Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.1 (2020.2)

Nama Mahasiswa : DELA NATASYA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 030997249

Tanggal Lahir : 28 DESEMBER 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4437/KEKUATAN SOSPOL INDONESIA

Kode/Nama Program Studi : 71/ILMU PEMERINTAHAN

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : SENIN/21 DESEMBER 2020

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Surat Pernyataan Mahasiswa
Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah


ini:

Nama Mahasiswa : DELA NATASYA

NIM : 030997249

Kode/Nama Mata Kuliah : IPEM 4437 KEKUATAN SOSPOL INDONESIA

Fakultas : FISIF

Program Studi : ILMU PEMERINTAHAN S1

UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang
ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Bandar Lampung, 21 Desember 2020

Yang Membuat Pernyataan

Dela Natasya
JAWABAN
1.) Peran Parta Politik dalam merebut dukungan rakyat, Kemampuan menyerap aspirasi
berarti sanggup mengeksplorasi dan menerjemahkan informasi tentang apa yang
dirasakan masyarakat dan tentang problema yang dihadapi masyarakat. Hak untuk
mendapatkan dan menyerap informasi dijamin dan dilindungi oleh konstitusi. Dalam
pasal 28 F UUD 1945 menyebutkan: "Setiap orang berhak untuk berkamunikasi dan
memperoleh inJormasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sasialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan
menyampaikan inJormasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia". Hak
untuk menyerap, menghimpun dan menyalurkan informasi sebagai aspirasi yang
bernuansa politik dalam masyarakat terbuka luas. Jika hal itu secara maksimal
digunakan untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan negara, tentu akan sangat
berguna. Fungsionalisasi partai politik sangat menentukan peranannya melaksanakan
fungsi yang ditentukan di dalam Pasal 7 butir c tersebut.
Makna fungsi ini merupakan salah satu dimensi pemahaman saja karen a selain fungsi
dalam pengertian juridis ini, di kalangan akademisi masih memiliki spektrum makna yang
lebih luas dan ragam. Biasanya deskripsi fungsi partai politik lebih kelihatan jika dikaitkan
dengan keberadaan parai politik tersebut dalam negara demokrasi dan pemerintahan yang
demokratis. Hal ini penting karena dalam pemerintahan otoriter, partai politik tidak begitu
berfungsi. Pengalaman menunjukkan betapa dalam pemerintahan Marcos di Filipina.
Mahatir di Malaysia dan Soeharto di Indonesia telah menunjukkan pemerintahan otoriter
yang memandulkan dan mempersempit peran partai politik kecuali partai politik
kekuasaan? Fungsi partai politik hanya bisa tllmbuh dan berperan sesllai fllngsinyadi bawah
pemerintahan yang demokratis. Kebebasan berpolitik merllpakan kllnci utama bagaimana
partai politik bisa memainkan perannya. Di era reformasi sekarang kecendrungan
demokrasi politik yang relatif baik dan be bas telah membllka peillang bagi partai politik
llntllk meningkatkan peran tnenyerap. menghitnplln dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Jika tidak. maka partai politik hanya sekedar tempat singgah bagi mereka yang ingin
sekedar bertllalang tanpa idealisme kejllangan yang berpihak kepada rakyat. bangsa dan
negara. Petllalangan tersebllt paling l1111ngkin hanya llntll.
Disini, terdapat korelasi antara keinginan dan kenyataan. Jika hanya memperbanyak
rumusan keinginan maka akan menjadi NATO (No Action Talk Only). Keinginan haruslah
dapat diilllplementasikan Illelalui kebijakan pembangunan. Disini partai politik dapat
berperan sebagai katalisator aspirasi Illasyarakat. Oleh karena itu, peranan partai politik
Illenyerap dan Illerullluskan keinginan Illasyarakat mestilah dapat mengilllplclllentasikan
fungsi partai politik. Secara akademis fungsi partai politik yang Illenentukan peranan partai
politik itu akan lebih talllpak di negara delllokratis karena faktor ruang kebebasan dan
penghargaan terhadap hak-hak politik. Prof. M irialll Budiardjo mengemukakan, bahwa
dalam negara demokratis partai
politik menyelenggarakan beberapa fungsi: 3 (1. Partai sebagai sarana komunikasi partai
politik. Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan aneka ragam pendapat dan
aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran
pendapat dalam masyarakat berkurang..
(2. Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai politik juga berperan sebagai sarana
sosialisasi politik (Instrument of Political Sociali=ation). Dalam konteks ini, partai politik
harus mampu mensosialisasikan visi dan misinya terhadap masyarakat dan berusaha
membangun "image" bahwa partai politik memperjuangkan kepentingan umum. (3. Partai
politik sebagai sarana recruitment politik. Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan
mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegietan politik sebagai anggota
partai politik (political recruitment). (4. Partai politik sebagai sarana pengatur konflik
(conflict management). Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha untuk
mengatasinya.
Politik Dalam Proses Pembangunan Peranan partai politik menyerap aspirasi l11asyarakat
dengan tlljuan apapun namanya. tidak 11111ngkin l11aksimal hasilnya jika tingkat
partisipasi partai politik lesu darah atau pasif dalam illisiatif dan lemah dalam semangat.
Partisipasi politik partai politik dalam negara yang memiliki iklim demokrasi yang sehat
lebih membuka peluang bagi partai politik untuk dapat melakukan pendekatan terhadap
masyarakat. Oengan pendekatan yang humanistik, rasional dan elegan. partai politik akan
mendapat simpati ditengah-tengah masyarakat. Paradigma partisipasi partai politik dalam
negara nasional (national state) adalah wawasan nasionalisme. Partai politik yang
berdasarkan suku dan kedaerahan teramat sempit dan dapat Illenimbulkan konflik sosial.
Perbenturan suku-suku di Papua karena semangatnasionalismenya Illasih rendah. Kalaulah
semangat kebangsaan dan nasionalismenya kental dan solid tentu rumus perang suku tidak
akan terjadi lagi.

