu pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat menegakkan
kentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik

F. Evaluasi Materi Pokok 3

Untuk membantu mengevalusi/mengukur tingkat pemahaman Anda terhadap Materi Pokok 3 ini, cobalah
Anda kerjakan soal-soal Pilihan Ganda di bawah ini (Pada setiap soalnya, pilihlah satu jawaban yang
menurut Anda benar).

1. Setiap calon PNS pada saat diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana dalam
bunyi sumpah/janji tersebut mencerminkan bagaimana Core Value Loyal semestinya dipahami dan
diimplementasikan oleh setiap PNS. Ketentuan mengenai sumpah/janji tersebut diatur dalam UU ASN
pasal:
a. 63
b. 64
c. 65
d. 66
2. Dalam sumpah/janjinya PNS berkomitmen untuk:
a. Melaksanakan fungsi ASN dengan baik
b. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta akan
senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan saya sendiri, seseorang
atau golongan
c. Menjadi PNS yang profesional dan berkompeten
d. Taat kepada Tuhan Yang Maha Esa

3. ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-
undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan, oleh
karena itu ASN harus memiliki:
a. Nilai-nilai kepublikan
b. Nilai-nilai kelayakan
c. Nilai-nilai kesopanan
d. Nilai-nilai loyal
4. Sebagai wujud loyalitasnya, seorang ASN ketika melaksanakan berbagai kebijakan publik hendaknya
senantiasa:
a. Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat terbatas
b. Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik
c. Berintegritas tinggi dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
d. Mengutamakan mutu pelayanan
5. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pelayanan publik yang harus dipahami dan dipraktikkan oleh setiap
Aparatur Sipil Negara yang berada di garis depan dalam memberikan pelayanan publik bagi
masyarakat:
a. Partisipatif; Transparan; Tidak diskriminatif; serta Mudah dan murah.
b. Efektif dan efisien; Aksesibel, Akuntabel dan Ramah.
c. Responsif; Berkeadilan; Tepat waktu dan Sabar
d. Tidak diskriminatif; Akuntabel; Jujur dan Berkeadilan.

6. Berikut adalah beberapa contoh persoalan pelayanan publik yang masih kerap terjadi di Indonesia:
a. Pemberi layanan yang humanis dan diskriminatif
b. Tidak ada kepastian jumlah dan waktu penyelesaian layanan
c. Prosedur yang sulit dipenuhi dan harus melalui tahapan yang berbelit-belit
d. Tidak responsif terhadap ketersediaan sumberdaya
7. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu
kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan pelayanan akan menjadi modal dalam
melaksanakan pekerjaan. Pernyataan tersebut merupakan salah satu dari beberapa karakteristik dari:
a. Budaya birokrasi yang berkualitas
b. Budaya birokrasi yang akuntabel
c. Budaya birokrasi yang melayani
d. Budaya birokrasi yang mengayomi
8. Agar seorang ASN dapat menjalankan fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa sebagai
wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara, maka dia harus mampu untuk:
a. Bersikap netral dan adil sesuai kebutuhan
b. Mengayomi kepentingan kelompok-kelompok mayoritas
c. Menjadi figur dan teladan di dalam keluarga
d. Menjadi bagian dari problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble
maker)

9. Nilai Kehutanan dalam Pancasila dapat dimaknai sebagai berikut:


a. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan juga dapat diimplementasikan dengan cara mengembangkan etika
moral di masyarakat
b. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan melengkapi nilai-nilai lain yang dibutuhkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara seperti persatuan, kemanusiaan, permusyawaratan, dan keadilan sosial
c. Bahwa kekuasaan (jabatan) itu tidak hanya amanat manusia tapi juga amanat Tuhan. Maka,
kekuasaan (jabatan) harus diemban dengan penuh tanggung jawab dan sungguh-sungguh
d. Bahwa nilai-nilai Ketuhanan diharapkan bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian,
melahirkan etos kerja yang seadanya, dan memiliki kepercayaan diri untuk mengembangkan
potensi diri sebagai ASN
10. Loyalitas seorang ASN dapat tercermin dari kemampuannya mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung pada sila ke-3 Pancasila dengan cara:
a. Menghargai, mentoleransi dan menseragamkan keberagaman
b. Memberikan pelayanan yang partisipatif, diskriminatif dan prima
c. Membangun rasa kebangsaan dengan membangkitkan sentimen nasionalisme
d. Menumbuhkkembangkan semangat gotong royong di kalangan tertentu.

6. Adaptif

EVALUASI

A. Diskusi

BAB II MENGAPA ADAPTIF

1. Rumuskan pengertian adaptif menurut pemahaman dan hasil diskusi anda dalam kelompok,
sampaikan di kelas!

Jawab:

Perilaku adaptif merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya.
Perilaku ini dapat dilihat dari beberapa indikator yang mempengaruhi seseorang.Salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan pekerjaannya adalah
lingkungan tempat dimana dia bekerja.

Kreativitas dan Inovasi

Pada umumnya istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain. Selain karena saling
beririsan yang cukup besar, kedua istilah ini memang secara konteks boleh jadi mempunyai hubungan
kasual sebab-akibat. Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah kreativitas. Tanpa
daya kreativitas, inovasi akan sulit hadir dan diciptakan. Menginovasi sebuah barang atau proses
akan memerlukan kemampuan kreatif untuk menciptakan.

Pertanyaan:

Diskusikan contoh lain untuk memahami kasus dalam pelayanan publik atau penyelenggaraan fungsi
pemerintahan dengan menggunakan cara berpikir kritis dan kreatif ?

