Anda di halaman 1dari 15

Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.

1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005


doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Analisis Musim Tanam dan Pengaturan Pola Tanam Tanaman


Pangan pada Berbagai Kondisi Curah Hujan di Daerah Amahai
Kabupaten Maluku Tengah

(Analysis of Planting Seasons and Arranging Cropping Patterns of


Food Crops in Various Rainfall Conditions in Amahai Region,
Central Maluku Regency)

Erika Vanessa Tentua1, S. Laimeheriwa1, J.R. Patty*1


1
Program Studi Agroteknlogi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Pattimura
Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Poka, Ambon 97233
Penulis Korespondensi: E-Mail: jrpatty@gmail.com

ABSTRACT
Cropping patterning is an farming practice to obtain maximum production taking into account
climatic conditions, soil and types of crops cultivated. This research, which was carried out in
the Amahai Region, aimed to: (i) describe extreme climate events and (ii) determine the growing
season and cropping patterns of food crops based on the length of the growing season available
in the region. The analytical methods used consisted of: (i) determining extreme rainfall based
on BMKG standards and ENSO History data, (ii) determining the planting season using the FAO
method, and determining cropping patterns in conditions of extreme rainfall. The results showed
that a very extreme El Nino event caused a decrease in rainfall in the Amahai region by 1,444
mm or 54% of its normal condition, on whereas a very extreme La Nina event caused an increase
in rainfall by 1,528 mm or 60% of its normal condition. The growing season in the Amahai
region under conditions of average (normal) and La Nina rainfall is throughout the year (12
months), and under conditions of extreme El Nino rainfall, the growing season lasts for 8 months
and 26 days, 96 days shorter than normal conditions. In conditions of extreme El Nino rainfall,
the cropping patterns that can be applied are sequential, monoculture, and polyculture/
intercropping.
Keywords: cropping patterns, extreme rainfall, food crops growing season

ABSTRAK
Pola tanam merupakan suatu kegiatan usaha pertanian untuk memperoleh hasil yang maksimal
dengan mempertimbangkan kondisi iklim, tanah dan jenis tanaman yang diusahakan. Penelitian
yang dilakukan di Daerah Amahai ini bertujuan untuk: (i) mendeskripsikan kejadian iklim
ekstrim dan (ii) menentukan musim tanam dan pola tanam tanaman pangan berdasarkan panjang
musim tanam yang tersedia di wilayah tersebut. Metode analisis yang digunakan terdiri dari: (i)
mentukan curah hujan ekstrim berdasarkan standar BMKG dan data ENSO History, (ii)
menentukan musim tanam menggunakan metode FAO, dan menetapkan pola tanam pada kondisi
curah hujan ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian El Nino yang sangat ekstrim
menyebabkan berkurangnya curah hujan di daerah Amahai sebesar 1.444 mm atau 54% dari
kondisi normalnya, sebaliknya kejadian La Nina yang sangat ekstrim telah menyebabkan curah
hujan meningkat sebesar 1.528 mm atau 60% dari kondisi normalnya. Musim tanam di daerah
Amahai pada kondisi curah hujan rata-rata (normal) maupun La Nina adalah sepanjang tahun

23
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

(12 bulan), dan pada kondisi curah hujan ekstrem El Nino musim tanam berlangsung selama 8
bulan 26 hari, 96 hari lebih pendek dibandingkan kondisi normalnya. Pada kondisi curah hujan
ekstrim El nino, pola tanam yang dapat diterapkan adalah berurutan, monokultur, dan
polikultur/tumpangsari.
Kata Kunci: curah hujan ekstrem, musim tanam, pola tanam, tanaman pangan

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan sektor andalan iklim untuk mengurangi dampak


pembangunan nasional, dimana sejalan perubahan iklim terhadap sektor per-
dengan meningkatnya kebutuhan pangan tanian. Antisipasi merupakan penyiapan
nasional, peningkatan produksi pertanian arah dan strategi, program dan kebijakan
harus terus diupayakan. Dalam dalam rangka menghadapi pemanasan
mendukung pengembangan pertanian global dan perubahan iklim . Salah satu
berbasis komoditas unggulan di suatu program yang penting untuk di-
wilayah, maka diperlukan informasi laksanakan diantaranya pengembangan
sumber daya lahan pertanian wilayah sistem informasi dan peringatan dini
tersebut; dimana iklim merupakan salah banjir serta kekeringan (Lidjang et al.,
satu faktor sumber daya lahan yang 2006). Adaptasi merupakan upaya pe-
berbeda secara ruang maupun waktu. nyesuaian teknologi, manajemen dan
Pemanasan global dan perubahan kebijakan di sektor pertanian dengan
iklim yang menyertainya yang sudah pemanasan global dan perubahan iklim
terjadi dan sedang berlangsung saat ini (Hilman et al., 2019). Program adaptasi
hingga di masa yang akan datang ber- lebih difokuskan pada aplikasi teknologi
dampak secara signifikan terhadap adaptif terutama pada tanaman pangan
berbagai aspek kehidupan; termasuk di seperti penyesuaian pola tanam, peng-
bidang pertanian. Kejadian iklim ekstrim gunaan varietas unggul adaptif terhadap
seperti El Nino dan La Nina berdampak kekeringan, genangan/banjir, dan umur
langsung terhadap kejadian kekeringan genjah, dan lainnya (Kusnanto, 2011).
dan banjir/genangan serta pergeseran Pola tanam merupakan suatu kegiatan
musim tanam dari kondisi normalnya usaha pertanian untuk memperoleh hasil
(Fadilla et al., 2017). Sehubungan yang maksimal dengan memper-
dengan adanya perubahan iklim (cuaca timbangkan kondisi iklim dan tanah.
ekstrim) tersebut, maka seluruh pihak Mengatur pola tanam adalah bagian dari
yang bergerak di sektor pertanian harus perencanaan kegiatan pertanian untuk
mengerahkan seluruh daya upaya agar memperkecil resiko kegagalan panen
dampak negatifnya terhadap produksi (Hilman et al., 2019). Dalam menyusun
tanaman yang berujung pada ketahanan pola tanam di suatu daerah, maka pola
pangan nasional serta kesejahteraan penyebaran curah hujan dan kebutuhan
petani dapat dikurangi seminimal air minimal untuk tanaman yang akan
mungkin. Oleh karenanya Kementerian diusahakan merupakan kriteria yang
Pertanian membuat strategi Antisipasi, sangat penting. Oleh karena itu, pe-
Mitigasi dan Adaptasi (AMA) perubahan netapan pola tanam pada lahan kering

