KTI El
KTI El
LHOKSEUMAWE
OLEH :
ELIYANI
NIM : 2007401004
OLEH :
ELIYANI
NIM : 2007401004
Lhokseumawe, 2023
Menyetujui,
Pembimbing Ketua Program Studi Prodi D-III Keperawatan
Mengetahui,
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Lhokseumawe, 2023
Tanda tangan
Ketua :
NIDK :
Penguji I :
NIDN :
Penguji II :
NIDN :
Menyetujui
Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Mengetahui
Ketua STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
iv
Program Studi Diploma III Keperawatan
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Karya Tulis Ilmiah (KTI), Mei 2023
ABSTRAK
ELIYANI
Nim : 2007401004
v
Nursing Diploma III Study Program
STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe
Scientific Writing (KTI), Mei 2023
ABSTRACT
Eliyani
Nim : 2007401004
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadhirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan ridha-Nya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah yang
Kecamatan Banda Baro Kabupaten Aceh Utara ” telah dapat diselesaikan dengan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai salah
satu syarat tugas akhir dalam rangka menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan bimbingan dan dukungan secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis
1. Ns. Mursal, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Muhammadiyah Lhokseumawe.
3. Terima kasih kepada penguji I dan penguji II yang telah banyak memberi
4. Orang tua dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dorongan
vii
5. Kawan-kawan seperjuangan Prodi D.III Keperawatan STIKes
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca dan pihak terkait lainnya yang bersifat membangun demi
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutkan
hipertensi..
Eliyani
Nim : 2007401004
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
ABSTRAK.......................................................................................................v
ABSTRAC.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...........................................................................................xi
DAFTAR SKEMA..........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................3
1.3 Metode Penelitian...............................................................................4
1.4 Sistematika Penulisan.........................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................6
2.1 Konsep Dasar Bronkopneumonia.......................................................6
2.1.1 Pengertian..................................................................................6
2.1.2 Etiologi......................................................................................6
2.1.3 Manifestasi Klinis.....................................................................7
2.1.4 Patofisiologi..............................................................................8
2.1.5 Klasifikasi.................................................................................10
2.1.6 Penatalaksanaan........................................................................11
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik............................................................11
2.1.8 Komplikasi................................................................................12
ix
2.2 Asuhan Keperawatan Teoritis.........................................................13
2.2.1 Pengkajian................................................................................13
2.2.2 Diagnosa Keperawatan...........................................................21
2.2.3 Intervensi Keperawatan..........................................................23
2.2.4 Implementasi...........................................................................28
2.2.5 Evaluasi...................................................................................29
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................31
3.1 Pengkajian..........................................................................................31
3.2 Analisa Data.......................................................................................39
3.3 Diagnosa Keperawatan.......................................................................41
3.4 Intervensi Keperawatan......................................................................41
3.5 Implementasi Dan Evaluasi................................................................42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................50
4.1 Pengkajian..........................................................................................50
4.2 Diagnosa Keperawatan.......................................................................51
4.3 Intervensi Keperawatan......................................................................51
4.4 Implementasi......................................................................................52
4.5 Evaluasi..............................................................................................52
BAB V PENUTUP..........................................................................................56
5.1 Kesimpulan.........................................................................................56
5.2 Saran...................................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SKEMA
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit yang diderita oleh anak dan sering terjadi adalah gangguan sistem
pneumonia, asma, dan TB. Pada kebanyakan kasus gangguan pernafasan yang
terjadi pada anak bersifat ringan, akan tetapi sepertiga kasus mengahruskan anak
pernafasan akut bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus atau
yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Samuel, 2019).
tahun 2017 total sebanyak 800 ribu kematian pada anak di bawah usia 5 tahun.
India sebanyak 158 ribu, pada urutan kedua diikuti Nigeria dengan 140 ribu dan di
yang mempunyai insiden bronkopneumonia pada anak dan balita tertinggi adalah
1
2
Banten (67,60%) dan Nusa Tenggara Barat (63,64%). Sedangkan Jawa Tengah
sendiri (63,34%) (Kemenkes RI, 2018). Penemuan data jumlah balita dengan
2018 khususnya pada Daerah Semarang , jenis kelamin laki-laki sejumlah 863
kasus (24,04%) dengan jumlah jenis kelamin laki laki sebanyak 35.899 dan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan jumlah penduduk usia balita pada
tahun 2021 adalah sebanyak 147.644 serta perkiraan kasus balita yang terkena
(Dinas Kesehatan, 2021). di urutan ketujuh dengan total 20 ribu kematian (WHO,
2018).
