Anda di halaman 1dari 178

PERAN KELOMPOK SADAR WISATA DALAM PEMBINAAN

PEMUDA UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN WISATA DI


DESA NYELANDING KECAMATAN AIRGEGAS
KABUPATEN BANGKA SELATAN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk
Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos )
Pada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

oleh:
Muhammad Fikri Almujahid
11180540000072

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2022
Peran Kelompok Sadar Wisata Dalam Pembinaan Pemuda
Untuk Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa Nyelanding
Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi


untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial
(S.Sos)

Oleh
Muhammad Fikri Almujahid
11180540000072

Di bawah bimbingan

Dr. Tantan Hermansah, M.Si.


NIP. 197606172005011006

PRODI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
1444 H/2022 M

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

i
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Muhammad Fikri Almujahid
NIM : 11180540000072

Dengan ini menyatakan bahwa:


1. Skripsi yang berjudul “Peran Kelompok Sadar Wisata
Dalam Pembinaan Pemuda Untuk Pengelolaan Kawasan
Wisata di Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas
Kabupaten Bangka Selatan “merupakan hasil asli saya
ajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar sarjana
strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Narasumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil
asli saya atau jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 18 Desember 2022

Muhammad Fikri Almujahid

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

iii
ABSTRAK

MUHAMMAD FIKRI ALMUJAHID


Peran Kelompok Sadar Wisata Dalam Pembinaan Pemuda
Untuk Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa Nyelanding
Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan.
Potensi kawasan wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki
oleh daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang
orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Kepariwisataan
merupakan salah satu subsektor andalan pembangunan nasional
Indonesia yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan
meningkatkan perolehan devisa dan kesempatan usaha sehingga
yang nantinya juga sangat menguntungkan masyarakat sekitar
tempat wisata dan dapat membantu perekonomian mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembinaan dan
pelatihan kelompok sadar wisata terhadap pemuda Desa
Nyelanding melalui pengelolaan kawasan wisata serta mengetahui
pencapaian dari pelatihan dan pembinaan pemuda.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi sebagai alatnya. Informan penelitian adalah
kepengurusan kelompok sadar wisata Desa Nyelanding, Badan
Usaha Milik Desa, masyarakat Desa Nyelanding, dan peserta
pelatihan dan pembinaan melalui pengelolaan kawasan wisata di
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan
proses yang di lakukan dalam pelatihan dan pembinaan pemuda
meliputi: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pengorganisasian, 3)
tahap penggerakan, 4) tahap pengawasan. Sedangkan pencapaian
dari pemberdayaan melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan ini
berupa membantu generasi muda dan masyarakat untuk
mendapatkan pengetahuan dan kesadaran serta kesejahteraan
hidup.

Kata Kunci: Peran, Pembinaan Pemuda, Pengelolaan

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. Dzat yang Maha suci luhur yang telah memberikan
rahmat, karunia dan juga inayah-Nya yang tidak terhingga
segenap pertolongan serta kemenangan-Nya yang diberikan
kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Peran Kelompok Sadar Wisata Dalam
Pembinaan Pemuda Untuk Pengelolaan Kawasan Wisata Di
Desa Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabpuaten Bangka
Selatan “dengan baik. Shalawat serta salam penulis sampaikan
rindu yang paling suci pada makhluk yang paling suci pula yang
telah berusaha menyatukan sastra, ilmu dan pemikiran dalam
satu simpul pelukan yang suci dan telah memberikan ilmu dan
pemikiran kemudahan jalan untuk menikmati perjalanan indah
kepada ridha Allah SWT jalan untuk membaharui cinta dalam
hati setiap mukmin.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam proses penyelesaiannya, penulis mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak baik dukungan secara moriil
maupun materiil. Maka penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

v
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA.,
selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Dr. Siti Napsiyah, S.Ag., BSW., MSW., Wakil Dekan I
Bidang Akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.
Sihabuddin Noor, M.Ag., Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cecep
Sastra Wijaya, MA., Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Muhtadi, M.Si., Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, WG. Pramita Ratnasari, S.Ant., M.Si.,
Sekretaris Program Studi Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Tantan Hermansah, M.Si., Dosen Pembimbing
skripsi yang telah memberikan arahan dan masukan
sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
6. Seluruh jajaran dosen Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan dan menuntut
melalui ilmu-ilmu yang telah disampaikan.

vi
7. Bapak Ahmad Basahil (Alm), Ibu Tina, Pratiwi, Cindy
Ardela, Amiladi, dan Salsabilla selaku orang tua beserta
keluarga besar yang turut memberikan doa, motivasi,
perhatian, kasih sayang yang tak terhingga dari awal
hingga bantuan materiil dan moriil yang cukup sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan
baik.
8. Pengurus dan anggota kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian di lapangan.
9. Sahabat, rekan, dan teman seperjuangan: Yayat, Ario,
Mat Hanif, Fateh, Rehan, Cak Eko, Adam, Doni,
Wahyudi, dan Farhan yang telah membantu menemani
dan mendorong penulis dan seperjuangan PMI angkatan
2018 yang terus beriringan untuk memberikan masukan,
semangat, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
10. Keluarga besar Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam lintas angkatan yang telah bersedia
untuk membantu memberi masukan, arahan, dan juga
motivasi hingga terselesainya skripsi ini.
11. Keluarga besar Persatuan Mahasiswa Melayu
Kepulauan Bangka Belitung yang turut memberikan
pengalaman.

Semoga semua pihak yang disebutkan di atas maupun yang


belum bisa disebutkan mendapatkan balasan langsung dari

vii
Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
aparat setempat Desa Nyelanding Kecamatan Air Gegas,
seluruh elemen yang terlibat dalam proses pemberdayaan
melalui kegiatan dan peneliti lainnya yang akan melakukan
penelitian untuk tugas akhir skripsi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 18 Desember 2022

Muhammad Fikri Almujahid

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING............................ I

LEMBAR PERNYATAAN .................................................... II

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................. III

ABSTRAK.............................................................................. IV

KATA PENGANTAR .............................................................. V

DAFTAR ISI .......................................................................... IX

DAFTAR TABEL ................................................................. XII

DAFTAR BAGAN .............................................................. XIII

DAFTAR GAMBAR ........................................................... XIV

BAB I PENDAHULUAN .........................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................1


B. Identifikasi Masalah ......................................................9
C. Batasan Masalah ...........................................................9
D. Rumusan Masalah .........................................................9
E. Tujuan Penelitian ..........................................................9
F. Manfaat Penelitian ........................................................9
G. Metode Penelitian........................................................ 10
H. Sistematika Penulisan .................................................. 17
I. Tinjauan Pustaka ......................................................... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................. 26

A. Peran ...........................................................................26

ix
1. Pengertian Peran ......................................................... 26
2. Pembagian Peran ......................................................... 27
3. Fungsi Peran ............................................................... 27
B. Pengelolaan .................................................................28
1. Pengertian Pengelolaan ............................................... 28
2. Tujuan Pengelolaan ..................................................... 30
3. Fungsi Pengelolaan ..................................................... 31
4. Pengelolaan Yang Baik ............................................... 31
C. Pemberdayaan ............................................................. 33
1. Pengertian Pemberdayaan............................................33
2. Tujuan Pemberdayaan ................................................. 35
D. Kerangka Berfikir........................................................ 37

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN ....... 39

A. Desa Nyelanding ......................................................... 39


B. Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding .................. 41

BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN ...................... 48

A. Proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan kawasan


wisata ..........................................................................48
1. Perencanaan ................................................................ 48
2. Pengorganisasian ......................................................... 52
3. Penggerakan ................................................................ 55
4. Pengawasan.................................................................61
B. Hasil proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan
kawasan wisata............................................................ 64
1. Perbaikan dan penguatan kelembagaan kelompok sadar
wisata oleh pemuda ............................................................ 65

x
2. Mengarahkan dan melakukan perbaikan kehidupan
kepada generasi muda ........................................................ 68
3. Memberikan peluang untuk perbaikan usaha dan
pendapatan bagi masyarakat ............................................... 75

BAB V PEMBAHASAN ......................................................... 80

A. Proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan kawasan


wisata ..........................................................................80
1. Perencanaan ................................................................ 81
2. Pengorganisasian ......................................................... 84
3. Penggerakan ................................................................ 88
4. Pengawasan.................................................................92
B. Hasil proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan
kawasan wisata............................................................ 96
1. Perbaikan dan penguatan kelembagaan kelompok sadar
wisata oleh pemuda ............................................................ 96
2. Mengarahkan dan melakukan perbaikan kehidupan
kepada generasi muda ...................................................... 100
3. Memberikan peluang untuk perbaikan usaha dan
pendapatan bagi masyarakat ............................................. 104

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............. 111

A. Kesimpulan ............................................................... 111


B. Implikasi ................................................................... 112
C. Saran ......................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 115

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

a. Tabel 1. 1 Informan Penelitian ....................................... 14


b. Tabel 5. 1 Lapak dan Usaha Sadar Wisata ................... 106
c. Tabel 5. 2 Hasil Retrebusi Kawasan Wisata ................. 107

xii
DAFTAR BAGAN

a. Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran .........................................38

xiii
DAFTAR GAMBAR

a. Gambar 4. 1 Tahap Perencanaan Kelompok .................. 48


b. Gambar 4. 2 Tahap Pengorganisasian ............................ 51
c. Gambar 4. 3 Tahap Pelatihan dan Pembinaan ................ 52
d. Gambar 4. 4 Tahap Penggerakan ................................... 54
e. Gambar 4. 5 Kegiatan Pengelolaan Kawasan Wisata .....56
f. Gambar 4. 6 Kegiatan Pendampingan Kelompok ...........58
g. Gambar 4. 7 Tahap Pengawasan .................................... 61
h. Gambar 4. 8 Penguatan dan Perbaikan Lembaga ...........64
i. Gambar 4. 9 Prestasi Pemuda Binaan ............................ 68
j. Gambar 4. 10 Pengelolaan Lapak UMKM ..................... 76

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

a. Lembar Pengajuan Proposal Skripsi ................... ………..118


b. Lembar Judul Skripsi .........................................………..119
c. Surat Keputusan Kelompok Sadar Wisata Air Panas…….120
d. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... ………..121
e. Penghargaan Anggota Binaan ............................ ………..122
f. Foto Proses Wawancara ..................................... ………..123
g. Foto saat Mengikuti Kegiatan Pengelolaan .........………..124
h. Foto Situasi Sekitar Kawasan Wisata ................. ………..125
i. Pedoman Observasi………………………………………126
j. Hasil Obsevasi……….. ......................................………..127
k. Transkip Wawancara ......................................... ………..132

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang begitu kaya akan keindahan
alam dan beraneka ragam budayanya. Masyarakat Indonesia yang
terdiri dari berbagai suku, adat, agama, ras dan golongan yang
berbeda-beda dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara menjadi titik sentral subjek pembangunan dan kekuatan
dasar pembangunan kepariwisataan yang ada. Keanekaragaman
sumber daya alam Indonesia yang dimiliki oleh setiap daerah
merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai keindahan alam dan berbagai seni kebudayaan yang
menawan dan ketersediaan sarana pendukung yang berbeda serta
memiliki khas yang khusus di setiap daerah yang bisa
dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut.
Selain itu, pariwisata juga jadi salah satu sumber pajak dan
pendapatan negara. Kepariwisataan merupakan salah satu
subsektor andalan pembangunan nasional Indonesia yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatkan
perolehan devisa dan kesempatan usaha sehingga yang nantinya
juga sangat menguntungkan masyarakat sekitar tempat wisata dan
dapat membantu perekonomian mereka.
Salah satu pendayagunaannya adalah menciptakan daerah
tersebut menjadi tempat sarana destinasi wisata. Daerah-daerah
yang dianugrahi sumber daya alam yang eksotis diharapkan dapat
memberikan kontribusi besar dalam memberikan sumber

1
pendapatan. Ciri utama suatu daerah mampu melaksanakan
otonomi adalah ditinjau dari kemampuan keuangan daerah, artinya
daerah harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk
menggali sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan
keuangan sendiri yang cukup memadai untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahannya (Halim, 2001).
Potensi wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1993) adalah
segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan
merupakan daya tarik orang-orang agar mau datang berkunjung ke
tempat tersebut. Pengembangan kawasan wisata merupakan
alternatif yang diharapkan mampu mendorong baik potensi
ekonomi maupun upaya pelestarian. Pengembangan kawasan
wisata dilakukan dengan menata kembali berbagai potensi dan
kekayaan alam dan hayati secara terpadu.
Menurut penelitian terdahulu mengenai potensi wisata di
daerah tentang pengembangan kawasan wisata yang baik di Desa
Tibubeneng yang dilakukan oleh Ni Putu Diah Prabawati pada
Tahun 2019. Keadaan kawasan wisata tersebut mulai melejit pada
tahun 2016 dengan berbagai fasilitas untuk wisatawan
mancanegara dan khususnya wisatawan digital nomad. Kemajuan
pariwisata tidak lepas dari partisipasi masyarakat lokal khususnya
tangan generasi muda. Sektor kepariwisataan yang memerlukan
pengembangan, juga memerlukan campur tangan pemuda yang
berjuang mengembangkan sektor tersebut sehingga dimanfaatkan
untuk menyejahterakan masyarakat (Ni Putu Diah
Prabawati:2019).

2
Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di
Indonesia yang memiliki banyak tempat wisata yang tidak kalah
menarik dengan daerah lain yang ada di Indonesia. Provinsi
Bangka Belitung memiliki kawasan wisata yang berpotensi
meningkatkan kesejahteraan daerah maupun masyarakat lokal di
daerah tersebut. Banyak kawasan wisata yang dikembangkan oleh
dinas kebudayaan dan pariwisata Bangka Belitung agar dapat
terkelola dengan baik, sehingga nantinya dengan terkelolanya
kawasan wisata daerah dengan baik, maka wisatawan dalam negeri
maupun wisatawan mancanegara akan tertarik untuk berkunjung.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung
mencatat kunjungan wisatawan asing selama Juni 2022 sebanyak
249 orang atau naik 4, 18 persen dibanding bulan sebelumnya
hanya 289 orang. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bangka
Belitung Toto Haryanto Silitonga mengatakan kunjungan
wisatawan asing meningkat dan menginap lebih lama
dibandingkan wisatawan domestik. Wisatawan asing rata-rata
menginap antara wisatawan asing dan lokal masing-masing
sebesar 2,33 dan 1,61 hari (Badan Pusat Statistik Bangka
Belitung:2022).
Namun tidak sedikit juga kawasan wisata yang masih belum
bisa dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat. Kurangnya
kesadaran akan pelestarian kawasan wisata di daerah menjadi
problematika yang terjadi. Padahal dengan terkelolanya kawasan
wisata di daerah, maka banyak dampak yang didapatkan baik
masyarakat lokal maupun luar. Pengembangan kawasan wisata
khususnya di daerah bisa di lakukan dengan memanfaatkan sumber

3
daya manusia (SDM) lokal seperti pemuda yang bertempat tinggal
di daerah kawasan wisata tersebut.
Peran pemuda dalam mengelola dan mengembangkan
kawasan wisata di daerahnya dinilai salah satu langkah yang
bagus. Generasi muda yang mendominasi populasi penduduk
Indonesia saat ini mesti mengambil peran sentral dalam berbagai
bidang untuk membangun bangsa dan negara (Hiryanto:2015).
Salah satu contoh yang bisa dilakukan pemuda dalam membangun
bangsa dan negaranya adalah ikut mengambil peran dalam
mengembangkan kawasan wisata yang berpotensi di daerahnya.
Keadaan generasi muda saat ini yang cukup banyak
mengalami kekurangan lapangan kerja. Persaingan yang begitu
ketat dalam dunia kerja memaksa mereka untuk menjadi
pengangguran. Mereka yang terpaksa putus sekolah sebab faktor
ekonomi juga berusaha berjuang untuk ikut membantu menjadi
tulang punggung keluarga. Sehingga masyarakat rentan seperti ini
perlu bimbingan serta penyadaran bahwa masih banyak jalan
keluar dari masalah tersebut. Mereka perlu dibina supaya kembali
tegar dan dengan adanya wadah untuk mereka melatih dan
mengembangkan keterampilan yang ada, maka mereka akhirnya
bisa diberdayakan dan hidup dengan layak.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran di
Bangka Belitung hingga Februari 2022 sebanyak 32.954 orang.
Bidang Statistik Sosial mencatat pengangguran per data Februari
2022 ini terbanyak dilihat dari sisi pendidikan tertinggi ditamatkan
adalah untuk pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sementara penduduk usia kerja 15 hingga 19 tahun yang berstatus