24
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

perlu memperhatikan curah hujan jadwal dan pola tanam berpedoman pada
sebagai pemasok air utama, yang lebih kebiasaan yang turun menurun, antara
dititik-beratkan pada pola distribusi lain berdasarkan bulan dan terjadinya
bulanan, bukan pada akumulasi curah hujan (Gezie, 2019). Penetapan seperti
hujan tahunannya (Tangang et al., 2017). ini selain pola tanam kurang optimal juga
Selain curah hujan, kebutuhan air seringkali mendatangkan risiko gagal
minimal untuk tanaman pangan sangat panen akibat kegagalan prediksi. Untuk
penting dalam penyusunan pola tanam. menghindari kejadian tersebut maka
Jadwal dan pola tanam di lahan kering informasi yang akurat tentang karak-
sangat ditentukan oleh kondisi curah teristik curah hujan ini merupakan suatu
hujan bulanan di wilayah yang ber- hal penting.
sangkutan. Saat ini petani menetapkan

BAHAN DAN METODE


Penelitian telah dilaksanakan di Analisis Data Kondisi CH Ekstrim
Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Pada tahap awal dilakukan analisis
Tengah dan berlangsung selama 3 bulan curah hujan rata-rata (normal) meng-
(Gambar 1). Bahan yang digunakan gunakan teknik rata-rata aljabar sebagai
dalam penelitian ini adalah data iklim berikut:
𝑛
bulanan, data ENSO History Zona NINO
3.4, dan data kondisi pertanian di lokasi Pb = ∑ Pi/n
penelitian serta data penunjang lainnya. i=1
Alat: MS Word 2010, MS Excel 2010, Dimana : Pb = Curah hujan rata-rata
computer Program Cropwat 8.0 dan alat bulanan (mm), Pi = Curah hujan bulanan
tulis menulis. tertentu pada tahun ke-i (mm); n =
Jumlah tahun pengamatan
Analisis Data

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel di Kecamatan Amahai, Kab. Maluku tengah

25
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Analisis curah hujan pada kondisi musim kering) untuk mengevapo-


normal dan ekstrim menggunakan data transpirasikan air setinggi 100 mm dari
time series curah hujan 30 tahun terakhir air tanah yang masih tersimpan. Dengan
(periode 1991-2020). Penentuan kondisi demikian untuk menentukan musim
curah hujan ekstrim setiap tahunnya tanam tersebut digunakan data masukan
berupa nilai curah hujan di atas normal curah hujan dan ETp.
dan di bawah normal sesuai standar Nilai curah hujan yang akan
Badan Meteorologi dan Geofisika digunakan dalam penentuan musim
([BMKG], 2012), yaitu: curah hujan tanam adalah nilai ekstrim curah hujan
dibawah normal adalah curah hujan dan nilai rata-rata curah hujan sebagai
sebesar < 0,85 dari nilai curah hujan rata- pembanding. Data ETp bulanan di
rata (normal); curah hujan diatas normal wilayah ini tidak tersedia, sehingga perlu
adalah curah hujan sebesar > 1,15 dari diduga menggunakan metode Penman-
nilai curah hujan rata-rata (normal) Monteith dengan Program Cropwat 8.0
Kejadian curah hujan diatas dan (FAO, 2018). Program aplikasi tersebut
dibawah normal setiap tahunnya menggunakan data masukan berupa: (i)
kemudian disesuaikan dengan tahun- data lokasi: elevasi, letak lintang dan
tahun kejadian El-Nino dan La Nina di bujur, (ii) suhu udara maksimum dan
Indonesia merujuk pada data ENSO minimum (ºC), (iii) kelembaban nisbi
History Zona NINO 3.4 (NOAA, 2021) udara (%), lama penyinaran surya (jam/
untuk menentukan tahun-tahun kejadian hari), dan kecepatan angin (km/hari).
El-Nino dan La Nina di Daerah Amahai. Nilai ETp hasil perhitungan adalah nilai
Selanjutnya untuk kepentingan penentu- harian (mm/hari) sehingga untuk men-
an musim tanam dan pola tanam maka dapatkan nilai ETp bulanan maka ETp
ditentukan nilai rata-rata dari curah hujan harian dikalikan dengan jumlah hari dari
tahunan paling rendah selama 2 tahun setiap bulannya
kejadian El-Nino di Daerah Amahai
dalam kurun waktu 30 tahun periode Pengaturan Pola Tanam
1991-2020 Pengaturan pola tanam di Daerah
Amahai didasarkan pada panjangnya
Penentuan MusimTanam musim tanam pada kondisi curah hujan
Musim tanam merupakan periode ekstrim (El Nino); terutama beberapa
dimana tanaman dapat tumbuh dan tanaman pangan utama yang diusahakan
berkembang secara potensial ber- petani di Daerah Amahai. Bentuk pola
dasarkan kondisi lahan setempat. Pe- tanam yang akan disusun terdiri dari:
netapan musim tanam di Daerah Amahai monokultur, berurutan dan polikultur.
menggunakan metode yang dikemuka-
kan oleh ([FAO], 1978). Menurut HASIL DAN PEMBAHASAN
metode ini musim tanam didefenisikan
sebagai selang waktu dalam setahun Kondisi Umum Lokasi Penelitian
dengan curah hujan > 0,5 ETp (setengah Letak dan Luas Wilayah
evapotransprasi potensial) ditambah Kecamatan Amahai dengan luas
waktu pada akhir musim hujan (awal wilayah 1.149 km2 yang berada di Pulau

