96-Article Text-196-1-10-20210126
96-Article Text-196-1-10-20210126
2, 20 Desember 2020
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk : (1) untuk mengetahui, mengeksplorasi tentang Budaya Kawin
Massal sebagai sumber ide pada pembuatan busana evening yang akan di terapkan dalam desain
ilustrasi, (2) untuk melestarikan suatu budaya daerah dalam pembuatan busana evening menggunakan
kain tradisional Bangka Belitung yaitu kain Tenun Cual, (3) mengetahui hasil penerapan sumber ide
Budaya Kawin Massal Pada busana evening pada lengan bishoop, detail peplum, hairpiace / hiasan
kepala berbentuk payung.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif menggunakan hasil penelitian
dengan apa adanya. Metode penentuan subjek menggunakan studi sampling dengan teknik non random
sampling karena dalam pengambilan sampel penulis sudah menentukan subjek penelitian terlebih
dahulu. Metode pengumpulan data menggunakan hasil eksperimen. Metode uji sensori pada penelitian
ini menggunakan pengujian organoleptic atau penilaian didasarkan pada proses pengindraan yaitu indra
penglihatan. Metode dokumentasi pada penelitian menggunakan dokumentasi primer berupa hasil
eksperimen dan berupa foto hasil eksperimen dan dokumentasi sekunder berupa buku, jurnal, majalah
serta artikel yang terkait. Dari data hasil uji sensori dengan fokus tinjauan dari sudut Keindahan Desain
dan Teknik Penyelesaian, busana evening yang menggunakan sumber ide budaya kawin masal berbahan
kain tenun cual tersebut sangat baik. Hal ini dibuktikan dari hasil seluruh panelis 100% menyatakan
hasil desain yang indah dan penyelesainya sangat rapi tampak dari luar dan bagian dalamnya
Kata Kunci: busana evening, budaya kawin massal, kain tenun cual bangka belitung.
ABSTRACT
The purpose of this research is to: (1) to find out, explore about The Culture of Mass Mating as
a source of ideas on the manufacture of evening clothing that will be applied in the design of
illustrations, (2) to preserve a regional culture in the manufacture of evening clothing using traditional
Bangka Belitung fabrics namely Woven Cual fabrics, (3) know the results of applying the source of the
idea of Mass Mating Culture In evening clothing on the sleeves bishop, peplum details,
hairpiece/headdress in the form of umbrellas.
This research is qualitative research with a descriptive method using the results of research as
is. The method of determining the subject using sampling studies with non-random sampling techniques
because in sampling the author has determined the research subject first. Data collection method using
the results of experiments. The sensory test method in this study using organoleptic testing or
assessment based on the sensing process that is the sense of vision. Documentation method in the
research using primary documentation in the form of experiment results and the form of photos of
experiment results and secondary documentation in the form of books, journals, magazines and related
articles. From sensory test data with a focused review from the angle of Beauty Design and Finishing
Technique, evening fashion that uses the source of the idea of mass mating culture made from woven
fabric cual is very good. This is evidenced by the results of all panellists 100% stated the results of a
beautiful design and the finish is very neatly visible from the outside and the inside
Keywords: evening fashion, mass mating culture, woven fabrics cual bangka belitung.
72
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
73
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
74
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
inggris kebudayaan disebut culture yang warga sekitar. Busana yang di pakai kedua
berasal dari kata latin colere yaitu mempelai adalah busana adat Kepulauan
mengolah atau mengerjakan dapat diartikan Bangka Belitung yaitu Seting dan Kain
juga sebagai mengolah tanah atau bertani, Cual. Kemudian di setiap rumah mempelai
kata culture juga kadang sering dihiasi oleh Payung Lilin dan Teluk Serujo.
diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam Selanjutnya melaksanakan upacara adat
bahasa Indonesia. pada siang hari , pengantin beserta keluarga
Budaya kawin massal atau tradisi berkumpul di acara upacara adat yang ada
kawin massal yang dilakoni masyarakat di kantor desa. Dalam pelaksanaan budaya
Desa Serdang, Toboali, Bangka Selatan kawin masal menerapkan segala suatu yang
adalah tradisi turun temurun. Perhelatan bersifat normatif yang berkaitan dengan
kawin massal atau nikah masal yang busananya dan perlengkapan ritual yang
biasanya digelar usai panen lada ini adalah filosofis antara lain: (1) baju adat
bentuk rasa syukur masyarakat terhadap pengantin; (2) semacam syarat/ properti
kerja keras yang telah dilakukan. berupa payung lilin; (3) telok serujo; dan
Kawin massal adalah prosesi di mana (4) beras kuning sebagai taburan.
masyarakat Desa Serdang Kecamatan Busana pengantin wanita adalah
Toboali Kabupaten Bangka Selatan ini pakaian adat namanya Baju Seting. Baju
menggelar akad nikah secara bersamaan Seting dapat dideskripsikan sebagai
dan serentak dalam hari yang sama. berikut; berupa baju kurung panjangnya
Biasanya tiap rumah yang menggelar sampai di bawah lutut, warna merah, bahan
hajatan kawin massal menggelar hiburan dari kain beludru atau sutra. Bagian
band atau lainya. Kalau dalam kawin bawahnya memakai Kain Cual, disebut
massal itu jumlah pengantinnya sebanyak juga kain Lasem atau Besusur yang berupa
10 pasangan, maka band/musik pun tenun ikat, hasil budaya masyarakat Bangka
berjumlah 10. Para pengantin pun diarak Belitung. Sedangkan busana pengantin
keliling desa dengan diiringi musik khas prianya kemeja yang menyerupai jubah
melayu seperti hadrah. panjang dengan kerah shanghai. warna
Selain para menggelar perhelatan merah gelap dilengkapi dengan kain
pernikahan, para masyarakat di Desa panjang berupa selendang. Bagian
Serdang juga ikut merayakan kegembiraan bawahnya memakai celana panjang
para pasangan yang menikah secara massal Payung lilin berupa payung yang
itu dengan ikut menggelar makanan di bersusun dua atau lebih yang bagian
setiap rumah. Setiap rumah di Desa ini tepinya dihias rumbai-rubai. Memiliki
selalu menyiapkan makanan buat para tamu makna filosofi atau menggambarkan cita-
yang datang untuk melihat tradisi ini cita masyarakat kabupaten Bangka Selatan
sebagai bentuk rasa kegembiraan yang selalu ingin melindungi dan
masyarakat terhadap pasangan kawin mengayomi masyarakat menuju pada
massal yang menggelar hajatan di Desa kemakmuran dan kemajuan.
Serdang. Berdasarkan pengertian di atas Telok Serujo berasal dari kata “telok”
dapat disimpulkan bahwa Adat Tradisi yang artinya telur ayam dan “Serujo” yang
Kawin Massal adalah budaya pernikahan artinya bunga. Makna filosofi dari telor
yang di lakukan secara bersama –sama makna adalah harapan-harapan keluarga
dengan dihadiri lebih dari 3 pasangan dan pengantin untuk memperoleh
pengantin. keturunan-keturunan yang baik. Telok
Budaya Kawin Massal mulai Serujo dapat dimaknai kemegahan secara
dilaksanakan pada pagi hari dengan acara alami, ramah lingkungan, dan dapat
perkawinan yang diiringi Khataman Al – menghubungkan pengantin pada
Quran dan syukuran, dengan mendatangkan pemahaman pembentukan keluarga yang
seluruh keluarga dari kedua belah pihak dan baik dan menelurkan generasi penerus
75
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
terbaik dalam naungan iman dan taqwa karena terdapat motif yang timbul di
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang atasnya. Motif pada kain doby dihasilkan
berlandaskan Al qur’an. pada saat proses penenunan kain. Pada
Beras kuning memiliki makna umunya, motif doby berbentuk simetris
filosofi kelimpahan rezeki, serta berukurang kecil.
menggambarkan doa bagi pengantin agar Motif kain tenun Cual Bangka
kehidupan rumah tangganya selalu dalam Belitung beraneka ragam antara lain
kemakmuran, koin bermakna agar Burung Garuda, Kembang Setangkai,
dilimpahkan rezeki, dan irisan daun pandan Kembang Rukem, Kembang Kenanga,
bermakna agar kehidupan rumah tangga Gajah Mada, Ubur-ubur, Merak, Bebek
selalu langgeng dan manis sera bahagia Setaman, serta Kembang Setaman. Pada
abadi. eksperimen ini, penulis memilih kain tenun
Cual Bangka Belitung dengan motif
Kain Tenun Cual Burung Garuda.