4
sebagai pengangguran yaitu mencapai 19,46 persen, disusul
dengan penduduk usia 20-24 yang mencapai 13,41 persen (Badan
Pusat Statistik Bangka Belitung:2022).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa di Bangka
Belitung masih tinggi angka pengangguran dan rata-rata yang
menjadi pengangguran adalah usia remaja. Remaja yang
sepatutnya memiliki keterampilan dan kreativitas perlu wadah
untuk menuangkannya. Mereka perlu wadah yang mana mampu
membina mereka dalam mengasah keterampilan, bakat, dan
kreativitas mereka masing-masing.
Menurut Sukirno (1994) pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin
memperoleh pekerjaan akan tetapi belum mendapatkannya.
Seseorang yang tidak bekerja namun tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Faktor utama
yang menyebabkan terjadinya pengangguran adalah kurangnya
pengeluaran agregat. Pengusaha memproduksi barang dan jasa
dengan maksud memperoleh keuntungan, akan tetapi keuntungan
tersebut akan diperoleh apabila pengusaha tersebut dapat menjual
barang dan jasa yang mereka produksi. Semakin besar permintaan,
semakin besar pula barang dan jasa yang mereka wujudkan.
Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah penggunaan
tenaga kerja.
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Desa Nyelanding
menjawab permasalahan tersebut dengan memberikan wadah
untuk para pemuda dalam mengasah keterampilan masing-masing.
Kelompok Sadar Wisata Nyelanding bergerak dibidang

5
pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata yang berada di
Desa Nyelanding, Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka
Selatan. Kawasan wisata yang mereka kelola adalah pemandian air
panas alami yang terletak di Desa Nyelanding.
Pemuda yang belum mendapat pekerjaan dan putus sekolah di
ajak untuk ikut bergabung dalam mengelola kawasan wisata
tersebut. Mereka dibina dan dilatih oleh organisasi Kelompok
Sadar Wisata Desa Nyelanding untuk mengembangkan kawasan
wisata yang ada di daerahnya sendiri. Dinas Pariwisata juga ikut
membantu pelatihan serta pemberian modal untuk para anggota
Kelompok Sadar Wisata dalam mengembangkan potensi mereka
masing-masing. Anggota didiklat oleh Dinas Pariwisata
Kabupaten Bangka Selatan rutin setiap bulan sebanyak 2 kali. Para
anggota dilatih sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-
masing. Peran pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata di
daerah dinilai efektif dalam menjawab problematika kurangnya
kesadaran akan pelestarian kawasan wisata yang di daerahnya
sendiri. Perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan peran
generasi muda untuk berperan dalam mempromosikan dan
memasarkan potensi pariwisata di daerahnya masing-masing.
Kelompok Sadar Wisata air panas Nyelanding berharap para
pemuda sadar akan potensi yang ada di daerahnya. Mereka ingin
agar supaya kelompok masyarakat rentan seperti remaja
pengangguran dan putus sekolah tersebut tidak putus asa dan tetap
semangat dengan melatih keterampilan mereka dan menyediakan
wadah untuk mengasah keterampilan dan bakat masing-masing.
Sebab dengan adanya peran pemuda dalam pengelolaan dan

6
pengembangan kawasan wisata di daerah, kawasan wisata tersebut
bisa berjalan dengan optimal dan semakin diminati oleh
pengunjung.
Kawasan wisata di daerah juga bisa menjadi sumber
pendapatan asli Desa (PADES). Pendapatan asli Desa ini diperoleh
dari tiket pengunjung, lahan parkir, dan juga penyewaan fasilitas
pendukung di kawasan wisata tersebut. Hasil dari pendapatan asli
Desa nanti bisa digunakan untuk pembangunan infrastruktur Desa
serta bisa juga digunakan untuk membangun sesuatu di kawasan
wisata tersebut.
Di kawasan wisata air panas juga terdapat sumur mata air
alami yang bisa langsung dikonsumsi. Pihak Kelompok Sadar
Wisata bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan keasrian
sumber air minum yang mana menjadi sumber air minum yang siap
dikonsumsi oleh masyarakat Desa Nyelanding secara gratis.
Warga Desa Nyelanding tidak perlu mengeluarkan uang untuk
mengambil air minum disini. Namun untuk pengunjung, pihak
kelompok sadar wisata memasang tarif per galon. Sumur ini juga
menjadi daya tarik wisatawan luar sebab penasaran dengan sumur
ini. Menariknya adalah sumur ini termasuk sumur yang dangkal
tetapi mata airnya tidak berhenti sehingga airnya tidak surut
meskipun sedang kemarau panjang.
Warga Desa Nyelanding pun tetap bisa mengambil air minum
siap konsumsi walaupun sedang kemarau panjang tanpa takut
kekeringan. Sumur ini tidak diperbolehkan untuk mandi sebab
tempat pemandian sudah disediakan di tempat yang sudah di
tentukan yaitu di kolam pemandian. Kolam pemandian terdapat 3

7
bagian. Yaitu yang pertama kolam anak-anak, yang kedua kolam
dewasa, dan ketiga kolam terapi untuk kesehatan.
Di samping pemandian terdapat balai pertunjukan yang
digunakan di hari-hari besar dan juga perayaan. Balai ini biasanya
digunakan untuk perlombaan yang diadakan oleh Desa dan
dimeriahkan oleh masyarakat Desa Nyelanding juga. Masyarakat
Desa Nyelanding antusias mengikuti perlombaan tersebut dan
memperoleh banyak hadiah yang disediakan oleh panitia yang
mana panitia nya adalah anggota Kelompok Sadar Wisata dan juga
anggota Karang Taruna Desa Nyelanding.
Wahana olahraga yang mengusung tema sport tourism juga
tersedia di kawasan wisata ini. Pihak kelompok sadar wisata
mengelola wahana olahraga yaitu motorcross dan motor trail.
Setiap 2 kali dalam setahun diadakan event motorcross yang
diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka selatan dalam
rangka ikut mendukung mengembangkan kawasan wisata di Desa
Nyelanding. Perlombaan ini juga tak jarang dimeriahkan oleh
pembalap-pembalap yang didatangkan oleh para sponsor
pembalap dari luar daerah. Salah satu gerakan promosi kawasan
wisata yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata adalah dengan
memanfaatkan momen tersebut.
Kawasan Pariwisata yang terkelola dengan baik dapat
menciptakan hal yang menguntungkan bagi masyarakat lokal.
Banyak lapangan pekerjaan baru, lapak usaha baru, dan juga
penyedia jasa yang bisa dilakukan oleh masyarakat lokal. Kawasan
wisata di daerah juga bisa menjadi ikon baru bagi daerah tersebut
seperti contoh kawasan wisata air panas Desa Nyelanding. Wisata

8
air panas menjadi ikon baru Desa Nyelanding sehingga Desa
Nyelanding Bisa dikenal oleh masyarakat luar daerah. Berdasarkan
latar belakang yang dibahas, maka peneliti ingin membahas lebih
dalam mengenai peran kelompok sadar wisata dalam
pemberdayaan pemuda untuk pengelolaan kawasan wisata di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan latar belakang sebelumnya, peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah agar lebih jelas dan terfokus
dalam penelitian ini, adapun identifikasi masalah yang
terkandung didalamnya yaitu:
1. Pentingnya peran pemuda dalam pelestarian kawasan
wisata untuk menciptakan pengelolaan kawasan wisata
yang baik di Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas
Kabupaten Bangka Selatan
2. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat lokal dengan
terkelolanya kawasan wisata oleh pemuda binaan
kelompok sadar wisata laskar air panas
C. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi masalah dengan meneliti peran “Kelompok
Sadar Wisata dalam pembinaan pemuda untuk pengelolaan
wisata pemandian air panas alami di Desa Nyelanding,
Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi
Bangka Belitung”.

9
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran lembaga kelompok sadar wisata dalam
pembinaan pemuda untuk pengelolaan tempat wisata di
Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten
Bangka Selatan?
2. Apa dampak yang didapatkan oleh pemuda yang
tergabung dalam lembaga dan masyarakat lokal dengan
terkelolanya kawasan wisata di daerahnya tersebut?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui peran lembaga kelompok sadar wisata dalam
melakukan pembinaan terhadap pemuda dengan
mengembangkan potensi yang terdapat disetiap individu
untuk pengelolaan kawasan wisata di daerah.
2. Mengetahui dampak yang dirasakan oleh pemuda binaan
lembaga kelompok sadar wisata setelah mengikuti
program pembinaan serta kawasan pariwisata yang
dikenal oleh wisatawan luar maupun dalam terhadap
masyarakat lokal dan masyarakat sekitar kawasan wisata
di Desa Nyelanding, Kabupaten Bangka Selatan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman bagi Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam tentang peran pemuda dalam
pengelolaan kawasan wisata di daerahnya masing-masing dan
dampak dari hasil pengelolaan kawasan wisata tersebut.
1. Manfaat praktis

9
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan
rekomendasi bagi pengelola kawasan wisata di daerah dalam
membangun atau merintis kawasan wisata yang masih kurang
diperhatikan.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu
(Darmadi:2013). Berikut mengenai metodologi penelitian yang
dilakukan di Desa Nyelanding, Kecamatan Airgegas, Kabupaten
Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung sebagai berikut:
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Nyelanding,
Kecamatan Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka
Belitung dan waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Februari
sampai November tahun 2022. Lokasi penelitian dipilih sebab
subjek dari penelitian ini adalah Lembaga Kelompok Sadar Wisata
Laskar Air panas yang bertugas mengelola kawasan wisata
pemandian air panas alami yang terletak di Desa Nyelanding
Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan sesuatu kedudukan yang sangat
penting kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus
ditata sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data
(Arikunto:2007). Subjek penelitian dapat berupa benda, hal atau
orang. Sedangkan objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

10
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono:2017). Maka subjek
dalam penelitian ini adalah Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS), dan objek dalam penelitian ini adalah peran
pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata di daerah.
3. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono,
2005). Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada
sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori.
Moleong, setelah melakukan analisis dan penelitian terkait
dengan definisi penelitian kualitatif kemudian membuat definisi
sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok pengertian penelitian
kualitatif. Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa. Pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menjelaskan suatu
fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara pengumpulan
data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan pentingnya
kedalaman dan detail suatu data yang diteliti pada penelitian
kualitatif. Semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu data yang

11
didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas
penelitian tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek
penelitian, metode penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih
sedikit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih
mengedepankan kedalaman data, bukan kuantitas data.
Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif karena dianggap lebih tepat dengan subjek dan
objek dari penelitian ini. Dan juga peneliti tidak hanya meneliti
partisipasi dari objek penelitian, akan tetapi juga meneliti dampak
dari pengelolaan kawasan wisata di Desa Nyelanding, Kecamatan
Airgegas, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung.
Penelitian studi kasus merupakan rancangan penelitian yang
bersifat komprehensif, merinci, intens, dan mendalam, serta
terarah pada upaya dalam mengkaji masalah-masalah atau
fenomena yang bersifat kontemporer atau berbatas waktu
(Herdiansyah:2015). Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
studi kasus merupakan metode yang digunakan untuk mencari atau
menyelidiki permasalahan-permasalahan secara mendalam
mengenai seorang individu, kelompok, institusi, gerakan sosial,
peristiwa, berkaitan dengan fenomena, konteks, dan waktu.
Penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif, yaitu
metode untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi. Tujuannya
adalah untuk mendeskripsikan secara lengkap suatu masalah atau
fenomena. Metode ini dapat menggambarkan dan menjelaskan
bagaimana situasi kawasan wisata pemandian air panas di Desa
Nyelanding sebelum dan sesudah dikelola.

12
Dengan menggunakan jenis dan pendekatan penelitian
tersebut, maka peneliti dapat menelusuri lebih dalam terkait
tentang peran pemuda dalam kegiatan pengelolaan kawasan wisata
daerah di Desa Nyelanding, Kabupaten Bangka selatan, Provinsi
Bangka Belitung
4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pemilihan informan penelitian
menggunakan teknik Purposive Sampling. Purposive Sampling
adalah salah satu jenis teknik pengambilan sampel yang biasa
digunakan dalam penelitian ilmiah. Purposive Sampling adalah
teknik pengambilan sampel dengan menentukan kriteria-kriteria
tertentu (Sugiyono, 2008). Purposive sampling juga dikenal
sebagai judgement sampling, yaitu dimana peneliti mengandalkan
penilaiannya sendiri ketika memilih anggota populasi untuk
berpartisipasi dalam penelitian. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa teknik ini menggunakan pertimbangan tertentu
dari peneliti itu sendiri. Maksudnya memilih sumber data atau
narasumber yang dianggap oleh peneliti sebagai yang paling
kompeten akan yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian
sehingga akan memudahkan peneliti untuk mengambil data dari
objek yang akan diteliti.
5. Pengambilan Informan Penelitian
Sesuai dengan teknik Purposive Sampling, peneliti
memilih informan dengan menilai pengalaman dan pengetahuan
informan yang memadai untuk dibutuhkan oleh peneliti. Informan
yang dipilih tidak hanya mampu memberikan informasi secara luas
dan dalam terkait apa yang diinginkan untuk diteliti, namun juga

13
penggalian data yang mudah, responden sangat komunikatif,
memiliki pengalaman yang cukup, dan memiliki pengetahuan yang
dalam terkait dengan objek penelitian. Penggalian data yang akan
dilakukan bersama informan, dilakukan dengan melaui kegiatan
wawancara.

Tabel 1. 1 Informan Penelitian

No Informasi Informan Jumlah Nama


1 Untuk mengetahui Ketua 1 orang Bang Em
awal mula POKDARWIS
pembentukan Desa
kelompok Sadar Nyelanding
Wisata, bentuk-
bentuk
pengelolaan, serta
program rutin
dalam
mengembangkan
kawasan wisata

2 Untuk mengetahui Ketua Badan 1 orang Bapak


tahapan-tahapan Usaha Milik Defriyadi
pelatihan dan Desa
pembinaan (BUMDES)
pemuda Nyelanding

3. Untuk mengetahui Ketua Karang 1 orang Gunawan


kerja sama antara Taruna Desa
Kelompok Sadar Nyelanding
Wisata dengan
Organisasi lain

14
4. Untuk mengetahui Masyarakat 3 orang Responden
dampak yang sekitar kawasan
dirasakan oleh wisata
masyarakat lokal
dengan
terkelolanya
kawasan wisata di
Desa Nyelanding

6. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal
dari 2 sumber, yaitu:
1. Data primer
Sebuah data yang langsung didapatkan dari sumber dan
diberi kepada pengumpul data atau peneliti (Sugiyono,
2016). Data primer adalah jenis data yang dikumpulkan
secara langsung dari sumber utamanya seperti wawancara,
survei, eksperimen, dan sebagainya. Maka data ini dapat di
peroleh dengan melakukan observasi serta wawancara
mendalam dengan informan. Data primer ini didapatkan
dari hasil wawancara dengan tim Kelompok Sadar Wisata
Desa Nyelanding, tokoh pemuda, Karang Taruna,
masyarakat lokal, dan pemerintah setempat.

2. Data Sekunder
Sumber data sekunder diperoleh peneliti berasal dari buku-
buku, jurnal, informasi relevan yang diunggah di internet,
catatan, dan lain sebagainya.

15
7. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah mencari, mencatat, dan
mengumpulkan semua secara objektif dan apa adanya sesuai
dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan yaitu
pencatatan data dan berbagai bentuk data yang ada di lapangan
(Sugiyono:2010). Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan cara mengamati atau meninjau secara cermat dan langsung
di lokasi penelitian untuk mengetahui kondisi yang terjadi atau
membuktikan kebenaran dari sebuah desain penelitian yang
sedang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
fenomena-fenomena secara langsung. Observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis (Sugiyono:2014).
Maka dengan peneliti melakukan metode terjun langsung ke
lapangan dan mengetahui situasi, fenomena, dan kondisi yang
terjadi di lokasi penelitian tersebut, akan memudahkan peneliti
untuk mendapatkan data dari informan dan dapat mengamati
permasalahan-permasalahan secara langsung juga di lapangan.
Yang selanjutnya dapat dituangkan kedalam tulisan karya ilmiah
sesuai dengan sistematika penulisan yang telah ditentukan.
2. Wawancara
Menurut Lexy J Moeleong, wawancara adalah percakapan
dengan maksud-maksud tertentu. Metode ini dalam
pelaksanaannya yaitu adalah peneliti berhadapan langsung dengan

16
informan atau responden untuk mendapatkan sejumlah informasi
secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat
menjelaskan permasalah dari penelitian tersebut. Kegiatan ini
terjadi dengan adanya komunikasi bolak balik antara pewawancara
dengan orang yang diwawancarai untuk mengeksplorasi topik-
topik tertentu yang dibahas.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara bebas. Yaitu peneliti bebas menanyakan apa saja
kepada narasumber. Ini bertujuan agar narasumber juga tidak
terlalu kaku dalam memberikan informasi terkait dengan
permasalahan-permasalahan dalam lapangan dan lebih leluasa
namun tetap terarah dengan kaitan objek penelitian.
H. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan Skripsi ini berpedoman kepada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah 2017. Maka, berdasarkan SK Rektor tersebut penulis
membagi sistematika penulisan Skripsi menjadi 6 (enam) bagian
BAB, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab pertama merupakan bab pendahuluan yang berisi latar
belakang masalah yang menggambarkan alasan peneliti penting
untuk melakukan penelitian atas topik tersebut. Selain itu, bab ini
juga berisi identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
sistematika penulisan serta tinjauan pustaka yang menjadi
kerangka dasar dalam Skripsi ini.