Jawab:

Salah satu contoh kasus ini yaitu,biasanya saat sedang melakukan pelayanan situasi yang
ramai,masyarakat yang sedang duduk menungu nomor antrian untuk di panggil akan merasa jenuh bosen
bahkan marah. Dalam hal ini seharusnya yang perlu kita evaluasi adalah menambah jumlah aggota yg
berada di pelayanan depan supaya di saat sedang ramai bisa lancar dan terkendali secepatnya. Untuk
kejadian seperti ini,saya menyarankan di ruang tunggu tersebut bisa di tambahkan tempat membuat
minuman Teh,kopi,air mineral bahkan bisa di tambahkan wifi gratis,tv,Koran,tempat cas hp agar mereka
yang sedang menunggu lama tidak merasa bosan dan sabar menunggu antrian di panggil.

Organisasi Adaptif
Organisasi adaptif esensinya adalah organisasi yang terus melakukan perubahan, mengikuti
perubahan lingkungan strategisnya. Maragaret Rouse mengatakan “An adaptive enterprise (or adaptive
organization) is an organization in which the goods or services demand and supply are matched and
synchronized at all times. Such an organization optimizes the use of its resources (including its
information technology resources), always using only those it needs and paying only for what it uses, yet
ensuring that the supply is adequate to meet demand”.

a. Panduan Perilaku Adaptif


Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan - baik individu
maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individua
dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).
Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity,
dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk
merespon perubahan lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya
organisasi merupakan faktor yang sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat
ditingkatkan dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi.
Bila budaya organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat
dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi selain akan
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Adaptif dalam Konteks Organisasi Pemerintah


Grindle menggabungkan dua konsep untuk mengukur bagaimana pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan indicator-indikator sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber daya manusia
adaptif; (b) Penguatan organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan institusional adaptif. Terkait membangun
organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah
Singapura menghadapi perubahan yang terjadi di berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah
dynamic governance. Menurut Neo & Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran
fundamental untuk pemerintahan dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think again) dan
berpikir lintas (think across). Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda
untuk pemerintah yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization).
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat dan
imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata Finlandia yang
menunjukkan keuletan.

EVALUASI

Pertanyaan:

1. Diskusikan dalam kelompok bagaimana praktek dari penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi yang merespon perubahan lingkungannya, baik dari sudut pandang
praktek individu maupun organisasi.
2. Paparkan secara singkat dalam kelas, bagaimana persamaan dan perbedaan yang mungkin muncul
dalam praktek penerapan adaptasi dari organisasi yang berbeda.
3. Diskusikan dalam kelompok anda, bagaimana cara pemerintah dalam menyelesaikan kasus
pelayanan publik yang menghadapi tantangan VUCA.

Jawab:

1. Pada pekerjaan sehari-hari, khususnya sebagai ASN, proses pertukaran informasi terjadi sangat masif dan
begitu mudah. Pembelajaran tidak melulu soal pendidikan dan pelatihan formal, baik secara konvensional
maupun daring. Bentuk upaya dalam menggali pengetahuan lebih dalam tentang suatu teknis pekerjaan
tidak hanya dengan mengikuti diklat teknis atau short course. Pembelajaran bisa saja terjadi karena interaksi
sosial antar pegawai di suatu unit kerja. Seorang pegawai bisa saja mendapatkan informasi yang berharga
dari rekan kerjanya hanya karena obrolan santai saat istirahat makan siang. Serta begitu banyak kegiatan-
kegiatan lain yang memfasilitasi terjadinya pertukaran informasi.
2. Sebagai contoh seorang ASN seringkali dihadapi pada keadaan di mana kemampuan beradaptasi dengan
cepat sangat diperlukan. Misalnya ketika terjadi mutasi pegawai antar unit kerja. Baik pegawai yang
mengalami mutasi, maupun pegawai di unit kerja yang menerima pegawai mutasi sama-sama harus
beradaptasi dengan perubahan interaksi sosial yang mungkin saja terjadi. Walaupun usaha yang lebih besar
memang harus dilakukan oleh pegawai yang mengalami mutasi dan memasuki lingkungan kantor baru.
Dirinya harus mampu berbaur dengan cepat dan sedapat mungkin diterima baik oleh sesama pegawai di
lingkungannya.

Pada suatu lingkungan, tentu terdapat ketentuan ataupun norma tertentu yang mesti dipatuhi,
khususnya yang mengatur tentang hubungan sosial antar pegawai. Maka penerimaan secara sosial sangat
tergantung bagaimana pegawai baru tersebut mampu memahami dan mematuhi apa yang telah menjadi nilai
atau kebiasaan pada lingkungan tersebut.

Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu
maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan
individua dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity
dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility. Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal
menyikapi lingkungan yang bercirikan ancaman VUCA. Johansen (2012) mengusulkan kerangka kerja
yang dapat digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime, yaitu Vision,
Understanding, Clarity, Agility.
3. Saat ini dunia dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti dan kompleks, ditambah dengan pandemic Covid-
19 yang menyerang berbagai sektor, termasuk pemerintahan di Indonesia. Situasi tersebut, dalam dunia
internasional, disebut sebagai VUCA, yakni akronim dari volatility, uncertainly, complexity, dan ambiguity.
Secara umum, makna VUCA menggambarkan suatu ketidakpastian, tidak berarah, perubahan situasi sangat
cepat yang sebab akibatnya belum jelas. Pada konteks ini, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (PANRB) menghadapi situasi VUCA dalam tatanan organisasi pemerintahan dan
pelayanan publik. Penerapan pelayanan publik berbasis elektronik terus digencarkan di berbagai lapisan
pemerintah. Salah satunya adalah manajemen pengaduan layanan yang kini bisa dilakukan secara daring.
Dalam hal ini, masyarakat Indonesia bisa menggunakan aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online
Rakyat (LAPOR!) sebagai kanal aduan. Pada era saat ini, layanan publik juga terus dipermudah dengan
pengintegrasian. Kini, sudah ada Mal Pelayanan Publik (MPP) di berbagai daerah. MPP memungkinkan
masyarakat mendapatkan banyak layanan dalam satu gedung.

