KTI Fuad

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 78

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA


DENGAN KETIDAKPATUHAN DIET MAKANAN DI
GAMPONG COT JABET DUSUN BLANG MEE KECAMATAN
BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

OLEH :
HUSNUL FUAD
NIM : 2007401019

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIAH
LHOKSEUMAWE

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTENSI PADA


LANSIA DENGAN KETIDAKPATUHAN DIET MAKANAN DI
GAMPONG COT JABET DUSUN BLANG MEE KECAMATAN
BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Dalam


Rangka Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Pada Program Studi
Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Lhokseumawe

OLEH :
HUSNUL FUAD
NIM : 2007401019

PRORAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan


Tim Penguji KTI Progam Studi D-III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe

Lhokseumawe, 2023
Menyetujui,
Pembimbing Ketua Program Studi Prodi D-III Keperawatan

Ns. Ida Suryawati, M.Kep Ns. Ida Suryawati, M. Kep


NIDN : 13.230289.01 NIDN : 13.230289.01

Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Ns. Mursal, S. Kep. M. Kep


NIDN. 01.180785 .04

iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Karya Tulis Ilmiah Program Studi D-III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe

Lhokseumawe, 2023

Tanda tangan

Ketua :
NIDK :

Penguji I :
NIDN :

Penguji II :
NIDN :

Menyetujui
Ketua Program Studi D-III Keperawatan

Ns. Ida Suryawati, M. Kep


NIDN : 13.230289.01

Mengetahui
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe

Ns. Mursal, M.Kep


NIDN : 01.11078504

iv
Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Karya Tulis Ilmiah (KTI), Mei 2023

ABSTRAK

Husnul Fuad
Nim : 2007401019

Asuhan Keperawatan Pada Hipertensi Pada Lansia Dengan Ketidakpatuhan


Diet Makanan Di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee Kecamatan Banda
Baro Kabupaten Aceh Utara

xii + V BAB + 78 Halaman + 1 Table + 1 Skema


Hipertensi merupakan sebagai suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih
dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi mengakibatkan pada ½ penyakit
jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit serebrovaskuler. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari dan memahami secara mendalam mengenai asuhan
keperawatan pada lansia dengan masalah utama hipertensi di wilayah Gampong
Cot Jabet Dusun Blang Mee Kecamatan Banda Baro Kabupaten Aceh Utara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan gerontik dengan pendekatan yang
digunakan yaitu pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi keperawatan. Hasil pengkajian pada
klien ditemukan keluhan utama yaitu pasien mengatakan nyeri kepala, pusing dan
tengkuk bagian belakang terasa berat. Pada penegakan diagnosa keperawatan
gerontik ada 3 diagnosa yang ditegakkan yaitu ketidakmampuan, nyeri akut dan
gangguan pola tidur. Perencanaan dan pelaksanaan ditunjang dengan fasilitas dan
sarana yang mendukung serta evaluasi dilakukan secara baik. Berdasarkan hasil
evaluasi masalah keperawatan yang dapat teratasi karena klien mampu mengikuti
tindakan sesuai prosedur. Diharapkan dengan bertambahnya wawasan penelitian
dalam melakukan asuhan keperawatan gerontik pada lansia dan berkembangnya
ilmu pengetahuan asuhan keperawatan gerontik serta keluaga lansia dapat
merawat lansia dengan hipertensi dan menerapkan pola hidup sehat.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Gerontik + Hipertensi


Daftar Bacaan : 4 Buku (2018-2022) + 6 Referensi (2018-2023)

v
Nursing Diploma III Study Program
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Scientific Writing (KTI), Mei 2023

ABSTRACT

Husnul Fuad
Nim : 2007401019

Nursing Care for Hypertension in the Elderly with Food Diet Non-
compliance in Gampong Cot Jabet, Blang Mee Hamlet, Banda Baro District,
North Aceh Regency

xii + V CHAPTER + 78 Pages + 1 Tables + 1 Schematic

Hypertension is a condition where the systolic blood pressure is more than or


equal to 90 mmHg. Hypertension accounts for ½ of coronary heart disease and
about 2/3 of cerebrovascular disease. This study aims to study and understand in
depth about nursing care for the elderly with the main problem of hypertension in
the area of Gampong Cot Jabet, Blang Mee Hamlet, Banda Baro District, North
Aceh Regency. This study uses a descriptive method in the form of a case study to
explore the problem of gerontically nursing care with the approach used, namely
the nursing care approach which includes nursing assessment, diagnosis, planning,
action and evaluation. The results of the assessment on the client found that the
main complaint was that the patient said headache, dizziness and heaviness in the
back of the neck. In the enforcement of gerontic nursing diagnoses there are 3
established diagnoses namely disability, acute pain and sleep pattern disturbance.
Planning and implementation are supported by supporting facilities and means
and evaluation is carried out properly. Based on the results of the evaluation of
nursing problems that can be resolved because the client is able to follow the
action according to the procedure. It is hoped that with increased research insight
in conducting gerontic nursing care for the elderly and the development of
knowledge of gerontic nursing care and elderly families can care for the elderly
with hypertension and adopt a healthy lifestyle.

Keywords : Gerontic Nursing Care + Hypertension


Reading List : 4 Books (2018-2022) + 6 References (2018-2023)

vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah yang

berjud ” Asuhan Keperawatan Pada Hipertensi Pada Lansia Dengan

Ketidakpatuhan Diet Makanan Di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee

Kecamatan Banda Baro Kabupaten Aceh Utara ” telah dapat diselesaikan dengan

baik dan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah

satu syarat tugas akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

Keperawatan pada Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe. Penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan dukungan secara langsung

maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ns. Mursal, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Muhammadiyah Lhokseumawe.

2. Ns. Ida Suryawati.,M.Kep selaku Ketua Prodi D.III Keperawatan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Lhokseumawe dan

sekaligus pembimbing karya tulis ilmiah saya

3. ___________________selaku penguji I dan __________________selaku

penguji II yang telah banyak memberi masukan untuk kesempurnaan karya

tulis ilmiah ini.

vii
4. Orang tua dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dorongan

motivasi bagi penulis.

5. Kawan-kawan seperjuangan Prodi D.III Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Lhokseumawe Angkatan ke XVIII.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

dari pembaca dan pihak terkait lainnya yang bersifat membangun demi

kesempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis berharap nantinya

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutkan

dalam melakukan penelitian tentang asuhan keperawatan pasien dengan

hipertensi..

Lhokseumawe, Mei 2023


Penulis

Husnul Fuad
Nim : 2007401019

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN JUDUL DALAM.......................................................................ii

LEMBARAN PERNYATAAN PERSETUJUAN........................................iii

LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI....................................................iv

ABSTRAK.......................................................................................................v

ABSTRAC.......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR....................................................................................vii

DAFTAR ISI...................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................3
1.3 Metode Penelitian...............................................................................4
1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................6
2.1 Konsep Hipertensi..............................................................................6
2.1.1 Definisi......................................................................................6
2.1.2 Etiologi......................................................................................6
2.1.3 Patofisiologi..............................................................................9
2.1.4 Manifestasi Klinis.....................................................................10
2.1.5 Penatalaksanaan........................................................................11
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang............................................................11
2.1.7 Komplikasi................................................................................12
2.2 Konsep Lansia....................................................................................13
2.2.1 Definisi.....................................................................................13

ix
2.2.2 Klasifikasi Lansia...................................................................13
2.2.3 Cri-Ciri Lansia........................................................................14
2.2.4 Proses Lansia..........................................................................14
2.2.5 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia.....................................15
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik.............................................17
2.3.1 Pengkajian...............................................................................17
2.3.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................21
2.3.3 Intervensi Keperawatan..........................................................22
2.3.4 Implemenmtasi Keperawatan.................................................24
2.3.5 Evaluasi...................................................................................24
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................26
3.1 Pengkajian..........................................................................................26
3.2 Analisa Data.......................................................................................49
3.3 Diagnosa Keperawatan.......................................................................50
3.4 Rencana Keperawatan........................................................................50
3.5 Catatan Perkembangan.......................................................................53
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................60
4.1 Pengkajian..........................................................................................60
4.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................60
4.3 Intervensi Keperawatan......................................................................61
4.4 Implementasi Keperawatan................................................................62
4.5 Evaluasi..............................................................................................62
BAB V PENUTUP..........................................................................................64
5.1 Kesimpulan.........................................................................................64
5.2 Saran...................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................66

x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan....................................................................22

Tabel 3.1 Analisa Data.....................................................................................49

Table 3.2 Rencanan Keperawatan....................................................................50

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup. Masalah

kesehatan yang sangat berkaitan dengan proses penuaan yaitu sirkulasi darah yang

mengalami gangguan misalnya hipertensi, kelainan pembuluh darah, gangguan

pembuluh darah di otak, ginjal dan yang lainnya (Putra & Khairan, 2022).

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Hipertensi adalah

atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten)

dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit

jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini

dan mendapat pengobatan yang memadai (Jasmin & Avianty, 2023).

