Anda di halaman 1dari 166

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pemeriksaan TPC Pada Sampel Makanan dan Minuman

Hari/ Tanggal : Rabu, 12 September 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd.,M.Si

A. Pendahuluan
Menurut UU RI No.7 tahun 1996 yang dimaksud pangan adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,baik yang diolah maupun
tidak diolah. Yang diperuntukan untuk sebagai makanan dan minuman
bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan bahan baku
pangan,dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan,pengolahan,dan atau pembuatan makan dan minuman.
Mengingat definisi pangan mempunyai cakupan yang luas,maka upaya
mencegah pangan dari kemungkinan tercemar baik cemaran
biologis,kimia,dan benda lain yang dapat menganggu,merugikan,dan
membahayakan kesehatan manusia.
Menghitung atau menentukan banyak mikroba dalam suatu bahan
(makanan dan minuman),dilakukan untuk mengetahuai sampai jauh bahan
itu tercemar oleh mikroba. Dengan mengetahui jumlah mikroba makanya
dapat diketahui kualitas mikrobiologi dari bahan tersebut. Bahan dikatakan
baik jika jumlah mikroba yang terkandung dalam bahan tersebut masih
dibawah jumlah standart yang ditentukan yang berlaku.

1
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menyiapkan bahan pemerikasaan yang baik dan
benar.
2. Mahasiswa mampu menerapkan cara pemeriksaan makanan dan
minuman dengan metoda pemerikasaan angka kuman
3. Untuk mengetahui layak atau tidaknya sampel makanan dan minuman
yang diperiksa untuk konsumsi.

C. Manfaat
Agar Mahasiswa Mampu Mengetahui Cara Penyiapan Sampel Makanan
Baik Dalam Bentuk Padat Maupun Cair ( Minuman) Yang Benar,Dan
Melakukan Pemeriksaan Angka Kuman Terhadap Sampel Makanan Dan
Minuman.

D. Alat,Bahan,dan Media/Reagenisia
1. Alat
a. Inkubator
b. Timbangan Analitik
c. Kompor Listrik
d. Erlemeyer
e. Api Bunsen
f. Tabung Reaksi
g. Rak Tabung Reaksi
h. Colony Counter
i. Botol Steril
j. Gelas Ukur
k. Petridish
l. Pipet Ukur
m. Ball Pipet
n. Auto Clave
o. Water Bath

2
2. Bahan
a. Sampel makanan atau minuman
b. Aquadest
c. Etiket Label
d. Alkohol 70%

3. Media/Reagensia
a. Garam Fisiologis
b. Nutrien Agar (NA)

E. Prosedur Kerja
a. Cara membuat media Nutrien Agar
1. Ditimbang secara aseptis 40 gr bubuk nutrien agar
2. Diencerkan dengan aquadest steril sebanyak 1L dalam labu
erlemeyer
3. Dipanaska selam 15 menit di atas kompor listrik hingga larut
4. Dilakukan sterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada
suhu 121oC
5. Untuk pemakaian dipanaskan pada suhu 45oC
6. Diamkan media hingga suhu ± 45oC
7. Dututup labu erlemeyer menggunakan kapas steril sebelum
dituangkan pada petridish

b. Penyiapan Bahan Makanan


1. Makanan Padat
a. Sampel makanan dihancurkan dengan mortar (mortar
disterilkan dengan alkohol 75%)
b. Dimasukkan 10 gr sampel makanan yang sudah
dihancurkan kedalam erlenmeyer/botol steril
c. Dituangkan 90 ml gr fisiologis dan dikocok hingga
homogen (kurang lebih 25 x)

3
d. Bahan dengan pengeceran ini siap digunakan untuk
pemeriksaam selanjutnya

2. Makanan Cair ( Termasuk Minuman)


a. Bahan makanan cair/minuman sirup dikocok terlebih
dahulu.
b. 10 ml sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer/botol steril
c. Dilarutkan dengan 90 ml garam fisiologis
d. Dikocok hingga homogen ( kurang lebih 25 x)
e. Bahan dengan pengenceran tersebut siap dipergunakan
untuk pemeriksan angkan kuman,MPN,dan pemeriksaan
biakan

c. Pemeriksaan Angka Kuman


a. Disiapkan 6 buah tabung reaksi steril,disusun dalam rak tabung
reaksi.Masing- masing tabung secara berurutan diberi tanda 10 -
1
, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6 sebagai kode pengenceran.
b. Disiapkan pula 7 buah petridish steril, 6 buah petridish diberi
tanda pada bagian belakangannya sesuai dengan kode
pengenceran dan tanggal pemeriksaan,1 petridish lainnya diberi
tanda kontrol
c. Pada tabung kedua sampai keenam diisi 9 ml air garam
fisiologis
d. Dikocok bahan diatas sampai homogen (± 25 kali) kemudian
diambil 10 ml,dimasukkan pada tabung reaksi ke satu
e. Dipindahkan 1 ml bahan dari tabung kesatu ketabung kedua
dengan pipet kemudian dikocok hingga homogen
f. Dipindahkan 1 ml bahan dari tabung ketiga dengan pipet
kemudia dikocok hingga homogen
g. Demikian selanjutnya dilakukan hal yang sama sampai tabung
keenam,sehingga diperoleh pengenceran tabung 10 -1, 10-2, 10-3,
10-4, 10-5, 10-6 atau sesuai dengan kode pengenceran yang telah

4
dibuat sebelumnya. Dari masing – masing tabung diatas
dimulai dari tabung keenam diambil 1 ml,dengan pipet steril
dimasukkan kedalam masing – masing petridish steril sesuai
dengan kode pengenceran yang sama
h. Kemudian kedalam masing – masing petridish ini dituangi
media NA ( Nutrient Agar) yang telah dipanaskan dalam
waterbath ± 45oC sebanyak 15-20 ml dan masing – masing
petridish digoyang perlahan-lahan sehingga tercampur merata
kemudian dibiarkan dingin membeku.
i. Dimasukkan kedalam incubator suhu 37oC selama 24-48 jam
dalam posisi terbalik
j. Kontrol dibuat dari cairan garam fisiologis dan kemudia
dituangkan ke dalam petridish dan barulah diberi nutrien agar
k. Pembacaan dilakukan setelah 24-48 jam dengan cara
menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap petridish

d. Pembacaan Hasil
a. Dihitung koloni yang tumbuh pada masing – masing petridish
b. Koloni – koloni yang bergabung menjadi satu atau membentuk
satu deretan/ koloni yang terlekat sebagai garis tebal atau
jumlah koloni yang meragukan dihitung sebagai koloni kuman
c. Dihitung jumlah koloni yang tumbih pada petridish
control.Apabila jumlah koloni pada petridish control lebih
besar dari 10,maka pemeriksaan harus menggunakan Plate
Count Agar dari pembuatan yang lain.

F. Pelaporan
Pelaporan hanya dilakukan pada petridish yang menghasilkan jumlah
koloni antara 30-300 koloni serta apabila jumlah pada petridish control
lebih besar dari 10,maka jumlah koloni pada masing – masing petridish ini
harus dikurangi terlebih dahulu dengan jumlah koloni pada petridish
control.

5
G. Hasil
Berdasarkan dari pratikum pemeriksaan TPC pada sampel minuman yang
telah kami periksa maka didapatkan hasil yaitu :
Kontrol : 2
10-1 : 152 10-5 : 20
10-2 : 4 10-6 : 11
10-3 : 89
10-4 : 14

( Jumla h koloni yang memenu h i syarat−kontrol ) x pengenceran


Jumlah Koloni =
Jumla h koloni yang memenu h i syarat

( 152−2 x 10−1 )+(89−2 x 10−3)


=
2

( 150 x 10−1 )+(87 x 10−3)


=
2

1, 5+0,087
=
2

= 0,7935 koloni/ml

Berdasarkan hasil yang sudah didapatkan,hasil 0,7935 koloni/ml minuman es


kelapa adalah minuman yang dikonsumsi dan berasal dari kelapa muda.

Jumlah koloni memenuhi syarat/yang dapat dikonsumsi dapat dihitung sebanyak


4,2 dengan jumlah koloninya 152 dan 89 dengan pengenceran 10-1 dan 10-3.

H. Kesimpulan
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah
maupun dalam bentuk buatan. Menurut UU RI No 7 Tahun 1996 yang
berasal dari sumber hayati dan air baik yang diolah maupun tidak diolah

6
yang diperuntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi
manusia.
Koloni yang terdapat pada sampel es kelapa muda tersebut tidak terlalu
banyak dan masih layak di konsumsi dan jika tubuh merespon dengan
baik.

I. Dokumentasi

7
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pemeriksaan MPN Pada Sampel Minuman

Hari/ Tanggal : Rabu, 19 September 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd.,M.Si

A. Pendahuluan
Coliform adalah yang digunakan sebagai indikator didalam menentukan
apakah makanan dan minuman tercemar oleh tinja ataupun limbai
ari,makanan dan minuman merupakan komponen penting yang diperlukan
manusia untuk pertumbuhan dan perkembangannya,keberadaan kuman
atau bakteri patogen pada makanan dan minuman yang dikonsumsi,dapat
menjadi salah satu faktor sumber penyakit bagi manusia,oleh karena itu
lah,untuk menghidari hal tersebut maka makanan dan minuman yang
dikonsumsi hendaknya sudah memenuhi standar kesehatan yang sudah

8
ditetapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kualitas makanan dan minuman,tes metode MPN menunjukkan jumlah
koloni dan minuman yang dites sehingga memperkuat dari tes perkiraan
dan penegasan.

B. Tujuan
Agar mampu mengindentifikasi sampel minuman yang tercemar atau
terkontaminasi
oleh e-coli dan colifrom melalui pemeriksaan MPN.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Reaksi ukuran 10 ml dan 20 ml
2. Rak Tabung
3. Erlemeyer 250 ml
4. Kompor Listrik
5. Tabung Durham
6. Gelas Ukur
7. Pushball
8. Pipet Volume streril ukuran 10 ml dan 1 ml
9. Ose
10. Inkubator
11. Autoclave
12. Korek Api
13. Lampu Bunsen’
14. Alumunium Foil
15. Karet Gelang
16. Etiket
 Bahan
1. LBDS
2. LBSS
3. BGLB

9
4. Garam Fisologis 0,85  100ml = 0,85 gr
5. Sampel Minuman Kolak
D. Cara Kerja
a. Cara pembuatan LBDS dan pembuatan LBSS
 LBDS = 10 ml (5 ml)
 LBSS = 5 ml
Menimbang
LBDS = 26 gr = 1000 ml
X = 30
26 x 30
= 0,78 gr dilarutkan dalam 3 ml aquades
1000
kemudian di timbang
LBSS = 13 gr = 1000ml
X = 30 ml
13 x 30
= 0,39 gr dilarutkan 30 ml aquades kemudia di timbang
1000
 Untuk kelompok 1 rangkaian
LBDS = 25 ml  30 26 gr dalam 1000 ml
LBSS = 20 ml  30 13 gr dalam 1000 ml

1. Timbang LBDS dan LBSS sesuai hitungan 0,78 untuk


LBDS dan 0,39 untu LBSS
2. Setelah ditimbang dilarutkan menggunakan gelas ukur
kemudian dikocok dan di autoclave
3. Tunggu 3 menit kemudia akan berubah warna menjadi
bening
4. Masukkan ke tabung reaksi ukuran 20 ml, masing – masing
5 ml 5 tabung untuk LBDSS,10 ml 2 tabung LBSS
5. Kemudian beri etiket
6. Masukkan ke autoclave dengan suhu 121oC.

 Pembuatan media BGLB


Menghitung 70 ml BGLB

10
40  1000
X  70 ml
70 x 40
X = 2,8
1000
1. Timbang 2,8 bubuk BGLB dilarutkan dnegan 70 ml
aquades menggunakan erlemeyer
2. Panaskan dengan kompor listik dengan larut
3. Kemudian masukkan ke tabung reaksi 10 ml sebanyak 5 ml
masing-masing tabung,tutup dengan kapas dan dibukus
kertas lalu diikat dan berikan etiket
4. Autoclave dengan suhu 121oc selama 15 menit

 Pembuatan Nacl 0,85%


Pembuatan Nacl 0,85 %
1. Tuang Nacl sebanyak 0,85 gr
2. Lalu larutkan Nacl 0,85% dalam 100 ml aqudes dengan
gelas ukur
3. Setelah dilarutkan tuangkan ke dalam erlenmeyer ukuran
250 ml sebanyak 90 ml. Setelah dimasukan tutup labu
erlenmeyer dengan kapas dan alumunium foil dan
masukkan ke dalam autoclave dengan suhu 121 oC selama
15 menit.

 Test perkiraan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Lalu memipet 10 ml sampel ke dalam labu erlenmeyer yang
berisi 10 ml Nacl 0,85% menggunakan pipet volum steril
10 ml
3. Menyiapkan rangkaian pemeriksaan seri 511( 5 tabung
LBDS 2 tabung LBSS)

11
4. Setelah menyiapkan rangkaian, memipet 10 ml sampel
yang sudah diencerkan ke masing-masing tabung yang
berisi LBDS
5. Untuk LBSS dari sampel yang sudah diencerkan diambil
sebanyak 1 ml dan 0,1 ml ke tabung yang berisi LBSS
6. Setelah memipet tutup tabung reaksi menggunakan kapas
dan inkubasi dengan suhu 37oC selama 1 x 24 jam
7. Jika setelah diinkubasi hasil dari sampel tersebut +
dilanjukan ke tes penegasan

 Test Penegasan
1. Siapkan 14 tabung reaksi yang berisi BGLB dan dibagi 2
rak, setiap rak berisi 7 tabung reaksi
2. Hasil yang + pada test perkiraan ditanam 1 – 3 ose ( untuk
0,1 dan 1 ml di beri label )
3. Rak pertama inkubasi pada suhu37oC selama dan rak ke-2
suhu 44oC

E. Hasil dan Pembahasan


Dari hasil pratikum tersebut di dapatkan hasil,sebagai berikut:
 Sampel minuma es kolak pada suhu 37 oC dan 44oC didapatkan hasil
negatif berdasarkan pedoman kriteria cemaran pada pangan pada
pangan siap saji dengan pangan industri rumah tangga,parameter uji e-
coli terhadap jenis pangan minuman es memiliki standar c3/ml
sehingga hasil pemeriksaan sampel Es kolak tersebut, pada suhu 37 oC
 0 dan 44oC 0. Jadi,Es kolak tersebut memenuhi syarat dan layak
konsumsi. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa dari cara pembuatan
sesuai prosedur dan bersih. Jadi pada sampel es kolak tidak terdapat
cemaran coliform dan e-coli

12
F. Kesimpulan
Uji MPN digunakan untuk mengetahui anggka paling mungkin cemaran
bakteri yang ada di makanan dan minuman. Berdasarkan hasil didapatkan
sampek es kolak tidak terdapat bakteri coliform dan e-coli. Untuk
pengujian e-coli dapat dilanjutkan dengan test perkiraan lengkap untuk
memastikan benar atau tidak adanya e-coli

G. Dokumentasi

13
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Siap Saji


(RhodaminB,Formalin,Borax, dan Methanyl Yellow
Test)

Hari/ Tanggal : Rabu, 03 Oktober 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd., M.Si

A. Pembahasan
Rhodamin B suatu pewarna sintestik yang tidak boleh dipergunakan untuk
makanan. Rhodamin B bertbentuk kristal hijau atau serbuk ungu
kemerahan. Sangat mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna
merah kebiru- biruaan.
Konsentrasi formalin dapat diketahui melalui pengukuran semikuantitatif
dengan melihat hasil perbandingan antara reaksi yang ada pada kertas uji

14
skala warna. Sering mengkonsumsi makan berborax akan menyebabkan
demam, sianosis,tekanan darah turun,dan lain-lain.
Methanyl Yellow adalah zat perwarna sintesis berwarna kuning kecoklatan
dan berbentuk padat atau serbuk.

B. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui cara pengambulan dan pemeriksaan sampel
makanan siap saji yaitu yang mengandung Rhodamin
B,Formalin,Borax,dan Methanyl Yellow

C. Alat dan Bahan


Alat
1. Contamination Test Kit
2. Timbanagan analitik
3. Gelas Arloji

Bahan

1. Kripik singkong
2. Mie Basah

D. Cara Kerja
 Cara pembuatan extrat sampel
1. Siapkan alat dan bahan
2. Kemudian timbang sampel kripik dan mie seberat 5 gr
3. Tuangkan ke mortar,dicacah hingga halus
4. Pindah ke beker glass tambahkan aquades 1 : 10 dengan
berat 5,5 gr diencerkan dengan aquades sebanyak 100 ml
5. Tunggu selama 10 menit hingga mengendap

 Cara kerja borax


1. Siapkan alat dan bahan

15
2. Memipet sampel ke masing- masing tabung sebnayak 1 ml
3. Masukkan ke masing-masing tabung 3-5 tetes lalu
homogenkan kemudian sampel yang sudah berisi preaksi 1
kertas kurkumin
4. Tetes ke satu kertas kurkumin sebagai perbandingan warna
5. Tunggu 5 menit untuk mengetahui “+” “-“
6. Badingkan dengan kertas kurkumin serta borax
7. Lalu catat hasil

 Cara Keja Rhodamin B


1. Siapkan alat dan bahan
2. Memipet 1 ml sampel,masukkan ke masing- masing tabung
lalu homogenkan
3. Teteskan tabung yang sudah berisi sampel dengan preaksi 1
sebanyak 3-5 tetes,kemudian homogenkan
4. Teteskan 3-5 tetes preaksi 2 lalu homogenkan
5. Masukkan sampel ke tabung kosong sebanyak 1 ml dan
masukkan standar ke tabung yang sudah berisi sampel lalu
homogenkan.
6. Jika hasil berwarna ungu(Violet) berarti positif jika negatif
tidak terjadi perubahan warna.

 Cara Kerja Methanyl Yellow


1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil 1 ml sampel masukkan ke masing – masing tabung
3. Teteskan preaksi 1 ke masing- masing sampel 3-5 tetes lalu
homogenkan
4. Masukkan sampel sebanyak 1 ml ke masing – masing
tabung dan masukkan 3 tetes standar Methanyl Yellow
5. Setelah itu di homogenkan lalu dilihat hasilnya

 Tes Formalin

16
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ambil sampel yang telah dihaluskan sebanyak 5 ml ke
tabung reaksi 10 ml
3. Tambahkan 5 tetes Fo 1 kemudian homogenkan
4. Kemudian tambahkan Fo 2 sebanyak 1 microspoon
5. Diamkan diamkan selama 5 menit
6. Setelah 5 menit amati sampel dengan menggunakan
komperator warna dengan cara menggeserkan

E. Hasil dan Pembahasan


Dari pratikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negatif dengan
sampel kripik singkong dan mie pada pengecekan Rhodamin B, Borax,
Methanyl Yellow test dan didapatkan hasil positif pada pengecekan
formalin. Berdasarkan permenkes RI.
Berdasarkan Permenkes RI No.1168/Menkes/Per/X/1999 menyebutkan
bahwa bahan tambahan yang dilarangan digunakan dalam makanan yaitu
salah satunya formalin.
Lalu disamping itu Permenkes No 239/Menkes/Per/V/1985 tentang zat
warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan memuat 30 zat warna yang
dilarang digunakan untuk pangan termasuk Rhodamin B dan Methanyl
Yellow.

F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah didapatkan hasiln sebagai berikut :
Pada uji borak dengan sampel kripik singkong dan mie didapatkan hasil –
atau tidak mengandung boraks. Lalu pada test uji Rhodamin B dengan
sampel yang sama didapatkan hasil yang sama dengan Boraks. Pada test
uji Methanyl yellow didapatkan juga hsail negative. Sedangkan pada test
uji Formalin didapatkan hasil positif atau mengandung pada sampel mie
dan kripik singkong tersebut.

17
G. Dokumentasi

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pengambilan Sampel Makanan Siap Saji ( Salmonella


Sigela)

Hari/ Tanggal : Rabu, 10 Oktober 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd., M.Si

A. Pendahuluan
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakterial gram negatif
berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid paratifod dan penyakit
food borne. Spesies-spesies salmonella dapat bergerak bebas dan
menghasilkan hidrogen sulfida.

18
SSA(Salmonella Sigella Agar) merupakan media selektif yang
digunakan untuk mengisolasi kuman salmonella sp dan sigella sp dari
sampel urin, feses dan makanan.
Bakteri salmonella ditemukan pertama kalin oleh Theobdd Smith, pada
tahuun 1885 dengan menggunakan mikroskop. Bakteri salmonella
memiliki cara yang khas untuk dapat masuk kedalam tubuh manusia,
ia menempel pada makanan atau disebub dengan foodborne dimasukan
kedalam sistem pencernaan manusia. Bakteri tersebut akan
mengganggu sistem pencernaan manusia.

B. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui cara pengambilan dan pemeriksaan
sampel makanan siap saji ( salmonella sigella )

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan petri
2. Timbangan analitik
3. Lampu bunsen
4. Pipet volum
5. Erlenmeyer 250 ml
6. Gelas arloji
7. Gelas ukur
8. Bekker glass 500 ml
9. Bull pipet
10. Pengaduk ( spatula )
11. Kompor listrik

 Bahan
1. Nacl 0,85%
2. Media SSA
3. Mie Instan

19
4. Masker
5. Handscoon
6. Aquades
7. Alumunium foil
8. Kapas

D. Cara Kerja
 Pembuatn Nacl 0,85 %
1. Timbang Nacl sebanyak
Nacl  90 x 5 = 450  500 ml
0,85 = 100 ml
0 , 85 x 500
X= = 4,25 gram
100
2. Setelah menimbang Nacl, lalu larutkan Nacl 4,25 gram
dalam 500 ml aquades menggunakan gelas ukur
3. Setelah dilarutkan tuangkan ke dalam erlenmeyer 250
sebanyak 90 ml
4. Lalu tutup erlenmeyer dengan menggunakan kapas dan
alumunium foil lalu sterilkan dengan suhu 121 oC

 Pembuatan Salmonella dan Sigella Agar ( SSA )


1. Menimbang sebanyak 13 gram media SSA
2. Setelah ditimbang larutkan media dengan 250 ml aquades
3. Setelah dilarutkan kemudian di panaskan
4. Lalu tuang media ke cawan petri
5. Setelah dituangkan ,bungkus cawan petri menggunakan
kertas buram dan diletakkan di kulkas

 Pemeriksaan Salmonella dan Sigella


1. Sampel diencerkan dengan cara, sampel dimasukan
kedalam erlenmeyer yang berisi Nacl 0,85 % sebanyak 10
gram lalu di goyangkan

20
2. Pipet sampel 1 ml dengan menggunakan pipet volume steril
3. Sampel di tuangkan ke media SSA sebanyak 1 ml
4. Setelah itu sampel di inkubasi selam 1-2 x 24 jam

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negative. Hasil
tersebut didapatkan karena pada media SSA tidak terdaptnya ciri-ciri
berbentuk bulat, tepi utuh, ukuran 2,3 mm, warna keruh atau tidak
berwarna dengan atau tanpa hitam ditengah.
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan
melalui makanan ( Food Borne ). Penyakit yang disebabkan oleh
salmonella disebut salmonellasis. Ciri-ciri orang yang mengalami
salmonellasis adalah demam, sakit kepala, mual, dan muntah.
Menurut BPOM No HK. 00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas
maksimum cemaran mikroba dalam pangan, batas cemaran salmonella
pada mie bahkan pada jenis makanan lainnya adalah negatif 125 gram.
Jadi pada makanan tidak boleh ada sedikitpun bakteri salmonella pada
pangan dan media.

F. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil hasil negatif.
Hasil tersebut didapatkan dari melihat ciri-ciri pada media SSA.
Pemeriksaan SSA pada sampel mie sudah sesuai prosedur yang telah
ditetapkan, dan untuk hasil yang telah didapatkan sudah sesuai dengan
standar BPOM.

G. Dokumentasi

21
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Makanan Siap

Saji ( Vibrio Cholera)

Hari/ Tanggal : Rabu, 24 Oktober 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd., M.Si

22
A. Pendahuluan
Vibrio cholera merupakan bakteri gram negatif berbebentuk basil atau
batangan dan bersifat motif (dapat bergerak). Vibrio cholera merupakan
penyebab penyakit cholera dinegara berkembang yang memiliki
keterbatasan air bersih dan sanitasi buruk.
Cholera adalah penyakit diare akut, yang disebabkan oleh infeksi usus
akibat bakteri vibrio cholera. Infeksi biasanya ringan atau tanpa gejala,
tapi terkadang parah. Seseorang dapat terkenan cholera bila meminum air
atau makan makanan yang telah terkontaminasi bakteria cholera.
Rectal swab adalah prosedur dimana kapas kecil steril dimasukan kedalam
rectum untuk koleksi sampel diuji untuk infeksi tertentu daerah rectum.
Berbagai jenis infeksi virus, bakteri, dan parasit dapat dideteksi melalui
rectal swab. Kuman-kuman yang ditemukan dari swab rectum juga
terdapat dalam saluran pencernaan

B. Tujuan
Agara mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan dan pemeriksaan
sampel makanan siap saji yaitu vibrio cholera

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Reaksi 10 ml
2. Rak Tabung
3. Cawan Petri
4. Lampu Bunsen
5. Gelas Ukur
6. Erlemeyer 250 ml
7. Kompor Listrik
8. Pengaduk
9. Timbangan analitik

23
10. Spatula
11. Pipet volum
12. Gelas arloji
13. Bekker glass

 Bahan
1. Bahan Carry and Blair
2. Bahan TCBS
3. Cotton Swab
4. Aquades
5. Alumunium foil
6. Masker
7. Etiekt
8. Kapas
9. Handscoon

D. Cara Kerja
 Pembuatan Carry and Blair
1. Menimbang 1, 524 gram carry and blair
- Carry and blair  membuat 20 tabung x 120 ml
12,7 = 1000 ml
12, 7 x 120
X = = 1,524 gr
1000
2. Setelah media carry and blair ditimbang,lalu dilarutkan
dengan 120 ml aqudes.
3. Setelah dilartukan, panaskan media carry adn blair hingga
larut sempurna ( mendidih )
4. Setelah mendidih pipet media menggunakan pipet volume
sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi 10 ml

24
5. Setelah memipet 5 ml tutup tabung dengan kapas kemudian
ikat dan tutup dengan alumunium foil lalu sterilkan dengan
suhu 121oC selama 15 menit

 Pembuatn Media TCBS


1. Menimbang 22,75 gram media TCBS
2. Lalu dilarutkan dengan 250 aquades
3. Media TCBS dipanaskan
4. Tuang media TCBS ke cawan petri
5. Cawan petri dibungkus dengan kertas buram dan di
letakkan dikulkas

 Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Usap Dubur


1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan px dengan cara menungging
3. Bukan cotton swab dan media
4. Sterilkan media dengan bunsen, kemudia masukan cotton
swab dan tutup media
5. Masukan cotton swab 1-3 cm dan putar searah jarum jam,
putar dan sambil di tarik
6. Lalu di berikan koding ( nama, jenis kelamin, umur, tanggal
pengambilan )
7. Media clair and blair yang sudah terdapat sampel,
diletakkan di rak tabung
8. Setelah di laboratorium, ambil media TCBS dan sampel,
lalu sampel di strek di media TCBS
9. Media TCBS di inkubasi selama 1-2 x 24 jam

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan di dapatkan hasil negatif. Hasil
tersebut di dapatkan karena pada media TCBS yang telah di strek dan
inkubasi tidak adanya colony yang tumbuh. Colony vibrio cholera jika

25
postif memiliki ciri-ciri terdapat bintik atau bulatan kecil berbentuk colony
berwarna kuning.
Vibrio cholera merupakan bakteri gram negatif berbebentuk basil atau
batangan dan bersifat motif (dapat bergerak). Vibrio cholera merupakan
penyebab penyakit cholera dinegara berkembang yang memiliki
keterbatasan air bersih dan sanitasi buruk. Gejala yang muncul pada
penyakit cholera adalah : diare, mual muntah, dan sakit perut.

F. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negatif.
Dapat disimpulkan bahwa px yang telah di ambil sampelnya dinyatakan
tidak carier vibrio cholera, hal tersebut di lihat dari tidak adanya
pertumbuhan colony di media TCBS yang telah di strek. Dan di inkubasi
selama 1 x 24 jam

G. Dokumentasi

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Usap Alat Makan

Hari/ Tanggal : Rabu, 07 Oktober 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

2. I Nyoman Purna,S.Pd., M.Si

26
A. Pendahuluan
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang di tunjukan untuk bersihan
dan keamanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit
pada manusia. Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat, salah
satunya dari peralatan makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Peranan makanan dalam pedagang. Makanan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan food hygine setiap
peralatan makanan harus selalu di jaga kebersihannya saat akan
digunakan. Alat makan yang terlihat bersih belum menjamin persyaratan
kesehatan, karena di dalam alat makan tersebut bisa tercemar bakteri yang
menyebabkan alat makan tersbut tidak memenuhi kesehatan.

B. Tujuan
Agar mahasiwa mampu mengetahui cara pengambilan dan pemeriksaan
sampel usap alat makan.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung rekasi 10 ml
2. Lampu bunsen
3. Pipet volume steril
4. Gelas arloji
5. Gelas ukur
6. Pengaduk
7. Spatula
8. Bulpipet
9. Kompor listrik
10. Gelas
11. Piring
12. Sendok
13. Garpu

27
14. Inkubator
15. Autoclave
16. Rak Tabung
17. Timbangan Analitik
18. Erlemeyer
19. Mangkok

 Bahan
1. Media Na
2. Media Nacl 0,85%
3. Cotton swab
4. Masker
5. E tiket
6. Alumunium Foil
7. Aquades

D. Cara Kerja
 Pembuatan NaCl 0,85 %
1. Timbang NaCl 0,85%
0,85% = 100 ml
0 , 85 x 500
X= = 4,25 gr
100
2. Setelah menimbang NaCl,lalu larutkan NaCl 4,25 gr
dilarutkan dengan 500 ml aquades menggunakan gelas ukur
3. Setelah dilarutkan tuangkan ke dalam erlemeyer 250 ml
4. Setelah dituangkan ke dalam erlemeyer,pipet NaCl ke
tabung reaksi 10 ml sebanayak 10 ml
5. Lalu tutup tabung reaksi dengan kapas dan alumunium
foil,lalu strelikan di autoclave selama 15 menit dengan suhu
121oC

 Pembuatan Media Na

28
1. Timbang media Na sebanyak 14 gr
2. Setelah media Na ditimbang lalu media Na 14 gr dilarutkan
dengan 500 ml aquades dengan menggunakan gelas
ukur,lalu tuang ke dalam erlemeyer
3. Lalu media dipanaskan hingga larut sempurna
4. Setelah larut sempurna tutup erlemeyer dengan kaps dan
alumunium foil
5. Lalu sterilkan media Na di autoclave selama 15 menit
dengan suhu 121oC

 Pengambilan sampel usap alat


a. Piring
1. Ambil lidi kapas/cotton swap steril
2. Lalu ambil tabung reaksi yang berisi NaCl dan sterilkan
pada bunsen
3. Setelah steril,lalu masukkan cotoon swap/lidi kapas ke
dalam NaCl,tutup kembali tabung yang berisi NaCl
4. Siapkan piring yang akan di usap/di swap
5. Lalu ambil lidi kapas yang sudah berisi NaCl dan swap
piring di bagian tengan dengan satu arah
6. Setelah selesai pada bagian tengah,pada bagian pinggir
di swap searah jarum jam
7. Lalu buka tabung yang berisi NaCl dan di
sterilkan,setelah di sterilkan masukkan lidi kapas/cotton
swap yang sudah berisi sampel swap dan kembali di
sterilkan pada bunsen dan tutup kembali tabung dan
diberi koding

b. Gelas
1. Ambil lidi kapas/cotton swap steril
2. Lalu ambil tabung reaksi yang berisi NaCl dan sterilkan
pada bunsen

29
3. Setelah steril,lalu masukkan cotoon swap/lidi kapas ke
dalam NaCl,tutup kembali tabung yang berisi NaCl
4. Siapkan gelas yang akan di usap/di swap
5. Lalu ambil lidi kapas yang sudah berisi NaCl, swap
gelas dibagian dalam dnegan ukuran 1-3 cm searah
jarum jam
6. Setelah selesai pada bagian dalam,lalu swap pada
bagian luar
7. Lalu buka tabung yang berisi NaCl dan sterilkan,setelah
di sterilkan masukkan lidi kapas/ cotton swap yang
sudah berisi sampel swap dan kembali di sterilkan pada
bunsen dan tutup kembali tabung dan diberi koding.

c. Sendok
1. Ambil lidi kapas/cotton swap steril
2. Lalu ambil tabung reaksi yang berisi NaCl dan sterilkan
pada bunsen
3. Setelah steril,lalu masukkan cotoon swap/lidi kapas ke
dalam NaCl,tutup kembali tabung yang berisi NaCl
4. Siapkan sendok yang akan di usap/di swap
5. Lalu ambil lidi kapas yang sudah berisi NaCl,swap
sendok pada bagian cembung dan cekung dengan satu
arah
6. Setelah selasai buka tutup tabung yang berisi NaCl dan
sterilkan,setelah di sterilkan masukkan lidi kapas/
cotton swap yang berisi sampel swap dan kembali di
sterilkan pada bunsen dan tutup kembali tabung dan
diberi koding

d. Mangkok
1. Ambil lidi kapas/cotton swap steril

30
2. Lalu ambil tabung reaksi yang berisi NaCl dan sterilkan
pada bunsen
3. Setelah steril,lalu masukkan cotoon swap/lidi kapas ke
dalam NaCl,tutup kembali tabung yang berisi NaCl
4. Siapkan mangkok yang akan di usap/di swap
5. Lalu ambil lidi kapas yang sudah berisi NaCl,swap
mangkok pada bagian dalam mangkok searah jarum
jam hingga dinding atas
6. Setelah selasai buka tutup tabung yang berisi NaCl dan
sterilkan,setelah di sterilkan masukkan lidi kapas/
cotton swap yang berisi sampel swap dan kembali di
sterilkan pada bunsen dan tutup kembali tabung dan
diberi koding

 Penuangan Media Na
1. Siapkan cawan perti yang telah steril
2. Lalu pipet setiap sampel setiap sampel sebanyak 1 ml,
tuangkan pada setiap cawan petri
3. Setelah memipet, setiap sampel ke cawan petri, tuangkan
media ke dalam petri sampai menutupi permukaan
4. Lalu di inkubasi pada oven selama 1 – 2 x 24 jam dengan
suhu 37oC

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Garpu : 32 koloni /cm2
2. Sendok : 11 koloni/ cm2
3. Gelas : 31 koloni/ cm2
4. Piring : 53 koloni/ cm2
5. Mangkok : 50 koloni/ cm2
Sanitasi makanan adalah upaya – upaya yang ditunjukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya

31
keracunan dan penyakit pada manusia. Kontaminasi makanan dapat
terjadi setiap saat, salah satunyadari peralatan makanan yang dilakukan
tidak memenuhi syarat kesehatan. Di indonesia peraturan telah dibuat
dalam bentuk PERMENKES RI No.1096/MENKES/PER/VI/2001,
bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih
dari 0 koloni/ cm2.
Pada hasil yang didapatkan pada 5 alat makan didapatkan hasil
positif dan telah melewati batas yang sudah ditentukan.

F. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil dari sampel 5 alat
makan yang telah di swab adalah positif. Hasil tersebut dilihat dari
PERMENKES RI No.1096/MENKES/PER/VI/2001, bahwa untuk
persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/
cm2.
Hasil dari sampel 5 alat makan yang diswab adalah :
 Garpu : 32 koloni /cm2
 Sendok : 11 koloni/ cm2
 Gelas : 31 koloni/ cm2
 Piring : 53 koloni/ cm2
 Mangkok : 50 koloni/ cm2
Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sampel 5 alat makan
yang telah diswab telah melewati batas yang telah ditentukan

G. Dokumentasi

32
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Makanan dan Minuman

Materi Praktikum : Pengawetan Bahan Makanan Dengan Penggaraman

Hari/ Tanggal : Rabu, 21 November 2018

Waktu : 08.00-10.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. I Nyoman Sujaya,SKM.,MPH

33
2. I Nyoman Purna,S.Pd.,M.Si

A. Pendahuluan
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang
lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur terdiri dari protein 13%,
lemak 12%, vitamin serta mineral.
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang
diawetkan dengan cara diasinkan diberikan garam berlebih untuk
menonaktifkan enzim perumpak.
Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur bebek, meski tidak menutup
kemungkinan untuk telur-telur lainnya, masa kadaluarsa telur asin bisa
mnecapai 1 bulan (30 hari).
B. Tujuan

Mahasiswa mampu melakukan pengawetan telur dan mampu untuk


mengetahui teknik dalam pembuatan telur asin.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Alat tulis
2. Gelas ukur
3. Ember
4. Nampan
5. Kompor listrik
6. Mangkin atau pring
7. Sendok
8. Pisau

 Bahan
1. Garam
2. Abu gosok
3. Air
4. Telur ayam

34
5. Telur bebek
6. Handscoon

D. Cara Kerja
 Pembuatan Odonan
1. Pilih telur yang berkualitas
2. Cuci telur dan keringkan
3. Buatan adonan pengasin yang terdiri dari campuran abui
gosok,garam,dan air secukupnya
4. Kemudia aduk adonan hingga merata
5. Bungkus telur dengan adonan satu per satu secara merata
keseliling agar permukaan telur tidak terlihat atau tertutup
semua kemudian diberi tanda
6. Menyimpan telur pada suhu ruangan
7. Lakukan perebusan telur pada minggu pertama hingga
minggu keempat

 Tahap Perebusan Telur


1. Siapkan alat dan bahan
2. Cuci telur hingga bersih
3. Masukkan air secukupnya ke beaker glass lalu panaskan di
kompor listrik,masukkan telur yang sudah bersih ke air
yang sudah panas
4. Tunggu hingga 15 menit hingga air mendidih dan telur matang
5. Jika sudah angkat,kupas dan potong telur
6. Telur siap diidenfikasi dan catat hasil sesuaikan
tekstur,warna,bau,rasa

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan di laboratorium mikrobiologi
didaptkan hasil sebagai berikut :

Minggu 1

35
Identifikasi Telu Ayam Telur Bebek
Tekstur Lembut dan masir Lembut dan masir
(bertekstur seperti pasir) (bertekstur seperti pasir)
Rasa Belum begitu asin Asin
Bau Tidak amis Tidak amis
Warna Kuning telur : kuning Kuning telur : kuning
orange dan tidak ada Sari dan tidak ada bintik
bintik hitam di cangkang hitam di cangkang telur
telur

Minggu 2

Identifikasi Telu Ayam Telur Bebek


Tekstur Lembut dan masir Lembut dan masir
(bertekstur seperti pasir) (bertekstur seperti pasir)
Rasa Belum begitu asin Asin
Bau Tidak amis Tidak terlalu amis
Warna Kuning telur : kuning Kuning telur : kuning
orange dan tidak ada kecoklatan dan tidak ada
bintik hitam di cangkang bintik hitam di cangkang
telur telur

Minggu 3

Identifikasi Telu Ayam Telur Bebek


Tekstur Lembut Busuk
Rasa Cukup asin Busuk
Bau Tidak begitu amis Busuk
Warna Kuning telur : kuning Kuning telur : kuning
orange dan tidak ada kehijauan dan ada bintik
bintik hitam di cangkang hitam di cangkang telur
telur

36
Minggu 4

Identifikasi Telu Ayam Telur Bebek


Tekstur Lembut Lembut
Rasa Asin Sangat asin
Bau Amis Amis
Warna Kuning telur : kuning
Kuning telur : kuning
orange dan tidak ada
orange(pekat dan tidak
bintik hitam di cangkang
ada bintik hitam di
telur
cangkang telur

Berdasarkan pada pemeriksaan dari minggu 1 sampai 4 rebusan telur ayam dan
bebek dapat disimpulkan bahwa tekstur itu lembut, rasa tiap minggunya berbeda-
beda ada yang asin dan sangat asin. Warna kuning telurnya kuning sari, kuning
orange dan kuning kehijauan.

Untuk minggu ke 3 telur bebek mengalami pembusukan. Dengan cara pengasinan


inin dapat mengubah telur asin menjadi lebih awet sebab garam memberi rasa asin
berfungsi sebagai pengawet garam yang merasuk kedalam telur berfungsi sebagai
antiseptik dan pengendalian mikroorganisme penyebab pembusukan.

Menurut BPOM RI No.HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum


pencemaran mikroba dan kimia dalam makanan. Telur olahan adalah mempunyai
batasan maksimum 0,91gr/lemak. Pada konsentrasi garam 50% dengan masa
peran 10-15 hari pada proses telur asin.

F. Kesimpulan
Dari hasil yang kami dapat disimpulkan bahwa telur asin yang kami b uat
dari minggu 1 sampai minggu ke 4 memiliki tekstur, rasa, bau, warna yang
pas untuk telur ayam, hanya saja telur bebek busuk pada minggu ke 3.
Kemungkin penyebab telur itu busuk adalah kuman yang jadi satu dengan

37
kotoran, tanah yang menempel di kulit telur yang masuk melalui pori-pori
kulit telur yang tidak langsung di cuci bersih.

G. Dokumentasi

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyediaan Air

Materi Praktikum : Pengambilan Sampel Air

Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018

Waktu :13.50 -16.40 WITA

Lokasi : Lab. Kimia

Pembimbing : 1. Ni Made Marwati,S.Pd.,ST.,M.Si

2. Drs. Made Bulda Mahayana,SKM.,M.Si

38
A. Pendahuluan

Sampel air sangat di butuhkan oleh seluruh mahluk hidup di muka bumi
ini. Dan dari air juga paling sering menyebabkan beberapa penyakit .sampel air
dapat gunakan untuk analisa kimia air seperti pH,oksigen,BOD,nitrit,dll. Oleh
karna itu agar mendapat hasil yang maksimal dan sesuai denga keadaan
sebenarnya ,diperlukansampel yang representative yaitu sampel yang mewakili air
atau kadar air yang akan di periksa kualitasnya . ada 2 macam sampel yaitu :

1. Sampel sesaat (grab sampel)

Sampel yang di ambil pada tempat dan waktu tertentu, Contoh : sampel
yang diambil dari sampel air permukaan ,sumber air persediaan.

2. Sampel gabungan waktu

Sampel yang di ambi pada titik yang sama tapi pada waktu yag berbeda
dengan waktu tidak lebih dari 24 jam

Jumlah atau volume yang di ambil untuk keperluan pemeriksaan di


lapangan an dilaboratorium tergantung pada jenis pemeriksaan yang di perlukan,
yaitu :

a. Pemeriksaan fisika air 2 lt

b. Pemeriksaan kimia air 5 lt

c. Pemeriksaan bakteriologi air 100ml

B. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan pengambilan sampel

air kran

2. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel air keran dengan

39
benar prosedur.