2.) Civil society sangat penting dalam negara demokrasi, karena ia bermuara pada perlunya
penguatan masyarakat (warga) dalam sebuah komunitas negara untuk mengimbangi dan
mampu mengontrol kebijakan negara (policy of state) yang cenderung memposisikan warga
negara sebagai subyek lemah. Lalu bagaimana mensinergikan antara pemerintah
(administrasi publik) dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang pluralism.
sistem pemerintahan kembali berubah kepada bentuknya semula, yaitu NKRI pada Agustus
1950 dengan memberlakukan Undang-Undang Sementara (UUDS). Dalam UUDS ditetapkan
bahwa Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat merupakan negara hukum yang
demokratis berbentuk kesatuan, menempatkan kedaulatan Republik Indonesia berada di
tangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPRS. Keanggotaan
DPRS adalah partai-partai politik dan beberapa organisasi nonpolitik.
Menjelang Pemilu 1955 dilaksanakan, hampir sebagian besar organisasiorganisasi civil
society yang berkembang mengubah diri menjadi partai politik atau bergabung di dalamnya
dengan status organisasi underbouw, berfungsi sebagai mesin pendulang suara pada
pemilihan umum. Hal ini terjadi misalnya di kalangan organisasi buruh, Serikat Buruh Islam
Indonesia dengan partai Masyumi, Sentral Organisasi Buruh seluruh Indonesia (SOBSI)
sebagai organisasi sayap Partai Komunis Indonesia (PKI), Sentral organisasi Buruh Republik
Indonesia (SOBRI) organisasi sayap partai Murba, Kesatuan Buruh Seluruh Indonesia (KBSI),
dengan Partai Sosialis Indonesia (PSI), Kesatuan Buruh Kerakyatan Indonesia (KBKI) dengan
Partai Nasional Indonesia (PNI), Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) sebagai
organisasi sayap Partai Nahdatul Ulama (Partai NU), Gabungan Serikat Buruh Sarekat Islam
Indonesia (GOBSI Indonesia) dengan Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), Kesatuan Pekerja
Kristen Republik Indonesia (KESPEKRI), yang menjadi organ Partai Kristen Indonesia.
Setelah Pemilu untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia pada tahun 1955,
Indonesia kembali mengalami gejolak konflik politik yang terjadi bahkan hingga ke luar
Jakarta. Tokoh-tokoh partai politik terlibat di dalamnya, saling tuding, dan dihinggapi rasa
saling curiga. Seperti pemberontakan yang dikenal dengan Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI) pada tahun 1957 hingga 1958 di Sumatera, dan gerakan
Perjuangan Semesta (Permesta) di Sulawesi .
Kondisi kepolitikan dalam negeri yang diliputi konflik juga tidak menciptakan suasana yang
kondusif bagi lahirnya kembali organisasiorganisasi civil society, Namun demikian, ketika
aktivitas kelompok atau organisasi civil society mengalami stagnasi, suatu lembaga
organisasi nonpemerintah International Planned Parenthood Federation (IPPF) yang
berpusat di Inggris, bergerak di bidang kesehatan dan reproduksi, mendorong kelahiran
lembaga nonpemerintah yang bergerak untuk isu yang sama. Atas dorongan dan bantuan
finansial dari IPPF, kemudian lahir Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) pada
tahun 1957, memiliki isu utama tentang kependudukan. Selain IPPF, PKBI pada tahun-tahun
selanjutnya hingga tahun 1960-an juga akan menerima bantuan pendanaan dari organisasi
internasional lainnya yang bertujuan untuk membantu mengatasi kemiskinan dan anak,
yaitu Save The Children Fund dari Amerika Serikat dan Oxfam dari Inggris. Namun
terpengaruh oleh perkembangan politik domestik yang tidak kondusif, kedua pendonor
urung mewujudkan tujuannya. Hadirnya PKBI dapat dicatat sebagai organisasi
nonpemerintah pertama yang memiliki fokus isu tertentu dan untuk pertama kalinya
melibatkan lembaga pendonor internasional
saat 1ty menilai bahwa Indonesia pada dua periode pemerintahan demokras parlementer
dan demokrasi terpimpin (1950-1953 dan 1959-1963) dikategorikan dengan partisipasi
terbatas. Hal ini ditandai dengan banyaknya tuntutan untuk berpartisipasi. Pada masa ini
pula berbagai kekuatan-kekuatan politik yang semula lemah, berusaha memperoleh jalan
masuk ke dalam pusat-pusat pengambilan keputusan (R. William Liddle: 1992) Demokrasi
Terpimpin kemudian menandai keberlangsungan rezim Orde Lama, diawali dengan
keputusan pembubaran parlemen oleh Presiden Soekarno. Parlemen dianggap tidak
mampu menyusun konstitusi pengganu UUDS.
Pada masa demokrasi terpimpin, organisasi-organisasi civil society banyak diperankan oleh
organisasi kepemudaan yang beranggotakan mahasiswa di perguruan tinggi. Meskipun
tidak dapat dihindari dari adanya kedekatan organisasi-organisasi mahasiswa dengan partai
politik pada awal berdirinya, yaitu Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
(PMKRI), Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), Concentrasi Gerakan
Mahasiswa Indonesia (CGMI), Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia (Gemsos), Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin terus berlangsung disertai dengan konflik yang
semakin tajam di pemerintahan dan tidak dapat terbendung hingga meletusnya Gerakan 30
September tahun 1965 atau dikenal dengan G30S/PKI.

