Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/371809340

Analisis Jaringan Sosial Dalam Studi Kasus Konservasi Resak Brebes (Vatica
javanica ssp. javanica)

Preprint · June 2023


DOI: 10.13140/RG.2.2.26788.86407

CITATIONS READS

0 82

1 author:

Muhammad Aqmal Danish


University of Indonesia
3 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Muhammad Aqmal Danish on 24 June 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS JARINGAN SOSIAL DALAM STUDI KASUS KONSERVASI RESAK
BREBES (Vatica javanica ssp. javanica)

Muhammad Aqmal Danish1


1
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
Email: Muhammad.aqmal@ui.ac.id

Abstrak
Studi ini bertujuan untuk menganalisis jaringan sosial yang terjadi pada kegiatan konservasi
tanaman resak brebes. Konservasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk menjaga
alam dan mencegah terjadinya kepunahan spesies. Spesies yang dalam ancaman kepunahan
umumnya tercatat dalam sebuah laman bernama IUCN red list. Salah satu spesies yang dalam
ancaman kepunahan adalah resak brebes. Resak brebes merupakan tanaman endemik pulau
jawa yang termasuk ke dalam famili Dipterocarpaceae atau masih berkerabat dengan meranti.
Status konservasi dari resak brebes adalah terancam punah sehingga perlu dilestarikan. Upaya
pelestarian resak brebes telah dilakukan dan melibatkan beberapa stakeholder. Metode yang
digunakan dalam studi ini adalah studi literatur dan simulasi pembuatan sosiogram. Adapun
analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil temuan dari
studi ini adalah terdapat lima stakeholder yang masuk dalam jaringan konservasi resak brebes.
Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat bagaimana hubungan antar-stakeholder satu sama
lain tanpa mementingkan angka, sedangkan analisis kuantitatif melihat hubungan antar-
stakeholder melalui angka. Kesimpulan yang didapatkan adalah tidak adanya “star” dalam
jaringan sosial tersebut dan terdapat satu stakeholder yang paling berperan dalam konservasi
resak brebes. Penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk mengetahui secara holistik hubungan
antar-stakeholder dalam jaringan yang lebih luas lagi.

Kata kunci: jaringan sosial; konservasi; resak brebes; stakeholder


SOCIAL NETWORKS ANALYSIS IN A CASE STUDY OF RESAK BREBES (Vatica
javanica ssp. javanica) CONSERVATION
Abstract
This study aims to analyze the social networks that occur in the conservation activities of Resak
Brebes plants. Conservation is a human effort to protect nature and prevent species extinction.
Species that are under threat of extinction are usually listed on a website called the IUCN Red
List. One of the species facing extinction is Resak Brebes. Resak Brebes is an endemic plant
of Java Island belonging to the Dipterocarpaceae family or still related to Meranti. The
conservation status of Resak Brebes is critically endangered, thus it needs to be preserved.
Conservation efforts for Resak Brebes have been carried out and involve several stakeholders.
The methods used in this study are literature review and simulation of sociogram construction.
The analysis employed includes qualitative and quantitative descriptive analysis. The findings
of this study reveal the involvement of five stakeholders in the Resak Brebes conservation
network. Qualitative analysis was conducted to examine the relationships among stakeholders
without focusing on numerical values, while quantitative analysis examines the relationships
among stakeholders through numerical data. The conclusion drawn is the absence of a "star"
in the social network, and there is one stakeholder who plays the most significant role in the
conservation of Resak Brebes. Further research is needed to gain a holistic understanding of
the relationships among stakeholders in a broader network.
Keywords: conservation; resak brebes; stakeholder; social networks

