ExtractedPERMENLHK NO 01 TH 2021 TTG PROPER
ExtractedPERMENLHK NO 01 TH 2021 TTG PROPER
Aspek Penilaian
A. KRITERIA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
duksi, utilitas, dan kegiatan domestik yang menuju lingkungan baik berupa outlet
atau sumur injeksi; dan
ik pantau air tanah dilahan yang diaplikasi, dilahan kontrol dan sumur penduduk,
rol.
i izin, dengan ketentuan persyaratan izin sudah lengkap secara administrasi dan
dibuktikan dengan:
Pemantauan Sparing:
Melakukan pemantauan terhadap titik
penaatan secara otomatik, terus- menerus
dan dalam jaringan melalui Sparing bagi
Usaha dan/atau
Kegiatan yang wajib Sparing (100%).
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaatan terhadap titik penaatan dan/atau titik pemantauan s
Persentase ketaatan terhadap titik penaatan = (Jumlah titik penaatan dan/atau titik pemantau
titik penaatan dan/atau titik pemantauan wajib pantau sesuai izin dan/atau peraturan perunda
100%
Peringkat
Merah Hitam
Pemantauan Manual: ---
Tidak melakukan pemantauan terhadap seluruh
titik penaatandan/atau titik pemantauan
secara manual sesuai dengan ketentuan yang
diwajibkan dalam izin dan/atau peraturan
perundang-undangan
(<100%).
hitungan Ketaatan:
dan/atau titik pemantauan secara manual dilakukan dengan rumus:
an dan/atau titik pemantauan yang dipantau secara manual dibagi dengan Jumlah
dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Air) x
100%
No. Aspek Peringka
Biru
2. Perhitungan ketaatan terhadap titik penaatan secara otomatik, terus-menerus dan da
rumus:
Persentase ketaatan terhadap titik penaatan = (Jumlah titik penaatan yang dipantau secara otom
dibagi dengan Jumlah titik penaatan wajib pantau secara otomatik, terus-menerus dan dalam jar
perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Air) x 100%
3. Pemenuhan ketaatan dihitung berdasarkan persentase terendah yang diperoleh dari perhit
(satu) dan angka 2 (dua).
Catatan Kriteria:
1. Kewajiban pemantauan titik penaatan dan/atau titik pemantauan yang wajib dipantau me
air/laut/formasi secara injeksi/pemanfaatan Air Limbah ke tanah, Persetujuan Lingkung
Pengendalian Pencemaran Air.
2. Titik penaatan dan/atau titik pemantauan yang wajib dipantau meliputi:
a. titik penaatan Air Limbah proses;
b. titik penaatan Air Limbah utilitas;
c. titik penaatan Air Limbah domestik; dan
d. titik pemantauan kualitas badan air/laut/tanah/air tanah.
3. Tingkat ketaatan dinyatakan 100% (seratus persen) tanpa dilakukan perhitungan ketaatan
a. Industri yang seluruh Air Limbah diserahkan ke pihak ketiga atau pengolah Air Lim
Peringkat
Merah Hitam
atik, terus-menerus dan dalam jaringan melalui Sparing dilakukan dengan
n yang dipantau secara otomatik, terus-menerus dan dalam jaringan melalui Sparing
erus-menerus dan dalam jaringan melalui sparing sesuai izin dan/atau peraturan
%
h yang diperoleh dari perhitungan ketaatan sebagaimana dimaksud pada angka 1
uan yang wajib dipantau mengacu kepada izin pembuangan Air Limbah ke badan
nah, Persetujuan Lingkungan dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang
u meliputi:
ang Air Limbah ke badan air (tidak diberlakukan untuk Industri minyak sawit yang
ntuk fasilitas darat (on shore) yang membuang Air Limbah ke badan air/laut (tidak
as darat (on shore) yang melakukan pengelolaan Air Limbah secara injeksi Air
pas pantai (off shore) yang membuang Air Limbah ke laut);
No. Aspek Peringka
Biru
9) pertambangan batubara;
10) Industri tekstil; dengan debit lebih besar atau sama dengan dari 1.000 m /hari (seribu
3
Pemantauan Sparing:
Melakukan pemantauan terhadap
seluruh parameter yang diwajibkan secara
otomatik, terus-menerus dan dalam
jaringan melalui Sparing bagi Usaha
dan/atau Kegiatan yang wajib Sparing
(100%).
