Anda di halaman 1dari 9

Nama :

NIM :

Kelas/Angkatan :

Mata Kuliah :

Dosen Pengampu :

Tugas:

1. Jelaskan Tentang Ciri-Ciri Riset Kuantitatif?

Jawab:

Riset kuantitatif memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Tujuan penelitian

Penelitian kuantitatif memiliki tujuan mengeneralisasi temuan penelitian sehingga dapat


digunakan untuk memprediksi situasi yang sama pada populasi lain. Penelitian kuantitatif
juga digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat antar variabel yang diteliti.

2) Pendekatan

Penelitian kuantitatif dimulai dengan teori dan hipotesis. Peneliti menggunakan teknik
manipulasi dan mengkontrol variabel melalui instrumen formal untuk melihat interaksi
kausalitas. Peneliti mencoba mereduksi data menjadi susunan numerik selanjutnya ia
melakukan analisis terhadap komponen penelitian (variabel). Penarikan kesimpulan
secara deduksi dan menetapkan norma secara konsensus. Bahasa penelitian dikemas
dalam bentuk laporan.

3) Peran peneliti

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti secara ideal berlaku sebagai observer subyek
penelitian yang tidak terpengaruh dan memihak (obyektif).

4) Pendekatan kuantitatif lebih menitikberatkan pada frekuensi tinggi

5) Kebenaran dari hasil analisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat di
generealisasi.

6) Penelitian kuantitatif menggunakan paradigma positivistik-ilmiah

Segala sesuatu dikatakan ilmiah bila dapat diukur dan diamati secara obyektif yang
mengarah kepada kepastian dan kecermatan (Sunarto, 1993: 3). Karena itu, paradigma
ilmiah-positivisme melahirkan berbagai bentuk percobaan, perlakuan, pengukuran dan
uji statistik.

7) Penelitian kuantitatif sering bertolak dari teori.

Sehingga bersifat reduksionis dan verifikatif, yakni hanya membuktikan teori (menerima
atau menolak teori).

8) Penelitian kuantitatif khususnya eksperimen, dapat menggambarkan sebab-akibat.

Peneliti seringkali tertarik untuk mengetahui: apakah X mengakibatkan Y? atau, sejauh


mana X mengakibatkanY? Jika peneliti hanya tertarik untuk mengetahui pengaruh X
terhadap Y, penelitian eksperimen akan mengendalikan atau mengontrol berbagai
variabel (X1, X2, X3 dan seterusnya) yang diduga akan berpengaruh terhadap Y. Kontrol
dilakukan sedemikian rupa bukan hanya melalui teknik-teknik penelitian melainkan juga
melalui analisis statistik.

9) Waktu pengumpulan dan analisis data sudah dapat dipastikan

Peneliti dapat menentukan berbagai aturan yang terkait dengan pengumpulan data,
jumlah tenaga yang diperlukan, berapa lama pengumpulan data akan dilakukan, dan jenis
data yang akan dikumpulkan sesuai hipotesis yang dirumuskan. Hal ini sejalan dengan
instrumen yang sudah baku dan sudah dipersiapkan. Demikian halnya model analisis
data, uji-uji statistik, dan penyajian data, termasuk tabel-tabel yang akan dipergunakan sudah
dapat ditentukan.

2. Jelaskan Tentang Aksioma-Aksioma Kaum Positivisme Yang Mendasari Riset-Riset


Kuantitatif?

Aksioma-aksioma kaum positif yang mendasari riset-riset kuantitatif adalah sebagai


berikut :
Hakikat Kenyataan (ontologi). Kenyataan adalah tunggal, dapat diamati dan dapat
dibagi dalam fragmen-fragmen
Hakikat hubungan subjek dan objek (epistemologi). Subjek yang mengetahui
dengan objek yang diketahui adalah bebas tidak saling bergantung, dan membentuk
sebuah dualism yang tegas
Kemungkinan generalisasi (logika). Tujuan penyelidikan adalah mengembangkan
suatu sosok pengetahuan nomotetis dalam bentuk generalisasi yang kebenarannya
tidak bergantung pada waktu dan tempat (konteks)
Kemungkinan hubungan sebab akibat (logika). Setiap tindakan dapat diterangkan
sebagai hasil (akibat) dari sebuah sebab yang nyata, yang dalam hubungannya dengan
waktu adalah mendahului akibat (atau sekurang-kurangnya terjadi serempak)
Pernanan nilai dalam penyelidikan (oksiolgi). Penyelidikan adalah bebas dari campur
tangan nilai dan dapat dijamin bahwa penyelidikan yang digunakan adalah objektif.

3. Jelaskan Tentang Prosedur Pembuktian Hipotesis?

Uji hipotesis merupakan metode pembuktian empiris untuk mengkonfirmasi atau


menolak sebuah opini ataupun asumsi dengan menggunakan data sampel.

