Anda di halaman 1dari 23

Sistem Penerangan

KOMPONEN SISTEM PENERANGAN

a. Penghantar
1. Jaringan Kabel (Wiring Harness)
Jaringan kabel merupakan sejumlah kabel yang terisolasi yang dihubungkan ke
komponen-komponen. Kabel-kabel ini disatukan dalam satu unit untuk
memudahkan penyambungannya pada komponen-komponen kelistrikan.

Gambar 1. Jaringan kabel (Wiring Harness)

2. Kode Warna
Kabel-kabel otomotif mempunyai kode warna. Artinya, masing-masing rangkaian
memberikan warna spesifik atau jumlah warna untuk membantu pekerja
menelusuri rangkaian. Pada diagram kelistrikan yang dicetak dengan warna
hitam biasanya dilengkapi dengan abjad untuk memudahkan pengidentifikasian.
Sebagai contoh R atau red (merah), G untuk green (hijau) dan RG untuk merah
dengan strip hijau.
Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana keadaan kabel dengan kode dan
menginterpretasikannya. Diameter kawat juga tercetak pada kabel. Pada
rangkaian lain terdapat juga pengkodean dengan menggunakan angka untuk
mengidentifikasi kabel.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 1


Sistem Penerangan

KODE WARNA
Hurup pertama merupakan warna utama
kabel dan hurup lainnya merupakan warna
strip.

B - Black (Hitam)
B - Blue (Biru)
G - Green (Hijau)
R - Red (Merah)
Y - Yellow (Kuning)
W - White (Putih)
N- Brown (Coklat)
O- Orange (Oranye)
K- Pink (Merah Muda)
S- Grey (Abu-abu)
V- Violet (Violet)
P- Purple (Ungu)
X- Light Green (Hijau Muda)
Z- Light Blue (bBiru Muda)
M- Dark Green (Hijau Tua)
T- Dark Blue (Biru Tua)
A- Light Brown (Coklat Muda)
Gambar 2. Kode warna kabel

3. Diagram Pengawatan (Wiring Diagram)


Diagram pengawatan adalah gambar garis yang menunjukkan unit-unit kelistrikan
dan kabel-kabel penghubungnya. Diagram pengawatan sangat membantu orang-
orang yang mengerjakan sistem kelistrikan pada kendaraan. Pada kendaraan-
kendaraan masa kini sistem kelistrikannya lebih kompleks karena setiap
tahunnya selalu ada tambahan komponen yang dipasang.
4. Ukuran Kabel
Ukuran kabel otomotif umumnya adalah milimeter (mm), misalnya 3 mm, 4 mm,
5 mm dan seterusnya. Angka-angka ini merupakan ukuran nominal diameter luar
kabel (konduktor dan isolator). Bagian konduktor kabel terbuat dari bagian
helaian tembaga. Diameter helaian kawat ini biasanya sekitar 0,3 mm. Pembuat
kabel biasanya menggunakan helaian kawat yang sama untuk berbagai ukuran
kabel.
Contoh :
Kabel 3 mm terbuat dari 16 helai kawat dengan diameter 0,3 mm
Kabel 4 mm terbuat dari 26 helai kawat dengan diameter 0,3 mm
Kabel 6 mm terbuat dari 65 helai kawat dengan diameter 0,3 mm
Produsen kabel biasanya memberi data kabel dalam (mm 2). Misalnya 1,25 mm2
dan tersedia juga ukuran besar arus dalam amper.