Peringkat
Merah Hitam
da huruf a yang memiliki lebih dari 1 (satu) titik penaatan, pemantauan melalui
ncemaran terbesar.
dipantau dibagi dengan Jumlah parameter wajib pantau sesuai izin dan/atau
Air) x 100%
ah yang diperoleh dari perhitungan ketaaatan sebagaimana dimaksud pada angka 1
ah ke tanah untuk aplikasi lahan, parameter wajib pantau untuk Air Limbah yang
Oxygen Demand (BOD).
otal zat padat larut atau Total Dissolve Solid (TDS) tidak dipertimbangkan dalam
e. Industri minyak sawit untuk mengukur parameter Power of Hydrogen (pH), Total Suspen
debit;
f. pengolahan minyak dan gas bumi untuk mengukur parameter Power of Hydrogen (pH), Tot
Chemical Oxygen Demand (COD), Ammonia Nitrogen (NH -N), dan debit;
3
g. eksplorasi dan produksi minyak dan gas untuk mengukur parameter Power of Hydrogen (p
(TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Ammonia Nitrogen (NH -N), dan debit;
3
Peringkat
Merah Hitam
bit;
it; dan
eter sesuai dengan ketentuan yang diwajibkan dalam izin dan/atau peraturan
Hydrogen (pH), Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), dan
Hydrogen (pH), Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), Ammonia Nitrogen (NH -N),
3
ydrogen (pH), Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (COD), dan
Power of Hydrogen (pH), Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand (CO
k. pertambangan nikel untuk mengukur parameter Power of Hydrogen (pH), Total Suspen
l. kawasan Industri untuk mengukur parameter Power of Hydrogen (pH), Total Suspende
N), dan debit.
Pemantauan Sparing
Melaporkan data pemantauan
melalui Sparing untuk setiap
parameter pada setiap titik penaatan bagi
Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
memasang dan mengopera sikan Sparing
secara periodik (100%).
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaaatan berdasarkan jumlah data tiap parameter yang dilaporkan di setiap
er yang dilaporkan di setiap titik penaatan secara manual dilakukan dengan rumus:
=
di setiap titik penaatan dibagi jumlah data tiap parameter di setiap titik penaatan
dangan di bidang Pengendalian Pencemaran Air ) x 100%
ah yang diperoleh dari perhitungan ketaatan sebagaimana dimaksud pada angka 1
e penilaian Proper.
rameter di setiap titik penaatan dan/atau titik pemantauan mengacu kepada izin
ksi/pemanfaatan Air Limbah ke tanah/Persetujuan Lingkungan dan/atau
n:
Pemantauan Sparing
Data rata-rata harian hasil
pemantauan secara otomatik, terus-
menerus dan dalam jaringan untuk
setiap parameter pada setiap titik
penaatan, setiap bulan wajib memenuhi
≥95% ketaatan baku mutu sesuai
dengan yang diwajibkan dalam ketentuan
izin dan/atau
peraturan perundangan.
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaatan terhadap baku mutu yang dilaporkan secara manual dilakukan den
dan memenuhi baku mutu di setiap titik penaatan dibagi jumlah data tiap parameter
mutu sesuai dengan izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang
n diluar periode penilaian Proper sesuai dengan ketentuan peraturan bahwa setiap
belah (split sample) pada saat inspeksi Proper dan wajib membuat berita acara
al keruk atau kapal hisap wajib memenuhi ≥95% baku mutu ketaatan untuk
pemantauan sesuai dokumen Amdal atau Persetujuan Lingkungan selama
No. Aspek Peringka
Biru
7 Ketaatan terhadap a. Memenuhi ketentuan teknis
ketentuan teknis Pengendalian Pencemaran Air:
1) memenuhi ketentuan teknis saluran
pembuangan Air Limbah:
a) melengkapi titik penaatan dengan
nama dan titik koordinat;
b) memisahkan saluran Air Limbah
dengan limpasan air hujan;
c) membuat saluran Air Limbah
yang kedap air;
d) memasang alat ukur debit (contoh:
Flowmeter, V-notch).