Pendahuluan
Konservasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh manusia untuk melindungi
dan melestarikan alam. Upaya tersebut didukung oleh mulai meningkatnya suhu bumi yang
mengancam makhluk hidup, baik manusia, maupun non-manusia. Ancaman pemanasan global
tersebut dapat menyebabkan beberapa kerugian di bumi, antara lain hilangnya habitat bagi
makhluk hidup, terjadinya krisis pangan, kekeringan, dan dapat menyebabkan penyakit baru
(biologicaldiversity.org 2023: 1; PBB 2007: 1).
Upaya konservasi dilakukan tidak hanya karena untuk melindungi bumi dari ancaman
pemanasan global, tetapi juga upaya dalam mencegah kepunahan suatu spesies. Spesies-spesies
yang terancam punah umumnya masuk ke dalam red list yang dikeluarkan oleh organisasi
internasional yang bergerak dalam bidang konservasi, yaitu International Union for
Conservation of Nature atau lebih dikenal dengan IUCN. Data dari IUCN red list tersebut
umumnya dijadikan acuan baik oleh masyarakat, pemerintah, ataupun Lembaga swadaya
masyarakat untuk menentukan satwa ataupun tanaman apa yang lebih didahulukan untuk
dikonservasi.
Salah satu tanaman yang sedang diupayakan pelestariannya adalah resak brebes (Vatica
javanica ssp. javanica). Resak brebes yang memiliki nama lokal Pelahlar laki (brebes) dan Ki
Tenjo (Garut) merupakan tanaman endemik pulau jawa (POWO 2023: 1). Tanaman ini secara
taksonomi tergabung ke dalam famili Dipterocarpaceae yang masih berkerabat dengan meranti.
Menurut IUCN (2023: 1), resak brebes telah dikategorikan sebagai tanaman yang terancam
punah (critically endangered). Hal tersebut mendorong untuk adanya upaya pelestarian dari
resak brebes agar nantinya tidak terjadi kepunahan pada spesies endemik tersebut.
Upaya konservasi tanaman resak brebes telah dilakukan oleh sebuah organisasi yang
bernama biologi satu. Organisasi tersebut melakukan upaya konservasi berlandaskan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup (PermenLHK) p.20/2018 yang mengkategorikan resak brebes
sebagai salah satu tanaman yang dilindungi. Selain biologi satu, Yayasan Botanika juga telah
melakukan eksplorasi untuk mengetahui keberadaan tanaman resak brebes di Jawa. Eksplorasi
tersebut berhasil menemukan lokasi resak brebes di Jawa, yaitu di Brebes dan Garut
(Zukarnaen 2022: 1; Zaman 2021: 1).
Upaya konservasi dan eksplorasi yang dilakukan oleh organisasi biologi satu serta
Yayasan Botanika didukung oleh stakeholder yang memiliki fokus terhadap konservasi alam.
Hal tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji dalam pandangan analisis jaringan sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jaringan sosial yang terjadi dari upaya
pelestarian resak brebes yang dilakukan.

Metode
Metode yang dilakukan untuk tulisan ini adalah studi literatur dan simulasi pembuatan
sosiogram. Adapun literatur yang digunakan membahas bagaimana hubungan stakeholder
dalam melakukan upaya konservasi. Simulasi pembuatan sosiogram dilakukan dengan
menggunakan aplikasi UCINET. Data sosiogram kemudian akan dianalisis secara kuantitatif
dan kualitatif, sedangkan data dari studi literatur akan digunakan sebagai pendukung data
sosiogram.
Temuan dan Pembahasan
Sosiogram Jaringan Konservasi Resak Brebes

Gambar 1. Sosiogram jaringan konservasi resak brebes, YB (Yayasan Botanika), BRIN (Badan Riset dan
Inovasi Nasional), BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), FPLI (Forum Pohon Langka Indonesia),
BS (Biologi Satu)
[Sumber: Dokumentasi Pribadi 2023]

Berdasarkan sosiogram di atas, dapat diketahui bahwa organisasi biologi satu memiliki
hubungan dengan FPLI, BKSDA, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara biologi satu
dengan FPLI berkaitan dengan upaya konservasi tanaman resak brebes yang dilakukan oleh
biologi satu. FPLI merupakan salah satu stakeholder yang berperan dalam upaya konservasi
resak brebes tersebut. FPLI membiayai kegiatan biologi satu untuk melakukan konservasi resak
brebes melalui sebuah program, yaitu FPLI Small Grant, dimana program bertujuan untuk
membiayai organisasi yang memiliki minat dalam mengkonservasi tanaman langka atau
terancam punah yang ada di Indonesia.
Selain itu, biologi satu juga memiliki hubungan dengan masyarakat. Hubungan yang
terjadi antara biologi satu dengan masyarakat lebih mengarah pada hubungan sosialisasi.
Sosialisasi yang dilakukan oleh biologi satu adalah dengan mengenalkan resak brebes kepada
masyarakat. Sosialisasi tersebut mampu memberikan pengetahuan baru kepada masyarakat
mengenai resak brebes sebagai tanaman endemik di Pulau Jawa dan pentingnya konservasi
resak brebes dalam upaya menjaga biodiversitas yang dimiliki oleh Indonesia.
Berdasarkan sosiogram tersebut pula, diketahui bahwa stakeholder yang lain, seperti
FPLI, BRIN, Masyarakat, Yayasan Botanika, dan BKSDA saling berhubungan dalam upaya
konservasi resak brebes. Stakeholder seperti FPLI, BRIN, Yayasan Botanika, dan BKSDA
dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya resak brebes. Selain itu,
masyarakat juga dapat secara aktif memberikan respons ataupun memberikan pengetahuan
baru kepada para stakeholder dengan menggunakan pengetahuan lokal mereka mengenai resak
brebes.