Organisasi kesehatan dunia WHO (World Health Organization)

memperkirakan sebanyak 1.13 Milliar orang di seluruh dunia mempunyai

hipertensi. WHO juga mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara

global sebesar 22% dari total penduduk dunia (WHO, 2019). Asia Tenggara

berada di posisi ke-3 tertinggi dengan prevalensi sebesar 25% terhadap total

penduduk. WHO juga memperkirakan 1 diantara 5 orang perempuan di seluruh

dunia memiliki hipertensi. Jumlah ini lebih besar dibandingkan kelompok laki-

laki, yaitu 1 diantara 4 orang (Kemenkes RI, 2019).

1
2

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil

pengukuran pada penduduk diketahui terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun

(31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Angka kejadian

tertinggi banyak terjadi pada lanjut usia (Kemenkes, 2019). Berdasarkan data

badan pusat statistik provinsi sumatera selatan jumlah kasus penyakit hipertensi

diketahui mencapai 987.295 orang.

Adapun data jumlah penderita hipertensi pada penelitian “Profil Penderita

Hipertensi di Puksemas Kuta Baro Aceh Besar tahun 2019” di dapatkan bahwa

dikelompokan dari jenis kelamin didominasi oleh kaum wanita dengan 71.3% dan

28.7% terjadi pada kaum lelaki. Kemudian jika dikelompokkan dari segi usia

51.1% terjadi pada rentang usia 36-59 tahun, 38,3% terjadi pada lansia yang

berusia di atas 60 tahun, dan 10.6% terjadi pada kalangan usia 18-35 tahun (Putra

& Khairan, 2022).

Menurut kemenkes (2019), tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

dengan baik, dapat menyebabkan berbagai komplikasi yakni, penyakit jantung,

stroke, penyakit ginjal, retinopati, penyakit pembuluh darah dan gangguan pada

saraf. Hipertensi dapat menyebabkan nyeri dan gangguan rasa nyaman pada

penderita. Nyeri menjadi salah satu keluhan yang dirasakan oleh penderita

hipertensi. Pada kasus hipertensi terjadi ketidakmampuan pembuluh darah dalam

berfungsi sebagaimana mestinya yang membuat terjadi peningkatan tekanan

darah. Hal tersebut dikarenakan perubahan elastisitas pada arteri dan arteriol yang

membentuk sumbatan pada vascular.

\
3

Secara garis besar penatalaksanaan hipertensi terbagi atas terapi farmakologi

dan nonfarmakologi, penanganan farmakologis bisa dilakukan dengan pemberian

anti hipertensi tunggal ataupun kombinasi, sedangkan nonfarmakologi merupakan

proses terapi dengan memodifikasi gaya hidup seperti diet buah yang

mengandung serat yang tinggi, kalsium, magnesium serta kalium (Putra, 2019).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan diet makanan

penderita hipertensi dalam melaksanakan diet yaitu dukungan keluarga, serta

keyakinan dan kepribadian penderita. Dari faktor di atas dukungan keluarga

mempunyai faktor yang sangat penting dan cukup berarti bagi penderita.

Dukungan keluarga juga sebagai penguat yang dapat mempengaruhi kepatuhan

diet makan yang sedang dijalani penderita. Dukungan keluarga merupakan bentuk

perilaku dan sikap positif yang dapat diberikan kepada penderita yang sedang

mengalami masalah kesehatan.

Berdasarkan masalah tentang ketidakpatuhan diet yang sering terjadi

dimasyarakat, terutama pada lansia maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia Dengan

Ketidakpatuhan Diet Makanan Di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee

Kecamatan Banda Baro Kabupaten Aceh Utara”.

1.2 Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

memberi asuhan keperawatan hipertensi pada lansia dengan

ketidakpatuhan diet

\
4

b. Tujuan Khusus

1) Mampu melakukan pengkajian pada lansia dengan masalah diet

hipertensi

2) Mampu merumuskan diagnosa yang tepat pada lansia dengan masalah

diet hipertensi

3) Mampu menyusun intervensi yang tepat pada lansia dengan masalah

diet hipertensi

4) Mampu melakukan tindakan keperawatan yang dibutuhkan oleh lansia

dengan masalah diet hipertensi

5) Mampu mengevaluasi perkembangan lansia setelah dilakukan

tindakan keperawatan dengan masalah diet hipertensi

1.3 Metode Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulisan menggunakan metode

pengkajian pustaka, yaitu menjelaskan tentang hipertensi melalui data yang

terdapat dari buku, google scholar, dan juga metode studi kasus dengan

pendekatan proses keperawatan. Adapun tehnik penulisan adalah diskriptif, yang

merupakan gambaran kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang

diperoleh saat pengkajian.

a. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan klien maupun dengan keluarga klien

mengenai data pasien

b. Observasi Partisipasi

\
5

Dengan melakukan pendekatan dan melakukan asuhan keperawatan secara

langsung pada klien

c. Studi dokumentasi

Analisa yang dilakukan dengan melihat dan menganalisis dokumen-dokumen

yang dapat berupa informasi klien.

1. 4 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan: Berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah,tujuan penulisan, dan metode penulisan

Bab II Tinjauan Teoritis: Berisi tentang konsep dasar meliputi

definisi,etiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostik, penatalaksaan,

hingga komplikasi. Dan askep teoritis mulai dari pengakajian,diagnosa,

intervensi, implementasi hingga evaluasi

Bab III Tinjauan Kasus: Berisi tentang asuhan keperawatan gerontik yang

meliputi: pengkajian, masalah keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi

keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.

Bab IV Pembahasan: pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, tindakan dan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada lansia

dengan hipertensi di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee Kecamatan

Banda Baro Kabupaten Aceh Utara

Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran bagi perawatan klien dengan masalah

hipertensi di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee Kecamatan Banda Baro

Kabupaten Aceh Utara.

\
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang berakibat terhadap

peningkatan angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan termasuk

di Indonesia. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang

berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya

kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah

besar (aorta) dan pembuluh darah perifer (Jasmin & Avianty, 2023).

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya

140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko

tinggi menderita penyakit jatung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti

penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin

besar resikonya. (Anggita, 2021).

Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018),

hipertensi merupakan penyakit dengan keadaan individu yang bermacam-macam

tetapi gejala yang di alami sama. Gejala tersebut biasanya ditandai dengan sakit

kepala atau rasa berat di kepala, mudah lelah, vertigo, penglihatan kabur dan

mimisan.

2.1.2 Etiologi

Hipertensi merupakan penyakit dengan keadaan yang beragam. Adapun

etiologi hipertensi dapat dikelompokkan menjadi menjadi dua (Nahak, 2019):

6
7

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah hipertensi yang masih belum bisa

diketahui penyebabnya. Kurang lebih 90% pasien hipertensi di Indonesia

termasuk dalam kategori ini. Beberapa faktor yang diduga menjadi

penyebab hipertensi primer (esensial) yaitu :

1) Genetik (keturunan)

Individu yang mempunyai orang tua yang menderita

hipertensi memiliki resiko dua kali lipat lebih besar dibandingkan

orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi

2) Jenis kelamin

Terjadinya hipertensi terhadap pria maupun wanita sama,

akan tetapi wanita sebelum menopause bisa lebih terlindungi

daripada pria pada usia yang sama. Dalam artian lain wanita yang

sudah menopause sangat beresiko mengalami hipertensi.

3) Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang semakin beresiko

terkena hipertensi. Salah satu penyabab hipertensi terhadap lanjut

usia adalah kemampuan jantung memompa darah menurun

sehingga dapat menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah.

4) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang dimasa sekarang juga dapat

mempengaruhi terjadinya hipertensi. Seperti halnya merokok dan


8

mengkonsumsi alkohol. Gaya hidup yang kurang sehat tersebut

dapat memicu naiknya tekanan darah.

5) Konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak

Dimasa sekarang sesorang menuntut segala sesuatunya serba

instan, termasuk mengkonsumsi makanan. Kebanyakan mereka

tidak mempertimbangkan kandungan yang ada dimakanan instan

tersebut. Mengkonsumsi garam dan kandungan lemak berlebih

juga salah satu pemicu terjadinya hipertensi.

6) Obesitas (Berat badan berlebih)

Berkembangnya hipertensi kadang dikaitkan dengan berat

badan berlebih yang membuat aktifitas fisik menjadi berkurang.

Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui atau dapat diartikan sebagai peningkatan tekanan darah karena

suatu kondisi yang ada sebelumnya atau obat-obat tertentu yang dapat

meningkatkan tekanan darah baik secara langsung ataupun tidak (Arifin,

2019).

Hipertensi menjadi salah satu fatkor lansia mengalami perubahan.

Adapun perubahan yang terjadi pada orang dengan lanjut usia sebagai

berikut:

1) Keelastisan dinding aorta yang menurun

2) Katub jantung dapat menebal dan kaku


9

3) Penurunan kemampuan jantung dalam memompa darah yang dapat

menyebabkan kontraksi dan volume menurun

4) Kekurangan efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

2.1.3 Patofisiologi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang dalam jangka panjang

menyebabkan kerusakan organ dan mengakibatkan peningkatan morbiditas dan

mortalitas. Tekanan darah adalah susunan dari curah jantung resistensi vaskuler

sistemik. Dengan demikian, pasien dengan hipertensi arteri mungkin mengalami

peningkatan curah jantung peningkatan resistensi vaskuler sistemik pada

kelompok usia muda curah jantung sering meningkat dan pada pasien yang

dewasa, hipertensi meningkat dengan resistensi vaskular sistemik (Jitowiyono,

2018).