BESAR ARUS YANG DIIJINKAN

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 2


Sistem Penerangan

Luas Jumlah & Perkiraan Arus


Persamaan
nominal diameter diameter Kabel kerja Kabel
Pengukur
konduktor kabel keseluruhan Tunggal kabel Baterai
kawat SAE
mm2 No./mm mm serabut
0.85 11/0.32 18 2.5 5 3
1.25 16/0.32 16 2.9 10 6
2.00 26/0.32 14 3.1 25 10
3.00 41/0.32 12 3.8 20 15
5.00 65/0.32 10 4.6 25 18
8 94/0.32 8 5.5 45
14 182/0.32 6 7.3 70
19 247/0.32 4 9.0 90
25 323/0.32 3 10.8 100
36.5 455/0.32 2 11.7 120
40 520/0.32 1 12.7 130
50 627/0.32 0 13.2 150
62 779/0.32 00 14.6 180
Gambar 3. Chart spesifikasi kabel otomotif

5. Pemilihan Ukuran Kabel


Tegangan kabel, beban kelistrikan, dan panjang kawat adalah tiga faktor penting
dalam menentukan ukuran kabel yang benar. Perlu diingat bahwa semakin
panjang kawat, maka resistant (dengan jumlah tegangan jatuh) juga meningkat.
Resistant dapat menyebabkan konduktor menjadi panas. Bila panas ini
berlebihan kabel dapat meleleh dan terbakarnya isolasi kabel.
Semakin besar ukuran kabel, makin kecil jumlah tahanannya. Secara prinsip
sederhana untuk mencegah nilai tahanan dan tegangan jatuh, maka ukuran kabel
harus ditambah.

DATA TEGANGAN JATUH NORMAL


Jumlah & Tegangan
Tegangan
Diameter Jatuh per Amper 15 meter 30 meter
pada sistem
kawat amper/meter beban volt volt
12 volt
No./mm volt
11/0.32 0.0208 3 11.1 10.1
16/0.32 0.0143 6 10.7 9.4
26/0.32 0.0088 15 10.0 8.0
41/0.32 0.0056 20 10.3 8.6
65/0.32 0.0035 25 10.7 9.4
94/0.32 0.0024 45 10.4 8.8
182/0.32 0.0014 70 10.5 9.1
247/0.32 0.0009 90 10.8 9.6
323/0.32 0.0007 100 10.0 9.9
255/0.32 0.0005 120 11.1 10.2
Gambar 4. Taabel tegangan jatuh pada kabel

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 3


Sistem Penerangan

Data ini hanya untuk sistem12 volt yang umum digunakan pada otomotif.
Contoh pemilihan kabel :
Apabila terdapat suatu beban yang menurut perhitungan akan dialiri arus sebesar
6 amper, maka untuk menentukan kabelnya dapat melihat chart spesifikasi,
kabel otomotif.
Pada baris pertama, ukuran kabel 0,85 mm2 yang kemampuan dialiri arusnya
sampai 5 amper. Kabel ini tidak cocok untuk beban di atas. Sedangkan pada baris
kedua, ukuran kabelnya 1,25 mm 2 dengan kemampuan dialiri arus sampai 10
amper. Kabel ini cocok untuk beban di atas.
Pemilihan kabel pada contoh di atas sudah memenuhi kebutuhan beban yang
dipasang. Untuk mengetahui jumlah penurunan tegangan pada kabel yang
bersangkutan dapat melihat ”chart tegangan jatuh pada kabel”. Dari data
tersebut bisa diketahui berapa besarnya penurunan tegangan per amper/meter
volt. Apabila penurunan tegangan berlebihan, pilihlah kabel lain yang
diameternya lebih besar.

b. Sikring dan Fusible Link


Sikring dipasang pada rangkaian kelistrikan yang bertujuan untuk menjaga rangkaian
atau komponen dari kerusakan. Sikring umumnya dipasang pada sebuah kotak sikring
dan diletakkan dalam kendaraan dekat panel instrumen. Ada juga sikring yang
dipasang secara terpisah pada rangkaian.
Sikring ditentukan menurut kapasitas arus yang melewati, seperti 10A dan 15A.
Ukuran sikring biasanya berkisar antara 2 amper (digunakan untuk radio), sampai 30
amper (digunakan untuk sistem penyejuk udara atau kipas pemanas (heater fans).

