Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGEMBANGAN MEDIA DAN BAHAN PEMBELAJARAN &


PEMANFAATAN MEDIA DAN BAHAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu pendidikan


Dosen pengampu : Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd.

Oleh:
1. Brilliana Mahari Sugiarto 1401414098
2. Adri Fadhilah 1401414096
3. Hanin Nalinda 1401414118

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu
yang berjudul “Pengembangan Media Dan Bahan Pembelajaran & Pemanfaatan Media Dan
Bahan Pembelajaran”
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua, pada khususnya
mahasiswa/mahasiswi PGSD UNNES tentang Ilmu Pendidikan. Semoga dengan makalah ini
dapat menambah dan meningkatkan kualitas pendidikan kita semua.
Dengan selesainya makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya
terhadap semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya :
1. Dra. Hartati, M.Pd. selaku ketua jurusan PGSD FIP Universitas Negeri Semarang.
2. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Pendidikan yang telah memberi saran dan pengarahan sehingga makalah ini dapat selesai.
3. Semua pihak terkait yang mendukung penyelesaian penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis sangat mengharap saran dan kritik pembaca demi sempurnanya makalah
ini.
Atas perhatian dari para pembaca, penulis ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, November 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan
kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan ini telah mengubah paradigma
masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada
informasi surat kabar, audio visual, dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi
lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan
teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu
proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-
informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media
sebagai sarana penyedian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri
(Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media
teknolgi informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam
proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat membantu
guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media pembelajaran yang
digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap
orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah
mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan
pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada
penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara
multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan
pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara luas.Selain itu, dengan
semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya
dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin
menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah :
1. Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran dewasa ini?
2. Bagaimana teknik pengembangan media pembelajaran dan bahan
pembelajaran?
3. Bagaimana kriteria pemanfaatan media pembelajaran dan bahan
pembelajaran?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran dewasa ini.
2. Mengetahui teknik pengembangan media pembelajaran dan bahan pembelajaran.
3. Mengetahui kriteria pemanfaatan media pembelajaran dan bahan pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengembangan Media pembelajaran

1. Media Berbasis Visual


Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada siswa
dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi, sketsa/gambar
garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Unsur-unsur visual
yang harus dipertimbangkan menurut Kustandi dan Sutjipto ( 2011 : 104), adalah :
a. Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam
suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi,teks yang menyertai
bahan visual, penggunaan kata harus dengan huruf yang mudah dipahami.
b. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual,
ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual itu merupakan
suatu bentuk meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan serta
informasi yang dikandunnya.
c. Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali konsep
yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan
menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-hubungan,
persfektif, warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.
d. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan
persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
e. Bentuk
Bentuk yang aneh atau asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan perhatian. Oleh
karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau
isi pelajaran perlu diperhatikan.
f. Garis.
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur, sehingga dapat menuntun perhatian
siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
g. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur
dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
h. Warna.
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan, atau untuk
membangun keterpaduan.

2. Media Berbasis Audio Visual


Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan
terjangkau. Sekali kita membeli tafe dan peralatan yang murah dan terjangkau mak
hampir tidak perlu lagi biaya tambahan, karena tife dapat dihapus setelah digunakan dan
pesan baru dapat diterima kembali. Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk
mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan :
a. Mengembangkan keterampilan mendengarkan dan mengevaluasi apa yang telah
didengar.
b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi dan debat dengan mengungkapkan pendapat-
pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa
d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai
suatu poko bahasan atau sautu masalah.

3. Media Berbasis Komputer


Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk kegiatan
produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat perhatian besar
karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang kegiatan pembelajaran.
Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet, komputer seakan menjadi primadona
dalam kegiatan pembelajaran.
Dibalik kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa
persoalan yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran
berbasis komputer:
1. Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat yang dibeli saat
ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.

3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu pendamping guna
menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati dengan pembuatan modul pendamping
yang menjelaskan penggunaan dan pengoperasian program.

Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan

 Praktek dan latihan (drill & practice)


 Tutorial
 Permainan (games)
 Simulasi (simulation)
 Penemuan (discovery)
 Pemecahan Masalah (Problem Solving) (Heinich,et.al 1996)

Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para ahli
sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan komputer ini proses pengajaran
berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri.

Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga


berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju
kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu
computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).