C. Alat dan Bahan

1. Alat :

- Botol steril

- Lampu Bunsen

- Pinset

- Cool Box

2. Bahan :

- Kapas

- Air keran

- Aluminium foil

- Alcohol 70%

- E-tiket

- Alat tulis

D. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Sterilkan tangan dengan alcohol 70% untuk mmencegah terjadinya


kontaminasi

3. Buka keran sampai penuh , biarkan 2-3 menit

4. Apabila keran terbuat dari besi fiksasi mulut keran dengan api Bunsen, jika

terbuat dari plastik bersihkan dengan tuang alcohol pada kapas kemudian

40
gunakan pinset untuk membersihkan mulut keran.

5. Ambil botol sampel keusian fiksasi mulut botol dan ambil sampel air keran

3
Sebanyak botol ,karena dengan menyisakan ruangan dapat memberi
4

oksigen pada mikroorganisme (untuk pemeriksaan bakteriologi)

6. fiksas botol kembali, lalu tutup dengan kapas dan aluminium foil

7. beri e-tiket pada botol sampel yang berisi sampel sesuai (hari,tanggal,lokasi

Pengambilan,jam)

8. masukan sampel pada cool box dan siap di bawa ke laboratorium

E. Hasil

Dari praktikum yang kelompok kami kerjakan, hasil yang di dapat adlah kami
dapat melakuakan pengambilan sebuah sampel pada suatau lokasi/tempat dengan
baik dan benar .(khusus nya pada pengambilan sampel air ) dan mengetahui alat
dan bahan yang di perlukan dalam pengambilan sampel air.

F. Kesimpulan

1. Terdapat 2 sampel air yaitu sampel sesaat dan sampel gabungan waktu

2. Untuk pemeriksaan bakteriologis digunakan botol steril dan harus di lakukan.

secara aseptis

41
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyediaan Air

Materi Praktikum : Penentuan Kadar Klorin ( Cl2) pada kaporit

Hari/Tanggal : Selasa, 02 Oktober 2018

Waktu :13.50 - 16.40 WITA

Lokasi : Lab. Kimia

Pembimbing : 1. Ni Made Marwati,S.Pd.,ST.,M.Si

2. Drs. Made Bulda Mahayana.,SKM.,M.Si

42
A. Pendahuluan

Air merupakan suatu sarana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat


karena air merupakan slah satu dari media dari tempat penularan penyakit .air
mengandung chlor jika terminum oleh manusia menyebabkan kemungkinan
terbesar adalah kanker kandung kemih ,dubur serta usus. Dan apabila terinum oleh
ibu hamil akan berakibat pada bayi yang akan di lahirkan akan menjadi cacat
dengan kelainan otak atau urat syaraf serta tulang. Yang paling beresiko yaitu
keguguran kandunga dan juga lahir premature .dari semua akibat tesebut penting
danya pengukuran kadar chlor dalam air,dimana harus di priksa dan di tentukan
guna dapat mencegah penyakitdan kandungan chlor dalam air.

B. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu mempersiapkan alat dan bahan

2. Mahasiswa mampu melakukan praktikum pengukuran kadar chlor dan

kaporit

3. Mahasiswa dapat menganalisis hasil yang sudah didapat

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Buter 50ml

- Labu takar 100ml

- Beaker glass 1000ml

- Glass ukur 1000ml

- pipet ukur 25ml

- Batang pengaduk kaca

- komperator

- jerigen 5 liter

43
- sendok kecil

2. Bahan

- Kadium iodide

- Standar natrium tiosulfat Na2S2O3 0,025N

- Asam asetat

- Indicator amylum 0,5 %

- Larutan kaporit (1m = 1mg) 0,1%

- Air sampel

- Indicator DPD

D. Cara Kerja

1. siapkan alat dan bahan

2. ambil air sumur gali 5lt pada jerigen

3. membuat larutan kaporit :

- timbang 1 gr kaporit (bila kapur padat.haluskan)

- msukan ke labu takar 100ml ,lalu larutkan degan 100ml aquades

4. Standarisasi larutan kaporit

1) Masukan 2ml asam asetat pekat dengan 25ml aquades ke


erlemeyer.
2) Tambahkan 1 gr Kristal KI
3) Tambahkan 25 ml larutan kaporit
4) Titrasi dengan Na-tiosulfat 0,025 menggunakan indicator
amylum
5) Amati perubahan warna dari biru menjadi
bening ,kemudian catat penghabisan

44
1000
6) Hitung Cl2 dengan rumus Cl2 = ( x pml x 0,025 x
25
35,45/1000) × 100%

5. Mencari daya pengikat clor/daya serap chlor

1. Tuang 1lt sampel ke beaker glass 1000ml

2. Tambahkan 4ml larutan kaporit dengan ipet ukur ,kemudian

aduk

3. Memeriksa sisa chlor menggunakan alat komperator dengan

Indicator DPD

- Masukan air sampel yang berisi kaporit ke dalam komparator kuvet hingga garis

batas

- Tambahkan indicator DPD 1-3 tetes lalu homogenkan


- Baca kadar Cl2 pada komperator dengan membandingkan warna
- Tunggu hingga 10 menit lalu periksa lagi kadar Cl2 pada air sampel di
beaker glass

- Ulangi terus pemeriksaan setiap 10 menit ,sampai 10 menit ke 3 .sampai


Mendapat konsentrasi yang tetap

E. Hasil

I. Kadar Cl2

Cl2 = ( 1000
25
x pml x 0,025 x 35 , 45 /1000 ) x 100 %

1000
=( x 4 , 4 x 0,025 x 35 , 45 /1000 ¿ x 100 %
25

= ( 40 x 4,4 x 0,025 x 35,45 / 1000 ) x 100%

45
= ( 40 x 4,4 x 0,025 x 0,0355 ) x 100%

= 15,62 %

II. Daya serap klor (DSC)

Waktu Hasil
Sisa chlor 15.48 1,5
segera
10 menit I 15.58 1,5
10 menit II 16.08 1,0
10 menit 16.18 1,0
III

Daya serap chlor = sisa chlor segera – sisa chlor tetap

= 1,5 mg/lt – 1 mg/lt = 0,5 mg/lt

Angka keamanan = 0,5 mg/lt

III. Menghitung Volume Sumur :

 Diketahui : L sumur = 411 cm = 4,11m


L permukaan = 227 cm = 2,27m

Ditanya : V =……?

 Jawab :

1
V = ∏d2 . t
4
1
= x 3,14 x 0,752 x 4,11
4

46
= 0,25 x 3,14 x 0,5625 x 4,11
= 1,8 m3 = 1800 dm3

IV. Kebutuhan chlor :

1. Dosis pembubukan

Pembubukan kaporit 15,62% chlor

Dosis = DSL = 0,5 mg/lt

1000
Kaporit = 15,62% = x 0 , 5 mg/¿ = 32mg/lt
15 ,62

2. Kebutuhan kaporit untuk 12 jam pengoprasian alat penetes larutan

 Diketahui :

- V sumur = 1800 lt
- Waktu oprasional = 12 jam
= 12 x 3600
= 43.4200 detik
- Kadar kaporit = 15,62 mg/lt
- DSC = 0,5 mg/lt
- Angka keamanan = 0,5 mg/lt

Ditanya : Kebutuhan chlor aktif =…?

 Jawab :

Kebutuhan chlor aktif = V x (DSC + angka keamanan ) x

Waktu ×kadar kaporit

= 1800 lt x (1 mg/lt ) x 43.200 x 6,1

47
= 474.336.000 mg
= 474.336 g

F. Pembahasan

Pada pemeriksaan chlor yang sudah di lakukan. Pada awal pemeriksaan


dilakukan persiapan alat dan bahan yang akan di gunakan,kemudian untuk
pemeriksaa chlor di gunakan indicator DPD. Pemeriksaan minimal di lakukan 2
kali pemeriksaan.hasil dari pemeriksan Cl 2 pada kaporit adalah 15,62% sedangkan
hasil dari pemerksaan daya serap chlor adalah 0,5 mg/lt dengan kebutuhan chlor
aktif adalah sebesar 474,336 g

G. Kesimpulan

Dari praktikum yang sudah di lakukan dapat di simpulkan yaitu :

1. Hasil dan sisa chlor segar adalah 1,5 mg/lt

2. Hasil dari daya serap chlor adalah 1,2 mg/lt

3. Hasil dan pemeriksaan kadar Cl2 pada kaporit adalah 15,62 %

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyediaan Air

Materi Praktikum : Teknik Koagulasi dan Purifikasi

Hari/Tanggal : Selasa,13 November 2018

Waktu :13.50 - 16.40 WITA

Lokasi : Lab. Kimia

48
Pembimbing : 1. Ni Made Marwati.,S.Pd.,ST.,M.Si

2. Drs Made Bulda Mahayana,SKM.,M.Si

A. Pendahuluan

Jar test adalah suatu percobaan skala laboratorium untuk menentukan kondisi
operasi optimum pada proses pengolahan air dan air limbah. Metode ini dapat
menentukan nilai pH, variasi dalam penambahan dosis koagulan atau polimer,
pada skala laboratorium untuk memprediksi kebutuhan pengolahan air yang
sebenarnya.

Metode jar test mensimulasikan proses koagulasi dan flokulasi untuk


menghilangkan padatan tersuspensi (suspended solid) dan zat-zat organik yang
dapat menyebabkan masalah kekeruhan, bau dan rasa. Jar test mensimulasikan
beberapa tipe pengadukan dan pengendapan yang terjadi diclarification plant pada
skala laboratorium. Jar test memiliki variable kecepatan putar pengaduk yang
dapat mengontrol energi yang diperlukan untuk proses.

Ada dua tahap proses dalam pengujian jar test. Jar test dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut floculator. Floculator adalah alat yang digunakan
untuk flokulasi. Berdasarkan cara kerjanya floculator dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu pneumatic, mechanic dan baffle. Floculator pada dasarnya bertugas untuk
melakukan pengadukan lambat supaya jangan sampai mikro flok yang ada
menggumpal (Anonim,2010).

B. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan praktikum teknik koagulasi dan

Purifikasi

2. Tujuan Khusus

49
- Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan

- Mahasiswa mampu menganalisis hasil praktikum teknik koagulasi

Dan purifikasi

- Mahasiswa mampu menyusun laporan praktikum teknik koagulasi dan


purifikasi

C. Alat dan Bahan

1. Alat

- Beaker glass 1000 ml (3 buah)

- Jar-test

- pH universal

2. Bahan

- sampel air (air sungai)

- Tawas : konsentrasi sesuai yang dibutukan ( 0,1% tawas atau

mg/l tawas)

- Aquades

D. Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. siapkan 3 beaker glass

3. isi masing-masing 1 lt sampel

4. Ukur pH awal air dengan pH universal

5. Berikan tawas dengan berat yang berbeda yaitu sebanyak 148g,98,7g,

49,3g pada ke 3 Beaker glass

50
6. menempatkan masing-masing beaker glass pada alat jar-test kemudian

menurunkan kira-kira ditengah cairan

7. Aduk kira-kira beberapa detik dengan kecepatan tinggi

8. Ukur pH ahir setelah di jar-test

9. Pilih sampel air yang paling jernih dan pH ahir yang memenuhi standar

permenkes (6,5-9)

E. Hasil

Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan , didapatkan hasil sebagi berikut :

Beaker Glass pH awal pH ssudah di beri


tawas
1(148 g) 7 6
2(98,7 g) 7 7
3(49,3 g) 7 7
4(24,6 g) 7 7
F. Pembahasan

Hasil pengamatan fisik mendapatkan hasil yaitu air yang di ambil di sungai
Ubung berwarna coklat ,dengan tingkat kekeruhan rendah .pada praktikum yang
sudah di lakukan .penambahan tawas sesuai tingkat dari kekeruhan sebuah sampel
air yang di ambil. Dari hasil yang sudah di dapatkan dapat di lihat air yang
menjadi jernih yaitu pada air yang di tambahkan 49,3 g tawas pH 7. Berdasarkan
permenkes 416 tahun 1990 untuk parameter pH air bersih yaitu 6,5-9 dengan pH
7. Maka dapat di katakana sampel air yang di gunakan (air sungai ubung )
memenuhi syarat sebagai air bersih karena pH awal sudah memenuhi
standar.maka dari itu tidak lagi di butuhkan penambahan zat asam maupun zat
basa .tapi dari hasil yang sudah di dapatkan air bersih dari sungai ubung belum
tentu bisa untuk di konsumsi. Karena butuk di lakukan tes secara mikrobiologis di
laboratorium.

51
G. Kesimpulan

Dari praktikum yang sudah kelompok kami lakukan .dapat di simpulkan


sebagai berikut :

1. Air sampel dengan penambahan tawas 49,3 g/l lebih cepat menjadi
jernih diantara beaker glass yang lain.

2. Sampel air sungai Ubung memenuhi syarat air bersih.

3. Mahasiswa telah mampu menyusun laporan praktikum teknik koagolasi

dan purifikasi.

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyediaan Air

Materi Praktikum : Analisa Zat Terendap Dalam Air

Hari/Tanggal : Selasa, 04 Desember 2018

Waktu :13.50 - 16.40 WITA

Lokasi : Lab. Kimia

52
Pembimbing : 1. Ni Made Marwati,S.Pd.,ST.,M.Si

2. Drs. Made Bulda Mahayana,SKM.,M.Si

A.Pendahuluan

Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi


kimia yang heterogen dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organic disuatu
perairan. Penetrasi cahaya matahari kepermukaan dan bagian yang lebih dalam
tidak berlangsung efektif akibat terhalangnya oleh zat padat tersuspensi, sehingga
fotosintesis tidak berlangsung optimal.

Pemeriksaan zat terendap dalam air diketahui dan dihitung dengan


menggunakan dua metode yaitu metode gavimetrik dan metode volumetric. Pada
praktikum ini kami menggunakan metode volumetric prinsip kerja dan praktikum
ini yaitu zat padat terendah dipisahkan dari air dan dari zat yang tetap tersuspensi
dengan cara mengendapkan dalam keadaan tenang selama 1 jam. Zat padat
terendap dapat dinyatakan dalam satuan volume yang terendap dibagi volume
dalam satuan berat yaitu mg/L zat padat dalam endapan.

B.Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu melakukan praktikum zat terendap dalam air

2. Mahasiswa dapat menganalisis hasil praktikum zat terendap dalam air

3. Mahasiswa dapat menyusun laporan zat terendap dalam air

C.Alat dan Bahan

1.Alat

- Jerigen

- Kerucut Imhoff

- Desikator

53
- Oren

- Corong

- Erlenmeyer

2.Bahan

- Sampel Air Sungai

- Kertas Filter

D.Cara Kerja

1. Pemeriksaan terendap dengan kerucut imhoff :

a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Mengambil sampel air dengan jerigen 5 liter
c. Mengisi kerucut imhoff dengan 1 liter air sampel
d. Menunggu air mengendap selama 1 jam
e. Membaca volume endapan
f. Menghitung volume lumpur dengan rumus :

volume zat terendap


Volume lumpur =
ml air sampel

2. Pemeriksaan TSS :

a. Mengoven kertas filter dengan suhu 1050C selama 1 jam


b. Menaruh kertas filter di desikator selama 15 menit
c. Menimbang berat awal kertas filter (a mg)
d. Mengambil sampel sebanyak 1000 L lalu menyaringnya
menggunakan kertas filter yang sudah ditimbang tadi
e. Mengambil filter yang digunakan tadi lalu dioven kembali dengan
suhu 1050C selama 1 jam
f. Menempatkan berat akhir kertas filter (6 mg)
g. Menghitung selisih kertas filter dengan rumus :

54
Berat filter sudah digunakan−Sebelum digunakan
Volume sampel

E.Hasil

suda h ( b ) −sebelum (a)


Volume terlarut =
volume sampel

800 mg−789 , 7 mg
¿ =206 mg/l
0,051

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Materi Pratikum : Pengukuran Partikel Matter Dengan Personal

Dust Sampler

55
Hari/ Tanggal : Senin,10 September 2018

Tempat : Toko Bangunan Sidakarya Jaya

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Kes

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan

Debu adalah zat padat yang dihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang
berukuran 0,1 – 2,5 mikron. Debu termasuk ke dalam golongan partikulat, yang
dimaksud dengan partikulat adalah zat padat/cair yang halus dan tersuspensi di
udara misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.

Partikel menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami, seperti


letusan vulkano, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktivitas manusia juga
berperan dalam penyebaran partikel, misal dalam bentuk partikel debu dan asbes
dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang
utama adalah pembakaran bahan bakar dari sumbernya di ikuti oleh proses –
proses industri.

Partikel di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel –


partikel padat cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01
mikron. Terdapat hubungan antara ukuran partikel polutan dengan sumbernya.
Partikel debu dapat dibagi atas 3 jenis yaitu debu organik, debu mineral dan debu
metal. Sumber debu bermacam – macam tergantung jenis debunya partikel debu
dipengaruhi oleh daya tarik bumi sehingga cendrung untuk mengendap di
permukaan bumi. Partikel debu juga dapat membentuk “flok” sehingga ukurannya
menjadi lebih besar permukaannya cendrung untuk basah.

Partikulat digunakan untuk memberikan gambaran partikel cair atau padat


yang tersebar di udara dengan ukuran 0,01 um sampai 500 um. Partikulat

56
mengandung zat – zat organik maupun zat – zat non organik yang terbentuk dari
berbagai macam materi dan bahan kimia. Berdasarkan lamanya partikel
tersuspensi di udara dan rentang ukurannya. Partikel dapat dibedakan menjadi 2
macam yaitu dust fall (Setteable Particulate) dan suspended particulate matter
(SPM). Partikel yang masuk ke dalam paru – paru dapat membahayakan manusia
karena :

a. Sifat – sifat kimia dan fisik dari partikel mungkin beracun.


b. Partikel yang masuk tersebut bersifat inert.
c. Partikel tersebut membawa molekul – molekul gas berbahaya dengan cara
mengabsorbsi maupun mengadsorpsi yang menyebabkan molekul –
molekul gas tersebut dapat mencapai dan tertinggal dalam paru – paru
yang sensitif.

Debu yang dapat di hirup disebut debu inhalable dengan diameter ≤ 10 km


dan berbahaya bagi saluran pernafasan karena mempunyai kemampuan merusak
paru – paru, sebagian debu yang masuk ke saluran pernafasan berukuran 5 um
akan sampai ke alveoli. PDS (Personal Dust Sampler) adalah alat yang digunakan
untuk mengukur debu total dan debu respirable baik di lingkungan maupun
tempat kerja. Pengukuran debu total dilakukan untuk mewujudkan seregaman
dalam melakukan pengukuran secara nasional dan dalam rangka upaya
melindungi keselamatan tenaga kerja. Adapun kegunan PDS adalah :

1. Untuk mengukur debu total


a. Flow 5 mg/lt.
b. Waktu 2 jam.
c. Filter khusus (berpori – pori).
2. Untuk mengukur debu respirable
a. Flow 11/2 – 3 mg/lt.
b. Waktu 4 jam.
c. Filter khusus.

II. Tujuan Pratikum


a. Tujuan Umum

57
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran partikel matter
dengan personal dust sampler.

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan peralatan pengukuran partikel
matter dengan personal dust sampler.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran partikel matter dengan
PDS.
3. Mahasiswa mampu menganalisis hasil pengukuran debu total dan
debu respirable.
4. Mahasiswa mampu membuat laporan praktikum.

III. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Personal Dust Sampler
b. Obeng
c. Saringan
d. Filter holder
e. Pompa penghisap
f. Timbangan analitik
g. Desikator

2. Bahan
a. Filter

IV. Prosedur Pengukuran Debu Respirable


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menentukan lokasi pengukuran
3. Filter di taruh pada desikator selama 24 jam sebelum pengukuran
4. Filter di timbang dengan timbangan analitik untuk menghitung
berat awal
5. Filter di timbang dengan timbangan analitik

58
6. Melakukan pengukuran
a. Memasang filter pada filter holder
b. Merangkai filter holder dengan pompa penghisap
c. Filter dimasukkan ke dalam filter holder dengan permukaan
yang halus
d. Mengatur kecepatan aliran udara 1,5 – 3 mg/lt
e. Filter holder di taruh pada leher baju, sedangkan PDS
(pompa penghisap) di taruh pada pinggang
7. Waktu pengukuran adalah 4 jam
8. Setelah 4 jam, filter di lepas dan di taruh pada tempat filter
9. Kemudian filter di taruh kembali pada desikator selama 24 jam
10. Filter di timbang dengan timbangan analitik
11. Menghitung tingkat debu dengan rumus

berat ak h ir−berat awal


∆ w=
flt /menit ×t (menit)

V. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil praktikum yang dilakukan pada :

Hari : Senin

Tanggal : 10 September 2018

Yaitu dengan hasil :

a. Diketahui berat awal 0,1965 gram, berat akhir 0,1968 gram. Flok
1,5. Waktu 30 menit

berat ak h ir−berat awal


Rumus :∆ w=
flt /menit ×t (menit)

59
196 , 8−196 ,5
∆ w= ×1000
1 ,5 ×30

0 ,3
= ×1000=0,006 mg/¿
45

= 6,6 mg/m3

Dari praktikum yang kami lakukan di toko sidakarya jaya di dapatkan


berat awal 0,1965 gram dan berat akhir 0,1968 gram, mendapatkan hasil tingkat
debunya yaitu 6,6 mg/m3.

