3880 12857 1 PB
3880 12857 1 PB
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan
banyaknya penerapan dan implementasi TIK pada organisasi dan instansi termasuk instansi pemerintahan. Salah
satu contoh penerapan TIK di Pemerintahan adalah Sistem Pemerintah berbasis Elektronik (SPBE) atau layanan
digital pemerintah [1, 2]. Dengan adanya SPBE dapat membantu pemerintah pusat dan daerah berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat dengan effektif dan effisien. Sehingga, banyak kota dan kabupaten di Indonesia
menerapan SPBE di daerah masing-masing.
Kabupaten Ogan Komering Ulu merupakan salah satu dari 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
Selatan yang berada di bagian Selatan dengan jarak sekitar 200 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan yaitu
Palembang. Kabupaten ini juga terletak pada jalur Lintas Tengah Trans Sumatera, yang menghubungkan Provinsi
Lampung dengan Provinsi Bengkulu. Selain itu juga, Kabupaten Ogan Ulu (OKU) saat ini sedang
mengembangkan SPBE untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Implementasi dan pengembangan
2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKU mulai juli 2020 hingga juli
2021. Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan pengembangan sistem seperti pada
flowchart penelitian sebagai berikut:
1. Mengurangi resiko kegagalan saat proses design dan implementasi sistem jaringan VPN remote access
yang sebenarnya,sehingga dapat melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun. Ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Massaro, et al. [13] yang berjudul prototype cross platform oriented on
cybersecurity, virtual connectivity, big data and arificial intelligence control yang mengungkapkan bahwa
Pengembangan dan pengujian memungkinkan juga untuk membuat platform yang mampu melakukan
pemulihan bencana dan operasi migrasi data untuk menghindari kehilangan data, membuat sistem kurang
rentan terhadap serangan lebih lanjut dan menjamin ketersediaan data. Selain itu juga, Atashak and
Mahzadeh [14] mengatakan juga bahwa untuk mengurangi kegagalan pada desain VPN, struktur dan
strategi keamanan jaringan VPN dapat menggunakan teknologi dan metode utama berdasarkan
karakteristik sistem e-government pada kota-kota kecil. Ini membahas kesulitan utama akses database dan
keamanan jaringan sistem e-government kota kecil.
Gambar 10. Hasil Capture Akses, Upload dan Download file pada server dengan VPN L2TP
c. Pengujian Throughput pada saat tidak ada transaksi data pada jalur VPN L2TP melalui jaringan Dinas
Kominfo pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten OKU speed sebesar 96.0Mbps. Hasil Tes
Throughput Up Down 96.0 Mbp Mbps saat trafik kosong tidak ada data yang lewat maka hasilnya sama yaitu
kurang lebih sama dengan bandwidth 96.0 Mbps sedang pada trafik sangat sibuk banwidth pada level 1,05
Mbps Berikut capturenya pada gambar 11 dan 12.
Gambar 11. Hasil Capture Throughput bandwidth yang ada sebesar 96.0 Mbps dan 1.05 Mbps
Gambar 12. Hasil Capture Throughput bandwidth yang ada sebesar 1.05 Mbps
Dari pengukuran diatas diperoleh nilai paket loss yang masih di toleransi oleh standar ITU-T adalah 5%
sedangkan nilai pengukuran diatas adalah 0%. Sehingga Paket Loss diatas dapat diterima untuk melakukan
komunikasi pada Interkoneksi jaringan VPN antar OPD dilingkungan Pemerintah Kabupaten Ogan KOmering
Ulu. Hasil penelitian ini selaras dengan Gumiri and Wandra [17], [18] yang mengatakan bahwa Paket Loss diatas
Yayan Candra Subidin, Copyright © 2022, MIB, Page 1803
Submitted: 27/02/2022; Accepted: 25/07/2022; Published: 25/07/2022
JURNAL MEDIA INFORMATIKA BUDIDARMA
Volume 6, Nomor 3, Juli 2022, Page 1796-1805
ISSN 2614-5278 (media cetak), ISSN 2548-8368 (media online)
Available Online at https://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/mib
DOI: 10.30865/mib.v6i3.3880
dapat diterima untuk melakukan komunikasi pada Interkoneksi jaringan VPN jadi paketloss dengan sebesar 3%
dimasukan dalam kategori baik.