Gambar 5. Jenis-jenis sikring


Sebuah sikring pada dasarnya terdiri dari elemen dalam bentuk kawat halus atau
plat logam yang meleleh bila dialiri arus listik yang berlebihan. Terbakarnya sikring
akan membuka/memutuskan rangkaian dan mencegah mengalirnya arus.
Terdapat tiga jenis sikring yang biasa digunakan pada kendaraan, yakni jenis
cartridge, keramik , dan blade.
Fusible links adalah sikring heavy duty yang ditempatkan di kompartemen engine
dekat baterai. Sikring ini menghubungkan antara baterai dengan berbagai sistem
kelistrikan dan memproteksi seluruh rangkaian pada kendaraan kecuali rangkaian
motor starter.
Sebuah kendaraan bisa mempunyai satu fusible link atau fusible link yang terpisah
untuk rangkaian yang berbeda. Gambar berikut menunjukkan fusible link yang
Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 4
Sistem Penerangan

berbentuk kabel khusus yang dihubungkan ke rangkaian dan dirancang untuk


mengalirkan arus normal dari sistem kelistrikan, tetapi dapat meleleh bila arus (dan
panas dari arus) yang ditimbulkan belebihan.

Gambar 6. Fusible link dihubungkan pada sistem kelistrikan.

Kemampuan fusible link dapat diidentifikasi dari warnanya. Sebagai contoh, fusible
link berwarna hitam akan meleleh bila dialiri arus sampai 180 amper, walaupun
demikian pengaliran arus yang diijinkan hanya 45 amper. Sedangkan fusible link
berwarna merah akan meleleh pada pengaliran arus sampai 150 amper dan yang
berwarna hijau akan meleleh pada pengaliran arus 100 amper.

c. Saklar
Sakar umumnya digunakan untuk mengoperasikan berbagai komponen kelistrikan.
Sebagian saklar dioperasikan secara manual. Sebagian dioperasikan secara otomatis
dan yang lainnya menggunakan remote control. Kerja saklar adalah menghubungkan
dan memutuskan rangkaian yang sudah dipasang.
Pada kendaraan penumpang, dua saklar utamanya adalah kunci kontak dan saklar
kombinasi pada streering colums. Kunci kontak mempunyai hubungan ke posisi start,
ignition (pengapian), dan accessories (kelengkapan).
Saklar kombinasi seperti diperlihatkan di bawah ini termasuk saklar pengontrol dan
saklar untuk penerangan, penghapus kaca dan lampu belok.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 5


Sistem Penerangan

Saklar Lampu
Saklar Wiper Belok, Klakson
dan Dimmer

Saklar Hazard

Gambar 7. Saklar kombinasi pada steering column.

Saklar-saklar dioperasikan secara manual, tetapi pada berbagai kondisi saklar ini
digunakan untuk mengoperasikan relay pada kompartemen engine dekat ke
komponen. Relay inilah yang menghubungkan dan memutuskan arus ke komponen.
Beberapa saklar lainnya ditempatkan pada instrumen (dashboard). Meskipun
demikian terdapat juga saklar yang dipasang pada pedal rem, kopling, transmisi
otomatis dan komponen-komponen lainnya.
Selain saklar manual dan saklar elektronik (relay), saklar elektronik (transistor) juga
digunakan pada komponen-komponen elektronik.

d. Relay
Relay dipasang pada berbagai komponen sistem kelistrikan dan dikenal juga sebagai
saklar elektromagnetik atau saklar elektromekanik. Gambar berikut menunjukkan
beberapa relay dan penempatannya pada kendaraan. Walaupun demikian
pengaturannya akan bervariasi tergantung pada merek dan model kendaraan.
Seperti diperlihatkan pada gambar, relay digunakan untuk penerangan, klakson,
instrument, sistem pengisian, sistem pengapian dan sebagainya.

