Lighting System
Lighting System
a. Penghantar
1. Jaringan Kabel (Wiring Harness)
Jaringan kabel merupakan sejumlah kabel yang terisolasi yang dihubungkan ke
komponen-komponen. Kabel-kabel ini disatukan dalam satu unit untuk
memudahkan penyambungannya pada komponen-komponen kelistrikan.
2. Kode Warna
Kabel-kabel otomotif mempunyai kode warna. Artinya, masing-masing rangkaian
memberikan warna spesifik atau jumlah warna untuk membantu pekerja
menelusuri rangkaian. Pada diagram kelistrikan yang dicetak dengan warna
hitam biasanya dilengkapi dengan abjad untuk memudahkan pengidentifikasian.
Sebagai contoh R atau red (merah), G untuk green (hijau) dan RG untuk merah
dengan strip hijau.
Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana keadaan kabel dengan kode dan
menginterpretasikannya. Diameter kawat juga tercetak pada kabel. Pada
rangkaian lain terdapat juga pengkodean dengan menggunakan angka untuk
mengidentifikasi kabel.
KODE WARNA
Hurup pertama merupakan warna utama
kabel dan hurup lainnya merupakan warna
strip.
B - Black (Hitam)
B - Blue (Biru)
G - Green (Hijau)
R - Red (Merah)
Y - Yellow (Kuning)
W - White (Putih)
N- Brown (Coklat)
O- Orange (Oranye)
K- Pink (Merah Muda)
S- Grey (Abu-abu)
V- Violet (Violet)
P- Purple (Ungu)
X- Light Green (Hijau Muda)
Z- Light Blue (bBiru Muda)
M- Dark Green (Hijau Tua)
T- Dark Blue (Biru Tua)
A- Light Brown (Coklat Muda)
Gambar 2. Kode warna kabel
Data ini hanya untuk sistem12 volt yang umum digunakan pada otomotif.
Contoh pemilihan kabel :
Apabila terdapat suatu beban yang menurut perhitungan akan dialiri arus sebesar
6 amper, maka untuk menentukan kabelnya dapat melihat chart spesifikasi,
kabel otomotif.
Pada baris pertama, ukuran kabel 0,85 mm2 yang kemampuan dialiri arusnya
sampai 5 amper. Kabel ini tidak cocok untuk beban di atas. Sedangkan pada baris
kedua, ukuran kabelnya 1,25 mm 2 dengan kemampuan dialiri arus sampai 10
amper. Kabel ini cocok untuk beban di atas.
Pemilihan kabel pada contoh di atas sudah memenuhi kebutuhan beban yang
dipasang. Untuk mengetahui jumlah penurunan tegangan pada kabel yang
bersangkutan dapat melihat ”chart tegangan jatuh pada kabel”. Dari data
tersebut bisa diketahui berapa besarnya penurunan tegangan per amper/meter
volt. Apabila penurunan tegangan berlebihan, pilihlah kabel lain yang
diameternya lebih besar.
Kemampuan fusible link dapat diidentifikasi dari warnanya. Sebagai contoh, fusible
link berwarna hitam akan meleleh bila dialiri arus sampai 180 amper, walaupun
demikian pengaliran arus yang diijinkan hanya 45 amper. Sedangkan fusible link
berwarna merah akan meleleh pada pengaliran arus sampai 150 amper dan yang
berwarna hijau akan meleleh pada pengaliran arus 100 amper.
c. Saklar
Sakar umumnya digunakan untuk mengoperasikan berbagai komponen kelistrikan.
Sebagian saklar dioperasikan secara manual. Sebagian dioperasikan secara otomatis
dan yang lainnya menggunakan remote control. Kerja saklar adalah menghubungkan
dan memutuskan rangkaian yang sudah dipasang.
Pada kendaraan penumpang, dua saklar utamanya adalah kunci kontak dan saklar
kombinasi pada streering colums. Kunci kontak mempunyai hubungan ke posisi start,
ignition (pengapian), dan accessories (kelengkapan).
Saklar kombinasi seperti diperlihatkan di bawah ini termasuk saklar pengontrol dan
saklar untuk penerangan, penghapus kaca dan lampu belok.
Saklar Lampu
Saklar Wiper Belok, Klakson
dan Dimmer
Saklar Hazard
Saklar-saklar dioperasikan secara manual, tetapi pada berbagai kondisi saklar ini
digunakan untuk mengoperasikan relay pada kompartemen engine dekat ke
komponen. Relay inilah yang menghubungkan dan memutuskan arus ke komponen.
Beberapa saklar lainnya ditempatkan pada instrumen (dashboard). Meskipun
demikian terdapat juga saklar yang dipasang pada pedal rem, kopling, transmisi
otomatis dan komponen-komponen lainnya.
