Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

PokokBahasan : Syndrome Geriatri


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang tunggu poli spesialis lt. 2
Tanggal Pelaksanaan : 24 Februari 2022
Waktu : 11.30 WIB-selesai

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti penyuluhan tentang malnutrisi pada lansia ,pasien dan keluarga mampu
memahami apa itu Sindrome Geriatri pada lansia.

B. Tujuan Instruksional khusus


Setelah melakukan penyuluhan tentang malnutrisi pada lansia,pasien dan keluarga dapat:
1. Mengetahui pengertian Sindrom Geriatri pada lansia
2. Mengetahui macam-macam sindrom geriatri beserta tatalaksana pada Lansia
C. MateriPenyuluhan
1. Materi
Sindrome Geriatri
2. Sub pokok pembahasan
a. Pengertian Sindrome geriatri pada lansia
b. Macam-macam dan tatalaksana syndrome geriatri Pada Lansia
D. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Dokumentasi

E. Media
PPT mengunakan proyektor
F. Proses pelaksanaan
No Waktu Kegiatanpenyuluhan Kegiatansasaran
1 3 menit Pembukaan
1. Salam pembuka 1. Menjawabsalam
2. Memperkenalkandiri 2. Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan 3. Memperhatikan
4. Menyebutkanmateri yang akandiberikan 4. Memperhatikan
2 20 menit Pelaksanaan Memperhatikan
a. Pengertian syndrome geriatri pada lansia
b. Macam-macam dan tatalaksana syndrome
geriatri Pada Lansia
3 10 menit Evaluasi
1.Memberikan kesempatan untuk bertanya 1.Bertanya dan mendengar
2.Meminta keluarga menjelaskan tentang jawaban
materi malnutrisi pada lansia 2. Menjelaskan materi
4 2 menit Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih atas perhatian 1. Memperhatikan
yang diberikan 2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam
SYNDROME GERIATRI

I. Pengertian
Sindrom Geriatri adalah serangkaian kondisi klinis pada orang tua yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien dan dikaitkan dengan kecacatan. Sindrom geriatri meliputi gangguan
kognitif, depresi, inkontinesia,ketergantungan fungsional, dan jatuh. Sindrom ini dapat
menyebabkan angka morbiditas yang signifikan dan keadaan yang buruk pada usia tua yang
lemah. Sindrom ini biasanya melibatkan beberapa sistem organ.

II. Macam-macam Dan Tatalaksana Pada Lansia


1. Imobilisasi
Pengertian : imobilisasi atau berkurangnya kemampuan gerak yang bisa diakibatkan oleh
minimnya aktivitas fisik karena penurunan fungsi fisik tubuh dan penyakit penyerta.
Berkurangnya kemampuan gerak seringkali membuat para lansia lebih mudah terjatuh

Tatalaksana : penanganan gangguan kemampuan gerak pada lansia dapat dilakukan dengan
terapi fisik secara perlahan menggunakan alat pendukung untuk berdiri. Dengan ini para lansia
terbantu untuk belajar berdiri dan berjalan secara perlahan sehingga bisa menopang tubuhnya
dan dapat bergerak secara perlahan

2. Jatuh

Pengertian : para lansia sering mengalami jatuh hingga patah tulang akibat gangguan
keseimbangan yang disebabkan oleh gangguan penglihatan, gangguan organ keseimbangan atau
sensor motorik

Tatalaksana : beri tahu tim dokter bila ada anggota keluarga anda yang mengalami sindrom
geriatric pernah terjatuh atau tergelincir karena oleng. Penanganan yang diberikan biasanya
berupa olahraga dan fisioterapi yang bermanfaat untuk meningkatkan keseimbangan, cara
berjalan dan mencegah terjatuh. Lansia juga dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium dan
vitamin D secara untuk menjaga kekuatan tulang. Hindari kebiasaan merokok dan minum
alcohol yang dapat menurunkan massa tulang dan meningkatkan resiko patah tulang pada lansia.

3. inkontinensia urin

Pengertian : inkontinensia urin atau mengompol diartikan sebagai ketidakmampuan menahan


keluarnya urin pada saat yg tidak tepat dan tidak diinginkan. Pada lansia hal ini dapat
menimbulkan masalah kesehatan lain, seperti dehidrasi karena pasien cenderung mengurangi
minumnya karena takut mengompol, jatuh dan patah tulang karena terpeleset oleh urin

Tatalaksana: Lansia akan dianjurkan untuk mengurangi konsumsi minuman yang berkafein
seperti kopi,the dan soda yang dapat meningkatkan produksi urin. Namun pengecualian terhadap
air putih yang tetap harus diminum secara rutin untuk mencegah dehidrasi. Inkontinensia urin
juga dapat dicegah dengan mengkonsumsi obat stimulasi saraf dan operasi. Akan tetapi tetap
diperlukan konsultasi dengan dokter untuk penganan yang lebih tepat pada masing-masing
lansia.