2) menggunakan jasa
laboratorium yang terakreditasi dan
teregistrasi;
3) tidak melakukan pengenceran;
Peringkat
Merah Hitam
a. Tidak memenuhi ketentuan teknis a. Melakukan
Pengendalian Pencemaran Air: pembuangan Air
1) tidak memenuhi salah satu ketentuan Limbah ke
teknis saluran pembuangan Air Limbah; lingkungan tanpa
2) tidak menggunakan jasa laboratorium pengolahan (by
yang terakreditasi dan teregistrasi; pass); dan/atau
3) melakukan pengenceran; b. Melakukan
4) tidak melakukan identifikasi seluruh Pembuangan Air
jenis Air Limbah yang dihasilkan (limbah Limbah di luar
proses/air pendingin/Air Limbah drainase/Air lokasi yang
Limbah utilitas/limbah domestik, dan lainnya); tercantum dalam
5) tidak melakukan identifikasi terhadap izin (by pass).
sumber Air Limbah, dan cara pengolahannya;
6) tidak memenuhi salah satu
ketentuan teknis bagi Industri yang
No. Aspek Peringka
Biru
4) telah melakukan identifikasi
seluruh jenis Air Limbah yang
dihasilkan (limbah proses/air
pendingin/Air Limbah
drainase/Air Limbah
utilitas/limbah domestik, dan lainnya);
5) telah melakukan identifikasi
terhadap sumber Air Limbah, dan cara
pengolahannya;
6) Mencatat bahan baku dan
produksi senyatanya harian;
7) Selain ketentuan angka 1
sampai dengan angka 6, bagi Industri
wajib Sparing melaksanakan:
a) uji kelaikan secara periodik;
b) kalibrasi peralatan; dan
c) ketentuan rentang
Peringkat
Merah Hitam
wajib Sparing;
7) tidak memenuhi salah satu ketentuan
teknis bagi Industri sawit yang melakukan
pemanfaatan Air Limbah untuk aplikasi lahan; dan
b. Tidak memenuhi sanksi administrasi sampai
batas waktu yang ditentukan.
No. Aspek Peringka
Biru
pengukuran dan akurasi pengukuran,
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan; dan
8) bagi Industri sawit yang
melakukan pemanfaatan Air Limbah
melalui aplikasi lahan harus
memenuhi ketentuan teknis:
a) dilakukan pada lahan selain
lahan gambut;
b) dilakukan pada lahan selain
lahan dengan permeabilitas
>15cm/jam (lebih dari lima belas
sentimeter per jam);
c) dilakukan pada lahan
selain lahan dengan permeabilitas
<1,5 cm/jam
Peringkat
Merah Hitam
No. Aspek Peringka
Biru
(kurang dari satu koma lima
sentimeter per jam);
d) tidak boleh dilaksanakan pada
lahan dengan kedalaman air
tanah <2 meter (kurang dari dua
meter);
e) tidak ada air larian (run off) yang
masuk ke sungai;
f) tidak melakukan
pengenceran Air Limbah yang
dilakukan pemanfaatan;
g) tidak membuang Air
Limbah pada tanah di luar lokasi
yang ditetapkan dalam izin (by
pass); dan
h) tidak membuang Air
Limbah ke sungai bila melebihi
ketentuan yang
Peringkat
Merah Hitam
No. Aspek Peringka
Biru
berlaku; dan
b. memenuhi sanksi administrasi
sampai batas waktu yang
ditentukan.
Peringkat
Merah Hitam
--- Tidak memiliki izin
pengambilan air
permukaan/ air
tanah sebagai
bahan baku
utama maupun
bahan baku
penolong
dalam kegiatan
No Aspek Peringkat
Biru
Catatan:
*) berlaku untuk pengguna air tanah. Kajian amblesan tanah berlaku pada lokasi
terjadi amblesan
tanah berlaku pada lokasi tertentu yang diindikasikan secara teknis dapat
Peringkat
Merah Hitam
Tidak mempunyai personil yang ---
bertanggung jawab dan kompeten dalam
Pengendalian Pencemaran Udara.
Pemantauan CEMS :
a. Melakukan pemantauan
terhadap seluruh sumber Emisi yang
wajib CEMS; dan
b. Seluruh sumber Emisi yang
wajib CEMS terintegrasi melalui SISPEK
(100%).
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaatan terhadap sumber Emisi secara manual
Persentase ketaatan terhadap sumber Emisi = (Jumlah sumber Emisi yang dipantau secara ma
pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Peng
Peringkat
Merah Hitam
seluruh sumber Emisi dan/atau titik
penaatan secara manual atau menggunakan neraca
massa sesuai dengan yang diwajibkan dalam
izin dan/atau peraturan perundang-undangan (<
100%).