306 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2021). Berdasarkan data Rekam
kemudian pada tahun 2019 ada 56 pasien bronkopneumonia lalu pada tahun 2020
ada sebanyak 79 pasien bronkopneumonia dan pada tahun 2021 ada 36 pasien
bronkopneumonia lalu pada tahun 2022 hingga bulan april ada sebanyak 38
pasien bronkopneumonia (Rekam Medis RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu,
2022).
3
Saat ini, pneumonia merupakan salah satu kasus penyebab kematian pada
anak terbesar, terutama pada periode baru lahir. Di Provinsi Aceh, penyakit
pneumonia pada penderita rawat jalan di Aceh mencapai 434 kasus (29,03%).
terdapat dalam paru dapat menyebar ke bronkus, bronkus akan mengalami fibrosis
dan pelebaran akibat tumpukan nanah sehingga dapat timbul bronkiektasis. Selain
itu organisasi eksudat dapat terjadi karena absorbsi yang lambat. Selanjutnya
bronkus. Sumbatan tersebut dapat mengurangi asupan oksigen dari luar sehingga
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah
2. Tujuan Khusus
bronkopneumonia
bronkopneumonia
bronkopneumonia
yang terdapat dari buku, google scholar, dan juga metode studi kasus dengan
merupakan gambaran kasus yang dikelola dengan cara pengumpulan data yang
1. Wawancara
2. Observasi Partisipasi
3. Studi dokumentasi
Bab III Tinjauan Kasus: Berisi tentang asuhan keperawatan anak yang
Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran bagi perawatan klien dengan masalah
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
pada parenkim paru yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
penyebaran, teratur dalam satu atau lebih area didalam bronkus dan meluas ke
peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing
gejala klinis batuk berdahak, sesak nafas, terdapat bunyi suara nafas tambahan
ronkhi.
2.1.2 Etiologi
6
7
dan jamur (seperti Aspergillus Spesies, Candida Albicans). pada bayi dan anak
kecil ditemukan stapilokokus aureus sebagai penyebab terberat, serius dan sangat
jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi pada saluran
pernapasan bagian atas selama beberapa hari. faktor penyebab utama adalah
2.1.4 Patofisiologi
carayaitu inhalasi langsung dari udara, aspirasi dari bahan bahan yang ada di
nasofaring dan orofaring serta perluasaan langsung dari saluran pernapasan atas.
saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh yang
maka dengan reaksi berupa demam dan menghasilkan sekret pada saluran
menjadi sesak. bakteri ini dapat menginfeksi saluran cerna ketika dibawa oleh
darah. bakteri ini dapat membuat flora normal dalam usus menjadi agen
pathogen sehingga timbul masalah pada sistem pencernaan. pada keadaan sehat
paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, jika terdapat bakteri pada
b. Stadium kedua (48 jam) disebut hepatisasi merah yang terjadi sewaktu
alveolus terisi oleh sel darah merah eksudat dan fibrin yang dihasilkan
c. Stadium ketiga (3-8 hari) disebut hepatisasi kelabu terjadi sewaktu sel
imun dan peradangan mereda, sisa fibrin dan eksudat lisis dan
2.1.5 Klasifikasi
1) Pneumonia lobaris
1) Bakteri
a) Diprococcus pneumonia
b) Pneumococcus
c) Streptococcus aureus
d) Hemofilus influenza
f) Mycobacterium tuberculosis
2) Virus
b) Virus influenza
c) Adenovirus
d) Virus sitomegali
3) Mycoplasma pneumothorax
menerus pada posisi yang sama dapat terjadi karena kongesti paru
yang lama.
(Wijaya, 2019).
2.1.6 Penatalaksanaan
g. Kolaborasi pemberian O2
(Chairunisa,2018).