Gambar 8. Penempatan relay pada kendaraan.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 6


Sistem Penerangan

Secara umum relay dibedakan menjadi dua jenis menurut fungsi dasarnya, yakni
relay normally open dan normally closed.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 9. Skema relay

Relay dapat digunakan untuk bemacam-macam keperluan. Relay normally open akan
menghubungkan kontak apabila kumparan dialiri arus (a), sedangkan relay normally
closed akan membuka kontaknya jika kumparan dialiri arus (b). Relay juga dapat
bekerja secara kombinasi dari kedua jenis relay sebelumnya (c). Dalam hal ini, satu
set kontak merupakan jenis normally open dan satu set lainnya jenis normally
closed.
Pembangkitan magnet pada kumparan akan menghubungkan komponen dalam
rangkaian ke komponen lainnya.
Diagram (d) menunjukkan variasi lain, pada relay ini, bila kumparan dialiri arus
menyebabkan terputusnya satu komponen dalam rangkaian dan menghubungkan
komponen lainnya.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan relay pada sebuah rangkaian, antara
lain:
1. Adanya jalur langsung antara baterai dan beban.
2. Penurunan/kehilangan tegangan sangat kecil.
3. Kemungkinan daya yang besar pada beban.

e. Bola Lampu
Sebuah bola lampu terdiri dari sebuah filamen halus kawat tungsten yang
keadaannya dipertahankan memijar saat dialiri arus listrik. Pijaran filamen inilah
yang menghasilkan cahaya. Filamen ini ditempatkan pada tabung kaca yang hampa
udara. Walaupun demikian di dalamnya diisi sedikit gas inert. Filamen harus bekerja
dalam daerah bebas oksigen untuk mencegah dari pengoksidasian atau terbakar.
Terdapat berbagai macam bola lampu yang dipasang pada kendaraan, seperti
dipelihatkan pada gambar di bawah ini.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 7


Sistem Penerangan

Gambar 10. Jenis bola lmpu (a) dua filament dengan offset pins, (b) single filament, (c)
quartz halogen, (d) festoon, (e) panel, (f) capless panel, (g) ulir (screw base )

1. Bola Lampu Festoon


Bola lampu ini terdiri dari tabung gelas dengan sebuah filament yang
dihubungkan pada metal penutup di kedua ujungnya. Bola lampu festoon
digunakan untuk penerangan interior, lampu plat nomor dan pamakaian yang
sejenis.
2. Bola Lampu Panel
Bola lampu ini bentuknya kecil, umumnya digunakan untuk penerangan
instrument dan lampu indikator. Beberapa jenis bola lampu ini mempunya fitting
bayonet kecil. Kawat kecil yang berada di bawahnya berguna sebagai kotak.
3. Bola Lampu Jenis Seaaled Beam
Bola lampu ini digunakan umumnya untuk lampu kepala. Bola lampu ini
mempunyai reflektor, lensa dan filament yang diisolasi sebagai satu unit. Ini
merupakan kelebihan, karena dapat menjaga permukaan reflektor dari
kemungkinan lembab atau kotor. Filament dipersiapkan dengan volume gas yang
lebih banyak daripada bola lampu normal.

Gambar 11. Bola lampu sealed beam, (a) sealed beam untuk dua lampu kepala,
(sealed beam yang lebih besar untuk lampu kepala tunggal .

4. Bola Lampu Halogen Quartz


Bola lampu halogen biasanya digunakan untuk lampu kepala yang didalamnya
terdapat gas khusus halogen. Bola lampu ini dikonstruksi dalam bentuk sealed
beam atau semi sealed hausing yang memungkinkan bola lampu ini bias dipasang
dan dilepas.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 8


Sistem Penerangan

Gambar 12. Lampu kepala halogen/quartz


Bola lampu halogen sangat efisien dan menambah output sekitar 25 persen di
atas lampu kepala biasa tanpa menaikkan arus pemakaian. Ukuran kemampuan
lampu-lampu ini biasanya tertera pada lampu-lampu tersebut. Dengan demikian
apabila lampu rusak, mudah menggantinya dengan lampu yang sejenis.

Gambar 13. lampu halogen dalam bentuk sealed beam.

Power rating lampu kepala umumnya 65/55. artinya lampu jarak jauh berdaya 65
watt dan lampu jarak dekat 55 watt.

Gambar 14. Lampu halogen jenis sealed beam dan bola lampu biasa.

