Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890

Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

KONSEP GREEN ECONOMY PADA POLA PRODUKSI DAN


KONSUMSI SEBAGAI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)
BERKUALITAS BERBASIS EKOLOGI

Melynia Ariningtyas Prabawati

Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP UNS Surakarta


Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Indonesia
E-mail : melyniaariningtyas@gmail.com

Abstrak: Sumber daya alam (SDA) merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Target arah ke-12 tujuan pembangunan berkelanjutan adalah
memastikan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mendefinisikan konsep Green
Economy dalam mengimplementasikan ke arah pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau (green growth) dan
Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memperhatikan tiga aspek yaitu aspek politik, aspek sosial dan
aspek ekonomi dalam mengambil sebuah kebijakan pada pola produksi dan konsumsi yang berkualitas berbasis
ekologi. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kepustakaan dengan literature review. Hasil ulasannya
berupa definisi Green Economy, green gworth, Sustainable Development Goals, mekanisme pasar dan
pemerosotan lingkungan, produksi bersih menunjang pengembangan ekonomi hijau dan kreatif serta upaya
kebijakan pemerintah pada pola keberlanjutan konsumsi produksi.

Kata kunci : green economy, green growth, sustainable development goals

membutuhkan makanan sebagai kebutuhan


PENDAHULUAN primer dan pakaian sebagai kebutuhan
Secara global, terjadinya krisis ekonomi sekunder, dan kebutuhan itu yang selalu harus
berdampak terhadap manusia dan lingkungan. terpenuhi karena merupakan kebutuhan dasar
Dilihat dari perkembangan sejarah, pola dan masuk dalam konsumsi berkelanjutan
konsumsi pada diri manusia sudah ada sejak masyarakat. Sumber Daya Alam (SDA)
lahirnya. Sifat konsumsi yang ada pada diri dipelihara, diolah dan dimanfaatkan oleh
manusia selalu mengalami perkembangan, hal masyarakat untuk keberlanjutan hidup oleh
ini semakin meningkat sejak terjadinya karena itu butuh peran serta masyarakat dalam
pergesaran masyarakat, yaitu dari masyarakat pelestarian Sumber Daya Alam (SDA)
agraris menuju masyarakat modern dan semaksimal mungkin.
sekarang menjadi masyarakat global. Perubahan Ideologi pembangunan ekonomi baru yang
ini diawali dari lahirnya industri-industri yang berkembang pesat merupakan model
mulai menggunakan mesin sebagai teknologi pembangunan ekonomi yang dikenal dengan
yang dapat mempermudah cara kerja dan ekonomi hijau. Pertumbuhan hijau berarti
meningkatkan hasil produksi barang yang mengambil tindakan yang kondusif untuk
dibutuhkan manusia selain teknologi sederhana. pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Perubahan-perubahan tersebut membawa Dorongan dalam mencapai pertumbuhan
dampak bagi pengelolaan sumber daya alam ekonomi hijau mengarahkan pada
yang ada di bumi, baik yang di darat atau di perekonomian yang berbasis teknologi dan pola
laut, karena bahan-bahan yang diproduksi konsumsi yang menciptakan lapangan kerja,
berasal dari sumber daya alam. pertumbuhan ekonomi, serta mengurangi
Sumber daya alam (SDA) merupakan dampak terhadap lingkungan (Yasa, 2010).
sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk Konsep Green Economy dijadikan sebagai
berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup agenda kebijakan operasional dalam mencapai
manusia agar hidup lebih sejahtera. Manusia kemajuan yang terukur dalam ekonomi
dalam kehidupan sehari-hari selalu lingkungan yang dijadikan sebagai pilar dari