3.) - Meritokrasi sebenarnya menunjuk kepada bentuk sistem politik yang memberikan
penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan yang dapat
dipakai untuk menentukan suatu jabatan tertentu. Kerap dianggap sebagai suatu bentuk
sistem masyarakat yang sangat adil dengan memberikan tempat kepada mereka yang
berprestasi untuk duduk sebagai pemimpin, tetapi tetap dikritik sebagai bentuk
ketidakadilan yang kurang memberi tempat bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan
untuk tampil memimpin.
meritokrasi adalah sebuah penghargaan/bayaran/imbalan yang diberikan kepada
pekerja/karyawan disesuaikan dengan keahliannya/jabatannya atau prestasinya.
Dalam pengertian khusus meritokrasi kerap dipakai menentang birokrasi yang sarat KKN
terutama pada aspek nepotisme. Dalam keadaan meritokrasi yang murni, gen akan
menentukan siapa yang menang dan kalah.
Mewujudkan meritokrasi berarti melaksanakan upaya sistemik untuk mewujudkan negara
dan pemerintahan yang bebas korupsi. Dahlström et al. (2011) yakin bahwa meritokrasi
dapat membantu mengontrol korupsi, suap dan praktek-praktik tidak etis yang lainnya
dalam birokrasi.
Dalam hal reformasi birokrasi memang Indonesia tertinggal lebih dari 40 tahun dari negara
tetangga, singapura. Singapura telah menjalankan reformasi birokrasi dengan menerapkan
meritokrasi dalam birokrasi sejak tahun 1971. Tahun 2014, Indonesia baru mulai
menerapkan meritokrasi. Meritokrasi di Indonesia merupakan bagian dari reformasi
birokrasi. Reformasi birokrasi di Indonesia di awali dengan dua pendekatan. Pendekatan
pertama adalah pendekatan kelembagaan yaitu menyelenggarakan fungsi baru dalam
Kementerian PAN yang disebut sebagai urusan reformasi birokrasi. Meskipun beberapa
pihak mengatakan bahwa menambahkan ‘reformasi birokrasi’ setelah ‘pendayagunaan
aparatur negara’ merupakan hal yang tumpang tindih karena fungsi Pemberdayaan
Aparatur Negara termasuk didalamnya adalah melakukan reformasi birokrasi, namun
secara psikologis hal ini diperlukan di Indonesia untuk menunjukkan fungsi baru sebuah
lembaga. Pendekatan kedua adalah dibentuknya lembaga non-struktural yang mandiri dan
bebas dari intervensi politik untuk menciptakan ASN yang profesional dan berkinerja tinggi
yaitu Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).
Bila dipercaya bahwa masalah-masalah lain yang lebih besar seperti perilaku tidak etis
pejabat publik, perilaku koruptif, peningkatan kualitas pelayanan publik dan pertumbuhan
ekonomi dapat diperbaiki dengan menerapkan sistem meritokrasi, maka sekaranglah
saatnya pelaksanaan seleksi JPT yang terbuka dan obyektif dilaksanakan sepenuhnya.