26
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Seram termasuk dalam wilayah musim hujan dan bulan September-


Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Oktober merupakan periode peralihan
Maluku. Secara astronomis,wilayah ini dari musim hujan ke musim kemarau.
terletak sekitar 03º21ʹ Lintang Selatan Curah hujan tertinggi pada bulan Juli,
dan 125º52ʹ Bujur Timur. Secara mencapai 692,5 mm per bulan dengan
geografis, wilayah ini mempunyai batas- jumlah hari hujan yang paling terbanyak
batas alam sebagai berikut: yaitu 25 hari dan hari hujan yang paling
- Sebelah utara : wilayah Kecamatan sedikit jatuh pada bulan Februari
Teon Nila Serua, (Gambar 2).
- Sebelah selatan : laut 500

- Sebelah barat : Teluk Elpaputih, dan 450

Curah Hujan
400

- Sebelah timur : wilayah Kecamatan 350

300

Tehoru. 250

200

150

Iklim Wilayah 100

50

Iklim Pulau Seram sangat dipengaruhi 0

Jun
Apr

Jul
Mar

Ags
Sep
Okt
Nov
Feb

Mei

Des
Jan
oleh sirkulasi angin musim secara
latitudal yang bergerak ke arah ekuator.
Disamping itu, dengan adanya pe-
Gambar 2. Pola hujan Daerah Amahai
gunungan, angin lokal turut mem-
pengaruhi curah hujan dan distribusi
Berdasarkan sistem klasifikasi iklim
hujan sebagai penciri utama keragaman
yang dibuat oleh Schmidt-Ferguson
iklim antar wilayah. Pengaruh barisan
(1951), lokasi penelitian termasuk dalam
pegunungan tersebut dan topografi
Tipe Iklim B, yaitu daerah basah dengan
wilayah menyebabkan daerah-daerah pe-
vegetasi hutan hujan tropis (nilai Q =
gunungan di Pulau Seram memiliki curah
19,4%); yang dicirikan oleh rata-rata
hujan yang tinggi dan musim hujan yang
bulan kering (curah hujan <60 mm/bulan)
panjang.
selama 1,67 bulan dan rata-rata bulan
Pola iklim Daerah Amahai adalah pola
basah (curah hujan >100 mm/bulan)
hujan lokal (Laimeheriwa, 2014), ber-
selama 8,60 bulan. Selanjutnya menurut
beda dengan pola hujan monsunal dan
sistem klasifikasi iklim yang dibuat oleh
ekuatorial yang berlangsung pada se-
(Oldeman, 1975) maka lokasi penelitian
bagian besar wilayah di Indonesia. Ini
memiliki Tipe Iklim C1, yang dicirikan
diindikasikan oleh kejadian musim yang
oleh banyaknya bulan basah (curah hujan
berbeda; dimana musim hujan di wilayah
>200 mm/bulan) selama 6 bulan berturut-
ini berlangsung dari bulan Mei sampai
turut; April s.d September dan bulan
Agustus sedangkan musim kemarau
kering (curah hujan <100 mm/bulan)
berlangsung dari bulan November sampai
selama 1 bulan; November, dengan
Februari. Bulan Maret-April dan
panjang periode pertumbuhan selama 11
September-Oktober merupakan periode
bulan (Laimeheriwa et al., 2019).
peralihan antara kedua musim tersebut;
Suhu udara rata-rata 26,30C, suhu
yaitu bulan Maret-April merupakan
maksimum rata-rata 30,50C dan
periode peralihan dari musim kemarau ke