Peningkatan cairan dan peningkatan resistensi perifer merupakan dua dasar

mekanisme penyebab hipertensi. Banyak yang menduga bahwa hipertensi

memberatkan plaque atau plak ateosklerosis. Beberapa pihak lain menemukan

bahwa plaque atau plak aterosklerosis berisi arteri menyebabkan tekanan darah

meningkat. Studi empiris menyatakan bahwa hubungan antara tingginya sodium

pada individu yang berdampak pada tingginya tekanan darah. Namun sebaliknya

turunnya tekanan darah diikuti dengan pengurangan sodium (garam) dalam diet

(Majid, 2018).
10

2.1.4 Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala:

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala

yang dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajar

kemerahan dan kelelahan: yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,

maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya

berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

a. sakit kepala

b. kelelahan

c. mual

d. muntah

e. sesak napas

f. gelisah

Padangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,

mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan

kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak, keadaan ini

disebut ensefalopati hipertensif, yang mermelukan penanganan segera.

Manifestasi klinis hipertensi secara umum dibedakan menjadi:

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
11

memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa

jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan

gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan

medis (Manutung, 2018).

2.1.5 Penatalaksanaan

Mengubah gaya hidup merupakan salah sau cara mengendalikan tekanan

darah tinggi. Misalnya, makan-makanan yang sehat dengan sedikit garam,

berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan mempertahankan berat badan

yang sehat. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan

garam tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan,

menghindari minuman berkafein, rokok dan minuman beralkohol. Olahraga juga

dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda

20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu, penting juga untuk cukup

istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress (Jitowiyono E.2018).

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium; Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko

seperti: hipokoagulabilitas, anemia. BUN/ kreatinin: memberikan informasi

tentang perfusi/fungsi ginjal. Glukosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus


12

hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin. Urinalia:

darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada DM.

b. CT scan: mengkaji adanya tumor ceberal, encelopati.

c. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang

P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

d. IU: mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan

ginjal.

e. Poto dada: menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup, pemebesaran

jantung (Nisa, 2020).

2.1.7 Komplikasi

Hipertensi jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi melalui

aterosklerosis, di mana pembentukan plak menyebabkan penyempitan pembuluh

darah. Hal ini membuat hipertensi memburuk, karena jantung harus memompa

lebih keras untuk menhantarkan darah ke tubuh. Tes tekanan darah secara teratur

dapat membantu orang menghindari komplikasi yang lebih parah. Aterosklerosis

terkait hipertensi dapat menyebabkan :

a. Gagal jantung dan serangan jantung.

b. Aneurisme atau tonjolan abbnormal di dinding arteri yang bisa meledak,

menyebabkan perdarahan hebat dan dalam beberapa kasus kematian.

c. Gagal ginjal.

d. Amputasi retinopati hipertensi di mata, yang bisa menyebabkan kebutaan.

(Jitowiyono, S., 2018:).


13

2.2 Konsep lansia

2.2.1 Definisi

Lansia merupakan tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

mencapai usia >60 tahun keatas. Peningkatan jumlah lansia dapat menyebabkan

masalah dalam proses penurunan fungsi berbagai organ seperti jumlah sel,

aktivitas, kemampuan mencium, berkurangnya sensitivitas dan nafsu makan

sehingga mengalami perubahan struktural, fisiologis, fungsi otak, berfikir dan

mudah lupa (Sumarni, Rosidin, dan Sumarna 2019).

Lansia atau lanjut usia berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998

merupakan orang yang sudah mencapai usia diatas 60 tahun (Gemini, 2021).

Menua bukan sebuah hal penyakit, melainkan proses terus – menerus yang

menyebabkan perubahan kumulatif, termasuk menurunnya daya kekuatan tubuh

saat menghadapi berbagai rangsangan. Proses menua terjadi di kehidupan manusia

sepanjang hidup dimulai sejak awal kehidupan (Mugihartadi & Sari, 2022).

2.2.2 Klasifikasi Lansia

Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia

meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.


b. Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.
c. Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun
d. Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun

Sedangkan Depkes RI menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi

tiga katagori, yaitu :

a. Usia lanjut presenilis yaitu antara usia 45-59 tahun


b. Usia lanjut yaitu usia 60 tahun ke atas
14

c. Usia lanjut beresiko yaitu usia 70 tahun ke atas atau usia 60 tahun ke

atas dengan masalah kesehatan.

2.2.3 Ciri-Ciri lansia

Menurut Triningtyas (2018) ciri-ciri usia lanjut;

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

b. Perbedaan individual pada efek menua

c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda

d. Pelbagai stereotipe orang lanjut usia

e. Sikap sosial terhadap usia lanjut

f. Orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas

g. Menua membutuhkan perubahan peran

h. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri usia lanjut

2.2.4 Proses Lansia

Menurut Hendriani (2021) secara umum, terdapat dua tanda proses penuaan,

yaitu;

a. Tanda-tanda Eksternal

Tanda-tanda eksternal merupakan tanda-tanda penuaan yang dapat

dilihat dengan jelas secara kasat mata. Tandatanda eksternal ini

biasanya terkait dengan perubahan yang tampak pada penampilan fisik

dan faktor-faktor biologis, diantaranya pada kulit, rambut, gigi,

pendengaran, kesehatan fisik dan lain-lain.

b. Tanda-tanda Internal
15

Tanda-tanda internal merupakan tanda-tanda penuaan yang tidak dapat

atau sulit dilihat oleh orang lain. Proses penuaan secara internal ini

biasanya hanya dapat dirasakan oleh individu bersangkutan. Orang di

luar diri individu hanya dapat memperkirakan atau menyimpulkannya

melalui perilaku-perilaku yang tampak saja (overt behavior). Contoh

dari tanda penuaan internal ini terdapat pada perubahan kemampuan

mengingat, kreativitas, kondisi emosi, kepuasan hidup dan lain-lain.

2.2.5 Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

a. Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal

terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita

penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik

terutama pendengaran.

b. Duka cita (Bereavement)

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan

kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada

lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan

kesehatan.

c. Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu

diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu


16

episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan

dan menurunnya kemampuan adaptasi.

d. Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas

umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif

kompulsif, gangguangangguan tersebut merupakan kelanjutan dari

dewasa muda dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis,

depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari

suatu obat.

e. Parafrenia

Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham

(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya

atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang

terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

f. Sindroma Diogenes

Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku

sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia

bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang

dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut

dapat terulang kembali.

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Gerontik

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian
17

a. Identitas klien

Identitas klien yang dapat diambil dari penyakit hipertensi adalah nama,

jenis kelamin, agama, pendidikan terakhir, diagnosa keperawatan,

penanggung jawab (Manurung, 2016).

b. Keluhan utama

Pada pengkajian keluhan utama ini dibagi menjadi dua yaitu, keluhan

utama di catatan medis perawat dan keluhan utama saat dilakukan

pengkajian. Pada pasien hipertensi keluhan utama yang dirasakan adalah

sesak sakit yang terasa dibelakang pundak (Manurung,2016).

c. Riwayat penyakit sekarang

Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan. Pada

sebagian penderita tidak menimbulkan gejala, gejala yang dimaksud

adalah sakit kepala, kelelahan, susah tidur. Jika hipertensi sudah berat

maka sampai terjadi kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal

(Cahyani, 2020).

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit dahulu yang perlu dikaji antara lain : apakah ada riwayat

hipertensi sebelumnya, diabetes melitus, penyakit ginjal, obesitas, riwayat

merokok, dan lain-lain (Niken, 2021).

e. Riwayat penyakit keluarga


18

Dikaji riwayat penyakit dalam keluarga dengan kemungkinan adanya

penyakit keturunan. Pada penderita hipertensi biasanya terdapat keturunan

dari keluarga (Cahyani, 2020).

f. Pengkajian pola fungsional

1) Riwayat pola kesehatan

Pada pasien hipertensi bisanya ditemukan kebiiasaan merokok, sering

mengonsumsi makanan tinggi natrium dan lemak (Cahyani, 2020).

2) Pola pemenuhan nutrisi metabolik

Pola masukan makanan dan cairan, keseimbangan cairan dan elektrolit.

Kaji pola makan, menu makan, dan pilihan bahan makanan. (Cahyani,

2020).

3) Pola eleminasi

Pola fungsi pembuangan dan persepsi klien.

4) Pola aktivitas dan dan latihan

Apakah terjadi penurunan pola aktivitas, faktor yang

mempengaruhi pergerakan klien, adakah keletihan, gaya hidup

monoton(Cahyani, 2020).

5) Pola tidur dan istirahat

Yaitu menjelaskan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap suatu

energi, jumlah tidur pada siang dan malam hari, masalah tidur yang

berhubungan dengan hipertensi yang sering timbul(Cahyani, 2020).

6) Pola kognitif-sensori
19

Kaji keadekuatan alat sensori (penglihatan, pendengaran, pengecapan,

sentuhan) persepsi nyeri, kemampuan fungsional kognitif. (Cahyani,

2020).

7) Pola persepsi dan konsep diri

Sikap individu mengenai dirinya, persepsi terhadap kemampuan, citra

tubuh, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai. (Cahyani, 2020).

