Anda di halaman 1dari 3

“Polemik Ekspor Benih Lobster di Indonesia dilihat dari Hukum Perikanan”

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan potensi dan kekayaan
alam yang berlimpah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa. Dua pertiga dari wilayah
Indonesia merupakan laut dan merupakan salah satu Negara yang memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Terdapat 17.508 pulau di Indonesia dengan garis pantai sepanjang
81.000 km2 dan luas sekitar 3,1 juta km2 (0.3 juta km2 perairan territorial dan 2.8 juta
km2 perairan nusantara) atau 62% dari luas teritorialnya.2 Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya kelauatan yang sangat berlimpah

Lobster (Panulirus sp) atau udang karang merupakan salah satu komoditas ekspor dari
subsector perikanan Indonesia dan merupakan komponen penting bagi perikanan udang
di Indonesia. Komoditas ini perlu lebih dikembangkan karena nilai perdagangan dan
potensinya cukup tinggi. Lobster menempati urutan ke empat untuk komoditas ekspor
dari bangsa Krustacea setelah marga Penaeus, Metapeaneus, dan Macrobrachium
menurut catatan Statistik Indonesia pada Tahun 2005.1

Ekspor benih lobster Indonesia dari tahun 2011-2014 mengalami peningkatan secara
konstan dan tajam. Ini tentu saja menguntungkan bagi Negara karena mendatangkan
devisa yang cukup besar. Namun keuntungan ini tidak sebanding jika biota laut berharga
ini hilang dari laut Indonesia. Tidak adanya pembatasan kuota ekspor menimbulkan
eksploitasi besarbesaran terhadap benih lobster tanpa memperhatikan populasinya. 2

Pengertian Perikanan terdapat dalam pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 45 tahun


2009 tentang Perikanan disebutkan bahwa “Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengelolaan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan”.

1
M. Junaidi, N. Cokrowati, dan Z. Abidin,”Aspek Produksi Lobster (Panulirus sp) Di Perairan Teluk Ekas Pulau
Lombok”, Jurnal Kelautan, Volume 3, No. 1, April 2010, hal. 29
2
Khairani Hilal. “Kepentingan Indonesia Melarang Ekspor Benih Lobster ke Vietnam Tahun 2015”, Kampus Bina
Widya, JOM FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016, Universitas Riau, hlm. 2

1
Permintaan akan lobster selalu meningkat tajam setiap tahunnya sebagaimana yang
ditunjukkan oleh data dari FAO dan GLOBEFISH.3

Selain itu pemerintah saat ini juga menghadapi banyaknya penyelundupan komoditas
perikanan terutama benih Lobster yang biasa disebut dengan benur. Hal ini dapat
mengakibatkan budidaya lobster tidak dapat berkelanjutan karena benih lobster di
perairan Indonesia telah diambil dan diselundupkan ke luar negeri.

Kemudian, hal ini juga dapat mengakibatkan kerugian bagi negara karena pihak yang
menyelundupkan Lobster tersebut tidak membayar Pajak Ekspor kepada Negara.
Dengan kondisi ini bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia menjadi pengimpor
Lobster dunia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat kasus
penyelundupan yang telah digagalkan aparat selama tahun 2018 hingga sejauh ini
didominasi penyelundupan benih lobster. Hingga Mei 2018 berhasil digagalkan hingga
sebanyak 19 kasus penyelundupan benih lobster. Berdasarkan data BKIPM KKP total
benih lobster yang berhasil diselamatkan adalah sebanyak 1.098.870 ekor. Jumlah benih
tersebut diketahui adalah setara juga dengan sekitar Rp.164,83 miliar 4

Susi Pudjiastuti menyatakan, larangan ekspor benih lobster ketika dia menjabat Menteri
KKP, dilandasi pertimbangan belum adanya teknologi untuk budidaya lobster, serta
keberlanjutan sumberdaya. Sehingga, pembatasan penangkapan lobster dipercaya
dapat menjaga ketersediaan sumberdaya ini di wilayah perairan Indonesia.

Menurutnya, nelayan boleh mengambil ukuran tertentu tapi membiarkan benih untuk
tumbuh dan bertambah banyak. Dengan kata lain, tanpa mengambil benih lobster,
masyarakat tetap bisa mendapat untung hingga jutaan rupiah.

Persoalan lain, ekspor benih lobster (BL) dipandang hanya menempatkan nelayan
sebagai buruh, karena keuntungan yang didapat kecil. Contohnya BL jenis mutiara dan
hijau pasir, yang memang menjadi produk incaran Vietnam.

3
Ibid
4
Siti Nur Azzura, KKP Catat Kasus Penyelundupan Didominasi Benih Lobster di 2018, (28 Mei 2018), < https://
www.merdeka.com/uang/kkp-catat-kasus-penyelundupan-didominasi-benih-lobster-di-2018.html>

2
Di masa kepemimpinannya, kata Susi, harga lobster berkisar Rp.30-60ribu dari
nelayan. Sekarang hanya Rp.7-15ribu. Namun, lobster hasil pembesaran di negara
tujuan ekspor dijual dengan harga yang jauh lebih mahal.

Baginya, makna keberlanjutan sumberdaya berbanding lurus dengan kesejahteraan


lintas generasi, sehingga Negara harus melindunginya. Apalagi nelayan dapat
memanfaatkan sumber daya perikanan seperti ikan dan udang dengan berkelanjutan. 5

Menurut ketentuan dalam Pasal 3 ayat (1) Permen Kelautan dan Perikanan No. 12/2020,
penangkapan benur untuk budi daya haruslah mengacu pada kajian soal kuota dan
wilayah penangkapan yang disusun oleh Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan
(Komnas Kajiskan).

Pengeluaran benur dari luar wilayah Indonesia pun diatur lebih lanjut dalam Pasal 5.
Dalam pasal tersebut, para eksportir diharuskan melakukan kegiatan pembudidayaan
lobster di dalam negeri dengan melibatkan masyarakat. Para eksportir pun harus telah
merealisasikan panen secara berkelanjutan dan melepasliarkan 2 persen dari hasil
panennya.

Ekspor ini juga melangkahi prosedur dalam UU 45 Tahun 2009 tentang Perikanan karena
pengiriman benur hanya boleh mengacu pada kajian Komnas Kajiskan. Sampai detik ini
belum ada kajian tersebut, yang menjadi acuan justru badan riset, ini jelas salah secara
prosedur,”6

5
Ketika Susi Pudjiastuti Ikut Bahas Polemik Ekspor Benih Lobster oleh Themmy Doaly [Surabaya] di 28
July 2020 https://www.mongabay.co.id/2020/07/28/ketika-susi-pudjiastuti-ikut-bahas-polemik-ekspor-
benih-lobster/
6Iim Fathimah TimorriaPolemik Ekspor Benih Lobster yang Membuat Edhy Prabowo Diciduk KPK,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20201125/12/1322292/polemik-ekspor-benih-lobster-yang-membuat-
edhy-prabowo-diciduk-kpk, 25 November 2020

Anda mungkin juga menyukai