27
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

minimum rata-rata 22,60C. Penyinaran pantai ditemukan endapan pantai dan


matahari rata-rata 58,9 %. Kecepatan aluvial (lanu, pasir, kerikil, lempung dan
angin rata-rata 1.9 knot dan arah angin konglomerat.
terbanyak adalah dari arah 3600 dengan
kecepatan yang terbesar pada bulan Tanah
februari (14 knot) dengan arah angin rata- Jenis tanah secara umum yang
rata 2600. ditemukan pada lokasi pada lokasi
penelitian berdasarkan Sistem Klasifikasi
Fisiografi Wilayah Tanah Nasional (Djadja Subardja et al.,
Secara fisiografi, bentuk wilayah pada 2014) yaitu Aluvial (Fluvents), Regosol
lokasi penelitian terdiri dari fisiografi (Psamments), Gleisol Udepts), Litosol
dataran, berbukit dan bergunung dengan (Orthents), Rensina (rendolls), Kambisol
bentuk lereng yang bervariasi dari datar (Udepts) dan Podsolik (udults).
(0 – 3%), landai/berombak (3 – 8%), ber-
gelombang (8 – 15%), agak curam (15 – Kondisi Pertanian
30%) dan sangat curam (30 – 45%). Komoditi yang diusahakan
Dataran terluas ditemukan disekitar Jenis komoditi pertanian yang
pesisir pantai yang didominasi oleh diusahakan oleh petani di wilayah
pemukiman penduduk Kabupaten Maluku tengah, meliputi
tanaman pangan, hortikultura, per-
Geologi kebunan, biofarmaka, dan lainnya. Luas
Secara umum, formasi geologi lokasi panen, produksi dan produktivitas be-
penelitian terdiri dari batuan sedimen berapa tanaman pangan di Kecamatan
yang sedikit mengalami metamorfosis Amahai disajikan pada Tabel 2.
(Philite, Kist, Amphibol, Serpentin,
Diorit dan Tialit). Di sepanjang pesisir
Tabel 2. Luas panen, produksi dan produktivitas tanaman pangan di Kecamatan
Amahai Tahun 2020
No. Jenis Produksi Luas Panen Rata-rata Produksi (ton/ha)
Tanaman (ton) (ha)
1. Jagung 3.885 525 7.4
2. Ubi Kayu 9.112 268 34
3. Ubi Jalar 1.612 62 26
4. Kacang 256 64 4
Tanah
Data diolah sendiri

Distribusi Tahunan dan Kondisi Ekstrim Curah Hujan di Daerah Amahai


Distribusi Curah Hujan Tahunan
Berdasarkan data curah hujan Daerah
Amahai selama 30 tahun (periode 1991–
2020) yang dianalisis menunjukkan

28
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

bahwa curah hujan tahunan di wilayah ini tinggi 4.728 mm pada tahun 2008 dengan
berkisar antara yang paling rendah 1.131 nilai rata-rata curah hujan tahunan
mm pada tahun 2002 hingga yang paling (normal) sebesar 2655 mm (Gambar 3).
5000
4728
4500

4000
Curah Hujan (mm)

3500
3053
3000
2655
2500
2257
2000

1500

1000 1131
1996

2001

2006

2015

2020
1991
1992
1993
1994
1995

1997
1998
1999
2000

2002
2003
2004
2005

2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014

2016
2017
2018
2019
Series CH CH_Bawah Normal CH_Atas Normal CH_Rata

Gambar 3. Distribusi curah hujan (CH) tahunan di Amahai

Berdasarkan Gambar 3, menunjukkan hujan melebihi kondisi normalnya se-


bahwa selama periode 30 tahun telah banyak 11 kali. Sementara itu curah
terjadi penyimpangan curah hujan, hujan normalnya sebanyak 9 kali (Tabel
dimana curah hujan kurang dari kondisi 3).
normalnya sebanyak 10 kali, dan curah
Tabel 3. Curah hujan selama dua tahun kejadian El-Nino paling ekstrem di Amahai
selama 30 tahun periode 1991 – 2020
Curah Hujan (mm)
Tahun
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Setahun
2002 76 25 172 73 180 123 56 29 102 55 27 213 1.131
2015 85 135 127 208 94 286 160 46 25 80 16 28 1.290
Rata-
rata
Curah 81 80 150 141 137 205 108 38 64 68 22 121 1.211
Hujan
El Nino
Curah
Hujan 122 108 155 215 307 392 460 321 217 128 95 136 2.655
Normal
Data hasil penelitian

Kejadian curah hujan dibawah normal El Nino, dan kejadian El Nino tidak selalu
(kekeringan) dan fenomena El Nino menyebabkan kekeringan atau curah
tersebut memberikan gambaran bahwa hujan dibawah normal (Uspessy et al.,
kejadian kekeringan di suatu wilayah 2020). Pada tahun 1993 dan 2003 jumlah
tidak selalu bersamaan dengan kejadian curah hujan Daerah Amahai berada pada