c. Studi Kasus Adaptif


Diskusikan peran apa saja yang bisa dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait, termasuk
pemerintah daerah dalam menangani isu perubahan iklim Diskusikan dengan teman dalam kelompok, apakah
kegunaan dan kelemahan dari aplikasi PeduliLindungi. Bagaimana adaptasi yang harus dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi ini. Dapatkan anda mencari contoh
keberhasildan dan kesuksesan organisasi dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan? Diskusikan dan
sampaikan di depan kelas. etelah menjawab dan mempelajari dari studi kasus di atas, diskusikan dalam
kelompok, lalu paparkan di kelas rumuskan bagaimana langkah-langkah organisasi pemerintah dalam
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Serta pelajaran apa yang dapat diambil dari kasus di sektor bisnis.
Jelaskan juga peran apa yang harus dikembangkan dari aspek individu ASN untuk mendorong organisasi
menjadi adaptif.
6. KOLABORATIF

EVALUASI :

1. Jelaskan Konsep Collaborative Governance dan Pendekatan Whole of Government!


2. Buatlah rancangan pelaksanaan kolaborasi antar unit kerja Saudara dengan unit kerja lainnya di instansi
Saudara !
3. Jelaskan permasalahan kolaborasi di instansi Saudara!

Jawab:

1. Konsep collaborative Governance merupakan sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola
kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi dan berbagi
tanggung jawab dan sumber daya. Sedangkan Whole of Government merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektor yang selama ini terbangun.
2. Pada kamis 15 September 2021 dilaksanakan program percepatan vaksinasi boster covid -19 di lingkungan
puskesmas. Kegiatan vaksinasi tersebut turut di dukung oleh Kepala Daerah, Polsek, dan jajaran TNI
Angkatan Darat (Babinsa) Kecamatan. Beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan petugas melakukan
sosialisasi vaksinasi covid-19 baik secara langsung maupun melalui media social. Lokasi vaksinasi yang
berada di Puskesmas induk di wilayah tersebut diharapkan mempermudah akses masyarakat dalam
mengikuti kegiatan vaksinasi covid-19 bagi setiap peserta. Tim puskesmas dengan sigap dalam melayani
setiap peserta mulai dari assessment kesehatan, penyuntikan vaksin, sampai pendataan dan pencetakan
vaksin. Demikian proses pelaksanaan vaksinasi dengan kolaborasi antara Polsek,TNI dan Petugas
Kesehatan dari Puskesmas di Kecamatan tersebut.
3. Dalam kegiatan percepatan vaksinasi yang berlangsung di kecamatan kami yang menjadi permasalahan
adalah kurang antusias warga yang datang karena keraguan masyarakat terhadap efektivitas vaksin. Namun
setelah dilakukan banyak sosialisasi dilingkungan desa dan kecamatan warga mulai berbondong-bondong
dating dalam kegiatan vaksinasi yang diadakan oleh pemerintah pusat melalui pemerintah daerah.

Agenda III
Smart ASN
A. Soal Latihan
1. Peserta diminta menjelaskan secara singkat program literasi digital yang ada di Indonesia
2. Peserta diminta menjelaskan tentang digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety
3. Peserta diminta menjelaskan contoh implementasi literasi digital dalam kehidupan bermedia digital
Jawaban :

1. Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, memahami, membuat,mengomunikasikan, dan


mengevaluasi informasi melalui teknologi digital yang bisaditerapkan dalam kehidupan ekonomi dan
sosial. Guna mendukung terwujudnya literasidigital, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo)
meluncurkan programLiterasi Digital Nasional. Program ini merupakan hasil kerja sama antara
Kemenkominfodengan Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Siberkreasi Gerakan
NasionalLiterasi Digital.Program Literasi Digital Nasional ditujukan untuk membangun kesadaran dan
pengetahuan masyarakat terkait pemanfaatan teknologi baru, serta meningkatkankecakapan digital
masyarakat dalam berinteraksi di ruang digital. Program LiterasiDigital Nasional ini dapat mendorong
berbagai inisiatif, melakukan kerja-kerja konkret ditengah masyarakat agar makin cakap memanfaatkan
internet untuk kegiatan edukatif dan produktif. Keberadaan koneksi digital pun harus dapat memberikan
manfaat dan nilaitambah ekonomi bagi seluruh masyarakat.
2. Program Literasi Digital Nasional ini meluncurkan empat kerangka yaitu
a. Digital Skills : berkaitan dengan kemampuan dalam mengetahui, memahami, danmenggunakan
perangkat keras, dan perangkat lunak TIK serta sistem operasi digitaldalam kehidupan sehari-hari.
b. Digital ethics :Kemampuan idifidu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Digital culture merupakan kemampuan indifidu dalam membaca, menguraikan, membiasakan,
memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila Bhineka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehri-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.
d. Digital safety merupakan kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatan kesadaran perlindungan data peribadi dan keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari.
3. Contoh praktik literasi digital adalah masyarakat mulai memahami pentingnya melakukan investasi yang
bukan sekadar membeli emas, membeli lahan, dan melakukan deposito di bank konvensional.
Kemudian siswa dan mahasiswa yang melakukan sekolah daring, memanfaatkan internet dan aplikasi
pendukung belajar online lainnya

B. Kasus
Dalam kelompok berisi 5-6 orang, peserta diminta untuk menyelesaikan contoh kasus berikut.

Jawaban :

Menurut saya sendiri bila memang korban suadah terkena Cyber bulling, bahkan sudah terkena tekana
mental , menrut saya yang perlu dilakuakan adalah :