VI. Kesimpulan

Debu adalah zat padat yangdihasilkan oleh manusia atau alam dan
merupakan hasil dari proses pemecahan suatu bahan. Debu adalah zat padat yang
berukuran 0,1 – 2,5 mikron. Debu termasuk ke dalam golongan partikulat, yang
dimaksud dengan partikulat adalah zat padat atau cair yang halus dan tersuspensi
di udara misalnya embun, debu, asap, fumes dan fog.

VII. Daftar Pustaka

Anonyymouse. – pengertian debu adalah zat padat yang dihasilkan (online), (https
: -www – d.com – mobile – documen / 346308475 / pengertian – debu – debu –
adalah – zat – padat – yang – dihasilkan. (diakses pada 10 september 2018)

Surat edaran menteri tenaga kerja No. SE – 01 / MEN / 1997 tentang nilai ambang
batas bahan kimia di udara lingkungan kerja.

VIII. Dokumentasi

60
61
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Materi Pratikum : Pengukuran Partikel Matter Dengan High Volume

Sampler

Hari/Tanggal : Senin, 17 September 2018

Tempat : Depan Jurusan Kesehatan Lingkungan

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Kes

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan

Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.


Udara terdiri dari elemen, elemen gas dan partikulat yang komposisinya berubah-
ubah tergantung pada ketinggian permukaan tanah. Partikulat (debu) yang
melayang-layang di udara atau yang biasa disebut Partikulate Matter (PM) dapat
di ukur dengan menggunakan alat yang disebut HVS (High Volume Sampler).
HVS merupakan alat yang cara kerjanya menggunakan filter bentuk segi empat
seukuran kertas A4 yang mempunyai porositas 0,3-0,45 mm dengan kecepatan
pompa berkisar 1000-1500 lpm. Kandungan debu di udara dapat menyebabkan
terjadinya gangguan sistem pernafasan seperti infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA). Partikulat debu melayang (Suspended Partikulate Matter) merupakan
campuran yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang
terbesar di udara dengan diameter yang angat kecil, mulai dari 61 mikron sampai
dengan maksimal 600 mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara
dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang-layang di udara dan
masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan.

62
II. Tujuan Pratikum

1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kadar debu di udara
ambien dengan menggunakan alat HVS (high Volume Sampler).

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan dan bahan debu dengan
menggunakan HVS.
b. Mahasiswa melakukan pengukuran debu dengan menggunakan
HVS.
c. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran debu dengan
HVS.
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran debu
menggunakan HVS.

III. Alat dan Bahan


1. Alat
 1 Set HVS (High Volume Sampler)
 Rol kabel
 Desikator
 Stopwatch
 Timbangan analitik
 Pinset
2. Bahan
 Filter sell vloso
 Amplop
 Alat-alat tulis

IV. Cara Kerja


1. Cara menyiapkan kertas filter :
a. Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.

63
b. Ambil kertas filter dan masukkan ke dalam desikator dan diamkan
selama 24 jam. Bertujuan untuk mendapatkan berat filter yang
sebenarnya.
c. Setelah 24 jam timbang kertas filter dengan timbangan analitik dan
catat berat awal kertas filter.
d. Lipat kertas filter menjadi dua bagian dan masukkan ke dalam
amplop.
e. Kertas filter siap digunakan.

2. Pengukuran debu di udara menggunakan HVS :


a. Siapkan alat dan bahan.
b. Tempatkan alat HVS dengan ketentuan sebagai berikut:
 Tidak di perbolehkan meletakkan di bawah pohon yang
rindang
 Jarak penempatan alat HVS harus 2x lebih tinggin
bangunan.
c. Pasang steker pada stop kontak (apabila stop kontak jauh dapat di
bantu dengan pemasangan kabel roll) dan alat akan menyala.
d. Panaskan alat selama 10 menit.
e. Matikan alat dengan mematikan aliran listrik (cabut steker pada
stop kontak).
f. Buka tutup HVS.
g. Buka serup pengunci filter pada alat HVS.
h. Pasang kertas filter pada alat HVS dan kunci kembali scrup pada
alat dengan cara memutar scrup hingga kencang.
i. Pasang steker pada stop dan alat akan hidup dengan sendirinya.
j. Atur flow dengan range 1,1-1,7.
k. Cara mengatur flow :
 Memutar scrup flow menggunakan obeng kecil searah
dengan jarum jam.
 Pengaturan sesuai dengan 1,1-1,7.

64
l. Lihat pergerakan air raksa pada HVS. Apabila air raksa melebihi
skala 1,7 scrup di putar berlawanan arah jarum jam, bila air raksa
kurang dari skala 1,1 scrup di putar searah jarum jam.
m. Lakukan pengukuran selama 8 jam sampai 24 jam.
n. Setelah 8-24 jam buka scrup pengunci kertas filter dan lipat kertas
filter menjadi dua bagian dan masukkan ke dalam amplop.
o. Masukkan amplop yang berisi kertas filter ke dalam desikator dan
diamkan selama 24 jam.
p. Setelah 24 jam timbang kertas filter dengan timbangan analitik dan
catat berat kertas filter.
q. Hitung kadar debu dengan rumus :

Wf −Wi
SPM =
V xt
= .......mg/m3

Ket :

 SPM = Suspended Partikulate Matter (mg/m3)


 Wf = Berat sesudah (mg)
 Wi = Berat sebelum (mg)
 v = Kecepatan flow (mg/menit)
 t = Waktu

V. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil praktikum pengukuran yang kami lakukan didapatkan hasil :

* Diketahui :
1. Flow = 20,69
2. Wi = 4,42 gr = 4,20 mg
3. Wt = 4,45 gr = 4,450 mg

65
4. t = 2 jam = 120 menit

V=CFm = 0,08 × 20,6 = 0,58298 m3 /menit

= 0,59 m3/menit

Ci = 0,423× ( 242 )
0,2

= 0,423 × 0,084 0,2

= 0,423 × 0,6093 = 0,25774659

Wf −Wi
SPM =
V xt

4,450−4,420 30
¿ = = 0,423 mg/m3
0 , 59× 120 70 ,8

Dari praktikum yang kami lakukan di depan jurusan kesehatan lingkungan


di dapatkan flow = 20,6 Wi = 4,420gr/4,20mg Wf = 4,45gr/4,450mg dan t =
2jam/120 menit dan mendapatkan hasil kadar debu di udara = 0,423 mg/m3

VI. Kesimpulan

Udara merupakan campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.


Udara terdiri dari elemen-elemen gas dan partikulat yang komposisinya berubah-
ubah tergantung pada ketinggian permukaan tanah, partikulat (debu) yang
melayang-layang di udara atau yang b iasa disebut HVS (High Volume Sampler).

VII. Daftar Pustaka


I.N.G Suyasa, D.A.A Posmaningsih 2018 modul praktikum
penyehatan udara kesehatan lingkungan.

66
VIII. Dokumentasi

67
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehtan Udara

Materi Pratikum : Pengukuran Kelembaban Udara

68
Hari/ Tanggal : Senin, 08 Okober 2018

Waktu : 08.50 – 11.40 WITA

Tempat : Kamar Mandi Wanita Lantai 1 Jurusan Kesling

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Kes

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan

Komposisi udara bersih yang paling banyak di dalam udara adalah


oksigen, nitrogen dan uap air. Oksigen dan nitrogen tidak mempengaruhi
kelembapan udara sedangkan kandungan uap air sangat mempengaruhi
kelembapan udara. Kelembapan adalah banyaknya kandungan uap air di udara.
Udara yang kurang mengandung uap air, sedangkan udara yang banyak
mengandung uap air di katakan udara lembab atau basah. Untuk mengukur
kelembapan udara relatif atau nisbi. Alat yang digunakan adalah Psychometer
assman. (D.A.A. POSMANINGSIH, I.N.G. SUYASA, Tahun 2018)

Udara di sekitar kita dapat mengandung uap air. Keadaan uap air di dalam
udara disebut kelembaban, kebasahan, atau kelengasan udara. Kelembaban udara
adalah kandungan uap air dalam udara. Kandungan uap air berubah – ubah
tergantung kemampuan udara menangkap uap air. Suhu udara mempengaruhi
kemampuan maksimum udara menangkap uap air. Makin tinggi suhu, makin
besar kemampuan itu. Kelembaban akan mencapai harga maksimum jika batas
maksimum uap air yang dapat ada di udara pada suatu saat tercapai. Besarnya
harga ini dinyatakan dalam persen. Alat untuk mengukur kelembaban udara
adalah Psychometer (Agung wijaya, Budi suryatin, Das Salirawati. 2006)

Kelembaban udara dapat dinyatakan dalam kelembaban nisbi/relatif dan


kelembaban mutlak. Kelembaban nisbi adalah perbandingan banyaknya uap air
dalam udara dengan jumlah uap air maksimum yang dapat di kandung oleh udara

69
dalam suhu yang sama. Kelembaban mutlak adalah banyaknya uap air yang
terkandung dalam 1 m3 udara. (Agnas setiawan.2013)

II. Tujuan Pratikum


1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kelembaban udara dengan
menggunakan Thermometer Assman

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mempersiapkan peralatan untuk mengukur
kelembaban dan tekanan partikel uap air di udara
b. Mahasiswa dapat melakukan penukaran kelembaban udara dan
tekanan partikel uap air di udara
c. Mahasiswa dapat menganalisis hasil pengukuran kelembaban dan
tekanan partikel uap air di udara
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran kelembaban dan
tekanan partikel uap air di udara

III. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Psychometer
b. Psychometer chart
c. Pipet tetes

2. Bahan
a. Air

IV. Cara Kerja

70
1. Siapkan alat dan bahan
2. Menentukan lokasi (Ruang baca, Ruangan pak choirul)
3. Menentukan termometer bola kering dan basah
4. Membasahi kasa yang berada pada ujung termometer basah dengan pipet
tetes (1 – 5 tetes air)
5. Letakkan psychometer pada tempat yang akan di ukur kelembabanya (di
gantung)
6. Memasang kunci pemutar di lubang pemutar psychometer dan putar
hingga maksimal
7. Tunggu kipas hingga berhenti
8. Membaca ketinggian air raksa yang di tunjukkan pada masing – masing
thermometer
9. Mencatat hasil pengukuran dan menentukan kelembaban udara dengan
menggunakan psychometer chart

tw ta - tw

Hasilnya (perpotongan
garis antara tw dan ta –
tw)

Keterangan :

* tw = Suhu basah
* ta = Suhu kering

71
 Cara Membaca Psychometer Chart
1. Pada sumbu axis dibaca hasil rumus perbedaan suhu kering dan
suhu basah
(ta – tw )
2. Pada sumbu ordinat dibaca suhu basah
3. Pertemuan sumbu Y dan X adalah nilai kelembaban relatif ruangan

V. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu mengukur kelembaban


dengan alat psychometer di kamar mandi wanita lantai 1 jurusan kesling di
dapatkan hasil sebagai berikut :

* Diketahui :
a. Suhu kering (ta) = 28℃
b. Suhu basah (tw) = 25℃

* Ditanya : Kelembaban...% (Rh)

Jawab :

∆ t=ta−tw

¿ 28 ℃−25℃

= 3℃

Dari hasil pembacaan dengan menarik ordinat X dan Y yaitu kelembaban


relatif ruangan 78 % dengan sumbu ordinat 25 dan 1.

VI. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan di dapatkan kesimpulan yaitu


alat untuk mengukur kelembaban udara dalam suatu ruangan adalah psychometer

72
dengan nilai kelembaban relatif ruangan 78% yang di tarik dari sumbu ordinat,
suhu basah yaitu 25℃ dan hasil pengukurannya antara suhu kering (ta) dengan
suhu basahn (tw) 28 ℃−25 ℃=3 ℃ dibandingkan dengan baku mutu keputusan
menteri kesehatan No.1405/Menkes/SK/XI/2002 yaitu suhu ruangan -18 - 28℃
dan kelembaban ruangan 40% - 60%.

VII. Daftar Pustaka


- D.A.A. POSMANINGSIH. 2018. Modul praktikum kesehatan
lingkungan. Edisi 2018, Denpasar.
- Keputusan menteri kesehatan RI No.1405/Menkes/SK/XI/2002
tentang persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran
dan industri.
- Agnes setiawan, 2018. Membuka wawasan dengan geograsi.
- Agung wijaya, Budi suryatin, Das salirawati, 2006. IPA
terpadu.

VIII. Dokumentasi

LAPORAN PRAKTIKUM

73
Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Materi Pratikum : Pengukuran Pencahayaan

Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018

Waktu : 08.50 – 11.40 WITA

Tempat : Kamar Mandi Wanita Lantai 1 Jurusan Kesling

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Si

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan

Rumah merupakan pengejawatan pribadi manusia, sebagai manusia berada


dan hidup diantara sesamanya dan dalam lingkungan yang mendukung
keberadaannya .Rumah tidak dapat dilihathanya sebagai instrumental belaka,
melainkan juga dalam kaitannya dengan hubungan struktual diatas suatu
kawasan.Oleh karena itu makna dan fungsi rumah akan mempunyai arti luas yaitu
sebagai perumahan yang sehat dalam suatu lingkungan pemukiman yang
tertatabaik (Sanropie Ojasia, 1989)

Semakin lama jumlah penduduk semakin meningkat, sehingga kebutuhan


akan lahan perumahan juga akan meningkat yang akan mengakibatkan semakin
sempitnya lahan pemukiman yang tersedia, kondisi yang demikian akan menjadi
titik awal timbulnya permasalahan baru yang tidak memenuhi syarat kesehatan,
sehingga akan menimbulkan rantai penularan berbagai penyakit untuk itu perlu
adanya penalaran pemukiman yang memenuhi persyaratan kesehatan dan
terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan yang
sehat. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan terpenuhinya syarat suhu
kelembaban dan pecahayaan ruangan yang baik.Suhu, kelembaban dan
pencahayaan ruangan yang baik akan menimbulkan suatu kenyamanan bagi
penghuninya (D.A.A Posmaningsih, 2018)

74
Cahaya merupakan energy berbentuk gelombang dan sangat membantu
kita melihat.Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter dimana 1 meter
bersamaan dengan jarak dilalui cahaya. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458
meter/sekon . Cahaya diperlukan dalam kehidupan sehari – hari.Matahari adalah
sumber cahaya utama di bumi. Tumbuhan hijau memerlukan cahaya untuk
membuat makanan (Hestty P.Utami)

II. Tujuan Pratikum

1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami cara pengukuran pencahayaan

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam melakukan pengukuran pencahayaan
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran pencahayaan
c. Mahasiswa dapat menganalisis pengukuran pencahayan
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan pengukuran pencahayaan

III. Alat dan Bahan


1. Alat
- Lux Meter Digital Takemura Electric Work Ltd.Model DM-28

IV. Prosedur Kerja


1. Prosedur kerja Lux Meter Digital Takemura Electric Work Ltd.Model
DM-28
a. Menyiapkan alat lux meter digital takemura digital yang akan
digunakan
b. Menentukan lokasi pengukuran
c. Mengetahui luas ruangan yang akan diukur pencahayaannya dan
dibagi menjadi beberapa titik sama besar
d. Mengukur pencahayaan dengan berdiri ditenggah-tengah titik yang
sudah dibagi sama besar tersebut

75
e. Memasukan out sensor konektor pada lux meter
f. Apabila melakukan pengukuran di dalam ruangan,maka tutup out
sensor dibuka ,namun apabila melakukan diluar ruangan maka
tutup out sensor dibiarkan menutup.
g. Range pada lux meter ada dua yaitu range atas (0-2000) dan range
bawah (0-300)
h. Menghidupkan lux meter dengan menekan tombol on
i. Mengarahkan photocell lux meter kearah sumber cahaya setinggi
daun meja atau 80-90 dari atas lantai
j. Menggeser posisi switch range keposisi low (0-300),apabila hasil
menunjukan nilai kurang dari 300 maka pembacaan dilakukan
pada range low ,namun apabila hasil pengukuran menunjukan
angka diatas 300, maka pembacaan dilakukan pada range high (0-
2000)
k. Mencatat hasil pengukuran dan menghituung nilai local
illumination dengan rumus

jumla hintensitas penerangan pada titik sama besar


Intensitas =
jumla h titik sama besar

V.Hasil dan Pembahasan

200 180

150 250

Titik 1 = 200 lux


Titik 2= 150 lux
Titik 3= 180 lux
Titik 4= 250 lux

76
jumla hintensitas penerangan pada titik sama besar
Intensitas=
jumla h titik sama besar

200+150+180+250
Intensitas =
4
780
= = 195 lux
4
Dari pengukuran pencahayaan di Kamar Mandi Wanita Lantai 1 Jurusan
Kesling dilaksanakan pada cuaca cerah dan pengukuran di lakukan pada keadaan
lampu tidak menyala dilakukan pada 4 titik pengukuran. Menurut menteri
kesehatan No.1405 tahun 2002. Pencahayaaan adalah jumlah penyinaran pada
suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif
dan standar yang ditetapkan yaitu 300 lux untuk ruangan kerja.
Dari hasil praktikum mendapatkan hasil 195 lux, jadi di Kamar Mandi
Lantai 1 Jurusan Keslin kurang dari standar , agar pencahayaan memenuhi standar
maka perlu dilakukan seperti penambahan fentilasi, penambahan pencahayaan
buatan (lampu).

VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan tentang pengukuran pencahayaan pada
ruangan, saya melakukan pengukuran menggunakan lux meter dengan cara kerja
yang sudah dijalankan lalu melakukan perhitungan dan mendapatkan hasil. Dari
praktikum ini saya dapat mengetahui alat, cara kerja, perhitungan menggunakan
alat lux meter.

VII. Daftar Pustka


- D.A.A. Posmaningsihdan I.N.G. Suyasa 2018.Modul praktikum
Kesehatan Lingkungan :penggukuran
pencahayaan .Denpasar.Politeknik Kesehatan Denpasar

- Keputusan Peraturan Menteri No.1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang


persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri

77
VIII. Dokumentasi

78
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Hari/Tanggal : Pengukuran Kebisingan Lingkungan

Waktu : Senin, 12 November 2018

Tempat : Pertigaan Pangkalan TNI AL Sesetan

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Kes

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan

Menurut Permenkes No.718/Men.kes/Per/XI/1987, yang dimaksud


dengan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki
sehingga menganggu atau membahayakan kesehatan. Menurut Mukano
(2006) efek kebisingan terhadap kesehatan yaitu efek terhadap
pendengaran dan efek terhadap non pendengaran. Efek terhadap
pendengaran terdiri dari pergeseran nilai ambang batas sementara, dan
pergeseran nilai ambang batas menetap, sedangkan efek non pendengaran
terdiri dari gangguan-gangguan berupa penyakit akibat strees, kelelahan,
perubahan penampilan dan gangguan komunikasi.

Kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran, sehingga


perlu dilakukan pengendalian terhadap kebisingan. Pengukuran kebisingan
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu cara sederhana dan cara langsung.
Pengukuran dengan cara sederhana yaitu dengan cara menggunakan alat
yang disebut Sound Level Meter (SLM) pengukuran dengan menggunakan
SLM di lakukan selama 10 menit, dan pembacaan dilakukan setiap 5 detik
sedangkan pengukuran dengan cara langsung menggunakan alat yang
disebut Integrating Sound Level Meter. Mekanisme kerja SLM apabila ada

79
benda bergetar, maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan
udara yang dapat di tangkap oleh alat ini, selanjutnya akan menggerakan
meter penunjuk. Sound Level meter saat ini memiliki standarisasi
internasional dengan standar EC 61672:2003. Diharapkan dengan
mengetahui tingkat ukur seberapa intensitas suara yang di dapat maka
akan mendapatkan system proteksi yang baik dan benar. Pengukuran
intensitas suara dengan menggunakan SLM dinyatakan dengan satuan
desibel (dB) dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan SLM
ada beberapa faktor yang dapat memperngaruhi hasil pengukuran. Faktor-
faktor tersebut di antaranya adalah adanya angin yang berhembus dari
berbagai arah, yang menyebabkan hasil pengukuran tidak akurat, adanya
benda-benda di sekitar tempat pengukuran yang dapat menyerap bunyi,
yang menyebabkan hasil pengukuran tidak maksimal (D.A.A.
Posmaningsih,I Nyoman Gede Suyasa tahun 2018, Modul Praktikum
Kesehatan Lingkungan).