17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab dua berisi tentang teori-teori yang digunakan oleh
peneliti dalam skripsi ini dan kerangka pemikiran. Di bab dua ini
dijelaskan secara teoritis pengertian tentang pengertian peran,
pembagian peran, fungsi peran, pengertian pengelolaan, tujuan
pengelolaan, fungsi pengelolaan, pengelolaan yang baik,
pengertian pemberdayaan, dan tujuan pemberdayaan.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN


Temuan penelitian bab ini akan membahas tentang
gambaran umum lokasi penelitian. Yaitu letak dan gambaran
wilayah Desa Nyelanding, gambaran dan sejarah kawasan wisata
pemandian air panas alami Desa Nyelanding, profil kelompok
sadar wisata laskar air panas Nyelanding, sejarah berdirinya, dan
tugas pokok dan fungsi kelompok sadar wisata.
BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
Bab ini berisi tentang uraian penyajian data dan temuan
penelitian di lapangan. Segala temuan yang berkait dengan
penelitian dibahas pada bab ini.

BAB V PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil temuan penelitian dan pembahasan
diskusi yang berisi tentang pembahasan atau diskusi mengenai
hasil penelitian yang diperoleh. Bagaimana keterkaitan penelitian
dengan teori yang sudah ada, penelitian yang disandingkan dengan
sudut pandang teoritis dan analisis yang dihasilkan dari peran

18
kelompok sadar wisata dalam pembinaan pemuda untuk
pengelolaan kawasan wisata di Desa Nyelanding.

BAB VI PENUTUP
Bab ini meliputi kesimpulan, implikasi, dan saran dari penelitian
ini.
I. Tinjauan Pustaka
Sebelum melalukan penelitian, peneliti melakukan peninjauan
terhadap karya ilmiah berupa Jurnal dan Skripsi terkait. Ini
bertujuan agar dapat menemukan perbedaan penelitian dan kajian
terdahulu dan mendapatkan hal yang baru dari penelitian yang
akan dilakukan. Berikut adalah tinjauan pustaka terdahulu yang
didapatkan oleh peneliti:
1. Skripsi Pengelolaan Desa Wisata Oleh pemuda Kembang
Madu Kelurahan Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten
Temanggung yang ditulis oleh Ratri Kurnia Airin,
pendidikan non formal, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2019. Penelitian
tersebut bertujuan mengemukakan faktor penghambat dalam
pengembangan kawasan wisata didaerah. Dan juga apa saja
output dari peran pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata
di Desa wisata Kembang Madu, Kelurahan Kedu, kecamatan
Kedu, Kabupaten Temanggung. Maka persamaan dari
penelitian ini adalah peran pemuda dalam pengembangan
kawasan wisata di daerah, sedangkan perbedaannya yaitu
mengemukakan faktor penghambat dan pendukung pemuda
dalam pengembangan kawasan wisata tersebut.

19
2. Jurnal Pengelolaan Objek Wisata Air Panas Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (paDes) di Desa
Cikupa Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis oleh
Eka Marlina. penelitian ini menjelaskan pengelolaan
kawasan wisata air panas belum dilakukan secara maksimal
sehingga masih banyak infrastruktur yang kurang memadai,
pemeliharaan kawasan wisata yang kurang memadai, serta
kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata oleh pengelola kawasan
wisata. dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa banyak
dampak yang didapat oleh masyarakat lokal dengan
terkelolanya kawasan wisata. Salah satunya adalah
meningkatnya pendapatan asli Desa di Desa Cikupa sebab
kawasan wisata yang sudah maju dan terkelola dengan baik.
Maka persamaan penelitian ini adalah upaya pengelolaan
kawasan wisata dengan baik, sedangkan perbedaan penelitian
ini yaitu dampak yang dirasakan dengan terkelolanya kawasan
wisata di daerah.
3. Jurnal Peran Pemuda Dalam Pengembangan Pariwisata
di Desa Tibubeneng, Kabupaten Badung, Bali oleh Ni Putu
Diah Prabawati. Dalam penelitian ini menjelaskan pemuda
di desa Tibubeneng mengambil peran dalam pengembangan
pariwisata didaerahnya. Pemuda desa Tibubeneng memiliki 3
tahapan dalam pengembangan kawasan wisata didaerahnya
yaitu pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan,
dan partisipasi dalam evaluasi. Maka persamaan dalam
penelitian ini adalah peran pemuda dalam pengembangan

20
kawasan wisata, sedangkan perbedaannya adalah pembinaan
yang didapatkan pemuda dalam pengembangan kawasan
wisata tersebut.
4. Skripsi Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Objek
Wisata Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang oleh
Nurfadila, Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Makassar Tahun 2018. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang apa saja peran pemerintah
dalam pengelolaan sektor pariwisata dan faktor yang
mempengaruhi pengembangan objek wisata, baik itu faktor
pendukung maupun faktor penghambat. Dari penelitian
tersebut didapatkan bahwa peran pemerintah dalam
pengelolaan kawasan wisata adalah sebagai melengkapi
sarana dan prasarana penunjang kawasan wisata. Dan faktor
pendukung dalam mempengaruhi pengembangan objek wisata
adalah partisipasi masyarakat dan banyaknya potensi
pariwisata, sedangkan faktor penghambatnya ialah
keterbatasan dana, serta akses menuju kawasan wisata tersebut
masih kurang. Maka persamaan dari penelitian ini adalah
upaya berbagai pihak dalam mendukung pengelolaan kawasan
wisata, sedangkan perbedaannya yaitu fokus dari penelitian ini
adalah faktor pendukung dalam pengelolaan kawasan wisata
oleh pemuda.
5. Skripsi Analisis Pengelolaan Objek Wisata Puncak
Cemara Kota Sawahlunto yang ditulis oleh Nadela
Pratiwi, jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas

21
Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasyim Riau Pekanbaru Tahun 2020. Dalam
penelitian ini peneliti menganalisa indikator dari tugas dan
fungsi dinas pariwisata pemuda dan olahraga kota sawahlunto.
Hasil yang didapatkan oleh peneliti ialah kota Sawahlunto
masih belum optimal dalam pengelolaan objek wisata
didaerahnya. Masih banyak kendala yang didapatkan oleh
peneliti diantaranya kurangnya perawatan, pemeliharaan, dan
pengembangan pada fasilitas di sejumlah kawasan wisata.
Serta masih kurangnya antusiasme dan partisipasi masyarakat
untuk berperan dalam pengelolaan kawasan wisata
didaerahnya sendiri. Maka upaya pengelolaan kawasan wisata
di daerah, sedangkan perbedaannya yaitu partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata di daerah, dan
juga peran dari dinas pariwisata.
6. Skripsi Studi Tentang Penataan dan Pengelolaan Wisata
Pantai Gading Kelurahan Jempong Baru Kecamatan
Sekar Bela Kota Mataram yang ditulis oleh Muhammad
Nur, Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Mataram Tahun 2020. Dari hasil
penelitian ini, peneliti mendapatkan dua sisi pengelolaan
wisata tersebut yaitu kelebihan pantai dan kekurangan pantai.
Serta menemukan faktor penghambat dalam penataannya
yaitu sistem dalam mengelola kawasan wisata ini masih secara
individu atau personal, masih kurangnya keterbukaan
masyarakat dalam segi pengelolaan. Dan juga peneliti

22
menemukan upaya dalam pengelolaan dan penataan kawasan
wisata yaitu terdiri dari upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dan juga upaya yang bisa dilakukan oleh pihak masyarakat itu
sendiri. Maka persamaan dari penelitian ini adalah
pengelolaan kawasan wisata oleh masyarakat, sedangkan
perbedaannya adalah temuan lapangan dari penelitian ini yaitu
pengelolaan kawasan wisata yang masih dilakukan oleh
individu atau personal.
7. Skripsi pengelolaan objek wisata pantai halasy dalam
rangka menarik kunjungan wisatawan (perspektif
ekonomi islam) yang ditulis oleh Rafika Sasole, Jurusan
Ekonomi Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama
Islam Negeri Ambon Tahun 2018. Fokus dalam penelitian
ini adalah bagaimana objek wisata pantai halasy berpengaruh
terhadap jumlah kunjungan wisatawan dan juga peneliti ingin
mengetahui bagaimana pengelolaan objek wisata pantai
halasy dalam perspektif islam. Menurut peneliti, kawasan
wisata pantai halasy sudah bagus dalam menarik pengunjung.
dan juga yang didapatkan oleh peneliti dengan wawancara
langsung dengan masyarakat sekitar, yang menjadi daya Tarik
dalam kawasan wisata ini selain panorama yang indah adalah
fasilitas yang disediakan sudah memadai. Maka persamaan
dari penelitian ini adalah upaya pengelolaan untuk menarik
pengunjung agar mau berwisata, sedangkan perbedaannya
yaitu fokus dari penelitian ini adalah yang menjadi daya tarik
dalam kawasan wisata.

23
8. Jurnal Pengelolaan Kawasan Wisata Sebagai Upaya
Peningkatan Ekonomi Masyarakat Berbasis CBT
(Community Based Tourism) oleh Achmad Nur Yachya,
Wilopo, M.Kholid Mawardi. Dari penelitian tersebut,
disimpulkan bahwa pengelolaan kawasan wisata dapat
meningkatkan dan mendukung perekonoian masyarakat
sekitar. Dampak perekonomian dengan terkelolanya kawasan
wisata sudah cukup baik dirasakan oleh masyarakat. Dengan
pengelolaan kawasan wisata berbasis Community Based
Tourism (CBT), yang mana strategi yang mana masyarakat
sekitar sebagai pengelola kawasan wisata itu sendiri. Maka
persamaan dari penelitian ini adalah dengan pengelolaan
kawasan wisata dengan baik, maka dapat mendukung
perekonomian masyarakat sekitar. Sedangkan perbedaannya
yaitu hasil temuan lapangan penelitian yaitu pengelolaan
kawasan wisata yang berbasis CBT (Community Based
Tourisme)
9. Jurnal Pengelolaan Objek Wisata Aceh Jaya: Harapan
dan Kenyataan Dalam Peningkatan Ekonomi Masyarakat
oleh Marjulita, Alimas, Iksan. Dalam penelitian ini, peneliti
membahas tentang peran dinas kepemudaan dan olahraga
kabupaten Aceh Jaya bidang pariwisata dalam
mengembangkan objek wisata sebagai upaya meningkatkan
lokal. Potensi yang ada di Aceh jaya dapat menjadi investasi
yag besar dimasa depan. Namun dapat dikatakan bahwa objek
wisata masih belum dikenal oleh masyarakat luar yang mana
ini menjadi tugas semua pihak agar mampu mengembangkan

24
kawasan wisata di daerah Aceh Jaya. Maka persamaan dari
penelitian ini adalah tugas dinas pariwisata dalam pengelolaan
kawasan wisata, sedangkan perbedaannya yaitu yang menjadi
pengelola di lapangan kawasan wisata adalah dinas pariwisata
itu sendiri.
10. Jurnal Efektivitas Pengelolaan Daya Tarik Wisata Alam
Oleh Dinas Pariwisata Dalam Usaha Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan di Kutai Barat oleh Chrystianto
Perkasa. Peneliti mencoba menganalisa dinas pariwisata
dalam pengelolaan daya Tarik wisatawan agar kunjungan
wisatawan dikutai barat meningkat. Serta menganalisa
efektivitas nya terhadap kunjungan wisatawan. Dari yang
didapatkan oleh peneliti adalah ada beberapa aspek yang dapat
meningkatkan kawasan wisata, yaitu: pengembangan sarana
prasarana, melakukan promosi, serta evaluasi proses dan hasil
dari pengelolaan. Maka persamaan dari penelitian ini adalah
pengembangan sarana dalam kawasan wisata dan bentuk
promosi dalam kawasan wisata tersebut, sedangkan
perbedaannya yaitu pengelolaan kawasan wisata yang
dilakukan oleh dinas pariwisata.

25
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peran
1. Pengertian Peran
Menurut Soerjono Soekanto (2002) peran merupakan
aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya, maka ia menjalankan suatu
peranan. Dalam sebuah organisasi setiap orang memiliki berbagai
macam karakteristik dalam melaksanakan tugas, kewajiban, dan
tanggung jawab yang telah diberikan oleh masing-masing
organisasi atau lembaga.
Kemudian menurut Riyadi (2002) peran dapat diartikan
sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh
suatu pihak dalam oposisi sosial. Dengan peran tersebut, sang
pelaku baik individu maupun organisasi akan berperilaku sesuai
harapan orang atau lngkungannya. Peran juga diartikan sebagai
tuntutan yang diberikan secara structural (norma-norma, harapan,
tabu, tanggung jawab, dan lainnya). Dimana di dalamnya terdapat
serangkaian tekanan dan kemudahan yang menggabungkan
pembimbing dan mendukung fungsinya dalam mengorganisasi.
Peran merupakan seperangkat perilaku dengan sekelompok baik
kecil maupun besar yang kesemuanya menjalankan berbagai
peran.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
- Peran adalah pengaruh yang diharapkan dari seseotang
dalam dan antar hubungan sosial tertentu.

26
- Peran adalah pengaruh yang berhubungan dengan
status atau kedudukan sosial tertentu.
- Peran berlangsung bilamana seseorang melaksanakan
hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan
statusnya
- Peran terjadi bilamana ada suatu tindakan dan bila ada
kesempatan yang diberikan.

2. Pembagian Peran
Menurut Soekanto (2002) mengemukakan bahwa peran
dibagi menjadi 3 bagian yaitu yang pertama adalah peran aktif.
Peran aktif adalah peran yang diberikan oleh anggota kelompok
karena kedudukannya di dalam kelompok sebagai aktivis
kelompok seperti pengurus, penjabat, dan lain sebagainya.
Yang kedua yaitu peran partisipatif, yaitu adalah peran
yang diberikan oleh anggota kelompok kepada kelompoknya yang
memberikan sumbangan yang sangat berguna bagi kelopok itu
sendiri. Peran partisipatif biasanya dilakukan oeh angota kelompok
yang berperan dalam sumbangan baik berupa materi maupun yang
lainnya.
Dan yang ketiga yaitu peran pasif, peran pasif adalah
sumbangan anggota kelompok yang bersifat pasif, dimana anggota
kelompok menahan diri agar memberikan kesempatan kepada
fungsi-fungsi lain dalam kelompok sehingga beralan dengan baik.
3. Fungsi Peran
Menurut J. Dwi Narwoko masyarakat dapat didefinisikan
sebagai sebagai suatu tindakan sosial dimana penduduk sebuah

27
komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan
dan tindakan kolektif untuk memecahkan masalah sosial atau
memenuhi kebutuhan sosial sesuai dengan kemampuan dan
sumber daya yang dimiliki (Gunawan:2009).
Maka dari beberapa pengertian diatas, peneliti
menyimpulkan bahwa peran adalah suatu sikap atau perilaku yang
diharapkan oleh orang banyak atau sekelompok orang terhadap
seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.
Berdasarkan hal-hal di atas apabila dihubungkan dengan peran
pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata di daerahnya, maka
peran tidak hanya sebagai hak dan kewajiban individu, melainkan
merupakan tugas dan wewenang yang dimiliki oleh sekelompok
pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata laskar
airpanas Nyelanding. Seperti perannya yaitu mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata di Desa Nyelanding yang
merupakan tugas pokok dan fungsi dari kelompok sadar wisata
laskar airpanas Desa Nyelanding.
B. Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang
berarti pengaturan pula pengaturan atau pengurusan (Suharsimi
Arikunto, 1993). Banyak orang yang mengartikan manajemen
sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian.
Memang itulah pengartian yang popular saat ini. Pengelolaan
diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang
dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian
kerja dalam mencapai tujuan tertentu.

28
Secara umum pengelolaan merupakan kegiatan merubah
sesuatu hingga menjadi baik berat memiliki nilai-nilai yang tinggi
dari semula. Pengelolaan dapat juga diartikan sebagai untuk
melakukan sesuatu agar lebih sesuai serta cocok dengan kebutuhan
sehingga lebih bermanfaat. Nugroho (2009) mengemukakan
bahwa: pengelolaan merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu
manajemen. Secara etimologi istilah pengelolaan berasal dari kata
kelolah (to manage) dan biasanya merujuk pada proses mengurus
dan menangani sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Jadi pengelolaan merupakan ilmu manajemen yang
berhubungan dengan proses mengurus dan menangani sesuatu
untuk mewujudkan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan
menurut Syamsu (2016) menitikberatkan pengelolaan sebagai
fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengorganisasian, dan pengontrolan untuk mencapai efisiensi
pekerjaan.
Pengelolaan berasal dari kata kelola, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia berarti memimpin, mengendalikan, mengatur,
dan mengusahakan agar lebih baik, lebih maju, serta bertanggung
jawab atas pekerjaan tertentu. Pengelolaan adalah proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan
pencapaian tujuan. Pengelolaan bisa diartikan sebagai manajemen,
yaitu suatu proses kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan.

29
2. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan adalah segenap sumber daya yang ada
seperti: sumber daya manusia, peralatan atau sarana yang ada
dalam suatu organisasi dapat digerakkan sedemikian rupa,
sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu,
tenaga dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan.
Pengelolaan dibutuhkan dalam semua organisasi, karena tanpa
adanya pengelolaan atau manajemen semua usaha akan sia-sia dan
pencapaian tujuan akan lebih sulit. Terdapat beberapa tujuan
pengelolaan, yaitu:
1. Untuk pencapaian tujuan organisasi berdasarkan visi dan
misi
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang
saling bertentangan. pengelolaan dibutuhkan untuk menjaga
keseimbangan antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan
kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang
berkepentingan dalam suatu organisasi.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. suatu kerja
organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda,
salah satunya dengan cara umum yaitu efisien dan
efektivitas.
Tujuan pengelolaan akan tercapai jika langkah-langkah
dalam pelaksanaan manajemen di tetapkan secara tepat, langkah-
langkah pelaksanaan pengelolaan berdasarkan tujuan sebagai
berikut:
1. Menentukan strategi
2. Menetukan sarana dan batasan tanggung jawab

30
3. Menentukan target yang mencakup kriteria hasil,
kualitas, dan batasan waktu
4. Menentukan pengukuran pengoperasian tugas dan
rencana
5. Menentukan standar kerja yang mencakup efektivitas
dan efisiensi
6. Menentukan ukuran untuk menilai
7. Mengadakan pertemuan
8. Pelaksanaan
9. Mengadakan penilaian
10. Mengadakan review secara berkala
11. Pelaksanaan tahap berikutnya, berlangsung secara
berulang-ulang
3. Fungsi Pengelolaan
Henry Fayol mengemukakan ada 5 fungsi pengelolaan
yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian),
staffing (kepegawaian), commanding (pemberian perintah),
coordinating (pengkoordinasian), dan controlling (pengawasan).
Maka dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa suatu
pengelolaan sumber daya manusia merupakan suatu proses yang
berhubungan dengan praktek fungsi-fungsi pengelolaan atau
manajemen yang berperan penting dan efektif dalam menunjang
tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun organisasi atau
perusahaan.
4. Pengelolaan Yang Baik
Pengelolaan yang baik merupakan pondasi bagi
pengembangan setiap organisasi, baik organisasi pemerintah,

31
perusahaan, serikat pekerja, dan organisasi lainya. Dengan
pengelolaan yang baik, hal ini mengindikasikan bahwa organisasi
telah memenuhi persyaratan dan memiliki perangkat minimal
untuk memastikan kredibilitas, integritas, dan otoritas sebuah
institusi dalam membangun aturan, membuat keputusan serta
mengembangkan program dan kebijakan yang merefleksikan
pandangan dan kebutuhan anggota. pengelolaan yang baik
merupakan elemen penting untuk memastikan organisasi bekerja
sesuai dengan kepentingan anggotanya.
Menurut George R. Terry (2005:232), menjelaskan bahwa
pengelolaan yang baik meliputi:
1. Perencanaan, adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubungkan fakta satu dengan lainnya, kemudian
membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang
sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang di
kehendaki.
2. Pengorganisasian, adalah kegiatan pengaplikasian
seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan antara
kelompok kerja dan menetapkan wewenang tertentu
serta tanggung jawab sehingga terwujud kesatuan usaha
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
3. Penggerakan, adalah menempatkan semua anggota
daripada kelompok agar bisa bekerja secara sadar untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai
dengan perencanaan dan pola organisasi.

32
4. Pengawasan, adalah proses penentuan yang dicapai,
pengukuran dan koreksi terhadap aktivitas pelaksanaan
dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif
terhadap aktivitas pelaksanaan dapat berjalan menurut
rencana.
C. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat adalah konsep pembangunan
ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk
membangun paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat
peoplecentered, participatory, empowerment and sustainable
(Chamber, 1995). Lebih jauh Chamber menjelaskan bahwa konsep
pembangunan dengan model pemberdayaan masyarakat tidak
hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar (basic need)
masyarakat tetapi lebih sebagai upaya mencari alternatif
pertumbuhan ekonomi lokal.
Pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai strategi
alternatif dalam pembangunan telah berkembang dalam berbagai
literatur dan pemikiran walaupun dalam kenyataannya belum
secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan hal banyak dibicarakan
masyarakat karena terkait dengan kemajuan dan perubahan bangsa
ini kedepan apalagi apabila dikaitkan dengan keterampilan
masyarakat yang masih kurang akan sangat menghambat
pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
Totok Mardikanto (2005:9) Istilah pemberdayaan dapat
juga diartikan sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan yang

33
diinginkan oleh seseorang, agar memiliki kemampuan untuk
melakukan pilihan dan pengontrolan lingkungan sehingga dapat
memenuhi keinginannya di bidangnya masing-masing, termasuk
aksesbilitas pada sumber daya yang terkait dengan pekerjaan,
aktivitas-aktivitas sosial, dll. Dalam perspektif pada lingkungan,
pemberdayaan tersebut dimaksudkan agar setiap individu memiliki
kesadarannya, kemampuannya, dan kepeduliannya untuk
mengamankan dan melestarikan sumber- sumber daya alam dan
dalam pengelolaannya secara berkelanjutan.
Moeljarto Tjokrowinoto (2001:62) Tujuan yang ingin
dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah membentuk
individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa
yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu
kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan
kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu
yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah masalah
yang dihadapi dengan mempergunakan daya atau kemampuan
yang dimiliki. Pada bidang ekonomi, pemberdayaan juga dapat
diartikan sebagai upaya memberikan kesempatan atau
memfasilitasi kelompok miskin agar mereka bisa memiliki
aksesbilitas terhadap sumber daya, yang berupa: modal, teknologi,
informasi, dan jaminan pemasaran, agar mereka mampu
memajukan dan mengembangkan usahanya, sehingga mereka
memperoleh perbaikan pendapatan serta perluasan dalam
kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan kesejahteraan.

34
2. Tujuan Pemberdayaan
1. Beberapa ahli berpendapat bahwa definisi pemberdayaan dilihat
dari tujuan, proses dan cara-cara pemberdayaan:
a. Tujuan dari pemberdayaan untuk meningkatkan
masyarakat yang lemah atau tidak mendukung
b. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang
menjadi kuat untuk berpatisipasi dalam berbagai
pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap
kejadian-kejadian serta lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupan orang lain yang menjadi
perhatian.
c. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian
kembali kekuasaan melalui perubahan struktur sosial.
d. Pemberdayaan adalah suatu cara dengan nama rakyat,
organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu
menguasai kehidupannya.
Menurut Mardikanto (2015), terdapat enam tujuan pemberdayaan
masyarakat yaitu:
a. Perbaikan kelembagaan
Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang
dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki
kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring
kemitraan usaha. Kelembagaan yang baik akan
mendorong masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam kegiatan kelembagaan yang ada, sehingga
lembaga tersebut dapat secara maksimal

35
menjalankan fungsinya. Dengan demikian tujuan
lembaga tersebut akan mudah dicapai.
b. Perbaikan usaha
Setelah kelembagaan mengalami perbaikan, maka
diharapkan berimplikasi kepada adanya perbaikan
bisnis dari lembaga tersebut. Disamping itu
kegiatan dan perbaikan kelembagaan diharapkan
memperbaiki bisnis yang dilakukan yang mampu
memberikan kepuasan kepada seluruh anggota
lembaga dan memberikan manfaat yang luas
kepada seluruh masyarakat yang ada disekitarnya.
c. Perbaikan pendapatan
Perbaikan bisnis diharapkan agar berimplikasi
kepada peningkatan pendapatan dari seluruh
anggota lembaga. Dengan demikian perbaikan
bisnis yang dilakukan diharapkan akan dapat
memperbaiki pendapatan yang diperoleh termasuk
pendapatan keluarga dan masyarakat.
d. Perbaikan lingkungan
Lingkungan pada saat ini banyak mengalami
kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Hal ini
dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Padahal jika kualitas manusia tinggi,
yang salah satu faktornya adalah memiliki
pendidikan yang tinggi atau intelektual yang baik,
maka manusia tidak akan merusak lingkungan.
e. Perbaikan kehidupan

36
Tingkat kehidupan masyarakat dapat dilihat dari
berbagai indikator, diantaranya tingkat kesehatan,
pendidikan, dan tingkat pendapatan atau daya beli
masing-masing keluarga. Dengan pendapatan yang
membaik, diharapkan ada korelasi dengan keadaan
lingkungan yang membaik pula. Pada akhirnya
pendapatan dan lingkungan yang membaik
diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan
setiap keluarga dan masyarakat.
f. Perbaikan masyarakat
Jika setiap keluarga mempunyai kehidupan yang
baik, maka akan menghasilkan kehidupan
kelompok masyarakat yang memiliki kehidupan
yang lebih baik. Kehidupan yang lebih baik berarti
didukung oleh lingkungan “ fisik dan sosial “ yang
lebih baik, sehingga diharapkan akan terwujud
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir adalah suatu bagan atau peta konsep
yang menjelaskan alur sebuah penelitian secara garis besar.
Kerangka berfikir dibuat berdasarkan rumusan masalah penelitian
dan merepresentasikan teori-teori yang digunakan dalam
penelitian., serta hubungan antar teori tersebut (Wahono, 2012).
Kerangka berfikir ini dibuat untuk mempermudah peneliti dalam
memahami alur penelitian. Sehingga didalam meneliti, tujuan dari
penelitian pun tidak keluar jalur dan dapat terarah dengan baik.

37
Bagan 2. 1 Kerangka Pemikiran

1. Potensi Kawasan Wisata


2. Pemuda
3. Badan Usaha Milik Desa (BumDes)
4. Pengelolaan Kawasan Wisata

Kelompok Sadar Wisata Laskar Ai

Penyadaran Pelatihan dan Pelatihan dan


Masyarakat Pembinaan Pembinaan
Rentan Pemuda Pemuda

1. Perbaikan dan Penguatan Kelembagaan Oleh


Pemuda
2. Mengarahkan dan Melakukan Perbaikan Hidup
Kepada Generasi Muda
3. Memberikan Peluang Untuk Perbaikan Usaha dan
Pendapatan Bagi Masyarakat

38
BAB III
GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN
A. Desa Nyelanding
Desa Nyelanding terletak di Provinsi Bangka bagian selatan.
Letaknya di Kecamatan Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan,
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Menurut data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangka Selatan, luas wilayah Desa
Nyelanding adalah 111,40 km. Jarak tempuh dari bandara sekitar
3 jam untuk mencapai Desa Nyelanding. Dan untuk ke
Kabupaten/Kota akan memakan waktu sekitar 1 jam.
Desa Nyelanding memiliki tanah yang subur dan asri.
Sehingga masyarakat Desa Nyelanding mencari nafkah sehari-hari
dengan menanam lada putih atau sebutan Bahasa Bangka yaitu
“sahang”. Masyarakat Desa Nyelanding juga bertani kelapa sawit,
karet, dan sebagian juga menambang timah. Desa Nyelanding
menjadi salah satu desa dengan penghasil lada putih terbanyak di
Bangka Selatan dan juga penghasil kelapa sawit terbanyak. Sebab
rata-rata masyarakat Desa Nyelanding bertopang dengan hasil
bumi tersebut. Karena masih banyak lahan yang masih bisa
dikelola oleh masyarakat.
Masyarakat Desa Nyelanding adalah ras melayu asli Bangka
Belitung. Struktur masyarakat di Bangka Belitung yaitu terdiri dari
Ras Melayu asli Bangka Belitung, masyarakat Tionghoa, dan juga
pendatang. Mereka hidup berdampingan tanpa ada perselisihan
diantaranya dan juga saling dukung-mendukung dan bahu-
membahu dalam segala hal. Sehingga ada keharmonisan dalam

39
hubungan masyarakat dan juga bentuk toleransi yang dirasakan
sangat besar.
Bangka Belitung terkenal dengan berbagai macam kawasan
pariwisata yang sangat indah. Pantai membentang dibumi Bangka
Belitung dengan sangat indah. Bahkan ada beberapa pantai yang
sudah diakui oleh nasional maupun internasional. Tidak hanya
pantai, ada banyak macam pariwisata yang bisa di kunjungi di
Bangka Belitung. Mulai dari kawasan wisata berbasis alam sampai
dengan wisata sejarah yang bisa dinikmati oleh wisatawan.
Kegiatan pariwisata juga menjadi faktor yang menjanjikan untuk
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam bisnis. Sehingga
pemerintah daerah berupaya untuk terus mendukung
pengembangan kawasan wisata di daerah Kepulauan Bangka
Belitung.
Di Desa Nyelanding, terdapat satu kawasan wisata yang sudah
cukup terkenal yaitu pemandian air panas alami. sumber air panas
di Desa Nyelanding masih alami dan terus dijaga keasrian dan
dijaga supaya terus alami. sehingga kawasan wisata ini adalah
kawasan wisata dengan berbasis alam. Letaknya juga tidak jauh
sehingga cukup mudah untuk diakses. Wisatawan yang berkunjung
juga berbagai macam mulai dari dalam dan luar kota. Sebab setiap
orang punya kebutuhan masing-masing dalam melakukan kegiatan
berwisata. Ada yang bosan dengan kawasan wisata yang itu itu
saja. dan ada juga yang ingin melakukan aktivitas berwisata ke
tempat yang berbasis alam. Sehingga bisa melepas penat dan
kejenuhan setelah bekerja. Dan pemandian air panas alami di Desa

40
Nyelanding dinilai sebagai salah satu kawasan wisata yang wajib
untuk dikunjungi.
Menurut penuturan masyarakat setempat, kawasan wisata ini
dulunya tidak terlalu dikenal oleh masyarakat luar. Hanya
masyarakat Desa Nyelanding dan masyarakat desa sekitar saja. Di
kawasan wisata ini terdapat satu sumur yang mana sumur tersebut
digunakan sebagai sumber mata air minum yang langsung bisa
dikonsumsi. Warga Desa Nyelanding tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk mengambil air minum ini. Warga Desa Nyelanding
secara bebas bisa mengambil air minum di sumur mata air panas
ini.
Kawasan wisata air panas dulu masih minim dalam
pengelolaannya. Sebab masih banyak yang belum mau berperan
dalam pengembangan kawasan wisata ini. Dan juga belum banyak
dukungan dari semua pihak. Sehingga pengelolaan kawasan wisata
ini masih belum cukup optimal dan tidak terkelola dengan
semestinya.
B. Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) adalah
kelembagaan ditingkat masyarakat yang anggotanya terdiri dari
para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan
tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak dalam
mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan
berkembangnya kepariwisataan dan memanfaatkannya bagi
kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan adanya Kelompok
Sadar Wisata di setiap daerah, maka diharapkan akan dapat
meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kepariwisataan

41
dan mengembangkan potensi pariwisata di daerah tersebut. Selain
itu, masyarakat juga dapat berperan serta dalam pengembangan
daerah wisatanya. sehingga bukan hanya Kelompok Sadar Wisata
yang akan mendapatkan manfaat namun juga masyarakat disekitar
daerah itu sendiri.
Ada beberapa tujuan dibentuknya Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS), yaitu:
1. Meningkatkan posisi dan peran masyarakat sebagai
subjek atau pelaku penting dalam pembangunan
kepariwisataan, serta dapat bersinergi dan bermitra
dengan pemangku kepentingan terkait dalam
meningkatkan kualitas pengembangan kepariwisataan
didaerah.
2. Membangun dan menumbuhkan sikap dan dukungan
positif masyarakat sebagai tuan rumah melalui
perwujudan nilai-nilai sapta pesona bagi tumbuh dan
berkembangnya kepariwisataan didaerah dan
manfaatnya bagi pembangunan daerah maupun
kesejahteraan masyarakat.
3. Memperkenalkan, melestarikan dan memanfaatkan
potensi daya tarik wisata yang ada dimasing-masing
daerah.
Lingkup kegiatan Kelompok Sadar Wisata adalah yang
diprogramkan dan dilaksanakan untuk mewujudkan fungsi dan
tujuan pembentukan organisasi. Lingkup kegiatan tersebut
meliputi antara lain:

42
1. Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam
rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan para
anggota dalam bidang kepariwisataan.
2. Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan dalam
rangka peningkatan kemampuan dan keterampilan para
anggota dala mengelola bidang usaha pariwisata dan
usaha terkait lainnya.
3. Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat agar menjadi
tuan rumah yang baik dalam mendukung kegiatan
kepariwisataan didaerahnya.
4. Mengembangkan dan melaksanakan kegiatan untuk
mendorong dan memotivasi masyarakat untuk
meningkatkan kualitas dan daya tarik pariwisata
setempat melalui upaya-upaya perwujudan sapta
pesona.
5. Mengumpulkan, mengolah dan memberikan pelayanan
informasi kepariwisataan kepada wisatawan dan
masyarakat setempat.
6. Memberikan masukan-masukan kepada aparat
pemerintah dalam mengembangkan kepariwisataan
didaerah setempat.
Maka dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan Kelompok Sadar Wisata meliputi mengembangkan dan
dan melaksanakan kegiatan guna meningkatkan pengetahuan serta
wawasan kepariwisataan, meningkatkan kemampuan dan juga
keterampilan dalam mengelola sebuah usaha, mengelola dan

43
memberikan pelayanan informasi kepariwisataan kepada
wisatawan dan masyarakat, serta memberikan sarana dan masukan
kepada pemerintah dalam rangka untuk pengembangan pariwisata
didaerah tersebut.
Kelompok sadar wisata (POKDARWIS) air panas
Nyelanding adalah organisasi yang diisi oleh sekumpulan pemuda-
pemudi Desa Nyelanding. Mereka adalah yang mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding
yaitu kawasan wisata pemandian air panas alami. Para pemuda
mengambil peran dalam pengelolaan kawasan wisata ini sehingga
mereka yang mengelola, merawat, membangun, serta menjaga
keasrian dan keaslian cagar alam di Desa Nyelanding. Namun
dalam pembentukannya, tidaklah selalu mulus. Banyak suka dan
duka yang dirasakan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata Desa
Nyelanding. Dalam pengelolaannya juga banyak kendala yang
dirasakan oleh anggota Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding.
Diresmikan tahun 2017, Kelompok Sadar Wisata Desa
Nyelanding sudah banyak berkontribusi akan kemajuan kawasan
wisata di Desa Nyelanding. Awal pembentukan Kelompok Sadar
Wisata ini di Tahun 2016. Kepengurusan pertama adalah
sekelompok pemuda yang tadinya sadar akan potensi yang ada di
Desa Nyelanding dan mereka merasa potensi itu perlu untuk di
kembangkan. Sehingga mereka mulai berperan aktif mengelola
kawasan wisata air panas. Dari mulai mengajak pemuda lain untuk
ikut bergabung, membersihkan kawasan wisata, membangun
sarana-prasarana demi menarik wisatawan luar untuk mau
berkunjung, dan lain sebagainya.

44
Program rutin yang dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata
Desa Nyelanding adalah mengelola kawasan wisata air panas. Di
kawasan wisata air panas terdapat kolam terapi, tempat pemandian,
dan juga sumur mata air alami yang bisa langsung dikonsumsi.
Inilah yang menjadi daya Tarik wisatawan untuk berkunjung ke
wisata alam ini. Namun Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding
tidak hanya sampai disitu dalam pengelolaanya. Mereka
mempunyai program mendukung Usaha Mikro Kecil
Menengah(UMKM) lokal. Seperti contoh, para pengrajin tikar
anyaman bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata dalam
menjual atau menyewakannya kepada pengunjung. sehingga
pengrajin tikar anyaman ini mempunyai lapak untuk menjual
dagangan mereka.
Anggota Kelompok Sadar Wisata juga rutin dalam
menjalankan pelatihan langsung yang diadakan oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Bangka selatan. Dalam pelatihan ini
biasanya mereka akan diberi materi oleh Dinas Pariwisata tentang
bagaimana mengelola kawasan wisata di daerah agar bisa dikenal
oleh masyarakat banyak. Dan juga dilatih untuk mahir dalam
promosi kawasan wisata berbasis digital. Sebab kunci dari
pengembangan kawasan wisata adalah bagaimana pengelola bisa
menyajikan promosi kawasan wisata yang mau diangkat
semenarik mungkin sehingga kunjungan wisatawan meningkat.
Kelompok Sadar Wisata juga mengelola hasil dari
kunjungan wisatawan dari luar. Hasil pendapatan seperti karcis,
lahan parkir, dan sumber air minum disetorkan kepada Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Nyelanding yang mana

45
nantinya hasil tersebut menjadi pendapatan asli Desa. Hasil ini
juga di pakai untuk pengembangan kawasan wisata air panas
seperti sarana-prasarana demi mendukung para pengunjung
kawasan wisata, infrastruktur pendukung dan lain sebagainya.
Pihak Kelompok Sadar Wisata tidak mengambil bagian tersebut ke
pribadi mereka sebab mereka melakukan aktivitas ini secara
sukarela.
Di kawasan wisata air panas juga terdapat sumur mata air
alami yang bisa langsung di konsumsi. Kelompok Sadar Wisata
bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan keasrian
sumber air minum yang mana menjadi sumber air minum yang siap
dikonsumsi oleh masyarakat Desa Nyelanding secara gratis.
Warga Desa Nyelanding tidak perlu mengeluarkan uang untuk
mengambil air minum disini. Namun untuk pengunjung, pihak
kelompok sadar wisata memasang tarif per galon. Sumur ini juga
menjadi daya Tarik wisatawan luar sebab penasaran dengan sumur
ini. Dan menariknya adalah sumur ini termasuk sumur yang
dangkal tetapi mata air nya tidak pernah berhenti sehingga airnya
tidak pernah surut meskipun sedang musim kemarau panjang.
Warga Desa Nyelanding pun tetap bisa mengambil air minum siap
konsumsi walaupun sedang kemarau panjang tanpa takut
kekeringan air minum. Namun sumur ini tidak boleh untuk mandi
sebab tempat pemandian sudah di sediakan di tempat tertentu.
Kelompok Sadar Wisata air panas Nyelanding berharap para
pemuda sadar sehingga mau untuk ikut berperan dalam mengelola
kawasan wisata didaerah khususnya para pemuda di Desa
Nyelanding. Sebab dengan adanya campur tangan pemuda,

46
pengelolaan kawasan wisata bisa dilakukan secara optimal
sehingga hasil yang didapatkan juga optimal. Pemuda dengan
segala kelebihan yang dimilikinya diharapkan mampu
mengembangkan kawasan wisata yang tadinya tidak diperhatikan
seperti contoh air panas Desa Nyelanding ini, menjadi sesuatu
yang layak untuk dipertimbangkan seperti kawasan wisata air
panas Nyelanding yang sudah menjadi ikon baru Desa Nyelanding.
Banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat lokal dengan
terkelolanya kawasan wisata di Desa Nyelanding sehingga peran
pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata di daerah adalah
keputusan yang pas untuk diambil oleh setiap pemuda.

47
BAB IV
DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
Peneliti mendapatkan data dan temuan lapangan dengan
mewawancarai aparat setempat, pengurus lembaga, dan
masyarakat sekitar. Data dan temuan lapangan yang didapatkan
antara lain: proses pemberdayaan masyarakat, tahapan pembinaan,
pelatihan dan pendampingan, partisipasi pemuda dalam
keikutsertaan proses pemberdayaan, serta dampak yang dirasakan
oleh masyarakat lokal. Berikut uraian mengenai data dan temuan
lapangan:
A. Proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan kawasan
wisata
Proses pembinaan pemuda merupakan upaya membantu
pemuda untuk mengembangkan kemampuannya sendiri sehingga
bebas dan mampu mengatasi masalah dan mengambil keputusan
secara mandiri. Proses pembinaan tersebut dapat dilakukan dengan
memberikan kewenangan kepada pemuda. Sehingga peneliti
menyajikan data berupa rencana kegiatan yang telah didapatkan
berdasarkan temuan lapangan pada kelompok sadar wisata di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha
menghubungkan fakta satu dengan lainnya, kemudian membuat
perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan perumusan tindakan
untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk
mencapai hasil yang dikehendaki. Tujuan dari perencanaan untuk

48
menentukan tujuan organisasi dan apa yang dibutuhkan untuk
mencapainya.
Seperti yang telah diterapkan oleh lembaga kelompok
sadar wisata Desa Nyelanding, dengan terbentuknya lembaga
kelompok sadar wisata yang mengelola dan mengembangkan
kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding. Kelompok sadar
wisata melihat potensi pemuda yang ada di Desa Nyelanding
dengan melakukan perencanaan perekrutan pemuda yang
berpotensi dan mempunyai bakat dan keterampilan. Berdasarkan
temuan lapangan, ada tahap awal dalam proses pemberdayaan
masyarakat yaitu diskusi dan perencanaan. Hal ini diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Ketua Kelompok Sadar Wisata:
“… Kami melakukan diskusi di sekretariat dan menyusun
perencanaan yaitu mengajak para pemuda untuk ikut dalam
lembaga kelompok sadar wisata. Kami melihat banyak anak
muda di Desa Nyelanding yang putus sekolah akibat
berbagai faktor. Mulai dari faktor ekonomi, keluarga, dan
lain-lain. Lalu kami berencana untuk mengajak mereka yang
mau bergabung bersama kami dalam mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata di Desa. Dengan
keterampilan dan bakat yang mereka miliki masing masing,
diharapkan dalam pengelolaan kawasan wisata Desa
Nyelanding akan berjalan secara optimal. Kemudian kami
mulai mengajak satu per satu pemuda yang ada di Desa
untuk bergabung dan ikut pelatihan dan pembinaan pemuda
yang dilaksanakan oleh kelompok sadar wisata yang ada di
Desa Nyelanding…” (Wawancara Bang Em, 2022).

49
Gambar 4. 1 Tahap Perencanaan Kelompok

Sumber : Dokumentasi peneliti, 2022


Berdasarkan keadaan tersebut, bang Em dan kawan-kawan
berencana mengajak pemuda lain untuk ikut bergabung dan ikut
pelatihan dan pembinaan pemuda. Tentu hal tersebut perlu
dukungan dan antusias masyarakat Desa Nyelanding terlebih dari
pemuda Desa Nyelanding. Seiring dengan perkembangan lembaga
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding, ada potensi dalam
jangka panjang kawasan wisata dan juga Desa kedepan. Seperti
yang disampaikan oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa
Nyelanding sebagai berikut:
“…Kelompok sadar wisata Desa Nyelanding dinilai salah
satu kelompok sadar wisata yang paling aktif se Kabupaten
Bangka Selatan. Ini di ucapkan langsung oleh Dinas
Pariwisata Kabupaten Bangka Selatan. Kawasan wisata
pemandian air panas Desa Nyelanding menjadi 7 destinasi
wisata yang terdaftar untuk prioritas di kunjungi oleh
wisatawan baik luar maupun dalam daerah. Sehingga
dengan terkelolanya kawasan wisata di Desa Nyelanding,
banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Para pelaku UMKM lokal terbantu dengan terbuka nya
lapak usaha baru di sekitar kawasan wisata. Semakin
banyak pengunjung yang datang, maka usaha mereka juga
semakin menghasilkan banyak pendapatan. Maka dengan

50
terkelolanya kawasan wisata oleh pemuda yang memiliki
bakat dan keterampilan, diharapkan kedepannya makin
banyak manfaat yang sirasakan oleh masyarakat Desa
Nyelanding…” (Wawancara Bang Em, 2022)
Peneliti menginterpretasikan Kelompok Sadar Wisata Desa
Nyelanding memiliki potensi yang besar dalam pembinaan dan
pelatihan pemuda dalam mengembangkan kawasan wisata
pemandian air panas alami Desa Nyelanding. Selain kawasan
wisata yang tadinya kurang diperhatikan dapat dikelola dengan
baik, juga menjadi wadah bagi anak muda Desa Nyelanding untuk
menyalurkan bakat dan keterampilan. Seperti yang disampaikan
oleh anggota Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding
“…Dalam kelompok sadar wisata kita diajarkan
bagaimana cara mengelola kawasan wisata dengan baik.
Namun tak hanya itu yang kita dapatkan. Kita juga
diajarkan untuk mengembangkan keterampilan masing-
masing seperti misalkan ada anggota yang mahir dalam
bidang teknologi, maka bakatnya tersebut akan terus
dikembangkan dengan praktek langsung yaitu di bagian
promosi kawasan wisata. Dan juga keterampilan-
keterampilan lain yang dimiliki oleh anggota lain. Dengan
bergabung di Kelompok Sadar Wisata juga menambah
relasi dan bertemu dengan orang-orang yang baru. Relasi
dibutuhkan untuk memperluas hubungan dengan pihak
lainnya. Sebab dimasa yang akan datang kita pasti akan
membutuhkan yang namanya relasi…” (Wawancara kak
Arisandi, 2022)
Setelah melakukan diskusi dan juga perencanaan untuk
mengajak bergabung para pemuda yang ada di Desa Nyelanding,
yaitu adalah pengorganisasian. Tahapan ini harus dilaksanakan
sebagai kegiatan berkelanjutan agar supaya mempermudah
koordinasi antar pihak dalam suatu kelompok. Pengorganisasian

51
juga bertujuan untuk membagi tugas sesuai dengan kondisi yang
terjadi di lapangan.
2. Pengorganisasian
Adapun temuan lapangan yang diperoleh penulis mengenai
perencanaan kegiatan program yang dilakukan oleh lembaga
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding dalam pemberdayaan
masyarakat disesuaikan dengan kebutuhan pemuda dan
masyarakat yang ditentukan dari hasil diskusi dan perencanaan
yang ada serta permasalahan dan kondisi masyarakat sekitar Desa
Nyelanding
“…Lembaga Kelompok Sadar Wisata Desa Nyelanding
memiliki pembagian dalam kepengurusannya. Yang pertama
yaitu seksi ketertiban dan keamanan. Tugas pokok bagian ini
adalah menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung
saat berwisata di kawasan wisata. Mereka juga mengemban
tugas menjaga kawasan wisata sebab tak jarang di malam
hari ada saja orang-orang usil yang mengganggu atau
merusak fasilitas kawasan wisata. Yang kedua yaitu seksi
kebersihan dan keindahan. Mereka bertugas menjaga
kebersihan sekitar kawasan wisata dan juga menghias
kawasan wisata supaya memperindah kawasan wisata
sehingga pengunjung semakin tertarik untuk berwisata di
kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding. Dengan ide
kreatif para anggota yang ada di bagian ini, mereka
menghias kawasan wisata dengan mengikuti perkembangan
yang ada di masyarakat sehingga semakin menarik
pengunjung. Yang ketiga ada seksi daya tarik wisata dan
kenangan. Biasanya bagian ini juga dikenal dengan bagian
promosi kawasan wisata. Kegiatan promosi yang dilkakukan
oleh pihak pengurus kawasan wisata terbagi menjadi 2 cara,
yaitu di Desa dengan menyebarkan brosur iklan dan juga
promosi digital dengan memanfaatkan media sosial.
Kemudian ada seksi hubungan masyarakat dan
pengembangan sumber daya manusia. Bagian ini tidak
hanya bertanggung jawab menjaga hubungan antara

52
lembaga dengan masyarakat sekitar, namun juga mereka
mengedukasi dan memberikan penyadaran kepada
masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan
juga menjaga kawasan wisata yang ada di daerah. Lalu
yang terakhir ada seksi pengembangan usaha. Di kelompok
sadar wisata juga ada usaha yaitu yang pertama sentra
cinderamata dan oleh-oleh khas daerah Bangka Selatan,
lalu caffe air panas. Bidang ini berkoordinasi dengan pihak
badan usaha milik desa (BUMDES) dalam pelaksanaan
tugas nya. (Wawancara Pak Def, 2022).
Gambar 4. 2 Tahap Pengorganisasian

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka setiap individu
anggota di tempatkan di seksi-seksi yang mereka memang
mumpuni di bidang itu. Tentunya juga telah dibina terlebih dahulu
supaya optimal dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Pada
identifikasi di tahapan perencanaan, para anggota yang tergabung
nantinya dibina dan dilatih sesuai dengan bakat dan keterampilan
masing-masing. Pelatihan dan pembinaan yang dilaksanakan oleh
kelompok sadar wisata juga menambah wawasan para anggota
yang ada di kelompok sadar wisata
“…sejauh ini saya melihat para peserta berhasil menerima
materi dengan baik ya bang. Saya melihat mereka mulai
mempraktekkannya dan saya sering melihat mereka punya
inisiatif sendiri untuk mengeluarkan ide mereka. Walaupun

53
kadang sering juga saya tegur kalau kalau sudah keluar dari
jalur, namun saya kagum dengan ide ide cemerlang mereka
dalam mengembangkan kawasan wisata. (Wawancara Pak
Def, 2022).
Wawancara diatas menyampaikan bahwa setelah anggota
tergabung ke dalam kelompok sadar wisata, mereka memilih untuk
masuk ke bagian-bagian yang mereka pilih untuk mengembangkan
keterampilan dan juga menambah wawasan dengan
dilaksanakannya pembinaan dan pelatihan di bagian masing-
masing. Ini bertujuan agar supaya mereka bebas berkembang dan
berproses dalam kelompok sadar wisata.
“…setelah mendaftar dan diterima dalam kelompok sadar
wisata nantinya, mereka akan memilih mau di bagian apa
dalam kepengurusannya nanti. Agar supaya mereka optimal
dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan dalam
mengelola kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding.
Pembinaannya didampingi oleh pihak BUMDES yang
memang mumpuni di bidang tersebut. Sehingga
mempermudah mereka dalam menerima materi maupun
praktek langsung di lapangan nantinya…”(Wawancara Pak
Def, 2022).
Gambar 4. 3 Tahap Pelatihan dan Pembinaan

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2022

54
3. Penggerakan
Proses penggerakan pada kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding terhadap anggota yaitu memberikan instruksi langsung
kepada seluruh anggota untuk terjun langsung ke lapangan dengan
tujuan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah
diberikan oleh ketua kepada anggota yang ada di kelompok sadar
wisata.
Menurut Widjaja (2011:11) menyatakan bahwa penggerakan
adalah memberikan directive atau memberikan petunjuk atau
instruksi serta juga bermakna memberikan arahan yang dilakukan
oleh seorang pimpinan kepada orang lain yang menjadi
bawahannya. Melalui petunjuk, pengarahan dan perintah tersebut
diharapkan bawahan dapat bekerja secara efektif dan
menghasilkan produktivitas dan kedisiplinan dalam menjalankan
tugas.
“…setelah kita bergabung dalam lembaga kelompok sadar
wisata nantinya kita akan dibina dan dilatih terlebih
dahulu oleh para Pembina yang ada di kelompok sadar
wisata. Para anggota dilatih sesuai dengan bidang yang
sudah dipilih ketika pendaftaran. Pelatihan pertama yaitu
dilaksanakan secara keseluruhan tentang apa itu kelompok
sadar wisata, tujuan dibentuknya kelompok sadar wisata,
apa saja tugas poko dan fungsinya, bagaimana kelompok
sadar wisata itu berjalan, dan apa saja manfaat bergabung
dalam kelompok sadar wisata. Lalu pelatihan tentang
bidang atau seksi masing-masing yang sudah dipilih dan
diterima oleh anggota. Mulai dari keamanan, keindahan,
daya tarik wisata, humas, dan pengembangan usaha. Dan
terakhir yaitu dilatih bagaimana cara mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata dengan baik.
(Wawancara kak Arisandi, 2022).

55
Gambar 4. 4 Tahap Penggerakan

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata 2022


Dari penyampaian Arisandi bahwa kelompok sadar wisata
mengarahkan serta memberi instruksi kepada anggota untuk
melakukan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu setelah masuk
kedalam bagian dari kelompok sadar wisata. Ini bertujuan agar
mereka sadar akan tugas yang mereka emban dan juga tanggung
jawab yang dimiliki. Lalu setelah materi, para anggota langsung
diarahkan untuk mempraktekkan materi yang didapat ke lapangan.
Anggota kelompok sadar wisata diajarkan bagaimana cara
mengelola kawasan wisata dengan baik dan mengembangkannya.
“…ya saya memberikan materi yang dasar dasar saja
seperti apa saja yang harus dikelola dalam kawasan
wisata. Saya lebih banyak kegiatan yang langsung terjun
ke lapangan si bang. Soalnya kalo materi terus tanpa ada
praktek akan susah nantinya. Jadi setelah materi biasanya
saya langsung ajak mereka untuk langsung ke kawasan
wisata dan mulai mempraktekkannya…” (Wawancara Pak
Def, 2022)
Setelah dilakanakannya pembinaan dan pelatihan oleh pihak
kelompok sadar wisata, maka anggota yang sudah melaksanakan

56
pelatihan akan langsung dilantik untuk menjadi pengurus
kelompok sadar wisata dan mengemban penuh tugas dan tanggung
jawab sebagai pengelola kawasan wisata yang ada di Desa
Nyelanding. Pihak badan usaha milik desa (BUMDES) akan
memberikan arahan serta instruksi bagaimana caranya mengelola
dan mengembangkan kawasan wisata yang ada di Desa
Nyelanding dengan baik.
“…yang pertama yaitu kami mengelola di kawasan wisata
yaitu kolam pemandian yang terbagi menjadi 3 bagian.
Yang pertama kolam dewasa, kolam anak anak, dan kolam
terapi. Lalu ada sumur mata air yang mana dikhususkan
untuk sumber air minum bagi masyarakat Desa dan juga
luar. Lalu bagian pintu masuk ada karcis di bagian pintu
masuk serta parkir. Dan untuk bagian promosi wisata kami
melakukan promosi digital dengan memanfaatkan platform
digital seperti media sosial dengan mengupload foto foto
pengunjung. Dan juga banyak lomba yang kami hadirkan
di media sosial seperti upload foto terbaik di kawasan
wisata dengan menandai akun media sosial kami…”
(Wawancara kak Topandi, 2022).

57
Gambar 4. 5 Kegiatan Pengelolaan Kawasan Wisata

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2022


Pernyataan diatas menerangkan bahwa anggota kelompok sadar
wisata yang tergabung langsung di arahkan untuk menerapkan
ilmu yang didapat untuk mengembangkan kawasan wisata yang
menjadi program kelompok sadar wisata dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya sebagai pengurus. Tujuan dibentuknya program
ini agar supaya sebagai arahan untuk mencapai suatu tujuan yang
sesuai dengan tahapan perencanaan.
“… upaya yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata
adalah menjalankan program yang ada di lembaga kak.
Seperti yang pertama mengelola, anggota wajib mengelola
semua yang ada di kawasan wisata air panas. Seperti
kolam pemandian, kolam terapi, sumur mata air untuk air
mineral, dan fasilitas pendukung kawasan wisata seperti
pondok wisata, area sport tourisme wahana motorcross
dan lainnya. Lalu mengembangkan, pengembangan disini
bisa dalam bentuk promosi juga kak, yaitu dengan
menggunakan platform digital yang semakin canggih dan
didukung oleh bakat dan keterampilan para anggota yang
mengemas promosi kawasan wisata menjadi lebih menarik
sehingga bisa membuat masyarakat luar untuk tertarik

58
berwisata ke kawasan wisata air panas. Dan juga merawat,
yaitu merawat flora yang ada di sekitar kawasan wisata.
Sebab kawasan wisata ini mengangkat tema alami jadi
tidak merusak kealamian ekosistem yang ada di kawasan
wisata. Maka dari itu kak, sekarang kami giat melakukan
penghijauan di sekitar kawasan wisata juga sehingga
kawasan wisata ini semakin hijau dan semakin enak
dipandang mata oleh para pengunjung yang mau healing
kalo Bahasa gaul sekarang…” (Wawancara kak Em,
2022).
Pernyataan diatas ditegaskan oleh pihak badan usaha milik desa
(BUMDES) sebagai Pembina dan juga pendamping program yang
ada di kelompok sadar wisata. Badan usaha milik desa (BUMDES)
ikut mendampingi secara langsung setelah memberikan arahan
kepada anggota dalam menjalankan program yang ada di
kelompok sadar wisata
“…dalam kegiatan kelompok sadar wisata
penyusunan kegiatannya ada harian, bulanan dan
tahunan. Dalam kegiatan harian yaitu ada yang namanya
pelatihan, pengembangan, serta pengelolaan skill dan
keterampilan anggota yang langsung dipraktekkan di
lapangan. Ini biasanya kami sendiri yang langsung turun
dalam pembinaannya. Lalu kalo bulanan kita ada
namanya kunjungan ke kawasan wisata lain dan bertemu
langsung dengan kelompok sadar wisata atau pengurus
kawasan wisata setempat. Ini bertujuan untuk
silaturrahmi dengan kelompok sadar wisata lain dan juga
sekalian studi banding apa saja inovasi baru yang ada di
kawasan wisata tersebut. Dan di kegiatan bulanan ini
biasanya mereka juga ada diklat yang diselenggarakan
oleh dinas pariwisata kabupaten Bangka selatan. Disini
mereka dibina untuk mengembangkan kawasan wisata
dan juga belajar asas asas kelompok sadar wisata. Dan
untuk tahunan biasanya kelompok sadar wisata
menyelenggarakan acar perlombaan yang di ikuti oleh
warga desa atau tak jarang juga se kecamatan…”
(Wawancara pak Def, 2022).

59
Gambar 4. 6 Kegiatan Pendampingan Kelompok

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Berdasarkan temuan lapangan diatas, penggerakan merupakan
salah satu cara untuk membantu proses pemberdayaan masyarakat
berjalan sebagaimana mestinya. Penggerakan adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan dan
usaha-usaha organisasi. Hal tersebut bisa dilakukan secara
bersama-sama untuk kemajuan bersama mencapai tujuan yang
telah direncanakan bersama. Penggerakan adalah menggerakkan
orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh
kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif.
Seperti yang telah dilakukan oleh kelompok sadar wisata
pemandian air panas alami di Desa Nyelanding yaitu
mengupayakan penggerakan kepada anggota dengan mengarahkan
mereka untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan yang

60
diselenggarakan oleh kelompok sadar wisata. Setelah mengikuti
pelatihan dan pembinaan tersebut, para anggota langsung
diinstruksikan oleh ketua untuk menerapkan ilmu yang didapat
setelah pelatihan dan pembinaan tersebut dengan menjadi
pengurus kawasan wisata di Desa Nyelanding. Upaya kelompok
sadar wisata adalah agar supaya para anggota bisa langsung
menerapkan ilmu yang di dapat dan mampu mengembangkan
potensi bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh para anggota
yang ada di lembaga.
4. Pengawasan
Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, pimpinan
pelaksana program atau ketua sering melaksanakan kegiatan
pendampingan dan pengawasan. Dalam proses ini diharapkan
terjadi peningkatan kesadaran masyarakat yang akan sejalan
dengan tingkat partisipasi masyarakat. Menurut Hasibuan
(2009:197) pengawasan adalah tindakan nyata dan efektif untuk
mencegah, mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan,
memelihara kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja,
mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem
sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal
kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan atau organisasi, pegawai, dan masyarakat. Pengertian
lain menurut Wirakusumah (2008:120) pengawasan adalah
kegiatan yang terdiri dari meneliti segala sesuatunya agar berjalan
sesuai dengan rencana yang telah dikeluarkan, prinsip-prinsip
untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki

61
dan dicegah berulangnya kelemahan-kelemahan dan kesalahan
tersebut.
Dari temuan lapangan yang peneliti dapatkan setelah
mewawancara sejumlah narasumber dalam tahapan pengawasan
dari pihak kelompok sadar wisata lebih menekankan pengawasan
dengan menumbuhkan kesadaran para anggota kelompok sadar
wisata supaya bekerja secara mandiri akan tetapi pihak kelompok
sadar wisata juga memberikan pengarahan dan memfasilitasi
dengan pendampingan para anggota sebagai motivasi dan juga
sebagai wujud dari pemberdayaan pemuda yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata. Hal tersebut disampaikan oleh bapak Def
sebagai berikut :
“…ya saya memberikan materi yang dasar dasar saja
seperti apa saja yang harus dikelola dalam kawasan wisata.
Saya lebih banyak kegiatan yang langsung terjun ke lapangan
si bang. Soalnya kalo materi terus tanpa ada praktek akan
susah nantinya. Jadi setelah materi biasanya saya langsung
ajak mereka untuk langsung ke kawasan wisata dan mulai
mempraktekkannya…” (Wawancara bapak Def, 2022)
“…Ketika dilapangan, kami sebagai Pembina memberi
arahan kepada seluruh pengurus bagaimana caranya
mengelola kawasan wisata dengan baik dan terampil dan
tidak lepas dari pengawasan kami. Apabila mereka
membutuhkan sesuatu maka kami bersedia memberikan
pendampingan secara langsung dalam membimbing mereka
dan memotivasi mereka supaya memahami semua praktek
yang mereka lakukan dilapangan…” (Wawancara bapak Def,
2022)

62
Gambar 4. 7 Tahap Pengawasan

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Pernyataan bapak Def diatas dibenarkan oleh kak Arisandi yang
menjadi bagian dari kepengurusan kelompok sadar wisata
pemandian air panas Desa Nyelanding bahwa ada pengarahan,
pengawasan, dan Pembina memfasilitasi dengan memberikan
pendampingan kepada anggota secara khusus dilakukan oleh
Pembina di kelompok sadar wisata Desa Nyelanding sebagai
berikut :
“…ketika kami melakukan praktek pengelolaan
dilapangan secara langsung, para Pembina tetap melakukan
pengawasan dan arahan agar supaya kami tidak kebingungan
dalam praktek lapangannya…” (Wawancara kak Arisandi,
2022)
“…banyak sekali ilmu yang saya dapatkan setelah
bergabung dalam kelompok sadar wisata. Mulai dari ilmu
pengelolaan, manajemen, dan dan lain sebagainya. Tidak
hanya itu saya juga mendapatkan kenalan baru yang mana
orang orang ini adalah orang orang hebat. saya bisa
membangun relasi dengan banyak orang sehingga nantinya
saya berharap akan berguna di masa depan…” (Wawancara
kak Arisandi, 2022)

63
Arisandi adalah salah satu anggota kelompok sadar wisata yang
merasakan manfaat dari pembinaan dan pelatihan yang ia ikuti di
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Arisandi menuturkan
ketika pembinaan berlangsung, ia dapat menerima materi maupun
praktek dilapangan dengan mudah. Hal ini ia katakan tidak lepas
dari usaha para Pembina kelompok sadar wisata yang terus
memberikan arahan dan pendampingan secara optimal kepada
anggota yang ada di kelompok sadar wisata. Para Pembina
mendedikasikan mereka secara penuh akan pengarahan,
pengawasan serta pendampingan secara langsung kepada para
anggota. Karena tujuannya adalah segenap sumber daya yang ada
seperti sumber daya manusia, peralatan, atau sarana yang ada
dalam suatu organisasi dapat digerakkan sedemikian rupa,
sehingga dapat menghindarkan dari segenap pemborosan waktu,
tenaga dan materi guna mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Hasil proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan
kawasan wisata
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah memampukan dan
memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan dan
keterbelakangan, kesenjanga, dan ketidak berdayaan. Menurut
Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan yang ingin dicapai
dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu
dan masyarakat menjadi mandiri. Pembinaan pemuda pada
dasarnya adalah upaya memampukan dan memandirikan pemuda
melalui penyadaran, pengkapasitasan, dan pemberian daya. Seperti
yang telah dilakukan oleh kelompok sadar wisata pemandian air
panas Desa Nyelanding kepada generasi muda dan juga

64
masyarakat Desa Nyelanding telah merasakan dampak terkait
pemberdayaan yang telah dilakukan melalui pembinaan dan
pelatihan pemuda melalui pengelolaan kawasan wisata pemandian
air panas Desa Nyelanding. Adapun hasil yang didapatkan oleh
peneliti dalam temuan lapangan adalah sebagai berikut :
1. Perbaikan dan penguatan kelembagaan kelompok sadar
wisata oleh pemuda
Penguatan kelembagaan adalah salah satu strategi yang harus
dan perlu dilakukan oleh anggota yang ada di dalam lembaga
sebagai upaya memperkuat kelembagaan serta melakukan
perbaikan kepada lembaga dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas suatu lembaga tersebut menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Menurut Milen (2003) penguatan organisasi memfokuskan
pengembangan hampir seluruhnya mengenai permasalahan
sumber daya manusia, proses, dan struktur organisasi. Dengan
demikian, maka dengan meningkatnya kualitas sumber daya
manusia di suatu lembaga atau organisasi tersebut, secara otomatis
lembaga atau organisasi tersebut akan meningkat pula.
Seperti yang dilakukan oleh anggota yang ada di lembaga
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding dalam upaya
meningkatkan dan perbaikan serta penguatan lembaga kelompok
sadar wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding.
“…kelompok sadar wisata desa nyelanding menjadi salah
satu kelompok sadar wisata yang dinilai aktif dalam
programnya oleh dinas pariwisata kabupaten Bangka selatan
tahun 2022. Dan juga kawasan wisata pemandian air panas
menjadi satu dari 7 destinasi wisata yang masuk dalam daftar

65
destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan.
Ini menjadi buah manis usaha kelompok sadar wisata selama
ini kak. Kami turut bangga dengan pencapaian tersebut dan
juga ini tidak berarti tanpa adanya dukungan pemerintah
setempat dan juga seluruh lapisan masyarakat yang terus
mendukung kami dalam mengembangkan kawasan wisata
daerah…” (Wawancara abang Em, 2022)
Gambar 4. 8 Penguatan dan Perbaikan Lembaga

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Usaha pengelolaan yang dilakukan oleh anggota kelompok sadar
wisata dalam pengembangan kawasan wisata pemandian air panas
alami Desa Nyelanding dari mulai kawasan wisata yang tadinya
kurang diperhatikan menjadi salah satu kawasan wisata yang
berpotensi di wilayah Kabupaten Bangka Selatan mendapat
apresiasi dan penghargaan baik dari pemerintah dan juga
masyarakat Desa Nyelanding. Mereka berhasil membawa nama
baik lembaga kelompok sadar wisata menjadi salah satu kelompok
sadar wisata yang paling aktif di daerah.
“…generasi muda desa nyelanding sangat antusias
dengan lembaga kelompok sadar wisata desa nyelanding.
Tidak sedikit juga dari mereka yang mau untuk bergabung
menjadi anggota dan pengurus. Namun dalam