1. Melaporkan kejadian ini kepada kepolisian, agar pihak kominfo/ polisi Media social dapat dilacak orang
yang membully korban melalui media Sosial.
2. Setelah didapatkan nama pelaku, sekolah harus bisa melakukan DO Kepada pelaku, dan tidak
memperbolehkan pelaku untuk bersekolah di sekolah tersebut.
3. Menghapus atau meniadakan penggunaan pesan Anonymous yang dikelola sekolah
4. Pihak pengelola Anonymous melarang pelaku/ seseorang yang mengirimkan pesan membully
seseorang
5. Membatasi pengelolaan sistim Anonymous.
C. Soal Latihan
1. Peserta diminta mengaitkan fenomena-fenomena di media sosial sesuai dengan 4 pilar literasi
digital
2. Peserta diminta menganalisis perilaku masyarakat Indonesia di dunia digital
3. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara menerapkan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan
bermedia digital
Jawaban :

1. Transformasi digital terus berlangsung, terlebih sejak pandemic covid 19. Hal ini membuat dunia digital
terus berkembang dan juga semakin maju. Dalam hal ini diperlukan pilar literasi digital yang berguna
untuk meningkatkan pemahaman masyarkat di ruang digital. Semakin majunya teknologi mengubah
pola dan kebiasaan masyarkat untuk membaca yang awalnya harus dengan buku cetak menuju ke
buku digital dan informasi digital yang sangat cepat datangnya. Jadi dengan mengaitkan literasi digital
menjadi salah satu solusi yang solutif asalkan tetap memperhatikan pilar yang ada.
2. Masyarkat modern saat ini hidupnya sangat dipengaruhi oleh internet. Kehidupan masyarkat sangat
bergantung dengan adanya internet. Kesukaan dan minat masyarkat melalui dalam berkomunikasi
melalui ruang digital, khususnya mempergunakan gadget harus sesuai dengan konten yang bermanfaat
bagi pengembangan diri, kecerdasan yang positif dan pengembangan relasi mereka dengan
lingkunagnnya. Masyarkat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki
keunggulan dan kemudahan untuk dipergunakan oleh berbagai kalangan masyarkat.
3. Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu, etika, budaya, ke amanan, dan kecakapan dalam
bermedian digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam menya dari,
mencontohaknan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata
kelola beretika digital dalam kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan ke
bangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan bermedia
social meliputi kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran ke amanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Dan
kecakapan bermedia social meliputi kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistim operasi digital dalam kehidupan
sehari- hari.

D. Kasus

Dalam kelompok berisi 5-6 orang, peserta diminta untuk menyelesaikan contoh kasus berikut

Jawaban :

Cara menyelesaikan permasahan ini atau kasus ini dilakuakan secara musyawarah atau secara
kekeluargaan dan jiaka tidak selesai makan dilaksanakan atau diselesaikan melalui mediasi hukum atau melalui
jalur hukum yang ada di Negara kita.

E. Soal Latihan

1. Peserta diminta mengelaborasi cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks

2. Fenomena pinjaman online yang marak di Indonesia sangat merugikan masyarakat, bukan hanya
kerugian materi namun juga pencurian identitas korban. Peserta diminta menyikapi fenomena
tersebut

3. Peserta diminta memberi pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital

Jawaban:

1. cara-cara memutus rantai penyebaran hoaks :


a. hati- hati dengan judul provokatif
b. cermati alamt situs
c. periksa fakta
d. lihat sumber berita dan latar penyebaran hoaksnya.
2. menyikapi fenomena tersebut : salah satu sisi positif dari keberadaan pinjaman online adalah
kemudahan dalam menjangkau masyarkat yang membtuhkan layanan finansial, yang tentunya
akan membantu dalam permodalan khususnya dalam meggerakkan UMKM. Keberadaan pinjaman
online ini menjadi polemic karena rendahnya Literasi ke uangan pada masyarkat Indonesia. Hal ini
tentu berisiko membuat debitur pinjaman online untuk terjebak jeratan hutang yang terlalu berat
sehingga tak mampu membayar cicilannya. Tentu agar bisa memanfaatkan dan mendapatkan
keuntungan dari pinjaman online, masyarkat harus bijak dalam penggunaan platform ini, sengga
dapat terhindat dari hal yang merugikan diri dan keluarga.
3. pendapat tentang makna bijak dalam bermedia digital :
bijak dalam menggunakan bermedia social artinya tau batas penggunanan digital, jadi kalua terlalu
berlebihan menggunakan media digital juga dapat membahayakan diri karena ada hal –hal yang
tidak bisa terselesaikan dengan teknologi. Maka dari itu untuk bisa bijak bermedia digital harus
mampu berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang nyaman. Kita harus melihat potensi diri
yang bisa kita kontribusikan, lalu sampaikan dengan membuat konten di media social, dengan
memanfaatkan blog, menyapaikan potensi, dan komunikasi lainnya

4. Kasus

Dalam kelompok berisi 5-6 orang, peserta diminta untuk menyelesaikan contoh kasus berikut.

Studi Kasus 1:
Menurut saya dalam kasus ini perlu ada kesiapan dan kewaspdaan dalam mengunakan teknologi digital
dan media social, sehingga dalam penyebaran kasus tersebut harus ada penegakan hukum dan tindakan
keadilan yang tepat dan sesuai dengan hukum yang berlaku, sehingga orang yang menyebarkan berita
hoaks tersebut bisa tercetat atau di berikan hukum yang setimpal dengan dia. Dalam kasus ini jika saya
yang mengambil kebijakan maka langkah awal yang saya tempuh adalah melakuakan komunikasi dengan
baik dengan menggunakan fakta yang jelas, memberikan informasi yang penuh dengan bukti yang bisa
dipertanggung jawabkan, serta mengadakan musyawarah kepada masyarkat Papua.

Studi Kasus 2: Kasus Jejak Digital

● Terkait berita di atas, apakah jejak digital begitu penting saat ini? Seberapa penting untuk kehidupan
pribadi, keluarga, teman, dan pekerjaan? Uraikan masing-masing.