29
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

kondisi di bawah normal (< 2.257 La Nina


mm/tahun) tetapi tahun-tahun tersebut Di daerah Amahai, selama periode
tidak tercatat sebagai tahun-tahun El 1991–2020, dari 11 kali kejadian penyim-
Nino. Sebaliknya, tahun 2006, 2014, dan pangan curah hujan yang melebihi
2019 tercatat sebagai tahun-tahun El kondisi normalnya, 7 kali diantaranya
Nino tetapi tidak menyebabkan ke- bertepatan dengan kejadian La-Nina yang
keringan atau curah hujan Daerah umumnya terjadi di wilayah Indonesia,
Amahai dibawah kondisi normalnya. yaitu pada tahun: 1998, 1999, 2000, 2010,
Ketika intensitas El Nino kuat dengan 2011, 2020, 2014, 2016, 2018, 201;
nilai ONI > 1,5 (data Lampiran 1) maka frekuensi 1 - 10 tahun sekali atau rata-rata
fenomena ini akan tetap berlangsung di 4 tahun sekali. Dua tahun kejadian La-
Daerah Amahai. Selama periode 30 tahun Nina di Amahai dengan curah hujan jauh
terakhir kejadian ini berlangsung selama di atas normal (paling eksterm: Tabel 6)
3 kali, yaitu pada tahun 1992, 1997, dan berlangsung pada tahun 2008 dan 2020
2015. Namun ketika intensitas El Nino dengan jumlah curah hujan tahunan
lemah hingga sedang dengan nilai ONI masing-masing 4.728 dan 4.298 mm.
0,5 s.d 1.5, dari 9 tahun kejadian El Nino Peningkatan curah hujan tahunan pada
dengan intensitas tersebut, hanya 6 kali saat La Nina ekstrem tersebut sebesar
kejadian ini terjadi di Daerah Amahai, 1528 mm atau 54% dibandingkan kondisi
yaitu pada tahun 1991, 1994, 2002, 2004, normalnya
2009 dan 2015.
Tbel 4. Curah hujan selama dua tahun kejadian La-Nina paling ekstrem di Amahai
selama 30 tahun periode 1991 – 2020
Tahun Curah Hujan (mm)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Setahun
2008 219 180 188 143 321 771 570 354 744 379 127 72 4.068
2020 65 184 231 166 251 897 644 523 554 326 146 311 4.298
Rata-
rata
Curah
142 182 209,5 154,5 286 834 607 438,5 649 352,5 136,5 191,5 4.183
Hujan
La
Nina
Curah
Hujan 122 108 155 215 307 392 460 321 217 128 95 136 2.655
Normal

Sama halnya dengan kejadian El Nino, 3.053 mm/tahun) tetapi tahun-tahun ter-
kejadian curah hujan tinggi (di atas sebut tidak tercatat sebagai tahun-tahun
normal) di Daerah Amahai tidak selalu La Nina. Sebaliknya, tahun 1995, 2007,
bersamaan dengan kejadian La Nina, dan dan 2016 tercatat sebagai tahun-tahun La
kejadian La Nina tidak selalu me- Nina tetapi tidak menyebabkan curah
nyebabkan curah hujan di atas normal. hujan Daerah Amahai diatas kondisi
Pada tahun 1996, 2008, 2012, dan 2013 normalnya.
jumlah curah hujan Daerah Amahai Terjadinya intensitas La Nina kuat
berada pada kondisi di atas normal (> hingga sangat kuat dengan nilai ONI < -

30
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

1,5 maka fenomena ini akan tetap mungkin dengan melakukan analisis
berlangsung di daerah ini. Selama periode agroklimat dikaitkan dengan tanah dan
30 tahun terakhir kejadian ini ber- tanaman, sehingga menjadi informasi
langsung selama 3 kali, yaitu pada tahun yang aplikatif untuk menunjang pe-
1998, 1999, dan 2010. Namun ketika rencanaan budidaya tanaman dan
intensitas El Nino lemah hingga sedang menekan resiko kekeringan (cekaman
dengan nilai ONI -0,5 s.d -1.5, dari 7 air). Analisis agroklimat yang biasanya
tahun kejadian La Nina dengan intensitas dilakukan diantaranya adalah analisis
tersebut, hanya 4 kali kejadian ini terjadi musim tanam.
di Daerah Amahai, yaitu pada tahun Musim tanam merupakan periode
2000, 2011, 2017, dan 2020. dimana tanaman dapat tumbuh dan
berkembang secara potensial berdasarkan
Penentuan Musim Tanam dan Pola kondisi lahan setempat. Penetapan
Tanam musim tanam di suatu wilayah
Musim Tanam dan Intensitas Tanam dimaksudkan untuk memilih waktu
Salah satu peluang peningkatan tanam yang tepat, dimana pada saat
produksi tanaman adalah dengan me- tersebut faktor iklim dan tanah tidak
manfaatkan sumber daya iklim seoptimal merupakan faktor pembatas.
Musim tanam ini terutama difokuskan yang dikhususkan diantaranya untuk
pada tanaman umur pendek dan bibit tanaman umur pendek maka selama
tanaman umur panjang yang akan musim tanam jumlah bulan basah > 200,
ditanam di lapangan. Jenis-jenis tanaman bulan lembab 100-200, dan untuk bulan
tersebut lebih peka terhadap cekaman kering < 100.
kekeringan jika dibandingkan dengan Selama musim tanam pada kondisi
tanaman umur panjang berumur di atas 1 Ekstrim El Nino dikaitkan dengan kriteria
tahun yang mampu bertahan jika ke- Oldeman tersebut jumlah bulan basah
keringan terjadi di antaranya karena terdapat 1 bulan yaitu Julan juni, untuk
sistem perakarannya yang sudah mampu bulan lembab terdapat 5 bulan yaitu
atau lebih baik dalam menyerap air Bulan Maret, April, Mei, Juni, Juli, dan
(Laimeheriwa, 2015). Desember, untuk bulan kering terdapat 6
Terdapat berbagai metode dalam bulan yaitu Bulan Januari, Februari,
penentuan musim tanam, diantaranya Agustus, September, Oktober dan
yang dikemukakan oleh (Oldeman & Frere, November. Berdasarkan metode tersebut,
1982), dimana musim tanam dibatasi disajikan hasil analisis musim tanam di
sebagai selang waktu dalam setahun Daerah Amahai pada kondisi curah hujan
dimana curah hujan bulanan lebih besar rata-rata dan curah hujan ekstrim El Nino
dari nilai setengah evapotrasnpirasi (data Tabel 5).
potensial bulanan ditambah waktu yang
dibutuhkan untuk mengevapotranspirasi-
kan air setinggi 100 mm yang dianggap
masih tersimpan dalam tanah. Merujuk
pada sistem klasifikasi Oldeman (1975)

