Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH LITERASI EKONOMI, PENDAPATAN ORANG TUA DAN

TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MENGONSUMSI DALAM


PESPEKTIF RASIONAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 MAJENE

Dwi Anggini Syahfitri H1, Rahmatullah2, Ratnah S3, Syamsul Rijal4


1234
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Makassar
dwianggini0404@gmail.com

Abstrak: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Jumlah responden dalam penelitian
ini berjumlah 50 orang. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu
sampling jenuh. Adapun responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
yang mengikuti moving class ekonomi di SMA Negeri 2 Majene. Dalam
penelitian ini menggunakan Teknik uji instrument dan uji analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel literasi ekonomi,
pendapatan orang tua dan teman sebaya berpengaruh secara parsial terhadap
perilaku mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa SMA Negeri 2
Majene. Variabel literasi ekonomi, pendapatan orang tua dan teman sebaya
berpengaruh secara parsial terhadap perilaku mengonsumsi dalam perspektif
rasional pada siswa SMA Negeri 2 Majene.

Kata Kunci: Literasi Ekonomi, Pendapatan Orang Tua, Teman Sebaya,


Perilaku Mengonsumsi

Abstract: The method used in this research is a quantitative research method with
a descriptive research type. The number of respondents in this study amounted to
50 people. The method of determining the sample in this study is saturated
sampling. The respondents in this study were class XI students who took the
economics class at SMA Negeri 2 Majene. In this study using instrument test
techniques and multiple linear regression analysis tests. The results showed that
the variables of economic literacy, income of parents and peers had a partial
effect on consuming behavior from a rational perspective on students of SMA
Negeri 2 Majene. The variables of economic literacy, income of parents and peers
have a partial effect on consumption behavior in a rational perspective on
students of SMA Negeri 2 Majene.

Keywords: Economic Literacy, Parental Income, Peers, Consuming Behavior


PENDAHULUAN

Kegiatan konsumsi tidak akan pernah lepas dari kebutuhan manusia yang
tidak terbatas dan harus dapat memenuhi setiap kebutuhan dengan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Setiap manusia dalam pemenuhan kebutuhannya tidak
pernah terlepas dari aktivitas ekonomi, salah satunya konsumsi barang dan jasa
(Dewi et al., 2020). Konsumsi dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu
konsumsi langsung dengan konsumsi tidak langsung. Konsumsi langsung
merupakan pengkonsumsian barang yang langsung dilakukan oleh pengguna
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Contohnya, makan, minum, dan
pakaian yang langsung dipakai oleh pengguna. Sementara itu, konsumsi tidak
langsung adalah pemakaian benda konsumsi barang dan jasa yang tidak secara
langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna barang. Contohnya,
pembelian bahan baku dapat dikategorikan sebagai konsumsi, tetapi bukan
merupakan konsumsi langsung (Isomidinova & Singh, 2017).

Di zaman modern seperti saat ini, kebutuhan manusia menjadi semakin


tidak terbatas. Manusia tidak pernah merasa puas atas apa yang telah mereka
peroleh dan mereka capai (Isnawati & Kurniawan, 2021). Apabila manusia sudah
dapat memenuhi kebutuhan sebelumnya, maka kebutuhan yang lain akan muncul.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia dihadapkan pada permasalahan
terbatasnya sumber daya yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhannya,
sehingga manusia harus menentukan pilihan-pilihan. Kebutuhan akan
berkembang seiring dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat
(Khaidarsyah & Haruna, 2021).

Manusia pada jenjang SMA sedang mengalami transisi dari masa remaja
menuju proses kedewasaan. Masa remaja adalah masa yang banyak menarik
perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam
kehidupan individu dalam masyarakat dewasa (Yanto et al., 2017). Dalam
menentukan pilihan-pilihan, pada usia ini manusia belum mempunyai dasar atau
prinsip yang kuat dan masih sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan
sekitarnya, terutama dalam berkonsumsi. Seiring dengan kemajuan IPTEK mau
tidak mau remaja harus mengikuti perkembangannya (Bona, 2018).

Menginjak masa remaja, kebutuhan siswa menjadi lebih beragam terutama


dalam melakukan konsumsi sehari-hari. Perlu pemahaman bahwa perilaku
konsumsi berbeda dengan perilaku konsumtif. Perilaku konsumsi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang berhubungan dengan
penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan perilaku
konsumtif adalah perilaku membeli yang tidak lagi berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah
mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi (Arifin et al., 2018).

Dalam perspektif rasionalitas, pada saat rasionalitas konsumsi seseorang


tinggi, maka keputusan untuk membeli berdasarkan keinginan bukan kebutuhan
maka cenderung menurun, di karenakan orang tersebut berpikir rasional sehingga
lebih mementingkan kebutuhan dari pada keinginan. Produsen menjadikan siswa
sebagai salah satu target pasar yang potensial, karena siswa mudah terbujuk dan
terlena oleh iklan, ikut-ikutan teman sebaya, tidak realistis, cenderung boros dan
suka menghamburkan uangnya. Siswa belum mampu mengonsumsi barang dan
jasa dengan baik karena mereka membeli barang atau produk bukan atas
kebutuhan tetapi keinginan (Rustantono et al., 2020). Fenomena yang terjadi di
kalangan remaja sudah marak terjadi karena mereka ingin diterima oleh teman
sebaya. Pengaruh teman sebaya akan menimbulkan dampak positif dan negatif
terhadap individu (Smith et al., 2021).

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi maka banyak media


bermunculan yang membantu dalam memudahkan informasi dan komunikasi
salah satunya media sosial (DeLas et al., 2020). Melalui media sosial siswa dapat
mencari informasi tanpa dibatasi ruang dan waktu (Rambaree, 2020). Tak jarang
media sosial dijadikan ajang pamer bagi sebagian siswa karena siswa dapat
memperbarui (update) aktivitas mereka (Agus et al., 2020). Siswa menggunakan
media sosial untuk mengupdate dan menggunakan trend-trend atau mode-mode
terkini sesuai perkembangan zaman. Seharusnya siswa memanfaatkan media
sosial untuk mencari teman belajar dengan mudah dan mencari informasi terkait
dengan pelajaran (Rasiah, 2014).

Perilaku mengonsumsi diduga dipengaruhi oleh literasi ekonomi. Siswa


diharapkan mampu memahami pembelajaran ekonomi yang kaitannya dengan
kebutuhan manusia dan bagaimana cara memenuhi dengan keterbatasan sumber
daya (Sima et al., 2020). Hasil pembelajaran ekonomi tersebut dapat
meningkatkan literasi ekonomi siswa. Selain itu melalui mata pelajaran ekonomi
dapat membentuk sikap rasional, terutama dalam pengambilan keputusan. Namun
kemampuan siswa dalam mengaplikasikan ilmu ekonomi dalam kehidupan sehari-
hari masih sangat jauh dari harapan dengan kata lain siswa belum memiliki literasi
ekonomi (Bada & Olusegun, 2015).