Melynia Ariningtyas Prabawati 37


Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

implementasi pembangunan berkelanjutan Mengembangkan ekonomi hijau seperti


untuk proses transisi menuju ekonomi rendah investasi untuk bioteknologi, pupuk, hemat
karbon dan hijau. Saat ini, konsep dan kerangka energi, industri kreatif, dan gaya hidup ramah
kerja Green Economy mempengaruhi kebijakan lingkungan akan sangat membantu
diberbagai negara. Konsep ini menjadi sebuah memperbaiki kondisi lingkungan serta
system ekonomi yang lebih efisien, ramah meningkatkan kesejahteraan pada sektor
lingkungan dan teknologi hemat sumber daya produksi dan konsumsi yang berkualitas. Oleh
untuk mengurangi dampak perubahan iklim karena itu, penulisan artikel ini bertujuan untuk
jangka pendek maupun panjang (Kristianto, mendefinisikan konsep Green Economy dalam
2020). mengimplementasikan ke arah pencapaian
Terdapat 17 target arah tujuan pembangunan pertumbuhan ekonomi hijau (green growth) dan
berkelanjutan, dimana target ke-12 adalah Sustainable Development Goals (SDGs) dengan
memastikan pola produksi dan konsumsi memperhatikan tiga aspek yaitu aspek politik,
berkelanjutan. Menerapkan berbagai kerangka aspek sosial dan aspek ekonomi dalam
program 10 tahun produksi dan konsumsi mengambil sebuah kebijakan pada pola
berkelanjutan, seluruh negara harus mengambil produksi dan konsumsi yang berkualitas
aksi dengan dipimpin oleh negara negara berbasis ekologi
berkembang, dengan mempertimbangkan
tingkat pembangunan dan kemampuan negara-
negara berkembang (Sari, 2017). Harapannya METODE
ada tahun 2030 telah ada pencapaian tata kelola Penelitian yang dilakukan merupakan jenis
berkelanjutan dan efisiensi penggunaan sumber penelitian kepustakaan dengan literature
daya yang alami dan ramah lingkungan. review. Data penelitian merupakan data
Peningkatan kegiatan perekonomian suatu sekunder berupa artikel jurnal, artikel
negara berbanding lurus terhadap kerusakan conference (proseding), laporan, buku, dan
lingkungan. Proses pembangunan dan sumber lainnya yang dapat dipercaya dan
industrialisasi menyebabkan timbulnya sebuah dipertanggungjawabkan yang berkaitan dengan
ekternalitas yang sangat terkait dengan adanya konsep green economy pada pola konsumsi dan
polusi dan penyusutan sumber daya alam yang produksi yang bertanggung jawab sebagai salah
akan berpengaruh negatif terhadap satu tujuan dari sebagai tujuan Sustainable
pertumbuhan nasional (Abdul-Rahim dan Development Goals (SDGs). Data dianalisis
Noraida, 2015). Penggunaan sumber daya (flow dengan menggunakan analisis deskriptif
resources) seperti air, kertas dan plastik, sangat kualitatif.
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakatnya.
Tiongkok dan Indonesia merupakan dua negara HASIL DAN PEMBAHASAN
penyumbang limbah plastik terbesar di lautan. Green Economy, Green Growth dan
Limbah ini meliputi limbah botol, kantong Sustainable Development
plastik serta zat-zat sisa makhluk hidup lainnya. Secara umum, green economy memiliki
Produksi plastik menghabiskan dua belas juta beberapa definisi, yaitu sebagai ekonomi yang
barel minyak bumi atau setara dengan 11 berkelanjutan pada masyarakat dengan
trilyun rupiah. Penggunaan kantong plastik mengkonsumsi semua sumber daya yang
rata-rata per orang Indonesia sekitar 700 terbarukan secara alami dan tanpa mengandung
lembar/tahun, dimana dalam sehari mencapai emisi karbon. Pernyataan mendasar yang
4000 ton dengan perkiraan konsumsi 100 terkandung didalamnya adalah rendah karbon,
milyar kantong per tahun. Padahal plastik efisien sumber daya dan inklusif secara sosial.
memiliki sifat sulit terdegradasi dan akan Dengan demikian hal yang utama adalah green
membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan economy dapat meningkatkan nilai modal alam
tahun untuk dapat terurai (terdekomposisi) / bumi, beberapa sektor dalam green economy
dengan sempurna. Beberapa faktor yang sangat adalah teknologi besih, peningkatan energi
mempengaruhinya antara lain pola konsumsi berkelanjutan, transportasi rendah karbon
individu dan organisasi baik pemerintahan dengan desain hemat energi, teknologi bersih
maupun swasta. Perilaku agen ekonomi seperti pengelolaan limbah, sektor pertanian dan
kalangan bisnis, konsumen dan masyarakat kehutanan berkelanjutan, dll (Kristianto, 2020).
(Sari, 2017). The UNEP Green Economy Initiative (2011)
mendefinisikan ekonomi hijau merupakan
Melynia Ariningtyas Prabawati 38
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