II.Tujuan Pratikum
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan pengukuran kebisingan dengan
mengggunakan Sound Level Meter

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan
dalam melakukan penggukuran kebisingan
b. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kebisingan dengan
menggunakan Sound Level Meter sesuai dengan prosedur pengukuran
c. Mahasisawa dapat menganalisis hasil penggukuran kebisingan
d. Mahasiswa dapat menyusun laporan penggukuran kebisingan

III. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Sound Level Meter (SLM) RION tipe NA-24

80
b. Battrey
c. Stopwatch atau jam arloji
d. Alat tulis
e. Papan tulis
f. Formulir bis I
g. Kamera (hp)

IV. Prosedur Kerja

 Persiapan Pengukuran

1. Siapkan peralatan yang akan digunakan


2. Cek batrei pada sound level meter
3. Kalibrasi (SLM) yang akan dipakai caranya adalah sebagai berikut :
a. Switch function diatur padaposisiCaI (94,0)
b. Switch range diletakan pada posisi CaI
c. Lihat pada layar display apabila menunjukan angka 94,0 maka
alat akan siap digunakan.
4. Bila tidak menunjukan angka 94,0, maka putar skrup CaI kekiri atau
kekanan yang terletak pada bagian sisi kanan alat sampai menunjukan
angka 94,0

5. Alat siap untuk digunakan

 Rencana Pengukuran

a. Tentukan lokasi pengkuran


b. Tentukan waktu penggukuran
c. Tentukan lama penggukuran

 Pelaksanaan Pengukuran
a. Cek baterai SLM
b. Pegang alat dengan tangan pada ketinggian 1-1,2 meter atau
microphone yang terletak pada ujung alat sejajar dengan alat

81
c. Hidupkan SLM dengan memindahkan switch ON/OFF ke dB C atau
A ( sesuai kebutuhan pengukuran)
d. Stelrespon F (fast) untuk jenis kebisingan continue dan S (slow) untuk
kebisingan flukuantif
e. Catat angka yang muncul pada layar display setiap detik terakhir
f. Catat pada formulir bis I (dalam bentuk table)
g. Penggukuran dilakukan pada 10 menit
h. Mengitung kebisingan dengan nilai Mean, Median dan Modus

V.Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Dari praktikum yang telah kami lakukan,kami mendapatkan hasil
Formulir Bis.I

5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
detik/me
nit
1 81, 85, 83, 79, 83, 83, 80, 81, 84, 80, 83, 82.
3 5 3 8 5 5 1 2 4 3 1 3

2 81, 80, 79, 80, 84, 83, 81, 79, 78, 82, 79, 80,
7 7 4 7 1 5 8 2 1 2 2 2

3 79, 80, 80, 83, 81, 79, 79, 83, 82, 80, 79, 77,
4 7 4 6 5 7 3 3 1 9 8 1

4 76, 78, 87, 84, 88, 83, 81, 84, 85, 82, 79, 80,
5 9 6 5 3 9 9 2 2 7 7 1

5 80, 80, 78, 80, 86, 87, 85, 84, 85, 83, 85, 83,
5 8 7 5 2 5 7 7 3 3 4 2

82
6 87, 93, 87, 80, 80, 81, 90, 85, 84, 80, 81, 77,
7 7 1 9 3 6 3 3 1 7 3 4

7 77, 80, 83, 77, 79, 83, 83, 83, 87, 80, 80, 86,
9 5 2 7 3 7 3 3 1 7 3 3

8 80, 80, 80, 82, 79, 78, 82, 83, 82, 81, 83, 81,
1 1 7 8 6 6 4 1 2 9 1 2

9 79, 80, 77, 78, 83, 84, 86, 93, 83, 85, 81, 87,
1 2 5 9 7 3 3 1 7 7 1 3

10 85, 84, 85, 83, 81, 85, 82, 81, 82, 82, 82, 84,
3 2 6 3 1 2 4 2 3 3 2 4

Dik:
K=1+3,322 log n
=1+3,322 LOG 120
=7,9
H−L
I=
K
93 , 7−76 , 5
=
7 ,9
=2,3

Hasil Pengukuran Frekuensi (ti) Nilai Tengah FI-xI

76,5-70,8 8 77,6 620,8

78,9-81,2 40 80,05 3.202

81,3-83,6 34 82,4 2.801,6

83
83,7-86 26 84,8 2.204,8

86,1-88,3 8 87,2 697,6

88,4-90,7 1 89,5 89,5

90,8-93 1 91,9 91,9

93,1-95,3 2 94,2 188,4

N=120
fi−xi
Mean =ε
n
620 , 8+3202+2801 ,6 +2204 , 8+697 , 6+ 89 ,5+ 91 ,9+ 188 , 4
=
120
9.89 , 6
=
120
=82,5 dB
Median= BI +¿ ¿

=
81 ,25+ ( 1202 −4 , 8)−2 ,3
34
=81,25 +(12/34) -2,3
=82 dB
bI
Modus=Tb+ −1
bI +b 2
6
=82+ −2, 3
6+8
=81,25+0,98
= 82,23 dB

2. Pembahasan

84
Dari praktikum yang telah kami lakukan di Pertigaan Pangkalan TNI AL
Sesetan. Dimana pada lokasi tersebut terdapat lalulalang kendaran seperti
motor,mobil,truk dan bus ,kami mendapatkan hasil sebagai berikut :
1. Mean =82,,5 dB
2. Median =82 dB
3. Modus =82,23 dB
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di
Pertigaan Pangkalan TNI AL Sesetan melebihi nilai ambang batas. Menurut Kep.
Men LH/48/11/1996 untuk pemerintahan dan fasilitas umum adalah 60 dB jadi
tingkat kebisingan di lampu merah pegok jalan raya sesatan melebihi nilai
ambang batas yang menyebabkan gangguan kesehatan manusia seperti
psikologis,ketulian bagi penghuni disekitar jalan tersebut karena suara kendaraan
yang berlalulalang tersebut.

VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kami dapat mengetahui alat yang digunakan untuk menggukur
kebisingan
2. Kami dapat menggunakan alat penggukur kebisingan Sound Level
Meter (SLM)
3. Setelah melakukan praktikum didapatkan hasil mean=82,5 dB ,median
=82 dB, dan modus =82,23 dB,jadi nilai penggukuran di jalan raya
sesatan melebihi nilai ambang batas.

VII. Daftar Pustaka


- D.A.A. Posmaningsih ,I.N.G. Suyasa.2018 Modul praktikum
kesehatan lingkungan Edisi 2018,Denpasar
- Kep.men LH/48/11/1996 tentang nilai ambang batas kebisingan

85
VIII. Dokumentasi

86
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Udara

Materi Pratikum : Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

Hari/ Tanggal : Senin,03 Desember 2018

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. D.A.A Posmaningsih,SKM.,M.Kes

2. I Nyoman Gede Suyasa,SKM.,M.Si

I. Pendahuluan
Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara
horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan
udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan
kecepatan angin, kecepatan angin akan berbeda pada permukaan
tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu. Kecepatan angin
dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang di laluinya, tidak bisa
di pungkiri kecepatan angin akan berpengaruh pada banyak hal.
Kata thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin/udara dalam ruangan. Alat ini biasanya digunakan
untuk mengukur kecepatan angin/udara di dalam suatu ruangan di
suatu tempat, misalnya kecepatan angin/udara yang ada dalam ruangan
laboratorium, kecepatan angin/udara pada ruangan kelas dll. Menurut
departemen kesehatan suhu yang nyaman dalam rumah adalah
18 ℃−30℃ , dengan kelembaban 40% hingga 70% dan menurut

87
(Manuaba, 1998) suhu yang nyaman dalam ruangan adalah
22 ℃−28 ℃ dan kelembaban 70% - 80% serta kecepatan gerak udara
dalam ruangan 0,2 m/detik. Praktikum menggunakan alat ini sebaiknya
dilakukan dalam tiga titik yang berbeda dalam suatu ruangan untuk
mengetahui apa ada perbedaan atau tidak pada setiap titik dalam
ruangan tersebut.

Tujuan Pratikum

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pengukuran kecepatan aliran udara

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menyiapkan alat dan bahan pengukuran
kecepatan aliran udara
b. Mahasiswa mampu melakukan pengukuran kecepatan aliran udara
c. Mahasiswa mampu menganalisis hasil penggukuran kecepatan
aliran udara
d. Mahasiswa mampu menyusun laporan

II. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Kata thermometer
b. Thermometer ruangan
c. Stop watch
d. Gelas

2. Bahan
a. Air panas
b. Alat tulis

III. Cara Kerja

88
1. Reservoar utama (bawah) di celupkan dalam air panas,alcohol,akan
memenuhi dan akan mengisi reservoir pembantu (bagian atas lebih
kurang setengahnya)
2. Reservoar utama di lap untuk mengeringkan airnya, kemudian
dipaparkan pada tempat tempat yang di ukur
3. Karena adanya pendingin maka alcohol akan menyusut dan turun
melalui pipa kapiler
4. Turunnya alcohol inidiamati ,mulai garis tanda suhu (a) sampai dengan
garis suhu dibawah (b) diukur waktunya dengan menggunakan stop
watch .Hasilnya disebut coolingtime (T)
5. Penggukuran minimal 3 kali diambil waktu rata-ratanya
6. Cooling power (daya pendidingin =H) di dapat hasil dari bagian antara
faktor (F) dengan cooling rata-rata (T) untuk menentukan kecepatan
gerak udara dapat menggunakan rumus atau table

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Dari hasil praktikum yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil
sebagai berikut

v=
( H
td
−0 , 20) 2

0 , 40

¿v
( h
td
−o ,13 ) 2

0 , 40

Keterangan :
V= Kecepatan gerak
H= Daya pendinginan (f/tc )
Td=36,5 (dalamoC) suhu normal 46,0-t (suhu sedang) 53-t (suhu tinggi)
T=suhu ruangan (dalamoC)
F=kata faktor

89
Tc=waktu pendingginan rata-rata
Dik:
Tc=29,02
T= 27
F= 323
Td=suhu tinggi-t 53 - 27 = 26
f 323
H= = =11,13
tc 29 ,02
H/td=11,13/26 = 0,42
(0 , 42−0 , 20)2
V=
0 , 40
0 , 48
= = 1,121 m/detik
0 , 40

2. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah kami dapatkan ,kami mendapatkan hasil
1,121 m/detik dari data tersebut dapat disimpulkan bawah pengukuran kecepatan
aliran udara diruangan laboratorium mikrobiologi yaitu 1,121 m/detikMenurut
baku mutu standar KEPMENKES NO.1405/MENKES/SK/XI2002 tentang
persyaratan dan tata cara kerja penyelenggaraan kesehatan lingkungan
perkantoran kecepatan aliran udara standar 0,15-0,25 m/detik sesuai keputusan
menteri kesehatan tersebut maka kecepat analiran udara diruangan mikrobiologi
tidak mmemenuhi syarat.

V. Kesimpulan
1. Dapat menggunakan alat thermometer untuk mengukur kecepatan
aliran udara
2. Penggukuran kecepatan aliran udara di ruangan laboratorium
mikrobiologi adalah 1,121 m/detik
3. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1405/MENKES/SK/XI/2000 tentang persyaratan dan tata cara
penyelenggaraan kesehatan lingkungan kerja perkantoran yaitu

90
kecepatan aliran udara dalam ruangan harus berkisar 0,15-0,25 m/detik
jika dibandingkan dengan hasil pengukuran maka hasil tersebut tidak
memenuhi syarat yang telah di tetapkkan

VI. Daftar Pustaka


- D.A.A Posmaningsih, I.N.G Suyasa .Modul praktikum kesehatan
lingkungan edisi 2018,Denpasar
- KEMENKES NO.1405 MENKES/SK/XI/2005tentang kesehatan
aliran udara.

VII. Dokumentasi

91
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah

Materi : Pengambilan Sampel Tanah Untuk Pemeriksaan

pH dan Kelembaban

Hari/Tanggal : Rabu,12 September 2018

Waktu : 13.00 – 15.50 Wita

Tempat : Rumah Diva

Pembimbing : 1. Nengah Notes,SKM.,M.Si

2. I Wayan Jana,SKM.,M.Si

A. Pendahuluan
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang
secara fisik berfungi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran penopang tegak tubuhnya tanaman yang mensuplay kebutuhan
air dan udara.

92
pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena laurtan
tanah mengandung unsur hara nitorge(N). Potassium atau kalium(K) dan
pofor(P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk
tumbuh berkembang dan bertahan terhadap penyakit.
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori-
pori tanah yang berada diatas watertable(Jamulya dan Suratman, 1993).

B. Tujuan
Mahasiswa mampu menetukan pengambilan sampel tanah.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Timbangan
2. Alas ( koran atau plastik )
3. Sarung tangan /Handscoon
4. Alat tulis
5. APD

 Bahan
1. Pasir

D. Prosedur Kerja
 Untuk pengambilan sampel
1. Tentukan lokasi.
2. Siapkan alat yang dibutuhkan.
3. Tanah dikeruk lalu disaring untuk menghilangkan kerikil yang ada.
4. Ambil sampel sebanyak kurang lebih 3 kg.
5. Kemudian sampel di kirim ke laboratorium.
6. Siapkan kantong plastik label (Nama titik lokasi, jenis, tanggal
pengambilan, pemeriksaan dan nama pengambil sampel)

93
E. Hasil belajar yang diharapkan
Mahasiswa mampu melakukan praktek pengambilan sampel tanah
dengan benar.

F. Waktu
170 menit

G. Kesimpulan
Dari praktikum ini kami mampu mengambil sampel tanah.

H. Dokumentasi

94
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah

Materi : Pemeriksaan Ph dan Kelembaban

Hari/Tanggal : Rabu,19 September 2018

Waktu : 13.00 – 15.50 Wita

Tempat : Ruang Kelas

Pembimbing : 1. Nengah Notes,SKM.,M.Si

2. I Wayan Jana,SKM.,M.Si

A. Pendahuluan
Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi yang terletak paling luar. Tanah
merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk ( anorganik ) yang
bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau
mineral, bahan organik ( senyamin organik dan organisme ) air dan udara.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain

95
itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan
perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.
pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 sedangkan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
pH pada tanah merupakan faktor lain yang mempengaruhi menurunnya
tingkat kesuburan tanah selain cara pengelohan tidak sesuai atau
pengolahan yang salah. Tingkat pH pada tanah merupakan hal yang paling
penting untuk diperhatikan. Karena jika kesuburan tanah terus menurun,
maka juga akan berimbas pada menurunnya hasil produksi.
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian tanah atau seluruh
pori-pori tanah berada diatas watertable (Jamulya dan Suratman, 1993).

B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan pH dan kelembaban tanah.

C. Alat dan Bahan


 Alat
 Untuk pemeriksaan pH dan Kelembaban Tanah
1. Soil Tester
 Bahan
1. Tanah

D. Prosedur Kerja
 Untuk pengambilan sampel tanah
1. Jika tanah yang diuji adalah kering atau mengandung kotoran,
meter akan menunjukan pH yang benar nilai. Oleh karena itu,
taburi sekitar seember air di tanah, dan menunggu sekitar 20-30
menit, sebelum pengujian.
2. Sebelum menggunakan meteran, pastikan untuk benar-benar
memoles permukaan logam dengan sepotong kain asah. Bila
menggunakan meteran baru, pastikan untuk memasukan ke dalam

96
tanah beberapa kali untuk menghilangkan kotoran berminyak dari
itu permukaan logam.
3. Memasukkan meter langsung lapangan atau tanah sawah dalam
pertimbangan. Sepenuhnya menenanamkan permukaan logam dan
memadatkan tanah disekitarnya. Sehingga melekat ke permukaan
elektroda logam meteran.
4. Sekitar 1 menit setelah memasukan meter tanah, pointer akan
berhenti membelokan nilai pH tanah kemudian dapat dibaca. Kadar
air, atau pembacaan pH. Oleh karena itu ideal untuk mengambil
keuntungan untuk beberapa keuntungan dari beberapa pengukuran.
5. Meteran kadang-kadang dapat mendaftar nilai yang berbeda
tergantung pada kondisi tanah seperti adhesi konten meteran logam
permukaan kelembaban, atau tingkat pH. Oleh karena itu ideal
untuk mengambil rata-rata, beberapa pengukuran.
6. Dalam rangka untuk menentukan apakah atau tidak pengapuran
telah dilakuka dengan benar, setelah satu atau dua minggu
mencampur tanah dengan baik dan mengukur nilai pHnya

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang kami dapatkan dan lakukan dengan menggunakan
Soil Tester untuk mengukur kelembaban dan pH tanah, kami mendapatkan
hasil sebagi berikkut :
pH 4,5 dan kelembaban 70%. Tanaman yang cocok untuk pengukuran pH
dan kelembaban ini adalah Tel dan Redpine.
Jadi, dari hasil yang kami dapatkan dari sampel yang kami bawa, bahwa
tanah tersebut bersifat asam karena kurang dari pH 7

F. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kamin lakukan didaptkan hasil pH 4,5 dan
kelembaban 70% dan tanaman yang bisa ditanam adalah : pohon Tel dan
redpine

97
G. Dokumentasi

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah

Materi : Pengambilan Sampel Tanah Untuk Pemeriksaan

Parasit

Hari/Tanggal : Rabu,17 Oktober 2018

Waktu : 13.00 – 15.50 Wita

Tempat : Jalan Pulau Moyo

Pembimbing : 1. Nengah Notes,SKM.,M.Si

2. I Wayan Jana,SKM.,M.Si

A. Pendahuluan
Tanah adalah benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cairan dan gas, mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik. Sifat dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan sistem yang

98
terbukan dengan terjadinyan proses pertukaran bahan energi secara
berkesinambungan(Palar,1994)
Mikroorganisme yang berda pada tanah termasuk Nematoda usus
stadium telur seperti : Enterebius Vermikularis, Trichuris Trichuria,
Ancyclostoma Duodenale, Nector Americanus dan Stongy
Loidesstercotalis merupakan cacing Nematoda usus yang hidup parasit
pada manusia, namun dalam siklus hidupnya terdapat fase hidup bebas
ditanah. Bentuk telurnya sulit dibedakan dengan telur cacing tambang.

B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel tanah untuk
pemeriksaan parasit.
C. Alat dan Bahan
 Alat
a. Sekop

 Bahan
1. Tanah
2. Kantung Plastik

D. Prosedur Kerja
1) Ditentukan 1 lokasi untuk pengambilan sampel
2) Ditentukan lokasi dimana satu lokasi terdiri 4 titik yang diambil
tanahnya ( depan, belakang, samping kiri, dan samping kanan ).
3) Dikeruk tanah pada 4 titik yang telah di tentukan sedalam 2-5cm dan
luasnya diperkirakan berukuran 40 x 40cm disetiap titiknya.
4) Tanah digerus lalu disaring untuk menghilangkan krikil yang ada.
5) Disiapkan kantong plastik ysng telah diberi label ( Nomor, contoh uji,
nama titik lokasi, jenis, tanggal pemeriksaan dan pengambilan
sampel ).
6) Masukan sampel tanah sebanyak 100gram( 2 sendok makan ).

99
E. Hasil
Dari hasil praktikum pengambilan sampel tanah mendapatkan tanah yang
siap untuk diperiksa di laboratorium.

F. Kesimpulan
Dari praktikum ini kami mampu mengambil sampel tanah untuk
pemeriksaan parasit.

G. Dokumentasi

100
LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah : Penyehatan Tanah

Materi : Pemeriksaan Parasit Pada Tanah

Hari/Tanggal : Rabu, 24 Oktobe r 2018

Waktu : 13.00 – 15.50 Wita

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi

Pembimbing : 1. Nengah Notes,SKM.,M.Si

2. I Wayan Jana,SKM.,M.Si

A. Pendahuluan
Pada negara- negara berkembang seperti : Indonesia masih banyak
ditemukan masyarakat yang menderita penyakit-penyakit infeksi, infeksi
bakteri, virus, maupun parasit. Biasanya infeksi karena parasit disebabkan
oleh parasit yang menyerang usus, masuk melalui sistem pencernaan
dalam bentuk telur cacing.

101
Helmintology adalah ilmu yang mempelajari tentang cacing. Cacing
Ascaris Lumbricoides, Trichuris Thricuria, Necator Americanus dan larva
cacing Strongyloldes pada tanah permukaan termasuk Nematoda usus.
Manusia adalah hospes dari beberapa Nematoda Usus. Sebagian besar
Nematoda menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Cacing Trichuris Trichuria bersifat Kosmopolit, terutama ditemukan di
daerah panas dan lembab seperti Indonesia.

B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan parasit pada tanah.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Objek Glass
2. Cover Glass
3. Mikroskop
4. Timbangan Analitik
5. Bekker Glass

 Bahan
1. Eosin
2. Larutan Garam 35%
3. Sampel Tanah

D. Prosedur Kerja
1. Sampel tanah yang telah diambil 100gram diaduk hingga homogen.
2. Setelah homogen kemudian sampel 100 gram disaring dengan saringan
atau diayak.
3. Lalu sampel tanah dituimbang pada timbangan analitik sebanyak
5gram.
4. Sampel dimasukan kedalam bekker glass ditambah garam jenuh
sampai jenuh atau sampai batas 50 ml.

102
5. Lalu diaduk hingga homogen dan didiamkan selama 30 menit.
6. Setalah 30 menit, kemudian dituangkan kedalam botol kecil hingga
penuh ditunggu selama 15 menit dan ditutup dengan cover glass
diatasnya
7. Cover glass yang terdapat di botol kecil diangkat, kemudian ditetesi
eosin sebanyak 1 tetes.
8. Kemudian diamati diatas mikroskop, dengan pembesaran lensa
objektif 10x dan lensa okuler 10x.
9. Diamati dan dicatat hasilnya.

E. Hasil dan Pembahasan


Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil negatif pada
sampel tanah yang diambil
Dalam praktikum ini sampel tanah dilarutkan dalam larutan Nacl jenuh,
karena Nacl jenuh mempunyai berat jenis yang lebih berat dibanding
dengan telur, sehingga telur parasit akan mengapung.

F. Kesimpulan
Mikroogranisme yang terdapat pada tanah adalah Nematoda usus
stadium telur fungsi Nacl jenuh adalah larutan Nacl jenuh lebih berat
dibandingkan telur parasit sehingga telur mengapung.

