Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ANCAMAN TERHADAP NEGARA DALAM BINGKAI BHINNEKA


TUNGGAL IKA
Diajukan sebagai

Tugas Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
Kelompok 2, X MIPA 6

Ahmad Faisal
Alvira Rahma Nur Hidayati
Evan Dwi Pangestu
Fahri M. Rifqi
Fasha Ilyasha Septian
Muhammad Dzakwan Naufal
Muhammad Fadhil Septriansyah
Muhammad Fajar Maulana
Muhammad Irfan Abdurrohim
Nasam Ilham Ramadhan
Pandhu Aditya Cuarman
Silka Nur Alfira
Zeni Senia

SMAN 2 GARUT
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala
karunia dan nikmat-Nya, kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah
yang berjudul "Ancaman terhadap Negara dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika" ini disusun
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang diberikan oleh Bapak Risa Setiaji, S. Pd.

Makalah ini membahas berbagai macam ancaman, khususnya terhadap Negara


Indonesia. Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, tidak lepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. Oleh
sebab itu, kami menyampaikan banyak terima kasih atas segala kontribusi dalam membantu
penyusunan makalah ini.

Meskipun kami menghadapi banyak hambatan dan kesulitan dalam menyusun makalah
ini, dan mungkin masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki karena keterbatasan
kemampuan kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak, terutama dari Bapak/Ibu Guru, supaya kami dapat lebih baik
lagi dalam menyusun makalah di masa yang akan datang.

Besar harapan kami, makalah ini dapat berguna bagi siapa saja, terutama sebagai warga
Negara Indonesia, untuk menambah wawasan tentang berbagai macam ancaman yang dapat
terjadi dan harus kita cegah dengan cara masing-masing, demi kesatuan bangsa kita.

Demikianlah apa yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.

Garut, 15 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 2
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 2
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional ....................................................................................... 3
2.1.1. Ancaman Di Bidang Militer.................................................................................................. 3
2.1.2 Ancaman Non-Militer ............................................................................................................ 4
2.2. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM ..................................................................... 4
2.2.1. Ancaman di Bidang Ideologi ................................................................................................ 4
2.2.2. Ancaman di Bidang Politik ................................................................................................... 6
2.2.3. Ancaman di Bidang Ekonomi ............................................................................................... 7
2.2.4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya ....................................................................................... 8
2.2.5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan ................................................................... 9
2.3. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Integrasi
Nasional ............................................................................................................................................ 10
BAB III ................................................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................................................ 12
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
3.2. Saran .......................................................................................................................................... 12
3.3. Penutup ...................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Posisi silang Indonesia, sebagaimana diuraikan di atas, menjadi sebuah potensi
sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia. Potensi tersebut mencakup
dampak positif terhadap kemajuan bangsa Indonesia dan memperkokoh keberadaan
Indonesia sebagai negara yang memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan dan
perdamaian dunia. Namun, posisi silang ini juga menjadikan Indonesia rentan terhadap
ancaman yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Ancaman terhadap integrasi nasional dapat muncul baik dari luar maupun dari dalam
negeri, dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut dapat berupa ancaman militer
dan non-militer. Pertanyaannya adalah, apa sebenarnya yang menjadi ancaman bagi integrasi
nasional negara Indonesia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan diuraikan ancaman
yang dihadapi bangsa Indonesia, baik yang bersifat militer maupun non-militer.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam rangka memudahkan pembahasan, sub masalah akan dibahas sesuai dengan
latar belakang di atas, yakni sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ancaman terhadap integrasi nasional?
2. Apa yang dimaksud dengan ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM (Ilmu
Pengetahuan Sosial, Ekonomi, Budaya, Pertahanan, dan Keamanan)?
3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam mengatasi berbagai ancaman dalam membangun
integrasi nasional?