Perhitungan Ketaatan:
sumber Emisi secara manual dilakukan dengan rumus:
misi yang dipantau secara manual dibandingkan dengan Jumlah sumber Emisi wajib
dang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
No. Aspek Peringkat
Biru
2. Perhitungan ketaatan terhadap sumber Emisi menggunakan CEM
Persentase ketaatan terhadap sumber Emisi= (Jumlah sumber Emisi yang dipantau mengguna
pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Peng
3. Perhitungan ketaatan terhadap sumber Emisi menggunakan perhitungan n
Persentase ketaatan terhadap sumber Emisi= (Jumlah sumber Emisi yang dipantau mengguna
Jumlah sumber Emisi wajib pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan d
4. Perhitungan ketaatan terhadap titik penaatan kualitas udara ambien, kebisinga
Persentase ketaatan terhadap titik penaatan kualitas udara ambien= (Jumlah titik penaatanya
penaatan wajib pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bida
Persentase ketaatan terhadap titik penaatan kualitas kebisingan = (Jumlah titik penaatan yan
penaatan wajib pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bida
Peringkat
Merah Hitam
mber Emisi menggunakan CEMS dilakukan dengan rumus:
Emisi yang dipantau menggunakan CEMS dibagi dengan Jumlah sumber Emisi wajib
dang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
i menggunakan perhitungan neraca massa dilakukan dengan rumus:
Emisi yang dipantau menggunakan perhitungan neraca massa dibandingkan dengan
raturan perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
tas udara ambien, kebisingan dan/atau kebauan dilakukan dengan rumus:
bien= (Jumlah titik penaatanyang dipantau secara manual dibagi dengan Jumlah titik
n perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
an = (Jumlah titik penaatan yang dipantau secara manual dibagi dengan Jumlah titik
n perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
No. Aspek Peringkat
Biru
Persentase ketaatan terhadap titik penaatan kualitas kebauan = (Jumlah titik penaatan
penaatan wajib pantau sesuai izin dan/atau peraturan perundang-unda
5. Pemenuhan ketaatan dihitung berdasarkan persentase terendah yang diperoleh dari perh
(s
1. kewajiban pemantauan sumber Emisi dan/atau titik penaatan yang wajib dip
pemanfaatan dan/atau pengolahan dan/atau ketentuan peraturan perundang-
2. sumber
ikan, kegiatan pemeliharaan <200 (kurang dari dua ratus) jam per tahun;
tau
Emisi bagi genset atau pembakaran dalam dengan kapasitas dan spesifikasi
meliputi:
W (lebih dari dua puluh lima Mega Watt) dan/atau apabila kandungan sulfur >2%
No. Aspek Peringkat
Biru
5) unit penawaran pada kegiatan proses pemisahan gas di daratan (onshore);
b. Industri rayon, unit proses;
c. Industri pupuk dan ammonium nitrat:
1) prilling tower;
2) unit asam nitrat;
3) unit asam sulfat;
4) ketel uap:
a) kapasitas ≥25MW (lebih dari atau sama dengan dua puluh lima Mega Watt); dan
b) kapasitas <25MW (kurang dari dua puluh lima mega watt), dengan kandungan
persen) dan beroperasi secara terus-menerus;
d. Industri pulp and paper:
1) tungku recovery;
2) tungku tanur putar pembakaran;
3) tungku pelarutan lelehan;
4) digester;
5) unit pemutihan.
e. Industri besi baja:
1) penanganan bahan baku (raw material handling);
2) tanur oksigen basa (basic oxygen fumace);
3) tanur busur listrik (electric arc fumace);
Peringkat
Merah Hitam
i daratan (onshore);
sama dengan atau lebih besar ≥ 25 MW (lebih dari atau sama dengan dua puluh lima
Mega Watt);
kandungan sulfur dalam bahan bakar lebih besar dari 2% (dua persen) dan
Pemantauan CEMS:
a. Melakukan pemantauan
terhadap seluruh parameter wajib
CEMS; dan
b. Seluruh parameter wajib CEMS
terintegrasi melalui SISPEK
(100%).
Perhitungan Ketaatan:
Peringkat
Merah Hitam
u kepada:
spesifik; dan/atau
yang melakukan kegiatan pemanfaatan atau pengolahan Limbah B3.
ban pemantauan parameter di sumber Emisi mengacu kepada:
No. Aspek Peringkat
Biru
a. Persetujuan Lingkungan (Amdal atau UKL-UPL); atau
b. Lampiran V-B Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang Baku
dokumen Amdal atau UKL-UPL tidak mencantumkan baku mutu.