Kuantifikasi Sosiogram Jaringan Konservasi Resak Brebes

Gambar 2. Perhitungan densitas sosiogram


[Sumber: Dokumentasi Pribadi 2023]
Sosiogram dapat dianalisis secara kuantitatif untuk melihat berbagai aspek, salah
satunya adalah densitas. Densitas sendiri digunakan untuk melihat seberapa padat sebuah
jaringan sosial yang terjadi dalam sebuah peristiwa. Densitas sendiri memiliki kisaran nilai 0–
1 yang apabila nilai densitas sebuah sosiogram mendekati 1, maka jaringan sosial yang terjadi
semakin padat. Berdasarkan gambar 2, nilai densitas dalam jaringan sosial konservasi brebes
bernilai 0,867 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan antaraktor yang cukup padat dalam
peristiwa ini. Hal tersebut juga dapat teramati pada sosiogram, dimana empat dari lima aktor
(YB, FPLI, BRIN, Masyarakat) saling berhubungan satu sama lain. Meski densitas yang
dihasilkan cukup tinggi (mendekati 1), nilai standar deviasi yang dihasilkan rendah. Standar
deviasi pada densitas menunjukkan seberapa banyak variasi yang dihasilkan dari hubungan
antaraktor. Rendahnya nilai standar deviasi yang dihasilkan menunjukkan bahwa hubungan
antaraktor yang terjadi dalam jaringan sosial konservasi ini tidak terlalu beragam. Hal tersebut
mengingat jumlah aktor yang sedikit dan tidak menutup kemungkinan untuk semua memiliki
relasi yang sama antarsatu sama lain.
Gambar 3. Perhitungan sentralitas sosiogram
[Sumber: Dokumentasi Pribadi 2023]

Selain densitas, sentralitas pada sosiogram juga dapat dianalisis secara kuantitatif.
Analisis sentralitas secara kuantitatif dibagi menjadi degree centrality dan normalized degree
centrality. Degree centrality menunjukkan seberapa banyak relasi yang dimiliki oleh seorang
aktor pada sebuah jaringan sosial, sedangan normalized degree centrality menganalisis degree
relatif dalam sebuah jaringan sosial. Berdasarkan gambar 3, FPLI, BKSDA, dan masyarakat
memiliki nilai degree centrality yang tinggi dan setara. Tingginya nilai tersebut disebabkan
oleh ketiga stakeholder tersebut memiliki relasi dengan seluruh aktor yang ada dalam jaringan
sosial tersebut. Nilai normalized degree centrality memiliki korelasi dengan nilai degree
centrality, dimana semakin tinggi nilai degree centrality maka nilai normalized degree
centrality akan semakin mendekati 1. Berdasarkan gambar 3, FPLI, BKSDA, dan masyarakat
memiliki nilai 1 pada normalized degree centrality.
Tingginya nilai degree centrality pada tiga stakeholder, yaitu FPLI, BKSDA, dan
masyarakat sejalan dengan bagaimana peran mereka dalam upaya konservasi resak brebes.
FPLI berperan sebagai organisasi yang memberikan edukasi dan dukungan kepada organisasi
lain ataupun masyarakat yang ingin ikut serta dalam upaya konservasi pohon langka di
Indonesia. Salah satu cara FPLI berkontribusi dalam hal tersebut adalah dengan mengadakan
program FPLI Small Grant dengan tujuan mendukung niat baik organisasi lain ataupun
masyarakat dalam melakukan upaya konservasi pohon langka yang ada di Indonesia. BKSDA
sendiri berperan sebagai perwakilan pemerintah dalam menjalankan upaya konservasi di
Indonesia. BKSDA berkontribusi dalam kelancaran upaya konservasi yang dilakukan baik oleh
pemerintah maupun instansi lain, sehingga keragaman biodiversitas di Indonesia akan terus
terjaga. Masyarakat juga berperan pada jaringan konservasi resak brebes tersebut karena tidak
dapat dipungkiri peran masyarakat yang cukup besar dalam upaya konservasi. Masyarakat
merupakan orang yang paling dekat dengan tanaman resak brebes, dengan adanya edukasi dan
sosialisasi pada masyarakat mengenai pentingnya pelestarian resak brebes akan meningkatkan
kesadaran masyarakat akan menjaga lingkungan serta mencegah kepunahan sebuah spesies.
Pengetahuan lokal yang dimiliki oleh masyarakat juga dapat menjadi salah satu aspek penting
dalam upaya konservasi resak brebes.