1.3. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian ancaman terhadap integrasi nasional.
2. Memahami konsep ancaman di bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM.
3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam mengatasi berbagai ancaman demi membangun
integrasi nasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ancaman Terhadap Integrasi Nasional

2.1.1. Ancaman Di Bidang Militer


Perkembangan persenjataan militer di setiap negara terus ditingkatkan. Bahkan ada negara
yang memiliki senjata pemusnah massal yang berbahan kimia dan nuklir.Suatu negara yang
melakukan agresi dikategorikan sebagai ancaman kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan suatu bangsa. Agresi ini mempunyai bentuk- bentuk mulai dari yang berskala paling
besar sampai dengan yang terkecil.Bentuk ancaman militer yang sering terjadinya cukup tinggi adalah
tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan). Buktinya wilayah negara kita
pernah ada yang dicaplok dan diakui oleh negara lain.Pemberontakan bersenjata juga menjadi
ancaman militer yang harus serius ditangani oleh bangsa Indonesia. Negara Indonesia mempunyai
fungsi pertahanan negara yang ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara,
objek-objek vital nasional, dan instalasi strategis dari kemungkinan aksi sabotase. Jenis ancaman
militer meliputi agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, terorisme bersenjata, pemberontakan,
dan perang saudara.

Ancaman militer dapat berbentuk:

1. Agresi oleh negara lain


Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan cara-cara:
a) Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh.
b) Bombardemen
c) Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
d) Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan
Agresi.
e) Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.

2. Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin, baik
oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang.

3. Spionase
Spionase merupakan kegiatan dari intelijen yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi atau rahasia militer atau negara.

4. Sabotase
Sabotase dilakukan untuk merusak instansi penting militer atau objek vital nasional
dan dapat membahayakan keselamatan bangsa.

5. Aksi teror bersenjata


Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang berskala tinggi sehingga
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Aksi
terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang
khusus, yaitu memiliki ciri-ciri, bergerak dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi
tinggi, beroperasi di bawah tanah (rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih

3
dan mematikan serta umumnya terkait dalam jaringan internasional.

6. Pemberontakan bersenjata
Pemberontakan merupakan proses, cara, perbuatan memberontak atau penentangan
terhadap kekuasaan yang sah. Vladimir Lenin mengatakan bahwa kaum Marxist dituduh
sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni.

7. Perang saudara
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah
yang sama.

8. Konflik komunal
Konflik komunal adalah konflik yang merujuk padaperselisihan antar agama, etnis,
bahkan dalam identifikasi yang lebih sempit. Konflik komunal di Indonesia contohnya adalah
konflik dan kekerasan komunal antara komunitas etnis Bali dan etnis Sasak di Kabupaten
Lombok Utara pasca otonomi daerah serta konflik di perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

2.1.2. Ancaman Non-Militer


Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor non-militer
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa,
keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan
oleh pengaruh negatif dari globalisasi.Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman
militer. Ancaman non-militer ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi,
informasi, serta keselamatan umum.

2.2. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM


Ipoleksosbudhankam merupakan singkatan dari Ilmu Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya, Hankam (Hankam: Pertahanan dan Keamanan). Ancaman non-militer atau nirmiliter
memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta
bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum.

2.2.1. Ancaman di Bidang Ideologi


Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan zionis. Akibat
dari penolakan tersebut, tentu saja pengaruh dari negaranegara komunis dapat dikatakan tidak
dirasakan oleh bangsa Indonesia, kalaupun ada pengaruh tersebut sangat kecil ukurannya.
Akan tetapi, bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh paham lainnya, misalnya
pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung mengarah pada
kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman di bidang ideologi
dapat terjadi apabila:

4
1) Marak terjadi penyebaran ideologi selain Pancasila
2) Ketimpangan di bidang demografi
3) Kesenjangan sumber daya alam di berbagai daerah
4) Kondisi politik yang kurang stabil
5) Perkembangan ekonomi yang lamban
6) Menurunnya tingkat toleransi antar kelompok masyarakat

Contoh ancaman di bidang ideologi sebagai berikut:


1) Agresi dari wilayah lain
2) Spionase
3) Perang saudara
4) Pemberontakan senjata
5) Teror berbasis senjata
6) Sabotase
7) Pelanggaran wilayah

Strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi ancaman di bidang ideologi, di antaranya:
 Memperkuat Mental Bangsa yang Berlandaskan Ideologi Pancasila
Menurut Noor Ms. Bakry, strategi menghadapi ancaman ideologi dapat dimulai dari
memperkuat keyakinan dan kebenaran terhadap ideologi Pancasila yang memiliki kekuatan
untuk mempersatukan Indonesia secara utuh dan menyeluruh. Cara tersebut dapat dilakukan
dengan cara memahami Pancasila lebih dalam sebagai salah satu ideologi utama negara,
menumpas gerakan separatis, dan menanamkan nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.