ekonomi yang menghasilkan peningkatan 3. Aspek ekonomi


kesejahteraan manusia dan keadilan sosial,
dengan mengurangi risiko lingkungan dan Dalam aspek ini green economy dan green
kelangkaan ekologis secara signifikan yang growth dapat didorong melalui inovasi
rendah karbon, hemat sumber daya, dan inklusif dalam teknologi hijau, entrepreneurship,
secara sosial. Suatu sistem ekonomi di mana dan green supply chain. Konsep ini dapat
pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab dicapai melalui inovasi yang dapat
lingkungan bersinergis dengan saling menghasilkan proses produksi dan produk
menguatkan dan mendukung kemajuan hijau. Inovasi dalam teknologi hijau dapat
perkembangan sosial. Beberapa pendapat ditingkatkan dengan instrumen kebijakan.
menyatakan bahwa green economy merupakan Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan
sebuah transformasi ekonomi yang tidak bisa (Sustainable Consumption and Production/
dihindari antara keberlanjutan lingkungan dan SCP) adalah salah satu sub-tema aksi
kemajuan teknologi. Dalam green economy, mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan yang
pertumbuhan pendapatan dan jumlah tenaga telah dicanangkan sejak Deklarasi Rio tahun
kerja didorong oleh sektor investasi publik dan 1992, dan selanjutnya dikuatkan dengan
swasta dengan mengurangi tingkat emisi karbon Johannesburg Plan of Implementation tahun
serta meningkatkan efisiensi energi dan 2002. Konsep konsumsi dan produksi
mengurangi degradasi lingkungan dalam berkelanjutan berfokus pada serangkaian upaya
mencapai Sustainable Development Goals pengurangan dampak negatif terhadap
(SDGs). lingkungan sepanjang daur hidup produk atau
Green economy dan green growth perlu jasa, yang terkait dengan kegiatan masyarakat
segera diimplementasikan karena kedua hal dalam melakukan produksi dan konsumsi setiap
tersebut merupakan bagian penting dari hari. Konsep Ekonomi Hijau (Green Economy)
Sustainable Development Goals (SDGs). Ada 3 harus mencakup esensi dari SCP dan harus
aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merangkul berbagai pendekatan, seperti
mencapai green economy, economy growth dan mengubah konsumsi dan produksi yang tidak
SDGs yaitu aspek politik, sosial dan ekonomi. berkelanjutan, bergaya hidup hijau, dan lain
1. Aspek politik. sebagainya (Suoth, 2018).
Aspek ini dapat mendorong green
economy dan green growth dalam Mekanisme Pasar dan Pemerosotan Fungsi
membentuk strategi pertumbuhan hijau, Lingkungan
PDB hijau, rencana pembangunan Mekanisme pasar membantu menjelaskan
berkelanjutan nasional, dan kebijakan interaksi yang timbul antara pasar dengan
teknologi hijau nasional untuk lingkungan, sehingga dapat mengetahui
meningkatkan inovasi dalam teknologi implikasi hubungan dan kemungkinan untuk
hijau. Para politisi mempunyai peranan memperoleh solusi yang efektif. Ekonomi
penting dalam memberikan kebijakan lingkungan mempelajari kegiatan manusia
kepada para pengusaha untuk lebih dalam memanfaatkan lingkungan sehingga
memperhatikan produk yang ramah fungsi lingkungan dapat di tingkatkan
lingkungan dalam proses produksi hingga penggunaannya untuk jangka panjang. Dengan
penjualannya. demikian, peran lingkungan sebagai sumber
2. Aspek sosial bahan mentah untuk diolah menjadi barang
Aspek sosial dalam green economy dan untuk dikonsumsi secara langsung maupun di
green growth dapat dicapai jika setiap produksi terlebih dahulu dapat menjadi solusi
individu masyarkat saling mendukung satu yang efektif dan berkualitas secara ekologis.
dengan yang lain. Setiap individu Permasalahan penipisan sumber daya,
masyarkat memainkan peran penting polusi, dan limbah muncul dari kegiatan yang
dalam memfokuskan perubahan menuju dilakukan produsen dan konsumen. Selanjutnya
keberlanjutan, karena mereka dapat kedua aktivitas tersebut terdapat hasil samping
mempengaruhi proses produksi dan produk yang mencemari lingkungan. Pencemaran
serta kebijakan dan institusi melalui terjadi dari hubungan antara aktivitas rumah
permintaan dan kesadaran mereka akan tangga (sebagai pemilik faktor produksi) dan
ketahanan lingkungan. perusahaan (penghasil barang dan jasa/ faktor
produksi). Secara konseptual digambarkan
Melynia Ariningtyas Prabawati 39
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