2018).
2.1.8 Komplikasi
berikut :
bronkus
b. Instrinsik.
e. Infeksi sistemik.
2.2.1 Pengkajian
1 Identitas Pasien
2 Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien anak biasanya lemah, sesak napas, batuk, demam, muntah, dan
diare.
jangka panjang.
3 Riwayat Imunisasi
Imunisasi berupa HB-0, BCG, Polio (I, II, III, IV), DPT-HB-Hib
a. Pola Nutrisi
b. Pola Eliminas
Terjadi penurunan jumlah urine, dan diare yang terjadi akibat bakteri
Pada anak usia infant umunya tidur 7-8 jam pada malam hari tanpa
Keramas, gunting kuku, dan ganti pakaian sebelum sakit dan dapat
e. Pola Aktivitas
bedrest.
a. Psikologi
b. Sosial ekonomi
Pasien lebih banyak diam, tetapi klien mau bermain bersama ibunya.
c. Spiritual
berbicara.Anak boleh memilih salah satu dari yang disebutkan ini, dan
kepribadian anak
Selama tahap falik, genital menjadi area tubuh yang menarik dan
tahu tentang perbedaan tersebut. Pada periode ini terjadi masalah yang
ansietas
Selama periode laten anak anak melakukan sifat dan ketrampilan yang
8 Pemeriksaan Fisik
a. Keadan umum
pasien
c. Tanda-tanda vital
99/65
Suhu : ≥37,5C
Lingkar dada (LD) : Pada saat lahir, lingkar lengan atas sekitar 11
3 tahun
Sistem pengelihatan
Sistem pendengaran
Sistem pernapasan
Sistem kardiovaskuler
Sistem hematologi
hangat dan lembab, serta nadi cepat dan lemah, adanya edema.
Sistem pencernaan
Sistem endokrin
Sistem urogenital
Sistem integumen
peningkatan suhu.
Sistem muskuloskletal
Kebutuhan edukasi
Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium
2) Rontgen
beberapa lobus.
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan
kompleks tentang data yang dikumpulkaan dari klien, keluarga, rekammedis, dan
napas
22
ventilas iperfusi
kmampuan fisik
intestinal
keperawatan pada pasien atau klien berdasarkan analisis data dan diagnosa
Tujuan klien dan tujuan keperawatan merupakan standar atau ukuran yang
(2017):
dibantu)
c. Rencana intervensi
d. Dokumentasi
perawat profesional.
untuk mengeluarkan
sekret atau batuk
efektif, catat karakter,
jumlah sputum,
adanya hemoptisis.
c. Berikan posisi
semiatau fowler
d. Bantu atau ajarkan
batuk efektif dan
latihannapas dalam
e. Lakukan fisiotrapi
dada
f. Bersihkan mulut dari
sekret dan suctionbila
perlu
g. Berikan obat : agen
mukolitik,
bronkodilator,
kortikosteroid sesuai
indikasi
2. Gangguan Mempertahankan a. Kaji dispnea,
pertukaran gas b.d pertukaran gas tidak takipnea, bunyi
ketidak terdapat sianosis dan pernapasan abnormal,
seimbangan dispnea Ventilasi adekuat peningkatan upaya
ventilasi perfusi AGD dalam rentang respirasi, keterbatasan
perubahan normal ekspansi dan
membrane alveolus kelemahan
kapiler b. Monitor gas darah
Monitor TTV dan status
jantung
c. Awasi dan pantau
25
e. Sediakan pasien
dengan
26
mekanan yang
tinggi protein dan
kalori
f. Kolaborasi
dengan ahli nutrisi
dan minuman
yang siap
dikonsumsi
2.2.4 Implementasi
mencapai tujuan yang spesifik. tindakan ini bersifat intelektual, teknis dan
kesehatan atau keperawatan dan tindakan medis yang dilakukan perawat (Fajri et
bronkopneumonia yaitu:
1. Implementasi yang sering dilakukan pada diagnosa (1) Bersihan jalan napas
Pertukaran gas yaitu: monitor pola napas, monitor suara napas, monitor gas
3. Implementasi yang sering dilakukan pada diagnosa (3) Defisit nutrisi yaitu:
dengan makanan yang tinggi protein dan tinggi kalori, kolaborasi dengan
ahli gizi.
cairan.