● Jika kamu berada dalam berita viral yang mengungkap jejak digital diri yang memalukan, apa yang
akan kamu lakukan? Temukan solusi yang dianggap praktis sekaligus komprehensif?

● Apa yang kamu lakukan dengan jejak digital pribadimu? Bagikan tips kamu dengan teman kelompok.

Jawaban :

a. Aspek keamanan merupakan hal yang pertama dan utama untuk diperhatikan saat berinteraksi di ruang
digital. Tidak bisa dipungkiri, setiap aktivitas yang kita lakukan di dunia digital pasti meninggalkan digital
footprint atau jejak digital. Jejak digital ini dapat berupa unggahan foto dan video, aktivitas berkirim dan
menerima pesan, mengisi data pribadi, unggahan konten di berbagai media sosial, riwayat pencarian
pada media sosial, lokasi yang pernah dikunjungi, layanan internet yang pernah digunakan, dan
berbagai data lainnya. Kita juga perlu mengetahui bahwa jejak digital terbagi menjadi dua jenis, yaitu
aktif dan pasif. Jejak digital aktif meliputi data yang kita tinggalkan secara sadar dan sengaja,
contohnya unggahan di media sosial dan dokumen yang dikirimkan kepada orang lain. Sedangkan jejak
digital pasif meliputi data yang tidak sengaja ditinggalkan oleh pengguna, misalnya akses lokasi dan
kunjungan pada laman tertentu.
Dunia digital memiliki cakupan yang teramat luas tanpa adanya batasan ruang dan waktu sehingga apa
pun yang kita lakukan dapat diakses oleh banyak orang dalam waktu yang amat singkat. Jejak digital
dapat menjadi ancaman bagi pengguna jika tidak dikelola dengan baik karena walaupun data-data kita
sudah dihapus dari laman media sosial, namun akan tetap tersimpan abadi di internet. Pada
kenyataannya, di era kecanggihan teknologi seperti sekarang ini masih didapati rendahnya kesadaran
dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengelola dan melindungi jejak digital. Di berbagai
media sosial masih banyak ditemukan komentar-komentar kasar yang ujung-unjungnya dapat memicu
konflik, banyak orang yang menyebarkan konten-konten hoax yang bisa merugikan banyak pihak, serta
masih banyak masyarakat yang dengan mudahnya menyebarkan data pribadi hingga akhirnya menjadi
korban penipuan berbasis digital. Apalagi di era digital ini fitur-fitur media sosial semakin bervariasi dan
sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengorek informasi data pribadi
orang lain.
b. Jika saya dalam berita viral, karena telah di ungkap jejak digital saya yang memalukan, maka tindaka
saya adalah melakukan mediasi kepada penegak hukum dan komifon serta melaporkan sesuaikum
yang berlaku orang yang menyebarkan atau meviralkan jejak digital saya itu. Serta mencari solusi yang
tepat, maka solusi yang tepat saya ambil adalah memberikan pemahaman tentang viralnya jejak digital
saya. Serta menghapus semua jejak digital tersebut dan melakukan pencarian kepada akun yang
menyebarkan jejak digital saya itu melalui komifon atau kepada yang berwenang terhadap kasus
tersebut.
c. yang kamu lakukan dengan jejak digital pribadimu? Bagikan tips kamu dengan teman kelompok.
Adalah mengunci dan menghaus serta mbersihakan dengan baik. Serta melakukan hal-hal ini Hapus
riwayat cache dan cookies, Hapus akun lama, Pisahkan profil kerja dan profil pribadi, Aktif
mengelola akun, Lindung email utama, Lindungi perangkat yang digunakan, Jangan login
menggunakan akun sosial media, dan Batasi membagikan data pribadi.
Studi Kasus 3: Kasus Scam Romance
● Mengapa banyak orang tertipu dengan scam romance? Apakah ada keluarga/teman/kenalan yang
pernah mengalaminya? Ceritakan dengan tidak menyertakan nama (anonim).
● Apa yang bisa kamu pelajari dari kasus tersebut? Bagaimana tips mengenali dan menghindari scam
romance menurutmu? Diskusikan.

Jawaban :

a. Salah satu kasus penipuan yang banyak terjadi di media internet adalah penipuan yang berkaitan
dengan percintaan (romance scam). Scam dalam Bahasa Indonesia berarti upaya untuk menipu
seseorang atau kelompok dengan mendapatkan kepercayaan diri mereka, dan panggilan untuk pelaku
yang melakukan penipuan tersebut disebut juga dengan istilah scammer (Wikipedia). Selain scam, ada
beberapa kasus kriminal yang dapat terjadi di dalam lingkup internet seperti yang diungkapkan oleh
Hayes (2010) yang mengklasifikasikan empat bagian kejahatan dunia maya terhadap seseorang, yaitu :
1) pencurian identitas; 2) predasi seksual; 3) penipuan dan trik; 4) predasi keuangan Kasus romance
scam dapat diklasifikasikan dalam kombinasi kejahatan predasi seksual, penipuan dan trik serta predasi
keuangan. Bagaimanakah kombinasi ini dapat terjadi dan proses apa yang dilakukan oleh
para scammer untuk menjerat korbannya? Pertama, scammer mencari calon korban dengan
menggunakan situs kencan online, media sosial seperti Facebook dan Instagram. Bahkan tidak jarang
pula dengan menggunakan jejaring sosial profesional seperti LinkedIn. Kedua, pelaku akan memasang
foto orang lain yang terlihat tampan atau cantik dan mengajak calon korban untuk berkenalan. Pada
tahap selanjutnya, penipu terus melakukan komunikasi yang intensif sehingga calon korban merasa
nyaman dan percaya. Hubungan yang semakin dekat antara calon korban dengan pelaku membuat
korban merasa terhubung secara emosional dengan pelaku.