8) Pola peran dan hubungan

Persepsi klien tentang peran utama dan tanggung jawab dalam situasi

kehidupan sekarang (Niken, 2021).

9) Pola seksual dan reproduksi

Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien dengan sexualitas dan

tahap dan pola reproduksi (Cahyani, 2020).

10) Pola koping dan intoleransi stress

Bagaimana pola koping umum dan efektif pada toleransi terhadap stress

sistem pendukung dan kemampuan yang dirasakan untuk

mengendalikan dan mengubah situasi (Cahyani, 2020).

11) Pola nilai dan kepercayaan

Nilai-nilai, tujuan atau keyakinan yang mengarahkan pilihan atau

keputusan (Cahyani, 2020).

g. Pemeriksaan fisik
20

1) Keadaan umum

Observasi tanda vital meliputi suhu, nadi, pernafasan, dan

tekanan darah. (Niken, 2021).

2) Sistem pernafasan

Data Mayor :dikaji apakah ada batuk, sesak

Data Minor : dikaji apa ada gelisah, sianosis, frekuensi napas

berubah, pola berubah bunyi napas turun. (Niken,

2021).

3) Sistem kardiovaskuler

Data Mayor : Lelah, TD meningkat, warna kulit pucat atau

sianosis, terdengar suara jantung, nyeri dada

Data Minor : Cemas, gelisah, edema, suhu tubuh < 34,5ºC

4) Sistem persyarafan

Data Mayor : Pemeriksaan Kesadaran atau GCS,

Data Minor : Refleks Fisiologis dan patologis, istirahat tidur.

5) Sistem pengindraan

Biasanya pendengaran pada lansia menurun, simetris kiri kanan.

6) Sistem pencernaan

Data Mayor : BB menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.

Data Minor : kaji nafsu makan , frekuensi makan, porsi makan,

Jumlah, jenis makanan, nyeri tekan, lokasi kembung, peristaltik

usus, pembesaran hepar, lien, konsistensi BAB, frekuensi, bau dan

warna (Niken, 2021).


21

7) Sistem saraf :

Pada sistem saraf pusar biasanya terdapat masalah seperti sakit

kepala, paresis, tremor

8) Sistem muskuloskeletal dan integumen

Pada penderita hipertensi tidak terjadi kelainan tonus otot, terkecuali

jika sudah terjadi komplikasi dari hipertensi itu sendiri seperti

stroke, maka akan terjadi penurunan tonus otot (Nurhasanah, 2013).

9) Sistem kardiovaskuler

Kulit pucat, sianosis, terjadi peningkatan tekanan darah, nadi

biasanya takikardi (Niken, 2021).

Konsep Pengkajian Fungsional Gerontik

a. Ketergantungan/kemandirian lansia menggunakan indeks bartel

b. MMSE (Mini Mental Status Exam) mengidentifikasi aspek kognitif dan

fungsi mental lansia

c. SPMSQ (Short Portable Mental Status Questioner) Identifikasi tingkat

kerusakan intelektual

d. Pengkajian Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada pasien Hipertensi berdasarkan

respon pasien yang disesuaikan dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(SDKI) (2016) yaitu : Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan

lingkungan (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016). Gangguan pola


22

tidur merupakan gangguan kualitas dan kuantias waktu tidur akibat faktor

eksternal (SDKI, 2016).

Gejala dan tanda mayor pada gangguan pola tidur didapat dari data objektif

yaitu klien tampak sulit tidur. Dan pada data subjektif klien mengatakan sering

terjaga, pola tidur berubah, tidak puas tidur, istirahat tidak cukup. Sedangkan pada

gejala dan tanda minor didapat data objektif yaitu tekanan darah meningkat, pola

napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri,

berfokus pada diri sendiri dan diaforesis. Pada data subjektif klien mengatakan

nafsu makan berkurang. Kondisi klinis terkait seperti nyeri, hipertiroidisme,

kecemasan, penyakit paru obstruktif, kehamilan, pasca pasrtum, kondisi pasca

operasi.

2.3.3 Intervensi Keperawatan

Tabel 2.1 intervensi keperawatan

Diagnosa Tujuan/
No Nic
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan a. jelaskan kepada
kunjungan sebanyak 3x klien tentang
keluarga dan klien penyebab, periode
mampu mengenal dan pemicu nyeri
masalah kesehatan b. Anjurkan klien
tentang penyakit untuk memonitor
hipertensi dengan nyeri secara mandiri
kriteria hasil : c. Anjurkan klien
a klien mengerti untuk banyak
tentang penyebab, beristirahat dan tidur
periode dan pemicu d. Ajarkan teknik
nyeri nonfarmakologis
b klien mampu untuk meredakan
memonitor nyeri nyeri ( misal. Teknik
secara mandiri distraksi, teknik
relaksasi,teknik
c. klien mampu imajinasi
mendemonstrasika n terbimbing, kompres
23

kembali tentang hangat, terapi musik,


tehknik teknik nafas dalam )
nonfarmakologis e. Observasi skala
untuk meredakan nyeri, lokasi,
nyeri. karakteristik durasi,
frekuensi kualitas
dan intensitas nyeri
2. Intoleransi Aktivitas Setelah di lakukan 3x a. Jelaskan kepada
kunjungan di harapkan klien tentang
klien mampu melakukan pentingnya
aktivitas sehari- hari melakukan aktivitas
Dengan kriteria hasil : fisik olahraga
a. Klien mengerti secara rutin.
tentang pentingnya b. Anjurkan klien
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
fisik olahraga secara secara bertahap.
teratur c. Ajarkan klien
b. Klien mampu latihan rentang
melakukan aktivitas gerak pasif dan atau
secara bertahap aktif.
c. Klien mampu d. Jelaskan kepada
mendemonstrasikan klien Frekuensi,
tentang cara latihan durasi, intensitas
rentang gerak pasif program latihan
dan atau aktif yang di inginkan.
e. Ajarkan klien untuk
mengidentifikasi
target dan jenis
aktivitas yang
mampu di lakukan.
f. Ajarkan klien
latihan pemanasan
dan pendinginan
yang tepat.
24

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang

perawat dalam membatu pasien dari masalah status kesehatan yang dialami ke

status yang lebih baik sehingga mengambarkan kriteria hasil yang diharapkan

(Potter dkk, 2018).

Implementasi juga menuangkan rencana asuhan keperawatan kedalam

tindakan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan

intervensi yang spesifik, tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam

mencapai peningkatan kesehatan baik yang dilakukan secara mandiri maupun

kolaborasi dan rujukan (Bulucheck dkk, 2017).

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap penilaian tentang kesehatan klien, yang mana

tujuan telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan melibatkan

klien, keluarga dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi ini sesuai

dengan kriteria yang diharapkan, format yang dipakai adalah SOAP

(Wahyuni, 2016) :

a. S : data subjektik

Perkembangan keadaan yang mana di dasarkan dengan apa yang di rasakan,

dikeluhkan dan dikemukakan oleh klien.

b. O: data objektif

Perkembangan yang mana bisa diamati dan di ukur oleh perawat atau tim

kesehatan yang lainnya.

c. A : Analisis
25

Penilaian dari kedua jenis data ( subjektif dan objektif )

d. P : Perencanaan

Rencana penanganan klien yang didasarkan dari hasil analisis yang berisi

melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila keadaan atau masalah belum

teratasi
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Hari/Tanggal pengkajian : Rabu/8 Februari 2023

Tempat (Gampong) : Gampong Cot Jabet

Dusun : Blang Mee

Nama Perawat : Husnul Fuad

A. Identitas Klien

Nama : Ny. F

Umur : 68 Tahun

Tempat/Tanggal Lahir : Gampong Cot jabet / Tahun 1964

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku : Aceh

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Status perkawinan : Cerai Mati

Alamat : Gampong Cot Jabet

No. HP/Telepon :-

26
27

Genogram

Keterangan:

: Laki Laki

: Perempuan

: Perempuan Meninggal

: Laki-Laki Meninggal

: Klien Ny. F

B. Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan saat ini : IRT

Pekerjaan sebelumnya : Pedagang

Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : Dari Anak

C. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan Saat Ini (Keluhan utama ) :

Klien mengatakan dalam mengkonsumsi makanan sehari-hari tidak

mematuhi diet yang dianjurkan karena tidak terlalu memahami diet yg

dijalani, pasien sering memasak sayur santan dan ikan yang diasinkan. 3

hari terakhir pasien mengatakan nyeri kepala, pusing dan tengkuk


28

bagian belakang terasa berat. Nyeri yang dirasakan semakin terasa

dikarenakan pasien telah makan buah durian 3 hari yang lalu.

2. Riwayat kesehatan dahulu (Status kesehatan selama setahun yang lalu) :

Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat ataupun makanan

dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, gagal ginjal.