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani. Hupo artinya adalah lemah, rendah, dan tidak kuat.
Thesis artinya teori, asumsi, pendapat, atau pernyataan.

Berdasarkan definisi tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa hipotesis juga bisa
diartikan sebagai teori yang sifatnya lemah dan masih perlu dibuktikan kebenarannya.

Prosedur pembuktian hipotesis yaitu:

a. Tentukan parameter yang akan diuji


b. Tentukan Hipotesis nol (H0)
c. Tentukan Hipotesis alternatif (H1)
d. Tentukan (α)
e. Pilih statistik yang tepat
f. Tentukan daerah penolakan
g. Hitung statistik uji
h. Putuskan apakah Hipotesis nol (H0) ditolak atau tidak

Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji hipotesis
hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk
menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.

4. Jelaskan Tentang Desain-Desain Pra Eksperimental?

Desain Pra Eksprimental ini digunakan untuk mengungkap hubungan sebab-


akibat hanya dengan cara melibatkan satu kelompok subjek, sehingga tidak ada control
yang ketat terhadap variabel. Terdapat tiga jenis desain pra eksprimental yang dapat
dimasukkan dalam kelompok desain penelitian ini, yaitu:

A. Desain one shot case study

Pada one shot case study, perlakuan dikenakan pada kelompok unit
percobaan tertentu, dan kemudian diadakan pengukuran terhadap variabel terikat. Desain
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengukuran Pengukuran
(pretest) Perlakuan (pretest)

O0 X O1

Desain percobaan ini, digunakan hanya satu kelompok percobaan tanpa kontrol.
Misalnya menyajikan suatu pelajaran dengan sistem ceramah. Kemudian diukur
pengaruh pemberian ceramah tersebut dengan mengadakan ujian setelah ceramah
diberikan. Prestasi belajar kelompok tersebut diukur berdasarkan hasil posttest di atas
dengan mencari meannya.

Keuntungan:

Desain ini berguna untuk mengembangkan suatu prakarsa atau sebagai suatu desain
untuk penelitian eksplorasi atau penelitian pendahuluan.

Kelemahan:

1. Desain ini tidak mempunyai kontrol, oleh karena itu validitas internal tidak ada sama
sekali. Validitas eksternal juga tidak ada, karena kesimpulan yang diperoleh tidak
mempunyai jaminan ketepatan.

2. Desain ini tidak mempunyai dasar untuk membuat perbandingan, kecuali secara
subjektif dan intuitif.

B. Desain satu kelompok pretest- posttest

Desain penelitian ini terdapat dua kali pengukuran dengan satu kali perlakuan.
Pengukuran pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan, dan pengukuran data kedua
dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan. Bagan rancangan desain percobaan ini dapat
diketahui sebagai berikut:

Pengukuran Pengukuran
(pretest) Perlakuan (pretest)

O1 X O2

Desain ini merupakan perbaikan terhadap desain sebelumnya. Misalnya, percobaan


dilakukan pada kelompok-kelompok ibu hamil untuk melihat kebaikan sistem
pengelolaan ibu hamil melalui pendampingan. Pemberian tablet Fe merupakan suatu
perlakuan X. Pertama-tama diukur rerata kadar Hb Ibu hamil melalui pemeriksaan darah
sebelum diberi perlakuan. Sesudah perlakuan (pemberian tablet Fe) dilaksanakan,
kemudian diukur lagi kadar Hbnya. Kemudian dibuat perbandingan antara rerata Hb
sebelum dan sesudah perlakuan untuk melihat pengaruh pemberian kadar Fe.
Kelemahan:

Validitas internal masih dirasakan relatif kurang. Tidak ada jaminan yang menyatakan
bahwa perbedaan rerata kadar Hb ibu hamil sebelum dan sesudah perlakuan selalu
disebabkan oleh pemberian tablet Fe.

Desain ini menghasilkan banyak error, antara lain error yang disebabkan oleh: efek
testing, pengaruh instrumen (alat tes Hb), error history, bias pemilihan, dan error regresi.
Efek testing adalah error yang disebabkan karena berubahnya motivasi ibu hamil setelah
dites pertama kali sebelum perlakuan sehingga pola makan dapat berubah sebelum atau
selama perlakuan. Pengaruh instrumen, artinya error yang disebabkan karena jenis
keakuratan dan presisi dari alat tes Hb. Error history dapat terjadi karena subjek berubah
misalnya menjadi lebih mampu secara ekonomi atau akses gizi. Bias pemilihan terjadi
karena ada subjek penelitian yang drop out sehingga tidak dapat mengikuti tes.