Ketiga, untuk menyakinkan korban, pelaku menjanjikan banyak hal manis kepada korban seperti akan
menikahi korban secepatnya, berjanji akan menemui korban dalam waktu dekat, mengajak
membangun bisnis bersama, berjanji akan mengirimi hadiah berupa barang atau perhiasan,
dan berbagai alasan lainnya yang sangat menyakinkan korban. Ke empat, ketika korban sudah
semakin percaya dengan pelaku, maka pelaku akan mulai memanfaatkan korban dengan cara secara
perlahan pelaku meminjam atau meminta uang korban, atau pelaku menjanjikan sejumlah uang
dengan nominal besar kepada korban dengan syarat korban harus mentransfer uangnya terlebih
dahulu kepada pelaku, contoh lainnya adalah pelaku meminta foto vulgar dari korban. Ketika pada
akhirnya korban melakukan apa yang diinginkan oleh pelaku, maka pada saat itulah korban sudah
terjerat dalam istilah romance scam. Tindakan ini tidak hanya dilakukan sekali, namun berkali-kali
dengan berbagai macam trik, kebohongan dan kecurangan yang dilancarkan oleh pelaku dengan
menggunakan kelemahan korban sebagai kunci dari tindakan pelaku. Tindakan yang dilakukan oleh
pelaku dapat juga disebut dengan istilah Fraud. Tidak ada keluarga dan teman yang menjadi korban.
b. Namun seiring berkembangnya teknologi juga memunculkan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab
dan lihai mengeksploitasi sistem teknologi. Bukan hanya sistemnya, namun mereka juga menyasar
orang-orang yang yang lebih rentan yang masuk perangkap love scamming. Sebagai gambaran, film
dokudrama Netflix Tinder Swindler membuka mata tentang aktivitas love scammer. Yaitu seseorang
yang mengadopsi atau mengambil identitas palsu di ranah daring untuk memakai mendekati orang lain
dengan ilusi hubungan romantis yang berujung untuk kepentingan pribadi seperti memeras dan
meminta uang. Tips untuk menghindari scam romance adalah, jangan gegabah, Kepositif atau (kepo
positif), Menghindari gift car, dan Jaga informasi Ada beberapa informasi berharga untuk online
scammer. Seperti kata sandi untuk akun kita, pin bank online, serta informasi yang bisa digunakan
unutuk memverivikasi identitas, semuanya harus dijaga jangan dibagikan untuk orang lain.

2.. Manajeman ASN

1. Latihan/Tugas

Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul ini, latihan berikut
bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Kedudukan, Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik dan
Kode Perilaku ASN. Anda dapat mengerjakan latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman
Anda.

a. Coba jelaskan esensi penting dari manajemen aparatur sipil negara sesuai dengan UU ASN dan apa
impilkasi esensi tersebut terhadap Anda sebagai pegawai ASN
b. Coba jelaskan kedudukan dan peran dari aparatur sipil negara dan apa yang perlu dilakukan oleh
Anda sebagai pegawai ASN.

c. Coba jelaskan dengan singkat hak dan kewajiban ASN dan bagaimana Anda harus bersikap agar hak
dan kewajiban tersebut seimbang

d. Coba jelaskan kode etik dan kode perilaku ASN dan bagaimana Anda dapat melaksanakan kode etik
dan kode perilaku tersebut.

Jawaban :

a. UU ASN mencoba meletakkan beberapa perubahandasar dalam manajemen SDM. Pertama,


perubahan daripendekatan personel administration yang hanya berupapencatatan administratif
kepegawaian kepada humanresource management yang menganggap adalah sumberdaya manusia
dan sebagai aset negara yang harus dikelola, dihargai, dan dikembangkan dengan baik.
Kedua,perubahan dari pendekatan closed career system yangsangat berorientasi kepada senioritas
dan kepangkatan,kepada open career system yang mengedepankan kompetisidan kompetensi ASN
dalam promosi dan pengisian jabatan.UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai
sebuahprofesi yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilaidasar, kode etik dan kode perilaku
profesi, pendidikan danpengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga
nilai-nilai dasar profesi. impilkasi esensi tersebut terhadap saya sebagai pegawai ASN melakuakn
pekerjaan dengan baik dan tertip dan selalu berpedoman pada aturan yang telah ditentukan.
b. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Yang saya lakuam sebagai ASN saya selalu menjaga etika Dan ASN yang baik dan jadi pelayan bukan
dilayani.

c. Hak dan Kewajiban Aparatur Sipil Negara diatur dalam ketentuan Pasal 21 – Pasal 24 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Sebagaimana telah disampaikan dalam uraian
sebelumnya bahwa Aparatur Sipil Negara terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), selanjutnya dalam uraian ini disampaikan mengenai hak
dan kewajiban Aparatur Sipil Negara. Dalam uraian ini disampaikan mengenai:

1. Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS)


2. Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
3. Kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Hak Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

1. Gaji, tunjangan, dan fasilitas.


2. Cuti.
3. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
4. Perlindungan.
5. Pengembangan kompetensi
Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Hak Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 22
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah sebagai berikut:

1. Gaji dan tunjangan.


2. Cuti.
3. Perlindungan.
4. Pengembangan kompetensi.
Kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)

Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan untuk selanjutnya disebut dengan Aparatur Sipil Negara (ASN)
mempunyai kewajiban sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 23 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara sebagai berikut:

1. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang.
4. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab.
6. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan.
7. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk selanjutnya mengenai hak Pegawai Negeri Sipil (PNS), hak Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK), dan kewajiban Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagaimana
sebagaimana tersebut di atas diatur dengan Peraturan Pemerintah, , untuk menjaga keseimbang
tersebut harus melakukan pekerjaan dengan baik dan bujak sebagai ASN.