Literasi ekonomi merupakan alat yang berguna untuk merubah perilaku dari
yang tidak cerdas menjadi cerdas seperti bagaimana memanfaatkan uang yang
dimiliki untuk memenuhi kebutuhan hidup, menabung, dan investasi (Dilek et al.,
2018). Literasi ekonomi sangat penting digunakan untuk meminimalisir perilaku
mengonsumsi yang irasional. Siswa dianggap belajar jika menunjukkan
perubahan-perubahan tingkah laku dalam hidupnya, sehingga literasi ekonomi
menjadi hal penting (Yap et al., 2018).

Faktor lainnya juga diduga pendapatan orang tua dapat berpengaruh


terhadap perilaku mengonsumsi siswa karena adanya keragaman jenis pekerjaan
orangtua tersebut, maka tingkat pendapatan orangtua juga berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Jadi hal inilah yang dapat menyebabkan perilaku konsumsi
siswa berbeda, karena pada dasarnya perilaku konsumsi seseorang dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seseorang (Zamer & Devasagayam, 2015). Pada
umumnya siswa sekarang telah diberi kepercayaan dan tanggung jawab oleh
orang tua untuk mengelola keuangan sendiri. Siswa merasa bebas menggunakan
uang yang dimiliki tanpa pengawasan langsung dari orang tua. Hal tersebut
menyebabkan siswa sering kurang rasional dalam membelanjakan uang tersebut.
Mereka sering menggunakan emosi dan keinginan sesaat untuk membeli suatu
barang sehingga menimbulkan perilaku konsumtif (Enrico, 2014).

Siswa yang berpola konsumsi tinggi karena didasari oleh penghasilan


orangtua yang besar sehingga semua keinginan nya dapat terpenuhi dengan
mudah, namun tidak sedikit anak yang orangtua nya berpenghasilan kecil tetapi
juga bisa memenuhi keinginannya hanya sekedar gengsi agar terlihat sejajar
dengan anak yang orangtuanya mempunyai penghasilan besar. Pendapatan orang
tua adalah hasil perjanjian yang diperuntukkan karena sudah bekerja, pendapatan
berupa uang atau barang yang diperoleh melalui pekerjaan yang dilakukan supaya
kebutuhan inti terpenuhi. Pendapatan orangtua memiliki dampak positif dengan
perilaku keuangan dikarenakan pendapatan orangtua berkecukupan dalam
menyelesaikan masalah moneter yang terjadi (Ahmed et al., 2016).

Selain itu perilaku mengonsumsi juga dipengaruhi oleh teman sebaya.


Selain pendapatan orang tua, perilaku konsumsi yang dilakukan remaja
sebenarnya tidak terlepas dari lingkungan sosial saat remaja berinteraksi dengan
kelompoknya, baik itu di sekolah, ekstrakurikuler, maupun kelompok bermain
atau kelompok teman sebaya. Teman sebaya adalah anak-anak atau remaja yang
memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama (Camba, 2020).
Kelompok teman sebaya merupakan hubungan persahabatan pada anak sekolah
pada umumnya terjadi atas dasar ketertarikan dan aktivitas bersama yang bersifat
timbal balik dan memiliki sifat-sifat antara lain adanya saling pengertian, saling
membantu, saling percaya, saling menghargai dan menerima (Blazevic, 2016).
Interaksi tersebut memberikan pengaruh kepada remaja, baik pengaruh positif
maupun pengaruh negatif seperti halnya dalam kegiatan mengonsumsi baik secara
rasional maupun irasional (Ridhayani & Johan, 2020). Teman sebaya dapat
berperan sebagai kunci dalam membagi informasi dan pandangan mengenai
pembelian suatu produk (Mahrunnisya et al., 2018). Kelompok teman sebaya
terdapat sikap untuk meniru apa yang dilakukan oleh teman sebayanya atau
sekelompoknya (Gulati, 2017).

Dari observasi yang telah dilakukan siswa di sekolah membentuk


kelompok-kelompok tertentu yang anggotanya memiliki karakteristik yang sama.
Beberapa contoh kelompok tersebut ialah kelompok siswa dengan kendaraan,
kelompok siswa modis dan berbagai kelompok siswa yang memiliki kesamaan
hobi diluar dari minat dan bakat di sekolah. Kelompok siswa yang membawa
membawa kendaraan ini rata-rata diberikan uang saku oleh orang tuanya sebesar
Rp. 20.000 sampai Rp. 25.000 dalam sehari. Mereka mengaku menghabiskan
uang saku mereka untuk membeli bahan bakar (bensin), untuk jajan di kantin dan
sisanya untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan sekolah. Siswa terkadang masih
meminta uang saku tambahan kepada orang tua jika uang saku yang mereka
terima telah habis digunakan.

Beberapa anggota kelompok ini mengaku rela menyisihkan sebagian besar


uang saku mereka untuk koleksi perangkat kecantikan atau kosmetik untuk
mendukung penampilan mereka. Mereka juga mengaku bahwa sering membeli
produk ketika sedang ada diskon dan promo. Para siswa tersebut juga
menambahkan bahwa ketika mereka membeli suatu produk yang mereka
perhatikan adalah harga dan mereknya. Dapat dikatakan ketika mereka berbelanja
dan menjumpai suatu produk yang sedang turun harga, mereka langsung membeli
meskipun barang tersebut tidak menjadi kebutuhan. Siswa mengonsumsi barang
tidak berdasarkan kebutuhan mereka namun gengsi terhadap teman sebaya.
Perkembangan zaman dan teknologi yang canggih memudahkan siswa melakukan
belanja secara online melalui media sosial (Yusop & Sumari, 2013).

Meskipun di sekolah mereka telah mendapat mata pelajaran ekonomi akan


tetapi belum diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Secara logis dapat
dikatakan apabila literasi ekonomi tinggi maka perilaku mengonsumsi cenderung
rasional sebaliknya apabila literasi ekonomi rendah maka perilaku mengonsumsi
siswa cenderung irasional. Individu yang memiliki hubungan positif dengan
temannya akan menuai keuntungan seperti prestasi akademik (Yanto et al., 2021).
Salah satu dari beberapa usia, masa remaja adalah yang paling menarik untuk
dibahas terutama remaja di tingkat SMA. Hal ini tidak terlepas dari status remaja
yang sering diartikan sebagai fase menuju kedewasaan baik secara fisik maupun
emosional (Muslimin et al., 2020).
Hal ini juga berhubungan dengan rasionalitas yang berasa dari kata rasional
yang artinya dalam bertindak orang harus mempertimbangkan untung-ruginya,
baik-buruknya dan positif-negatifnya dalam pengambilan sebuah keputusan
maupun menentukan sebuah pilihan sehubungan kebutuhan yang diperlukan
dengan analisis kebutuhan dan prinsip ekonomi. Berkaitan dengan perilaku
konsumsi merupakan bagian disiplin ilmu yang diajarkan oleh guru maupun
keluarga agar seseorang mengetahui ketepatan guna suatu barang bahkan dapat
memberikan manfaat untuk kedepannya dan dapat juga dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar seperti teman sebaya, maka perilaku tersebut sangat
mempengaruhi suatu rasional dalam berpikir dalam mengambil keputusan.
Sehingga faktor-faktor yang digunakan sebagai variabel bebas dalam penelitian
ini yaitu literasi ekonomi, pendapatan orang tua dan teman sebaya.