Kain tenun cual adalah salah satu Warna Kain tenun Cual Bangka
bentuk kerajinan seni rupa yang dituangkan Belitung mempunyai berbagai warna yaitu
dalam media kain, yang menjadi kain merah, kuning, ungu, merah maroon, dan
tradisional dari Bangka Belitung. Kain ini merah cabai dengan detail benang warna
termasuk produk budaya masyarakat emas. Namun untuk busana pengantin pada
Bangka Belitung. Menurut sejarahnya umumnya dipilih warna-warna yang cerah
Tenun Cual Bangka Belitung dimulai pada gemerlap.
abad ke-18. Kerajinan tenun ini awalnya Filosofi kain tenun Cual sebagai
merupakan kegiatan dari perempuan dari lambang kebesaran para Bangsawan di
golongan bangsawan Muntok daerah daerah Kota Muntok, digunakan sebagai
Bangka Barat. Dahulu tenun cual disebut pakaian pengantin, mahar perkawinan,
sebagai Limar Muntok yang menjadi pakaian pada hari-hari besar agama Islam
pakaian kebesaran untuk menggambarkan dan tradisi upacara adat. Namun setelah
status sosial masyarakat Muntok. memasuki zaman modern, kain tenun Cual
Kedudukan dan pangkat masyarakat dilihat dapat digunakan oleh masyarakat umum
dari motif tenun cual tersebut. Semakin sebagai pakaian khas daerah dalam rangka
halus tenunannya dan semakin rumit menghadiri resepsi pernikahan, bekerja di
motifnya dianggap memiliki tingkat yang kantor, maupun pakaian sehari-hari.
lebih tinggi. Bahkan kehalusan dan Kemudian kain tenun Cual juga dapat
kerumitan kain tenun cual menjadi dijadikan sebagai cindera mata khas Pulau
gambaran kereligiusan pembuatnya. Bangka untuk para wisatawan lokal
Bahan kain tenun cual yang ditenun maupun luar daerah.
menggunakan bahan benang emas dan
benang sutera, sehingga menghasilkan kain Busana Evening
tenun yang indah sangat halus dan dihiasi Sejarah Busana yang ada di
dengan motif yang beragam. Namun, selain masyarakat dunia ini pada prinsipnya
itu kain tenun Cual juga terdapat kain yang merupakan pengembangan dari bentuk
ditenun menggunakan bahan benang yang dasar busana Barat. Asal mula busana Barat
sama seperti halnya kain tenun Songket pun ada sumbangan/kolaborasi yang
Palembang atau kain tenun yang ada di tumbuh dari tiga budaya tercakup
daerah lain. Kain dasar yang di gunakan busananya, yaitu dari Yunani kuno,
adalah sutera, katun, doby atau polyester. Romawi, dan dunia Nasrani (Drs.
Pada eksperimen ini, penulis Mohamad Alim Zaman, M.Pd, 2001).
mengambil jenis kain doby pada kain tenun Busana di zaman kuno mempunyai bentuk
Cual Bangka Belitung. Kain Doby adalah yang dapat dibedakan menjadi tiga
Kain yang permukaan berteksture tidak rata kelompok, yaitu : (1) rok lilit atau sarung.