c. Kode etik dan kode perilaku di UU Nomor 5 tahun 2014 ini berisi pengaturan bagi pegawai aparatur sipil
negara, PNS ataupun PPPK, agar;

 melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi


 melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
 melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 melaksanakan Stugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
 menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
 menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
 menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
 memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
 tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain
 memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
 melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASNLebih
lanjut, kode etik bagi seorang ASN juga diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 tahun
2004 Pasal 8 hingga 12.Kode etik ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu dalam bernegara,
berorganisasi, bermasyarakat, diri sendiri, dan sesama pegawai.Dalam peraturan pemerintah ini juga
disebutkan bahwa setiap instansi dan organisasi profesi di lingkungan ASN memiliki kewenangan
untuk menentukan serta menetapkan kode etiknya masing-masing.Dengan kata lain, kode etik
tersebut akan ditetapkan berdasarkan karakteristik setiap instansi atau organisasi profesi tempat
seorang ASN bekerja. Cara saya melakuan kode etik tersebut melakuakn dengan cara penuh
tanggung jawab dan amanat.
2. Soal Latihan

a. Jelaskan makna dan keuntungan penerapan sistemmmerit?

b. Berikan contoh penerapan sistem merit dalam penilaian kinerja pegawai?

Jawaban :

a. Learning Management System mimiliki banyak manfaat atau kelebihan dalam proses pemebelajaran
jarak jauh, berikut 10 manfaat atau kelebihan LMS: 1. Waktu pembelajaran jadi lebih efisien karena
pembelajaran online dapat diakses di mana saja dan kapan saja. 2. Biaya untuk menggunakan LMS
lebih murah dibandingkan proses pembelajaran tatap muka. 3. Memudahkan aktifitas kuliah seperti
Quiz, tugas, upload materi, interactive discussion. 4. Alternatif pembelajaran online selama pandemi
COVID-19. 5. Mempermudah dosen untuk mengumpulkan dan menganalisis data hasil perkuliahan
mahasiswa dengan waktu yang lebih singkat. 6. Mempermudah dosen untuk mencari dan mengatur
materi kuliah untuk mahasiswa 7. Metode pembelajaran LMS yang menggunakan beberapa teknologi
informasi berupa gambar, suara, animasi, video, dan teks membuat materi pembelajaran lebih mudah
dipahami dan tidak membosankan. 8. Mendorong mahasiswa untuk melakukan pembelajaran mandiri.
9. Konten pembelajaran untuk mahasiswa dapat terdokumentasi dengan baik. 10. Memudahkan
interaksi antara doesn dan mahasisw dengan adanya fitur obrolan dan grup diskusi. Media belajar
online LMS ini juga memiliki kekurangan, antara lain: 1. Dibutuhkan koneksi internet yang stabil dan
bagus untuk mengakses LMS. Jika tidak, proses pembelajaran melalui LMS pun akan terhambat. 2.
Kurang bisa menerapkan interaksi secara real-time antara dosen dan mahasiswa. Misalnya, apabila
ada mahasiswa yang bertanya kepada dosennya hari ini, sementara dosen tersebut baru online
besok, maka jawaban dari dosen tersebut baru bisa diterima mahasiswa pada keesokan harinya. 3.
Membutuhkan perangkat penunjang, seperti komputer, laptop, dan smartphone untuk bisa
menggunakan LMS. Penggunaan Learning Management System (LMS) menjadikan proses
pembelajaran akan lebih menyenangkan. Untuk eberapa contoh LMS yang sering digunakan oleh
perguruan tinggi dan bisa bapak ibu dosen gunakan ada: SEVIMA EdLink, Google Classroom, Moodle
dan Schoology dsb
b. Contoh penggunaan dalam Penilaian kinerja telah mengalami transformasi selama ini, pemerintah
kerap berusaha untuk menyempurnakannya. Saat ini birokrasi Indonesia sedang melaksanakan salah
satu reformasi yang sangat mendasar, yaitu transformasi dari jabatan struktural ke jabatan fungsional.
Berdasarkan Pasal 78 UU ASN, ASN akan dinilai berdasarkan kinerjanya. Hal ini bertujuan untuk
menjamin objektivitas dalam pembinaan berdasarkan prestasi yang diraihnya. Sehingga apabila ASN
memiliki kinerja yang baik akan mendapatkan reward. Sebaliknya apabila kinerjanya buruk akan
dikenakan sanksi.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil
(PNS) ini, penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan atau predikat sebagai berikut:
1. Sangat Baik, apabila PNS memiliki: 1) nilai dengan angka 110 (seratus sepuluh) – 120 (seratus
dua puluh); dan 2) menciptakan ide baru dan/atau cara baru dalam peningkatan kinerja yang
memberi manfaat bagi organisasi atau negara;
2. Baik, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 90 (sembilan puluh) – angka 120 (seratus dua
puluh); c. Cukup, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 70 (tujuh puluh) <- angka 90
(sembilan puluh);
3. Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 50 (lima puluh) – angka 70 (tujuh puluh); dan
4. Sangat Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka < 50 (lima puluh).

3. Latihan/Tugas

Agar Anda bisa lebih memahami apa yang sudah Anda baca dan pelajari dari modul ini, latihan berikut
bisa memperkuat pemahaman Anda tentang Mekanisme Pengelolaan ASN. Anda dapat mengerjakan
latihan berikut sendiri atau mendiskusikan dengan teman Anda.