 Menyebarkan Wawasan Kebangsaan Pancasila


Strategi kedua adalah menyebarkan dan mendorong masyarakat untuk mengaplikasikan butir-
butir Pancasila dalam kehidupan bernegara dan tidak mudah terpengaruh dengan pemikiran
barat yang ideologinya berbeda dengan kita. Karena setiap negara menganut etika dan moral
yang berbeda.

 Strategi Konsep Pertahanan Berlapis


Selanjutnya, strategi menghadapi ancaman di bidang ideologi dapat dilakukan dengan

5
menerapkan konsep pertahanan berlapis yang terdiri dari:
Lapisan terdepan adalah unsur pertahanan nirmiliter seperti kementerian dan lembaga
pemerintah dan non kementerian yang menguasai bidang ideologi

2.2.2. Ancaman di Bidang Politik


Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan
tekanan politik terhadap Indonesia.Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan
bentuk ancaman non-militer berdimensi politik yang seringkali digunakan oleh pihak-pihak
lain untuk menekan negara lain.Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam
negeri dapat berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan
suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang kekuatan politik untuk melemahkan
kekuasaan pemerintah.
Contoh ancaman di bidang politik dari dalam negeri:
Makar atau kudeta
Dikutip dari jurnal Memahami Ancaman Negara Non-Militer dan Strategi
Menghadapinya Melalui Pendidikan Karakter pada Mata Pelajaran PPKn Di Sekolah (2017)
karya Muhamad Hari Purnomo Hadi, mengatakan tindakan makar merupakan penggunaan
kekuatan berupa pengerahan massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa.
Hal tersebut dapat juga dipahami sebagai penggalangan kekuatan politik guna melemahkan
kekuasaan pemerintah.

i. Separatisme atau perang saudara


Separatis adalah kelompok yang menghendaki pemisahan diri dari suatu persatuan bangsa
atau golongan guna memperoleh dukungan. Separatis bisa berbentuk perjuangan bersenjata
dan tidak bersenjata. Di mana pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk
menarik simpati masyarakat internasional. Oleh sebab itu tindakan ini sulit dihadapi dengan
menggunakan kekuatan militer.

ii. Korupsi, kolusi, dan nepotisme


Korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah salah satu tindakan kejahatan saat seseorang
menyalahgunakan wewenang politik guna mendapatkan keuntungan pribadi. Bila korupsi
tumbuh subur dalam pemerintahan ini maka akan bisa secara mudah memperkuat sistem

6
politik yang dikuasai pemilik modal. Padahal sebetulnya kedaulatan berada di tangan rakyat
banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh petinggi politik menyebabkan hilangnya
kepercayaan publik terhadap pemerintah yang sedang berjalan.

Contoh ancaman di bidang politik dari luar negeri:


a) Terorisme Dikutip dari jurnal Terorisme dalam Perspektif Politik dan Hukum (2002)
karya dari Mulyana W. Kusumah, menyatakan bahwa terorisme internasional adalah
penggunaan ancaman kekerasan tanpa pandang bulu, baik itu kepada musuh maupun
sekutu dalam mencapai tujuan. Di mana, paham-paham radikal yang berakar dari
suatu kelompok di negara tertentu bisa menyebarkan negara lainnya. Umumnya selain
menyebar teror, kelompok teroris juga ingin menyebarkan paham yang mereka anut
dan mengganti ideologi negara yang tidak sesuai dengan kehendaknya.
b) Negara asing yang terlalu ikut campur
Terkadang negara asing melakukan tekanan politik seperti intimidasi, provokasi atau
blokade politik. Di mana hal itu adalah salah satu ancaman nonmiliter di bidang
politik yang seringkali digunakan oleh pihak tertentu untuk menekan negara lain.