3. Riwayat kesehatan keluarga : Klien mengatakan anak terakhirnya

menderita asma

4. Pengkajian masalah kesehatan kronis :

No Keluhan Kesehatan 3 Bulan Terakhir 3 2 1 0

A Fungsi Penglihatan

1. Penglihatan Kabur √

2. Mata Berair √

3. Nyeri Pada Mata √

B Fungsi Pendengaran

4. Pendengaran Berkurang √

5. Telingan Berdenging √

C Fungsi Pernapasan

6. Batuk Lama Disertai Keringat Malam √

7. Sesak Napas √

8. Berdahak/Sputum √

D Fungsi Jantung

9. Jantung Berdebar-debar √

10. Cepat Lelah √


29

11. Nyeri Dada √

E Fungsi Pencernaan

12. Mual/Muntah √

13. Nyeri Ulu Hati √

14. Makan Dan Minum Banyak √

15. Perubahan Kebiasaan BAB √

F Fungsi Pergerakan

16. Nyeri Kaki Saat Berjalan √

17. Nyeri Pinggang Atau Tulang Belakang √

18. Nyeri Persendian √

G Fungsi Persarafan

19. Lumpuh Atau Kelemahan Pada Kaki/Tangan √

20. Kehilangan Rasa √

21. Nyeri/ Pegal Pada Daerah Tengkuk √

H Fungsi Saluran Perkemihan

22. BAK Banyak √

23. Sering BAK Pada Malam Hari √

24. Tidak Mampu Mengontrol BAK (Ngompol) √

Jumlah 34

Keterangan

(3) Selalu; (2) Sering; (1) Jarang; (0) Tidak Pernah


30

Interpretasi Hasil:

Skor ≤ 25 : Tidah Ada Masalah Kesehatan Kronis

Skor 26 – 50 : Masalah Kesehatan Kronis Sedang

Skor ≥ 50 : Masalah Kronis Berat

Kesimpulan : Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

klien memiliki masalah kesehatan kronis sedang terbukti dari hasil skor

yang didapat sebanyak 34.

E. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Klien mengatakan sakit pada bagian tengkuk sejak

tadi pagi.

2. Tanda-Tanda Vital

1. Tekanan Darah : 160/100 mmHg

2. Nadi : 80 x/mnt

3. Respirasi : 21x/mnt

4. Temperature : 36,60C

3. Pemeriksaan fisik Head to toe (terkait dengan data yang di alami oleh

klien : Klien mengatakan kaki sebelah kirinya terasa lemas

4. Riwayat Penggunaan Obat-Obatan

Nama : Amlodipine

Dosis : 5mg

Bagaimana/kapan menggunakan : Ny. F mengatakan ia hanya

mengkonsumsi obat tersebut ketika kambuh saja


31

5. Alergi

Obat-obatan :-

Makanan :-

Faktor lingkungan :-

F. Pola Kebiasaan

1. Pola Nutrisi

Diet khusus, pembatasan makanan atau pilihan : Pasien mengatakan

dianjurkan dihipertensi oleh dokter namun sering tidak dilakukan

Riwayat peningkatan/penurunan berat badan : Tidak ada

Pola konsumsi makanan (frekuensi) : 3x/sehari

Makanan kesukaan : Klien mengatakan suka Makan bolu

Makanan yang tidak di sukai : Tidak ada

2. Pola istirahat/tidur

Kebiasaan tidur : Klien mengatakan tidur jam 23.00

Lama tidur : 6 jam

Insomnia : klien mengatakan terkadang mengalami

sulit tidur karena gelisah

Hambatan : Klien mengatakan sering gelisah

3. Rekreasi dan Hiburan

Hobi/Minat :-

Liburan/Perjalanan: Klien mengatakan ketika ia masih sehat klien

sering pulang kerumah anaknya sembari berlibur


32

Hiburan : Klien mengatakan hiburan

diperoleh dari menonton televisi

G.Pengkajian emosional dan Status mental

1. Pengkajian Emosional

Pertanyaan Tahap 1 : Ya Tidak

1. Apakah klien mengalami sukar tidur? √

2. Apakah klien sering merasa gelisah? √

3. Apakah klien sering murung dan menangis sendiri? √

4. Apakah klien seringwas-was dan khawatir? √

Lanjutkan ke pertanyaan Tahap 2 jika ≤ 1 jawaban “Ya”

Pertanyaan Tahap 2 : Ya

Tidak

1. Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali √


dalam 1 bulan?
2. Ada masalah atau banyak pikiran? √

3. Ada gangguan/masalah dalam keluarga? √

4. Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran √


dokter?
5. Cenderung mengurung diri? √

Bila ≥ 1 jawaban “Ya” berarti masalah emosional (+)

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengkajian diatas masalah emosional klien

baik, dan tidak ada masalah apapun


33

2. Pengkajian Status Mental

a. Identitas tingkat depresi pada lansia dengan investari Depresi Beck

Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya

2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya

1 Saya sedih atau galau

0 Saya tidak merasa sedih


B. Pesimisme
Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat
3
membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang ke depan

1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan

0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan
C. Rasa Kegagalan
3 Saya benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya
2
kegagalan
1 Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya

0 Saya tidak merasa gagal


D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya

2 Saya tidak lagimendapatkan kepuasan dari apapun

1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan

0 Saya tidak merasa tidak puas


E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

2 Saya merasa sangat bersalah


34

1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik

0 Saya tidak merasa benar-benar bersalah


F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri

2 Say muak dengan diri saya sendiri

1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri


G. Membahayakan diri sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan

2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri

1 Saya merasa lebih baik mati


Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri
0
sendiri
H. Menarik diri dari sosial
Jookpn Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli
3 pada mereka

Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
2
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya

0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain


I. Keragu-raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

1 Saya berusaha mengambil keputusan

0 Saya membuat keputusan yang baik


J. Perubahan gambar diri

3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan


35

Saya merasa bahwa ada perubahan permanen dalam penampilan saya dan
2
ini membuat saya tidak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik

0 Saya merasa tampak lebih buruk dari sebelumnya


K. Kesulitan kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan
2
sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu

0 Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya


L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

2 Saya merasa lelah unutk melakukan sesuatu

1 Saya merasa lelah dari biasanya

0 Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya


M. Anoreksia
3 Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali

2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang

1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya

0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya


Penilaian:

0-4 = Depresi tidak ada atau minimal

0-7 = Depresi

8-15 = Depresi sedang

≥16 = Depresi berat


36

Kesimpulan: Berdasarkan identifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa

penilaian tingkat Depresi pada klien memiliki nilai 4 yang artinya

tidak ada depresi yang dialami klien

b. Identifikasi skala depresi pada lansia dengan Geriatrik Yesavage

Penilaian jika jawaban sesuai dengan jawaban “ya” atau “tidak”

sesuai jenis pertanyaan akan diberi poin 1

No Pertanyaan Jaw
aban
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda Tidak
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat Ya
atau kesenangan anda
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Ya
4. Apakah anda sering merasa bosan? Ya
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat? Tidak
6. Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda? Ya
7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu Tida
k
8. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada keluar dan Ya
mengerjakan sesuatu hal baru
9. Apakah anda merasa mempunyai masalah dengan ingatan anda Ya
daripada yang lainnya.
10. Apakah anda berpikir bahwa hidup anda sekarang ini Tida
menyenangkan k
11. Apakah anda merasa sangat tidak berguna dengan keadaan anda Ya
sekarang
12. Apakah anda merasa penuh semangat Tida
k
13. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan Ya
14. Apakah anda berfikir bahwa banyak orang yang lebih baik dari Ya
pada anda
Interpretasi Hasil:

Skor 5-9 :Menunjukkan kemungkinan besar depresi

Skor ≥10 :Menunjukkan depresi


37

Kesimpulan: Berdasarkan identifikasi skala depresi pada klien, diperoleh

nilai sebanyak 6 yang berarti jika klian menunjukkan kemungkinan besar

depresi

H. Pengkajian Status Fungsional

1. Pengkajian Status Fungsional dengan Indeks Barthel

Aktifitas Skor Ket

Makan
0 = Tidak Dapat Melakukan Sendiri
1 = Membutuhkan Bantuan Orang Lain sebagian: 0/1/2 2
Memotong makanan, Membuat Modifikasi, dll
2 = Mandiri
Mandi
0 = Tergantung 0/1 1
1 = Mandiri
Berdandan
0 = Membutuhkan Bantuan 0/1 1
1 = Mandiri
Berpakaian
0 = Tergantung
1 = Membutuhkan bantuan terapi dapat melakukan 2
0/1/2
sebagian
2 = mandiri (termasuk memasukkan kancing, resleting,
dll
Kontrol Bowel
0 = Inkontinensia atau Kateter dan tidak dapat mengatur
sendir 0/1/2 1
1 = Kadang-kadang terganggu
2 = Kontinen (BAB & BAK)
Kontrol Bladder
0 = Inkontinensia atau Kateter dan tidak dapat mengatur
sendir 0/1/2 1
1 = Kadang-kadang terganggu
2 = Kontinen
Penggunaan Toilet 0/1/2 2
0 = Tergantung
1 = Membutuhkan Bantuan Sebagian
38

2 = Mandiri
Berpindah (dari tempat tidur ke kursi dan kembali lagi)
0 = Tidak dapat, tidak ada keseimbangan saat duduk
1 = membutuhkan banyak bantuan fisik (satu atau dua 0/1/2/ 3
orang) dapat duduk 3
2 = Membutuhkan sedikit bantuan (verbal atau fisik)
3 = Mandiri
Total (0-20) 13

Keterangan:

20 = Mandiri

12-19 = Ketergantungan Ringan

9-11 = Ketergantungan Sedang

5-8 = Ketergantungan Berat

0-4 = Ketergantungan Total

Kesimbulan: Berdasarkan pengkajian status fungsional diatas dengan

menggunakan metode indeks barthel didapat nilai 13 yang berarti klien

memiliki ketergantungan ringan.