Dipilihnya siswa SMA Negeri 2 Majene karena salah satu sekolah favorit
yang ada di kota Majene. SMA Negeri 2 Majene yang letaknya starategis di pusat
kota Majene, terdapat banyak toko perbelanjaan dan tempat hiburan lain seperti
wisata, cafe, karoke dan tempat hangout lainnya. Lingkungan di SMA Negeri 2
Majene sangat mendukung siswa dalam berperilaku konsumtif. Melihat kenyataan
yang terjadi dan sesuai fakta yang berhasil peneliti temukan bahwa di SMA
Negeri 2 Majene ini ini sangat marak ditemui siswa yang memiliki barang-barang
mewah seperti kamera, kendaraan, helm, tas sampai sepatu bermerk. Kepemilikan
barang-barang tersebut ternyata tidak hanya pada siswa dengan orang tua yang
berpenghasilan tinggi saja, namun siswa dari orang tua dengan berpenghasilan
yang kurang mumpuni juga memilikinya. Jenis barang-barang yang dimiliki juga
bergantung pada kelompoknya masing-masing. Selain kepemilikian barang,
banyak pula siswa yang menghabiskan uang sakunya untuk bermain game online
dengan teman-temannya dan nongkrong di café.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi yang


dilakukan oleh siswa ini termasuk perilaku konsumsi yang berlebihan.
Berdasarkan penemuan tersebut peneliti ingin mengetahui perilaku mengonsumsi
siswa dalam perspektif rasional dan mengetahui pengaruh literasi ekonomi,
pendapatan orang tua dan teman sebaya terhadap perilaku mengonsumsi dalam
perspektif rasional yang dalam hal ini khususnya siswa-siswi SMA Negeri 2
Majene.

METODE PENELITIAN

Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas XI moving class ekonomi
sejumlah 50 orang. Teknik penentuan sampel yang digunakan teknik sampling jenuh.
Dalam penelitian ini terdapat terdapat 3 variabel bebas yaitu literasi ekonomi, pendapatan
orang tua dan teman sebaya. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu perilaku
mengonsumsi. Adapun instrumen yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian ini
dapat disimak pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Instrumen Penelitian

No. Variabel Indikator Skala


1. Literasi Ekonomi (X1) 1. Pemahaman tentang Likert
(Muafifah & Riza, kebutuhan
2016) 2. Pemahaman tentang
prinsip ekonomi
3. Pemahaman tentang
kegiatan konsumsi
2. Pendapatan Orang Tua 1. Penghasilan yang Likert
(X2) diterima
(Fitrianingsih, 2016) 2. Anggaran dan Biaya yang
ditanggung
3. Teman Sebaya (X3) 1. Interaksi sosial yang Likert
(Winaryo, 2017) dilakukan
2. Kebiasaan yang
dilakukan teman sebaya
3. Keinginan meniru
4. Sikap solidaritas
4. Perilaku Mengonsumsi 1. Sebelum membeli Likert
(Y) 2. Membeli
(Juliani & Efni Carya, 3. Menggunakan
2018) 4. Mengevaluasi
Sumber: Peneliti tahun 2023

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuisioner
yang disediakan jawaban untuk setiap butir pertanyaan dan akan diberikan kepada
responden untuk dijawab. Adapun poin atau skor yang diberikan untuk masing-masing
pertanyaan menggunakan skala likert yang memiliki 4 poin, yaitu 1 = sangat tidak setuju;
2 = tidak setuju; 3 = setuju; 4 = sangat tidak setuju. Kemudian responden hanya akan
jawabannya dengan memilih poin antara 1-4. Dalam penelitian ini, teknik analisis
instrumen yang digunakan terbagi menjadi dua yaitu validitas dan reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa SMA Negeri
2 Majene. Adapun akan dijabarkan karakteristik dari responden penelitian ini.
Responden dalam penelitian ini akan diklasifikasi menurut jenis kelamin, umur,
pendapatan orang tua dan pekerjaan orang tua responden. Adapun klasifikasi
responden tercantum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Keterangan Jumlah Persentase


Jenis Kelamin Perempuan 27 54%
Laki-laki 23 46%
Umur 16 7 14%
17 32 64%
18 8 16%
19 3 6%
Pendapatan Orang < 1.500.000 12 24%
Tua 1.500.001 – 2.500.000 15 30%
2.500.001 – 3.500.000 5 10%
> 3.500.001 18 36%
Pekerjaan Orang Tua Ayah
Wiraswasta 22 44%
Pensiunan 3 6%
Buruh 4 8%
PNS 12 24%
Petani 9 18%

Ibu
Wiraswasta 10 20%
Pensiunan 1 2%
Buruh 1 2%
PNS 3 6%
Petani 3 6%
IRT 32 64%
Hasil Pengolahan Data (2023)

Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang akan menunjukkan alat ukur yang akan
mengukur suatu data apakah data tersebut sudah benar dapat digunakan. Uji
validitas sangatlah penting untuk digunakan agar nantinya pertanyaan yang
diberikan kepada responden tidak menghasilkan suatu data yang bersifat
menyimpang.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas Penelitian

No. Variabel r-hitung r-tabel Ket.


1. Literasi Ekonomi 0,544 0,279 Valid
0,570 0,279 Valid
0,447 0,279 Valid
0,561 0,279 Valid
0,656 0,279 Valid
0,291 0,279 Valid
0,614 0,279 Valid
0,409 0,279 Valid
0,391 0,279 Valid
0,630 0,279 Valid
0,665 0,279 Valid
0,592 0,279 Valid
2. Pendapatan Orang Tua 0,558 0,279 Valid
0,762 0,279 Valid
0,620 0,279 Valid
0,717 0,279 Valid
0,698 0,279 Valid
0,639 0,279 Valid
3. Teman Sebaya 0,541 0,279 Valid
0,573 0,279 Valid
0,623 0,279 Valid
0,424 0,279 Valid
0,389 0,279 Valid
0,567 0,279 Valid
0,519 0,279 Valid
0,684 0,279 Valid
0,670 0,279 Valid
0,620 0,279 Valid
0,788 0,279 Valid
0,730 0,279 Valid
4. Perilaku Mengonsumsi 0,488 0,279 Valid
0,385 0,279 Valid
0,536 0,279 Valid
0,447 0,279 Valid
0,647 0,279 Valid
0,388 0,279 Valid
0,570 0,279 Valid
0,508 0,279 Valid
0,553 0,279 Valid
0,489 0,279 Valid
0,478 0,279 Valid
0,457 0,279 Valid
0,482 0,279 Valid
0,421 0,279 Valid
0,570 0,279 Valid
Sumber: Hasil Olah data bantuan SPSS (2023)

Dari tabel uji validitas diatas dapat diketahui bahwa, semua butir
pertanyaan yang telah disebar melalui kuesioner kepada responden dapat
dinyatakan sudah valid. Hal tersebut membuktikan bahwa pertanyaan dapat diuji
yang dibuktikan dengan rhitung > rtabel pada signifikansi 0,05 yaitu 0,279 yang
membuktikan bahwa alat ukut yang dipakai sudah terbukti akurat.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian yang dilakukan menggunakan uji statistika


dengan Cronbach Alpha Coefficient. Uji reliabilitas nantinya akan menunjukkan
apakah pertanyaan dalam kuesioner yang telah dibagikan bersifat reliabel atau
tidak. Uji reliabilitas dapat dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach Alpha >
0,60. Hasil uji reliabilitas variabel dalam penelitian ini akan disajikan pada tabel
berikut ini.

Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian

No. Variabel Cronbach’s Alpha Kesimpulan


1. Literasi Ekonomi 0,768 Reliabel
2. Pendapatan Orang Tua 0,746 Reliabel
3. Teman Sebaya 0,831 Reliabel
4. Perilaku Mengonsumsi 0,673 Reliabel
Hasil olah data bantuan SPSS (2023)

Berdasarkan tabel pengujian reliabilitas variabel diatas, dapat kita


simpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel
karena memiliki nilai koefisien Cronbach Alpha > 0,6. Maka dari itu, semua
variabel dalam penelitian ini layak digunakan dan diteliti.

Uji Analisis Deskriptif

Pengujian analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk


memberikan penjabaran atau interpretasi terhadap hasil penelitian yang diperoleh
berupa penjabaran dari masing-masing variabel. Adapun instrumen penelitian
yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan kepada responden penelitian
sejumlah 50 orang. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 45
item pertanyaan dengan keterangan 12 butir pertanyaan untuk variabel literasi
keuangan, 6 butir pertanyaan untuk variabel pendapatan orang tua, 12 butir
pertanyaan untuk variabel teman sebaya dan 15 butir pertanyaan untuk variabel
perilaku mengonsumsi. Adapun hasil analisis deskriptif dari variabel dependen
dan variabel independen dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Hasil Uji Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Persentase
Deviation
Literasi Ekonomi 50 26 47 38,16 3,66 80%
Pendapatan Orang
50 16 24 20,38 2,32 85%
Tua
Teman Sebaya 50 18 42 33,18 5,11 69%
Perilaku
50 38 56 44,76 4,30 75%
Mengonsumsi
Hasil olah data bantuan SPSS (2023)

Untuk variabel literasi ekonomi, persepsi dari siswa kelas XI moving class
Ekonomi di SMA Negeri 2 Majene memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar
38,16 dengan persentase 80%. Hal ini dapat dilihat bahwa literasi ekonomi
dengan indikator yang mencakup pemahaman tentang kebutuhan, prinsip ekonomi
dan konsumsi masuk dalam kategori sangat baik karena memiliki persentase skor
antara 80-100%.

Untuk variabel pendapatan orang tua, persepsi dari siswa kelas XI moving
class Ekonomi di SMA Negeri 2 Majene memiliki nilai rata-rata atau mean
sebesar 20,38 dengan persentase 85%. Hal ini dapat dilihat bahwa pendapatan
orang tua dengan indikator yang mencakup penghasilan yang diterima dan
anggaran dan biaya yang ditanggung masuk dalam kategori sangat baik karena
memiliki persentase skor antara 80-100%.

Untuk variabel teman sebaya, persepsi dari siswa kelas XI moving class
Ekonomi di SMA Negeri 2 Majene memiliki nilai rata-rata atau mean sebesar
33,18 dengan persentase 69%. Hal ini dapat dilihat bahwa teman sebaya dengan
indikator yang mencakup interaksi sosial yang dilakukan, kebiasaan yang
dilakukan teman sebaya, keinginan meniru dan sikap solidaritas masuk dalam
kategori baik karena memiliki persentase skor antara 61-80%.

Untuk variabel perilaku mengonsumsi, persepsi dari siswa kelas XI


moving class Ekonomi di SMA Negeri 2 Majene memiliki nilai rata-rata atau
mean sebesar 44,76 dengan persentase 75%. Hal ini dapat dilihat bahwa perilaku
konsumsi dengan indikator yang mencakup sebelum membeli, membeli,
menggunakan dan mengevaluasi masuk dalam kategori kategori baik karena
memiliki persentase skor antara 61-80%.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis uji regresi linear berganda adalah suatu uji yang bertujuan untuk
mempengaruhi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Hasil uji regresi linear
berganda dalam penelitian ini terdapat dalam tabel berikut

Tabel 6. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 7.411 4.618 1.605 .115
1 LITERASI EKONOMI .420 .139 .357 3.026 .004
PENDAPATAN ORANG TUA .479 .219 .258 2.188 .034
TEMAN SEBAYA .349 .081 .414 4.287 .000
Sumber: Hasil olah data bantuan SPSS (2023)

Berdasarkan dari persamaan model regresi yang tertera, dari tabel diatas
diperoleh model persamaan regresi linear berganda dalam penelitian yang
dilakukan yaitu:

Y = 7,411 + 0,420 X1 + 0,479 X2 + 0,349 X3

Berdasarkan tabel yang tertera, dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta menunjukkan angka 7,411 yang berarti jika variabel


literasi ekonomi, pendapatan orang tua dan teman sebaya bernilai nol,
maka tingkat perilaku mengonsumsi akan bernilai 7,411.
2. Nilai koefisien regresi yang terdapat pada variabel literasi ekonomi sebesar
0,420 yang berarti bahwa apabila setiap terjadi peningkatan terhadap
literasi ekonomi sebanyak satu kali, maka tingkat perilaku mengonsumsi
siswa SMA Negeri 2 Majene akan meningkat 0,420 dengan syarat variabel
lain bernilai tetap.
3. Nilai koefisien regresi yang terdapat pada variabel pendapatan orang tua
sebesar 0,479 yang berarti bahwa apabila setiap terjadi peningkatan
terhadap pendapatan orang tua sebanyak satu kali, maka tingkat perilaku
mengonsumsi siswa SMA Negeri 2 Majene akan meningkat 0,479 dengan
syarat variabel lain bernilai tetap.
4. Nilai koefisien regresi yang terdapat pada variabel teman sebaya sebesar
0,349 yang berarti bahwa apabila setiap terjadi peningkatan terhadap
variabel teman sebaya sebanyak satu kali, maka tingkat perilaku
mengonsumsi siswa SMA Negeri 2 Majene akan meningkat 0,349 dengan
syarat variabel lain bernilai tetap.

Uji Parsial (Uji T)

Uji parsial dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat atau variabel independen
terhadap variabel dependen dilakukan secara parsial. Uji parsial dilakukan dengan
cara membandingkan suatu nilai signifikan yang akan dihasilkan dengan nilai
alpha 0,05. Pengambilan keputusan dalam penelitian ini bahwa thitung > ttabel atau sig
> α maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan itu dapat dinyatakan ada pengaruh
parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil Uji T dalam
penelitian ini terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 7. Hasil Uji T

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
(Constant) 7.411 4.618 1.605 .115
1 LITERASI EKONOMI .420 .139 .357 3.026 .004
PENDAPATAN ORANG TUA .479 .219 .258 2.188 .034
TEMAN SEBAYA .349 .081 .414 4.287 .000
Sumber: Hasil olah data bantuan SPSS (2023)

Berdasarkan dari tabel yang tertera, dapat diketahui bahwa variabel literasi
ekonomi dengan nilai thitung 3,026 > 2,019 ttabel dan nilai signifikansi sebesar 0,004
< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
literasi ekonomi (X1) berpengaruh signifikansi terhadap perilaku mengonsumsi
(Y) pada siswa SMA Negeri 2 Majene.