G. Dokumentasi

103
LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Entomologi

Materi Pratikum : Pembuatan Preparat

Tanggal : Selasa, 18 September 2018

Waktu : 08.50 – 11. 40 WITA

Lokasi : Laboratorium Parasitologi dan Entimologi

Kelompok : Kelompok 1

Pembimbing : I Wayan Sali ., SKM ., M.Si

I. Latar Belakang
Jentik adalah tahap larva dari nyamuk.Jentik hidup di air dan memiliki
perilaku mendekat atau “menggantung” pada permukaan air untuk

104
bernafas.Namun “jentik” berasal dari gerakannya ketika bergerak di
air.Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk seperti,
malaria, demam berdarah dengue, penyakit ini tidak bisa disepelekan,
karena sedikit saja kesalahan dapat menimbulkan kematian terhadap orang
yang mengidapnya.

II. Tujuan Praktikum


a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan preparat untuk
mengidentifikasi jentik nyamuk

b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan
untuk praktikum
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja pembuatan preparat

III. Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan Petri
2. Pipet Tetes
3. Mikroskop
4. APD

 Bahan
1. Jentik Nyamuk
2. Alkohol/Chloroform
3. Kapas
4. Objek Glass

IV. Cara Kerja


1. Pakailah APD yang lengkap

105
2. Siapkan alat dan bahan
3. Gunakan pipet tetes untuk mengambil jentik, lalu teteskan pada
cawan petri
4. Tuangkan chloroform pada cawan petri yang sudah berisi jentik
5. Tunggu beberapa saat hingga jentik mati
6. Bersihkan objek glass dengan kapas yang sudah berisi alcohol
7. Letakkan jentik yang sudah mati tadi ke objek glass yang sudah
dibersihkan menggunakan pipet tetes
8. Lalu amati di mikroskop dengan pembesaran 10X
9. Catat dan gambar hasil yang didapat
10.Bandingkan hasil yang didapat dengan ciri-ciri jentik untuk
mengetahui jenis jentik tersebut

V. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
Dari hasil praktikum yang kami lakukan, pada pemeriksaan pertama
kami mendapatkan hasil jentik nyamuk aedes yang didapatkan di bak
mandi, lalu pemeriksaan kedua kami mendapatkan jentik nyamuk
aedes yang didapatkan di genangan air dispenser.

b. Pembahasan
Hasil yang kami dapatkan sudah dibandingkan dengan ciri-ciri jentik
nyamuk, dan kami menggunakan sifon untuk mengetahui jentik jenis
apakah itu. Sesuai dengan ciri-cirinya yaitu: sifon jentik aedes pendek,
dan tumpul, untuk jentik culex panjang dan runcing, dan sifon jentik
anopheles tidak bersifon. Sehingga kami dapat membedakan jenis
jentik melalui ciri khusus tersebut.

VI. Dokumentasi

106
VII. Kesimpulan
Untuk membedakan jentik dapat dilihat dari 3 sifonnya agar dapat
mengetahui jenis jentik nyamuk apakah itu. Jentik menjadi sasaran dalam
pengendalian populasi nyamuk yang berperan sebagai vector penyakit
menular, maka diperlukannya pengetahuan untuk pembuatan preparat ini
agar dapat mengetahui identifikasi jentik nyamuk tersebut
VIII. Daftar Pustaka
id.m.wikipedia.org/wiki/jentik
dinkesklatenkab.com/delanggu/articles
harrisahmad.blogspot.com/2016/11

107
LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Entomologi

Materi Pratikum : Pembuatan Ovitrap

Hari/Tanggal : Selasa, 29 September 2018

Waktu : 08.50 – 11. 40 WITA

Lokasi : Jl. Tukad Pakerisan

Kelompok : Kelompok 1

Pembimbing : I Wayan Sali ., SKM ., M.Si

I. Latar Belakang
Dalam bidang kesehatan, serangga memiliki arti yang sangat penting karena
peranannya sebagai vector (perantara ) dari berbagai penyakit. Penyakit
yang dapat ditularkan oleh vector ini antara lain penyakit demam berdarah,
malaria dan filariasis. Ketiga penyakit tersebut ditularkan dari orang yang
satu keorang yang lain melalui perantara nyamuk.

108
Nyamuk seringkali berkembang biak ditempat penampungan air seperti bak
mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pengawasan mulai dari fase telur hingga
fase dewasa.
Pada fase telur yang dipantau kepadatan atau sering tidaknya nyamuk
meletakkan telur sampai menetas menjadi jentik (larva). Untuk itu, cara
menyampling telur nyamuk dapat menggunakan alat yang disebut ovitrap.
Ovitrap adalah alat perangkap telur dan larva nyamuk terbuat dari gelas
atau botol plastik, kaleng dan bamboo yang dinding bagian dalamnya dicat
hitam dan diberi air secukupnya. Serta padel yaitu berupa potongan bamboo
yang berfungsi untuk tempat penyimpanan atau penaruhan telur nyamuk.
Induk nyamuk biasanya meletakan telurnya pada tempat yang bersih dan
tidak mengalir. Pada tempat kering, telur nyamuk akan rusak dan mati.
Kebiasaan meletakkan telur dari nyamuk berbeda-beda tergantung jenisnya.
a. Nyamuk Anopheles akan meletakkan telurnya dipermukaan air satu
persatu atau bergerombol tetapi saling lepas. Telur Anopheles mempunyai
alat pengapung
b. Nyamuk Culex akan meletakkan telurnya dipermukaan air secara
bergerombolan dan berstu membentuk rakit sehingga mampu untuk
mengapung
c. Nyamuk Aedes meletakkan telurnya dengan posisi menempel pada
dinding container dan mengapung dipermukaan air

II. Tujuan Praktikum


- Mahasiswa dapat membuat alat ovitrap
- Mahasiswa dapat mengidentfikasi jenis telur akan jentik nyamuk yang
terperangkap dalam ovitrap

III. Alat dan Bahan


 Alat :
1. Gelas Plastik
2. Gunting

109
3. Cat Warna Hitam
4. Stik Sate, atau Stik Es Cream
5. Dupa dan Korek
 Bahan :
1. Air

IV. Cara Kerja


A. Pembuatan Ovitrap
1. Menyiapkan alat dan Bahan
2. Memotong gelas plastic transparan yang telah dibersihkan
3. Mengecat gelas plastic tersebut dengan cat hitam pada bagian
dinding gelas hingga semua dinding tersebut berwarna hitam
dan tunggu kering
4. Membuat lubang dengan dupa pada sisi dinding gelas dengan
jarak 8 cm dan bibir gelas
5. Meltakkan padel kedalam gelas plastic trsebut
6. Memasukan air hujan/air sumur kedalam ovitrap hingga batas
lubang

B. Penggunaan Ovitrap
1. Meletakan ovitrap di tempat-tempat yang diperkirakan sebagai
tempat yang disukai nyamuk
2. Amati selama 1-2 minggu
3. Ambil ovitrap, kemudian menuangkan airnya kedalam wadah
yang bening
4. Amati jika terdapat telur atau larva nyamuk dan amati
5. Ambil telur/larva untuk diidentifikasi

V. Hasil dan Pembahasan


 Hasil
Tabel Pengamatan
No Tempat Hari Pengamatan Ket

110
Meletakkan 1 2 3 4 5 6 7
1 Kamar Mandi - - - - - - - Tidak
Ada
2 Ruang Tamu - - - - - - - Tidak
Ada
3 Dekat Tower - - - - - - - Tidak
Ada
4 Halaman Depan - - - - - - - Tidak
Ada
5 Halaman - - - - - - - Tidak
Belakang Ada

 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada rumah
praktikan diJl. Tukad Pakerisan, didapatkan hasil negative pada
kelima tempat peletakan ovitrap. Hal ini terjadi karena didaerah
tersebut bukan tempat endermis bagi nyamuk untuk
berkembangbiak.

VI. Dokumentasi

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan didapat sebagai berikut :
1. Alat yang digunakan untuk penangkap telur dan larva nyamuk
adalah ovitrap
2. Hasil yang didapatkan negative (tidak ditemukannya telur/ lerva
nyamuk pada tempat yang ditaruh ovitrap)

111
VIII. Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ovitrap
informasikesling.blogspot.com

LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Entomologi

Materi Pratikum : Sampling Larva Nyamuk

Hari/Tanggal : Selasa, 09 Oktober 2018

Waktu : 08.50 – 11. 40 WITA

Lokasi :Jl. Tukad Pakerisan

Kelompok : Kelompok 1

Pembimbing : I Wayan Sali ., SKM ., M.Si

I. Latar Belakang
Jentik adalah tahap larva menjadi nyamuk.Jentik hidup di air dan
memiliki sifat menggantung pada permukaan air untuk bernapas.Jentik
menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk, seperti malaria dan
demam berdarah dengue.
Macam-macam jentik yaitu aedes aegypti, culex dan anopheles

II. Tujuan Praktikum


1. Tujuan Umum

112
Untuk mengetahui sampai mana populasi nyamuk didaerah yang
endemis
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan
2) Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja sampling larva nyamuk
3) Mahasiswa dapat menghitung HI, CI, BI, dan ABJ pada rumah

III. Alat dan Bahan


1. Alat Tulis
2. Senter
3. Kuisioner

IV. Cara Kerja


1. Menentukan lokasi yang akan diamati
2. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan larva nyamuk
3. Melaksanakan pemeriksaan larva nyamuk di rumah-rumah penduduk,
4. Mengecek TPA, Mist, dan Drum menggunakan senter agar terlihat ada
atau tidaknya larva
5. Mencatatan hasil pemeriksaan

V. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil
Dari hasil survey yang kami laksanakan di Jl. Tukad Pakerisan Gg.
7 dan 8 Panjer, Dari 50 KK yang kami periksa hanya 10 KK saja
yang positif terdapat jentik nyamuk.

Table Pengamatan

No Nama KK TPA MIST JAR DRUM


Putu Satrya
1 1 - - -
Jelantik
2 Dwiki 1 - - -

113
Darmadita
3 Indu Putrawan 2 - - -
4 Putu Wildi 1 - - -
5 Daryatmo 1 - - -
6 Herman 2 - - -
7 Ketut Galung - - - 1
8 Made Andrean 1 - - -
Wayan
9 1 - - -
Swastika
10 Pande Para 1 - - -

b. Pembahasan
Dari hasil dapat dianjutkan untuk perhitungan HI, CI, BI dan ABJ
1. House Index (HI) adalah jumlah rumah positif jentik dari jumlah
seluruh rumah yang diperiksa

Jumla h ruma h positif jentik


HI= X 100%
jumla h ruma h diperiksa

10
= X 100% = 2 %
50

Jumla h kontainer yang positif j entik


CI = X 100%
Jumla h kontainer yang diperiksa

12
= X 100% = 15 %
200

Jumla h kontainer yang positif jentik


BI = X 100%
100

12
= X 100% = 24 %
50

114
Jumla h ruma h yang bebas jentik
ABJ = X 100%
Jumla hruma h yang diperiksa

40
= X 100% = 80 %
50

VI. Kesimpulan
Kesimpulan dari pemeriksaan sampling larva/jentik yang telah kami
lakukan adalah:
1. mahasiswa mengetahui alat apa saja yang digunakan untuk
pemeriksaan
2. mahasiswa mengetahui cara pemeriksaan sampling larva
nyamuk dengan cara visual
3. mahasiswa dapat menghitung hasil jumlah HI yaitu 2%, CI
15%, BI 24%, dan ABJ 80%.

VII. Dokumentasi

VIII. Daftar Pustaka


https//id.m.wikipedia.org/wiki/jentik
informasikesling.blogspot.com

115
LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Entomologi

Materi Pratikum : Penangkapan Nyamuk

Hari/Tanggal : Selasa, 30 Oktober 2018

Waktu : 08.50 – 11. 40 WITA

Lokasi : Jl. Dewata Gg VII No 4

Kelompok : Kelompok 1

Pembimbing : I Wayan Sali ., SKM ., M.Si

I. Latar Belakang
Nyamuk selalu dapat menemukan sasarannya dengan tepat waktu karena
mereka melihat dengan gerakan, panas tubuhm dan bau tubuh.Sewaktu
nyamuk hinggap di tubuh dia menempelkan mulutnya yang mirip sedotan
disebut juga proboscis, lalu terdapat pisau yang merobek kulit maju
mundur hingga menemukan urat darah, setelah itu darah baru dihisap.

116
Umpan badan salah satu cara yang dilakukan dengan menggunakan bagian
tubuh manusia (khususnya laki-laki) umpan untuk kegiatan menangkap
nyamuk dewasa dengan menggunakan kegiatan tersebut ditunjukkan untuk
semua jenis nyamuk dewasa baik nyamuk anopheles, mansonia, culex
maupun aedes aegypti untuk dilakukan identifikasi maupun uji kerentanan
pada nyamuk.

II. Tujuan Praktikum


1. Dapat mengetahui densitas (padat populasi)
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara penangkapan nyamuk dewasa
3. Mahasiswa mampu menangkap nyamuk dewasa dengan umpan badan
maupun dinding

III. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Aspirator
2. Senter/alat penerang
3. Paper cup
4. Karet Gelang
b. Bahan
1. Kapas
2. Air gula
3. Handscoon

IV. Cara Kerja


a. MBR (Umpan Manusia) dilakukan pada malam hari pukul 18.00 –
22.00
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menunggu nyamuk hinggap di badan
3. Menangkap nyamuk yang hinggap dibadan menggunakan aspirator
dengan cara menghisap selang aspirator, lalu tutup ujung aspirator
dengan jari agar nyamuk yang ditangkap tidak keluar

117
4. Memasukkan nyamuk yang sudah tertangkap ke tempat perangkap
nyamuk yang sudah dibuat dengan gelas plastic transparan yang
ditutupi kain kasa, berisi sedikit lobang dan diikat dengan karet
gelang dan didalamnya sudah berisi kapas dengan air gula

b. MHD (Umpan Dinding) dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 – 09.00
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menunggu nyamuk hinggap di dinding
3. Menangkap nyamuk menggunakan aspirator, dengan cara
menghisap gelang aspirator lalu ditutup dengan jari agar nyamuk
tidak keluar
4. Mematikan nyamuk ke paper cup
5. Mencatat jumlah nyamuk yang didapat

V. Hasil dan Pembahasan


a. MBR ( Man Bitting Rate)
survey nyamuk dilakukan pada malam hari dengan rentang waktu
18.00 – 19.00. kolektor dan diperoleh nyamuk 3 ekor untuk
menghitung MBR dengan rumus
Jumla h jenis nyamuk yang ditangkap
MBR =
Jumla h jam kerja X jumla h kolektor

3
×
MBR = 45 2
60
3
MBR = 9 × 2
6

MBR = 2

b. MHD ( Man Hour Density)


Survey nyamuk dewasa dilarutkan pada pagi hari dengan rentang
waktu satu jam 08.00 – 09.00. Menggunakan dinding sebagai kolektor

118
dan diperoleh nyamuk 3 ekor, untuk menghitung MHD dengan
menggunakan rumus
Jumla h tiap jenis nyamuk yang ditangkap
MHD =
Jam kerja X kolektor
3
MHD = 45 × 1
60
12
MHD = 3 ×
9
MHD = 4

VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dilakukan yaitu penangkapan nyamuk
didapatkan MBR dari 45 menit dengan jumlah nyamuk yang didapatkan 3
ekor, nyamuk ini yaitu nyamuk yang hinggap di badan setiap 45 menit,
sedangkan nyamuk di dinding didapatkan hasil MHD dari 45 menit
dengan jumlah 4 ekor. Ini berarti dinding rumah terdapat 4 ekor nyamuk
setiap 45 menit.

LAPORAN PRATIKUM

Mata Kuliah : Entomologi

Materi Pratikum : Mengidentifikasi Nyamuk

Hari/Tanggal : 03 November 2018

Waktu : 08.50 – 11. 40 WITA

Lokasi : Laboratorium Parasitologi dan Entomologi

119
Kelompok : Kelompok 1

Pembimbing : I Wayan Sali ., SKM ., M.Si

I. Pendahuluan
Nyamuk merupakan serangga yang mengalami metamorphosis
sempurna yaitu telur-larva-pupa-deawasa.Nyamuk banyak berkembang
didaerah tropis.Pada musim hujan populasi nyamuk meningkat.Dalam
perkembang biakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu
berkembangbiak (breeding places), tempat untuk mendapatkan umpan atau
daerah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (reesting places).
Nyamuk memiliki cirri-ciri dan kebiasaan yang berbeda-beda
Untuk melakukan pengendalian vector nyamuk, perlu dilakukan
identifikasi terlebih dahulu. Identifikasi dapat dilakukan dengan mengenali
siklus hidup, resting places, kebiasaan hidup, serta bentuk morfologi
nyamuk. Identifikasi ini sangat penting dilakukan untuk mengetahui cara
pengendalian yang cocok sesuai dengan karakteristik nyamuk.

II. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi nyamuk yang diperiksa
2. Mahasiswa dapat mengetahui morfologi dan berbagai jenis nyamuk
3. Mahasiswa dapat membedakan jenis nyamuk yang diperiksa

III. Alat Dan Bahan


 Alat :
- Lup
- Jarum Seksi
- Mikroskop
- Objek Glass

 Bahan :
- Nyamuk

120
- Kloroform
- Kapas

IV. Cara Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memberi kloroform pada nyamuk dengan menggunakan khoiroform
3. Setelah nyamuk mati, lalu meletakkannya pada objek glass dengan
posisi tengadah
4. Mengamati morfologi nyamuk dengan Lup dan Mikroskop
5. Mencatat hasil pengamatan

V. Hasil
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa nyamuk yang diidentifikasi
merupakan nyamuk Aedes Aegypti. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dengan lup dan mikroskop yang kemudian
dibandingkan dengan ciri-ciri umum yang dimiliki nyamuk aedes dan ciri khas
yang membedakannya dengan nyamuk jenis lain.

VI. Dokumentasi

121
VII. Kesimpulan
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat
mengetahui dan mengidentifikasi spesies nyamuk dan mengetahui ciri-ciri
nyamuk serta cara pengembangbiakannya

VIII. Daftar Pustaka


https//id.m.wikipedia.org/wiki/nyamuk
informasikesling.blogspot.com

LAPORAN PRATIKUM

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair

122
Materi praktikum : Menggambar Sepictank

Hari/Tanggal : 13 September 2018

Tempat : Ruang Kelas D3Tk2

Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si

I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Tangki sepictank adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat
sehingga terbagi dalam beberapa ruang, biasanya terdapat dibawah
tanah. Tangki sepictank merupakan tempat pembuanganyang biasanya
terbuat dari bahan yang kedap air sehingga air dalam tangki dalam
sepictank tidak dapat meresap ketanah. Tangki sepictang berguna unuk
membuang tinja yang tidak boleh disalurkan kesaluran pembuangan
umum karena kotorannya. Dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungannya.

II. Tujuan
Mahasiswa dapat mendesain dan menggambar sumuran tinja dan
sepictank

III. Alat dan bahan


1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Penghapus
IV. Cara kerja
1. Siapkan alat yang diperlukan
2. Tentukan ukuran sepictank yang akan di gambar
3. Buat perbandingan (1:15)

123
4. Mulai menggambar

V. Hasil dan pembahasan


Diketahui :
P = 1,74m  174cm = 11,6cm
=1 3,8 cm , =2 7,7 cm
3 3
= 3,8 cm ,
L = 87m  8,7cm
T = 200cm  13,3cm
Skala 1 : 15

VI. Kesimpulan
Dari praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu menggambar desain
sepictank dengan sekala yang benar. Desain sepictank diperlukan
untuk mengetahui bagian-bagian yang terdapat dalam sepicta

124
LAPORAN PRATIKUM

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair


Materi Praktikum : Percolation Test
Hari/Tanggal : 27 september 2018
Tempat : Mes belangkang kampus
Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si
I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Percolation test dimaksudkan untuk mengetahui daya resap
tanah tehadap air. Hal ini perlu dilakukan sebelum saluran atau
sumur peresapan dari sepictank dibangun, agar dapat
diperkirakan dengan sekema luas peresapan yang diperlukan.

II. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui daya resap tanah terhadap air.

III. Alat dan bahan


1. Auger
2. Cetok
3. Ember
4. Krikil
5. Air
6. Penggaris
7. Stopwatch

IV. Cara kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Tentukan lokasi dengan syarat yang sudah di tetapkan
3. Buat lubang galian dengan diameter 32cm dan kedalaman
50cm

125
4. Isi lubang dengan krikil sedalam 15cm
5. Lakukan penjenuhan pada lubang dengan mengisi air
selama 1 jam
6. Pengukuran dilakukan 6 kali dengan waktu pengukuran
untuk 1 pengukuran selama 10 menit
7. Jika air dalam lubang habis, tambahkan lagi sedalam 30cm
dan lakukan itu berulang selama 1 jam
8. Catat hasil penurunan setiap menitnya

V. Hasil dan pembahasan


Hasil dari pengukuran selama 1 jam :
t1 = 16cm
t2 = 10cm
t3 = 19cm
t4 = 7,5cm
t5 = 6cm
t6 = 2cm

Pengukuran perlocation test satu inci adalah


Misal : penurunan air 2cm dalam 30 menit
30
x 2 , 5 inci=35 menit /inci
2

Jawaban :
Diketahui :
T6 = 2cm  0,78 inci
T = 10 menit

10
Waktu Perkolasi = x2,5
2
= 12 menit 5 detik/inci

126
VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan analisa dapat disimpulkan bahwa
tanah yang dijadikan lokasi praktikum mempunyai daya serap
yan rendah, karena dilihat dari kondisi tanah yang banyak
terdapat batu kapur.