76
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
(2) Bentuk dasar kemeja atau blus seperti berpengaruh terhadapkesan/ karakter hasil
tunika dan kaftan; dan (3) Draperi desain dalam gambar; (2) Arah suatu garis,
(sepotong kain yang disusun pada tubuh, motif akan menghasilkan kesan pandangan
yang sering dipakai sebagai tambahan yang berbeda-beda pada hasil desain; (3)
(Mohamad Alim Zaman, 2001). Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi
Busana pesta dibagi menurut apabila kita menarik satu garis dan
waktunya yakni pesta pagi, pesta siang, dan menghubungkan ke titik permulaannya.
pesta malam ”(Prapti Karomah dan Sicilia Bentuk dua dimensi merupakan bentuk
Sawitri, 1998). Busana evening termasuk bidang datar yang dibatasi oleh garis.
busana pesta, yang dikenakan pada Sedangkan bentuk tiga dimensi merupakan
kesempatan pesta malam hari. “Busana ruang yang bervolume yang dibatasi oleh
pesta adalah busana yang dipakai untuk permukaan; (4) Ukuran, merujuk pada
menghadiri suatu pesta. Dalam memilih keadaan yang terukur misalnya panjang,
bahan busana pesta hendaknya pendek, luas, sempit. Penerapannya sangat
dipertimbangkan kapan pesta itu diadakan memengaruhi hasil desain terutama untuk
apakah pagi, siang, sore ataupun menciptakan keseimbangan dan
malam”(Ernawati, Izweni, Weni Nelmira, keselarasan; (5) Tekstur adalah sifat
2008). permukaan dari suatu benda yang dapat
dilihat dan dirasakan misalnya kasar, halus,
Teknik mendesain licin; (6) Value atau Nilai gelap terang
Untuk dapat mendesain busana yang adalah suatu sifat warna yang menunjukkan
indah dan nyaman dipakai diperlukan tingkatan pencahayaan atau sifat warna
tahapan-tahapan mengerjakan yang teliti. atau menunjukkan tingkatan warna dari
Selain itu diperlukan pengetahuan, warna tergelap (mengandung hitam)
ketrampilan dan sikap tentang dasar sampai terang (mengandung putih).
mendesain mode, pengetahuan tekstil dan Penerapan nilai gelap terang dalam sebuah
ketrampilan konstruksi pola dan teknik busana terletak pada pemilihan warna
penyelesaian. Desain adalah suatu bahan; (7) Warna, sebagai unsur yang
rancangan gambar yang nantinya akan sangat penting/ menonjol, dapat
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang mengungkapkan suasana perasaan desainer
berupa susunan garis, bentuk, warna dan atau karakter gambar busana yang di
teksture ”(Widjiningsih, 1982). Sedangkan rancang. Warna dapat menunjukkan sifat,
menurut Arifah Ariyanto (2003) desain karakter, dan citra yang berbeda- beda.
adalah rancangan sesuatu yang dapat Prinsip-prinsip desain. Untuk
diwujudkan pada benda nyata atau perilaku menciptakan desain busana yang indah dan
manusia yang dapat diwujudkan pada menarik perlu menerapkan prinsip – prinsip
benda nyata atau perilaku manusia yang desain (Afif Ghurub Bestari, 2011).
dapat dirasakan, dilihat, didengar dan Adapun prinsip-prinsip desain sebagai
diraba. Desain busana evening dapat berikut:
disesuaikan dengan tema pesta, sifat atau Harmoni atau keselarasan yang
kepribadian pemakainya, dan tetap memunculkan kesan adanya kesatuan
berpedoman pada unsur-unsur dan prinsip melalui pemilihan dan susunan objek atau
desain. ide yang diterapkan dalam garis, bentuk,
Unsur-unsur desain yang harus warna dan tekstur
diterapkan dalam mendesain busana Proporsi adalah perbandingan antar
menurut Afif Ghurub Bestari (2011) antara bagian-bagian, ukuran objek satu dengan
lain: (1) Garis merupakan unsur yang objek yang dipadukan secara proporsional.
paling penting, sering digunakan manusia Keseimbangan suatu prinsip yang
dalam mengungkapkan perasaan atau berkaitan dengan kesan stabil pada suatu
emosi. Arah dan bentuk garis sangat obyek.
77
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
78
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
79
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
Pengumpulan data
Dalam pembuatan busana evening
terdiri dari beberapa langkah persiapan
sebagai berikut; (1) persiapan eksperimen
meliputi menyiapkan sketsa model, ukuran,
bahan utama dan bahan pelengkap,dan
alatyang diperlukan; (2) persiapan uji
sensori meliputi hasil eksperimen, lembar
uji sensori, tempat uji sensori dan kriteria
uji sensori; (3) persiapan dokumentasi
meliputi hasil eksperimen, peraga atau
model, tempat pengambilan dokumen.