Saklar dim digunakan untuk mengontrol kerja lampu jarak jauh dan lampu dekat
pada lampu kepala. Saklar ini biasanya dipasang pada asembly steering column.
Pada mobil tua, saklar ini biasanya dipasang pada lantai (floor board)

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 9


Sistem Penerangan

Gambar 15. Saklar dim

5. Daya Lampu
Tenaga listrik diukur dalam watt. Satu watt sama dengan 1 volt x 1 amper.
Dengan demikian daya suatu lampu dapat diperoleh dengan mengalikan tegangan
dan arus yang mengalir pada lampu tersebut. Sebagai contoh pada sebuah lampu
terdapat data 12 V/42 W. Data ini menunjukkan bahwa lampu tersebut
diaplikasikan pada sistem 12 volt dan dapat dialiri arus sebesar 3,5 amper.
6. Reflektor
Reflektor yang terdapat pada lampu kepala dilapisi alumunium untuk
memantulkan cahaya. Filamen pada bola lampu ditempatkan sedemikian rupa di
depan reflektor, sehingga fokus yang tepat bisa diperoleh. Gambar di bawah ini
menunjukkan sebuah lampu kepala yang mempunyai dua filamen.

Gambar 16. Arah pantulan sinar dari lampu kepala


Lampu jarak jauh (100 m)
a. F merupakan titik api.
b. Pemancaran sinar dipantulkan secara parallel terhadap poros reflektor, oleh
karena itu jangkauannya luas.
Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 10
Sistem Penerangan

c. Melalui lensa, penyebaran cahaya menjadi merata.


Lampu jarak dekat (25 m)
a. Filament (A) didepan titik api, dengan demikian arah cahaya tertuju pada
arah menurun.
b. Penutup (K) memungkinkan tidak adanya sinar pada setengah cermin bagian
bawah, oleh karena itu hanya cahaya pada cermin bagian atas yang bisa
dipantulkan.
7. Lensa Lampu
Terdapat dua jenis lensa yang digunakan untuk lampu kepala jarak dekat, yakni
simetris dan asimetris.
Penutup (K) pada bola lampu membatasi cahaya tepat pada bagian poros, hal ini
mengakibatkan timbulnya kondisi pembatas terang dan gelap.

Gambar 17. Lensa lampu simetris Gambar 18. Lensa lampu


asimetris

Posisi penutup (K) miring sebesar 15o. Hal ini menyebabkan cahaya melebar ke
bawah (s). Akibatnya cahaya akan jatuh melebar pada bagian kanan jalan
(sistem eropa). Untuk penggunaan di negara kita, kendaraan berjalan di sebelah
kiri, maka konstruksi miringnya berada pada bagian kiri.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 11


Sistem Penerangan

RANGKAIAN SISTEM PENERANGAN

a. Rangkaian Sistem Lampu Kepala


Sistem lampu kepala biasanya terdiri dari baterai, saklar penerangan, saklar dim,
sikring dan lampu kepala. Walaupun demikian terdapat juga rangkaian sistem lampu
kepala yang dilengkapi dengan relay.

Gambar 19. Rangkaian sistem lampu kepala tanpa relay.


Cara kerjanya sebagai beriku :
Apabila saklar penerangan diarahkan pada lampu kepala, arus dari baterai akan
engalir ke saklar dim. Dari sini arus akan mengalir ke slah satu rangkaian lampu
kepala (lampu jarak jauh atau jarak dekat) tergantung posisi saklar. Selanjutnya
arus listrik mengalir ke lampu kepala melalui sikring. Rangkaian sistem lampu kepala
yang menggunakan relay diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 20. Sistem lampu kepala menggunakan relay.