3. Bagi Industri sebagaimana dimaksud pada angka 2, yang telah memiliki kajian Em
pihak eksternal yang kompeten, kewajiban pemantauan parameter di sumber Emisi men
kajian ke dalam pelaporan Emisi melalui SIMPEL.
4. Khusus sumber Emisi genset bagi Industri yang belum memiliki baku mutu spesifik
Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak ba
5. Kewajiban pemantauan parameter di titik penaatan kualitas udara ambien dan keba
6. Jika di dalam Persetujuan Lingkungan tidak mencantumkan parameter kualitas udara am
kewajiban pemantauan mengacu kepada:
a. parameter kualitas udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahu
dan
b. parameter kebauan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1
7.
2 di titik penaatan kua
Khusus Industri rayon parameter yang wajib dipantau harus mencakup Karbon Disulfida (CS ) dan Hidrogen Sulfida (H S)
2
8. Pengukuran kualitas udara ambien untuk parameter dibawah ini dianggap valid apabila:
Peringkat
Merah Hitam
13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak, dalam hal
.
ng telah memiliki kajian Emisi sumber tidak bergerak yang dilakukan oleh
meter di sumber Emisi mengacu kepada kajian tersebut dengan melampirkan hasil
memiliki baku mutu spesifik, mengacu kepada Lampiran I.a Peraturan Menteri
misi Sumber Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi.
litas udara ambien dan kebauan mengacu kepada Persetujuan Lingkungan.
n parameter kualitas udara ambien dan/atau kebauan yang wajib dipantau,
puti:
ngan ketentuan:
(NO ), Partikulat, dan Amonia (NH ); dan
2 3
an ketentuan:
2 dan Partikulat; dan
(NO ),
anya partikulat;
2 dan Partikulat; dan
(NO ),
tikulat,
nilai
baku mutu Emisi sesuai dengan Lampiran V-B Keputusan Menteri Lingkungan
No. Aspek Peringkat
Biru
Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
11. Kewajiban pemantauan parameter menggunakan CEMS, diwajibkan bagi:
a. Industri minyak dan gas
1) unit proses pembakaran untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO ), Nitrogen Oksida (NOx), Opasitas,
2
Karbon Monoksida (CO) dan Laju Alir, partikulat, dan Karbon Dioksida (CO );
2
2) unit perekahan katalitik untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO ), Nitrogen Oksida (NOx), Opasitas,
2
Karbon Monoksida (CO) dan Laju Alir, partikulat, dan Karbon Dioksida (CO );
2
3) unit pengolahan ulang sulfur sistem claus untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO ) dan laju alir;
2
4) unit absorber dari Refinery Unit dan Liquid Natural Gas untuk mengukur parameter: Hidro
5) unit penawaran pada kegiatan proses pemisahan gas di daratan (onshore) untuk menguku
b. Industri rayon:
unit proses untuk mengukur parameter: Karbon Disulfida (CS ) dan Hidrogen Sulfida (H S);
2 2
c. Industri pupuk dan ammonium nitrat:
1) untuk Industri pupuk urea untuk mengukur parameter: Amonia (NH ) dan Partikulat;
3
2) untuk Industri ammonium nitrat untuk mengukur parameter: Nitrogen Oksida (NOx) dan Amonia (NH ); dan
3
3) untuk Industri pupuk asam fosfat untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO );
2
d. Industri pulp and paper:
1) unit tungku recovery untuk mengukur parameter: total partikulat, total sulfur tereduksi;
2) unit tungku tanur putar pembakaran untuk mengukur parameter: total partikulat, total su
3) unit tungku pelarutan lelehan untuk mengukur parameter: total partikulat, total sulfur te
Peringkat
Merah Hitam
wajibkan bagi:
tas,
itas,
ngan atau lebih besar dari 25MW (dua puluh lima mega watt) untuk mengukur parameter: Sulfur
laju alir;
da (NOx) dan
2 , Nitrogen Oksida
O )
(NOx), Hidrogen Fluorida (HF), Karbon Monoksida (CO) dan laju alir;
No. Aspek Peringkat
Biru
h. Industri pembangkit dan proses penunjang
1) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO )
2 , Nitrogen Oksida
(NOx), Opasitas, Oksigen (O ), Karbon Monoksida (CO), dan laju alir;
2
2) Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO )
2 , Nitrogen Oksida
(NOx), Opasitas, Oksigen (O ), Karbon Monoksida (CO), dan laju alir;
2
3) Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO )
2 , Nitrogen Oksida
(NOx), Opasitas, Oksigen (O ), Karbon Monoksida (CO), dan laju alir;
2
4) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO )
2 , Nitrogen Oksida
(NOx), Opasitas, Oksigen (O ), Karbon Monoksida (CO), dan laju alir.