No Aspek Kriteria
1 Keindahan desain Indah Kurang Indah Tidak Indah
2 Teknik penyelesaian Rapi Kurang Rapi Tidak Rapi
80
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
Tabel 2. Pendapat Panelis Tentang Busana Evening Menggunakan Kain Tenun Cual Bangka Belitung
Motif Burung Garuda Berbahan Doby Dengan Sumber Ide Budaya Kawin Massal Ditinjau Dari
Keindahan Desain Dan Teknik Penyelesaian.
Aspek
Keindahan Desain Teknik Penyelesaian
Kode
No Panelis Kurang Tidak Kurang Tidak
Indah Indah Indah Serasi Serasi Serasi
1 NVHR ✓ ✓
2 ANNS ✓ ✓
3 ADSN ✓ ✓
4 AGRW ✓ ✓
5 LRTI ✓ ✓
6 MLFZ ✓ ✓
7 TFMA ✓ ✓
8 DNUM ✓ ✓
9 EAPM ✓ ✓
10 MLYT ✓ ✓
11 PYFS ✓ ✓
12 DEMT ✓ ✓
13 TDSK ✓ ✓
14 NBYW ✓ ✓
15 DTRM ✓ ✓
16 TIUT ✓ ✓
81
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
17 ARTO ✓ ✓
18 MIRY ✓ ✓
19 FDFY ✓ ✓
20 DLNS ✓ ✓
Dalam menganalis data, penulis Massal ditinjau dari Keindahan Desain dan
menggunakan analisis data non statistic Teknik Penyelesaian. Data yang terkumpul
dengan pola berfikir deskriptif, karena dianalisis menggunakan penghitungan
penulis menganalisis data dengan membaca presentase (%) dengan menggunakan
table-tabel dan angka-angka yang tersedia, rumusan sebagai berikut : % = Panelis yang
kemudian melakukan uraian dan penafsiran memilih aspek tertentu
dengan apa adanya sesuai dengan hasil Panelis seluruhnya data-data yang
eksperimen pembuatan busana evening lain dihitung dengan cara yang sama,
menggunakan kain tenun Cual Bangka kemudian disusun disajikan dalam bentuk
Belitung motif Burung Garuda berbahan table dibawah ini:
doby dengan sumber ide Budaya Kawin
Tabel 3. Pendapat Panelis Tentang Keindahan Desain dan Teknik Penyelesaian Busana Evening
Menggunakan Kain Tenun Cual Bangka Belitung Motif Burung Garuda dengan Sumber Ide
Budaya Kawin Massal
Keindahan Jumlah Teknik Jumlah
Desain Panelis % Penyelesaian Panelis %
Indah 20 100 % Rapi 20 100 %
82
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
penyelesaian yang tepat sesuai karakter busana yang bertekstur kaku, gunakan
bahan dan desain menghasilkan busana pelapis menggunakan M33, baik dari bahan
evening dengan penyelesaian yang sangat utama, maupun bahan lining; (6) Saat
rapi sehingga menampilkan total look yang membuat peticoat, sebaiknya
sangat sempurna. Dibuktikan dari hasil uji memperhatikan ketebalan peticoat yang
sensori pada aspek teknik penyelesaian akan dijahit, serta memperhatikan material
terhadap total look busana evening ditinjau utama yang digunakan agar tidak
dari kerapian teknik penyelesaian terbukti mengalami banyak kendala pada proses
penilaian panelis sangat bagus, sejumlah penyambungan dengan bagian peplum; (7)
100%. Sebaiknya kampuh bagian lining
Keterbatasan Kajian antara lain: (1) diselesaikan dengan teknik kampuh kostum
Keterbatasan dalam proses pembuatan secara keseluruhan, agar tidak tebal pada
busana evening ini adalah menentukan pertemuan garis perpotongan antara bahan
kecocokan teknik penyelesaian pada setiap utama dan bahan lining; dan (8) Saat
karakter bahan agar didapatkan hasil yang menyimpan busana evening sebaiknya
sesuai. Maka penulis harus membuat digantung dengan hanger yang telah diberi
percobaan teknik penyelesaian terlebih plastik atau Cover Dress.