4.) a. TNI sebagai penjaga kedaulatan bangsa dan negara, harus senantiasa menjadi garda
terdepan dalam menjaga ideologi Pancasila dari serangan ideologi transnasional, seperti
komunisme. Siapapun yang hendak mengubah Pancasila, membangkitkan komunisme
maupun memasukan ideologi transnasional lainnya, selain akan berhadapan dengan rakyat
juga akan berhadapan dengan TNI sebagai anak kandung rakyat Indonesia, Tentara
Nasional Indonesia (TNI) merupakan bagian dari masyarakat umum yang dipersiapkan
secara khusus untuk melaksanakan tugas pembelaan negara dan bangsa, serta memelihara
pertahanan dan keamanan nasional. Seperti kita ketahui bahwa saat ini bangsa Indonesia
sedang memasuki suatu masa transisi, suatu masa di mana kita tengah berubah atau
beralih dari suatu era yang orang menyatakan itu sebagai era otoritarian kepada era
demokrasi dan perubahan seperti itu memang masih banyak ketidakpastian. Namun
demikian ada satu hal yang sudah pasti bahwa perubahan tersebut tidaklah mengubah
tugas dan tanggung jawab TNI selaku alat negara bidang pertahanan dan keamanan, serta
tidak mengubah sikap dan perilaku prajurit TNI yang harus senantiasa mengayomi
masyarakat. Bahwa kalau pada era yang lalu TNI melaksanakan tugas bukan hanya di
bidang pertahanan tetapi juga di bidang sosial politik, maka setelah kita memasuki era
reformasi, TNI segera menempatkan posisinya yang tepat sesuai dengan tatanan negara
demokrasi. Peran sosial politik telah kita tinggalkan dan kita hanya berkonsentrasi di bidang
pertahanan dan keamanan negara, kedepannya bisa jadi membantu memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat dalam rangka membangun tugas Polri.1Di dalam Undang-
Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI disebutkan bahwa TNI adalah alat pertahanan
negara yang berfungsi sebagai penangkal dan penindak terhadap setiap bentuk ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri, terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa, dan pemulih terhadap terganggunya
keamanan negara yang akibat kekacauan keamanan. Guna
Pada hakikatnya ancamanDi dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI
disebutkan bahwa TNI adalah alat pertahanan negara yang berfungsi sebagai penangkal
dan penindak terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar
dan dalam negeri, terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, dan
pemulih terhadap terganggunya keamanan negara yang akibat kekacauan keamanan. Guna
memelihara dan meningkatkan keamanan negara atau keamanan nasional tersebut TNI
melaksanakan tugas pokok, baik dalam rangka Operasi Militer Untuk Perang (OMP)
maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Bersamaan dengan itu disebutkan dan
dijabarkan juga peran, fungsi dan tugas TNI pada pasal 5, 6 dan 7. Dalam ketiga pasal
tersebut TNI diamanatkan berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.2TNI berfungsi penangkal
setiap bentuk ancaman militer baik yang datang dari dalam negeri ataupun luar negeri,
penindak dalam setiap bentuk ancaman serta pemulih kondisi negara yang terganggu
akibat perang atau akibat kekacauan keamanan.3 TNI bertugas untuk menegakkan
kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa negara, dimana tugas pokok tersebut
dilaksanakan dengan Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang
(OMSP).4b.Globalisasi yang telah membawa sumber dan jenis ancaman baru bagi bangsa-
bangsa di dunia, baik berupa ancaman militer dan non militer. Pada hakikatnya ancaman