31
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Tabel 5. Kalender dan pola tanam tanaman pangan pada kondisi curah hujan
ekstrem El Nino di Daerah Amahai
Komponen Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
0,5 ETp (mm)

75,0 69,5 74,5 68,0 60,0 49,0 51,5 58,5 61,5 73,0 72,5 73,5
Curah Hujan Rata-rata (mm) 122 108 155 215 307 392 460 321 217 128 95 136
Curah Hujan Ektrem El Nino
81 80 150 141 137 205 108 38 64 68 22 121
(mm)
MT_rata
MT_ El Nino
Keterangan:
ETp : Evapotranspirasi potensial
MT_rata : Musim Tanam pada kondisi curah hujan rata-rata (normal)
MT_El Nino : Musim Tanam pada kondisi curah hujan ekstrem El Nino
: Periode Musim Tanam
: Periode Bera, atau periode kekurangan air tanah

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada (1 Desember s.d 26 Agustus); lebih


kondisi curah hujan normal (rata-rata) pendek 3 bulan 5 hari atau 96 hari dari
periode musim tanam di Daerah Amahai kondisi normalnya. Pada kondisi curah
berlangsung sepanjang tahun (12 bulan). hujan normal (rata-rata) maupun La Nina,
Pada kondisi curah hujan musim tanam di masa persiapan lahan dapat dilakukan
daerah ini juga berlangsung sepanjang kapan saja; bergantung pada kebiasaan
tahun (12 bulan). Penurunan curah hujan petani dan pada kondisi curah hujan
akibat kejadian El Nino yaitu sebesar ektrem El Nino, masa persiapan lahan
1.444 mm/tahun (dari 2.655 mm/tahun dapat dilakukan dalam bulan November.
menjadi 1.211 mm/ tahun; berdampak Berdasarkan hasil penentuan musim
pada berkurangnya pasokan air tanah dan tanam pada dua kondisi curah hujan
berdampak lanjut terhadap pergeseran tersebut, maka kemungkinan intensitas
musim tanam. Musim tanam pada kondisi tanam beberapa komoditi sayuran dan
curah hujan ekstrem El Nino ini menjadi tanaman pangan utama di Daerah Amahai
lebih pendek, yaitu hanya 8 bulan 26 hari disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Intensitas tanam komoditi sayuran dan tanaman pangan di Daerah Amahai
pada dua kondisi curah hujan
Umur Panen Intensitas
Komoditi
(bulan) Tanam (kali)
Kondisi Curah Hujan Normal/La Nina : Musim Tanam 12 bulan
2 jagung, kacang hijau, kacang Panjang 4-5
3 padi ladang, jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, 3-4
cabe, tomat, kubis, terong, buncis
4 ubi jalar, kacang tanah, cabe, tomat, kubis, buncis 2-3
5 ubi jalar 1-2
≥6 ubi kayu, lainnya 1-2
Kondisi Curah Hujan El Nino : Musim Tanam 8 bulan 26 hari
2 jagung, kacang hijau, kacang Panjang 3-4
3 padi ladang, jagung, kacang hijau, kacang tanah, kedelai, 2-3
cabe, tomat, kubis, terong, buncis
4 ubi jalar, kacang tanah, cabe, tomat, kubis, buncis 1-2

32
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

5 ubi jalar 1
≥6 ubi kayu, lainnya 1

≥6 ubi kayu, lainnya 1


Data hasil penelitian diolah

Intensitas tanam disamping ber- tanam, produksi dan kualitas hasil.


gantung pada panjangnya musim tanam Dengan demikian, menurut (Nurdin,
tetapi juga umur panen masing-masing 2011) diperlukan upaya tanggap yang
tanaman. Jenis komoditi sayuran dan relatif cepat dan mampu mengurangi
tanaman pangan dimaksud adalah yang pengaruh negatif dari perubahan iklim,
biasanya diusahakan petani di Daerah diantaranya melalui adaptasi tanaman
Amahai dan kebutuhan airnya hanya pangan. Upaya adaptasi yang dapat di-
bergantung pada hujan yang jatuh; lakukan berupa pengelolaan sumber daya
meliputi tanaman pangan: padi ladang, tanah dan air secara optimal dan
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, berkelanjutan, pengelolaan tanaman dan
dan kacang hijau serta tanaman sayuran: pertanaman disesuaikan dengan kondisi
cabe, tomat, kubis, terong, kacang iklim setempat, penggunaan sarana
panjang, dan buncis. produksi pertanian yang efektif dan
efisien, dan penerapan teknologi per-
Pola Tanam Tanaman Pangan pada tanian yang tepat guna dan adaptif.
Kondisi Ekstrim El Nino Perubahan iklim merupakan kejadian
Pola tanam di lahan kering ditentukan alam yang memberikan berbagai dampak
oleh curah hujan di wilayah tersebut. terhadap kehidupan di bumi. Dalam
Kenyataan di lapangan menunjukkan bidang pertanian, perubahan iklim antara
bahwa petani menetapkan jadwal dan lain menyebabkan terjadinya pergeseran
pola tanam berpedoman pada kebiasaan musim tanam sehingga diperlukan ber-
yang turun temurun, antara lain ber- bagai upaya antisipasi. Untuk meng-
dasarkan bulan terjadinya hujan. Pada antisipasi perubahan iklim yang tidak
kondisi sekarang dimana kejadian iklim menentu dan sulit diprediksi,
ekstrim sering terjadi (perubahan iklim), [BALITKLIMAT] Balai Penelitian
penetapan seperti ini selain pola tanam Agroklimat dan Hidrologi, (2008) telah
kurang optimal juga seringkali men- membuat peta kalender tanam atau pola
datangkan resiko gagal panen. Untuk tanam pada tiga kejadian iklim, yaitu
menghindari kejadian tersebut maka tahun basah, tahun normal dan tahun
informasi yang akurat tentang kering. Dengan demikian, kalender
karakteristik curah hujan seperti tanam dan pola tanam yang akan
panjangnya musim tanam yang tersedia diterapkan dapat disesuaikan dengan
di suatu wilayah merupakan suatu hal masing-masing kondisi iklim tersebut.
yang penting. Kenyataan di lapangan menunjukkan
Sektor pertanian sangat rentan bahwa anomali iklim berdampak pada
terhadap perubahan iklim karena petani. Mereka sulit memprediksi kapan
berpengaruh terhadap pola tanam, waktu waktu yang tepat untuk memulai

