Hukum Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
PENDAHULUAN
Pulau Jawa merupakan salah satu daerah terpadat di dunia, dengan lebih
dari 107 juta jiwa tinggal di daerah dengan luas sebesar New York.
berbeda.1
1
pembangunan ketenagakerjaan dapat terwujud dengan melibatkan peranan
perusahaan dan lain-lain. Istilah dalam pengertian hal tersebut diatas dapat
dan Ayat (3) “Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
hukum itu sendiri, yakni masih beragam sesuai dengan sudut pandang ahli
hukum. Tidak satu pun batas pengertian itu dapat memuaskan karena
2
Prof. Dr. H.R. Abdussalam, SIK, S.H., M.H., Hukum Ketenagakerjaan (Hukum Perburuhan),
Jakarta, Restu Agung, 2008
3
Dwiyatno, Agus dkk , Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia, Gadjah Mada University Press,
2006
2
Mereka melihat hukum ketenagakerjaan dari berbagai sudut
segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,
4
Panjaitan, Krismena Natalina, Pembinaan karier ketenagakerjaan dalam perbankan, Semarang,
Universitas Diponegoro, 2010
3
1. Apakah yang dimaksud dengan hukum ketenagakerjaan itu?
ketenagakerjaan?
ketenagakerjaan.
ketenagakerjaan.
tersebut.
B. PEMBAHASAN
4
2.1. Sejarah Hukum ketenagakerjaan
diIndonesia, yakni:
A. Masa Perbudakan
Dibagi 3 golongan:
Rodi Guvernemen
Rodi Pembesar/pribadi
Rodi Desa
5
Kutut Layung Pambudi, S.H
5
Untuk dapat mengerti mengenai apa itu ketenaga kerjaan serta hal
apa saja yang terkait didalam nya ada baiknya jika mengetahui definisi
ketenagakerjaan.
1. Ketenagakerjaan
2. Tenaga kerja
3. Pekerja/buruh
4. Pemberi kerja
5. Pengusaha
6
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
6. Perusahaan
Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
berkesinambungan.
8. Informasi ketenagakerjaan
telah diolah, naskah dan dokumen yang mempunyai arti, nilai dan
9. Pelatihan kerja
7
tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau
pekerjaan.
11. Pemagangan
wilayah Indonesia.
8
Pengertian hukum perburuhan menurut para ahli hukum dapat
1. Menurut Molenaar,
2. Menurut Mok,
3. Menurut Soetikno,
9
keadaan penghidupan yang langsung bersangkutpaut dengan
perburuhan.
yaitu:
A. Undang-Undang
Ketenagakerjaan
10
Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan
Kerja.
B. Peraturan Lain
1. Peraturan Pemerintah
11
Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2007 Tentang
Tenaga Kerja
Kerjasama Tripartit
Kerja.
2. Peraturan Presiden
Pengupahan
12
Kepres No. 29 Tahun 1999 Tentang Badan
Berorganisasi.
3. Instruksi Presiden.
4. Keputusan Menteri
Nasional
13
Kepmenakertrans No. KEP.250/MEN/XII/2008
Pemulangan TKI
Lembur.
14
Kepmenakertrans No. KEP. 51/MEN/2004 Tentang
5. Peraturan Menteri
Permenakertrans Nomor.PER-18/MEN/VIII/2009
Permenakertrans Nomor.PER-17/MEN/VIII/2009
Negeri
Indonesia
15
Permenakertrans Nomor PER.25/MEN/XII/2008
Pelayanan Jamsostek.
C. Kebiasaan
16
diterima masyarakat (para pihak baik pekerja maupun pemberi
kerja),
D. Yurisprodensi
kekuatan hukum tetap (in kracht) akan menjadi dasar hukum bagi
E. Perjanjian
A. Pengertian Upah
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
17
dilakukan. (Pasal 1 angka 30 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan)
C. Komponen Upah
18
perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
A. Perselisihan hak
B. Perselisihan kepentingan
satu pihak.
19
2.7. Hubungan Kerja
2. Pekerjaan sementara
pembaharuan)
volume
3 bulan
6
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 5
7
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 60
8
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 59
9
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 62
20
3. Upah berdasarkan kehadiran dikecualikan dari ketentuan
D. Program Pemagangan
bekerja langsung
kualifikasi tertentu
kerja
21
melampirkan : copy pengesahan sebagai badan hukum,
persyaratan;
2 meliputi :
(catering)
perminyakan
13
KepMen No.101 Tahun 2004
14
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 64 - 66
22
Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja/buruh15
kerja16
perjanjian kerja17.
G. Pekerja Anak.
tahun
pekerja dewasa
dan pengawasan
23
6. Tidak mengganggu fisik dan mental serta mental
ambang batas
biologis
H. Pekerja Perempuan.
memadai
– 05.00)
18
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 62 dan KepMen No.235 Tahun 2003
24
5. Tempat penjemputan / pengantaran lokasi aman dan mudah
dijangkau
I. Lembur.
dan pekerja
19
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 62 dan KepMen No.235 Tahun 2003
20
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 76 dan KepMen No.224 Tahun 2003
25
J. Izin tidak masuk kerja dengan tetap mendapat upah.
menikah (3 hari)
keguguran (2 hari)
meninggal (2 hari)
pengusaha
agama21
K. Di larang PHK.
26
4. Mengadukan pengusaha kepada pihak berwajib yang
Meninggal dunia,23
PHK).24
M. Alasan PHK
pelanggaran.
22
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 93
23
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 153-166
24
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 167-171
27
3. Meninggal dunia, usia pensiun, Mangkir 5 (lima) hari kerja
melakukan pekerjaan.25
N. Kesalahan Berat
yang ada)
O. Mengundurkan diri
25
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 Pasal 158-169
28
gugatan ke PHI dalam waktu 1 tahun (vide Pasal 171 UU
dapat dipastikan
4 bulan : 100%
4 bulan : 75%
4 bulan : 50%
Selanjutnya : 25%27
R. Sahnya PHK
26
KepMen No.232 tahun 2003
27
Undang-undang No.21 tahun 2000
29
2. PHK tanpa penetapan dari Lembaga Penyelesaian
S. Mogok Kerja.
melakukan perundingan
risalah perundingan)
3. Pemberitahuan memuat:
mogok
Tempat mogok
30
Ada tandatangan ketua dan sekretaris Serikat
mogok
1. Dikualifikasikan mangkir
31
2. Dipanggil 2 (dua) kali dalam tenggang waktu 7 hari
mau bekerja
W. Sanksi
dengan cara:
mengurangi upah
32
Melakukan intimidasi, Kampanye anti Serikat
Buruh / Pekerja
33
C. PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
perburuhan.
pengusaha/majikan.
sendiri), kerja yang dilakukan untuk orang atas dasar kesukarelaan, dan
34
diingat bahwa ruang lingkup ketenagakerjaan tidak sempit, terbatas, dan
mengatur hubungan kerja yang harus diindahkan oleh semua pihak dan
3.2. SARAN
sebagaimana kita tahu semboyan “das sein das sollen” bahwa teori dan
praktek berbeda.
menjadi regulator dan fasilitator pada saat pengusaha dan buruh terjadi
35
membekali diri dengan persyaratan administratif yaitu dengan
HRD yang menerapkan aturan tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang
36
DAFTAR PUSTAKA
Proyeksi Laju Partisipasi Angkatan kerja di Propinsi Sumatra Utara pada tahun
Prof. Dr. H.R. Abdussalam, SIK, S.H., M.H., Hukum Ketenagakerjaan (Hukum
37
Undang-undang No.21 tahun 2000
38