1. Computer Based Training (CBT)


CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media
CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan
memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik,
suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam
pendidikannya.
Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga
interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh
kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT.

2. Web Based training (WBT)

Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini
selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan
Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya
dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran mempunyai tujuan yaitu :

a. Untuk Tujuan Kognitif


Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-langkah,
proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep
tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang
dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.
b. Untuk Tujuan Psikomotor
Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games & simulasi
sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh
program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan
yang paling berat dan sebagainya.
c. Untuk Tujuan Afektif
Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip suara atau
video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun dapat
dilakukan mengunakan media komputer
4. Media Pembelajaran Berbasis Edutainment
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, komputer dapat digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran. Komputer sebagai media pembelajaran pemanfaatannya meliputi
penyaji informasi, simulasi, latihan, dan permainan belajar.
Media pembelajaran yang sekiranya sesuai dengan era teknologi informasi adalah
media berbasis edutainment yang menggabungkan prinsip hiburan dengan pendidikan.
Harapannya, dengan adanya unsur hiburan, media berbasis edutainment akan lebih
disukai siswa dibanding software pembelajaran biasa.
Edutainment dirancang khusus untuk tujuan pendidikan yang penyajiannya
diramu dengan unsur-unsur hiburan sesuai dengan materinya. Masuknya komputer dalam
proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan karena siswa
dapat mengatur kecepatan belajar sesuai dengan kemampuannya. Gambar dan suara yang
muncul membuat siswa tidak cepat bosan, sebaliknya justru merangsang untuk
mengetahui lebih jauh lagi.
Media yang mampu berperan sebagai tutor maupun ensiklopedia, akan
menyediakan informasi dan umpan balik kepada siswa secara cepat. Siswa tidak hanya
duduk dan mendengarkan secara pasif. Mereka harus berpikir, dan merespon. Akan tetapi
media yang berbasis edutainment tidak menutup kemungkinan untuk didesain bagi siswa
yang kurang aktif di kelas yaitu dengan memberikan simulasi yang bermakna serta
interaktivitas media yang baik.
Media maupun program yang mengajarkan konsep abstrak akan sangat
mendukung proses belajar mengajar. Penerapan persamaan linear satu variabel di buku
maupun yang diajarkan guru di kelas akan terasa lebih konkret. Melalui program ini
siswa diharapkan dapat membuat persamaan sendiri dan menetapkan variabel yang
digunakan sehingga muncullah penyelesaian dari persamaan yang dibuat oleh siswa
tersebut. Siswa juga bisa memilih materi yang akan dipelajari dan melewati materi yang
sudah dikuasi sehingga mereka tidak jenuh dengan materi yang mereka rasa mudah.
Dengan cara belajar yang demikian, siswa akan mampu mengontrol pembelajaran mereka
sendiri.
Dalam pengembangannya, media yang berbasis edutainment diharapkan sesuai
dengan karakteristik siswa seperti tingkat kepandaian, kematangan, serta penguasaan
materi prasyarat sehingga mampu mengantarkan siswa untuk menguasai kompetensi-
kompetensi dasar.
Media berbasis edutaintment yang dibuat diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan siswa belajar mandiri dan memecahkan masalah. Di dalam penggunaan
media ini, siswa dapat menentukan sendiri apa yang hendak dilakukan. Dengan demikian
siswa akan belajar menganalisis, melihat permasalahan dan menemukan alternatif yang
merupakan langkah pemecahan masalah. Adanya pengambilan tindakan tersebut,
kemampuan siswa untuk memecahkan masalah akan meningkat.