b.) Pengertian IntervensiPergeseran kepentingan dan kebutuhan yang sangat signifikan


dalam masyarakat internasional telah berubah menjadi suatu bentuk hubungan timbal balik
antar negara – negara baik berupa hubungan konsuler, hubungan diplomatic, kerjasama
politik, kerjasama ekonomi, sosial budaya , kerjasama militer, perjanjian persahabatan,
aliansi dan sebagainya. Ketika kepentingan–kepentingan tersebut menghasilkan
keuntungan bagi kedua belah pihak secara adil maka hubungan tersebut akan sesuai
dengan tujuan mereka. Akan tetapi tidak semua hubungan yang melibatkan dua negara
atau lebih dapat mengakomodir semua keinginan para pihak.
Intervensi MiliterIntervensi militer untuk tujuan kemanusiaan memiliki masa lalu yang
kontroversial. Bentuk intervensi ini adalah yang paling terang–terangan, paling mahal dan
mengadung resiko paling besar.110 Pengerahan kekuatan militer ke suatu wilayah atau
negara untuk menekan suatu konflik atau pergerakan kelompok tertentu yang mengganggu
keamanan dan keselamatan penduduk sipil, telah beberapa kali di lakukan negara–negara
atau organisasi–organisasi internasional atas dasar pertimbangan kemanusiaan dan
permintaan dari pemerintahan yang berkuasa di negara tersebut.Intervensi militer di
definisikan sebagai penggunaan kekuatan lintas batas negara oleh kelompok negara dan
organisasi regional dengan pembenaran dan alasan untuk aksi mereka guna memulihkan
perdamaian dan keamaan sebagimana mengakhiri penderitaan dan pelanggaran HAM yang
meluas melalui bantuan multirateral tanpa persetujuan dari negara mana intervensi
tersebut terjadi.111 Intervensi militer juga diwujudkan dalam bentuk pengiriman ekspedisi
militer untuk menunjang suatu pemerintahan yang sedang berkuasa ataupun membantu
suatu kelompok pemberontak.112Dalam pelaksanaannya, intervensi militer selalu
dibarengi dengan intervensi kemanusiaan atau sering disebut dengan intervensi militer
kemanusiaan (humanitarian military intervention), mengapa ? karena pada dasarnya ada
kesamaan tujuan antara intervensi militer untuk kemanusian dan intervensi
kemanusiaan.Adapun tujuan dari intervensi militer kemanusiaan .
Intervensi dengan militer dikemukakan oleh Michael Walzer dalam Just and Unjust Wars,
yakni dengan menempatkan empat situasi yang secara moral tindakan intervensi melalui
perang dapat dibenarkan, yakni :114a) Preemptive intervention, yakni intervensi dapat
dilakukan oleh suatu negara akibat terjadinya situasi perang yang “mendadak” (imminent).
Intervensi tidak boleh dilakukan dalam situasi preventive war, yakni suatu keadaan dimana
telah diyakini bahwa perang merupakan tindakan terbaik untuk segera dilakukan daripada