33
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

menanam. Mereka menanam sebagai- pada tanaman palawija namun resiko ke-
mana pola tanam biasanya meski gagalannya lebih tinggi dari pada
resikonya rugi atau gagal panen. Pola tanaman palawija, misalnya pemilihan
tanam sebagai usaha mengatur tata urutan antara tanaman cabai dan kedelai. Ada
tanaman selama periode tertentu dapat pola tanam monokultur tumpang gilir dan
dilakukan. Petani dapat merubahnya polikultur/multiple cropping/ tumpeng-
berdasarkan pengalaman bertani. Prinsip sari. Pola tanam yang menghasilkan
perubahan pola tanam dapat dilakukan pendapatan tinggi memiliki resiko
dengan tujuan memilih alternatif kegagalan yang tinggi pula. Pola tanam
tanaman-tanaman yang akan dibudi- dengan selingan padi-palawija tingkat
dayakan untuk memperoleh hasil yang kesuburan tanahnya lebih tinggi dari pada
tinggi dan memperoleh pendapatan yang pola tanaman sejenis secara terus
maksimal. menerus. Hal tersebut di atas memberikan
Menurut Hendry & Sudjianto, (2013), gambaran bahwa untuk mengantisipasi
walaupun perubahan pola tanam pergeseran musim tanam yang telah
dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan jenis
terjadi di Daerah Amahai akibat curah
tanaman yang dibudidayakan, pemilihan hujan ekstrem El Nino diperlukan
tanaman hortikultura memiliki resiko perencananan tanam melalui pembuatan
lebih besar dibandingkan tanaman kalender tanam dan pengaturan pola
palawija. Sebab tanaman hortikultura tanam; khususnya tanaman pangan (padi-
memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dari palawija) seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 7.
Tabel 7. Kalender dan pola tanam tanaman pangan pada kondisi curah hujan
ekstrem El Nino di daerah Amahai
M
us
im
Ta
na
m
B Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
ul
an
D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
as
ar
ia
n
Po
la
Ta
na
m:

Be Jagung / Kacang Tanah / Padi Ladang


rur Kacang Hijau
ut Jagung / Kacang Tanah / Jagung / Kacang Tanah / Kacang
an Kacang Hijau Hijau

34
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

M
on
ok
ult Ubi Jalar
ur Ubi Kayu

Po
lik
ult
ur/
Tu
Jagung + Kacang Tanah + Kacang Hijau + Ubi Jalar + Ubi Kayu
m
pa
ng
Sa
ri

Tabel 7 memberikan gambaran bahwa, Tanaman jagung/kacang tanah/kacang


pada kondisi curah hujan eksterm El hijau dapat ditanam sekali dengan pola
Nino, padi ladang dapat ditanam sekali tanam berurutan dan dua kali atau lebih
dalam setahun dengan pola berurtan dalam pola tanam monokultur dan
setelah jagung/kacang tanah/kacang polikultur. Sementara itu, ubi jalar dan
hijau. Tanaman ini dalam pertumbuhan- ubi kayu hanya bisa ditanam sekali dalam
nya membutuhkan air yang cukup banyak setahun secara monokultur dan
sehingga baru bisa ditanam pada awal polikultur.
musim hujan yaitu pada bulan April.

KESIMPULAN
1) Kejadian El Nino yang sangat ekstrem pada kondisi curah hujan ekstrim El
menyebabkan berkurangnya curah nino, pola tanam yang dapat
hujan di Daerah Amahai sebesar 1.444 diterapkan di Daerah Amahai adalah;
mm atau 54% dari kondisi normalnya, (i) Berurutan: jagung/kacang tanah/
sebaliknya kejadian La Nina yang kacang hijau – padi ladang, (ii)
sangat ekstrem telah menyebabkan Monokultur: jagung/kacang tanah/
curah hujan meningkat di Daerah kacang hujau/ubi jalar/ubikayu, (iii)
Amahai sebesar 1.528 mm atau 60% Polikultur/Tumpangsari: jagung+
dari kondisi normalnya. kacang tanah+kacang hujau+ubi
2) Musim tanam di Daerah Amahai pada jalar+ ubikayu;
kondisi curah hujan rata-rata (normal) 3) Pada kondisi curah hujan ekstrim El
maupun La Nina adalah sepanjang nino, pola tanam yang dapat
tahun (12 bulan), dan pada kondisi diterapkan di Daerah Amahai adalah;
curah hujan ekstrem El Nino musim (i) Berurutan: jagung/kacang tanah/
tanam berlangsuing selama 8 bulan 26 kacang hijau–padi ladang, (ii)
hari; lebih pendek 96 hari Monokultur: jagung/kacang tanah/
dibandingkan kondisi normalnya; 2). kacang hujau/ ubijalar/ubikayu, (iii)

35
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Polikultur/ Tumpang sari: jagung+


kacang tanah+ kacang hujau+ubi
jalar+ubikayu.

