LAPORAN CONTINUITY OF CARE Mami
LAPORAN CONTINUITY OF CARE Mami
Oleh:
NI WAYAN SUMIARTI
NIM. 202315901075
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
jiwa pada tahun 2018. Dimana Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
salah satunya di Provinsi Bali. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah kematian ibu
pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas oleh faktor obstetrik maupun
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi usia 0-11 bulan yang
status kesehatan ibu di suatu wilayah, khususnya yang berkaitan dengan risiko
kematian ibu hamil dan bersalin (Maryunani, 2016). Semakin tinggi angka
kematian ibu dan bayi suatu negara menandakan bahwa derajat kesehatan negara
Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKB sebesar 24 per 1.000 kelahiran
hidup (Kemenkes, 2019). Sedangkan, angka kematian ibu di Provinsi Bali sebesar
obstetri (56,52%) dan masalah obstetri. Angka kematian bayi di Provinsi Bali
pada tahun 2019 sebesar 4,5 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di
Provinsi Bali di dominasi oleh pneumonia, diare dan kelainan saluran serta
peningkatan drastis dari tahun 2018 sebesar 140,8 per 100.000 kelahiran hidup (4
kasus), menjadi sebesar 187,6 per 100.000 kelahiran hidup (5 kasus) tahun 2019.
AKI ini melebihi target yaitu 95/100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Klungkung juga mengalami peningkatan dari 72,9 per 100.000 kelahiran hidup
menjadi 183,02 per 100.000 kelahiran hidup sampai tahun 2021 (Klungkung,
2022). Masalah kesehatan ibu yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan
dapat terjadi selama kehamilan, saat persalinan, dan setelah kehamilan berakhir.
95%, KF3 96, 9% dan KN 1 10, 2%. Profil Kesehatan Bali (2020), kunjungan
ibu hamil K1 yaitu 100%, K4 yaitu 95%, KF3 100%, dan KN 1 110, 5%. Profil
kesehatan klungkung tahung 2022, K1 yaitu 95%, K4 yaitu 91%, dan KF3 yaitu
AKI dan AKB adalah membuat berbagai kebijakan untuk perbaikan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan khususnya pada ibu bersalin dan perawatan bayi
baru lahir. Kebijakan untuk menurunkan AKI dan AKB tidak dapat dilakukan
kerjasama lintas sektoral untuk mengejar ketertinggalan penurunan AKI dan AKB
kuratif dan rehabilitative. Dari hasil penelitian program ANC dapat mencegah
oleh ibu hamil pada dasarnya merupakan manifestasi dari salah satu bentuk
(Damayanti, 2019)
Obstetri dan Neonatal kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan Making
Pregnancy Safer (MPS) memiliki 3 pesan kunci yaitu semua persalinan harus
yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan
Layanan kebidanan harus disediakan mulai pra konsepsi, awal kehamilan, selama
(Ningsih, 2017).
Ibu “PV” merupakan ibu hamil dalam keadaan fisiologis sehingga
berkesinambungan. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 02 Juli 2023 dan
Tapsiran Persalinan (TP) Ibu “PV” tanggal 09 April 2024. Ibu “PV” beralamat di
deteksi dini adanya komplikasi yang dapat mengancam jiwa ibu serta janin.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah studi kasus sebagai
berikut:
kasus ini adalah “Apakah ibu ‘PV’ umur 26 tahun yang diberikan asuhan
secara fisiologis?”
C. Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah dari kasus ini adalah penelitian dimulai dari ibu
1. Tujuan Umum
tahun Primigravida Dari Kehamilan Trimester III Sampai Masa Nifas 42 Hari
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
b. Bagi keluarga
masa tersebut.
c. Bagi Bidan
asuhan kebidanan pada ibu dalam masa kehamilan sampai masa nifas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
sebelum mempunyai anak yang saat ini berada didalam kandungan dan kehidupan
kelak setelah anak tersebut sudah dilahirkan (Rismayani & Maulani, 2023).
Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur. Dalam
prosesnya, perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang sudah sedikit itu,
hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur ((Safitri, 2016).
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
setelah koitus). Urin yang digunakan saat tes diupayakan urin pagi hari.
c. Palpasi abdomen
Pemeriksaan Leopold
1) Leopold I
2) Leopold II
3) Leopold III
4) Leopold IV
belum.
diafragma menekan paru ibu, tetapi setelah kepala bayi sudah turun ke
c. Sering buang air kecil, pembesaran rahim dan penurunan bayi ke PAP
membuat tekanan pada kandung kemih ibu.
ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau istirahat.
1. Pengertian persalinan
Persalinan normal adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
servik (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
berikut:
a. Persalinan spontan
b. Persalinann buatan
c. Persalinan anjuran
prostaglandin.