4. Kelainan Kognitif
Pengertian : Keadaan yang terutama menyebabkan gangguan intelektual pada
pasien lanjut usia adalah delirium dan demensia Demensia meliputi penurunan daya
ingat, kemunduran fungsi kognitid, perubahan prilaku dan fungsi otak lainnya sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Demensia pada lansia dapat terjadi karena penuaan alami,
penyakit alzeimer, stroke berulang, trauma kepala dan gangguan hormone.
Tatalaksana: bila anda menemukan anggota keluarga yang mengalami ini, maka baik pasien
dan pihak keluarga butuh diberikan konseling untuk memonitor kemampuan pasien dan
mempertimbangkan penggunaan alat bantu mengingat. Sebab dukungan keluarga sangat
bermanfaat untuk para penderita geriatric yang mengalami demensia. Delirium adalah suatu
kebingungan akut yang ditandai dengan bicara ngelantur, gelisah, sulit mengalihkan perhatian,
ketakutan dll. Hal ini disebabkan oleh gangguan metabolisme,infeksi,trauma kepala, atau efek
samping obat yang dikonsumsi.

Tatalaksana : penanganan delirium pada penderita geriatric dapat memanfaatkan konseling


antara pasien dan keluarga. Hal ini bermanfaat untuk membantu pasien mengurangi tingkat
kebingungannya, misalnya dengan mengingatkan waktu dan tempat suatu kejadian tertentu atau
meningkatkan kontak dengan orang yang terlibat pada kejadian tersebut.

5. Inanitation (malnutrisi)
Kelemahan nutrisi terjadi pada lansia karena kehilangan berat badan fisiologis dan
patologis yang tidak disengaja. anoreksia pada lanjut usia merupakan penurunan fisiologis
nafsu makan dan asupan makan yang menyebabkan kehilangan berat badan yang tidak
diinginkan. faktor predisposisi malnutrisi adalah pancaindra untuk rasa dan bau berkurang,
kehilangan gigi alamiah, gangguan motilitas usus akibat tonus otot menurun, penurunan
produksi asam lambung.
Tatalalsana : Pemberian asupan diet protein , Vitamin C,D, dan E , mineral yang cukup.
orang usia lanjut umumnya mengkonsumsi protein kurang dari angka kecukupan gizi.
Proporsi protein yang adekuat merupakan faktor penting, bukan dalam jumlah besar pada
sekali makan. Protein sebaiknya mengandung asam aminoesensial. Leusin adalah asam
amino esensial dengan kemampuan anabolisme protein tertinggi sehingga dapat mencegah
sarkopenia
6. Infection (Infeksi) sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi sistem imun pada usia
lanjut. infeksi yang sering dijumpai adalah saluran kemih, pneumonia, sepsis dan meningitis.
kondisi lain seperti kurang gigi, multipatologi, dan faktor lingkungan memudahkan usia
lanjut terkena infeksi.

7. Impotensi
50% pria pada umur 65 tahun dan 75% pria pada usia 80 tahun mengalami impotensi. 25%
terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan seperti : antihipertensi, anti psikosa, anti
depressant, litium (mood stabilizer). Selain karena mengkonsumsi obat-obatan, impotensi
dapat terjadi akibat menurunnya kadar hormon.

8. Insomnia (gangguan tidur)


Merupakan gangguan tidur yang sering dijumpai pada pasien geriatri. Umumnya mereka
mengeluh bahwa tidurnya tidak memuaskan dan sulit mempertahankan kondisi tidur. Sekitar
57% orang lanjut usia di komunitas mengalami insomnia kronis, 30% pasien usia lanjut
mengeluh tetap terjaga sepnjang malam, 19% mengeluh bangun terlalu pagi, dan 19%
mengalami kesulitan untuk tertidur. Pada usia lanjut umunya mengalami gangguan tidur
seperti: kesulitan untuk tertidur, kesulitan mempertahankan tidur nyenyak, bangun terlalu
pagi.

Tatalaksana : Meningkatkan aktivitas rutin setiap hari, Menciptakan lingkungan yang


nyaman , kurangi konsumsi kopi, Berikan benzodiazepine seperti temazepam
9. Gangguan Penglihatan,Pendengaran dan Penciuman
Gangguan penglihatan dan pendengaran juga sering dianggap sebagai hal yang biasa
akibat proses menua. Prevalensi gangguan penglihatan pada pasien geriatric yang diarawat di
indonesia mencapai 24% . Gangguan penglihatan berhubungan dengan penurunan kegiatan
waktu senggang , status fungsional, fungsi sosial dan mobilitas. Gangguan pengliahatn dan
pendengaran berhubungan dengan kualitas hidup, meningkatkan disabilitas fisik,
ketidakseimbangan, jatuh, fraktur panggul dan mortalitas.

Anda mungkin juga menyukai