menundanya. Alasan mengapa intervensi tidak boleh dilakukan dalam preventive war
adalah karena di dalam preventive war tidak terdapat situasi bahaya yang jelas (no clear
and present danger).b) Intervensi dibutuhkan guna menyeimbangkan intervensi
sebelumnya. Intervensi ini dimaksudkan guna menjaga masyarakat lokal dimana
sebelumnya telah mengalami intervensi. Dengan kata lain, intervensi ini merupakan
intervensi balasan.c) Intervensi diperlakukan guna membantu individu-individu yang
terancam dengan pembunuhan massal. Suatu negara atau masyarakat internasional tidak
berarti perlu untuk terlibat langsung dan turut campur menangani isu pembunuhan masal
atau genosida, tetapi hanya apabila dirasa perlu saja.d) Intervensi dapat dilakukan guna
membantu di dalam mendapatkan hak melakukan gerakan memisahkan diri (secessionis
movement). Bantuan terhadap gerakan memisahkan diri dilakukan atas dasar guna
memberikan
Isi ketentuan perjanjian demikian dapat dimaksudkan sebagai pembenaran terhadap
tindakan Uni Soviet ketika menginvasi Afghanistan pada Desember 1979.2. Jika suatu
Negara berdasarkan suatu perjanjian dilarang untuk mengintervensi namun ternyata
melanggarlarangan ini, maka Negara lainnya yang juga adalah pihak/peserta dalam
perjanjian tersebut berhak untuk melakukan intervensi.3. Jika suatu Negara melanggar
dengan serius ketentuan-ketentuan dalam hukum kebiasaan yang telah diterima umum,
Negara lainnya mempunyai hak untuk mengintervensi Negara tersebut. Jadi, jika
pemberontak terus-menerus melanggar hak-hak suatu Negara netral selama terjadinya
konflik, maka Negara netral tersebut memiliki hak untuk mengintervensi terhadap Negara
pemberontak tersebut. 4. Jika warga negaranya diperlakukan semena-mena di luar negeri
maka Negara tersebut memiliki hak untuk mengintervensi atas nama wargawarga tersebut,
setelah semua cara damai diambil untuk menangani masalah tersebut. 5. Suatu intervensi
dapat pula dianggap sah dalam hal tindakan bersama oleh suatu organisasi internasional
yang dilakukan atas kesepakatan bersama Negara-negara anggotanya. 6. Suatu intervensi
dapat juga sah manakala tindakan tersebut dilakukan atas permintaan yang sungguh-
sungguh dan tegas-tegas (genuine and explicit) dari pemerintah yang sah dari suatu Negara
(invitational intervention). Intervensi ini cukup banyak dilakukan oleh Negara- negara besar
dewasa ini. Pengiriman tentara Inggris ke Yordania pada tahun yang sama setelah Republik
Persatuan Arab melakukan intervensi terhadap masalah-masalah dalam negeri Yordania.
Tahun 1964, kembali tentara inggris didaratkan di Tanganyika Uganda, dan Kenya atas
permintaan masing-masing Negara.

Anda mungkin juga menyukai