2.2.3. Ancaman di Bidang Ekonomi


Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan
bukti nyata dari pengaruh globalisasi.Pengaruh globalisasi perekonomian merupakan suatu
proses kegiatan ekonomi dan perdagangan di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi
satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial
negara.Ancaman kedaulatan Indonesia dalam bidang ekonomi, di antaranya adalah sebagai
berikut.Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan
bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara.Perekonomian negara kita akan
dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan
modalnya di Indonesia.Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang
kalah dan menang. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang.Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka
panjang. Akibat dari Ancaman Ekonomi. Dalam buku Kemdikbud menyebutkan bahwa
ancaman ekonomi membawa banyak pengaruh buruk. Berikut beberapa akibat dari ancaman
ekonomi.

7
Akibat dari Ancaman Ekonomi sebagai berikut:
a. Indonesia akan kedatangan oleh barang-barang dari luar dengan adanya perdagangan bebas
yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya
barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing dengan barang-barang
dari luar negeri.
b. Perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring dengan semakin
mudahnya orang asing menanamkan modalnya di Indonesia. Pada akhirnya mereka dapat
menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa kita akan dijajah secara
ekonomi oleh negara investor.
c. Persaingan bebas akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang kalah dan menang.
Pihak yang menang secara leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi
penonton yang senantiasa tertindas. Akibatnya, timbulnya kesenjangan sosial yang tajam
sebagai akibat dari adanya persaingan bebas tersebut.
d. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin
sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan
sehingga angka pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
e. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka pendek pertumbuhan
ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan
mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah
semakin memburuk.

2.2.4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman di bidang sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan dari
luar. Adapun ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negative globalisasi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
a. Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang- barang dari
luar negeri.
b. Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu
nilai hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk
mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
c. Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta

8
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.
d. Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada
budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakain yang
biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang berlaku, misalnya memakai rok mini, lelaki memakai anting-
anting dan sebagainya.
e. Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
f. Semakin lunturnya nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.2.5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan


Seiring dengan berjalannya waktu, proses penegakan pertahanan dan keamanan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak semudah yang dibayangkan atau semudah dalam
pembicaraan yang bersifat teoritis semata. Masih adanya masalah teror dan konflik SARA yang
terjadi pada suatu wilayah memiliki tujuan yang sama yaitu tidak ingin bangsa Indonesia hidup
damai dan tentram.

Contoh ancaman di bidang pertahanan dan keamanan adalah sebagai berikut:

1. Ancaman Militer bagi Integrasi Nasional


Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan senjata terorganisasi dan
dinilai dapat membahayakan negara. Ancaman tersebut muncul bisa dari dalam ataupun luar
negeri.Ancaman seperti ini jika didiamkan dapat mengakibatkan rasa takut pada masyarakat,
membahayakan keutuhan wilayah negara dan mengganggu kedaulatan negara. Ancaman
militer harus segera diatasi agar tidak semakin memburuk.

2. Pelanggaran Wilayah
Bentuk ancaman di bidang pertahanan dan keamanan yang masih sering terjadi adalah
pelanggaran wilayah. Ancaman pelanggaran tersebut dapat membahayakan keutuhan dan
kedaulatan wilayah negara.Pelanggaran wilayah tidak hanya terjadi di daratan. Melainkan,
dapat terjadi di wilayah laut bahkan juga udara. Hal ini dikarenakan Indonesia sendiri memang
memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka.Faktor tersebut menyebabkan potensi
pelanggaran wilayah yang tinggi. Contohnya yaitu, masuknya kapal nelayan dari Tingkok ke
ke kawasan ZEE di daerah natuna tanpa izin resmi.