a. Coba jelaskan perbedaan antara manajemen PNS dan Manajemen PPPK


b. Bagaimana perbedaan mekanisme pengisian jabatan pimpinan tinggi ASN dan penggantian jabatan
pimpinan tinggi ASN

c. Coba diskusikan peranan sistem informasi ASN dalam pengelolaan ASN

Jawaban :

a. Mengacu pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, ASN terbagi
menjadi dua jenis yakni PNS dan PPPK. PNS dan PPPK sama sama memiliki status sebagai aparatur
sipil negara (ASN). ASN adalah pegawai pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
(PPK) dan diserahi tugas dalam suatu jabatan di pemerintahan Meskipun keduanya termasuk ASN,
PNS dan PPPK mempunyai definisi, hak, manajemen, dan proses seleksi yang berbeda. Status
kepegawaian; PNS adalah pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh PPK dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sementara PPPK adalah pegawai ASN yang diangkat sebagai
pegawai dengan perjanjian kerja oleh PPK, sesuai kebutuhan instansi pemerintah dan ketentuan
perundang-undangan. Hak; ASN memiliki hak atau kewenangan yang diberikan dan dilindungi oleh
hukum, serta kewajiban yang harus ditunaikan. Baik PNS maupun PPPK mempunyai kewajiban yang
sama, tapi berbeda dari segi haknya. PNS memperoleh hak berupa gaji, tunjangan, cuti, jaminan
pensiun, jaminan hari tua, perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Sementara PPPK memiliki
hak berupa gaji, tunjangan, cuti, perlindungan, dan pengembangan kompetensi. Berdasarkan Pasal 92
Undang-Undang ASN, pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan bantuan hukum. Lebih lanjut, pengembangan kompetensi
PNS dan PPPK sebagai berikut: Pelaksanaan pengembangan kompetensi bagi setiap PNS dilakukan
paling sedikit 20 jam pelajaran dalam satu tahun Pengembangan kompetensi bagi PPPK dilakukan
paling lama 24 jam pelajaran dalam satu tahun masa perjanjian kerja.Manajemen Manajemen ASN
terbagi atas manajemen PNS dan manajemen PPPK. Manajemen PNS diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.Sementara manajemen PPPK diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Terdapat beberapa poin manajemen PNS yang tidak ada dalam manajemen PPPK seperti pangkat dan
jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi, mutasi, serta jaminan pensiun dan jaminan hari tua.
PNS, mempunyai jabatan dan jenjang karir berupa pangkat dan golongan yang terus berkembang
setiap tahunnya, bisa mengisi jabatan struktural dan fungsional sekaligus. Sedangkan untuk PPPK,
umumnya hanya dapat mengisi jabatan fungsional saja. Tak ada jenjang karir dikarenakan perjanjian
kerja dengan masa kerja yang telah ditentukan. Hal inilah yang juga mendasari terkait jaminan pensiun
dan jaminan hari tua yang tak diberikan kepada PPPK. Masa kerja ; PNS memiliki masa kerja sampai
memasuki masa pensiun, yaitu 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi dan 60 (enam
puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi. Sementara untuk PPPK, masa kerjanya sesuai surat
perjanjian yang telah disepakati. Masa hubungan perjanjian kerja bagi PPPK paling singkat satu tahun
dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kinerja. Proses seleksi ; CPNS
dan PPPK memiliki perbedaan dari segi usia pendaftar dan tahapan seleksinya. Pendaftar CPNS
minimal berusia 18 tahun dan maksimal 35 tahun, sedangkan PPPK Guru berusia minimal 20 tahun
dan maksimal 59 puluh tahun. Dalam hal tahapan seleksinya, tes CPNS meliputi seleksi kompetensi
dasar (SKD), yang memiliki tiga materi soal meliputi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi
Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP), serta Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) sesuai
dengan formasi yang diambil. Sementara untuk seleksi PPPK terdapat empat materi yaitu kompetensi
manajerial, kompetensi teknis, kompetensi sosial kultural, dan wawancara.
b. Peiabat pimpinan tinggi harus memenuhi target kinerja tertentu sesuai perjanjian kinerja yang sudah
disepakati dengan pejabat atasannya. Pejabat pimpinan tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang
diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu Jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bulan untuk memperbaiki kinerjanya. Dalam hal pejabat pimpinan tinggi sebagaimana dimaksud tidak
menunjukan perbaikan kine{a maka pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji
kompetensi kembali,” bunyi Pasal 142 ayat (3) PP ini.
Berdasarkan hasil uji kompetensi sebagaimana dimaksud, menurut PP ini, pejabat pimpinan tinggi
dimaksud dapat dipindahkan pada Jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau
ditempatkan pada Jabatan yang lebih rendah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Adapun dalam hal pejabat pimpinan tinggi yang berasal dari nonPNS tidak memenuhi target kinerja
sebagaimana dimaksud, yang bersangkutan diberhentikan dari JPT.
Menurut PP ini, PNS diberhentikan dari JPT apabila: a. mengundurkan diri dari Jabatan; b.
diberhentikan sebagai PNS; c. diberhentikan sementara sebagai PNS; d. menjalani cuti di luar
tanggungan negara; e. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan; f. ditugaskan secara penuh di
luar JPT; g. terjadi penataan organisasi; atau h. tidak memenuhi persyaratan Jabatan.
c. Sistem Informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai Pegawai Aparatur Sipol Negara
(ASN) yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan terintegrasi dengan berbasis teknologi.
Sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 127 UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data dalam
Sistem Informasi ASN, setiap Instansi Pemerintah wajib memutakhirkan data secara berkala
dan menyampaikannya kepada BKN. Sistem Informasi ASN berbasiskan teknologi informasi yang
mudah diaplikasikan, mudah diakses, dan memiliki sistem keamanan yang dipercaya. Sedangkan pada
Pasal 128 UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, disebutkan bahwa Sistem Informasi ASN memuat
seluruh informasi dan data Pegawai ASN. Data Pegawai ASN sebagaimana dimaksud paling kurang
memuat:
1. data riwayat hidup;
2. riwayat pendidikan formal dan non formal;
3. riwayat jabatan dan kepangkatan;
4. riwayat penghargaan, tanda jasa, atau tanda kehormatan;
5. riwayat pengalaman berorganisasi;
6. riwayat gaji;
7. riwayat pendidikan dan latihan;
8. daftar penilaian prestasi kerja;
9. surat keputusan; dan
10. kompetensi.

Anda mungkin juga menyukai