Pada variabel pendapatan orang tua diperoleh nilai t hitung 2,188 > 2,019 ttabel
dan nilai signifikansi sebesar 0,034 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya pendapatan orang tua (X 2) berpengaruh
signifikansi terhadap perilaku mengonsumsi (Y) pada siswa SMA Negeri 2
Majene.

Pada variabel teman sebaya diperoleh nilai t hitung 4,287 > 2,019 ttabel dan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya teman sebaya (X 3) berpengaruh signifikansi
terhadap perilaku mengonsumsi (Y) pada siswa SMA Negeri 2 Majene.
Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan atau uji F dilakukan dalam hal menguji ada atau tidaknya
pengaruh variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat atau
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam penelitian ini
terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 8. Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 547.049 3 182.350 23.167 .000b
Residual 362.071 46 7.871
Total 909.120 49
Sumber: Hasil olah data bantuan SPSS (2023)

Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa tabel uji simultan
dengan nilai F sebesar 23,167 dengan nilai sig sebesar 0,000. Dapat diketahui
bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung 23,167 > Ftabel 2,53 yang diketahui
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak dan dapat dipahami bahwa variabel literasi
ekonomi, pendapatan orang tua dan teman sebaya berpengaruh secara simultan
terhadap perilaku mengonsumsi pada siswa kelas XI moving class ekonomi di
SMA Negeri 2 Majene.

Pembahasan Penelitian

Pengaruh Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Mengonsumsi dalam


Perspektif Rasional Pada Siswa SMA Negeri 2 Majene

Setelah dilakukan uji parsial atau uji T dapat diketahui bahwa variable literasi
ekonomi memiliki nilai thitung 3,026 > 2,019 ttabel dan nilai signifikansi sebesar
0,004 < 0,05 yang menunjukkan bahwa literasi ekonomi terhadap perilaku
mengonsumsi berpengaruh signifikan secara parsial. Dengan hal ini dapat
diketahui bahwa Ha diterima yang artinya ada pengaruh antara X 1 terhadap Y.
Variabel literasi ekonomi memiliki pengaruh secara parsial terhadap perilaku
mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa dan variabel literasi ekonomi
dilakukan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap perilaku
mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi literasi ekonomi yang dimiliki siswa SMA Negeri 2 Majene
memiliki efek positif dalam melakukan konsumsi seperti perilaku konsumsi siswa
lebih cenderung rasional.
Ilmu Ekonomi merupakan studi tentang penentuan pilihan penggunaan
sumberdaya yang langka (Alade, 2023). Salah satu alasan mepelajari ilmu
ekonomi adalah agar dapat menjadi pemilih yang kompeten, artinya ketika
melakukan konsumsi akan dipertimbngkan dengan matang sesuai dengan
kebutuhan (Mercan et al, 2014). Siswa kelas XI yang memilih moving class
ekonomi telah mempelajari mata pelajaran ekonomi sejak kelas X artinya mereka
telah memiliki bekal yang cukup terkait dengan literasi ekonomi dan telah
memberikan dampak yang positif dalam perilaku konsumsinya. Dalam hal ini
siswa menjadi lebih cermat dalam mengonsumsi dengan menerapkan konsep
ekonomi yang dipelajari di sekolah, sehingga tidak menjurus pada perilaku
konsumsi yang irasional atau konsumtif, dikarenakan perilaku konsumtif dapat
berkurang apabila tingkat literasi ekonomi yang dimiliki mahasiswa semakin
tinggi pula (Watung, 2018).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kaharu et al


(2022) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh literasi ekonomi terhadap
perilaku konsumsi siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone
Bolango. Hasil dari pengaruh positif antara literasi ekonomi dengan perilaku
konsumsi dapat dilihat dari perilaku siswa yang dengan cerdas mengelola
keuangannya yang didasarkan pada materi yang sudah siswa kuasai, sehingga
siswa benar-benar memahami kebutuhan utama yang harus diprioritaskan dan
mampu mengambil keputusan secara rasional dalam berkonsumsi. Hal tersebut
mempunyai makna bahwa semakin tinggi literasi ekonomi siswa, maka akan dapat
memberikaan pengaruh pada perilaku konsumsi siswa yang semakin rasional
(Barbic et al., 2018).

Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Maharani (2018) yang menyatakan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari literasi ekonomi terhadap perilaku
konsumsi siswa kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Talun. Pemahaman literasi
ekonomi yang tidak cukup baik, akan terlihat ketika seseorang mengalami
kesalahan pada saat membuat keputusan pembelanjaan dan hal-hal lainnya (Brune
et al., 2019). Oleh karena itu dapat diketahui bahwa literasi ekonomi memegang
peranan penting dalam membantu siswa pada saat membuat suatu keputusan.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Drifanda (2018) yang


menyatakan bahwa terdapat hubungan positif variabel literasi ekoomi terhadap
perilaku konsumsi mahasiswa pendidikan ekonomi UPGRIS. Selain itu, penelitian
ini juga didukung oleh penelitian Farida & Kurniawan (2022) yang menyatakan
bahwa hasil pengujian hipotesis terdapat pengaruh antara literasi ekonomi
terhadap perilaku konsumsi siswa kelas XI IPS di SMAN 1 Taman.
Sebagai hasil dari temuan penelitian ini, jelaslah bahwa literasi ekonomi
memiliki implikasi penting terhadap perilaku mengonsumsi. Literasi ekonomi
sangat sensitif terhadap siklus pasar konsumen. Oleh karena itu, seiring dengan
meningkatnya literasi ekonomi siswa, maka kapasitas konsumsi mereka juga
menurun. Sebaliknya, jika literasi ekonomi siswa menurun, maka kapasitas
konsumsinya meningkat. Dapat dikatakan bahwa orang dengan tingkat
kemampuan literasi yang sangat tinggi dapat menekan biaya konsumsi (Munoz-
Cespedes et al., 2021).