Keuntungan:

Karena adanya pretest sebelum dikenakan perlakuan, dan adanya post-test sesudah
perlakuan diberikan, maka dapat dibuat perbandingan terhadap kadar Hb Ibu hamil
dari kelompok percobaan yang sama. Bias variabel pemilihan subjek penelitian, dapat
dihilangkan dengan menjamin bahwa kedua tes tersebut adalah semua anggota unit
percobaan.

C. Desain Intact-Group Comparison

Pada desain ini, populasi dibagi atas dua kelompok, tidak secara random. Kelompok
pertama merupakan unit percobaan untuk perlakuan dan kelompok kedua merupakan
kelompok untuk suatu kontrol. Kemudian dicari perbedaan antara rerata pengukuran dari
keduanya, dan perbedaan ini dianggap disebabkan oleh perlakuan. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

Pengukuran Pengukuran
(pretest) Perlakuan (pretest)
Kelompok
O0 X O1
percobaan

Kelompok
kontrol O0 X O1

Prosedur dalam melaksanakan percobaan dengan desain ini, adalah sebagai berikut:

1. pilihlah unit percobaan secara dengan membagi dua kelompok dari suatu populasi.

2. gunakan perlakuan terhadap kelompok percobaan dan tanpa perlakuan pada


kelompok kontrol (kelompok kedua)
3. ukurlah hasil perlakuan, misalnya dengan melakukan posttest

4. hitunglah rerata dari masing-masing ukuran kelompok, dan bandingkan dengan


menggunakan statistik yang cocok.

Desan ini mempunyai validitas internal yang lemah, karena tidak dilakukan randomisasi.
Pengaruh counfonding antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua tidak ada,
karena pengukuran pertama (pretest) tidak dilakukan.Beberapa pengaruh luar belum tentu
dihilangkan, antara lain error history, instrumentasi, dan error testing.

5. Jelaskan Tentang Desain-Desain Eksperimental?

Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat
menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan
untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok control dan sampel dipilih secara
random.

Bentuk desain eksprimental terdiri 2 (dua) macam yaitu:

a. Posttest-Only Control Design

R X O2

R O4

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak
diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya perlakuan (treatment)
adalah (01: 02). Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis
dengan uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
berpengaruh secara signinkan.

b. Pretest-Posttest Control Group Design


R O1 X O2

R O3 O4

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random. kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak
berbeda secara signifikan. Pengaruh Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3).

6. Jelaskan Tentang Desain-Desain Eksperimental Rekaan?

7. Jelaskan Tentang Desain Ex Post Facto?

Ex-post facto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi


ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian.
Penelitian ex-post facto secara metodis merupakan penelitian experimen yang juga
menguji hipotesis, tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan tertentu karena sesuatu
sebab untuk memberikan perlakuan atau manipulasi. Biasanya karena alasan etika
manusiawi atau gejala atau peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-
faktor penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.

Penelitian ex-post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan


perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku,
gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.

Donald Ary (1982:382-383) juga menyatakan bahwa penelitian ex post facto


merupakan penemuan empiris yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan
kontrol terhadap variabel-variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ex-post facto merupakan
penelitian yang menjelaskan atau menemukan bagaimana variabel-variabel dalam
penelitian saling berhubungan atau berpengaruh, serta menemukan bagaimana gejala-
gejala atau perilaku itu terjadi.

Dasar penelitian ex-post facto adalah :

1. Menilai dengan subjek yang berbeda pada variabel bebas dan mencoba untuk
menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh : pengaruh orang tua tunggal dan
orang tua lengkap (variabel terikat) terhadap pembolosan (variabel bebas).

2. Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variabel terikat dan berusaha menentukan
penyebab perbedaan itu. Contoh : perbandingan siswa yang latarnya dari sekolah
tinggi dengan orang-orang yang drop out (variabel terikat) pada variabel bebas
seperti motivasi atau kedisiplinan.

 Ciri-ciri Penelitian Ex-post Facto

Adapun ciri-ciri penelitian ex-post facto adalah sebagai berikut :

a. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.


b. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk
menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.

c. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen
tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:

i. Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor


yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung

ii. Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik,
dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang
mempengaruhi.

d. Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya
dan etik dipertanyakan.

 Langkah-langkah Penelitian Ex-post Facto


Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Perumusan Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya variabel
dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau
penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini
dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat
dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan
rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan
antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.
b. Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau
alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan
dependen.
c. Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus
memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih
kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
d. Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel
dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis
tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali
data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang
sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan
untuk mengumpul data bagi peneliti.
e. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunaka, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian
diferensial maupun eksperimen. Dimana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan
antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan
dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok
dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya
analisis tersebut diawali dengan perhitungan niali rata-rata atau mean dan stansar deviasi
untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.
f. Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas
hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan
peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa
munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

8. Jelaskan Tentang Teknik-Teknik Statistik?

Anda mungkin juga menyukai