2.2.5 Evaluasi
keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
pada tahap perencanaan. evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,
pada tahap ini akan dinilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan (Nari,
sebagai berikut:
S : artinya data subjektif yang isinya tentang keluhan klien yang masih
:artinya data objektif yang isinya berdasarkan hasil pengukuran atau hasil
A : artinya analisis yang isinya hasil intervensi dari data subjektif dan data
masih terjadi atau juga dapat dituliskan masalah baru yang terjadi akibat
30
perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi dari data subjektif
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : An. R
Agama : Islam
Pendidikan :-
Riwayat Klien
tinggi sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk pilek sejak 5
hari sebelum masuk rumah sakit, dahak susah keluar dan sesak nafas.
31
32
melahirkan secara normal spontan di bantu oleh bidan dengan air ketuban
pecah ±3 jam sebelum melahirkan dan berwarna bening, berat badan bayi
lahir dengan berat 2,9 kg dan panjang bayi lahir sekitar 48 cm dengan
APGAR skor 10, selama persalinan tidak ada faktor yang menghambat
persalinan. Ibu pasien mengatakan An. R mendapat ASI hingga saat ini.
Riwayat Imunisasi
mendapat imunisasi HB-0 pada umur 0 dan BCG 1 kali pada umur 2 bulan.
1) Motorik Kasar
tengkurap, anak juga bisa mengangkat kepala pada saat kedua tangannya
2) Motorik Halus
34
perawat.
3) Bahasa
4) Sosialisasi
Pasien mulai bisa di ajak tertawa pada umur 3 bulan dan mengoceh pada
umur 6 bulan
1) Oksigenasi
namun pernah mengalami batuk pilek dan cepat sembuh dengan obat
frekuensi 43x/menit.
2) Nutrisi
atau nasi dan gizi seimbang, nafsu makan baik dan tidak ada keluhan
pada saat makan. Pada saat di rumah sakit pasien makan 2 kali sehari
dengan ¼ porsi nasi, nafsu makan berkurang dan ibu pasien mengatakan
Pasien biasanya BAK lebih dari 3 kali sehari dengan jumlah urine ±55cc,
berwarna kuning, berbau khas dan tidak menggunakan alat bantu. Selama
di rawat di rumah sakit ibu pasien anaknya lebih sering BAK 5 kali
sehari dengan jumlah ±30cc, berwarna kuning, berbau khas, dan tidak
4) Personal Hygiene
Ibu pasien mengatakan anaknya adalah anak yang aktif dan suka
Sebelum masuk rumah sakit ibu pasien mengatakan pasien tidur siang 2-
biasanya minum susu dan harus tidur di temani oleh orang tua, tidak ada
gangguan tidur pada pasien. Pada saat di rawat di rumah sakit ibu pasien
mengatakan anaknya tidur siang 1-2 jam/hari dan tidur malam 5-7
36
jam/hari, kebiasaan tidur anak harus minum susu sebelum tidur dan ibu
1) Pemeriksaan fisik umum: Keadaan An. A saat ini lemah dan tingkat
43×/menit dan berat badan 8 kg saat masuk rumah sakit dengan panjang
badan 69 cm.
a. Sistem pengelihatan: Posisi mata simetris antara kiri dan kanan, kelopak
mata tidak terdapat edema, pupil isokor, reaksi pupil mengecil saat di beri
cepat dan dangkal, orang tua pasien mengatakan saat tidur tertelentang
43x/menit, jalan napas tidak efektif adanya sekret, pada saat di auskultasi
paru kanan dan kiri atas terdengar suara napas ronchi basah. Pola napas
37
d. Sistem hematologi: Kulit teraba hangat dan lembab, serta nadi cepat dan
f. Sistem pencernaan: Pasien belum tumbuh gigi, gusi merah muda dan tidak
ada lesi, lidah pasien sedikit kotor, pergerakan mulut normal. Auskultasi
bising usus 5x/menit, palpasi hepar tidak teraba dan tidak terdapat alat
bantu makan.