2
i. Industri carbon black
Proses Dryer, untuk mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO ) Nitrogen Oksida (NOx), dan total partikulat;
2,
j. Proses penunjang produksi <25MW (kurang dua puluh lima mega watt) dengan kandungan
mengukur parameter: Sulfur Dioksida (SO )
2 , Nitrogen Oksida (NOx), Opasitas, Oksigen (O2), Karbon Monoksida (CO), dan laju alir.
12. Seluruh parameter wajib CEMS sebagaimana dimaksud pada angka 11 wajib terinte
a. paling lambat 24 April 2021 untuk Industri pembangkit listrik dan/atau kegiatan pemban
b. paling lambat 1 Januari 2023 untuk Industri selain pembangkit listrik dan/atau kegiatan p
Peringkat
Merah Hitam
Oksida
Oksida
ksida
Oksida
mega watt) dengan kandungan sulfur >2% (lebih dua persen) dan beroperasi secara terus-menerus, untuk
Pemantauan CEMS:
a. Melaporkan data pemantauan CEMS
untuk setiap parameter pada setiap
sumber Emisi sesuai dengan ketentuan
yang diwajibkan dalam peraturan
Peringkat
Merah Hitam
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaatan berdasarkan jumlah data tiap parameter yang dilaporkan di se
rumus:
Persentase ketaatan terhadap jumlah data tiap parameter yang dilaporkan =
(Jumlah data tiap parameter yang dilaporkan di setiap sumber Emisi dibagi dengan jumlah data
dilaporkan sesuai izin dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang Pengendalian Pencem
2. Perhitungan ketaatan berdasarkan jumlah data tiap parameter yang dilaporkan di se
dengan rumus:
Peringkat
Merah Hitam
periodik (100%);
b. Tidak melaporkan data perhitungan beban
Emisi melalui CEMS sesuai dengan
ketentutan yang diwajibkan dalam peraturan
perundang-undangan secara periodik (100%).
meter yang dilaporkan di setiap sumber Emisi secara manual dilakukan dengan
aporkan =
isi dibagi dengan jumlah data tiap parameter di setiap sumber Emisi yang wajib
di bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
meter yang dilaporkan di setiap sumber Emisi menggunakan CEMS dilakukan
No. Aspek Peringkat
Biru
Persentase ketaatan terhadap jumlah data tiap paramete
(Jumlah data valid tiap parameter yang dilaporkan di setiap sumber Emisi dibagi dengan
yang wajib dilaporkan sesuai izin dan/atau peraturan perundang-un
Pencemaran Udara) x 100%
de penilaian Proper.
p parameter di setiap sumber Emisi paling sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam
an neraca massa tiap parameter yang wajib dilaporkan secara periodik paling
Pemantauan CEMS:
data rata-rata harian hasil
pemantauan CEMS untuk setiap
parameter pada setiap sumber Emisi,
setiap 3 (tiga) bulan memenuhi ≥
95% ketaatan baku mutu sesuai
dengan yang diwajibkan dalam
ketentuan izin dan/atau peraturan
perundang-
undangan.
Perhitungan Ketaatan:
1. Perhitungan ketaatan terhadap baku mutu yang dilaporkan dilakukan secara manual deng
Peringkat
Merah Hitam
dan/atau peraturan perundang-undangan.
2. Perhitungan ketaatan terhadap baku mutu yang dilaporkan dilakukan menggunakan CEMS
Persentase ketaatan terhadap baku mutu=
(Jumlah data rata-rata harian valid tiap parameter yang dilaporkan dan memenuhi baku mutu di
parameter di setiap sumber Emisi yang dilaporkan dan wajib memenuhi baku mutu sesuai denga
bidang Pengendalian Pencemaran Udara) x 100%
3. Pemenuhan ketaatan dihitung berdasarkan persentase terendah yang diperoleh dari perhitu
dimaksud pada angka 1 (satu) dan angka 2 (dua).
