Upaya Penindakan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat,

karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi
serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tumbuh dan
berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia. Pendidikan yang
diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.

(Ihsan, Fuad : 2003), Pendidikan anti korupsi sudah layaknya ditanamkan dalam diri
setiap anggota keluarga Untuk itu didalam keluarga (suami, istri, anak dan orang tua) perlu
ditanamkan nilai-nilai anti korupsi yang meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan, keberanian dan keadilan.
Berikut dibawah ini penjelasan dari tiap-tiap nilai-nilai anti korupsi yang dapat ditanamkan
dalam diri setiap anggota keluarga, meliputi:

1. Kejujuran dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang.
Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan keluarga, tanpa sifat
jujur dalam keluarga diantara suami, istri, anak dan orang tua, tidak akan dipercaya
dalam kehidupan sosialnya.
2. Nilai kepedulian sangat penting bagi anggota keluarga dan di masyarakat. Apabila
anak sebagai salah satu anggota keluarga merupakan calon pemimpin masa depan
memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik di dalam keluarga maupun
diluar lingkungan keluarga Bentuk kepeduliannya dengan cara tidak berbuat
kecurangan bagi orang lain, misalnya pada saat berada di sekolah tidak mencontek
waktu ujian, seorang anak dalam membuat laporan keuangan kelas dengan jujur.
3. Nilai kemandirian dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu dengan
tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal ini penting untuk masa depannya dimana masing-masing anggota keluarga
tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada dibawah
tanggung jawabnya sebab tidak mungkin orang tidak dapat mandiri (mengatur dirinya
sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain.
4. Kedisiplinan. Dalam mengatur kehidupan keluarga dan masyarakat perlu hidup
disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola militer, namun hidup
disiplin dalam keluarga dimana setiap anggota keluarga dapat mengatur dan
mengelola waktu yang ada digunakan dengan sebaik-baiknya.
5. Tanggung jawab. Apabila dalam keluarga setiap anggota memiliki rasa tanggung
jawab dalam melaksanakan tugas masing-masing, misalkan seorang anak diberikan
tanggung jawab oleh orang tua dalam mengerjakan pekerjaan rumah rumah, maka
anak tersebut melaksanakan tugas itu dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab.
6. Sederhana. Gaya hidup yang tidak mewah, menjaga hati dan jiwa dari sifat pamer, iri
hati, ingin dipuji, sombong dan lain sebagainya dengan cara tidak melakukan
perbuatan yang bisa menimbulkan kata-kata sombong, pamer, iri.
7. Keberanian. Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan
pendirian dan keyakinan anggota keluarga dibutuhkan kerja keras, melakukan sesuatu
menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas dalam
mempeoleh sesuatu, belajar dengan sungguh-sungguh dalam mempeoleh apa yang
ingin dicapai.
8. Keadilan. Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di
kampus dan di luar kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk berani
mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung
jawab, dan lain sebagainya

Anda mungkin juga menyukai