melalui model perluasan aliran melingkar pula dengan penggunaan pestisida untuk
aktivitas ekonomi atau disebut dnegan model memberantas hama tanaman akan terlarut
material balance. Model material balance bersama dengan air yang di konsumsi maupun
menjelaskan bahwa semua sumber daya yang sebagai bahan produksi. Sehingga model
diambil dari alam akan kembali ke alam dalam ekonomi hijau sejalan dengan konsep
bentuk limbah. pembangunan berkelanjutan. Secara konkrit
model ini memberikan petunjuk perhitungan
Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat aliran kinerja ekonomi dengan pendekatan Produk
yang menggambarkan bagaimana bahan dasar Domestik Regional Bruto (PDRB Hijau).
memauki mekanisme pasar yang akhirnya Produksi Bersih Menunjang Pengembangan
dibuang kembali ke alam sebagai hasil samping Ekonomi Hijau dan Kreatif
atau limbah. Aliran limbah masing-masingm Produksi bersih diperknalkan oleh
mengalir dari dua peserta pasar (perusahaan dan UNEP pada tahun 1989 yang telah tertuang
rumah tangga) yang artinya limbah ke luar dari dalam UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang
aktivitas baik konsumsi maupun produksi. perlingdungan dan pengelolaan lingkungan
Polusi secara umum dapat dikatakan sebagai hidup. Pelaksanaan produksi bersih juga
adanya bahan atau energi yang sifatnya, tercantum dalam dokumen ISO 14001 butir
lokasinya, atau jumlah mempunyai akibat yang 3.13. Definisi produksi bersih menurut UNEP
tidak dikehendaki terhadap lingkungan. Aliran (1991) merupakan strategi pengelolaan
dalam model tersebut menunjukan bahwa lingkungan yang bersifat preventif atau
sebagian limbah dapat dipulihkan dari aliran pencegahan dan terpadu pada proses produksi
dan di daur ulang untuk kegunaan lain atau dan daur hidup produksi untuk mengurangi
dipakai ke bentuk semula. resiko terhadap manusia maupun lingkungan.
Produksi bersih berfokus pada usaha
pencegahan terbentuknya limbah yang
merupakan salah satu indikator inefisiensi.
Keberhasilan proses ini akan menghasilkan
penghematan yang besar karena penurunan
biaya produksi yang signifikan sehingga
pendekatan ini dapat menjadi sumber
pendapatan. Beberapa teknik pelaksanaan
produksi bersih antara lain
1. Eliminasi limbah pada sumbernya. Upaya
yang dapat dilakukan sebagai berikut
a. Perubahan produk meliputi subtitusi
produk, konsevasi produk atau
komposisi produk
Gambar 1. Model Material Balance
(Sumber : Callan,2000) b. Volume buangan diperkecil dengancara
pemisahan limbah beracun dan tidak
Eksternalitas adalah setiap dampak terhadap beracun
kesejahteraan. Persoalan lingkungan dan c. Penerapan operasi yang baik (good
mekanisme pasar dapat terjadi eksternalitas house keeping)
apabila seseorang melakukan suatu kegiatan 2. Daur ulang, yaitu penggunaan kembali
dan menimbulkan dampak pada orang lain. limbah dalam berbagai bentuk diantaranya
Factor lain yang menyebabkan merosotnya dikembalikan ke bentuk semula, bahan
fungsi lingkungan adalah karena sifat atau ciri baku pengganti untuk produksi lain,
yang melekat pada lingkungan alami itu sendiri dipisahkan untuk diambil kembali bagian
telah menyebabkan manusia untuk yang bermanfaat, dan diolah kembali
mengeksploitasi berlebihan sehingga sebagai produk samping.
menurunkan fungsi lingkungan. Pencemaran
lingkungan juga menjadi dampak buruk Program produksi bersih yang
terhadap kesehatan baik secara langsung dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
maupun tidak langsung yakni memburuknya teknologi sangat sejalan dengan pengembangan
kualitas air dan tanah karena limbah. Demikian ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah
peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi
Melynia Ariningtyas Prabawati 40
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