Pengaruh Pendapatan Orang Tua Terhadap Perilaku Mengonsumsi dalam


Perspektif Rasional Pada Siswa SMA Negeri 2 Majene

Setelah dilakukan uji parsial atau uji T dapat diketahui bahwa variabel
pendapatan orang tua memiliki nilai thitung 2,188 > 2,019 ttabel dan nilai signifikansi
sebesar 0,034 < 0,05 yang menunjukkan bahwa pendapatan orang tua terhadap
perilaku mengonsumsi berpengaruh signifikan secara parsial. Dengan hal ini dapat
diketahui bahwa Ha diterima yang artinya ada pengaruh antara X 2 terhadap Y.
Variabel pendapatan orang tua memiliki pengaruh secara parsial terhadap perilaku
mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa dan variabel pendapatan orang
tua dilakukan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap perilaku
mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendapatan orang tua siswa SMA Negeri 2 Majene maka akan
semakin tinggi pula tingkat perilaku konsumsi siswa.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanum (2017)
yang menyatakan bahwa pendapatan orang tua berpengaruh positif terhadap
perilaku konsumsi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Susilowati et al
(2018) yang menyatakan bahwa pendapatan orang tua berpengaruh secara parsial
maupun simultan terhadap perilaku konsumsi.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Cahyaningtyas dan Gufron (2023) yang
menyatakan bahwa pendapatan orang tua memiliki pengaruh terhadap perilaku
konsumsi. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan orang tua
mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumsi mahasiswa. Sesuai dengan
kondisi yang ada di lapangan bahwa perilaku konsumsi siswa yang mempunyai
orang tua dengan penghasilan termasuk kategori tinggi dengan perilaku konsumsi
siswa yang mempunyai orang tua dengan penghasilan termasuk kategori rendah
beda. Ditunjukkan oleh perbedaan gaya dalam berpenampilan maupun
kepemilikan atas barang-barang bermerk (Fietroh & Mandasari, 2022).
Siswa kadang-kadang bersikap hemat, hal ini menunjukkan bahwa mereka
mempunyai perilaku yang baik dalam berkonsumsi. Terkadang siswa juga
bersikap boros karena kebutuhan yang banyak setiap perodenya berbeda-beda
(Prasetyo et al., 2020). Siswa dengan pendapatan orang tua yang bervariasi dalam
berkonsumsi cenderung sama, karena siswa yang orang tua berpendapatan tinggi
belum tentu memberikan uang saku yang tinggi pula terhadap anaknya. Begitupun
sebaliknya, pada saat kondisi tertentu siswa dengan orang tua berpendapatan
rendah sampai dengan sedang lebih baik juga dalam berkonsumsi.

Pendapatan orang tua berpengaruh terhadap perilaku konsumsi juga


dikarenakan uang saku yang diterima oleh siswa tentunya dari pendapatan orang
tua mereka. Pendapatan orang tua yang tinggi maka ada kecenderungan anak
diberi uang saku dengan jumlah yang besar pula, dimaka uang saku tersebut akan
dugunakan anak dalam mengonsumsi barang sesuai keinginannya (Derbani,
2022). Siswa dengan pendapatan orang tua yang tinggi tidak hanya digunakan
untuk berperilaku yang irasional atau konsumtif. Beberapa dari mereka yang
pendapatan orang tuanya berpenghasilan tinggi menggunakan sebagian uang
mereka untuk ditabung.

Hasil penelitian ini didukung oleh theory of planned behavior yang


menyatakan semakin baik konsep pengendalian individu yang dimiliki maka
semakin baik pula individu tersebut berperilaku salah satunya berperilaku dalam
kegiatan konsumsi. Theory planned of behavor juga mengasumsikan bahwa
perilaku seseorang tidak hanya dikendalikan oleh dirinya sendiri, tetapi juga
membutuhkan kontrol yaitu ketersediaan sumber daya dan kesempatan bahkan
keterampilan tertentu. Ketersediaan sumber daya dalam hal ini adalah pendapatan
orang tua.

Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perilaku Mengonsumsi dalam Perspektif


Rasional Pada Siswa SMA Negeri 2 Majene

Setelah dilakukan uji parsial atau uji T dapat diketahui bahwa variabel teman
sebaya memiliki nilai thitung 4,287 > 2,019 ttabel dan nilai signifikansi sebesar 0,000
< 0,05 yang menunjukkan bahwa teman sebaya terhadap perilaku mengonsumsi
berpengaruh signifikan secara parsial. Dengan hal ini dapat diketahui bahwa Ha
diterima yang artinya ada pengaruh antara X3 terhadap Y. Variabel teman sebaya
memiliki pengaruh secara parsial terhadap perilaku mengonsumsi dalam
perspektif rasional pada siswa dan variabel teman sebaya dilakukan secara
bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap perilaku mengonsumsi dalam
perspektif rasional pada siswa. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kondusif
pengaruh teman sebaya pada siswa SMA Negeri 2 Majene akan semakin rasional
pula perilaku konsumsinya.

Kelompok siswa yang berada pada usia antara 13-19 tahun cenderung dapat
memengaruhi pembelian barang anggota kelompok teman sebayanya (Ansem et
al., 2015). Pada masa usia ini mereka akan aktif berbagi informasi mengenai
sesuatu yang baru atau sesuatu yang menjadi trend kepada teman sebayanya
(Figuero-Garcia, 2018). Siswa yang memiliki lingkungan pertemanan yang baik
maka perilaku konsumsinya akan baik pula dan cenderung rasional. Sedangkan
siswa yang memiliki lingkungan pertemanan yang kurang baik maka perilaku
konsumsinya juga akan cenderung irasional. Oleh karena itu hendaknya siswa
dapat lebih selektif dalam memilih pergaulan dan tidak mudah terpengaruh oleh
perilaku konsumtif teman sebaya disekitarnya (Suki & Suki, 2019).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar &
Rahmayanti (2018) yang menyatakan bahwa teman sebaya berpengauh positif
terhadap perilaku konsumsi siswa. Penelitian lain juga dilakukan oleh Drifanda
(2018) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif variabel teman sebaya
terhadap perilaku konsumsi mahasiswa pendidikan ekonomi UPGRIS. Hal ini
disebabkan bahwa siswa sering bertanya pada teman sebayanya tentang suatu
produk jika hanya memiliki sedikit pengetahuan dan pengalaman tentang produk,
sering mencari informasi dari teman-teman tentang sebuah produk sebelum
membelinya, mencoba untuk berperilaku dengan cara yang memungkinkan untuk
menyesuaikan diri dengan teman-temannya, dan cenderung untuk memperhatikan
apa yang dikenakan oleh teman sebayanya (Essiz & Mandrik, 2021).

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Farida &
Kurniawan (2022) yang menyatakan bahwa ditemukan adanya pengaruh yang
positif dan signifikan teman sebaya terhadap perilaku konsumsi. Seseorang yang
memiliki lingkup pertemanan yang baik akan mempengaruhi control dirinya yang
kemudian akan berpengaruh pula terhadap perilakunya dalam melakukan kegiatan
konsumsi. Penelitian lain sehubungan dengan penelitian ini mengemukakan
bahwa teman sebaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
konsumsi siswa (Hadija, 2013).

Adanya pengaruh teman sebaya terhadap perilaku konsumsi siswa dibuktikan


dengan data responden pada variabel teman sebaya dapat disimpulkan bahwa sisa
kelas XI moving class ekonomi memiliki uang saku yang bervariasi dengan
besaran uang saku yang terbilang cukup tinggi bagi ukuran uang saku siswa SMA.
Selain dikonsumsikan untuk memenuhi kebutuhannya uang saku siswa tersebut
sebagian juga ada yang disisihkan atau ditabung. Dari data yang diperoleh
diketahui bahwa jumlah siswa yang menabung jauh lebih tinggi dibanding jumlah
siswa yang tidak menabung. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas
XI moving class ekonomi gemar menabung. Kondisi ini menunjukkan positifnya
pengaruh teman sebaya dalam perilaku konsumsi siswa di SMA Negeri 2 Majene
karena teman yang gemar menabung memberi pengaruh baik terhadap teman
sebayanya.