Cara kerjanya :
Saat saklar penerangan diarahkan pada lampu kepala maka arus listrik dari baterai
akan mengalir ke saklar dim dan diteruskan ke relay. Akibatnya pada kumparan relay
timbul magnet. Kemagnetan ini menyebabkan terhubungnya kontak pada relay.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 12


Sistem Penerangan

Dengan demikian arus listrik dsari baterai akan mengalir ke lampu kepala melalui
sikring.

b. Rangkaian lampu kabut


Lampu kabut digunakan pada saat cuaca berkabut, jalanan berdebu atau hujan
lebat. Penggunaan lampu harus mengikuti aturan yang berlaku yakni :
1. Pemasangan kedua lampu harus berjarak sama, baik yang kiri maupun yang
kanan dari titik tengah kendaraan.
2. Lampu kabut dihubungkan bersama-sama dengan lampu jarak dekat (pada
saklar dim).
3. Lampu kabut tidak dihidupkan bersama-sama lampu jarak dan hanya
dihidupkan bersama lampu kota.
4. Lampu kabut boleh menggunakan lensa warna putih atau warna kuning.

Gambar 21. Rangkaian lampu kabut.


Bila lampu kabut akan diaktifkan maka saklar lampu kepala harus pada posisi lampu
jarak dekat. Saat saklar lampu kabut diaktifkan, arus listrik dari saklar lampu kepala
akan mengalir ke relay melalui saklar lampu kabut. Dengan aktifnya relay maka arus
listrik dari baterai akan mengalir ke lampu kabut melalui sikring dan relay.
c. Lampu Mundur dan lampu Rem
Lampu mundur dipasang di bagian belakang kendaraan untuk memberikan
penerangan di bagian belakang kendaraan saat kendaraan mundur pada malam hari.
Selain itu juga berfungsi untuk memberi tanda pada pengendara lain bahwa
kendaraan bermaksud mundur. Sistem lampu mundur terdiri dari sikring, saklar yang
dipasang pada transmisi, dan dua buah lampu. Apabila transmisi diarahkan pada
posisi mundur, saklar akan menghubungkan rangkaian dan menyalakan lampu.
Lampu rem digunakan sebagai tanda bagi pengendara yang ada di belakangnya.
Lampu rem memberi tanda bahwa kendaraan sedang diperlambat atau akan
berhenti. Sistem, lampu rem terdiri dari sikring, saklar lampu rem, lampu belakang
dan kabel penghubung. Saklar lampu rem terdapat dua jenis yakni jenis mekanik dan
Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 13
Sistem Penerangan

hidrolik. Pada mobil-mobil modern umumnya digunakan saklar lampu rem jenis
mekanik yang dipasang pada pedal rem. Seperti ditunjukkan pada gambar di bawah
ini, apabila pedal rem diinjak maka saklar akan terhubung.

Gambar 22. Pedal rem dalam posisi bebas- Gambar 23. Pedal rem dalam
posisi bekerja-
saklar terbuka saklar tertutup.

Gambar 24. Rangkaian sistem lampu mundur dan rem.

d. Rangkaian Lampu Jarak dan Lampu Plat Nomor

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 14


Sistem Penerangan

Pada kendaraan biasanya terdpat beberapa lampu jarak, pemasangan lampu jarak
ini minimal dua buah di depan kendaraan. Lampu ini berfungsi sebagai tanda
keberadaan dan lebarnya kendaraan (lampu jarak), sedangkan lampu yang dipasang
di belakang kendaraan biasa disebut lampu belakang, dengan fungsu sama seperti
lampu yang dipasang di depan.
Lampu plat nomor digunakan sebagai penerang plat nomor saat kendaraan digunakan
pada malam hari.

Gambar 25. Rangkaian sistem lampu jarak dan lampu plat nomor.
Cara kerja lampu-lampu ini sebagai berikut :
Apabila saklar penerangan diarahkan pada posisi lampu jarak, maka arus listrik akan
mengalir dari baterai, saklar penerangan, sikring, lampu jarak dan lampu plat
nomor.

e. Rangkaian Sistem Lampu Tanda Belok dan Lampu Tanda Bahaya.