DAFTAR PUSTAKA

[BALITKLIMAT] Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. (2008). Menentukan


masa tanam yang tepat dengan kalender tanam.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2012). Verifikasi
Prakiraan Iklim Indonesia.
Djadja Subardja, S., Ritung, S., Anda, M., Sukarman, Suryani, E., & Subandiono, R. .
E. (2014). Petunjuk Teknis Klasifikasi Tanah Nasional (1st ed.). Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian.
Fadilla, L., Subiyanto, S., & Suprayogi, A. (2017). ANALISIS PENGARUH
FENOMENA EL NINO DAN LA NINA TERHADAP CURAH HUJAN
TAHUN 1998 - 2016 MENGGUNAKAN INDIKATOR ONI (OCEANIC NINO
INDEX) (Studi Kasus : Provinsi Jawa Barat). Analisis Arah Dan Prediksi
Persebaran Fisik Wilayah Kota Semarang Tahun 2029 Menggunakan Sistem
Informasi Geografis Dan CA Markov Model, 6.
[FAO]. (1978). Methodology and results from Africa. Report on the Agro-Ecological
Zones Project. Report No.48/I. FAO, Rome.
FAO. (2018). Cropwat (8.0). FAO.
Gezie, M. (2019). Farmer’s response to climate change and variability in Ethiopia: A
review. In Cogent Food and Agriculture (Vol. 5, Issue 1).
https://doi.org/10.1080/23311932.2019.1613770
Hendry, R. M., & Sudjianto, U. (2013). Pola tanam antisipasi perubahan iklim.
Umk.Muria. http://infomuria.umk.ac.id
Hilman, Y., Suciantini, S., & Rosliani, R. (2019). ADAPTASI TANAMAN
HORTIKULTURA TERHADAP PERUBAHAN IKLIMPADA LAHAN
KERING Adaptation of Horticultural Crops to Climate Change in the Upland.
Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 38(1).
https://doi.org/10.21082/jp3.v38n1.2019.p55-64
Kusnanto, H. (2011). Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim. Yogyakarta: BPFE.
BPFE.
Laimeheriwa, S. (2014). Analisis Tren Perubahan Curah Hujan pada Tiga Wilayah
dengan Pola Hujan yang Berbeda di Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya
Pertanian. Jurnal Budidaya Pertanian, 10(2).
Laimeheriwa, S. (2015). Analisis data iklim dalam bidang pertanian: peluang curah
hujan, masa tanam, neraca air lahan dan klasifikasi iklim wilayah. Bahan ajar
agroklimatologi. In Fakultas Pertanian, Unpatti.

36
Analisis……. (Jurnal Pertanian Kepulauan, Vol.6, No.1:23-27, Maret 2022 ISSN: 1412-5005
doi.org/10.30598/jpk.2022.6.1.23E- ISSN:2962-7796

Laimeheriwa, S., Pangaribuan, M., & Amba, M. (2019). Analisis Fenomena El Nino
dan Dampaknya Terhadap Neraca Air Lahan di Pulau Ambon. JURNAL
BUDIDAYA PERTANIAN, 15(2). https://doi.org/10.30598/jbdp.2019.15.2.111
Lidjang, I. K., Yusuf, & Nulik, J. (2006). Analisis Kebijakan Dampak Kekeringan di
Kabupaten Sumba Timur. Prosiding Seminar Nasional Komunikasi Hasil-Hasil
Penelitian Pertanian Dan Peternakan Dalam Sistem Usahatani Lahan Kering.
NOAA. (2021). DEPARTMENT OF COMMERCE National Oceanic and
Atmospheric Administration. Federal Register, 86(102).
Nurdin, S. (2011). Antisipasi perubahan iklim untuk keberlanjutan ketahanan pangan.
Jurnal Dialog Kebijakan Publik, 4, 21–31.
Oldeman. (1975). An agroclimatic map of Java. Contr. Centr. Res. Inst. Agric.
Oldeman, L. R., & Frere, M. (1982). A study of the agroclimatology of the humid
tropics of South-East Asia. A Study of the Agroclimatology of the Humid Tropics
of South-East Asia.
Tangang, F., Farzanmanesh, R., Mirzaei, A., Supari, Salimun, E., Jamaluddin, A. F.,
& Juneng, L. (2017). Characteristics of precipitation extremes in Malaysia
associated with El Niño and La Niña events. International Journal of
Climatology, 37. https://doi.org/10.1002/joc.5032
Uspessy, J. F., Laimeheriwa, S., & Patty, J. R. (2020). Penentuan Musim Tanam
Berdasarkan Perhitungan Neraca Air Lahan di Daerah Saumlaki, Pulau
Yamdena. JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN, 16(2).
https://doi.org/10.30598/jbdp.2020.16.2.173

37

Anda mungkin juga menyukai