Selain itu, hasil angket juga menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri 2
Majene suka mencoba membeli berbagai macam produk dari berbagai macam
merk. Demi memenuhi kesenangan untuk mencoba membeli berbagai macam
merk, mereka berbelanja di beberapa toko yang berbeda dan memilih merk yang
berbeda pula. Siswa juga memiliki kecenderungan untuk merencanakan kegiatan
belanjanya dengan lebih berhati-hati, dan mereka biasanya bisa menghemat uang
dengan berkeliling mencari bahan di toko dengan harga termurah. Adanya
pengaruh teman sebaya yang suka nongkrong di cafe juga mempengaruhi mereka
untuk melakukan hal yang sama sekaligus sebagai sarana bersosialisasi dengan
teman sebaya mereka. Dengan demikian, jelas bahwa teman sebaya dapat
mempengaruhi perilaku konsumsi siswa kelas XI moving class ekonomi di SMA
Negeri 2 Majene.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu
(1) literasi ekonomi, pendapatan orang tua dan teman sebaya berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap perilaku mengonsumsi dalam perspektif rasional
pada siswa SMA Negeri 2 Majene (2) literasi ekonomi, pendapatan orang tua dan
teman sebaya berpengaruh signifikan secara simultan terhadap perilaku
mengonsumsi dalam perspektif rasional pada siswa SMA Negeri 2 Majene.

DAFTAR PUSTAKA

Ansem, W. J., Schrijvers, C. T., Rodenburg, G., & van de Mheen, D. (2015).
Children’s snack consumption: role of parents, peers and child snack-
purchasing behaviour. Results from the INPACT study. The European Journal
of Public Health, 25(6), 1006-1011.

Alade, O. (2023). The Influence of Socio-Economic Factors on Consumer


Behavior: A Theoretical Explanation of Reasoned Action. Available at SSRN
4503703.

Arifin, A. Z., Anastasia, I., Siswanto, H. P., & Henny. (2018). The Effects of
Financial Attitude, Locus of Control, and Income on Financial Behavior.
International Conference on Enterpreneurship and Business Management. 59–
66.

Agus, A. A., Badaruddin, S., & Nur, M. M. (2020). Pattern of Character Building
for Students in Middle School and Islamic Boarding Schools. Jurnal
Ad’ministrare 7(1). 83-92.

Ahmed, F., Kahsif, M., & Ali, I. (2016). Financial Literacy Among Students: A
Case of Higher Education Institution, Pakistan. RADS Journal of Social
Sciences & Business Management 3(2). 27-40.

Bada, D., & Olusegun, S. (2015). Constructivism Learning Theory: A Paradigm


For Teaching and Learning. Journal of Research & Method in Education 6(6).
66-70.

Barbić, D., Lučić, A., & Chen, J. M. (2019). Measuring responsible financial
consumption behaviour. International journal of consumer studies, 43(1), 102-
112.

Blazevic, I. (2016). Family, Peer and School Influence on Children's Social


Development. World Journal of Education 6(2). 42-49.

Bona, J. T. C. (2018). Factors Affecting The Spending Behavior of College


Students. Journal of Fundamental and Applied Sciencess 10(3). 143-152.

Brune, S., Knollenberg, W., Stevenson, K., Grether, E., & Barbieri, C. (2018).
Introducing a framework to assess agritourism’s impact on agricultural literacy
and consumer behavior towards local foods.

Cahyaningtyas, S., & Gufron, M. (2023). Pengaruh Pendapatan Orangtua Dan


Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas Bhinneka Pgri Tulungagung. Jurnal Economina, 2(2), 423-432.

Camba, A. L. (2020). Estimating the Nature of Relationship of Entrepreneurship


and Business Confidence on Youth Unemployment in The Philippines. Journal
of Asian Finance, Economics and Business 7(8). 533-542.

DeLas, H., Doleres, R., Carmen, J., & Francisco, J. (2020). Analysis and Study of
Hospital Communication Via Social Media From the Patient Perspective.
Cogent Social Sciences 6(1). 1-15.

Deng, Y., Staelin, R., Wang, W., & Boulding, W. (2018). Consumer
Sophistication, Word-of-mouth and “False” Promotions. Journal of Economic
Behavior and Organization 152, 98–123.

Derbani, A., Adawiyah, W. R., & Wulandari, S. Z. (2022). Impact of online


buying behavioral tendencies of Generation Z on their parents’ consumption
behavior: Insight from Indonesia. Innovative Marketing, 18(2), 39.
Dewi, V., Febrian, E., Effendi, N., Anwar, M., & Nidar, S. (2020). Financial
Literacy and Its Variables: The Evidence From Indonesia. Economics and
Sociology 13(3). 133-154.

Dilek, S., Kesgingoz, H., Konak, A., & Halicioglu, S. (2018). Factors Affecting
Economic Literacy. Afro Eurasian Studies 7(1). 11-51.

Drifanda, V., & Ragaan, K. (2018). Pengaruh Literasi Ekonomi dan Teman
Sebaya Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Pendidikan Ekonomi
Universitas PGRI Semarang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi, 3(1), 3.

Enrico, A., Aron, R., & Oktavia, W. (2014). The Factors That Influenced
Consumptive Behavior: A Survey of University Students in Jakarta.
International Journal of Scientific and Research Publications 4(1). 1-6.

Essiz, O., & Mandrik, C. (2022). Intergenerational influence on sustainable


consumer attitudes and behaviors: Roles of family communication and peer
influence in environmental consumer socialization. Psychology &
Marketing, 39(1), 5-26.

Farida, L., & Kurniawan, R. Y. (2022). Pengaruh Literasi Ekonomi Dan Teman
Sebaya Terhadap Perilaku Konsumsi Yang Dimediasi Oleh Kontrol
Diri. Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(2), 146-157.

Fietroh, M. N., & Mandasari, J. (2022). The Impact of Financial Knowledge,


Financial Attitude, And Parents’ Income on Financial Management Behaviour
in Generation Z. IRE Jpurnals, 5(7).

Figueroa-García, E. C., García-Machado, J. J., & Perez-Bustamante Yabar, D. C.


(2018). Modeling the social factors that determine sustainable consumption
behavior in the community of Madrid. Sustainability, 10(8), 2811.

Fitrianingsih., Bambang, G. S. dan Rum, R. 2016. Pengaruh Pendapatan Orang


Tua Terhadap Peningkatan Pendidikan Anak Desa Sungai Asam Kab. Kubu
Raya. Jurnal Pendidikan Pembelajaran Untan 5(5). 1-11.

Gulati, S. (2017). Impact of Peer Pressure On Buying Behavior. International


Journal of Research 5(6). 280-291.

Hadija, L. (2013). Pengaruh Teman Sebaya dan Prestasi Belajar Ekonomi


Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa SMA Khadijah Surabaya. Jurnal Ekonomi
Pendidikan dan Kewirausahaan 1(2). 189-201.