h. Sistem urogenital: Ada perubahan pola kemih pada pasien, tidak ada
i. Sistem instegumen: Wajah datar, turgor kulit baik, CRT ≤ 3 detik, warna
distribusi rambut merata, tekstur rambut halus, tidak mudah rontok, tidak
5/5, tidak ada kelainan, pasien belum bisa berjalan dan mampu
Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
riksa
an
Hem
atolo
gi
globin 14
osit
tokrit mm^3
bosit mm^3
sit
2) Rontgen
Kesan : Bronchopneumonia
3) Penatalaksanaan
W Tanggal
Na R
D a 7/7/22 8/7/22 9/7/22
ma u
os k
Oba t
is t
t e
u
Ringer 20 I 2 ✓ ✓ ✓
Lactat tp V 4
Ambroxol 1/ O 3 ✓ ✓ ✓
3 r ×
m a 1
l l
40
Paracetamol 10 I 3 ✓ ✓ ✓
0 V ×
m 1
Nebu 1 amp + N 3 ✓ ✓ ✓
Ventolin + 3cc a ×
NaCl s 1
Oksigen 1 N 2 ✓ ✓ ✓
lit a 4
er s
a J
l a
Cefotaxim 10 I 1 ✓ ✓ ✓
0 V ×
cc 1
keluarkan
DO:
mampu mengeluarkan
dahak
Frekuensi napas
43x/menit
tertelentang
DO:
Pasien tampak
menggunakan otot
bantu pernapasan
dangkal RR
43×/menit
42
Pernapasan pursed-lip
Pernapasan cuping
hidung
Pasien menggunakan
oksigen1 l/menit
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan/
Keperawatan Intervensi (Nic)
Kriteria Hasil (Noc)
1. Bersihan Jalan Setelah di lakukan 1. Monitor pola napas
1. Produksi sputum
2. Dispnea
3. Ronchi
4. Gelisah
4 Pernapasan pursed-lip
5 Pernapasan cuping
hidung
Tgl/
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Jam
6. Berikan ronchi
7. Kolaborasi gelisah
Masalah keperawatan
teratasi
Planning (P) :
Intervensi di lanjutkan
45
Masalah keperawatan
ketidakefektifan pola
Planning (P) :
Intervensi di lanjutkan
(ronchi) mengerluarkan
40x/menit
Analisa (A) :
Masalah keperawatan
sebagian
Planning (P) :
Intervensi di lanjutkan
jangkauan pernapasan
Analisa (A) :
Masalah keperawatan
ketidakefektifan pola
Planning (P) :
Intervensi di lanjutkan
hangat dada
pemberian vesikuler
tidak sesak
Analisa (A) :
Masalah keperawatan
penuh
Planning (P) :
Intervensi di hentikan
menggunakan oksigen
nasal kanul 1
liter/menit
Analisa (A) :
Masalah keperawatan
Ketidakefektifan pola
napas teratasi
Planning (P) :
Intervensi di hentikan,
pasien pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Teradapat beberapa perbedaan antara teori dan kasus pada An. R yaitu
umumnya bronkopnumonia adalah demam, sianosis, dan lebih dari satu gejala
respiratori antara lain takipnea, batuk, napas cuping hidung, ronchi, dan suara
napas melemah. Hal ini sejalan dengan manifestasi klinis menurut jurnal Samuel
(2019) adanya pernapasan yang cepat dan pernapasan cuping hidung, biasanya
didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari, demam,
dispneu, kadang disertai muntah dan diare, batuk biasanya tidak pada permulaan
nyaring. Sedangkan pada An. R manisfestasi klinis yang terdapat saat pengkajian
adalah anak tampak rewel, batuk tidak bisa mengelurkan dahak dan sesak. Pada
ronchi.
kiri dan pada pemeriksaan rontgen thoraks ditemukan adanya infiltrat interstitial
50
51
Samuel (2019). Sedangkan pada saat pengkajian An. R hasil laboratorium An. R
hanya leukosit 14.000 dan foto rontgen tampak patchi infiltrate di perihiller
dengan hasil pengkajian dan teori yakni dilihat dari masalah Bersihan
2018).
diagnosa dapat dilihat dari pasien yang tidak mampu batuk dan
Napas.
fisioterapi dada yang di lakukan setiap sebelum makan atau 1 jam setelah makan
dan menjelang tidur yang di lakukan setiap hari selama pasien di rawat di RS.
berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru dengan cara
di lakukan selalu saat pasien sesak dengan posisi tidur tertelentang selama pasien
di rawat di RS.