Catatan Kriteria:
1. Kewajiban pemenuhan baku mutu bagi pemantauan dengan menggunakan perhitungan n
dilakukan sesuai dengan:
a. pilihan metodologi penghitungan beban Emisi; dan
b. petunjuk teknis operasional yang disusun dan disampaikan oleh Usaha dan/atau Ke
n dan memenuhi baku mutu di setiap sumber Emisi dibagi dengan jumlah data tiap
enuhi baku mutu sesuai dengan izin dan/atau peraturan perundang-undangan di
dah yang diperoleh dari perhitungan persentase di setiap titik penaatan sebagaimana
Catatan Kriteria:
1. Khusus sumber Emisi yang tidak diwajibkan untuk melakukan pengukuran parameter part
Peringkat
Merah Hitam
N BERACUN (B3)
Peringkat
Merah Hitam
a. Tidak mengidentifikasi dan ---
mengkodifikasi seluruh Limbah B3 yang
dihasilkan;
b. Tidak melakukan pencatatan dan
pendataan seluruh jenis Limbah B3 yang
dihasilkan dan dikelola
secara berkala.
Catatan Kriteria:
1. Izin dalam proses perpanjangan diperlakukan sebagai memiliki izin, dengan ketentuan per
teknis serta dilengkapi tanda terima dari instansi pemberi izin dan dibuktikan dengan:
a. salinan surat permohonan perpanjangan izin; dan
b. salinan surat/dokumen yang menyatakan persyaratan administrasi permohonan izin suda
2. Proses penerbitan izin baru dapat dianggap memiliki izin apabila telah memperoleh Surat
unit teknis
emiliki izin, dengan ketentuan persyaratan izin sudah lengkap secara administrasi dan
dan dibuktikan dengan:
Catatan Kriteria:
Kriteria pengelolaan limbah nonB3 diberlakukan bagi peserta Proper yang telah memiliki sura
F. KRITERIA PENGELOLAAN B3
No. Aspek Peringka
Biru
1 Pengangkutan a. telah memiliki izin
pengangkutan B3 yang
RBAHAYA DAN BERACUN
Peringkat
Merah Hitam
Tidak melakukan pengelolaan limbah nonB3 ---
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri.
Peringkat
Merah Hitam
a. tidak memiliki izin pengangkutan ---
B3 yang masih berlaku dari
No. Aspek Peringka
Biru
masih berlaku dari
Kementerian Perhubungan atas
rekomendasi dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
b. alat angkut yang digunakan
sesuai dengan rekomendasi dan izin;
c. menyampaikan laporan
pengangkutan B3 kepada
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
Aspek Peringkat
Biru Mera
Pengendalian Kerusakan Semua tahapan/lokasi tambang Tidak semua tahapan/lok
Lahan. (100%) dengan nilai total dari dengan nilai total dari pe
penilaian aspek potensi kerusakan lahan adalah l
kerusakan lahan adalah lebih dengan 80 (tidak potensi r
besar atau sama dengan 80
dasarkan pada hasil penilaian semua tahapan/lokasi tambang dengan menggunakan kriteria
Nilai total yang didapat untuk masing- masing tahapan memberikan kesimpulan dan status
rusakan Lahan.
Peringkat
Merah Hitam
Tidak semua tahapan/lokasi tambang (<100%) Lebih dari 50% dari
dengan nilai total dari penilaian aspek potensi semua tahapan/lokasi
kerusakan lahan adalah lebih besar atau sama tambang mendapatkan nilai
dengan 80 (tidak potensi rusak). total lebih kecil 55
(potensi rusak berat).
1 Aspek Manajemen
K1 - 1) Peta Rencana a) ≥ Skala 1:2.000 10
Perencanaan
(potensi rusak berat).
Keterangan
b) Skala ≥ 1:5000 5
2) Data a) Ada 6
Penginderaan Jauh
b) Tidak Ada 0
luasan per
periode penilaian)
b) Tidak sesuai 0
2) Kemajuan luasan a) Sesuai rencana 2
(Realisasi luasan
per triwulan)
i. Realisasi kurang dari 90% rencana atau lebih dari 110% rencana
ii. Khusus untuk pembersihan lahan, realisasi lebih dari
110% rencana
No. Kriteria Parameter Standar Evaluasi Nilai
2. Aspek Teknik
`
K3 - 1) Potensi Longsor a) Kecil 10
Stabilitas
Geoteknik
Keterangan
b) sedang 5
c) besar 0
Keterangan
b) Tidak 0
Keterangan
K5 1) Sarana a) Ada 10
Pengendalia n pengendali erosi
Erosi
b) Tidak 0
2) Kondisi sarana a) Memadai 8
pengendali erosi
Keterangan
b) Tidak Memadai 0
b) Ada 0
Keterangan
K6 - Keberhasilan a) Baik 10
Revegetasi revegetasi
b) Sedang 5
c) Buruk 0
vital
b) Resiko tinggi 0
b) Resiko tinggi 0
i:
Peringkat
Merah Hitam
a. Tidak melakukan ---
Pembatasan, pendauran ulang,
dan/atau
pemanfaatan kembali Sampah
dengan cara:
1) Menggunakan bahan
No. Aspek Peringk
Biru
yang dapat diguna ulang,
dan/atau bahan yang mudah
diurai oleh proses alam;
dan/atau
2) Mengumpulkan dan
menyerahkan kembali Sampah dari
produk dan/atau kemasan yang
sudah
digunakan.
b. Memiliki rekaman kegiatan
pengurangan Sampah (log book atau
neraca);
c. Memiliki SOP pengurangan
timbulan Sampah;
d. Memiliki program
pengurangan Sampah.
Peringkat
Merah Hitam
yang dapat diguna ulang,
dan/atau bahan yang mudah diurai
oleh proses alam; dan/atau;
2) Mengumpulkan dan
menyerahkan kembali Sampah dari
produk dan/atau kemasan yang
sudah digunakan;
b. Tidak memiliki rekaman
kegiatan pengurangan Sampah
(log book atau neraca);
c. Tidak memiliki SOP
pengurangan timbulan Sampah.
No. Aspek Peringk
Biru
2 Penanganan Sampah Pemilahan:
a. Memiliki rekaman timbulan
Sampah dan penanganan- nya
(logbook atau neraca);
b. Sampah terpilah 5 jenis, yaitu:
1. Sampah yang
mengandung bahan berbahaya
dan beracun serta limbah
bahan berbahaya dan beracun;
2. Sampah yang mudah terurai;
3. Sampah yang dapat
digunakan kembali;
4. Sampah yang dapat didaur
ulang; dan
5. Sampah lainnya.
Peringkat
Merah Hitam
Pemilahan: ---
a. Tidak memiliki rekaman
timbulan Sampah dan
penanganan-nya (logbook atau
neraca);
b. Sampah terpilah kurang dari 5
jenis;
c. Tidak memiliki sarana
pemilahan Sampah di setiap kelompok
fungsi area, terpilah dan sesuai
dengan jumlah timbulan sampahnya.
No. Aspek Peringk
Biru
c. Memiliki sarana pemilahan
Sampah di setiap kelompok fungsi
area, terpilah dan sesuai
dengan jumlah
timbulan sampahnya.
Pengumpulan:
a. memiliki TPS (Tempat
Penampungan Sementara);
b. TPS mempunyai landasan
permanen;
c. TPS berbentuk kontainer; dan
d. TPS dalam keadaan tertutup
Pengolahan:
a. Wajib memiliki rekaman
timbulan Sampah dan
penanganannya (logbook atau
neraca);
Peringkat
Merah Hitam
Pengumpulan: Pengumpulan:
memiliki TPS (Tempat Tidak memiliki TPS
Penampungan Sementara) (Tempat Penampungan
dengan ketentuan: Sementara)
a. TPS tidak mempunyai
landasan permanen;
b. TPS berbentuk bak; dan/atau
c. TPS dalam keadaan terbuka.
Pengolahan: Pengolahan:
a. Tidak memiliki rekaman Sampah diolah dengan cara
timbulan Sampah dan pembakaran terbuka.
penanganannya (logbook atau neraca);
b. <30% dilakukan Pengolahan
Sampah.
No. Aspek Peringk
Biru Me
b. ≥30% dilakukan Pengolahan
Sampah (contoh: Sampah organik
dibuat kompos, Sampah
anorganik dikelola
oleh bank Sampah, dst).
Catatan Kriteria:
Petunjuk teknis diintegrasikan dengan standar dengan melihat petunjuk kerjanya.
njuk kerjanya.