2. Tahapan persalinan
a. Kala I
1) Pengertian
persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten ditandai dengan
enam hingga delapan jam. Fase aktif dimulai dari pembukaan empat
kontraksi adikuat tiga kali atau lebih dalan waktu 10 menit yang
b. Kala II
1) Pengertian
(10 cm) di lanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan
lahir dan diakhiri dengan lahirnya bayi. Kala II juga disebut kala
2) Asuhan kala II
(JNPK-KR, 2017).
c. Kala III
1) Pengertian
Kala III/ kala uri di mulai segera setelah bayi lahir dan berakhrir
adanya manajemen aktif kala III yang terdiri dari pemberian oksitosin
tali pusat terkendali (PTT), massase fundus uteri. Persalinan kala III
1) Pengertian
jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya dan suhu
2) Asuhan Kala IV
meliputi keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, tinggi fundud uteri,
kandung kemih dan jumlah darah setiap 15 menit sekali pada satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua, dan melakukan
sekunder.
b. Jalan Lahir (Passage) yaitu panggul ibu, yang meliputi tulang yang
proses persalinan.
e. Faktor posisi ibu, ibu dapat mengubah posisi membuat rasa letih
1. Pengertian nifas
Masa nifas atau puerperium adalah masa dimulai sejak satu jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan enam minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pasca persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan
ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan
pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu
(Sarwono, 2010; 356).
Masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
Adapun tujuan dari asuhan masa nifas menurut Sujiatini dkk (2010; 2)
adalah:
periode yaitu:
menyebabkan banyak wanita yang emosional dan perasaan labil. Ini terjadi tiga
sampai empat hari pertama. Kekhawatiran alamiah dan takut melahirkan, upaya
kerabat maupun bidan. Jika masa nifas tidak dijalankan dengan baik maka akan
mengarah pada kesulitan emosional atau depresi. Menurut Reva Rubinada, tiga
a. Periode taking in
partum. Ibu menjadi perhatian pada ibunya menjadi orang tua yang
Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitif dan merasa tidak mahir
c. Periode letting go
bayi dan ibu harus beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau
neonatus) adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia empat
lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal,
(Lissauer, 2013).
bayi meliputi:
pada jalan nafas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kemenkes RI,
2010).
2) Pemotongan dan perawatan tali pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada bayi,
bayi mulai dari muka, kepala, dan tubuh lainnya kecuali bagian
diatas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu,
(Kemenkes RI, 2018) Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurep didada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu
posisikan bayi lebih dekat dengan putting susu ibu dan biarkan
kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi
4) Mencegah hipotermi
jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh
salep atau tetes mata harus tepat satu jam setelah kelahiran. Upaya
pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu
jam setelah kelahiran (Kemenkes RI, 2018).
6) Pencegahan perdarahan
pada paha kiri, untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir akibat
defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh sebagian besar bayi baru
kehidupan. Saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu satu kali pada
umur satu sampai tiga hari, satu kali pada umur empai sampai tujuh
hari dan satu kali pada umur delapan-28 hari (Kemenkes RI, 2010).
tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan
yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilih bayi yang
sebanyak dua sampai tiga tetes dari tumit bayi, kemudian diperiksa
RI, 2022).
2. Neonatus
Neonatus merupakan periode dari bayi baru lahir sampai 28 hari. Menurut
Kementerian Kesehatan RI (2018) asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
Dilakukan dari tiga sampai tujuh hari setelah bayi lahir. Asuhan yang
Dilakukan pada saat usia bayi 8-28 hari setelah lahir. Asuhan yang
imunisasi.
asih dan asuh. Melaksanakan asuhan memenuhi kebutuhan asah, asih, asuh
a. Asah
b. Asih
non verbal orang tua. Pola-pola komunikasi yang sudah ada ini dapat
berespon sangat baik terhadap kontak fisik yang lembut dengan orang
dewasa, tetapi bayi yang lebih tua seringkali takut terhadap orang
c. Asuh
1) Memandikan bayi
Bayi harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering.
atau saat kondisi bayi sudah stabil, hal ini dimaksudkan agar bayi
2) Perawatan mata
Banyak bayi yang salah satu atau kedua matanya mengeluarkan cairan
sudah didinginkan, usap mata dari bagian dalam ke tepi luar dan
3) Pijat bayi
gerakan alami, jadi ibu atau pengasuh tidak perlu khawatir. Ibu atau
hingga tiga hari setelah imunisasi. Manfaat pijat bayi yaitu bayi akan
lakukan pemijatan dengan tangan kosong dan gunakan sedikit baby oil
Pastikan juga tangan ibu atau pengasuh dalam keadaan hangat, lalu
4) Pemenuhan nutrisi
dua minggu pertama sebanyak 30-60 ml setiap dua hingga tiga jam.