3.6 Monitoring
Pada tahap selanjutnya adalah monitoring. Gambar 13 menunjukan adalah proses monitoring berupa pengamatan
pada;
a. Infrastruktur hardware dan link interkoneksi
b. Memperhatikan jalannya packet data di jaringan (pewaktuan, latency, peektime,troughput)
c. Metode yang digunakan untuk mengamati ”kesehatan” jaringan dan komunikasi secara umum secara
terpusat atau tersebar.
Gambar 13. Monitoring link interkoneksi jaringan intra pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu
4. KESIMPULAN
Penelitian dilaksanakan pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Ogan Komering Ulu mulai juli 2020
hingga juli 2021 dengan Metode Pengembangan Sistem yang digunakan adalah metode NDLC dimana setiap
tahapannya akan berlangsung berkelanjutan / berulang hingga hasil tercapai sesuai kebutuhan. Topologi yang
digunakan untuk desain jaringan pada penelitian ini adalah topologi Star. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
VPN pada penelitian ini digunakan guna mendukung Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) pada
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dengan menggunakan VPN, komunikasi jaringan private yang
melewati jaringan publik (internet) akan lebih aman sehingga kerahasiaan data tetap terjaga. Kualitas pertukaran
data baik berupa gambar, suara, maupun teks sangat baik dengan kecepatan yang stabil dan keamanan yang tetap
terjaga. Penggunaan IPv4 untuk interkoneksi jaringan sangat baik karena dapat menjangkau seluruh instansi
pemerintah atau sebanyak 47 OPD di Lingkup Pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ulu. Sebagai penutup,
walaupun kabupaten OKU sudah memiliki desain jaringan SPBE berbasis VPN, penting juga bagi penelitian ini
untuk mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini dan menyarankan kemungkinan jalan untuk penelitian
lanjutnya. Pertama, kemampuan untuk menggeneralisasi dari hasil penelitian ini dibatasi oleh sedikitnya jumlah
OPD dan kasus yang dilakukan. Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan jaringan komputer
SPBE berbasis VPN untuk wilayah Kabupaten OKU, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan di
Kabupaten lain yang ada di Sumatera Selatan atau bahkan provinsi lainnya yang ada di Indonesia. Ketiga,
penelitian saat ini telah memberikan sudut pandang dengan menggunakan kacamata metode NDLC, sehingga
untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori atau metode yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Keempat, bisa dibilang, penelitian telah mengidentifikasi dan mendesain jaringan komputer SPBE
dengan standar layanan pandemi COVID-19 yang mendorong lebih banyak layanan publik pemerintah beralih dari
offline ke online, telah memberikan peluang baru untuk menerapkan konsep layanan SPBE dengan teknologi
berbeda-beda sehingga masyarakat dapat memilih layanan yang terbaik untuk mereka.
REFERENCES
[1] D. Antoni, M. Akbar, and F. Fatoni, "Electronic Government Rukun Tetangga Model," Jurnal Sistem Informasi, vol. 14,
pp. 64-73, 2018.
[2] S. Ariana, C. Azim, and D. Antoni, "Clustering of ICT human resources capacity in the implementation of E-government
in expansion area: a case study from pali regency," Cogent Business & Management, vol. 7, 04/25/ 2020.
[3] A. N. Imania and T. N. Haryani, "E–Government di Kota Surakarta dilihat dari Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018
Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik," Jurnal Mahasiswa Wacana Publik, vol. 1, pp. 176-189, 2018.
[4] E. Setiawan, W. W. Winarno, and D. H. Fudholi, "Analisis Faktor Penerimaan Layanan e-Government dengan
Menggunakan Model UTAUT2 dan GAM di Kabupaten Gunungkidul," Jurnal Media Informatika Budidarma, vol. 5,
pp. 34-41, 2021.
[5] A. H. Albari, R. Gosal, and F. Pangemanan, "Implementasi Program Cerdas Command Center Dalam Rangka
Mewujudkan Smart City (Studi di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Manado)," JURNAL EKSEKUTIF, vol. 3,
2019.