dahulu agar didapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan; dan (2) Keterbatasan DAFTAR PUSTAKA
dalam proses pembuatan desain Afif Ghurub Bestari. ( 2011). Menggambar
menggunakan aplikasi corel draw karena Busana Dengan Teknik Kering.
kurangnya pengetahuan tentang aplikasi Yogyakarta: KTSP.
corel draw untuk mendesain busana Dwijayanti M.Pd. (2013). Dasar Teknologi
evening. Menjahit II, Kegiatan Belajar
Penyelesaian Tepi.
Saran. Hari Kiswanto. (2014). Kajian Motif Kain
Berdasarkan eksperimen yang Tenun Cual Masyarakat Bangka,
penulis lakukan dalam pembuatan busana Studi Kasus Kain Tenun Cual di
evening menggunakan kain tenun Cual Selindung Lama Pangkal Pinang
Bangka Belitung motif Burung Garuda Bangka, Universitas Pendidikan
berbahan doby dengan sumber ide Budaya Indonesia.
Kawin Massal ditinjau dari Keindahan Hilyah Magdalena, Hadi Santoso. (2016).
Desain dan Teknik Penyelesaian, maka Strategi Mengenali Motif Khas Kain
penulis memberikan saran sebagai berikut: Tenun Cual Bangka Dengan AHP.
(1) Jika akan mendesain menggunakan Koentjaraningrat. (1993). Kebudayaan,
sumber ide maka harus mengidentifikasi, Mentalitas dan Pembangunan,
mempelajari, mengeksplorasi, menyajikan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
dalam bentuk gambar desain segala aspek Jacobus Ranjabar.(2006). Sistem Sosial
tentang sumber ide tersebut; (2) Mengenali Budaya Indonesia; Suatu
asal serat bahan, karakter bahan, sifat Pengantar,Bogor : Ghalia Indonesia.
bahan, sehingga dapat menggunakan secara Komunikasi dan Informasi Bangka Selatan.
tepat sesuai desain yang dibuat; (3) Dalam (2020). Tradisi Kawin Massal Yang
mendesain busana evening tetap harus Dilakoni Masyakarat Desa Serdang,
berpedoman kepada unsur dan prinsip Toboali, Bangka Selatan.
desain agar mendapatkan desain busana Meilani. (2013). Teori Warna; Penerapan
yang indah di pandang mata dengan total Lingkaran Warna Dalam Berbusana,
look yang sempurna; (4) Setiap menjahit Desain Komunikasi Visual, School
sambungan harus memperhatikan tata letak Of Design, Binus University, Jakarta
pertemuan motif agar didapatkan hasil yang Barat.
simetris; (5) Sebaiknya pembuatan item
83
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020
Moh. Ali Zaman. (2001). Kostum Barat Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
dari Masa ke Masa. Jakarta : PT. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Karina Indah Utama. Bandung: PT Alfabet.
Natasha Anjani. (2018). Busana Pesta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Malam dengan Sumber Ide Pasola Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
dalam Pergelaran Busana “ Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT
Movitsme”. Fakultas Teknik Alfabeta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Tasmuji, Dkk. (2011). Ilmu Alamiah Dasar,
Ratna Kurniawati. (2017). Busana Pesta Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Malam untuk Wanita Dengan Sumber Dasar, Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Ide Kuil Baalbek Dalam Pergelaran Press.
Busana “Dimantion”, Fakultas Widji. (2015). Evaluasi Program
Teknik, Universitas Teknik Perkuliahan Konstruksi Pola Busana
Yogyakarta. (Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Roger M. Keesing. (1989). Antropologi Yogyakarta), 8, 9.
Budaya, Suatu Prespektif
Kontemporer, Jilid 1, Jakarta:
Erlangga.
Sulistyo Basuki. (2004). Pengantar
Dokumentasi, Bandung : Rekayasa
Sains.
84