2. Pengkajian Status Fungsional dengan Karz Indeks

Termasuk dalam katagori yang manakah klien


Skor Kriteria
A Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
B Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
D Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lainnya

E Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang


lain
F Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ketoilet, berpindah dan satu
fungsi yang lain
39

G Ketergantungan untuk semua fungsi di atas

Kesimpulan: Berdasarkan tabel pengkajian diatas dapat disimpulkan

bahwa klien memiliki skor A dimana klien mampu mandiri dalam

makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke

toilet, berpindah, dan juga mandi.

I. Pengkajian Keseimbangan

Pengkajian Keseimbangan Untuk Lansia

1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini

Hasil Observasi
N
Perubahan Posisi dan Gerakan Tidak
O Ya (1)
(0)
Bangun dari kursi
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan,
1. tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan 0
atau bergerak ke bagian depan kursi dahulu, tidak
stabil pada saat berdiri pertama kali
Duduk ke kursi
2.Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk ditengah kursi 0
Catatan : kursi harus yang keras tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum
perlahan-lahan sebanyak 3 kali dnegan hati-hati)
3.Klien menggerakkan kaki ke atas, memegang objek untuk 0

dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya


Catatan : lakukan dalam keadaan mata klien terbuka
Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong
sternum
4.perlahan-lahan sebanyak 3 kali dnegan hati-hati) 0
Klien menggerakkan kaki ke atas, memegang objek untuk
40

dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya


Catatan : lakukan dalam keadaan mata klien tertutup
Perputaran leher
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan, 1
5.
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing
atau keadaan tidak stabil
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan
6. bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pada 1
ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu
untuk dukungan
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek
7.kecil (mis. Pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa 0
berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha yang keras untuk
bangun
41

Skor Keseimbangan : berdasarkan tabel diatas klien mendapat skor 2

2. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Beri nilai 0 jika tidak menunjukkan kondisi dibawah ini

Beri nilai 1 jika klien menunjukkan salah satu kondisi dibawah ini
42

Hasil Observasi
NO Gaya Berjalan dan Pergerakan Tidak
Ya (1)
(0)
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan

1.Ragu-ragu, tersandung, memegang objek untuk dukungan 0

2.Ketinggian langkah kaki (memegang kaki saat melangkah)


Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser 0
atau menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5
cm)
3. Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi
dari samping klien Setelah langkah-langkah awal,
langkah menjadi tidak konsisten, memulai
0
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain
menyentuh
lantai
4.Ketidaksimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari
samping klien) 1
Langkah kaki tidak simetris terutama pada bagian yang
sakit
5.Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik
diobservasi dari samping klien) 0
Tidak berjalan dengan garis lurus bergelombang dari sisi
ke sisi
6.Berbalik
Berhenti sebelum mulai balik , jalan sempoyongan, 0
bergoyang, memegang objek untuk dukungan

Interpretasi Hasil :

0-5: Risiko Jatuh Rendah

6-10: Risiko Jatuh Sedang

11-1: Risiko Jatuh Tinggi


43

Kesimpulan : Berdasarkan hasil tabel diatas hasil interpretasi yang didapat

klien adalah 1 yaitu dengan resiko jatuh rendah.

J. Pengkajian Resiko Jatuh

No Pengkajian Skala Nilai

1. Riwayat Jatuh apakah lansia pernah jatuh dalam 3


bulan terakahir Tidak: 0
0
Ya : 25

2. Diagnosis sekonder : apakah lansia memiliki lebih


dari satu penyakit Tidak: 0
15
Ya : 15

3. Alat bantu jalan : 0


Bed rest / di bantu perawat
Kruk / Tongkat / Walker 15 0
Berpegangan pada benda-benda di sekitar (kursi,
lemari, meja) 30

4. Terapi intravena : apakah saat ini lansia terpasang


infus Tidak: 0
0
Ya : 20

5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0


Normal / bed rest/ immobile (tidak dapat bergerak
sendiri) 10 0
Lemah ( tidak bertenaga)
Gangguan / tidak normal (pincang/diseret) 20

6. Status Mental : 0
Lansia menyadari kondisi dirinya 0
Lansia mengalami keterbatasan daya ingat 15

Skor 15
Keterangan :

Tidak berisiko : 0-24 : Perawatan Dasar

Risiko rendah 25-50 : Pelaksanaan Intervensi Jatuh Standar


44

Risiko Tinggi ≥ 51 : Pelaksanaan Intervensi Pencegahan Jatuh risiko tinggi

Kesimpulan : Berdasarkan pengkajian resiko jatuh diatas klien mendapat

skor 15 atau tidak beresiko jatuh dan hanya memerlukan perawatan dasar

saja.

K. Pengkajian Kognitif

1) Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan


Short Portable Mental Status (SPMSQ)
Skor
Jawaba
Bena No. Pertanyaan
Salah n
r
√ 01 Tanggal berapa hari ini Tidak tau

√ 02 Hari apa sekarang ini (Hari, tanggal, tahun) Selasa

Gampong Cot
√ 03 Apa nama tempat ini Jabet

Cot jabet dusun


√ 04 Dimana alamat anda blang mee

√ 05 Berapa umur anda 68

√ 06 Kapan anda lahir ( minimal tahun lahir ) Lupa

√ 07 Siapa presiden Indonesia sekarang Jokowi

√ 08 Siapa presiden Indonesia sebelumnya SBY

√ 09 Siapa nama ibu anda Siti Zainab

Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3


√ 10 -
dari setiap angka baru, semua secara menurun

∑=7 ∑=3

Jumlah Kesalahan Total = 3


45

Interpretasi hasil:

a. Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh

b. Salah 3-4 : Kerusakan intelektual yang ringan

c. Salah 5-7 : Kerusakan intelektual yang sedang

d. Salah 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat

Kesimpulan : Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

kerusakan intelektual yang dialami klien bersifat ringan dengan skor 3.

2) Identifikasi Aspek Kognitif / Afektif (Status Mental) dengan

menggunakan Mini Mental State Exam (MMSE)

No Aspek kognitif Nilai Nilai Kriteria


maksimal Klien
1. Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
• Tahun
• Musim
• Bulan
• Tanggal
• Hari

Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang berada :


• Negara Indonesia
• Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam
• Kota Lhokseumawe/
Kabupaten Aceh
Utara
• Bangunan (Rumah)
• Lantai Bangunan (Kamar)
46

2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 objek (oleh


pemeriksa) 1 detik untuk
mengatakan masing-masing objek.
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
•Objek Kursi
•Objek Pohon Kelapa
•Objek Kereta
3. Perhatian da 5 0 Minta klien untk memulai dari
kalkulasi n angka 100
kemudiandikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
• 93
• 86
• 79
• 72
• 65

4 Mengingat 3 3 Minta klien untk mengulangi ketiga


objek pada no.2 ( registrasi ) tadi.
Bila benar, 1 poin untuk masing-
masing objek

5 Bahasa 2 2 Tunjukan pada klien suatu benda


dan tanyakan namanya pada klien
• ( misal jam tangan)
• (misal pensil)
1 1 Minta kien untk mengulangi kata
berikut
’’Tak ada jika, dan, atau, tetapi”
3 3 Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah
47

1. Ambil kertas ini di tangan


anda
2. Lipat menjadi dua
3. Taruh dilantai
1 1 Perintahkan pada klien untuk
membaca dan mengikuti kalimat
berikut
“TUTUP MATA ANDA”
1 1 Minta klien untuk menulis sebuah
kalimat
1 0 Gambarkan kembali objek berikut

Total 30 21
Interpretasi Hasil :
a. > 22 : Aspek konitif dari fungsi mental baik
b. 18 – 22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
c. ≤ 17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

Kesimpulan : Berdasarkan tabel ditas maka dapat disimpulkan bahwa nilai

indentifikasi fungsi status mental klien adalah skor 21 artinya kerusakan

aspek fungsi mentak bersifat ringan

L. Pengkajian Fungsi Sosial dengan menggunakan APGAR Keluarga

No Uraian Fungsi Skor


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu 2
Adaptation
pada waktu sesuatu menyusahkan saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)


saya membicarakan sesuatu dengan saya dan 2
Partneship
mengungkapkan masalah dengan saya
48

3. Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya


menerima dan mendukung keinginan saya untuk 1
Growth
melakukan aktivutas atau arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)


saya mengekpresikan efek dan berespon terhadap
emosi-emosi saya seperti marah, sedih atau Affection 2
mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-taman saya dan


Resolve 1
saya menyediakan waktu bersama-sama

Total 8
Keterangan :
Selalu = 2 ; Kadag-kadang = 1 ; Hampir Tidak
Pernah = 0
Total Skor
8-10 : Fungsi Keluarga Sehat

4-7: Fungsi Keluarga Kurang Sehat

0-3: Fungsi Keluarga Sakit

M. Spiritual
Kegiatan keagamaan : Klien mengatakan selalu melakukan sholat 5

waktu dan rutin mengikuti pengajian setiap jumat

Konsep Keyakinan Klien Tentang Kematian : Klien mengatakan rezeki,

kematian Semua kehendak Allah SWT

Harapan-harapan: klien berharap suatu saat ia dapat berkumpul dengan

semua anak- anaknya.


