1 SM
1 SM
Abstrak: Sumber daya alam (SDA) merupakan sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera. Target arah ke-12 tujuan pembangunan berkelanjutan adalah
memastikan pola produksi dan konsumsi berkelanjutan. Artikel ini bertujuan untuk mendefinisikan konsep Green
Economy dalam mengimplementasikan ke arah pencapaian pertumbuhan ekonomi hijau (green growth) dan
Sustainable Development Goals (SDGs) dengan memperhatikan tiga aspek yaitu aspek politik, aspek sosial dan
aspek ekonomi dalam mengambil sebuah kebijakan pada pola produksi dan konsumsi yang berkualitas berbasis
ekologi. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kepustakaan dengan literature review. Hasil ulasannya
berupa definisi Green Economy, green gworth, Sustainable Development Goals, mekanisme pasar dan
pemerosotan lingkungan, produksi bersih menunjang pengembangan ekonomi hijau dan kreatif serta upaya
kebijakan pemerintah pada pola keberlanjutan konsumsi produksi.
melalui model perluasan aliran melingkar pula dengan penggunaan pestisida untuk
aktivitas ekonomi atau disebut dnegan model memberantas hama tanaman akan terlarut
material balance. Model material balance bersama dengan air yang di konsumsi maupun
menjelaskan bahwa semua sumber daya yang sebagai bahan produksi. Sehingga model
diambil dari alam akan kembali ke alam dalam ekonomi hijau sejalan dengan konsep
bentuk limbah. pembangunan berkelanjutan. Secara konkrit
model ini memberikan petunjuk perhitungan
Berdasarkan Gambar 1. Dapat dilihat aliran kinerja ekonomi dengan pendekatan Produk
yang menggambarkan bagaimana bahan dasar Domestik Regional Bruto (PDRB Hijau).
memauki mekanisme pasar yang akhirnya Produksi Bersih Menunjang Pengembangan
dibuang kembali ke alam sebagai hasil samping Ekonomi Hijau dan Kreatif
atau limbah. Aliran limbah masing-masingm Produksi bersih diperknalkan oleh
mengalir dari dua peserta pasar (perusahaan dan UNEP pada tahun 1989 yang telah tertuang
rumah tangga) yang artinya limbah ke luar dari dalam UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang
aktivitas baik konsumsi maupun produksi. perlingdungan dan pengelolaan lingkungan
Polusi secara umum dapat dikatakan sebagai hidup. Pelaksanaan produksi bersih juga
adanya bahan atau energi yang sifatnya, tercantum dalam dokumen ISO 14001 butir
lokasinya, atau jumlah mempunyai akibat yang 3.13. Definisi produksi bersih menurut UNEP
tidak dikehendaki terhadap lingkungan. Aliran (1991) merupakan strategi pengelolaan
dalam model tersebut menunjukan bahwa lingkungan yang bersifat preventif atau
sebagian limbah dapat dipulihkan dari aliran pencegahan dan terpadu pada proses produksi
dan di daur ulang untuk kegunaan lain atau dan daur hidup produksi untuk mengurangi
dipakai ke bentuk semula. resiko terhadap manusia maupun lingkungan.
Produksi bersih berfokus pada usaha
pencegahan terbentuknya limbah yang
merupakan salah satu indikator inefisiensi.
Keberhasilan proses ini akan menghasilkan
penghematan yang besar karena penurunan
biaya produksi yang signifikan sehingga
pendekatan ini dapat menjadi sumber
pendapatan. Beberapa teknik pelaksanaan
produksi bersih antara lain
1. Eliminasi limbah pada sumbernya. Upaya
yang dapat dilakukan sebagai berikut
a. Perubahan produk meliputi subtitusi
produk, konsevasi produk atau
komposisi produk
Gambar 1. Model Material Balance
(Sumber : Callan,2000) b. Volume buangan diperkecil dengancara
pemisahan limbah beracun dan tidak
Eksternalitas adalah setiap dampak terhadap beracun
kesejahteraan. Persoalan lingkungan dan c. Penerapan operasi yang baik (good
mekanisme pasar dapat terjadi eksternalitas house keeping)
apabila seseorang melakukan suatu kegiatan 2. Daur ulang, yaitu penggunaan kembali
dan menimbulkan dampak pada orang lain. limbah dalam berbagai bentuk diantaranya
Factor lain yang menyebabkan merosotnya dikembalikan ke bentuk semula, bahan
fungsi lingkungan adalah karena sifat atau ciri baku pengganti untuk produksi lain,
yang melekat pada lingkungan alami itu sendiri dipisahkan untuk diambil kembali bagian
telah menyebabkan manusia untuk yang bermanfaat, dan diolah kembali
mengeksploitasi berlebihan sehingga sebagai produk samping.
menurunkan fungsi lingkungan. Pencemaran
lingkungan juga menjadi dampak buruk Program produksi bersih yang
terhadap kesehatan baik secara langsung dikembangkan berdasarkan pengetahuan dan
maupun tidak langsung yakni memburuknya teknologi sangat sejalan dengan pengembangan
kualitas air dan tanah karena limbah. Demikian ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif adalah
peningkatan nilai tambah hasil dari eksploitasi
Melynia Ariningtyas Prabawati 40
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661
kekayaan intelektual berupa kreatifitas, ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan
keahlian, dan bakat individu menjadi produk manusia, serta barang tersebut diberikansimbol
yang dapat dikomersialkan. Dalam jangka yang diketahui masyarakat internasional secara
panjang implementasi produksi bersih dan keseluruhan agar tidak terjadi kesalahan
sektor ekonomi kreatif melalui konsep green pengertian memaknai simbol.
economy dapat saling mendukung untuk Pemerintah harus menetapkan atau
meningkatkan produktivitas tenaga kerja mendorong langkah yang tepat, termasuk
sekaligus pertumbuhan ekonomi yang mengenai sistem hukum, peraturan
berkualitas berbasis ekologi. keselamatan, standar internasional atau
nasional, guna memastikan bahwa produk
Kebijakan Pemerintah tersebut aman dan baik untuk kesehatan
Produksi yang tinggi dapat menyebabkan konsumen dan aman untuk penggunaan
eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam yang mendatang (lingkungan). Promosi
berlebihan, berdampak pada rusaknya pengembangan dan penerapan standar ditingkat
lingkungan, seperti: menipisnya lapisan ozon, nasional dan internasional untuk keselamatan
meningkatnya perubahan iklim, penurunan dan kualitas barang. Pemerintah harus
kualitas tanah, rusaknya areal hutan, mendorong semua pihak untuk berpartisipasi
terbatasnya sumber air, menurunnya sumber dalam aliran bebas akurat informasi tentang
energi, polusi udara dan erosi. Hal ini segala aspek dari produk konsumen. Serta akses
merupakan ancaman yang bersifat mendunia. konsumen terhadap informasi yang akurat
Mengingat manusia adalah mahluk yang hidup tentang dampak lingkungan dari produk dan
dalam siklus kehidupan dengan alam, ahli jasa harus didorong melalui sarana seperti profil
memprediksikan dengan kondisi tersebut di atas produk, laporan lingkungan oleh industri, pusat
maka dimasa yang akan datang akan terjadi informasi bagi konsumen, program eco-labeling
kekacauan dimana minyak bumi dan batubara sukarela dan transparan mengenai informasi
habis serta cadangan makanan dan air (SDA) produk.
tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan semua Pemerintah harus secara teratur meninjau
orang. Pola konsumsi yang berkelanjutan yang undang-undang yang berkaitan. Di Indonesia
aman bagi kesehatan konsumen serta ramah sendiri telah memiliki Undang-Undang Nomor
lingkungan sehingga dapat mencapai tujuan 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
manusia dapat bertahan tinggal di bumi hingga yang dibentuk guna pembangunan
anak cucunya melalui pola konsumsi perekonomian nasional pada era globalisasi
berkelanjutan dan kehidupan yang harus dapat mendukung tumbuhnya dunia usaha
berkelanjutan sehingga mampuu menghasilkan beraneka
Pola berkelanjutan produksi dan konsumsi barang /jasa yang memiliki kandungan
di negara-negara industri merupakan penyebab terknologi yang dapat meningkatkan
utama dari kerusakan lanjutan dari lingkungan kesejahteraan masyarakat banyak dan sekaligus
global, maka semua negara harus mendapatkan kepastian atas barang dan /jasa
mempromosikan pola konsumsi berkelanjutan, yang diperoleh dari perdagangan tanpa
begitu juga dengan negara-negara berkembang mengakibatkan kerugian konsumen (Sari,
harus berusaha untuk mencapai berkelanjutan 2017).
pola konsumsi dalam proses pembangunan
mareka. Kebijakan untuk mempromosikan SIMPULAN
konsumsi yang berkelanjutan harus dengan Green economy adalah konsep penting yang
mempertimbangkan tujuan memberantas dapat diterapkan dalam pemerintahan terkait
kemiskinan, memenuhi kebutuhan dasar pengambilan keputusan untuk sebuah kebijakan
manusia dari semua anggota masyarakat dan yang berkelanjutan. Mekanisme pasar yang
mengurangi ketidaksetaraan dalam dan antar cenderung berdampak pada pemerosotas fungsi
negara. lingkungan dan keehatan manusia perlu adanya
Pemerintah dalam setiap negara harus kebijakan untuk melindungi lingkungan hidup.
mampu menekan semua perusahaan, agar Konsep Green economy melalui penerapan
mematuhi hukum dan peraturan dari negara- produksi bersih menjadi strategi bersih yang
negara dimana mereka melakukan bisnis, agar dapat diambil untuk implementasi jangka
tidak terjadi praktek bisnis curang, dan setiap panjang, memperlambat terjadinya proses
barang yang diproduksi merupakan barang yang
Melynia Ariningtyas Prabawati 41
Jurnal Sains Edukatika Indonesia (JSEI) e-ISSN : 2656-4890
Vol. 4, No. 1, Hal. 36-42, Mei 2022 p-ISSN : 2715-4661
degradasi lingkungan, dan mendukung sector Provinsi Bali. Jurnal Bumi Lestari, 10(2),
ekonomi kreatif berbasis ekologi. 285-294.
DAFTAR PUSTAKA
Bailey I and Caprotti F. (2014). The Green
Economy: Functional Domain And
Theritical Direction Of Enquiry,
Environment And Planning A. 46
EEPA (2011) The Path to Sustainable
Development Ethiopia’s Climate Resilient
Green Economy Strategy. The Federal
Democratic Republic of Ethiopia.
Georgeson, L., Maslin, M., & Poessinouw, M.
(2017). The Global Green Economy: A
Review Of Concepts, Definitions,
Measurement Methodologies And Their
Interactions. Geo: Geography and
Environment, 4(1).
Janet, C. S. (2000). Environtmental Economics
and Management Theory, Policy, and
Application. New York: The Dryden Press.
Kristianto, A. H. (2020). Sustainable
Development Goals (SDGs) Dalam
Konsep Green Economy Untuk
Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas
Berbasis Ekologi. Journal Business
Economics and Entrepreneurship, 2(1),
27-38.
Leal, W. (2017). Sustainable Economic
Development. Green Economy and Green
Growth. In Sustainable Economic
Development: Green Economy and Green
Growth.
Nair, Chandran. (2013). Consumptionomics.
Peran Asia Dalam Menciptakan Model
Kapitalisme Baru. Red & White
Publishing. ISBN 978-979-1008-69-3
Sari, M. E. (2017). Peran Masyarakat dalam
Mencapai Pola Konsumsi Berkelanjutan.
Trias Politika, 1(2), 1-15.
Suoth, A. E. (2018). Water Consumption
Pattern In A Regular Housing: Water
Consumption Case Study In Griya Serpong
Housing In Tangerang Selatan. Ecolab,
12(2), 53-102.
Sutikno, B., Pudyaningsih, A. R., & Hastari, S.
(2021). Pengaruh Potensi Ekonomi
Terhadap Pembangunan Ekonomi Hijau
Melalui Kearifan Lokal Dan Peran
Koperasi Susu Di Kabupaten Pasuruan.
6(1).
Yasa, I. G. (2010). Ekonomi Hijau, Produksi
Bersih dan Ekonomi Kreatif : Pendekatan
Mencegah Resiko Lingkungan Menuju
Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas Di
Melynia Ariningtyas Prabawati 42