127
LAPORAN PRATIKUM

Materi kuliah : Pengelolaan Limbah Cair


Materi Praktikum : Desain Sumuran / Parit Resapan
Hari/Tanggal : 11 Oktober 2018
Tempat : Ruang kelas D3tk2
Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si
I Wayan Suarta
Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Sumuran resapan berfungsi untuk menampung air
aliran permukaan dan meningkatkan daya resap air
kedalam tanah. Kelebihan dari teknologi ini adalah
dapat memberikan peluang air untuk meresap lebih
lama kedalam tanah.
Parit resapan bertujuan untuk air hujan yang jatuh
diareal pertanian dan pekarangan dapat di tampung dan
diresapka kedalam tanah.
Sumur resapan merupakan sumur atu lubang pada
permukaan tanah yanag dibuat untuk menampung air
hujan agar dapat meresap kedalam tanah.

II. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung luas
dinding sumur dan parid resapan.
2. Tujuan khusus

128
- Mahasiswa mampu memahami arti sumur
resapan
- Mahasiswa mampu memahami airti parit
resapan
- Mahasiswa dapat menggambar sumur dan parit
resapan

III. Alat dan bahan


1. Pensil mekanik
2. Penggaris
3. Penghapus

IV. Cara kerja


1. Tentukan panjang dan lebar dari sumur dan parit
resapan
2. Jika luas dinding sudah di tetapkan ( 46,425 ) dapat
di cari panjang dan lebar
3. Tentukan tnggi parit
4. Tentukan diameter sumur resapan
5. Tentukan skala yang digunakan
6. Mulailah menggambar sumur dan parit resapan
sesuai dengan hasil yang di tetapkan

V. Hasil dan pembahasan


 Parit Resapan
Dik : Luas dinding = 46,425
Panjang = 15 m
Tinggi = 2 m
Dit : Lebar …. ?
Jawab :
Luas dinding = P x L

129
46,425 = 15 x L
46,425
L =
15
= 3,1 m
Skala perbandingan = 1 : 100
Dik : P. parit = 15 cm  1500 cm : 100 = 15 cm
l. parit = 3,1m  310 cm : 100 = 3,1 cm

 Sumur Resapan
Dik : π = 3,14
LD = 46,425
D=3m
Dit : Dalam …. ?
Jawab :
LD (luas dinding) = π . D. Dalam
46,425 = 3,14 . 3. Dalam
46,425
= Dalam
9 , 42
4,93 = Dalam
Skala perbandingan = 1 : 50
Dik : D. Sumur resapan 3m = 300 cm : 50 = 6 cm
Dalam sumur resapan = 4,93 = 493 cm : 50
= 9,86 cm

130
VI. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan kami sudah
mampu menghitung luas dan menggambar sumur
resapan dan parit resapan.

131
LAPORAN PRATIKUM

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair

Materi Praktikum :Pemasangan Jamban

Hari/Tanggal :Kamis, 01 November 2018

Tempat : Workshop

Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si

I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan
untuk membuang dan mengmupulkan kotoran manusia
dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut
dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab
penyakit dan mengotori lingkungan pemukiman.
Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang
dipergunakan untuk membuang tinja/kotoran manusia
bagi keluarga, lazimnya disebut kokus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja adalah
bagian dari sanitasi yang cukup penting peranannya,
khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit
saluran pencernaan

II. Tujuan
- Mahasiswa mampu mengetahui pengertiaan
jamban secara umum.

132
- Mahasiswa mampu mengetahui cara
pemasangan jamban dengan benar sesuai
dengan prosedur.

III. Alat dan bahan


1. Alat
- Cetok/cangkul
- Ember
- Water pas
- Bamboo dan tali
- Saringan/ayakan
- Gergaji pipa
- Meteran
- Palu

2. Bahan
- Batu bata
- Pasir
- Semen
- Air
- Pipa pvc ¾ dim
- L-Bow
- Lem putih PVac
- Jamban jongkok
- Jamban duduk

IV. Cara kerja


1. Cara pembuatan jamban jongkok :
- Siapkan alat dan bahan
- Tentukan lokasi yang akan dibuat bangunan
jamban

133
- Tentukan ukuran posisi jongkok yang nyaman,
usahakan tidak menempel dengan tembok
- Membuat lubang tempat penampungan kotoran
dan saluran kotoran menuju sepictenk
- Memasang pipa pada lubang yang telah dibuat,
usahakan tidak banyak cabang agar tidak terjadi
penyumbatan.
- Pasang jamban jongkok lalu diisi campuran
semen agar bau tidak keluar atau bocor

2. Cara pembuatan jamban duduk


- Siapkan alat dan bahan
- Tentukan lokasi yang akan dibuat bangunan
jamban
- Piliha tipe jamban duduk yang akan dibangun
- Tentukan posisi jamban agar nyaman dan tidak
dekat / menempel dengan tembok.
- Membuat saluran kotoran atau pemipaan
menuju sepictank
- Memasang pipa pada saluran, usahakan tidak
banyak cabang agar tidak terjadi penyumbatan
- Pasang jamban duduk dengan menghubungkan
pipa dengan jamban duduk, usahakan tidak ada
lubang agar mencegah terjadinya kebocoran

134
V. Hasil

VI. Kesimpulan
- Jamban merupakan alat yang digunakan untuk
membuang kotoran manusia agar tidak tercemar
dilingkungan sehingga menyebabkan penyakit
- Mahasiswa mampu memahami cara pembuatan
jamban dan kegunaannya

135
LAPORAN PRATIKUM

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair

Materi Praktikum : Pemasangan Pipa Air Kotor

Hari/Tanggal : Kamis, 15 Desember 2018

Tempat : Workshop

Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si

I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan
peralatan untuk menyediakan air bersih. Baik didalam
kualitas maupun kuantitas yang memenuhi syarat dan
pembuangan bekas atau kotoran dari tempat tertentu
tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk
mencapai kondisi hygine dan kenyamanan yang
diinginkan. Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan
yaitu : menciptakan suatu bangunan yang memenuhi
syarat kesehatan dan sanitasi yang baik dengan suatu
sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ke
tempat tertentu dan membuang air kotor kepempuangan
tanpa mencemari bagian penting lainnya.

136
II. Tujuan
- Mahasiswa mampu mengetahui plumbing air
kotor secara umum.
- Mahasiswa mengetahui alat dan bahan dan cara
kerja plumbing air kotor.

III. Alat dan Bahan


- Pipa
- L-Bow
- Shoc
- Dop
- Gergaji pipa
- Lem pipa

IV. Cara Kerja


1. Mengetahui denah instalasi dan diagram isometric
pipa air kotor serta air pembuangan
2. Hindari banyak cabang
3. Sambungan benar-benar rapat
4. Air kotor atau bekas harus dibuat kontrol
pembersihan pada tempat tertentu
5. Lubang pembuangan harus berisi saringan
6. Sparing harus melebihi pail lantai beton dan tebal
beton (diatas plat) 25 cm dibawah plat 15 cm,
bagian atas suapaya ditekuk atau dipipihkan
7. Posisi sparing harus sesuai dengan tipe saniter
8. Sparing clean out harus dipasang bersamaan dengan
sparing closet (bila ada). Letakkan sparing clean out
berada disamping atau dekat dengan sparing closet
fungsinya untuk membersihkan jika ada
penyumbatan

137
9. Fan out dipasang bila pada instalasi saluran kotor
banyak, fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closer dilontarkan dengan air
10. Sloor draine diletakkan jauh dari pintu dan dekat
keran bak

V. Hasil
Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan
peralatan untuk menyediakan air bersih. Baik dalam hal
kualitas dan kuantitas yang memenuhi syarat
pembuangan air bekas atau kotor dan tempat-tempat
tertentu tanpa menemari bagian penting lainnya untuk
mencapai kondisi hygiene dan kenyamanan yang
diinginkan.

VI. Kesimpulan
Dari praktikum diatas diharapkan mahasiswa
mengetahui plumbing air kotor secara menyeluruh dan
mengetahui alat dan bahan yang dipergunakan.

138
LAPORAN PUTARAN

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair

Materi Praktikum : Pengambilan Sampel Air Limbah

Hari/Tanggal : Kamis, 29 November 2018

Tempat : Kolam Belakang Kampus

Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si

I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk
hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup.
Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap
dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk
hidup yang lain. Pemanfaatkan air untuk berbagai kepentingan
harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan
kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang.
Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus
ditanamkan pada segenap pengguna air.

II. Tujuan
Mahasiswa mampu mempraktekan pengambilan sampel
pada badan air
III. Alat dan bahan
- Jerigen
- Centong
- Alat tulis
- Etikel label

139
IV. Cara kerja
- Tentukan lokasi pengambilan sampel
- Ambil air dengan cetong lalu tuangkan ke dalam jerigen
lalu tutup
- Beri label tanggal penggambilan, jam , dan tempat
pengambilan sampel
- Sampel siap dikirim ke laboraturium untuk di periksa

V. Hasil dan pembahasan


Dari hasil praktikum kami mendaptkan sampe air limbah di
kolam belakang kampus

VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat di simpulkan bahwa
mahasiswa mampu dan dapat mempraktekan pengambilan
sampe air limbah pada badan air.

140
LAPORAN PRATIKUM

Materi Kuliah : Pengelolaan Limbah Cair

Materi Praktikum : Pemeriksaan BOD dan COD

Hari/Tanggal : Kamis, 6 Desember 2018

Tempat : Laboraturium Kimia

Pembimbing : I Ketut Aryana.,BE,SST,M.Si

I Wayan Suarta Asmara,BE.,SST.,M.Si

I. Pendahuluan
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena
sifatnyatersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni.
Tetapi didalamnya terdapatunsur dan senyawa yang lain. Dengan
terlarutnya unsur dan senyawa tersebut, terutamahara mineral,
maka air merupakan faktor ekologi bagi makhluk hidup.
Walaupundemikian ternyata tidak semua air dapat secara langsung
digunakan memenuhikebutuhan makhluk hidup, tetapi harus
memenuhi kriteria dalam setiap parameternyamasing-masing. Air
limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang
telahdipergunakan untuk berbagai keperluan, harus dikumpulkan
dan dibuang untuk menjagalingkungan hidup yang sehat dan baik.
Berbagai sumber air yang dipergunakan untuk keperluan hidup
dan kehidupandapat tercemar oleh berbagai sumber pencemaran.
limbah dari makhluk hidup, sepertimanusia, hewan, dan tumbuh-
tumbuhan dapat menjadi penyumbang pencemaranterhadap air
yang akan dipergunakan, baik untuk keperluan makhluk hidup
maupununtuk keperluan kehidupan yang lain.

141
II. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mempraktekan pemeriksaan COD dan
BOD

III. Alat dan bahan


1. Alat :
- Botol kaca winkler
- Buret
- Erlenmeyer
- Labu Erlenmeyer
- Pipet ukur
- Gelas ukur
- Baker glass
- Corong
- Botol sampel
- Pipet tetes

2. Bahan
- Sampel
- Aquades
- Kertas pH
- Indikator Nitrification inhibotor
- Batu setirer
- Media Potasium
- HgSO4
- K2CrO7
- H2SO4 COD
- Fas 0,025
- Indikator veroid

IV. Cara kerja


1. Pemeriksaan BOD

142
- Ambil 157ml sampel dalam beker glass lalu
pindahkan ke dalam botol BOD
- Cek pH sampel (kisaran pH harus 6,5 – 7,5)
- Tambahkan 5 tetes indikator nitrification
inhibitor ( agar bebas dari nitrit) lalu di aduk
- Masukan batu stirer lalu aduk
- Lalu tambahkan potassium 3-4 tetes
- Tutup botol lalu baca hasil dalam 5 hari

2. Pemeriksaan COD
- Siapkan 2 tabung COD 1 tabung berisi sampel
dan 1 tabung lagi berisi aquades
- Pipet sebanyak 2ml sampel dan aquades
masukan kedalam tabung COD
- Lakukan perlakuan yang sama pada kedua
tabung
- Tamhankan K2CrO7 sebanayak 1 ml
- Tambahkan HgSO4 sebanyak seujung sendok
- Tambahkan H2SO4 COD sebanyak 3ml
- Setelah itu letakan ke dua tabung dalam COD
reaktor pada suhu 150°C selama 2 jam
- Setalah 2 jam lalu dinginkan
- Lalu pindahkan ke labu Erlenmeyer dan
tambahkan 6ml aquades
- Tambahkan 3-4 tetes indikator ferroin
- Lalu titrasi dengan larutan fas 0,025 sampai
warnanya berubah menjadi merah bata
- Catat hasil titrasi

V. Hasil
Diketahui hasil BOD :
- Vfas = 0,025

143
- BEO = 8
- Titrasi blangko = 2ml
- Titrasi sampel = 1,1 ml
Rumus :
COD =
1000 x (ml titrasi blangko−ml titrasi sampel )
x Vfas x BEO
V contoh sampel

1000 x ( 2−1 , 1 )
¿ x 0,025 x 8
2

0,9
= 1000 x x 0 ,2
2

= 1000 x 0,45 x 0,2

= 90 ml

Diketahui hasil BOD :

1. Sampel = 17,6
Rumus :
a x N x 8000
BOD =
V −4

144
17 , 6 x 0,025 x 8000
=
250−4
3520
=
246
= 14,30 mgO2/L
2. Blangko = 10,1

a x N x 8000
BOD =
V −4

10 ,1 x 0,025 x 8000
=
250−4

2020
=
246

= 8,21 mgO2/L

VI. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan parameter BOD
dan COD di dapatkan hasil untuk COD 90ml dan
menurut standar PP nomer 81 tahun 2001 maksimal
6mg/l dan minimal 0 mg/l. Jadi air yang di periksa
dalam parameter COD tidak memenuhi standar yang
telah di tetapkan oleh peraturan pemerintah. Dari hasil
pemeriksaan parameter BOD sampel limbah di
dapatkan hasil 14,30mg/l dan menurut standar BOD PP

145
nomor 81 tahun 2001 nilai maksimal BOD adalah
12mg/l. Jadi dapat disimpulkan bahwa air sampel
limbah yang telah di ambil dan diperiksa parameter
BOD dan COD tidak memenuhu standar PP nomor 81
tahun 2001.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari berbagai faktor dan


kondisi yang memengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat, sakit,
kerusakan jaringan, kelumpuhan, serta kematianpada masyarakat. ( Budiarto.E
dan Dwi Anggraeni,2001)
Dalam laporan praktik lapangan ini akan membahas tentang penyakit
Commond Cold (FLU).Penyakit Common Cold(FLU) merupakansuatu infeksi

146
atau peradangan kataralis pada mukosa hidung yang sering menjalar ke
tenggorokan hingga sampai ke nasofaring, tonsil, laring, faring sehingga pada
common cold sering juga ditemui adanya tanda dan gejala
dari faringitis akut, tonsilitisakut, laringitis dan bahkan campuran dari ketiga
infeksi di atas.(Aden R,2010)
Berdasarkan data yang didapat di Puskesmas II Denpasar Selatan dari
bulan januari sampai september pada tahun 2018, didapatkan bahwa jumlah kasus
penyakit Common Cold (flu) sebanyak 2,073 . Dengan tingginya angka kesakitan
tersebut. Data ini praktikan pakai dari bulan januari sampai september pada tahun
2018 dimana Penyakit Commom Cold (flu) merupakan penyakit tertinggi
jumlahnya di Puskesmas II Denpasar Selatan, alasan praktikan memakai data
penyakit tahun 2018 dikarenakan pada saat itu pihak Puskesmas belum merekap
data penyakit pada bulan oktober sampai desember pada tahun 2018

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, praktikan mengambil
rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran epidemiologi penyakit
Common Cold (FLU) dan untuk mengetahui jumlah penderita berdasarkan jenis
kelamin dari bulan januari sampai september pada tahun 2018.

C. Tujuan Praktikum
a) Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit Common Cold
(FLU) di Puskesmas II Denpasar Selatan.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jumlah penderita penyakit Common Cold(FLU) di
Puskesmas II Denpasar Selatan berdasarkan jenis kelamin.
2. Untuk mengetahui jumlah penderita penyakit Common Cold(FLU) di
Puskesmas II Denpasar Selatan dari bulan januari sampai september pada
data 5 besar penyakit pada tahun 2018.

D. Manfaat Praktikum

147
a. Manfaat teoritis
Data Praktik Lapangan ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
b. Manfaat praktis
Data Praktik Lapangan ini dapat menjadi pedoman dan informasi bagi
Puskesmas tentang penyakit Common Cold (FLU).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Epidemiologi
Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari berbagai faktor dan
kondisi yang memengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat,

148
sakit, kerusakan jaringan, kelumpuhan, serta kematianpada masyarakat.
(Budiarto. E dan Dwi Anggraeni, 2001)
Orang pertama yang berpikir bahwa terdapat hubungan antara keadaan
lingkungan dengan kejadian penyakit adalah Hippocrates yang hidup pada
zaman Yunani antara 460-370 SM. Hippocrates merupakan seorang "dokter
terbesar" pada zamannya dan dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran. Selain
itu, Hippocrates juga seorang higienis yang dikenal melalui tulisannya yang
berjudul "Air, Waters and Places Dalam tulisan tersebut, Hippocrates
mengemukakan bahwa barang siapa yang ingin mempelajari ilmu kedokteran,
harus memperhatikan keadaan musim dan akibatnya, memperhatikan dan
mempelajari tentang angin. udara, kedudukan kota terbit dan tenggelamnya
matahari, kebiasaan makan dan minum, pakaian dan gizi, air yang digunakan
penduduk, keadaan tanah, kebiasaan hidup masyarakat, dan lain-lain. Dari
kutipan di atas, jelaslah bahwa Hippocrates menekankan pentingnya
menentukan pengaruh berbagai faktor lingkungan dan kebiasaan hidup
terhadap timbulnya penyakit. Dengan kata lain, Hippocrates telah
menghubungkan timbulnya penyakit dengan faktor lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial. Hippocrates juga menyatakan bahwa epidemi
merupakan suatu kejadian massal dan dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa Hippocrates merupakan ahli epidemiologi yang pertama di dunia.
(Budiarto. E dan Dwi Anggraeni, 2001)

B. Pengertian Common Cold (FLU)


Penyakit Common Cold(FLU) merupakan suatu infeksi atau peradangan
kataralis pada mukosa hidung yang sering menjalar ke tenggorokan hingga
sampai ke nasofaring, tonsil, laring, faring sehingga pada common cold sering
juga ditemui adanya tanda dan gejala dari faringitis akut, tonsilitisakut,
laringitis dan bahkan campuran dari ketiga infeksi di atas.(Aden R,2010)

149
Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang
sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak.
Dibedakan istilah nasofaring akut untuk anak dan common cold untuk orang
dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan anak
berlainan. Pada anak infeksi lebih luas , mencakup daerah sinus paranasal,
telinga tengah disamping nasofaring, disertai demam yang tinggi. Pada orang
dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai demam
yang tinggi (Husamah,2011)

C. Etiologi Common Cold (FLU)


Commond cold merupakan rhinitis akut yang disebabkan oleh virus
“selesma”. Rhinitis berarti “iritasi hidung” dan adalah derivative dari rhino,
berarti “hidung”. Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang
akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang, sehingga hidung
menjadi tersumbat dan pernafasan jadi sulit (Aden R,2010). Rhinovirus (RV)
menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold)
dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup family yang paling
besar, terdiri dari 89 serotipe yang telah di identifikasi dengan reaksi netralisasi
memakai antiserum spesifik. Rhinovirus berasal dari bahasa yunani rhin- yang
artinya adalah hidung. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang
menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta
memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini
ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Selain virus, batuk dan pilek dan
demam juga di sebabkan oleh bakteri. Keadaan bayi yang demikian biasa
disertai panas. Gejala yang lebih berat lagi tenggorokan berwarna merah.
Pengobatannya cukup dengan memberikan antibioitik. Biasanya batuk dan
pilek pada bayi terjadi selama lima 5 hari. Virus adalah organisme yang amat
halus. Karena amat halusnya itu tidak dpat dilihat dengan mikroskop biasa.
Untuk itu diperlukan suatu mikroskop electron yakni mikroskop yang mampu
membesarkan sampai 1000000 X. Jenisjenis virus yang dapat menimbulkan
penyakit-penyakit yakni cacar, gondongan, influenza, selesma atau Common
Cold dan lain sebagainya (Aden R,2010).

150
D. Gejala Common Cold (FLU)
Ketika infeksi virus menyebar dengan cepat jalur inflamasi diaktifkan. Sel
yang terinfeksi memberikan sinyal untuk memproduksi sitokin dan kemokin
(contohnya: platelet-activating factor, leukotrienes, prostaglandins dan
bradykinins) yang merupakan sel aktif penyebab radang
dan immune competent.(Somantri,2007)
Adapun gejala penyakit Common cold yaitu :
1. Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.
2. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.
3. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit
ringan.
4. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada
saat terjadinya gejala.
5. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari
pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.
6. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan
jumlahnya tidak terlalu banyak.
7. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk
dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu kedua.