49

3.2 Analisa Data

Tabel 3.1 Analisa Data

No Data Masalah

1. Data Subyektif: Ny. F

mengatakan dalam

mengkonsumsi makanan sehari-

hari tidak mematuhi diet yang


Ketidakpatuhan
dianjurkan karena tidak terlalu

memahami diet yg dijalani

Data Objektif: -

2. Data Subyektif: Ny. F mengatakan 2 Nyeri Akut

hari terakhir ini ia sering mengalami

nyeri kepala, pusing dan tengkuk bagian

belakang terasa berat

Data Objektif: Tampak pasien

memegang kepalanya sesekali karena

nyeri kepala

TTV :

TD: 160/100 mmHg

N: 88 x/mnt

RR: 22x/mnt

T: 36,60C
50

TB/BB : 145 cm/50 kg

3. Data Subyektif: Ny. F mengatakan

sulit tidur pada malam hari, sering

terbangun dan merasa gelisah Gangguan Pola Tidur


Data Objektif: Mata klien tampak sayu

dan wajahnya tidak segar

3.3 Diangnosa Keperawatan

a. Ketidakpatuhan

b. Nyeri Akut

c. Gangguan Pola Tidur

3.4 Rencana keperawatan

Tabel 3.2 Rencana Keperawatan

Perencanaan
No Data
Diagnosa Noc Nic

1. Data Ketidakpatuhan Setelah dilakukan 1 Identifikasi

Subyektif: tindakan asuhan tingkat

Ny. F keperawatan selama pemahaman

mengataka 3x8 jam diharapkan pada penyakit,

n dalam tingkat kepatuhan komplikasi

mengkonsu pasien membaik dan

msi dengan kriteria hasil: pengobatan


51

makanan  Resiko komplikasi (diet) yang

sehari-hari penyakit atau dianjurkan

tidak masalah kesehatan 2 Identifikasi

mematuhi menurun perubahan

diet yang  Perilaku mengikuti kondisi

dianjurkan progam kesehatan

karena perawatan/pengo yang baru

tidak batan membaik dialami

terlalu Tanda dan 3 Libatkan

memahami gejala penyakit keluarga

diet yg menurun sebagai

dijalani pengawas diet

Data nonfarmakolo

Objektif: - gi

4 Jelaskan

pentingnya

mengikuti

pengobatan

(diet) sesuai

dengan

progam

5 Jelaskan

akibat yang
52

mungkin

terjadi jika

tidak

mematuhi

pengobatan

(diet

2. Data Subyektif: Nyeri Akut Setelah dilakukan 1 Manajemen

Ny. F mengatakan tindakan keperawatan nyeri

2 hari terakhir ini ia selama 3x8 jam 2 Identifikasi

sering mengalami diharapkan nyeri yang lokasi,

nyeri kepala, dirasakan klien karakteristik,

pusing dan tengkuk berkurang dengan durasi,

bagian belakang kriteria hasil: frekuensi dan

terasa berat  Klien mampu kualitas nyeri

Data Objektif: mengontrol nyeri 3 Identifikasi

Tampak pasien  Klien tampak segar faktu yang

memegang  Ttv dalam batas memperparah

kepalanya sesekali normal dan

karena nyeri kepala meringankan

TTV : nyeri

TD: 160/100 4 Ajarkan

mmHg tehnik tarik


53

N: 88 x/mnt nafas dalam

RR: 22x/mnt

T: 36,60C

TB/BB : 145

cm/50 kg

3. Data Subyektif: Gangguan Pola Setelah dilakukan 1 Identifikasi

Ny. F mengatakan Tidur tindakan keperawatan masalah

sulit tidur pada selama 3x8 jam gangguan

malam hari, sering diharapkan masalah tidur klien,

terbangun dan klien teratasi dengan karakteristik

merasa gelisah kriteria hasil: dan penyebab

Data Objektif:  Pola tidur kembali 2 Anjurkan

Mata klien tampak normal klien untuk

sayu dan wajahnya  Hilang rasa tidur dibawah

tidak segar gelisah jam 22.00

3 Tempat tidur

nyaman

3.5 Catatan Pelaksanaan


(Kamis 9 Februari 2023)

DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakpatuhan 1 Identifikasi tingkat Subjektif:

pemahaman pada penyakit,  Pasien dan keluarga

komplikasi dan pengobatan pasien mengatakan


54

(diet) yang dianjurkan memahami tentang menu

2 Identifikasi perubahan diet yang dijelaskan,

kondisi kesehatan yang baru tetapi pasien masih

dialami sering mengkonsumsi

3 Libatkan keluarga sebagai makanan bersantan dan

pengawas diet ikan yang diasinkan.

nonfarmakologi  Pasien mengatakan akan

4 Jelaskan pentingnya berusaha untuk

mengikuti pengobatan (diet) mematuhi diet makanan

sesuai dengan progam sesuai anjuran

5 Jelaskan akibat yang Objektif:

mungkin terjadi jika tidak  Pasien dan keluarga

mematuhi pengobatan (diet pasien tampak

memahami menu diet

yang benar dan akan

mencoba untuk

menerapkannya

 Masalah kesehatan

masih tampak pada

pasien

 TTV

S : 36,8

Nadi : 85 x/m
55

RR : 20x/m

TD : 180/100

mmHg

Analisa:

Masalah Belum

Teratasi

Perencanaan:

1 Mengidentifikasi tingkat

pemahaman pada

penyakit, komplikasi dan

pengobatan (diet) yang

dianjurkan

2 Mengidentifikasi

perubahan kondisi

kesehatan yang baru

dialami

3 Melibatkan keluarga

sebagai pengawas diet

nonfarmakologi

4 menjelaskan pentingnya

mengikuti pengobatan

(diet) sesuai dengan

progam
56

5 Menjelaskan akibat yang

mungkin terjadi jika tidak

mematuhi pengobatan

(diet

Nyeri Akut 1 Manajemen nyeri Subjektif:

2 Identifikasi lokasi,  Klien mengatakan

karakteristik, durasi, tengkuknya terasa berat

frekuensi dan kualitas nyeri Objektif:

3 Identifikasi faktu yang  TTV

memperparah dan S : 36,8

meringankan nyeri Nadi : 85 x/m

4 Ajarkan tehnik tarik nafas RR : 20x/m

dalam TD : 160/100

mmHg

Analisa:

Masalah belum teratasi

Perencanaan:

1 Memanajemen nyeri

2 Mengidentifikasi lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi dan kualitas

nyeri

3 Mengidentifikasi faktu
57

yang memperparah dan

meringankan nyeri

4 Mengajarkan tehnik tarik

nafas dalam

Gangguan Pola Tidur 1. Identifikasi masalah Subjektif:

gangguan tidur klien,  Klien mengatakan sulit

karakteristik dan penyebab tidur dimalam hari

2. Anjurkan klien untuk tidur  Klien mengatakan siring

dibawah jam 22.00 terbangan dan merasa

3. Tempat tidur nyaman gelisah

Objektif:

 Klien tampak sesekali

menguap

 Klien tampak gelisah

Analisa:

Masalah Belum Teratasi

Perencanaan:

1. Mengidentifikasi

masalah gangguan tidur

klien, karakteristik dan

penyebab

2. Menganjurkan klien

untuk tidur dibawah jam


58

22.00

3. Ciptakan lingkuangan

yang nyaman

(Jumat,10 Februari 2023)


DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Ketidakpatuhan 1 Identifikasi tingkat Subjektif:

pemahaman pada penyakit,  Klien mengatakan sudah

komplikasi dan pengobatan mulai menghindari

(diet) yang dianjurkan makanan berlemak dan

2 Identifikasi perubahan asin

kondisi kesehatan yang baru Objektif:

dialami  TTV

3 Libatkan keluarga sebagai S : 36,8

pengawas diet Nadi : 85 x/m

nonfarmakologi RR : 20x/m

4 Jelaskan pentingnya TD : 120/80

mengikuti pengobatan (diet) mmHg

sesuai dengan progam Analisa:

5 Jelaskan akibat yang Masalah Teratasi

mungkin terjadi jika tidak Perencanaan:

mematuhi pengobatan (diet Intervensi

dihentikan
59

Nyeri Akut 1 Manajemen nyeri Subjektif:

2 Identifikasi lokasi, Klien mengatakan nyerinya

karakteristik, durasi, berkurang

frekuensi dan kualitas nyeri Objektif:

3 Identifikasi faktu yang  Klien tampah segar

memperparah dan  TTV

meringankan nyeri S : 36,8

4 Ajarkan tehnik tarik nafas Nadi : 85 x/m

dalam RR : 20x/m

TD : 130/90

mmHg

Analisa:

Masalah Teratasi Sebagian

Perencanaan:

Intervensi Dilanjutkan

Gangguan Pola Tidur 1. Identifikasi masalah Subjektif:

gangguan tidur klien,  Klien mengatakan masih

karakteristik dan penyebab sulit tidur

2. Anjurkan klien untuk tidur  Klien mengatakan

dibawah jam 22.00 gelisahnya berkurang

3. Tempat tidur nyaman Objektif:

-
60

Analisa:

Masalah Teratasi Sebagian

Perencanaan:

1. Mengidentifikasi

masalah gangguan tidur

klien, karakteristik dan

penyebab

2. Menganjurkan klien

untuk tidur dibawah jam

22.00

3. Ciptakan lingkuangan

yang nyaman
BAB IV

PEMBAHASAN

4. 1 Pengkajian

Asuhan keperawatan lansia pada Ny.F dengan hipertensi dilakukan sejak

tanggal 8-10 Februari 2023. Dari data yang penulis dapatkan Ny.F beragama

islam, alamat di Gampong Cot Jabet Dusun Blang Mee Kecamatan Banda Baro

Kabupaten Aceh Utara, Beliau tinggal bersama 1 anaknya suaminya telah lama

meninggalkan mereka karena penyakit diabetes.