Gambar 4. Perhitungan closeness sosiogram


[Dokumentasi Pribadi 2023]

Analisis kuantitatif lain dari sebuah sosiogram adalah closeness centrality. Closeness
centrality digunakan untuk melihat bagaimana kedekatan seorang aktor dengan aktor lainnya
dalam sebuah jaringan sosial dengan nilai maksimal 1. Berdasarkan gambar 4 dapat
disimpulkan bahwa FPLI, BKSDA, dan masyarakat merupakan stakeholder yang dekat dengan
seluruh aktor yang ada dalam jaringan konservasi resak brebes. Hal tersebut berhubungan
dengan kepentingan mereka dalam upaya konservasi resak brebes tersebut. Nilai yang setara
tersebut membuat dalam jaringan konservasi resak brebes tidak terdapat aktor yang menjadi
“star”.
Gambar 5. Perhitungan eingenvector sosiogram
[Sumber: Dokumentasi Pribadi 2023]

Analisis kuantitatif sosiogram selanjutnya adalah perhitungan eingenvector centrality.


Eingenvector centrality digunakan untuk melihat aktor mana yang paling berperan dalam
sebuah jaringan sosial. Semakin besar nilai eingenvector yang dimiliki maka semakin berperan
aktor tersebut. Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat bahwa BRIN merupakan stakeholder yang
paling berperan dalam jaringan konservasi resak brebes. Hal tersebut disebabkan oleh BRIN
yang mengkategorikan resak brebes sebagai tanaman yang paling mendesak untuk
dikonservasi dan juga mengadakan eksplorasi untuk mencari tahu keberadaan resak brebes di
alam. FPLI, BKSDA, dan masyarakat berada pada urutan nomor dua yang perannya juga tidak
kalah penting dalam upaya konservasi resak brebes.

Kesimpulan
Konservasi merupakan upaya untuk melestarikan alam dan menyelamatkan suatu
spesies dari kepunahan. Salah satunya adalah tanaman resak brebes. Berdasarkan hasil analisis
jaringan sosial, terdapat lima aktor yang berperan, yaitu Forum Pohon Langka Indonesia
(FPLI), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Yayasan Botanika (YB), Biologi Satu
(BS), dan masyarakat. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif, BRIN merupakan yang paling
berperan dalam upaya konservasi resak brebes dan kemudian diikuti oleh FPLI, BKSDA, dan
masyarakat. Dalam jaringan sosial ini pula tidak ditemukan adanya “star”. Penelitian lanjutan
juga diperlukan untuk mengetahui secara holistik bagaimana hubungan antar-stakeholder
dalam jaringan yang lebih luas lagi.
Daftar Referensi

Biological Diversity. 2023. Climate change and life on earth. 1 hlm.


https://www.biologicaldiversity.org/programs/climate_law_institute/global_warming_
and_life_on_earth/index.html, diakses pada 7 Juni 2023, pk 22:30 WIB.
Farr, M.C., S.E. Reed & L. Pejchar. 2018. Social network analysis identifies key participants
in conservation development. Environmental Management 61: 732–740.
Ghorbani, M. & H. Azadi. 2021. A social-relational approach for analyzing trust and
collaboration networks as preconditions for rangeland comanagement. Rangeland
Ecology & Management 75: 170–184.
Gogaladze, A., N. Raes, J.C. Biesmeijer, C. Ionescu, A-B. Pavel & M.O. Son. 2020. Social
network analysis and the implications for Pontocaspian biodiversity conservation in
Romania and Ukraine: A comparative study. PLoS ONE 15(10): e0221833.
PBB. 2007. The health effects of global warming: developing countries are the most
vulnerable. 1 hlm. https://www.un.org/en/chronicle/article/health-effects-global-
warming-developing-countries-are-most-vulnerable, diakses pada 7 Juni 2023, pk
21:56 WIB.
Plant of the World Online (=Powo). 2023. Vatica javanica subsp. javanica. 1 hlm.
https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:77225240-1#publications,
diakses 7 Juni 2023, pk 23:40 WIB.
Zaman, M.N. 2021. Menelusuri sejarah perlindungan Resak Brebes (Vatica javanica ssp.
javanica), pohon langka endemik Jawa. 1 hlm.
https://biodiversitywarriors.kehati.or.id/artikel/menelusuri-sejarah-perlindungan-
resak-brebes-vatica-javanica-ssp-javanica-pohon-langka-endemik-jawa/?lang=en,
diakses 8 Juni 2023, pk 00:45 WIB.
Zukarnaen, R.N. 2022. Menelusuri jejak tumbuhan langka Pelahlar Laki (Vatica javanica
subsp. javanica Slooten) di Jawa. 1 hlm. https://botanika.id/menelusuri-jejak-
tumbuhan-langka-pelahlar-laki-vatica-javanica-subsp-javanica-slooten-di-jawa/,
diakses 8 Juni 2023, pk 00:30 WIB.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai