Anda di halaman 1dari 13

JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO.

2, 20 Desember 2020

PENERAPAN SUMBER IDE BUDAYA KAWIN MASSAL


MENGGUNAKAN KAIN TENUN CUAL BANGKA BELITUNG
PADA BUSANA EVENING

Zaryandi1, , Sri Purwani 2 , Prihatin Saraswati3

1. Alumni Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta


2,3 Akademi Kesejahteraan Sosial AKK Yogyakarta
zuriattob@gmail.com1, Sripurwani60@gmail.com2, Psaraswati18@gmail.com3

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk : (1) untuk mengetahui, mengeksplorasi tentang Budaya Kawin
Massal sebagai sumber ide pada pembuatan busana evening yang akan di terapkan dalam desain
ilustrasi, (2) untuk melestarikan suatu budaya daerah dalam pembuatan busana evening menggunakan
kain tradisional Bangka Belitung yaitu kain Tenun Cual, (3) mengetahui hasil penerapan sumber ide
Budaya Kawin Massal Pada busana evening pada lengan bishoop, detail peplum, hairpiace / hiasan
kepala berbentuk payung.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif menggunakan hasil penelitian
dengan apa adanya. Metode penentuan subjek menggunakan studi sampling dengan teknik non random
sampling karena dalam pengambilan sampel penulis sudah menentukan subjek penelitian terlebih
dahulu. Metode pengumpulan data menggunakan hasil eksperimen. Metode uji sensori pada penelitian
ini menggunakan pengujian organoleptic atau penilaian didasarkan pada proses pengindraan yaitu indra
penglihatan. Metode dokumentasi pada penelitian menggunakan dokumentasi primer berupa hasil
eksperimen dan berupa foto hasil eksperimen dan dokumentasi sekunder berupa buku, jurnal, majalah
serta artikel yang terkait. Dari data hasil uji sensori dengan fokus tinjauan dari sudut Keindahan Desain
dan Teknik Penyelesaian, busana evening yang menggunakan sumber ide budaya kawin masal berbahan
kain tenun cual tersebut sangat baik. Hal ini dibuktikan dari hasil seluruh panelis 100% menyatakan
hasil desain yang indah dan penyelesainya sangat rapi tampak dari luar dan bagian dalamnya

Kata Kunci: busana evening, budaya kawin massal, kain tenun cual bangka belitung.

ABSTRACT
The purpose of this research is to: (1) to find out, explore about The Culture of Mass Mating as
a source of ideas on the manufacture of evening clothing that will be applied in the design of
illustrations, (2) to preserve a regional culture in the manufacture of evening clothing using traditional
Bangka Belitung fabrics namely Woven Cual fabrics, (3) know the results of applying the source of the
idea of Mass Mating Culture In evening clothing on the sleeves bishop, peplum details,
hairpiece/headdress in the form of umbrellas.
This research is qualitative research with a descriptive method using the results of research as
is. The method of determining the subject using sampling studies with non-random sampling techniques
because in sampling the author has determined the research subject first. Data collection method using
the results of experiments. The sensory test method in this study using organoleptic testing or
assessment based on the sensing process that is the sense of vision. Documentation method in the
research using primary documentation in the form of experiment results and the form of photos of
experiment results and secondary documentation in the form of books, journals, magazines and related
articles. From sensory test data with a focused review from the angle of Beauty Design and Finishing
Technique, evening fashion that uses the source of the idea of mass mating culture made from woven
fabric cual is very good. This is evidenced by the results of all panellists 100% stated the results of a
beautiful design and the finish is very neatly visible from the outside and the inside

Keywords: evening fashion, mass mating culture, woven fabrics cual bangka belitung.

72
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

PENDAHULUAN sebagai gagasan utama mengenai tema


Pernikahan yang dilaksanakan secara yang akan dibuat serta dikembangkan, (2)
bersamaan terdiri dari beberapa pasangan menentukan mood board / komponen inti
pengantin dalam waktu dan tempat yang sesuai dengan sumber ide sehingga
sama, inilah yang dapat dikatakan sebagai didapatkan beberapa unsur penting
nikah masal atau kawin asal. Kawin masal dituangkan dalam desain, seperti prosesi
dapat dilaksanakan misalnya tiga pasang kawin masal, payung lilin, telok serujo,
atau lebih dari itu. Pelaksanaan kawin serta penaburan beras kuning, (3) membuat
masal ini dilaksanakan atas tujuan-tujuan sketsa desain sesuai mood board, dengan
tertentu yang telah disepakati oleh suatu berpedoman pada unsur dan prinsip desain,
masyarakat. (4) membuat desain produksi yang berisi
Budaya Kawin Massal dilestarikan di deskripsi busana guna untuk panduan pecah
Desa Serdang, Kecamatan Bangka Selatan, pola, (5) menentukan spesifikasi seperti
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. detail hiasan agar didapatkan total look
Budaya ini dijaga dan dilestarikan. Dalam yang sempurna dalam desain sajian, (6)
Budaya Kawin Massal Bangka Belitung menetukan standar model wanita, (7)
menggunakan maskot atau simbolik yaitu menentukan kain Tenun Cual Bangka
payung lilin, teluk serujo, dan penaburan Belitung sebagai bahan utama, kain tafeta
beras kuning. Filosofi menyalakan lilin sebagai kain kombinasi, kain ero sebagai
madu pada saat upacara adat ritual kawin furing, kain tricot, kain M33, kain vislin
massal menjadi syarat wajib karena sebagai pelapis, (8) langkah pembuatan
dipercaya akan melindungi dari segala busana evening yang dimulai dari
macam bahaya serta sebagai unsur pembuatan pola dasar, pecah pola,
keharmonisan dalam menjalani rumah pembuatan pola besar, pemotongan bahan,
tangga. menjahit dan finishing serta ornamentasi.
Salah satu produk dari keragaman Gaun evening yang indah dan penyelesaian
budaya yang ada di Bangka Belitung juga dari kain daerah yang dijahit dengan rapi
dapat dilihat dari kain tradisionalnya yaitu dapat tampil kekinian merupakan opsesi
kain Tenun Cual Bangka Belitung. Kain ini penulis.
dibuat dari serat benang emas dan sutera pada pembuatan busana evening,
serat benang memiliki makna filosofinya berkreasi mengembangkan model, bahan,
yaitu sebagai lambang kebesaran hiasan, desain ilustrasi digital. Penciptaan
masyarakat Muntok, maka sering busana evening dengan bahan utama yaitu
digunakan sebagai busana pengantin, kain Tenun Cual Bangka Belitung.
mahar pernikahan di masyarakat Bangka Menerapkan sub sumber ide payung lilin
Belitung. pada desain bagian rok peplum, lengan
Inovasi kain cual sekarang ini dapat bishop serta aksesoris/ hair piece,
diamati dari bentuk motif, bahan dasar, diharapkan busana ini terlihat eksklusif,
teknik pembuatan, tingkatan kualitas dan unik dan elegan. mengguanakan bahan
variasi warna-warnanya serta tradisional tenun cual dipadu kain
penggunaanya. Maka dapatlah modern/sintetis yang sesuai agar tampil
dimanfaatkan sebagai bahan busana kesatuan yang utuh pada busana evening.
evening dan busana lainya. Busana evening Harapan dari hasil penelitian ini, semoga
adalah jenis busana pesta yang dipakai pada dapat menjadikan busana evening yang
kesempatan malam hari, dengan sungguh original, dengan desain yang
karakterisitik citra kemewahan, model yang mempunyai nilai keunikan, teknik
eksklusif, dan detail yang unik. penyelesaian yang rapi serta cocok dengan
Penciptaan busana evening melalui perlakuan setiap bahan, menjadi perhatian
beberapa tahap yaitu : (1) penentuan masyarakat luas dalam suatu desain busana
sumber ide seperti budaya kawin massal mengangkat unsur kebudayaan.

73
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

Pentingnya mengangkat sumber ide Budaya Kawin Massal sebagai gagasan


budaya kawin masal ini karena penulis pokok mengenai tema dari sebuah karya
ingin; (1) Memperkenalkan dan cipta atau rancangan busana evening.
melestarikan Budaya Kawin Massal yang Dengan sumber ide berupa material yang
dituangkan pada suatu karya Busana ada dalam prosesi budaya kawin masal
Evening. (2) Belum adanya penelitian Bangka Belitung antara lain bentuk payung
tentang pembuatan busana evening lilin, teluk serujo, mahkota melayu,
menggunakan kain Tenun Cual Bangka perpaduan warna merah dan emas, serta
Belitung. (3) Ingin mengetahui langkah sudut pandang atau sosial Kawin Massal
Penerapan Sumber Ide Budaya kawin yang identik dengan rasa kebersamaan,
Massal. (4) Menggunakan kain Tenun Cual suka cita / keramaian, berbagi kebahagiaan,
Bangka Belitung dalam pembuatan desain. serta keharmonisan.
(5) ilustrasi pada pada aplikasi corel draw. Penerapan atau implementasi dalam
(6) Mengkreasikan bentuk Payung Lilin hal ini adalah bermuara pada aktivitas, aksi,
dari sumber ide Budaya Kawin Massal pada tindakan atau adanya mekanisme suatu
bagian busana evening yang akan di sistem. Implementasi suatu kegiatan yang
terapkan menjadi lengan bishop, rok terencana dan untuk mencapai tujuan
peplum serta aksesoris kepala. (7) Ingin kegiatan (Usman, 2002). Berdasarkan
mengetahui penerapan kerangka payung pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
lilin yang akan diterapkan pada rumah penerapan atau implementasi adalah
balaein disetiap potongan sisi kiri dan aktivitas menerapkan suatu gagasan dalam
kanan. (8) Ingin mengetahui penerapan suatu bentuk berupa produksi busana
pengembang payung lilin yang akan evening untuk mencapai tujuan atau desain
diterapkan pada kain tille kaku sebagai yang telah direncana.
peticot di rok peplum. (9) Dari bahan kain Untuk penerapan sumber ide harus
Tenun Cual Bangka Belitung dengan dipelajari atau di analisa terlebih dahulu
sumber ide Budaya Kawin Massal maka material sumber ide tersebut misalnya; (1)
penulis terinspirasi untuk menerapkan pada hal apa ciri yang paling menonjol dapat
pembuatan busana evening yang unik, dijadikan sebagai ciri khusus. (2) warna-
original, berbeda namun tetap elegan, warna yang dominan; (3) strukturnya antara
eksklusif sehingga mempunyai karakter lain siluet; (4) bahan dan teksturnya; dan (5)
yang kuat dalam hasil busana evening ini. gambaran situasi.
Dalam penerapan sumber ide
KAJIAN TEORI tergantung dari sudut pandang tertentu
Penerapan Sumber Ide pembahasannya, kemudian dituangkan
Sumber ide merupakan segala dalam bentuk gambar desain. Maka dari
sesuatu, yang berwujud maupun tidak satu sumber ide dapat dihasilkan beberapa
berwujud, yang digunakan untuk mencapai desain yang berbeda-beda. Untuk
hasil. Menurut Sri Widarwati (1996) menghasilkan gambaran desain yang baik
sumber ide adalah segala sesuatu yang tetap harus menerapkan pedoman-pedoman
dapat menimbulkan seseorang untuk yang ada yaitu menerapkan unsur-unsur
menciptakan suatu ide baru. Dari pendapat dan prinsip desain.
tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber
ide merupakan segala sesuatu yang terdapat Budaya Kawin Masal
dilingkungan sekitar yang dapat Pengertian Budaya Budaya atau
menimbulkan inspirasi bagi seseorang kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta
untuk menciptakan desain baru dalam yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
mendesain busana. jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
Sesuai penjelasan di atas, pada sebagai hal – hal yang berkaitan dengan
eksperimen ini penulis memilih sumber ide budi dan akal manusia, dalam bahasa

74
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

inggris kebudayaan disebut culture yang warga sekitar. Busana yang di pakai kedua
berasal dari kata latin colere yaitu mempelai adalah busana adat Kepulauan
mengolah atau mengerjakan dapat diartikan Bangka Belitung yaitu Seting dan Kain
juga sebagai mengolah tanah atau bertani, Cual. Kemudian di setiap rumah mempelai
kata culture juga kadang sering dihiasi oleh Payung Lilin dan Teluk Serujo.
diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam Selanjutnya melaksanakan upacara adat
bahasa Indonesia. pada siang hari , pengantin beserta keluarga
Budaya kawin massal atau tradisi berkumpul di acara upacara adat yang ada
kawin massal yang dilakoni masyarakat di kantor desa. Dalam pelaksanaan budaya
Desa Serdang, Toboali, Bangka Selatan kawin masal menerapkan segala suatu yang
adalah tradisi turun temurun. Perhelatan bersifat normatif yang berkaitan dengan
kawin massal atau nikah masal yang busananya dan perlengkapan ritual yang
biasanya digelar usai panen lada ini adalah filosofis antara lain: (1) baju adat
bentuk rasa syukur masyarakat terhadap pengantin; (2) semacam syarat/ properti
kerja keras yang telah dilakukan. berupa payung lilin; (3) telok serujo; dan
Kawin massal adalah prosesi di mana (4) beras kuning sebagai taburan.
masyarakat Desa Serdang Kecamatan Busana pengantin wanita adalah
Toboali Kabupaten Bangka Selatan ini pakaian adat namanya Baju Seting. Baju
menggelar akad nikah secara bersamaan Seting dapat dideskripsikan sebagai
dan serentak dalam hari yang sama. berikut; berupa baju kurung panjangnya
Biasanya tiap rumah yang menggelar sampai di bawah lutut, warna merah, bahan
hajatan kawin massal menggelar hiburan dari kain beludru atau sutra. Bagian
band atau lainya. Kalau dalam kawin bawahnya memakai Kain Cual, disebut
massal itu jumlah pengantinnya sebanyak juga kain Lasem atau Besusur yang berupa
10 pasangan, maka band/musik pun tenun ikat, hasil budaya masyarakat Bangka
berjumlah 10. Para pengantin pun diarak Belitung. Sedangkan busana pengantin
keliling desa dengan diiringi musik khas prianya kemeja yang menyerupai jubah
melayu seperti hadrah. panjang dengan kerah shanghai. warna
Selain para menggelar perhelatan merah gelap dilengkapi dengan kain
pernikahan, para masyarakat di Desa panjang berupa selendang. Bagian
Serdang juga ikut merayakan kegembiraan bawahnya memakai celana panjang
para pasangan yang menikah secara massal Payung lilin berupa payung yang
itu dengan ikut menggelar makanan di bersusun dua atau lebih yang bagian
setiap rumah. Setiap rumah di Desa ini tepinya dihias rumbai-rubai. Memiliki
selalu menyiapkan makanan buat para tamu makna filosofi atau menggambarkan cita-
yang datang untuk melihat tradisi ini cita masyarakat kabupaten Bangka Selatan
sebagai bentuk rasa kegembiraan yang selalu ingin melindungi dan
masyarakat terhadap pasangan kawin mengayomi masyarakat menuju pada
massal yang menggelar hajatan di Desa kemakmuran dan kemajuan.
Serdang. Berdasarkan pengertian di atas Telok Serujo berasal dari kata “telok”
dapat disimpulkan bahwa Adat Tradisi yang artinya telur ayam dan “Serujo” yang
Kawin Massal adalah budaya pernikahan artinya bunga. Makna filosofi dari telor
yang di lakukan secara bersama –sama makna adalah harapan-harapan keluarga
dengan dihadiri lebih dari 3 pasangan dan pengantin untuk memperoleh
pengantin. keturunan-keturunan yang baik. Telok
Budaya Kawin Massal mulai Serujo dapat dimaknai kemegahan secara
dilaksanakan pada pagi hari dengan acara alami, ramah lingkungan, dan dapat
perkawinan yang diiringi Khataman Al – menghubungkan pengantin pada
Quran dan syukuran, dengan mendatangkan pemahaman pembentukan keluarga yang
seluruh keluarga dari kedua belah pihak dan baik dan menelurkan generasi penerus

75
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

terbaik dalam naungan iman dan taqwa karena terdapat motif yang timbul di
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang atasnya. Motif pada kain doby dihasilkan
berlandaskan Al qur’an. pada saat proses penenunan kain. Pada
Beras kuning memiliki makna umunya, motif doby berbentuk simetris
filosofi kelimpahan rezeki, serta berukurang kecil.
menggambarkan doa bagi pengantin agar Motif kain tenun Cual Bangka
kehidupan rumah tangganya selalu dalam Belitung beraneka ragam antara lain
kemakmuran, koin bermakna agar Burung Garuda, Kembang Setangkai,
dilimpahkan rezeki, dan irisan daun pandan Kembang Rukem, Kembang Kenanga,
bermakna agar kehidupan rumah tangga Gajah Mada, Ubur-ubur, Merak, Bebek
selalu langgeng dan manis sera bahagia Setaman, serta Kembang Setaman. Pada
abadi. eksperimen ini, penulis memilih kain tenun
Cual Bangka Belitung dengan motif
Kain Tenun Cual Burung Garuda.
Kain tenun cual adalah salah satu Warna Kain tenun Cual Bangka
bentuk kerajinan seni rupa yang dituangkan Belitung mempunyai berbagai warna yaitu
dalam media kain, yang menjadi kain merah, kuning, ungu, merah maroon, dan
tradisional dari Bangka Belitung. Kain ini merah cabai dengan detail benang warna
termasuk produk budaya masyarakat emas. Namun untuk busana pengantin pada
Bangka Belitung. Menurut sejarahnya umumnya dipilih warna-warna yang cerah
Tenun Cual Bangka Belitung dimulai pada gemerlap.
abad ke-18. Kerajinan tenun ini awalnya Filosofi kain tenun Cual sebagai
merupakan kegiatan dari perempuan dari lambang kebesaran para Bangsawan di
golongan bangsawan Muntok daerah daerah Kota Muntok, digunakan sebagai
Bangka Barat. Dahulu tenun cual disebut pakaian pengantin, mahar perkawinan,
sebagai Limar Muntok yang menjadi pakaian pada hari-hari besar agama Islam
pakaian kebesaran untuk menggambarkan dan tradisi upacara adat. Namun setelah
status sosial masyarakat Muntok. memasuki zaman modern, kain tenun Cual
Kedudukan dan pangkat masyarakat dilihat dapat digunakan oleh masyarakat umum
dari motif tenun cual tersebut. Semakin sebagai pakaian khas daerah dalam rangka
halus tenunannya dan semakin rumit menghadiri resepsi pernikahan, bekerja di
motifnya dianggap memiliki tingkat yang kantor, maupun pakaian sehari-hari.
lebih tinggi. Bahkan kehalusan dan Kemudian kain tenun Cual juga dapat
kerumitan kain tenun cual menjadi dijadikan sebagai cindera mata khas Pulau
gambaran kereligiusan pembuatnya. Bangka untuk para wisatawan lokal
Bahan kain tenun cual yang ditenun maupun luar daerah.
menggunakan bahan benang emas dan
benang sutera, sehingga menghasilkan kain Busana Evening
tenun yang indah sangat halus dan dihiasi Sejarah Busana yang ada di
dengan motif yang beragam. Namun, selain masyarakat dunia ini pada prinsipnya
itu kain tenun Cual juga terdapat kain yang merupakan pengembangan dari bentuk
ditenun menggunakan bahan benang yang dasar busana Barat. Asal mula busana Barat
sama seperti halnya kain tenun Songket pun ada sumbangan/kolaborasi yang
Palembang atau kain tenun yang ada di tumbuh dari tiga budaya tercakup
daerah lain. Kain dasar yang di gunakan busananya, yaitu dari Yunani kuno,
adalah sutera, katun, doby atau polyester. Romawi, dan dunia Nasrani (Drs.
Pada eksperimen ini, penulis Mohamad Alim Zaman, M.Pd, 2001).
mengambil jenis kain doby pada kain tenun Busana di zaman kuno mempunyai bentuk
Cual Bangka Belitung. Kain Doby adalah yang dapat dibedakan menjadi tiga
Kain yang permukaan berteksture tidak rata kelompok, yaitu : (1) rok lilit atau sarung.

76
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

(2) Bentuk dasar kemeja atau blus seperti berpengaruh terhadapkesan/ karakter hasil
tunika dan kaftan; dan (3) Draperi desain dalam gambar; (2) Arah suatu garis,
(sepotong kain yang disusun pada tubuh, motif akan menghasilkan kesan pandangan
yang sering dipakai sebagai tambahan yang berbeda-beda pada hasil desain; (3)
(Mohamad Alim Zaman, 2001). Bentuk adalah suatu bidang yang terjadi
Busana pesta dibagi menurut apabila kita menarik satu garis dan
waktunya yakni pesta pagi, pesta siang, dan menghubungkan ke titik permulaannya.
pesta malam ”(Prapti Karomah dan Sicilia Bentuk dua dimensi merupakan bentuk
Sawitri, 1998). Busana evening termasuk bidang datar yang dibatasi oleh garis.
busana pesta, yang dikenakan pada Sedangkan bentuk tiga dimensi merupakan
kesempatan pesta malam hari. “Busana ruang yang bervolume yang dibatasi oleh
pesta adalah busana yang dipakai untuk permukaan; (4) Ukuran, merujuk pada
menghadiri suatu pesta. Dalam memilih keadaan yang terukur misalnya panjang,
bahan busana pesta hendaknya pendek, luas, sempit. Penerapannya sangat
dipertimbangkan kapan pesta itu diadakan memengaruhi hasil desain terutama untuk
apakah pagi, siang, sore ataupun menciptakan keseimbangan dan
malam”(Ernawati, Izweni, Weni Nelmira, keselarasan; (5) Tekstur adalah sifat
2008). permukaan dari suatu benda yang dapat
dilihat dan dirasakan misalnya kasar, halus,
Teknik mendesain licin; (6) Value atau Nilai gelap terang
Untuk dapat mendesain busana yang adalah suatu sifat warna yang menunjukkan
indah dan nyaman dipakai diperlukan tingkatan pencahayaan atau sifat warna
tahapan-tahapan mengerjakan yang teliti. atau menunjukkan tingkatan warna dari
Selain itu diperlukan pengetahuan, warna tergelap (mengandung hitam)
ketrampilan dan sikap tentang dasar sampai terang (mengandung putih).
mendesain mode, pengetahuan tekstil dan Penerapan nilai gelap terang dalam sebuah
ketrampilan konstruksi pola dan teknik busana terletak pada pemilihan warna
penyelesaian. Desain adalah suatu bahan; (7) Warna, sebagai unsur yang
rancangan gambar yang nantinya akan sangat penting/ menonjol, dapat
dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang mengungkapkan suasana perasaan desainer
berupa susunan garis, bentuk, warna dan atau karakter gambar busana yang di
teksture ”(Widjiningsih, 1982). Sedangkan rancang. Warna dapat menunjukkan sifat,
menurut Arifah Ariyanto (2003) desain karakter, dan citra yang berbeda- beda.
adalah rancangan sesuatu yang dapat Prinsip-prinsip desain. Untuk
diwujudkan pada benda nyata atau perilaku menciptakan desain busana yang indah dan
manusia yang dapat diwujudkan pada menarik perlu menerapkan prinsip – prinsip
benda nyata atau perilaku manusia yang desain (Afif Ghurub Bestari, 2011).
dapat dirasakan, dilihat, didengar dan Adapun prinsip-prinsip desain sebagai
diraba. Desain busana evening dapat berikut:
disesuaikan dengan tema pesta, sifat atau Harmoni atau keselarasan yang
kepribadian pemakainya, dan tetap memunculkan kesan adanya kesatuan
berpedoman pada unsur-unsur dan prinsip melalui pemilihan dan susunan objek atau
desain. ide yang diterapkan dalam garis, bentuk,
Unsur-unsur desain yang harus warna dan tekstur
diterapkan dalam mendesain busana Proporsi adalah perbandingan antar
menurut Afif Ghurub Bestari (2011) antara bagian-bagian, ukuran objek satu dengan
lain: (1) Garis merupakan unsur yang objek yang dipadukan secara proporsional.
paling penting, sering digunakan manusia Keseimbangan suatu prinsip yang
dalam mengungkapkan perasaan atau berkaitan dengan kesan stabil pada suatu
emosi. Arah dan bentuk garis sangat obyek.

77
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

Irama adalah suatu pergerakan Teknik menandai pola, menyambung,


pandangan yang dapat mengalihkan penyelesaian kampuh, penyelesaian leher/
pandangan mata dari suatu bagian ke kerah, memasang lengan, mengelim,
bagian yang lain. ornamentasi, mengepres, menyelesaikan
Aksen merupakan daya tarik atau titik tepi kain/kampuh, ornamentasi.
fokus yang mengarahkan mata memandang
pada suatu obyek. METODE PENELITIAN
kesatuan atau unity adalah Menurut jenis data penelitian ini
keterpaduan tentang beberapa hubungan adalah penelitian kualitatif yang bersifat
komponen desain yang saling melengkapi. deskriptif yakni penelitian yang datanya
adalah data kualitatif sehingga analisisnya
Ukuran dan Konstruksi pola juga analisis kualitatif (deskriptif).
Analisisnya Penelitian deskriptif kualitatif
Ukuran adalah suatu unsur penting, adalah penelitian yang mengumpulkan data
karena akan mempengaruhi hasil. untuk menguji hipotesis atau menjawab
Beberapa ukuran yang diperlukan untuk pertanyaan penelitian mengenai status
pembuatan busana evening ini adalah terakhir dari subyek penelitian.
lingkar badan, lingkar pinggang, lebar Menentukan subjek penelitian
muka, panjang muka, lebar punggung, menggunakan metode sampling karena
panjang punggung, panjang bahu, lingkar penulis tidak menyelidiki semua subjek
kerung lengan, lingkar leher, tinggi atau benda tetapi hanya sebagian saja yaitu
panggul, lingkar panggul, panjang rok dari busana evening dengan menggunakan kain
pinggang sampai panjang yang diinginkan tenun cual Bangka Belitung motif Garuda
sesuai desain. berbahan dasar doby dengan sumber ide
Konstruksi pola merupakan cara Budaya Kawin Massal ditinjau dari segi
pembuatan pola busana berdasarkan ukuran keindahan desain dan teknik penyelesaian.
badan pemakai, digambar pada kertas Dalam pengambilan sampel penulis
berdasarkan perhitungan secara matematis, menggunakan Teknik non random
sehingga tergambar bentuk badan, rok, sampling, karena dalam penelitian ini
lengan, kerah dan sebagainya, sesuai penulis sudah menentukan subjek
dengan metode tertentu. Kualitas pola penelitian terlebih dahulu, yaitu busana
busana akan ditentukan oleh beberapa hal, evening dengan menggunakan kain tentun
di antaranya yaitu: (1) Ketepatan dalam cual Bangka Belitung motif Garuda
mengambil ukuran tubuh si pemakai, sesuai berbahan dasar doby dengan sumber ide
dengan anatomi tubuh; (2) ketepatan Budaya Kawin Massal ditinjau dari segi
menentukan letak garis-garis pola, seperti keindahan desain dan teknik penyelesaian.
garis lingkar kerung lengan, garis lekuk Mengumpulkan data penulis
leher, bahu, sisi badan, sisi rok, Bentuk menggunakan tiga macam metode, yaitu
lengan, kerah, dan lainnya; (3) ketelitian Metode eksperimen, metode uji sensori dan
memberi tanda pola dan keterangan setiap metode dokumentasi. Eksperimen yang
bagian pola, misalnya tanda pola bagian penulis gunakan adalah eksperimen
muka dan belakang, tanda arah pengembangan karena ingin membuktikan
benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, apakah busana evening yang terbuat dari
tanda kampuh, serta tanda kelim. bahan kain Tenun Cual Bangka Belitung
dengan sumber ide Budaya Kawin Massal
Teknik penyelesaian akan dapat dikerjakan dengan Teknik
Teknik penyelesaian merupakan satu Penyelesaian yang rapi sehingga
cara untuk menyelesaikan jahitan pakaian. menghasilkan Keindahan Desain yang
Dalam satu unit gaun dapat menerapkan diinginkan.
beberapa teknik yang sesuai dengan
kharater desain dan bahan yang digunakan.

78
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

Dalam menganalisis data, penulis


menggunakan analis data non statistic,
karena penulis menganalisis data dengan
membaca tabel – tabel dan angka – angka
yang tersedia, kemudian melakukan uraian
dan penafsiran dengan apa adanya sesuai
dengan hasil uji sensori tentang Penerapan
Sumber Ide Budaya Kawin Massal
Menggunakan Kain Tenun Cual Bangka
Belitung Pada Busana Evening.
Dalam eksperimen ini, penulis Gambar 2. Proporsi anatomi tubuh dengan
menggunakan pola berpikir deskriptif, pose dan desain sketsa
karena penulis menganalisis data dengan
membaca tabel – tabel dan angka – angka
yang tersedia, kemudian melakukan uraian
dan penafsiran dengan apa adanya sesuai
dengan hasil uji sensori pembuatan busana
evening dari bahan kain Tenun Cual
Bangka Belitung dengan kombinasi kain
tafeta dengan hiasan kuningan dan payet,
serta penerapan pola payung pada bagian
lengan dan rok ditinjau dari segi keindahan
desain dan teknik penyelesaian.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN.

Hasil penelitian menyajikan data


yang diperoleh dari bentuk model dalam Gambar 3. Desain produksi bagian muka
desain, teknik penyelesaian, hasil busana dan belakang
evening, uji sensori, dan dokumentasi
dalam bentuk tabel dan gambar.
Penerapan Sumber Budaya Kawin
Masal menggunakan kain tenun cual pada
busana evening. Sumber ide disajikan
dalam lembaran mood board berikut ini;

Gambar 4. Desain sajian


Gambar 1. Moodboard Budaya Kawin
Massal

79
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

Pengumpulan data
Dalam pembuatan busana evening
terdiri dari beberapa langkah persiapan
sebagai berikut; (1) persiapan eksperimen
meliputi menyiapkan sketsa model, ukuran,
bahan utama dan bahan pelengkap,dan
alatyang diperlukan; (2) persiapan uji
sensori meliputi hasil eksperimen, lembar
uji sensori, tempat uji sensori dan kriteria
uji sensori; (3) persiapan dokumentasi
meliputi hasil eksperimen, peraga atau
model, tempat pengambilan dokumen.

Gambar 5. Desain ilustrasi

Tabel 1. Kriteria dari Masing-masing Aspek yang Diujikan.

No Aspek Kriteria
1 Keindahan desain Indah Kurang Indah Tidak Indah
2 Teknik penyelesaian Rapi Kurang Rapi Tidak Rapi

Evening; (11) memberi ornamen dan


Kriteria penilaian : (1) Dikatakan finishing, dan (12) membuat hair pice.
Indah apabila panelis yang menyatakan Penyajian data dari kegiatan
Indah lebih dari 50%; (2) Dikatakan pengumpulan data. Data yang disajikan
Kurang Indah apabila panelis yang adalah semua data yang telah terkumpul
menyatakan Kurang Indah lebih dari 50% kemudian disajikan dalam bentuk hasil
X 100%; (3) Dikatakan Tidak Indah apabila eksperimen, teks, tabel, dan foto hasil
panelis yang menyatakan Tidak Indah lebih eksperimen. Hasil Eksperimen: (1) Busana
dari 50%, (4) Dikatakan Rapi apabila evening menggunakan bahan kain Tenun
panelis yang menyatakan Rapi lebih dari Cual Bangka Belitung; (2) motif tenun
50%; (5) Dikatakan Kurang Rapi apabila burung Garuda berwarna merah maroon
panelis yang menyatakan Kurang Rapi terinspirasi dari warna busana pengantin
lebih dari 50%; (6) Dikatakan tidak Rapi adat Bangka Belitung; (3) paduan warna
apabila panelis yang menyatakan Tidak hitam, merah muda, dan putih, kain tafeta
Rapi lebih dari 50%. berwarna merah maroon; (4) deskripsi
Langkah – langkah pelaksanaan desain; blus dengan garis leher sabrina, rok
eksperimen terdiri dari : (1) Menentukan model span; (5) body fitt; kupnat badan
Model; (2) Membuat Desain Produksi; (3) depan, sisi, dan belakang; (6) model
Mengambil Ukuran; (4) Konstruksi pola lengann dengan hole/ lubang pada
dasar gaun dan pecah model sesuai gambar punggung lengan, bentuk dasarnya lengan
desain dengan skala 1 : 4; (5) Membuat lengan bishop divariasi 8 potongan, (7)
Rancangan Bahan; (6) Membuat penegak menggunakan balen, (8) peplum
Rancangan Harga; (7) Membuat Pola lepasan terdiri dari 12 potongan terinspirasi
Ukuran Skala 1 : 1; (8) Memotong Bahan dari bentuk payung lilin dengan penegak
sesuai model; (9) memberi tanda pola/ menggunakan balaein dan pengembang
merader Bahan; (10) Menjahit Busana menggunakan tile kaku dibentuk peticot

80
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

pada bagian dalam rok peplum, 9) hiasan


berbentuk lingkaran pada bagian depan
busana sebanyak 3 lingkaran dengan
ukuran berbeda terinspirasi dari telok
Serujo . Bagian aksesoris menggunakan
bahan busa hati dilapisi kain tenun cual
Bangka Belitung ditambah dengan. 10)
filosofi beras kuning melambangkan
kemakmuran diaplikasikan pada
ornamentasi dengan kuningan dengan
tambahan payet parel pada bagian depan
dan bawah aksesoris, serta dihiasi dengan
payet diamond balok dan rantai emas. 11)
Hair piece /asesories kepala juga diinspirasi
bentuk payung lilin yang makna filosofinya Gambar 6. Hasil Akhir Busana
mengayomi keluarga/ masyarakat.
Berikut ini hasil eksperimen busana Data Hasil Uji Sensori; Pendapat
yang dibuat: Panelis tentang busana evening
menggunakan kain tenun Cual Bangka
Belitung motif Burung Garuda berbahan
doby dengan sumber ide Budaya Kawin
Massal ditinjau dari Keindahan Desain dan
Teknik Penyelesaian.

Tabel 2. Pendapat Panelis Tentang Busana Evening Menggunakan Kain Tenun Cual Bangka Belitung
Motif Burung Garuda Berbahan Doby Dengan Sumber Ide Budaya Kawin Massal Ditinjau Dari
Keindahan Desain Dan Teknik Penyelesaian.
Aspek
Keindahan Desain Teknik Penyelesaian
Kode
No Panelis Kurang Tidak Kurang Tidak
Indah Indah Indah Serasi Serasi Serasi

1 NVHR ✓ ✓
2 ANNS ✓ ✓
3 ADSN ✓ ✓
4 AGRW ✓ ✓
5 LRTI ✓ ✓
6 MLFZ ✓ ✓
7 TFMA ✓ ✓
8 DNUM ✓ ✓
9 EAPM ✓ ✓
10 MLYT ✓ ✓
11 PYFS ✓ ✓
12 DEMT ✓ ✓
13 TDSK ✓ ✓
14 NBYW ✓ ✓
15 DTRM ✓ ✓
16 TIUT ✓ ✓

81
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

17 ARTO ✓ ✓
18 MIRY ✓ ✓
19 FDFY ✓ ✓
20 DLNS ✓ ✓

Dalam menganalis data, penulis Massal ditinjau dari Keindahan Desain dan
menggunakan analisis data non statistic Teknik Penyelesaian. Data yang terkumpul
dengan pola berfikir deskriptif, karena dianalisis menggunakan penghitungan
penulis menganalisis data dengan membaca presentase (%) dengan menggunakan
table-tabel dan angka-angka yang tersedia, rumusan sebagai berikut : % = Panelis yang
kemudian melakukan uraian dan penafsiran memilih aspek tertentu
dengan apa adanya sesuai dengan hasil Panelis seluruhnya data-data yang
eksperimen pembuatan busana evening lain dihitung dengan cara yang sama,
menggunakan kain tenun Cual Bangka kemudian disusun disajikan dalam bentuk
Belitung motif Burung Garuda berbahan table dibawah ini:
doby dengan sumber ide Budaya Kawin

Tabel 3. Pendapat Panelis Tentang Keindahan Desain dan Teknik Penyelesaian Busana Evening
Menggunakan Kain Tenun Cual Bangka Belitung Motif Burung Garuda dengan Sumber Ide
Budaya Kawin Massal
Keindahan Jumlah Teknik Jumlah
Desain Panelis % Penyelesaian Panelis %
Indah 20 100 % Rapi 20 100 %

Kurang Kurang Rapi


Indah - -% - -%
Tidak
Indah - -% Tidak Rapi - -%
Jumlah 20 100 % 20 100 %

KESIMPULAN Tenun Cual Bangka Belitung ditinjau dari


Kesimpulan keindahan desain. Dibuktikan dari hasil uji
Berdasarkan hasil uji sensori tentang sensori pada aspek pembuatan desain
Keindahan Desain dan Teknik terbukti penilaian panelis menyatakan
Penyelesaian busana evening desainnya sangat indah, sejumlah 100%;
menggunakan kain tenun Cual Bangka (2) Dari hasil eksperimen yang
Belitung motif Burung Garuda berbahan menggunakan kain tradisional Tenun Cual
doby dengan sumber ide Budaya Kawin Bangka Belitung yang memiliki tekstur
Massal, Maka dapat diambil kesimpulan; berbintik memerlukan perlakuan khusus
(1) Dari penelitian yang bersumber ide agar hasilnya maksimal. Dari sudut desain
budaya kawin massal ini, penulis yang unik, memerlukan teknik pecah pola
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dan teknik pengerjaan yang khusus, teliti,
tentang penerapan sumber ide budaya rapi, atau halus sehingga hasilnya sesuai
kawin massal dalam pembuatan desain dengan desain. Untuk busana evening ini,
ilustrasi busana evening menggunakan kain penulis menerapkan teknik–teknik

82
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

penyelesaian yang tepat sesuai karakter busana yang bertekstur kaku, gunakan
bahan dan desain menghasilkan busana pelapis menggunakan M33, baik dari bahan
evening dengan penyelesaian yang sangat utama, maupun bahan lining; (6) Saat
rapi sehingga menampilkan total look yang membuat peticoat, sebaiknya
sangat sempurna. Dibuktikan dari hasil uji memperhatikan ketebalan peticoat yang
sensori pada aspek teknik penyelesaian akan dijahit, serta memperhatikan material
terhadap total look busana evening ditinjau utama yang digunakan agar tidak
dari kerapian teknik penyelesaian terbukti mengalami banyak kendala pada proses
penilaian panelis sangat bagus, sejumlah penyambungan dengan bagian peplum; (7)
100%. Sebaiknya kampuh bagian lining
Keterbatasan Kajian antara lain: (1) diselesaikan dengan teknik kampuh kostum
Keterbatasan dalam proses pembuatan secara keseluruhan, agar tidak tebal pada
busana evening ini adalah menentukan pertemuan garis perpotongan antara bahan
kecocokan teknik penyelesaian pada setiap utama dan bahan lining; dan (8) Saat
karakter bahan agar didapatkan hasil yang menyimpan busana evening sebaiknya
sesuai. Maka penulis harus membuat digantung dengan hanger yang telah diberi
percobaan teknik penyelesaian terlebih plastik atau Cover Dress.
dahulu agar didapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan; dan (2) Keterbatasan DAFTAR PUSTAKA
dalam proses pembuatan desain Afif Ghurub Bestari. ( 2011). Menggambar
menggunakan aplikasi corel draw karena Busana Dengan Teknik Kering.
kurangnya pengetahuan tentang aplikasi Yogyakarta: KTSP.
corel draw untuk mendesain busana Dwijayanti M.Pd. (2013). Dasar Teknologi
evening. Menjahit II, Kegiatan Belajar
Penyelesaian Tepi.
Saran. Hari Kiswanto. (2014). Kajian Motif Kain
Berdasarkan eksperimen yang Tenun Cual Masyarakat Bangka,
penulis lakukan dalam pembuatan busana Studi Kasus Kain Tenun Cual di
evening menggunakan kain tenun Cual Selindung Lama Pangkal Pinang
Bangka Belitung motif Burung Garuda Bangka, Universitas Pendidikan
berbahan doby dengan sumber ide Budaya Indonesia.
Kawin Massal ditinjau dari Keindahan Hilyah Magdalena, Hadi Santoso. (2016).
Desain dan Teknik Penyelesaian, maka Strategi Mengenali Motif Khas Kain
penulis memberikan saran sebagai berikut: Tenun Cual Bangka Dengan AHP.
(1) Jika akan mendesain menggunakan Koentjaraningrat. (1993). Kebudayaan,
sumber ide maka harus mengidentifikasi, Mentalitas dan Pembangunan,
mempelajari, mengeksplorasi, menyajikan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
dalam bentuk gambar desain segala aspek Jacobus Ranjabar.(2006). Sistem Sosial
tentang sumber ide tersebut; (2) Mengenali Budaya Indonesia; Suatu
asal serat bahan, karakter bahan, sifat Pengantar,Bogor : Ghalia Indonesia.
bahan, sehingga dapat menggunakan secara Komunikasi dan Informasi Bangka Selatan.
tepat sesuai desain yang dibuat; (3) Dalam (2020). Tradisi Kawin Massal Yang
mendesain busana evening tetap harus Dilakoni Masyakarat Desa Serdang,
berpedoman kepada unsur dan prinsip Toboali, Bangka Selatan.
desain agar mendapatkan desain busana Meilani. (2013). Teori Warna; Penerapan
yang indah di pandang mata dengan total Lingkaran Warna Dalam Berbusana,
look yang sempurna; (4) Setiap menjahit Desain Komunikasi Visual, School
sambungan harus memperhatikan tata letak Of Design, Binus University, Jakarta
pertemuan motif agar didapatkan hasil yang Barat.
simetris; (5) Sebaiknya pembuatan item

83
JURNAL SOCIA AKADEMIKA VOLUME 6, NO. 2, 20 Desember 2020

Moh. Ali Zaman. (2001). Kostum Barat Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
dari Masa ke Masa. Jakarta : PT. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Karina Indah Utama. Bandung: PT Alfabet.
Natasha Anjani. (2018). Busana Pesta Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Malam dengan Sumber Ide Pasola Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
dalam Pergelaran Busana “ Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT
Movitsme”. Fakultas Teknik Alfabeta.
Universitas Negeri Yogyakarta. Tasmuji, Dkk. (2011). Ilmu Alamiah Dasar,
Ratna Kurniawati. (2017). Busana Pesta Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya
Malam untuk Wanita Dengan Sumber Dasar, Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Ide Kuil Baalbek Dalam Pergelaran Press.
Busana “Dimantion”, Fakultas Widji. (2015). Evaluasi Program
Teknik, Universitas Teknik Perkuliahan Konstruksi Pola Busana
Yogyakarta. (Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Roger M. Keesing. (1989). Antropologi Yogyakarta), 8, 9.
Budaya, Suatu Prespektif
Kontemporer, Jilid 1, Jakarta:
Erlangga.
Sulistyo Basuki. (2004). Pengantar
Dokumentasi, Bandung : Rekayasa
Sains.

84

Anda mungkin juga menyukai