Lampu tanda belok dipasang di bagian depan dan bagian belakang kendaraan. Lampu
ini digunakan untuk memberi isyarat pada pengemudi lain bahwa kendaraan akan
belok atau pindah jalur. Saklar lampu tanda belok umumnya dipasang pada assembly
steering column. Pada kendaraan modern biasanya saklar ini merupakan saklar
multifungsi yang juga difungsikan sebagai saklar dim (kadang-kadang juga untuk
saklar klakson). Lampu tanda belok yang normal berkedip (nyala-mati) sebanyak 90
±30 kali permenit. Lampu tanda bahaya (hazard) biasanya merupakan satu kesatuan
dengan lampu tanda belok tetapi dalam operasinya menggunakan saklar lain. Bila
saklar ini diarahkan pada posisi kerja maka seluruh lampu tanda belok (kiri dan
kanan) akan berkedip serempak. Lampu tanda bahaya dihidupkan hanya dalam
keadaan darurat. Berkedipnya lampu tanda bahaya diatur oleh flasher, baik jenis
thermomagnetic maupun jenis elektronik.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 15


Sistem Penerangan

Gambar 26. Rangkaian flasher thermomagnetic sederhana

Gambar 27. Flasher elektronik

Gambar 28. Rangkaian dasar sistem lampu belok dan lampu tanda bahaya.
Cara kerja sistem lampu belok dan lampu tanda bahaya :
Apabila saklar lampu belok diarahkan ke arah kiri atau kanan maka arus listrik dari
baterai akan mengalir ke kunci kontak, flasher, saklar lampu belok dan lampu belok.
Dengan bekerjanya flasher maka lampu belok akan mulai berkedip.
Sedangkan untuk lampu tanda bahaya, aliran listrik dari baterai mengalir ke flasher,
saklar hazard dan lampu hazard (keempat lampu tanda belok). Dengan demikian
lampu hazard ini akan mulai bekerja (nyala-mati secara periodik).

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 16


Sistem Penerangan

PEMELIHARAAN SISTEM PENERANGAN

a. Melepas dan Menyetel Lampu Kepala


1. Melepas lampu sealed beam
a) Melepas sekrup lampu kepala, untuk beberapa model harus
melepas pengait pegas yang menahan ring.
b) Melepas sekrup penahan ring pada dudukan (jangan memutar
sekrup penyetel).
c) Melepas penahan ring.
d) Menarik lampu ke depan dan melepas konektor.
e) Melepas lampu.

Gambar 29. Melepas sekrup penahana ring Gambar 30. Lokasi sekrup penyetel lampu
Kepala

Gambar 31. Penampang bagian-bagian lampu kepala.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 17


Sistem Penerangan

2. Menyetel cahaya lampu kepala


Lampu kepala diarahkan ke dinding. Saat mempersiapkan penyetelan, lantai
harus datar dan tekanan ban sesuai spesifikasi.

Gambar 32. Lay out untuk penyetelan lampu kepala


Nomor 1 menunjukkan area intensitas tinggi dari lampu jarak dekat (Low beam)

Gambar 33. Lay out untuk penyetelan lampu kepala jarak jauh (high beam)

Jarak kedua sisi kendaraan terhadap dinding simetris (paralel) sepanjang 25 ft.
Posisi kendaraan tegak lurus terhadap dinding. Proses penyetelan dilakukan
sebagai berikut :
1. Ukur tinggi lampu kepala dari lantai.
2. Pindahkan ukuran ketinggian lampu kepala pada dinding ( Garis nomor
2).
3. Tentukan tanda center dengan cara memberi tanda titik tengah pada
kaca belakang. Dengan melihat melalui tanda ini dapat ditentukan titik
tengah pada dinding ( Garis nomor 4).
4. Buat garis 3 dan 5 pada dinding.
5. Hidupkan lampu kepala dan periksa area intensitas cahaya yang tinggi
seperti ditunjukkan pada gambar 32 (low beam) dan gambar 33 (high beam).
Bila cahaya lampu yang diproyeksikan pada dinding belum tepat, setel sekrup
penyetel hingga posisi cahaya lampu sesuai. Sekrup atas untuk menyetel
posisi vertikal dan sekrup samping untuk menyetel posisi horizontal.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 18


Sistem Penerangan

Sekrup penyetel vertikal

Sekrup penyetel horizontal

Gambar 34. Sekrup penyetel vertikal dan horizontal.

b. Melepas dan Memasang Lampu


Penggantian bola lampu umumnya mempunyai cara penanganan yang berbeda.
Penggnatian bola lampu kepala jenis sealed beam lebih rumit dibandingkan
penggnatian bola lampu kepala jenis semi sealed beam, demikian juga untuk
penggantian bola lampu lainnya (lihat gambar).