4.4 Implementasi
yang di susun.
R yaitu orang tua pasien kooperatif selama pelaksanaan tindakan dan ikut serta
ruangan, data medis dari dokter dan catatan keperawatan di dapatkan dengan
baik sehingga pelaksanaan keperawatan dapat berjalan dengan lancar. Selain itu
4.5 Evaluasi
53
pasien. Pada pasien An. R setelah di lakukan implementasi dan evaluasi selama 3
hari. Semua indikator keberhasilan pada diagnosa bersihan jalan napas tidak
efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan antara lain keluhan batuk
pernapasan vesikuler. Sama halnya dengan diagnosa pola napas tidak efektif
berhubungan dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru antara lain
cuping hidung menurun. Indikator keberhasilan ini tidak dapat dicapai tidak
Pada evaluasi perkembangan atau sumatif hari pertama Subjektif (S) ibu
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak pada saat di lakukan fisioterapi dada,
Jalan Napas Tidak Efektif teratasi sebagian. Planning (P) intervensi di lanjutkan.
tubuh yang menghambat ekspansi paru di dapatkan hasil Subjektif (S) Ibu pasien
mengatakan sesak anaknya berkurang saat posisi semi fowler. Objektif (O)
Pasien menggunakan otot bantu pernapasan, pola napas cepat dan dangkal,
keperawatan pola napas tidak efektif teratasi sebagian. Planning (P) Intervensi di
lanjutkan
Pada evaluasi perkembangan atau sumatif hari kedua subjektif (S) ibu
pasien mengatakan anaknya saat batuk sudah mengeluarkan dahak. Objektif (O)
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak pada saat di lakukan fisioterapi dada,
pasien tampak sudah tidak sesak. Analisa (A) masalah keperawatan bersihan
jalan napas tidak efektif teratasi penuh. Planning (P) Intervensi di hentikan. Pada
diagnosa pola napas tidak efektif berhubungan dengan posisi tubuh yang
mengatakan sesak anaknya berkurang saat posisi semi fowler. Objektif (O)
Masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi sebagian. Planning (P)
Intervensi di lanjutkan.
bersihan jalan napas tidak efektif berhubungna dengan sekresi yang tertahan di
dapatkan hasil subjektif (S) Ibu pasien mengatakan anaknya saat batuk sudah
pada saat di lakukan fisioterapi dada, suara pernapasan vesikuler, pasien tampak
tenang, frekuensi napas 40x/menit, pasien tampak sudah tidak sesak. Analisa (A)
55
Masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif teratasi penuh. Planning
(P) Intervensi dihentikan. Pada diagnosa pola napas tidak efektif berhubungan
dengan posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru di dapatkan hasil Subjektif
(S) Ibu pasien mengatakan tidak sesak lagi saat di beri posisi semi fowler.
Objektif (O) Pasien tidak menggunakan otot bantu pernapasan, pola napas
(A) Masalah keperawatan pola napas tidak efektif teratasi Planning (P) Intervensi
sudah mampu batuk dan mengelurkan dahak saat dilakukan fisioterapi dada,
suara napas vesikuler, pasien tampak tenang, frekuensi napas 38x/menit, sudah
berhasil sesuai dengan yang ingin dicapai yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Pengkajian
dapat dari hasil pemeriksaan pasien adalah batuk berdahak, sesak dan
bronkopneumonia.
b. Diagnosa Keperawatan
paru.
c. Intervensi keperawatan
jalan nafas tidak efektif tindakan yang diberikan yaitu monitor pola
56
57
perubahan posisi.
d. Implementasi
e. Evaluasi
5. 2 Saran
pelayanan yang lebih optimal lagi kepada pasien khususnya pada pasien
bentuk studi kasus pada pasien dengan cedera kepala yang telah peneliti
lakukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
60