Hanum, N. (2017). Analisis pengaruh pendapatan terhadap perilaku konsumsi


mahasiswa Universitas Samudra di Kota Langsa. Jurnal Samudra
Ekonomika, 1(2), 107-116.
Iskandar., & Rahmayanti. (2018). Pengaruh Gaya Hidup, Kelompok Teman
Sebaya, dan Literasi Ekonomi Terhadap Perilaku Konsumsi. Jurnal Ilmu
Manajemen & Bisnis 9(2). 93-104.

Isnawati, E., & Kurniawan, R. Y. (2021). Pengaruh Literasi Ekonomi dan


Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa Melalui
Gaya Hidup Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Pendidikan Ekonomi 14(1). 47–
60.

Isomidinova, G., & Singh, J. (2017). Determinants of Financial Literacy: A


Quantitative Study Among Young Students in Tashkent, Uzbekistan.
Electronic Journal of Business & Management 2(1). 61-75.

Juliani., & Efni, C. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rasionalitas


Perilaku Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
EcoGen 1(4). 847-857.

Kaharu, D. P., Hafid, R., & Mahmud, M. (2022). Pengaruh Literasi Ekonomi
Terhadap Perilaku Konsumsi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Kabila
Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 8(2). 1561-
1579.

Khaidarsyah, S., & Haruna, H. (2021). The Effect of Lifestyle and Self-Concept
on Consumptive Behavior in Students of the Department of Economics
Education STKIP Pembangunan Indonesian Makassar. Jurnal Administrare:
Jurnal Pemikiran Ilmiah Dan Pendidikan Administrasi Perkantoran 8(2). 359–
368.

Maharani, R. (2018). Pengaruh Modernitas dan Literasi Ekonomi Terhadap


Perilaku Konsumsi Siswa Kelas XI IIS Di SMA Negeri 1 Talun. Jurnal
Pendidikan Ekonomi (JUPE), 6(3).

Mahrunnisya, D., Indriayu, M., & Wardani, D. K. (2018). Peer Conformity


Through Money Attitudes toward Adolescence’s Consumptive Behavior.
International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding 5(4).
30-37.

Mercan, N. K., & Vasfi-Alamur, B. (2014). A research regarding to the


relationship between economic literacy and consumer preferences in
knowledge economy. International Association of Social Science Research-
IASSR European Journal of Research on Education ISSN, 2147-6284.

Muafifah., & Riza, K. (2016). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan
Literasi Ekonomi Terhadap Konsumsi Siswa Kelas X Ips Sma Negeri 2 Tuban.
Jurnal Pendidikan Ekonomi 4(3). 1-18.
Mugari, I. (2020). The Dark Side of Social Media in Zimbabwe: Unpacking The
Legal Framework Conundrum. Cogent Social Sciences 6(1). 1–15.

Muñoz-Céspedes, E., Ibar-Alonso, R., & de Lorenzo Ros, S. (2021). Financial


literacy and sustainable consumer behavior. Sustainability, 13(16), 9145.

Muslimin, F., Hanum, F., & Alifurizza Qurnia Septia. (2020). The Effect of
Economic Literacy, Peer Groups, and Parent Socioeconomic Status Towards
Students Consumption Behavior. Dinamika Pendidikan 15(1). 99-108.

Prasetyo, B. S., Yulianto, A., & Setyadharma, A. (2021). The Influence of


Financial Literacy and Parents' Income on Saving Behavior Based on Parents'
Education and School Status. Journal of Economic Education, 10(1), 14-20.

Rambaree, K., Mousavi, F., Magnusson, P., & Willmer, M. (2020). Youth Health,
Gender, and Social Media: Mauritius as a Glocal Place. Cogent Social Sciences
6(1). 1–14.

Rasiah, R. R. (2014). Transformative Higher Education Teaching and Learning:


Using Social Media in a Team-based Learning Environment. Procedia - Social
and Behavioral Sciences 123(1). 369–379.

Ridhayani, F., & Johan, I. R. (2020). The Influence of Financial Literacy and
Reference Group toward Consumptive Behavior Across Senior High School
Students. Journal of Consumer Sciences 5(1). 29–45.

Rustantono, H., Soetjipto, B. E., Wahjoedi, W., & Sunaryanto, S. (2020). Socio-
Economic Factors and Rural Competitive Advantage: The Moderating Role of
Economic Literacy. Journal of Asian Finance, Economics and Business 7(8).
151–159.

Sima, V., Gheorghe, I. G., Subic, J., & Nancu, D. 2020. Influences of the Industry
4.0 Revolution on the Humat Capital Develompment and Consumer Behavior:
A Systematic Review. Sustainability 12(1). 1-28.

Smith, T. E., Holmes, S. R., Sheridan, S. M., Cooper, J. M., Bloomfield, B. S., &
Preast, J. L. (2021). The Effects of Consultation-based Family-school
Engagement on Student and Parent Outcomes: A Meta-analysis. Journal of
Educational and Psychological Consultation 31(3). 278–306.

Suki, N. M., & Suki, N. M. (2019). Examination of peer influence as a moderator


and predictor in explaining green purchase behaviour in a developing
country. Journal of Cleaner Production, 228, 833-844.

Susilowati, S. V. (2018). Pengaruh Pendidikan Konsumen dan Tingkat


Pendapatan Orang Tua Terhadap Perilaku Konsumsi Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP UNS. 4(2), 5-20.
Watung, S. R. (2018). The influence of financial literacy, social environment
factors and cultural factors to consumption behaviour (Survey on Faculty of
Economics Students, Manado State University-Indonesia). International
Journal of Scientific Research and Management (IJSRM), 6(05).

Winaryo, K. (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi dan Kelompok Teman


Sebaya Terhadap Perilaku Siswa Kelas XI IPS di SMA N 1 Rembang
Purbalingga. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Yanto, H., Ismail, N., Kiswanto, K., Rahim, N. M., & Baroroh, N. (2021). The
Roles of Peers and Social Media in Building Financial Literacy Among The
Milleninial Generation: A Case of Indonesian Economics and Business
Students. Cogent Social Sciences 7(1). 1-15.

Yanto, H., Yulianto, A., Sebayang, L. K. B., & Mulyaga, F. (2017). Improving
The Compliance With Accounting Standards Without Public Accountability
(SAK ETAP) by Developing Organizational Culture: A Case of Indonesian
SMEs. Journal of Applied Business Research, 33(5), 929–940.

Yap, R. J. C., Komalasari, F., & Hadiansah, I. (2018). The Effect of Financial
Literacy and Attitude on Financial Management Behavior and Satisfaction.
International Journal of Administartive Science & Organization, 23(3), 140–
146.

Yusop, F. D., & Sumari, M. (2013). The Use of Social Media Technologies
among Malaysian Youth. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 103,
1204–1209.

Zamer, Q., & Devasagayam, R. (2015). Cognitive Dissonance and Buyers’


Coping Mechanisms: A Comparative Study of US and Indian Consumers.
International Journal of Business Administration 6(3). 1-14.

Anda mungkin juga menyukai