Gambar 35. Cara memasang beberapa jenis bola lampu.


Khusus untuk penggantian bola lampu kepala jenis sealed beam, setelah penggantian
umumnya arah sorotan lampu kepala diatur kembali. Arah cahaya lampu yang terlalu
tinggi dapat menyilaukan pengemudi kendaraan lain. Arah lampu yang terlalu serong
ke kiri atau ke kanan akan mengurangi kemampuan pandang pengemudi. Pada saat
melakukan pengujian arah cahaya lampu sebaiknya mengacu pada buku manual.
Sebagian kendaraan merekomendasi seseorang duduk di kursi pengemudi pada saat
dilakukan pentenyelan.

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 19


Sistem Penerangan

c. Memeriksa Sikring
Kerusakan sikring dapat disebabkan beberapa hal, antara lain :
1. Hubungan singkat pada sirkit listrik yang disebabkan oleh kawat-kawat
yang rusak atau komponen yang rusak.
2. Beban berlebihan pada sirkit yang disebabkan oleh arus listrik yang tiba-
tiba lewat sirkit.
3. Kontak yang kurang baik pada sirkit atau komponen.
4. Sirkit terlalu panas yang disebabkan oleh beban lebih.
5. Penggunaan sikring yang ukurannya salah.
6. Sikring dipasang terlalu dekat daerah yang panas, misalnya dekat mesin
atau pemanas.
7. Getaran di dekat sikring yang menyebabkan kontak-kontak menjadi
terlepas.

Ujung kabel
dihubungkan pada Bila lampu uji
kedua ujung menyala pada
sikring kedua posisi,
sikring dan
rangkaian dalam
kondisi baik
Lampu menyala
disebabkan
adanya hubungan Massa
singkat

Gambar 36. Memeriksa hubungan singkat Gambar 37. Menggunakan test lamp
untuk penyebab sikring putus memeriksa hubungan terbuka.

Untuk memeriksa kerusakan sikring karena hubungan singkat, hubungkan lampu uji
(test lamp) diantara kedua ujung sikring (lihat gambar). Bila lampu hidup, menunjukkan
adanya hubungan singkat. Lepas kabel hingga lampu uji mati. Untuk memeriksa
hubungan terbuka, hubungkan lampu uji pada salah satu ujung sikring dan massa. Bila
lampu menyala berarti kerusakan bukan pada sikring melainkan adanya rangkaian
terbuka..

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 20


Sistem Penerangan

DAFTAR PUSTAKA

Bosch, Kraftfahrtechniches Taschenbuch, Robert Bosch GmbH, 1995


Gregory’s, Automotive Electric/Electronics, Gregory’s Scientific Publications, 1991
H. Gerschler, Technology for the Automotive Trade, Verlag Europa-Lehrmittel,
Nourney, Vollmer GmbH & Co, Haan, 1980
Jurgen Kasedoft, Elektrische Systeme im Kraftfahrzeug, Vogel Verlag und Druck,
GmbH &Co.KG, Wurzburg, 1995.
Toyota, New Step 1 Training Manual, PT Toyota Astra Motor, 1995

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 21


Sistem Penerangan

BAHAN AJAR

SISTEM PENERANGAN

Disusun Oleh :
Sumarsono / 131470763

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI BANDUNG


2005

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 22


Sistem Penerangan

Prepared by Sumarsonoo - PPPG Teknologi Bandung 23

Anda mungkin juga menyukai