untuk makan paling tidak setiap empat jam. Sesudah itu, jika bayi
sudah bertambah berat badannya, bayi boleh tidur dalam periode yang
Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat, agar tetap
ruang hangat (tidakkurang 250C dan bebas dari aliran angin). Lalu
jangan letakkan bayi dengan benda yang dingin dan jangan letakkan
setiap basah, bila ada sesuatu yang basah ditempelkan di kulit (misal
kain kasa basah), usahakan agar bayi tetap hangat. Lalu jangan
dua hingga tiga kali setiap harinya. Fungsi ginjal belum terbentuk
cukup atau berkemih lebih dari delapan kali pertanda ASI cukup. Bayi
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
untuk melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak
kelahiran anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.
suami istri dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara
bertanggung jawab tentang: usia ideal perkawinan, usia ideal untuk melahirkan,
jumlah ideal anak, jarak ideal kelahiran anak dan penyuluhan kesehatan
reproduksi.
2. Tujuan kebijakan keluarga berencana
anak.
keluarga berencana.
jarak kehamilan.
a. Pra pelayanan
c. Konseling
pasca persalinan
2) Pasca pelayanan
penggunaannya.
Masa Modern/
Kandungan
Perlindungan Tradisional
No Metode
Non Non
Hormonal MKJP Modern Tradisional
Hormonal MKJP
1 AKDR Cu √ √ √
AKDR
2 √ √ √
LNG
3 Implan √ √ √
4 Suntik √ √ √
5 Pil √ √ √
6 Kondom √ √ √
Tubektomi
7 √ √ √
/MOW
Vasektomi
8 √ √ √
/MOP
9 MAL √ √ √
Sadar
10 Masa √ √ √
Subur
Sanggama
11 √ √ √
terputus
Sumber: Kemenkes RI, 2021
F. Kerangka Pikir
Kerangka pikir asuhan kebidanan yang diberikan kepada ibu “PV” selama
masa kehamilan, persalinan, masa nifas, dan bayi baru lahir yaitu sebagai berikut:
Kehamilan
Persalinan
Asuhan
Kebidanan
Berkesinambun Fisiologi
gan pada Ibu
“PV”sesuai
Standar Nifas
Bayi Baru
Lahir
Keterangan :
Gambar 2.1
Jenis tugas akhir yang digunakan adalah deskriptif. Yaitu, suatu penulisan
yang memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau
perkembangan kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas, dan bayi baru
Natoatmadjo (2012) menyatakan bahwa, studi kasus merupakan salah satu studi
yang dilakukan dengan cara mengamati suatu permasalahan melalui suatu kasus.
Kasus tersebut akan dianalisis secara mendalam baik dari segi yang berhubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap perlakuan atau
pemaparan tertentu. Kasus yang dipelajari pada tugas akhir ini adalah multi kasus,
yaitu kasus kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir sampai neonatus serta
C. Pendekatan Subjek
Pendekatan subjek yang dilakukan adalah pendekatan prospektif.
karakteristik dari peserta subjek dalam jangka waktu tertentu yang akan di catat
saat terjadi peristiwa. Pendekatan subyek pada studi kasus ini akan mengikuti
perkembangan ibu mulai dari kehamilan trimester III sampai 42 hari masa nifas,
sedangkan kasus bayi pendekatan dilakukan melalui bayi baru lahir sampai masa
neonatus.
Subjek yang dipilih telah memenuhi kriteria, antara lain: bersedia menjadi
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
Pengumpulan data dalam studi kasus ini dilakukan dengan cara melakukan
Jika diperlukan hal – hal penting berkaitan dengan privasi ibu digunakan
mengamati situasi dan kondisi yang menyertai subjek dalam proses kehamilan,
pita ukur, palu refleks. Alat-alat yang digunakan pada pemeriksaan nifas adalah
H. Analisis Data
Analisa data yang digunakan adalah analisa data deskriptif. Menurut
Sugiyono (2012) yang menyatakan bahwa, analisis data deskriptif adalah cara
menggambarkan data yang telah terkumpul dimana kesimpulan dari data yang
telah dianalisis hanya berlaku pada subjek yang diamati dan tidak dapat berlaku
untuk umum dan generalisasi. Maka analisa data dalam pelaksanaan studi kasus
ini adalah mendeskripsikan data dari kondisi dan perkembangan ibu hamil
trimester III sampai 42 hari masa nifas, dan mendeskripsikan data dari bayi baru
masalah agar mudah mudah dicari pemecahannya. Penyajian data juga dilakukan
Teknik penyajian data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
Studi Kasus. Selain penyajian secara naratif, penyajian tabel dan grafik juga akan
(Natoatmadjo, 2012).