Selain saklar manual dan saklar elektronik (relay), saklar elektronik (transistor) juga
digunakan pada komponen-komponen elektronik.
d. Relay
Relay dipasang pada berbagai komponen sistem kelistrikan dan dikenal juga sebagai
saklar elektromagnetik atau saklar elektromekanik. Gambar berikut menunjukkan
beberapa relay dan penempatannya pada kendaraan. Walaupun demikian
pengaturannya akan bervariasi tergantung pada merek dan model kendaraan.
Seperti diperlihatkan pada gambar, relay digunakan untuk penerangan, klakson,
instrument, sistem pengisian, sistem pengapian dan sebagainya.
Secara umum relay dibedakan menjadi dua jenis menurut fungsi dasarnya, yakni
relay normally open dan normally closed.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 9. Skema relay
Relay dapat digunakan untuk bemacam-macam keperluan. Relay normally open akan
menghubungkan kontak apabila kumparan dialiri arus (a), sedangkan relay normally
closed akan membuka kontaknya jika kumparan dialiri arus (b). Relay juga dapat
bekerja secara kombinasi dari kedua jenis relay sebelumnya (c). Dalam hal ini, satu
set kontak merupakan jenis normally open dan satu set lainnya jenis normally
closed.
Pembangkitan magnet pada kumparan akan menghubungkan komponen dalam
rangkaian ke komponen lainnya.
Diagram (d) menunjukkan variasi lain, pada relay ini, bila kumparan dialiri arus
menyebabkan terputusnya satu komponen dalam rangkaian dan menghubungkan
komponen lainnya.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan relay pada sebuah rangkaian, antara
lain:
1. Adanya jalur langsung antara baterai dan beban.
2. Penurunan/kehilangan tegangan sangat kecil.
3. Kemungkinan daya yang besar pada beban.
e. Bola Lampu
Sebuah bola lampu terdiri dari sebuah filamen halus kawat tungsten yang
keadaannya dipertahankan memijar saat dialiri arus listrik. Pijaran filamen inilah
yang menghasilkan cahaya. Filamen ini ditempatkan pada tabung kaca yang hampa
udara. Walaupun demikian di dalamnya diisi sedikit gas inert. Filamen harus bekerja
dalam daerah bebas oksigen untuk mencegah dari pengoksidasian atau terbakar.
Terdapat berbagai macam bola lampu yang dipasang pada kendaraan, seperti
dipelihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 10. Jenis bola lmpu (a) dua filament dengan offset pins, (b) single filament, (c)
quartz halogen, (d) festoon, (e) panel, (f) capless panel, (g) ulir (screw base )
Gambar 11. Bola lampu sealed beam, (a) sealed beam untuk dua lampu kepala,
(sealed beam yang lebih besar untuk lampu kepala tunggal .
Power rating lampu kepala umumnya 65/55. artinya lampu jarak jauh berdaya 65
watt dan lampu jarak dekat 55 watt.
Gambar 14. Lampu halogen jenis sealed beam dan bola lampu biasa.
Saklar dim digunakan untuk mengontrol kerja lampu jarak jauh dan lampu dekat
pada lampu kepala. Saklar ini biasanya dipasang pada asembly steering column.
Pada mobil tua, saklar ini biasanya dipasang pada lantai (floor board)
5. Daya Lampu
Tenaga listrik diukur dalam watt. Satu watt sama dengan 1 volt x 1 amper.
Dengan demikian daya suatu lampu dapat diperoleh dengan mengalikan tegangan
dan arus yang mengalir pada lampu tersebut. Sebagai contoh pada sebuah lampu
terdapat data 12 V/42 W. Data ini menunjukkan bahwa lampu tersebut
diaplikasikan pada sistem 12 volt dan dapat dialiri arus sebesar 3,5 amper.
6. Reflektor
Reflektor yang terdapat pada lampu kepala dilapisi alumunium untuk
memantulkan cahaya. Filamen pada bola lampu ditempatkan sedemikian rupa di
depan reflektor, sehingga fokus yang tepat bisa diperoleh. Gambar di bawah ini
menunjukkan sebuah lampu kepala yang mempunyai dua filamen.
Posisi penutup (K) miring sebesar 15o. Hal ini menyebabkan cahaya melebar ke
bawah (s). Akibatnya cahaya akan jatuh melebar pada bagian kanan jalan
(sistem eropa). Untuk penggunaan di negara kita, kendaraan berjalan di sebelah
kiri, maka konstruksi miringnya berada pada bagian kiri.
Dengan demikian arus listrik dsari baterai akan mengalir ke lampu kepala melalui
sikring.
hidrolik. Pada mobil-mobil modern umumnya digunakan saklar lampu rem jenis
mekanik yang dipasang pada pedal rem. Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini, apabila pedal rem diinjak maka saklar akan terhubung.
Gambar 22. Pedal rem dalam posisi bebas- Gambar 23. Pedal rem dalam
posisi bekerja-
saklar terbuka saklar tertutup.
Pada kendaraan biasanya terdpat beberapa lampu jarak, pemasangan lampu jarak
ini minimal dua buah di depan kendaraan. Lampu ini berfungsi sebagai tanda
keberadaan dan lebarnya kendaraan (lampu jarak), sedangkan lampu yang dipasang
di belakang kendaraan biasa disebut lampu belakang, dengan fungsu sama seperti
lampu yang dipasang di depan.
Lampu plat nomor digunakan sebagai penerang plat nomor saat kendaraan digunakan
pada malam hari.
Gambar 25. Rangkaian sistem lampu jarak dan lampu plat nomor.
Cara kerja lampu-lampu ini sebagai berikut :
Apabila saklar penerangan diarahkan pada posisi lampu jarak, maka arus listrik akan
mengalir dari baterai, saklar penerangan, sikring, lampu jarak dan lampu plat
nomor.
Gambar 28. Rangkaian dasar sistem lampu belok dan lampu tanda bahaya.
Cara kerja sistem lampu belok dan lampu tanda bahaya :
Apabila saklar lampu belok diarahkan ke arah kiri atau kanan maka arus listrik dari
baterai akan mengalir ke kunci kontak, flasher, saklar lampu belok dan lampu belok.
Dengan bekerjanya flasher maka lampu belok akan mulai berkedip.
Sedangkan untuk lampu tanda bahaya, aliran listrik dari baterai mengalir ke flasher,
saklar hazard dan lampu hazard (keempat lampu tanda belok). Dengan demikian
lampu hazard ini akan mulai bekerja (nyala-mati secara periodik).
Gambar 29. Melepas sekrup penahana ring Gambar 30. Lokasi sekrup penyetel lampu
Kepala
Gambar 33. Lay out untuk penyetelan lampu kepala jarak jauh (high beam)
Jarak kedua sisi kendaraan terhadap dinding simetris (paralel) sepanjang 25 ft.
Posisi kendaraan tegak lurus terhadap dinding. Proses penyetelan dilakukan
sebagai berikut :
1. Ukur tinggi lampu kepala dari lantai.
2. Pindahkan ukuran ketinggian lampu kepala pada dinding ( Garis nomor
2).
3. Tentukan tanda center dengan cara memberi tanda titik tengah pada
kaca belakang. Dengan melihat melalui tanda ini dapat ditentukan titik
tengah pada dinding ( Garis nomor 4).
4. Buat garis 3 dan 5 pada dinding.
5. Hidupkan lampu kepala dan periksa area intensitas cahaya yang tinggi
seperti ditunjukkan pada gambar 32 (low beam) dan gambar 33 (high beam).
Bila cahaya lampu yang diproyeksikan pada dinding belum tepat, setel sekrup
penyetel hingga posisi cahaya lampu sesuai. Sekrup atas untuk menyetel
posisi vertikal dan sekrup samping untuk menyetel posisi horizontal.
c. Memeriksa Sikring
Kerusakan sikring dapat disebabkan beberapa hal, antara lain :
1. Hubungan singkat pada sirkit listrik yang disebabkan oleh kawat-kawat
yang rusak atau komponen yang rusak.
2. Beban berlebihan pada sirkit yang disebabkan oleh arus listrik yang tiba-
tiba lewat sirkit.
3. Kontak yang kurang baik pada sirkit atau komponen.
4. Sirkit terlalu panas yang disebabkan oleh beban lebih.
5. Penggunaan sikring yang ukurannya salah.
6. Sikring dipasang terlalu dekat daerah yang panas, misalnya dekat mesin
atau pemanas.
7. Getaran di dekat sikring yang menyebabkan kontak-kontak menjadi
terlepas.
Ujung kabel
dihubungkan pada Bila lampu uji
kedua ujung menyala pada
sikring kedua posisi,
sikring dan
rangkaian dalam
kondisi baik
Lampu menyala
disebabkan
adanya hubungan Massa
singkat
Gambar 36. Memeriksa hubungan singkat Gambar 37. Menggunakan test lamp
untuk penyebab sikring putus memeriksa hubungan terbuka.
Untuk memeriksa kerusakan sikring karena hubungan singkat, hubungkan lampu uji
(test lamp) diantara kedua ujung sikring (lihat gambar). Bila lampu hidup, menunjukkan
adanya hubungan singkat. Lepas kabel hingga lampu uji mati. Untuk memeriksa
hubungan terbuka, hubungkan lampu uji pada salah satu ujung sikring dan massa. Bila
lampu menyala berarti kerusakan bukan pada sikring melainkan adanya rangkaian
terbuka..
DAFTAR PUSTAKA
BAHAN AJAR
SISTEM PENERANGAN
Disusun Oleh :
Sumarsono / 131470763