9
3. Spionase dan Sabotase
Contoh ancaman berikutnya adalah spionase dan sabotase. Ancaman tersebut dapat terjadi
dikarenakan Indonesia mempunyai berbagai objek vital nasional dan instalasi strategis.
Kondisi ini sangat rawan terhadap aksi spionase dan sabotease.Spionase adalah salah satu
ancaman militer yang dilakukan oleh negara dengan cara mengamati secara diam-diam negara
lainnya. Sedangkan, sabotase adalah suatu tindakan pelanggaran yang dilakukan terhadap
perusakan instalasi dan objek vital.

4. Pemberontakan Antar Warga Negara


Salah satu contoh ancaman di bidang pertahanan dari dalam negeri adalah pemberontakan antar
warga negara. Bentrok antarwarga atau antarsuku dapat terjadi di suatu daerah. Peristiwa
tersebut dapat menggoyahkan persatuan dan kesatuan.Suku atau masyarakat yang saling
bentrok cenderung mengutamakan kepentingan kelompok pribadi daripada kepentingan umum
bersama. Hal yang terjadi seperti ini berpotensi muncul dari sikap individualisme dan
sukuisme, bahkan separatisme.

2.3. Peran Serta Masyarakat untuk Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun
Integrasi Nasional
Peran serta dan kesadaran masyarakat mempunyai makna bahwa individu harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan bangsa dan Negara Indonesia untuk mengatasi
ancaman dalam membangun integrasi nasional. Peran serta masyarakat untuk mengatasi
berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Tidak membeda-bedakan keberagaman misalnya pada suku, budaya, daerah dan


sebagainya.
2) Menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama yang dianutnya.
3) Membangun kesadaran akan pentingnya integrasi nasional.
4) Melakukan gotong royong dalam rangka peningkatan kesadaran bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
5) Menggunakan segala fasilitas umum dengan baik.
6) Mau dan bersedia untuk berkerja sama dengan segenap lapisan atau golongan
Masyarakat.

10
7) Merawat dan memelihara lingkungan bersama-sama dengan baik.
8) Bersedia memperoleh berbagai macam pelayanan umum secara tertib.
9) Menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
10) Mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
11) Menjaga keamanan wilayah negara dari ancaman yang datang dari luar maupun dari
dalam negeri.
12) Memberi kesempatan yang sama untuk merayakan hari besar keagamaan dengan aman
dan nyaman.
13) Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan dalam masyarakat dan
pemerintah.
14) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
15) Bersedia untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi, yang dinilai memiliki potensi membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Di sisi lain, ancama non-militer adalah
ancaman tanpa penggunaan kekuatan senjata, namun jika dibiarkan dapat membahayakan
kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Ancaman ini bisa bersifat ideologi,
politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Peran serta serta kesadaran masyarakat memegang peranan penting. Individu


diharapkan memiliki sikap dan perilaku yang berasal dari kemauan pribadi, didasari oleh
keikhlasan dan kerelaan untuk bertindak demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini
menjadi kunci dalam mengatasi berbagai ancaman dan membangun integrasi nasional.

3.2. Saran
Kebhinekaan bangsa Indonesia, sementara merupakan kekayaan, juga menjadi sebuah
tantangan dan potensi ancaman. Keanekaragaman ini dapat menyebabkan perbedaan pendapat
dan munculnya sentimen kedaerahan yang sempit, yang dapat mengancam integrasi nasional.
Oleh karena itu, penting bagi seluruh warga negara untuk mewaspadai berbagai bentuk
ancaman yang dapat mengancam persatuan bangsa. Mereka diharapkan berperan serta aktif
dalam mengatasi berbagai ancaman demi membangun integritas nasional yang kokoh.

3.3. Penutup
Demikianlah isi makalah kami. Kami menyadari adanya kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan makalah ini, dan dengan tulus kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Terima kasih kepada teman-teman dan guru-guru yang telah memberikan kritik dan masukan.
Mari bersama-sama kita tanamkan rasa bangga dan cinta pada negara kita, untuk membangun
Indonesia yang lebih kuat dan maju.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tolib, Nuryadi. 2016. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan. Jakarta: Kemdikbud RI


Winarno, D. 2016. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan. Surakarta: Putra Kertonatan

https://wikipedia.org
https://kumparan.com/
https://www.detik.com/
https://www.kompas.id/

13

Anda mungkin juga menyukai