kekayaan intelektual berupa kreatifitas, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan
keahlian, dan bakat individu menjadi produk manusia, serta barang tersebut diberikansimbol
yang dapat dikomersialkan. Dalam jangka yang diketahui masyarakat internasional secara
panjang implementasi produksi bersih dan keseluruhan agar tidak terjadi kesalahan
sektor ekonomi kreatif melalui konsep green pengertian memaknai simbol.
economy dapat saling mendukung untuk Pemerintah harus menetapkan atau
meningkatkan produktivitas tenaga kerja mendorong langkah yang tepat, termasuk
sekaligus pertumbuhan ekonomi yang mengenai sistem hukum, peraturan
berkualitas berbasis ekologi. keselamatan, standar internasional atau
nasional, guna memastikan bahwa produk
Kebijakan Pemerintah tersebut aman dan baik untuk kesehatan
Produksi yang tinggi dapat menyebabkan konsumen dan aman untuk penggunaan
eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam yang mendatang (lingkungan). Promosi
berlebihan, berdampak pada rusaknya pengembangan dan penerapan standar ditingkat
lingkungan, seperti: menipisnya lapisan ozon, nasional dan internasional untuk keselamatan
meningkatnya perubahan iklim, penurunan dan kualitas barang. Pemerintah harus
kualitas tanah, rusaknya areal hutan, mendorong semua pihak untuk berpartisipasi
terbatasnya sumber air, menurunnya sumber dalam aliran bebas akurat informasi tentang
energi, polusi udara dan erosi. Hal ini segala aspek dari produk konsumen. Serta akses
merupakan ancaman yang bersifat mendunia. konsumen terhadap informasi yang akurat
Mengingat manusia adalah mahluk yang hidup tentang dampak lingkungan dari produk dan
dalam siklus kehidupan dengan alam, ahli jasa harus didorong melalui sarana seperti profil
memprediksikan dengan kondisi tersebut di atas produk, laporan lingkungan oleh industri, pusat
maka dimasa yang akan datang akan terjadi informasi bagi konsumen, program eco-labeling
kekacauan dimana minyak bumi dan batubara sukarela dan transparan mengenai informasi
habis serta cadangan makanan dan air (SDA) produk.
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan semua Pemerintah harus secara teratur meninjau
orang. Pola konsumsi yang berkelanjutan yang undang-undang yang berkaitan. Di Indonesia
aman bagi kesehatan konsumen serta ramah sendiri telah memiliki Undang-Undang Nomor
lingkungan sehingga dapat mencapai tujuan 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
manusia dapat bertahan tinggal di bumi hingga yang dibentuk guna pembangunan
anak cucunya melalui pola konsumsi perekonomian nasional pada era globalisasi
berkelanjutan dan kehidupan yang harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha
berkelanjutan sehingga mampuu menghasilkan beraneka
Pola berkelanjutan produksi dan konsumsi barang /jasa yang memiliki kandungan
di negara-negara industri merupakan penyebab terknologi yang dapat meningkatkan
utama dari kerusakan lanjutan dari lingkungan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus
global, maka semua negara harus mendapatkan kepastian atas barang dan /jasa
mempromosikan pola konsumsi berkelanjutan, yang diperoleh dari perdagangan tanpa
begitu juga dengan negara-negara berkembang mengakibatkan kerugian konsumen (Sari,
harus berusaha untuk mencapai berkelanjutan 2017).
pola konsumsi dalam proses pembangunan
mareka. Kebijakan untuk mempromosikan SIMPULAN
konsumsi yang berkelanjutan harus dengan Green economy adalah konsep penting yang
mempertimbangkan tujuan memberantas dapat diterapkan dalam pemerintahan terkait
kemiskinan, memenuhi kebutuhan dasar pengambilan keputusan untuk sebuah kebijakan
manusia dari semua anggota masyarakat dan yang berkelanjutan. Mekanisme pasar yang
mengurangi ketidaksetaraan dalam dan antar cenderung berdampak pada pemerosotas fungsi
negara. lingkungan dan keehatan manusia perlu adanya
Pemerintah dalam setiap negara harus kebijakan untuk melindungi lingkungan hidup.
mampu menekan semua perusahaan, agar Konsep Green economy melalui penerapan
mematuhi hukum dan peraturan dari negara- produksi bersih menjadi strategi bersih yang
negara dimana mereka melakukan bisnis, agar dapat diambil untuk implementasi jangka
tidak terjadi praktek bisnis curang, dan setiap panjang, memperlambat terjadinya proses
barang yang diproduksi merupakan barang yang
Melynia Ariningtyas Prabawati 41
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661