Dimana gejalnya hidung berair, kadang tersumbat, lalu di ikuti dengan batuk
dan demam. Jika cairan atau lendir banyak keluar dari hidung bayi sehingga
membuatnya kesulitan untuk bernafas. Selain itu gejala nasofaringitis dengan
pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang bersin. Dari hidung keluar sekret cair dan
jernih yang dapat kental dan parulen bila terjadi infeksi sekunder oleh kokus.
Secret ini sangat merangsang anak kecil. Sumbatan hidung (kongesti)
menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak
yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan
anareksia. Sumbatan hidung (Kongesti) di sertai selaput lendir tenggorok yang
kering menambah rasa nyeri (Somantri,2007). Gejala yang umum adalah batuk,
sakit tenggorokan, pilek, hidung tersumbat, dan bersin, kadang-kadang disertai

151
dengan mata merah, nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, kelemahan otot, menggigil
tak terkendali, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan ekstrim jarang. Demam
lebih sering merupakan gejala influenza, virus lain atas infeksi saluran pernapasan
yang gejalanya luas tumpang tindih dengan dingin, tapi lebih parah. Gejala
mungkin lebih parah pada bayi dan anak-anak (karena sistem kekebalan tubuh
mereka tidak sepenuhnya berkembang) serta orang tua (karena sistem kekebalan
tubuh mereka sering menjadi lemah). Mereka yang menderita pilek sering
melaporkan sensasi chilliness meskipun dingin tidak umumnya disertai dengan
demam, menggigil dan meskipun umumnya berhubungan dengan demam, sensasi
mungkin tidak selalu disebabkan oleh demam yang sebenarnya. Sekitar 30-50%
dari pilek disebabkan oleh rhinovirus.

E. Akibat yang ditimbulkan dari Common Cold (FLU)


1. Trombosit atau keping darah menurun
Selain sel darah merah dan sel darah putih, perlu anda ketahui masih ada satu
jenis darah lagi yang ada di dalam tubuh manusia. Namanya adalah trombosit atau
keping darah. Fungsinya membantu untuk menaikan sistem kekebalan tubuh agar
manusia bisa terhindar dari segala macam penyakit. Trombosit dapat bekerja
dengan optimal jika kadar trombosit ini berada dalam jumlah normal, yaitu
150.000-450.000 per mikro liter darah.
Namun ketika terserang penyakit demam berdarah, jumlah trombosit dalam
darah ini menjadi turun. Jika jumlahnya semakin menurun, maka kekebalan tubuh
anda semakin buruk. Hal ini berarti virus sudah mulai menyebar luas di dalam
tubuh.

2. Penyempitan pembuluh darah


Bahaya kedua yang akan mengintai penderita penyakit demam berdarah
adalah mampu membuat pembuluh darah menyempit. Ini di sebabkan karena
trombosit atau keping darah yang semakin lama semakin menurun kadarnya
sehingga pembuluh jadi mengecil.
3. Resiko kebocoran pada darah

152
Penderita penyakit demam berdarah akan memiliki resiko kebocoran darah.
Dalam tubuh manusia, semuanya sudah di atur jalannya. Tidak ada yang bebas
mengambang di dalam tubuh. Termasuk darah. Alirannya berada di pembuluh
darah. Kemudian mengalir ke organ tubuh. Jika pembuluh darahnya mengecil,
maka darah tidak bisa mengalir. Maka akan terjadi kebocoran. Darah akan masuk
ke seluruh rongga tubuh yang bukan jalannya. Ini bisa berakibat fatal jika di
biarkan.
1. Kepala terasa sangat pusing
Harusnya darah berada di dalam tubuh manusia. Berada dalam pembuluh
darah, mengalir dari jantung ke seluruh tubuh serta ke otak. Karena organ organ
inilah yang paling membutuhkan darah. Sayangnya jika pembuluh darah
menyempit, maka darah yang mengalir tidak sesuai dengan porsinya. Padahal
jantung sudah bekerja sebagaimana mestinya. Hanya saja tidak mengalir ke otak,
atau hanya sedikit saja. Hal ini membuat penderita penyakit demam berdarah
mengalami pusing karena otak mengalami kekurangan oksigen.
2. Darah keluar dari rongga tubuh
Darah yang seharusnya ada di dalam aliran pembuluh darah tidak bisa
berjalan, ini karena pembuluh darah yang kecil salurannya. Darah yang juga
memiliki molekul besar tidak muat masuk ke dalam pembuluh darah. Maka ia
akan mengalir bebas, mengambang di tubuh manusia. Hal ini juga bisa
mengakibatkan darah mengalir pada rongga tubuh yang bisa kontak langsung
dengan dunia luar. Misalnya mulut, hidung, mata, telinga, dan kulit yang memiliki
pori-pori besar.
3. Menyebabkan kekurangan darah
Darah yang harusnya ada di dalam tubuh tadi malah keluar akibat
kebocoran pembuluh darah. Kondisi ini sangat berbahaya, sebab hal ini bisa
menyebabkan penderita mengalami kekurangan darah. Seharusnya darah yang ada
di dalam tubuh mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh, dan otak. Maka jika
sampai darah keluar ke luar tubuh, tentu saja menyebabkan penderitanya
mengalami kekurangan darah.
4. Resiko tinggi kematian

153
Inilah bahaya demam berdarah yang paling fatal. Penderita yang sudah
mengalami kekurangan darah atau bahkan pendarahan parah akan berisiko tinggi
pada kematian. Karena darah yang ada di dalam tubuh tidak berada dalam kondisi
normal. Otak dan jantung pun tidak mendapat pasokan oksigen yang adekuat.
Terlambat sedikit saja dalam pemberian pertolongan, penderita ini akan
meninggal.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Common Cold (FLU)


Faktor yang mempengaruhi penyakit common cold salah satunya adalah
faktor sanitasi rumah.
Sanitasi tempat tinggal (rumah) yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan
berdampak negatif terhadap kejadian penyakit saluran pernafasan diantaranya
Common cold.
1. Ventilasi rumah
Ventilasi yaitu proses penyediaan udara atau pertukaran udara dari luar ke dalam
rumah atau sebaliknya, baik secara alami maupun secara mekanis. Fungsi dari
ventilasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Ventilasi rumah mempunyai fungsi.
Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut
tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O 2 yang diperlukan oleh penghuni
rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya
O2 dalam rumah kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
kelembaban udara dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan
dari kulit dan penyerapaan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik
untuk bakteri–bakteri , pathogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Fungsi
kedua dari ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-
bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang
terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi
lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap dalam kelembaban
(humudity) yang optimum.
Salah satu fungsi ventilasi adalah menjaga aliran udara di dalam rumah
tersebut tetap segar. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak

154
memenuhi syarat kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi
oksigen dan bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi
penghuninya. Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan
peningkatan kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan kulit
dan penyerapan (Notoatmodjo,2008). Berdasarkan uraian tersebut bahwasanya
keadaan ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat memicu terjadinya
penyakit infeksi saluran pernafasan diantaranya penyakit Common Cold. Dimana
Kondisi rumah dengan cahaya dan ventilasi yang kurang akan menjadi suasana
yang cukup kondusif bagi hidupnya tungau debu dalam rumah. Tungau debu
rumah juga termasuk alergen yang sering ditemukan. Cara-cara yang dapat
dilakukan adalah menambah ventilasi, membuka pintu depan rumah dan jendela
pada siang hari, atau menjemur kasur kapuk di atas seng. Menurut Notoatmodjo
(2008), rumah yang ventilasinya tidak memenuhi syarat kesehatan akan
mempengaruhi kesehatan penghuni rumah, hal ini disebabkan karena proses
pertukaran aliran udara dari luar ke dalam rumah tidak lancar, sehingga bakteri
penyebab penyakit infeksi saluran pernafasan yang ada di dalam rumah tidak
dapat keluar.
Ventilasi yang tidak memenhi persyaratan juga menyebabkan peningkatan
kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit, oleh
karena itu kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media untuk
perkembangbiakan bakteri penyebab penyakit. Penyakit Common Cold pada bayi
biasanya alergen ditemukan terutama di sekitar tempat tidur dan kamar, sisa
protein susu sapi pada bayi yang mendapat susu formula pada usia dini yang di
konsumsinya. Sehingga pertumbuhan bakteri berlangsung dan dapat menimbulkan
infeksi saluran pernafasan.
2.Adanya perokok dalam rumah Paparan asap rokok adalah suatu penyebab utama
penyakit infeksi pernafasan dan peningkatan risiko infeksi paru-paru pada orang
dewasa dan anak anak. paparan asap pada orang dewasa meningkatkan insiden
dan keparahan penyakit asma, gangguan fungsi paru-paru dan saluran napas. Efek
paparan asap rokok dalam menimbulkan infeksi paru-paru sama dengan efek yang
ditimbulkan pada perokok aktif dan anak-anak yang memiliki resiko tertinggi.
Hampir separuh dari Balita dan anak-anak di dunia menghirup asap rokok di di

155
dalam rumah sehingga dapat mengakibatkan penurunan fungsi paru-paru dan
meningkatkan resiko dan keparahan penyakit asma dan infeksi saluran napas
(Notoatmodjo,2008).

G. Pencegahaan Penyakit Common Cold


Virus penyebab selesma atau comond cold sangat mudah menyebar, baik
melalui kontak langsung maupun lewat udara atau cairan tubuh. Untuk
menghindarkan diri dari penyakit commond cold ini, secara umum yang perlu
diperhatikan dan dilakukan setiap harinya, antara lain:
1. Menjaga kebersihan perorangan seperti sering mencuci tangan, menutup mulut
ketika batuk dan bersin, dan membuang ludah / dahak dari mulut dan ingus
hidung dengan cara yang bersih dan tidak sembarangan.
2. Bila memungkinkan, hindari jangan sampai berjejal di satu ruangan, misalnya
ruang keluarga, atau tempat tidur. Ruangan harus memiliki ventilasi yang cukup
lega.
3. Hindari merokok di dalam rumah, apalagi dimana ada banyak anak-anak.
4. Berpola hidup sehat, hindari minum alkohol, stres, istirahat cukup, dll.
5. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
6. Bila akan menyentuh/menggendong bayi, cucilah tangan dahulu.
7. Makan makanan yang bersih, higienis, sehat, gizi-nutrisi seimbang. Idealnya 4
sehat 5 sempurna.
8. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
9. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk
menggunakan obat-obatan, jamu, jamur, herbal, atau suplemen untuk mengatasi
comond cold.

156
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Jenis Praktikum
Survei epidemiologi deskriptif adalah suatu penelitian yang tujuan
utamanya melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan
masyarakat, baik yang berupa faktor risiko maupun faktor efek. Penelitian ini
hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena tesebut, tanpa mencoba
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi. Sebagai
contoh misalnya, survei angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah
tertentu, atau survei tentang insidensi dan prevalensi penyakit tertentu di suatu
daerah. Dalam praktikum kali ini, penulis akan mendeskripsikan pola distribusi
penyakit dan determinannya dari jenis kelamin, umur, dan populasinya.

B. Alat
1. Alat tulis
2. Laptop
3. Kamera

C. Bahan
1. Data

D. Cara Kerja
1. Menentukan Puskesmas yang akan digunakan untuk pengambilan data.
2. Mendatangi puskesmas II Denpasar Selatan dengan membawa surat dari
Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Direktorat Poltekkes Denpasar.
3. Melakukan wawancara dengan staf pegawai untuk mendapatkan data.
4. Setelah mendapatkan data, setiap kelompok pilih 1 penyakit dari data 5
besar penyakit yang ada di Puskesmas II Denpasar Selatan.
5. Kemudian buat laporan dan diajukan kepada pembimbing

157
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Sebelum data diolah, dilakukan koreksi dan mengecek ulang,
selanjutnya data diolah dengan cara perekapan data, validasi dan
pengelompokan berdasarkan variabel tempat, waktu, dan orang.
Hasil pengolahan dapat berbentuk tabel, grafik, dan peta menurut
variabel golongan umur, jenis kelamin, tempat dan waktu, atau berdasarkan
faktor risiko tertentu. Setiap variabel tersebut disajikan dalam bentuk ukuran
epidemiologi yang tepat (rate, rasio dan proporsi).
Pengolahan data yang baik akan memberikan informasi spesifik suatu
penyakit dan atau masalah kesehatan. Selanjutnya adalah penyajian hasil
olahan data dalam bentuk yang informatif, dan menarik. Hal ini akan
membantu pengguna data untuk memahami keadaan yang disajikan (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Pasal 10).

2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode epidemiologi
deskriptif secara observasi dengan melakukan wawancara dengan
menggunakan quesioner.

158
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Adapun hasil yang didapatkan dari praktik lapangan adalah diperoleh
suatu data. Hasil data yang sesuai dengan tujuan praktikum lapangan meliputi
gambar data, yang di peroleh di wilayah kerja Puskesmas 2 Denpasar Selatan.
Berikut merupakan data yang di dapatkan dari wilayah kerja Puskesmas 2
Denpasar Selatan.
1. Tabel 1
Tabel 5 besar penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas 2 Denpasar Selatan.

No. Diagnosa Laki- Permpuan jumlah


laki
1. Common Cold 994 1,077 2,071
2. Examination for admission to 558 451 1,009
educational institution
3. Essenstial Primary Hypertension 419 365 784
4. Fever 303 301 604
5. Necrosis of plup 195 275 474
Sumber : Laporan Rekap Puskesmas 2 Denpasar Selatan.

2. Tabel 2
Distribusi data jumlah penyakit Common Cold ( FLU) selama 1 tahun pada
data 5 besar penyakit tahun 2018.

No. Bulan Jumlah


1. Januari 185
2. Februari 287

159
3. Maret 224
4. April 270
5. Mei 187
6. Juni 153
7. Juli 242
8. Agustus 283
9. September 242
Jumlah 2.073
Sumber : Laporan Rekap Puskesmas 2 Denpasar Selatan

Berdasarkan tabel diatas jumlah penderita Common Cold (FLU) di tahun


2018sebanyak 2.073 jiwa, dengan angka kejadian tertinggi terjadi pada bulan
Februari dengan jumlah 287 jiwa. Kemudian angka kejadian penyakit Common
Cold paling sedikit terjadi pada bulan Juni dengan jumlah penderita 153 jiwa.
Denga jumlah penderita laki-laki dengan jumlah 2.469 dan jumlah penderita
perempuan dengan jumlah 2.464. penyakit Common Cold (FLU) menduduki
posisi ke-1 pada data 5 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas 2
Denpasar Selatan.
Hasil data sesuai dengan tujuan praktikum lapangan yang meliputi
gambaran data yang diperoleh di wilayah kerja Puskesmas 2 Denpasar Selatan. Di
bawah ini merupakan data yang digunakan dari praktik lapangan yang
sebagaimana tentang dalam grafik.

Grafik 1
Grafik 5 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas 2 Denpasar Selatan
tahun

160
2500

2000

1500

perempuan
1000 laki-laki

500

0
J00 Z02.0 110 R50.9 K04.7

Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2018

No Kode Penyakit Nama Penyakit


1 J00 Common Cold
2 Z02.0 Examination For admission to education
Institution
3 110 Hypertension
4 R50.9 Fever
5 K04.7 Necrosis Of Pulp

Berdasarkan tabel diatas jumlah penderita Common Cold (FLU) di tahun


2018sebanyak 2.073 jiwa, dengan angka kejadian tertinggi terjadi pada bulan
Februari dengan jumlah 287 jiwa. Kemudian angka kejadian penyakit Common
Cold paling sedikit terjadi pada bulan Juni dengan jumlah penderita 153 jiwa.
Denga jumlah penderita laki-laki dengan jumlah 2.469 dan jumlah penderita
perempuan dengan jumlah 2.464. penyakit Common Cold (FLU) menduduki
posisi ke-1 pada data 5 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas 2
Denpasar Selatan.

161
Jumlah Penderita Common Cold Januari-
September 2018
350
300
250
200 Jumlah Penderita Common
Cold Januari-September 2018
150
100
50
0
ar
i
ar
i et ril ei ni Ju
li
tu
s
be
r
nu r u ar Ap M Ju us m
a b M g e
J Fe A pt
Se

Grafik 2
Grafik penderita Common Cold di Puskesmas 2 Denpasar selatan

Berdasarkan grafik diatas dapat di lihat bahwa kejadian penyakit Common


Cold (FLU) meningkat pada bulan februari dan menrun padan bulan mei dan juni,
semnetara pada bulan januari, maret , april , juli , agustus dan September penderita
penyakit common cold di Puskesmas 2 Denpasar Selatan tidak mengalmai
penurunan dan peningkatan yang signifikan.

B. Pembahasan

Dari hasil observasi melalui wawancara dengan menggunakan quesioner


didapatkan hasil sebagai berikut :

Jumlah sampel yang praktikan wawancarai adalah sebanyak 5 orang


dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 3 orang dan laki- laki berjumlah 2
orang.

162
Dengan rentan umur anak- anak sebanyak 2 orang, remaja sebanyak 1
orang dan dewasa sebanyak 2 orang dengan kisaran umur 8 tahun hingga 28
tahun.

Dari hasil wawancara dengan menggunakan quesioner didapatkan hasil,


sebagai berikut :

Dari penderita penyakit common cold diwilayah kerja Puskesmas 2


Denpasar Selatan dapat disimpulakn dari 5 pertanyaan tersebut

1. Apakah jika ibu/bapak terkena flu langsung berobat ke puskesmas?


Dari 5 quesioner tersebut dapat disimpulkan dengan hasil 3 orang
menjawab tidak dan 2 orang menjawab iya.

2. Bagaimana gejala awal ibu/bapak terkena flu?


Dari 5 quesioner tersebut dapat disimpulkan dengan hasil 3 orang
menderita pusing, 1 orang menderita panas dan 1 orang menderita batuk.

3. Apakah sebelum ibu/bapak terkena flu adakah anggota keluarga yang


terkena flu?
Dari 5 quesioner tersebut dapat disimpulkan dengan hasil 3 orang
menjawab tidak 2 orang menderita iya.

4. Ketika ibu/bapak terkena flu obat apakah yang ibu/bapak konsumsi ?


Dari 5 quesioner tersebut dapat disimpulkan dengan hasil dari 5 orang
yang praktikan wawancarai penderita mengkonsumsi jenis obat yang
berbeda.

5. Apakah obat yang ibu/bapak konsumsi sesuai resep yang di berikan oleh
dokter?
Dari 5 quesioner tersebut dapat disimpulkan dengan hasil 3 orang
memakai resep dokter, 1 orang tidak memakai resep dokter dan 1 orang
sebelum ke puskesmas penderita sudah membeli obat tanpa resep dokter.

Penyakit common cold banyak atau sering terjadi di wilayah kerja


puskesmas II Denpasar Selatan pada bulan Januari sampai September

163
tahun 2018 disebabkan oleh faktor lingkungan/pemukiman yang tidak
sehat,pencahayaan yang masuk ke dalam rumah tidak bagus,adanya
keluarga yang perokok,dan ventilasi rumah yang tidak baik,menurut
Notoatmodjo (2003), rumah yang ventilasinya tidak memenuhi syarat
kesehatan akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah, hal ini
disebabkan karena proses pertukaran aliran udara dari luar ke dalam rumah
tidak lancar, sehingga bakteri penyebab penyakit infeksi saluran
pernafasan yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar. Ventilasi yang
tidak memenhi persyaratan juga menyebabkan peningkatan kelembaban
ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit, oleh karena
itu kelembaban ruangan yang tinggi akan menjadi media untuk
perkembangbiakan bakteri penyebab penyakit.

Penyakit common cold pada anak – anak terjadi dikarenakan daya tahan
tubuh pada anak-anak masih rentan terhadap penyakit,tanpa disadari
penyebabnya adalah infeksi dari orang dekat dalam rumah. Flu yang
berulang yang berulang – ulang terjadi pada anak dapat disebabkan oleh
dua hal,yaitu apakah anak tersebut senstitif terhadap suatu kondisi(bisa
dari makanan/minuman atau suhu dan cuaca) yang menimbulkan flu,yang
disebabkan oleh lingkungan anak tersebut yang berisiko menularkan flu
berulang.

Sedangkan pada remaja hingga dewasa masih sering terkena flu


disebabkan oleh alerginya sesuatu yang dihirup seperti kutu debu,bulu
binatang atau spora jamur. Keadaan suhu ruangan yang terlalu
dingin,minum es berlebih,asap polusi dapat mengiritasi rongga hidung
dapat menyebabkan flu baik langsung maupun tidak langsung

164
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan di Puskesmas II
Denpasar Selatan mengenai penyakit Common Cold (FLU), maka dapat
diambil simpulan sebagai berikut :

1. Jumlah penderita common cold berdasarkan jenis kelamin dengan


total 2,071 penderita. Untuk perempuan berjumlah 1,077 dan laki-
laki 994
2. Jumlah penderita penyakit common cold di Puskesmas II Denpasar
Selatan pada bulan januari hingga september berjumlah 2.073
penderita

B. Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang didapat,praktikan dapat
memberikan saran, yaitu :

1. Puskesmas agar lebih intensif memberikan penyuluhan kepada


masyarakat apa itu Common Cold(FLU) dan penyebabnya.

2. Puskesmas juga harus mensosialisasikan untuk memakan makanan yang


bergizi dan menjaga imunitas tubuh melalui istirahat yang cukup dan rajin
berolahrga kepada masyarakat.

165
DAFTAR PUSTAKA

Aden R, 2010 dalam Anonime “Epidemiologi Penyakit Common Cold” tersedia

pada http://eprints.ung.ac.id/5983/5/2012-1-13201-811408107-bab2-

13082012080632.pdf

Budiartono E dan Dwi Anggraeni, 2001, Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Husamah, 2011 dalam “ Kamus Penyakit Pada Manusia”

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014

Notoatmodjo S, 2008, Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta

Somantri, 2007, Keperawatan Medukal Bedah Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Gangguan Sistem Pernapasan, Jakarta : Salemba Medika

166

Anda mungkin juga menyukai