1.2 Teknik Pengembangan Media Pembelajaran dan Bahan Pembelajaran


Untuk jenis media rancangan (by design), beberapa macam cara telah dikembangkan
untuk memilih media. Dalam proses pemilihan ini, Anderson (1976) mengemukakan
prosedur pemilihan media menggunakan pendekatan flowchart (diagram alur). Dalam proses
tersebut ia mengemukan beberapa langkah dalam pemilihan dan penentuan jenis penentuan
media, yaitu:
1. Menentukan apakah pesan yang akan kita sampaikan
melalui media termasuk pesan pembelajaran atau hanya sekedar informasi umum /
hiburan. Jika hanya sekedar informasi umum akan diabaikan karena prosedur yang
dikembangkan khusus untuk pemilihan media yang bersifat / untuk keperluan
pembelajaran
2. Menentukan apakah media itu dirancang untuk
keperluan pembelajaran atau hanya sekedar alat bantu mengajar bagi guru (alat peraga).
Jika sekedar alat peraga, proses juga dihentikan ( diabaikan).
3. Menentukan apakah tujuan pembelajaran lebih bersifat
kognitif, afektif atau psikomotor.
4. Menentukan jenis media yang sesuai untuk jenis
tujuan yang akan dicapai, dengan mempertimbangkan kriteria lain seperti kebijakan,
fasilitas yang tersedia, kemampuan produksi dan beaya.
5. Mereview kembali jenis media yang telah dipilih,
apakah sudah tepat atau masih terdapat kelemahan, atau masih ada alternatif jenis media
lain yang lebih tepat.
6. Merencanakan, mengembangkan dan memproduksi
media.
7. Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam memilih
media adalah pendekatan secara matrik. Salah satu dari pendekatan ini adalah yang
dikemukakan oleh Alen. Matrik ini memberikan petunjuk yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam memilih media yang sesuai dengan jenis tujuan pembelajaran
tertentu.

1.3 Kriteria Pemanfaatan Media Pembelajaran Dan Bahan Pembelajaran


8. Kesesuaian dengan tujuan (instrusional goals)
Untuk pemakaian media Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian tujuan tersebut bisa di analisis media apa
saja yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut.Selain itu analisis dapat diarahkan pada
tujuan yang bersifat kognitif,afektif, dan psikomotorik. Kriteria pemilihan media
didasarkan atas kesesuaiannya.Kriteria pemilihan media didasarkan atas kesesuainnya
dengan standar kompetisi, kompetesi dasar dan terutama indicator
9. Kesesuaian dengan materi pembelajaran
Bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut.
Pertimbangan lainnya, dari bahan tersebut sudah sampai sejauh mana kedalaman yang
harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai
dengan penyampaian bahan tersebut.
10. Kesesuaian dengan karakteristik pengajar atau siswa
Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa atau guru. Yaitu
mengkaji sifat-sifat dan media yang akan digunakan. Bagaimana karakteristik mereka,
berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang sosialnya, apakah ada yang berkelainan,
bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan seterusnya. Karena pada akhirnya sasaran
inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita
4. Kesesuaian dengan teori
Pemilihan media didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media dipilih bukan
karena fanatisme guru terhadap media yang paling disukai, namun didasarkan atas teori
yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.
5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar
dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Bobbi DePorter (1999: 117) dalam buku
“Quantum Learning” mengemukakan terdapat 3 gaya belajar siswa, yaitu visual,
auditorial, dan kinestetik. Media disesuaikan dengan tipe gaya belajar siswa
6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung yang tersedia. Bagaimanapun
bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu maka kurang
efektif.
7. Karateristik media yang bersangkutan
Kita tidak akan dapat memilih media dengan baik jika kita tidak mengenal dengan
baik karakteristik masing-masing media. Karena kegiatan memilih pada dasarnya adalah
kegiatan membandingkan satu sama lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai
dibanding yang lain. Oleh karena itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami
dengan baik bagaimana karaktristik media tersebut.
8. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk
mengadakan atau membuat media yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang
tersedia / yang kita memiliki, cukupkah ? Jangan sampai pula terjadi, media yang telah
kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran
ternyata kita kekurangan waktu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai
tujuan pendidikan atau pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
Pengembangan Media Pembelajaran meliputi sebagai berikut:
a. Media Berbasis Visual
b. Media Berbasis Audio Visual
c. Media Berbasis Komputer
d. Media Berbasis Edutaiment
3.2 Saran
Sebagai seorang calon guru perlu mengikuti perkembangan zaman. Juga diikuti dengan
implikasi pengembangan media pembelajaran. Demi pencapaikan tujuan pembelajaran dan
mendidik peserta didik agar menguasai media yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2014/02/pengembangan-bahan-ajar-dan-media.html
http://liafitriani-berkarya.blogspot.co.id/2012/01/pemilihan-dan-pengembangan-media.html
http://priatnadrs.blogspot.co.id/2011/07/makalah-pengembangan-media-pembelajaran_8072.html

Anda mungkin juga menyukai