Penulis melakukan kunjungan rumah pada tanggal 8 februari 2023, pada

saat itu Ny.F mengatakan Nyeri kepala. Pada saat awal pengkajian klien Ny.F

ditemukan peningkatan tekanan darah tinggi pada klien yaitu 160/100 mmHg

yang disebabkan oleh banyaknya fikiran dan stres. Ny.F sering merasakan pusing,

nyeri kepala, nyerinya seperti tertekan benda berat dengan skala nyeri 5 (sedang),

Ny.F juga mengatakan sering lelah padahal baru sebentar melakukan aktivitas.

Ny.F mengatakan masih mengonsumsi makanan tinggi garam seperti ikan asin,

padahal ia tau jika mengkonsumsi garam berlebihan tidak baik untuk pasien

dengan penderita hipertensi.

4. 2 Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tinjauan kepustakaan menurut Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (2016) dignosa yang muncul tidak jauh berbeda dengan diagnosa yang

terdapat pada tinjauan kasus, pada tinjauan teoritis diagnosa yang terdapat yaitu

nyeri akut, intoleransi aktivitas, dan ketidakpatuhan. Sedangkan pada tinjauan

kasus terdapat dua diagnosa yang muncul yaitu nyeri akut, ketidakpatuhan dan

61
62

gangguan pola tidur. Menurut (Nurarif& Kusuma, 2015) diagnosa keperawatan

yang muncul yaitu nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan

vaskulerserebral dan iskemia, keletihan berhubungan dengan tidak mampu

mempertahankan rutinitas yang biasanya, defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurang sumber pengetahuan. Menurut (SDKI) ketidakpatuhan

berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi pengobatan.

4. 1 Intervensi Keperawatan

Pada perencanaan tindakan keperawatan tidak ditemukan kesenjangan

diantara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus, maka perencanaan yang diberikan

juga disesuaikan dengan prioritas masalah yang dialami pasien, agar kebutuhan

klien dapat terpenuhi.

Intervensi yang diberikan pada Ny.F berdasrkan diagnosa pertama

ketidakpatuhan adalah Identifikasi tingkat pemahaman pada komplikasi dan

pengobatan (diet) yang dianjurkan, Identifikasi perubahan kondisi kesehatan yang

baru dialami, Libatkan keluarga sebagai pengawas diet nonfarmakologi, Jelaskan

pentingnya mengikuti pengobatan (diet) sesuai dengan progam, Jelaskan akibat

yang mungkin terjadi jika tidak mematuhi pengobatan (diet). Pada diagnosa kedua

nyeri akut intervensi yang diberikan yaitu, Manajemen nyeri, Identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri, Identifikasi faktu yang

memperparah dan meringankan nyeri, Ajarkan tehnik tarik nafas dalam.

Sedangkan pada diagnosa ketiga gangguan pola tidur yaitu, Identifikasi masalah

gangguan tidur klien, karakteristik dan penyebab, Anjurkan klien untuk tidur

dibawah jam 22.00, dan tempat tidur nyaman.


63

4. 4 Implementasi

Dalam memberikan implementasi keperawatan pada Ny.F dengan diagnosa

hipertensi penulis melakukan sesuai dengan masalah keperawatan yang dijumpai

pada Ny.F dan memberikan pada setiap kali pertemuan. Seperti, Manajemen

nyeri, mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi dan kualitas

nyeri,mengidentifikasi faktu yang memperparah dan meringankan nyeri,

mengajarkan tehnik tarik nafas dalam, mengidentifikasi perubahan kondisi

kesehatan yang baru dialami, melibatkan keluarga sebagai pengawas diet

nonfarmakologi, menjelaskan pentingnya mengikuti pengobatan (diet).

4. 5 Evaluasi

Evaluasi adalah tahap penilaian tentang kesehatan klien, yang mana

tujuan telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan melibatkan

klien, keluarga dan tenaga kesehatannya. Tujuan evaluasi ini sesuai

dengan kriteria yang diharapkan, format yang dipakai adalah SOAP

(Wahyuni, 2016).

Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa diagnosa keperawatan

Ketidakpatuhan teratasi itu dibuktikan dengan klien mampu menyebutkan

diet apa saja yang mesti dijalankan, dan klien juga mengatakan selama 2

hari ia telah mengurangi jumlah garam dalam makanan nya dan dalam

pemeriksaan tekanan darah rutin setiap hari terdapat tekanan darah Ny.F

120/80 mmHg. Pada diagnosa kedua nyeri akut teratasi sebagian karena

dalam proses implementasi nyeri membutuhkan proses dan waktu dalam

penerapannya untuk mendapatkan kriteria hasil nyeri yang terkontrol,


64

dalam hal ini membutuhkan perawatan yang berlanjut dengan intervensi

yang sama agar diagnosa nyeri akut dapat teratasi. Dan pada diagnosa

ketiga gangguan pola tidur teratasi sebagain, itu dikarenakan memperbaiki

pola tidur sama halnya dengan nyeri yang membutuhkan pengulangan

intervensi agar dapat teratasi, dibutuhkan keterlibatkan keluarga dalam

menciptakan lingkungan tidur yang baik.


BAB V

PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

a. Pada pengkajian Ny.F diperoleh data pasien mengatakan merasa pusing,

sakit kepala, mual, nafsu makan berkurang dan sulit tidur pada malam

hari, klien juga mengatakan sering mengkonsumsi makanan tinggi

garam.

b. Diagnosa keperawatan yang didapat pada Ny.F dengan hipertensi yaitu:

1). Nyeri Akut 2). Ketidakpatuhan 3). Gangguan Pola Tidur

c. Intervensi yang dilakukan pada Ny.F dengan hipertensi adalah

Manajemen nyeri, mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi dan kualitas nyeri,mengidentifikasi faktu yang memperparah

dan meringankan nyeri, mengajarkan tehnik tarik nafas dalam,

mengidentifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru dialami,

melibatkan keluarga sebagai pengawas diet nonfarmakologi, menjelaskan

pentingnya mengikuti pengobatan (diet).

d. Implementasi yang diberikan difokuskan agar nyeri yang dirasakan Ny.F

berkurang dan Ny.F mampu menjalankan diet bagi pasien hipertensi

e. Evaluasi yang didapatkan yaitu pada diagnosa nyeri akut teratasi

sebagian, diagnosa ketidakpatuhan dapat teratasi, dan diagnosa gangguan

pola tidur juga teratasi sebagian

65
66

5. 2 Saran

a. Bagi klien dengan masalah hipertensi hendaknya untuk memperhatikan

diet yang dianjurkan seperti megurangi makanan tinggi garam, olah raga

rutin, dan mengurangi mengkonsumsi makanan tinggi lemak.

b. Kepada perawat dan organisasi profesi keperawatan, penulis

menyarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

baik dalam komunitas maupun dirumah sakit, mengingat perkembangan

ilmu keperawatan yang semakin berkembang seiring berjalannya waktu.

c. Penulis berharap dengan adanya hasil penelitian ini, dapat menjadi bahan

referensi dalam kegiatan akademik dikampus STIKes Muhammadiyah

Lhokseumawe.
DAFTAR PUSTAKA

Anggita, I. M., & N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Arifin , M. H., Weta, I., & ratnawati. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Hipertensi pada lanjut Usia di Wilayah Kerja UPT
Pukesmas Petang 1 Kabupaten bandung. 5(7).

Jasmin, R., & Avianty, I. (2023). HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN


TINGKAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUKESMAS PANCASAN
KECAMATAN BOGOR BARAT TAHUN 2021. Jurnal Mahasiswa
Kesehatan Masyarakat, Vol.6(1), 49-52.

Majid, M. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan gangguan Sistem


Kardiovaskuler.

Manuntung, A. (2018). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi .

Mugihartadi, & Sari, A. P. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA


DENGAN PERUBAHAN FUNGSI SISTEM SENSORI PADA
PENGLIHATAN DI DESA KATERBAN KABUPATEN PURWOREJO.
Nursing Science Journal, Vol.3(2), 163-169.

Mulyadi, A., Supdianto, T. C., & Hernanto, D. (2019). Gambaran Perubahan


Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi yang Melakukan Senam Lansia.
Jounal Of Borneo Holistic Health, 2(2), 148-157.

Putra, R. R., & Khairan. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DENGAN HIPERTENSI: SUATU STUDI KASUS.

Sugeng , J. (2018). Asuhan Keperawatan pada Pasien gangguan Sistem


Hematologi.

Sumarni, N., Rosidin, U., & Sumarna , U. (2019). Hubungan Demensia dan
Kualitas Hidup pada Lansia di Wilayah Kerja Pukesmas Guntur (Vol.
VII(1)).

67

Anda mungkin juga menyukai