degradasi lingkungan, dan mendukung sector Provinsi Bali. Jurnal Bumi Lestari, 10(2),
ekonomi kreatif berbasis ekologi. 285-294.

DAFTAR PUSTAKA
Bailey I and Caprotti F. (2014). The Green
Economy: Functional Domain And
Theritical Direction Of Enquiry,
Environment And Planning A. 46
EEPA (2011) The Path to Sustainable
Development Ethiopia’s Climate Resilient
Green Economy Strategy. The Federal
Democratic Republic of Ethiopia.
Georgeson, L., Maslin, M., & Poessinouw, M.
(2017). The Global Green Economy: A
Review Of Concepts, Definitions,
Measurement Methodologies And Their
Interactions. Geo: Geography and
Environment, 4(1).
Janet, C. S. (2000). Environtmental Economics
and Management Theory, Policy, and
Application. New York: The Dryden Press.
Kristianto, A. H. (2020). Sustainable
Development Goals (SDGs) Dalam
Konsep Green Economy Untuk
Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas
Berbasis Ekologi. Journal Business
Economics and Entrepreneurship, 2(1),
27-38.
Leal, W. (2017). Sustainable Economic
Development. Green Economy and Green
Growth. In Sustainable Economic
Development: Green Economy and Green
Growth.
Nair, Chandran. (2013). Consumptionomics.
Peran Asia Dalam Menciptakan Model
Kapitalisme Baru. Red & White
Publishing. ISBN 978-979-1008-69-3
Sari, M. E. (2017). Peran Masyarakat dalam
Mencapai Pola Konsumsi Berkelanjutan.
Trias Politika, 1(2), 1-15.
Suoth, A. E. (2018). Water Consumption
Pattern In A Regular Housing: Water
Consumption Case Study In Griya Serpong
Housing In Tangerang Selatan. Ecolab,
12(2), 53-102.
Sutikno, B., Pudyaningsih, A. R., & Hastari, S.
(2021). Pengaruh Potensi Ekonomi
Terhadap Pembangunan Ekonomi Hijau
Melalui Kearifan Lokal Dan Peran
Koperasi Susu Di Kabupaten Pasuruan.
6(1).
Yasa, I. G. (2010). Ekonomi Hijau, Produksi
Bersih dan Ekonomi Kreatif : Pendekatan
Mencegah Resiko Lingkungan Menuju
Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Di
Melynia Ariningtyas Prabawati 42

Anda mungkin juga menyukai