66
perkembangannya, kelompok sadar wisata ini tidaklah mudah
kak. Semua penolakan banyak yang kami hadapi mulai dari
mengajak pemuda untuk bergabung sampai penolakan untuk
dukungan oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Namun
kami tidak berhenti sampai disitu. Kami terus ingin buktikan
bahwa niat kami baik ingin memajukan kawasan wisata di
daerah kami sendiri yang mana jika dikelola dengan baik
maka akan banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat
lokal. Seiring perkembangannya, kinerja kelompok sadar
wisata mulai dilirik oleh pemuda lain dan hasil pengelolaan
pertama yang Nampak adalah berhasil mengubah kolam
pemandian yang tadinya kotor tak terurus menjadi terawatt
dengan baik dan menjadi berita baik yang tersebar di
kalangan masyarakat desa. Sehingga menarik pemerintah
daerah juga untuk mendukung pengelolaan kawasan wisata
ini. Dan Alhamdulillah dari tahun ke tahun kinerja kelompok
sadar semakin meningkat, hasil kinerja pun meningkat dengan
bukti bahwa jumlah wisatawan semakin meningkat, fasilitas
pendukung makin dibenahi, banyak wahana sekitar kawasan
wisata yang dibangun sehingga kawasan wisata semakn
menarik, dan juga banyak event atau acara yang di
selenggarakan oleh daerah, provinsi, dan jyga nasional yang
diselenggarakan di kawasan wisata desa nyelanding. Ini
menjadi pencapaian terbesar buat kami di kelompok sadar
wisata kak. Namun yang menjadi pr untuk kami adalah yang
pertama yaitu untuk terus membimbing anggota supaya terus
berkembang di organisasi serta tidak lepas dari tanggung
jawab mereka. Dan juga terus mengajarkan masyarakat untuk
merawat dan menjaga kawasan wisata desa. Sebab kami tidak
bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan juga dari
masyarakat, kami tidak ada apa apanya jika tanpa bantuan
masyarakat. Jadi kami berharap masyarakat dan kelompok
sadar wisata dan juga seluruh lapiasan masyarakat mulai
dari pemdes juga ikut berkontribusi dalam mejaga dan
melestarikan kawasan wisata daerah kita…” (Wawancara
abang Em, 2022)
“…Alhamdulillah kelompok sadar wisata desa
nyelanding sudah lebih maju lagi sekarang. Apa yang mereka
kerjakan berbuah manis dengan terkelolanya dengan baik
kawasan wisata daerah. Sehingga mendapat apresiasi penuh

67
dari seluruh lapisan masyarakat desa dan juga medapat
pujian dari pemerintah setempat…” (Wawancara bapak Def,
2022)
Dari pernyataan diatas maka peneliti menemukan bahwa anggota
suatu lembaga berperan penting dalam upaya penguatan dan
perbaikan suatu lembaga. Dengan meningkatnya kualitas yang ada
di lembaga, maka meningkat pula lembaga tersebut. Apa yang
telah dilakukan oleh anggota kelompok sadar wisata dalam
mengelola dan mengembangkan kawasan wisata yang ada di Desa
Nyelanding memberikan dampak positif untuk lembaga yang
menaungi mereka yakni lembaga kelompok sadar wisata.
Kelembagaan yang baik akan mendorong masyarakat untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan kelembagaan yang ada, sehingga
lembaga tersebut dapat secara maksimal menjalankan fungsinya.
Dengan demikian tujuan lembaga tersebut akan mudah dicapai.
2. Mengarahkan dan melakukan perbaikan kehidupan
kepada generasi muda
Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan dan
meningkatkan potensi dan peran aktif pemuda dimana pemuda itu
memiliki beragam potensi yang dimiliki oleh individu pemuda itu
sendiri. Pemuda identik sebagai sosok yang berusia produktif dan
mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu optimis, berfikir
maju, memiliki moralitas, dan lain sebagainya. Menurut
Koentjaningrat (1997) pengertian masa muda atau kepemudaan
atau pemuda adalah suatu fase yang berada dalam siklus kehidupan
manusia, dimana fase tersebut bisa kearah perkembangan atau
perubahan. Hal yang menonjol dari pemuda adalah mau

68
menghadapi perubahan, baik perubahan kultural maupun
perubahan sosial dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
Namun pemuda adalah golongan manusia-manusia yang
masih memerlukan pembinaan serta pengembangan kearah yang
lebih baik. Agar dapat melanjutkan dan mengisi pengembangan
yang kini telah berlangsung. Dengan terbinanya pemuda, maka
kualitas diri yang ada akan meningkat sehingga jauh dari hal-hal
yang dapat melanggar norma maupun agama. Masa muda mereka
dapat diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan memberi manfaat
bagi orang lain.
Seperti yang telah dilakukan oleh kelompok sadar wisata
Desa Nyelanding yang telah melakukan pembinaan dan
pemberdayaan terhadap pemuda yang ada ada di Desa. Para
pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata memiliki
berbaga permasalahan yang mana menjadi penghambat mereka
untuk berkembang. Namun kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding menjawab permasalahan tersebut dengan menjadi
wadah bagi para pemuda untuk menuangkan potensi dan bakat
yang ada di setiap pemuda. Mereka yang tadinya tidak memiliki
harapan untuk berkembang akibat berbagai faktor mulai dari
ekonomi, keluarga dan lain sebagainya, dengan adanya lembaga
kelompok sadar wisata maka mereka memiliki harapan untuk
mengembangkan bakat dan memiliki harapan untuk menambah
ilmu. Seperti yang dituturkan oleh Em sebagai ketua kelompok
sadar wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding dalam
wawancara:

69
“…pemuda yang tergabung dalam anggota kelompok
sadar wisata desa nyelanding adalah mereka yang rata
rata kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan. Ada
yang putus sekolah karena faktor ekonomi. Dan juga
tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
atau tamatan sekolah menengah atas. Saya awalnya mau
mengajak mereka sebab saya melihat potensi pemuda
yang mereka punya namun terhalang oleh faktor faktor
yang mereka hadapi. Sehingga saya ajak mereka untuk
menuangkan potensi yang mereka punya untuk
bergabung dalam kelompok sadar wisata untuk
mengelola dan mengembangkan kawasan wisata yang
ada didaerah mereka sendiri. Bakat dan keterampilan
yang mereka punya serta ide yang mereka gagaskan itu
yang menghasilkan kawasan wisata yang dikenal oleh
masyarakat luar menjadi semakin baik dan semakin
diminati oleh wisatawan lokal maupun luar…”
(Wawancara bang Em, 2022).
Gambar 4. 9 Prestasi Pemuda Binaan

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Pernyataan diatas ditegaskan oleh bapak Def selaku ketua badan
usaha milik desa (BUMDES) Desa Nyelanding dan juga sekaligus
Pembina kelompok sadar wisata pemandian arir panas alami Desa

70
Nyelanding yang mengatakan awal mula gagasan dibentuknya
kelompok sadar wisata serta tujuan dari pembentukan kelompok
sadar wisata yang ada di Desa Nyelanding sebagai berikut:
“…saya melihat kegigihan generasi muda yang
pertama kali menggagas kelompok sadar wisata ini bang.
Saya menyaksikan bagaimana mereka berusaha merintis
kawasan wisata daerah yang tadinya tidak terawat
menjadi sebagus sekarang. Saya juga merasakan dampak
yang dihasilkan dengan terkelolanya kawasan wisata ini.
Maka dari situlah saya mendukung penuh semua usaha
yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata dalam
memajukan kawasan wisata di daerah…” (Wawancara
bapak Def, 2022)
“…gagasan awal pembentukan kelompok sadar
wisata desa nyelanding adalah kesadaran generasi muda
akan potensi yang ada di daerah mereka sendiri kak yaitu
adalah kawasan wisata pemandian air panas desa
nyelanding. Kawasan wisata ini mereka anggap sebagai
potensi yang mana apabila dikembangkan dan dikelola
dengan baik maka akan banyak dampak yang dirasakan
oleh masyarakat desa nyelanding. Saya mau cerita
tentang kawasan wisata ini yang dulunya tidak terawat
sama sekali kak. Sehingga masyarakat luar tidak
mengetahui bahwa ada kawasan wisata di desa
nyelanding. Sementara daerah lain sedang giat giatnya
mengembangkan kawasan wisata di daerah masing
masing, maka sekelompok pemuda yang sadar akan
potensi wisata di desa pada tahun 2015 membentuk
organisasi kelompok sadar wisata yang mana fungsinya
untuk merintis pengelolaan dan pengembangan kawasan
wisata pemandian air panas alami desa nyelanding.
Berjalan satu tahun, kawasan wisata yang tadinya kurang
terawat akhirnya menjadi kawasan wisata yang mulai
dikenal oleh masyarakat luar. Orang orang mulai tertarik
berwisata ke daerah ini. Akhirnya kawasan wisata
pemandian air panas alami menjadi ikon baru desa
nyelanding. Banyak terbuka lapangan pekerjaan baru
bagi UMKM lokal dan penghasilan dari pengunjung

71
menjadi pemasukan bagi pendapatan asli desa (PADES)
yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDES).
(Wawancara bang Em)
Bapak Def juga merasakan manfaat dari pembinaan dan
pelatihan yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding dan juga pengaruh yang terjadi kepada pemuda.
Seperti yang dikatakan dalam wawancara kepada peneliti sebagai
berikut:
“…saya melihat dan mengikuti perkembangan
kelompok sadar wisata ini sangat besar pengaruhnya
terhadap remaja dan pemuda terutama ya kak. Apalagi
pemuda yang tergabung adalah mereka yang putus
sekolah atau yang mau melanjutkan pendidikan ke
jenjang selanjutnya namun terhalang oleh beberapa
faktor. Di lembaga mereka diberi penyadaran bahwa
mereka masih bisa belajar dan mengembangkan bakat
dan keterampilan mereka dengan menyalurkannya
langsung ke lapangan dengan mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata di daerah dan juga ikut
terjun langsung dalam kepengurusannya. Dan mereka di
bina serta dilatih oleh tenaga pengajar dan Pembina
yang langsung dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bangka
Selatan untuk melatih dan membina serta membimbing
mereka untuk menyalurkan bakat masing masing dan
saling berbagi untuk belajar bersama. Tak sampai disitu
kak, ada banyak pemuda yang tadinya ikut dalam
pembinaan dan pelatihan di kelompok sadar wisata yang
sudah punya usaha sendiri di sekitar kawasan wisata.
Seperti membuka kedai dan juga toko oleh oleh khas
daerah Bangka Selatan. Jadi saya melihat ada kegiatan
pemberdayaan yang saya kira sudah berhasil dilakukan
oleh lembaga dan harapannya adalah semakin banyak
pemuda yang ikut bergabung dan kita akan berproses
bersama…” (Wawancara bapak Def, 2022)
“…kalo di Tanya seberapa besar pengaruhnya
terhadap pemuda ya itu tadi jawabannya kak. Jadi kelompok
sadar wisata bisa menjadi wadah untuk mereka menuangkan

72
bakat dan keterampilan, wadah mereka untuk belajar, dan
juga menambah relasi. Kalo untuk masyarakat yaitu
pengaruhnya kawasan wisata di desa dapat terkelola dengan
baik. Sehingga banyak dampak yang bisa dirasakan oleh
masyarakat. Contoh banyak terbuka lapak bagi para
pengusaha dan juga untuk pedagang di sekitar kawasan
wisata. Keuntungan yang didapat pun lebih besar dari
sebelumnya apalagi jika banyak pengunjung yang datang di
hari libur atau ada event dan acara di kawasan wisata. Dan
kawasan wisata yang terkelola dengan baik juga menjadi
ikon baru untuk Desa Nyelanding. Orang bisa mengenal
Desa Nyelanding dari kawasan wisata air panas ini kak.
Dan yang terakhir balik lagi ke pemuda yang tadinya sudah
putus asa tidak bisa melanjutkan cita cita tapi dengan
adanya wadah mereka untuk bernaung akhirnya mereka bisa
melanjutkannya. Kita tahu sendiri usia remaja dimana
sedang mencari jati diri dan apabila tidak digunakan
dengan hal yang baik maka akan banyak hal yang tidak
sesuai dengan norma dilakukan oleh mereka. Dengan
adanya wadah ini mereka bisa dibimbing lah supaya
menjadi orang yang berguna dimasa depan…” (Wawancara
bapak Def, 2022).
Arisandi adalah salah satu anggota yang ada di kelompok sadar
wisata yang merasakan manfaat dari pelatihan dan pembinaan
yang diselenggarakan oleh kelompok sadar wisata. Ari
mengatakan banyak sekali ilmu yang didapat dari program
pelatihan tersebut. Dengan pelatihan tersebut, ia memiliki
pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola kawasan wisata
dengan baik, bagaimana mempromosikan kawasan wisata agar
semakin diminati, dan juga bisa bertemu dengan orang-orang baru
yang bisa menambah relasi yang bisa berguna di masa yang akan
datang.
“…banyak sekali ilmu yang saya dapatkan setelah
bergabung dalam kelompok sadar wisata. Mulai dari
ilmu pengelolaan, manajemen, dan dan lain sebagainya.

73
Tidak hanya itu saya juga mendapatkan kenalan baru
yang mana orang orang ini adalah orang orang hebat.
saya bisa membangun relasi dengan banyak orang
sehingga nantinya saya berharap akan berguna di masa
depan…” (Wawancara Arisandi, 2022).
Walaupun kelompok sadar wisata Desa Nyelanding telah
berkembang dengan baik dan dinilai berhasil dalam menjalankan
pembinaan dan pelatihan pemuda Desa Nyelanding, tentu banyak
tugas-tugas lain yang perlu dilakukan untuk penyempurnaan
lembaga dengan melakukan beberapa upaya lain yang harus
dilakukan untuk tercapainya misi bersama serta terwujudnya
harapan bersama.
“… harapan saya yaitu para generasi muda mau
untuk ikut andil dalam mengelola dan mengembangkan
kawasan wisata di Desa kita. Jangan sia sia kan masa
muda dengan hal yang tidak sesuai dengan norma agama
dan negara kita. Banyak manfaat yang didapatkan jika
kita berkumpul dengan orang orang yang hebat. Dengan
kita membangun relasi yang luas, maka akan bermanfaat
d kemudian hari. Banyak kenalan orang hebat yang akan
kita dapatkan dan tidak menutup kemungkinan kita juga
bisa seperti mereka mereka…” (Wawancara bapak Def,
2022)
Kelompok sadar wisata berharap para pemuda Desa Nyelanding
mau untuk ikut dalam program pelatihan dan pembinaan dan juga
ikut andil dalam pengelolaan kawasan wisata yang ada di Desa.
Sebab dengan campur tangan pemuda, pengelolaan kawasan
wisata di daerah dinilai cukup efektif dan juga bisa berkembang
dengan lebih baik ke depannya. Selama kelompok sadar wisata ini
terbentuk hingga saat ini, sudah bisa dilihat keberhasilan dan
pencapaiannya sehingga masyarakat sekitar menikmati hasilnya
melaui pembuktian-pembuktian yang nyata. Konsisten dalam

74
menjalankan program adalah kunci keberhasilan dalam
mengembangkan kegiatan yang telah dijalankan dengan
memaksimalkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
3. Memberikan peluang untuk perbaikan usaha dan
pendapatan bagi masyarakat
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dengan adanya
sektor pariwisata ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi di
Indonesia, termasuk di masyarakat lokal yang ada di sekitar
kawasan wisata tersebut. Hal ini tentunya berkaitan dengan
terbantunya ekonomi masyarakat sekitar dengan adanya tempat
wisata. Mereka bisa membuka berbagai jenis usaha dibidang
pariwisata atau yang lainnya tentunya mendapatkan keuntungan
yang menjanjikan. Apabila sektor pariwisata dapat dikelola dengan
baik, maka bisa menjamin mengenai masalah ekonomi dengan
terbuka lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat sekitar.
Semakin baik kawasan wisata dikelola, maka semakin banyak pula
pengunjung yang akan datang untuk melakukan kegiatan
berwisata. Sehingga para pelaku usaha pun mendapatkan peluang
dan kesempatan bisa menjalankan usahanya di kawasan wisata
dengan lapak yang disediakan oleh pengurus kawasan wisata.
Keuntungan dan pendapatan usaha mereka juga meningkat dari
sebelumnya setelah membuka usaha di lapak yang baru.
Pengelolaan kawasan wisata yang baik dapat mendatangkan
berbagai macam dampak dan manfaat yang dapat dirasakan oleh
masyarakat. Dengan banyaknya kawasan wisata yang tersebar di
Indonesia merupakan sebuah potensi penting untuk dikelola dan

75
dikembangkan dengan baik. Potensi tersebut dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan daerah, baik dari segi ekonomi
dengan terbukanya kesempatan dan peluang bagi pelaku usaha di
sekitar kawasan wisata dan juga pelestarian lingkungan hidup
dengan penanganan yang baik. Hal tersebut sudah dirasa cukup
dalam hal manfaat dengan terkelolanya kawasan wisata dapat
memberikan dampak yang dirasa positif oleh masyarakat sekitar.
Seperti yang telah peneliti temukan dilapangan bahwa kelompok
sadar wisata dalam mengelola kawasan wisata yang tadinya kurang
diperhatikan mereka kelola dan kembangkan dengan baik sehingga
dengan terkelolanya kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding
maka banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat sampai
pelaku usaha yang ada di Desa Nyelanding seperti yang
disampaikan oleh ibu Ida saat peneliti melakukan wawancara
sebagai berikut :
“…Alhamdulillah pendapatan saya setelah
berjualan di sekitar kawasan wisata meningkat bang.
Apalagi kalau lagi waktu libur, itu kadang suami juga
ikut bantu melayani pembeli saking ramainya yang beli.
Alhamdulillah bang selama saya berjualan disini
banyak juga yang beli…” (Wawancara ibu Ida, 2022)
Ibu Ida merupakan salah satu pelaku usaha yang ada di sekitar
kawasan wisata pemandian air panas Desa Nyelanding. Keseharian
Ibu Ida adalah menjalankan usaha kuliner yaitu warung bakso dan
mie ayam. Beliau mulai menjalankan usaha warung mie ayam dan
bakso di kawasan wisata pemandian air panas Desa Nyelanding
dari tahun 2017. Ibu Ida merasakan dampak dengan terkelolanya
kawasan wisata oleh pemuda di kelompok sadar wisata yaitu

76
mendapatkan kesempatan dan peluang usaha yang lebih dari usaha
beliau sebelumnya.
“…kalau sebelumnya saya berjualan di area
sekolahan. Ya paling itu waktu jualan saya sampai siang
saja bang. Dan kalau sekolah libur saya tidak berjualan
kan. Ya kalo dihitung pendapatan ya pasti lebih
meningkat yang sekarang ya…” (Wawancara ibu Ida,
2022)
Dibanding dengan lapak usaha Ibu Ida dulu, menurut penuturan
beliau diatas lebih banyak pendapatannya di tempat yang sekarang.
Bahkan kadang saking ramainya yang beli, keluarga beliau pun
ikut membantu melayani para pembeli. Dengan meningkatkan
pendapatan dari lapak usaha baru tersebut yang disediakan oleh
pihak kelompok sadar wisata, maka kebutuhan sehari-hari beliau
dan keluarga pun tercukupi.
“…ya Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari
hari saya bersama keluarga. Bisa dibilang lebih dari
mencukupi ya bang, soalnya hasil dagangan saya juga
sudah ada yang sisihkan untuk menabung. Dan juga
dengan hasil pendapatan yang saya dapat juga bisa
untuk memperbesar lapak usaha saya bang…”
(Wawancara ibu Ida, 2022)

77
Gambar 4. 10 Pengelolaan Lapak UMKM

Sumber : Dokumentasi Kelompok Sadar Wisata, 2022


Berdasarkan hasil wawancara yang telah ditemukan di
lapangan, peneliti menemukan adanya dampak yang dirasakan
oleh masyarakat dengan terkelolanya kawasan wisata yang ada di
Desa Nyelanding. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat yaitu
meliputi terbukanya peluang dan kesempatan usaha di lapak yang
lebih menjanjikan dari usaha yang sebelumnya. Seperti ibu Ida
yang telah merasakan keuntungan setelah pindah dari lapak usaha
sebelumnya. Ibu Ida yang sebelumnya membuka usaha warungnya
di area sekolah. Beliau buka dari pagi sebelum siswa sekolah
sampai siang. Lalu beliau tutup karena siswa sudah pulang.
Pembelinya juga hanya siswa sekolah dan buka hanya setengah
hari. Tapi di lapak usaha beliau yang baru ini, beliau merasakan
adanya peningkatan pembeli dan peningkatan pada pendapatan.
Pengunjung yang datang untuk berwisata pun mampir untuk
membeli dagangan beliau. Apalagi saat di hari libur dan juga saat

78
diadakan event di kawasan wisata, para pengunjung pun ramai dan
warung beliau pun ramai pembeli. Sehingga dibanding dengan
tempat usaha sebelumnya, tempat usaha yang sekarang dinilai
lebih menguntungkan dan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari
beliau dan keluarga dan bahkan beliau menyisihkan
penghasilannya untuk ditabung dan untuk mengembangkan
usahanya agar lebih besar lagi.
Pembangunan sektor pariwisata yang berhasil bukan saja hanya
dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun jika dapat
dikelola secara baik dan bertanggung jawab, kehadiran sektor
pariwisata dapat menjamin kelestarian alam dan budaya, serta
penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga mampu
meningkatkan kesejahteraan. Begitupun dengan Desa, maka Desa
dapat menggali potensi sumber daya alam berupa objek wisata.
Agar hal tersebut tercapai, maka perlu adanya upaya pengelolaan
objek wisata dengan baik untuk mendapatkan sumber pendapatan
yang baru.
Maka peran pemuda dalam pengelolaan kawasan wisata di
daerahnya sangat dibutuhkan dimasa kini, perkembangan
teknologi yang semakin cepat memungkinkan peran generasi
milenial untuk berperan dalam pengelolaan dan mengembangkan
potensi wisata yang ada di daerahnya. Sehingga dengan
terkelolanya kawasan wisata, maka dampak yang dirasakan oleh
masyarakat dapat membantu dan mensejahterakan mereka.

79
BAB V
PEMBAHASAN
Setelah memaparkan data dan hasil temuan, maka pada bab
ini akan dipaparkan mengenai analisis dari data dan hasil temuan
tersebut dengan teori yang telah dipaparkan pada bab II
sebelumnya yang menjadi alat untuk menganalisisnya. Analisis
mengenai pembinaan pemuda pada kelompok sadar wisata dalam
pemberdayaan masyarakat Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas
Kabupaten Bangka Selatan akan disajikan dalam bentuk narative
argumentative. Yaitu peneliti menarasikan argumen yang peneliti
dapatkan dilapangan dan menganalisis argument tersebut.
Kemudian dideskripsikan dengan kalimat sederhana sehingga
menghasilkan penafsiran yang utuh. Peneliti menganalisis proses
pemberdayaan masyarakat, tahapan pelatihan dan pembinaan,
serta partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan pemuda dan
masyarakat dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding.
A. Proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan kawasan
wisata
Pemberdayaan pada dasarnya adalah usaha untuk
membangun potensi yang ada pada diri seseorang dengan
memberikan motivasi dan penyadaran akan potensi yang dimiliki
dan berupaya untuk mengembangkan potensi yang ada.
Pemberdayaan seperti halnya merupakan proses pribadi karena
masing-masing pribadi mengambil tindakan atas nama diri mereka
sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahaman terhadap
dunia tempat tinggal mereka.

80
Proses pemberdayaan masyarakat adalah upaya membantu
masyarakat untuk mengembangkan kemampuannya sendiri
sehingga bebas dan mampu mengatasi masalah dan mengambil
keputusan secara mandiri. Pemberdayaan masyarakat didasari oleh
sebuah cita-cita bahwa masyarakat bisa dan harus mengambil
tanggung jawab dalam merumuskan kebutuhan, mengusahakan
kesejahteraan, menangani sumber daya, dan mewujudkan tujuan
hidup mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
membangun supportive communities, yaitu suatu struktur
masyarakat yang kehidupannya didasarkan pada pengembangan
dan pembagian sumber daya secara adil serta adanya interaksi
sosial, partisipasi, dan upaya saling mendorong antara satu dengan
yang lain.
Moeljarto Tjokrowinoto (2001:62) Tujuan yang ingin
dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah membentuk
individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa
yang mereka lakukan. Dalam proses pemberdayaan masyarakat
perlu bersama-sama melakukan perencanaan kegiatan kelompok
berdasarkan hasil kajian. Dalam program pemberdayaan
masyarakat melaui pelatihan dan pembinaan pemuda pada pemuda
kelompok sadar wisata di Desa Nyelanding telah melakukan
perencanaan kegiatan lembaga berdasarkan hasil kajian mereka di
Desa Nyelanding, Yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal untuk menyusun
perencanaan kegiatan. Pada tahap ini telah dilakukan oleh pihak

81
kelompok sadar wisata jauh sebelum program-program
pemberdayaan dilakukan hingga sampai saat ini. Dalam tahap ini
pihak yang terlibat yaitu pemuda dan masyarakat sekitar Desa
Nyelanding dan elemen-elemen terkait pada masyarakat. Manfaat
pada tahap perencanaan ini yaitu untuk pemetaan keadaan wilayah
serta memberikan motivasi untuk membuat perubahan.
Perencanaan yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata
seperti yang sudah dijelaskan oleh bang Em selaku ketua kelompok
sadar wisata Desa Nyelanding yaitu kelompok sadar wisata
melihat permasalahan yang dihadapkan pemuda yang ada di Desa
Nyelanding yaitu mereka punya potensi dan bakat akan tetapi tidak
punya wadah untuk menuangkan bakat dan potensi tersebut.
Permasalahan kekurangan lapangan pekerjaan juga menjadi
hambatan bagi pemuda dan masyarakat untuk kesejahteraan hidup
mereka. Kelompok sadar wisata sadar akan potensi yang ada di
Desa Nyelanding yaitu kawasan wisata pemandian air panas alami
yang apabila dikelola dengan baik dan dikembangkan dengan baik
pula serta potensi pemuda yang memiliki bakat dan keterampilan
yang ada pada masing-masing banyak manfaabanyak manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat Desa Nyelanding. Kelompok
sadar wisata dari awal tahap perencanaan ini dilakukan anggota
melaksanakan beberapa rangkaian proses untuk tercapainya
keberhasilan bersama. Pengurus dan pemuda melakukan diskusi
forum kecil di sekretariat membahas tentang potensi, langkah-
langkah yang akan di ambil dalam tindak aksi dalam pemeliharaan
wisata Desa Nyelanding.

82
Setelah hal tersebut dilakukan Bang Em Selaku ketua
kelompok sadar wisata melakukan sosialisasi lanjutan untuk
memberikan pandangan kepada pemuda terkait potensi yang
dimiliki Desa Nyelanding agar kesadaran dan timbulnya kerja
sama antara pengurus dan pemuda terjamah secara keseluruhan
dan dilibatkan setiap acara yang kelompok sadar wisata
laksanakan. Dengan perencanaan yang dilakukan oleh kelompok
sadar wisata maka pengurus dapat melakukan pemetaan potensi
yang ada pada pemuda di Desa Nyelanding.
Hal ini sesuai dengan teori George. R.Terry yang
mengungkapkan bahwa Perencanaan adalah pemilihan fakta-fakta
dan usaha menghubungkan fakta satu dengan lainnya, kemudian
membuat perkiraan dan peramalan tentang keadaan dan
perumusan tindakan untuk masa yang akan datang yang sekiranya
diperlukan untuk mencapai hasil yang di kehendaki. Maka dengan
teori diatas peneliti memberikan kesimpulan bahwa pihak
kelompok sadar wisata melakukan perencanaan sebagai langkah
awal untuk menjalankan program pembinaan dan pelatihan
pemuda serta memberikan penyadaran kepada pemuda dan
masyarakat.
Kelompok sadar wisata Desa Nyelanding berharap dengan
melakukan perencanaan untuk memberikan penyadaran kepada
pemuda Desa Nyelanding, maka mereka sadar akan potensi yang
ada pada mereka serta tidak putus asa serta memberikan wadah
kepada mereka supaya dapat menuangkan bakat serta keterampilan
mereka. Nantinya dengan terbinanya pemuda yang tadinya ingin
melanjutkan pendidikan atau yang masih belum mendapatkan

83
pekerjaan, maka tercipta kemandirian dan kesejahteraan hidup
mereka.
2. Pengorganisasian
Setelah melihat potensi yang ada di sekitar dan melakukan
diskusi dan perencanaan tentang bagaimana melakukan
penyadaran serta memberikan motivasi kepada pemuda yang
dianggap sebagai kelompok masyarakat rentan agar tidak putus asa
dan dapat menumbuhkan rasa kemandirian mereka sehingga
menjamin kesejahteraan hidup mereka dan keluarga. Maka
kelompok sadar wisata setelah tahap perencanaan dan penyadaran
serta mengajak para pemuda untuk ikut pelatihan dan pembinaan
yang dilakukan oleh program kelompok sadar wisata yaitu adalah
melakukan pengorganisasian berdasarkan hasil dari diskusi dan
kajian oleh pihak kelompok sadar wisata.
Tujuan dari pengorganisasian ini adalah yang pertama yaitu
tercapainya suatu tujuan, yang mana tujuan dari kelompok sadar
wisata adalah membina dan melatih bakat dan keterampilan yang
ada dimasing-masing individu yang ada di dalam lembaga serta
menjadi wadah untuk menuangkan kreativitas tersebut ke arah
yang bermanfaat dengan pengelolaan potensi yang ada di Desa
yaitu kawasan wisata. Yang kedua adalah meningkatkan
pengetahuan. Para pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar
wisata dibina dan dibimbing oleh tenaga ahli yang mumpuni serta
berpengalaman dalam bidang masing-masing. Mereka tak hanya
mendapatkan pengetahuan secara materi dan teori saja, namun
juga lebih banyak terjun langsung ke lapangan untuk mengelola
dan mengembangkan kawasan wisata secara baik sehingga lebih

84
banyak ilmu yang mereka bisa dapatkan dari praktek lapangan
tersebut dan masih banyak manfaat lainnya yang didapatkan dari
pengorganisasian tersebut.
Dalam kajian tersebut, sehingga menghasilkan kegiatan yang
berkaitan dengan pengembangan dan pemberdayaan yang hal
tersebut mampu menanamkan motivasi kepada pemuda untuk
berinovasi, serta memegang teguh tanggung jawab demi
tercapainya sebuah tujuan bersama dalam pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding. Mulai dari mengelola kawasan wisata dengan baik,
mengembangkan semua penunjang kawasan wisata, dan juga
mempromosikan kawasan wisata dengan mengikuti
perkembangan teknologi yang terkini.
Bahwa dengan adanya beberapa program kegiatan yang
direncanakan dan didiskusikan lalu setelah itu dilaksanakan seperti
merencanakan untuk melaksanakan program pelatihan dan
pembinaan pemuda, mengajak para pemuda untuk ikut bergabung
ke dalam lembaga kelompok sadar wisata, pelatihan dan
pembinaan, dan pengorganisasian atau menempatkan tiap individu
sesuai dengan kemauan dan kemampuan masing-masing guna
untuk mereka dapat berkembang dan berproses di dalam lembaga
kelompok sadar wisata. Hal ini sesuai dengan teori manajemen
pemberdayaan Sule dan Kurniawan. Menurut Sule dan Kurniawan
(2009: 192) dalam fungsi pengorganisasian didesain sebuah
struktur organisasi yang di dalamnya berbagai sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi dialokasikan beserta dengan tugas-tugas
yang akan dijalankan menurut bagian-bagian yang terdapat dalam

85
organisasi. Maka dengan demikian dari pendapat tersebut di atas
peneliti menyimpulkan bahwa fungsi pengorganisasian
dimaksudkan untuk dapat membawa organisasi, kelompok, atau
lembaga mencapai tujuannya dengan melakukan penentuan
sumber daya, perancangan dan pelaksanaan program, penyusunan
struktur dan pembagian peran serta tugas-tugas yang jelas sudah
ditetapkan.
Kegiatan atau program yang dijalankan oleh kelompok sadar
wisata dalam mengembangkan kemampuan anggota dalam
pengelolaan kawasan wisata dan mengembangkan kawasan wisata
yang ada di Desa Nyelanding yaitu menempatkan anggota menurut
kemauan dan kemampuan mereka masing-masing. Anggota yang
tergabung dalam kelompok sadar wisata akan dibina dan dilatih
dalam pengelolaan kawasan wisata dan diajarkan untuk
mengembangkan bakat masing-masing, dan setelah mengikuti
pelatihan dan pembinaan, mereka ditempatkan di seksi-seksi yang
ada di dalam lembaga kelompok sadar wisata dan langsung
mengembang amanah untuk melaksanakan tanggung jawab
sebagai pengurus kawasan wisata serta bertanggung jawab dalam
pengelolaan kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding yaitu
pemandian air panas alami Desa Nyelanding. Penempatan atau
pengorganisasian yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata ini
bertujuan untuk menumbuhkan kepemimpinan mereka.
Dari temuan lapangan yang peneliti dapatkan hasil
wawancara dengan bapak Def selaku ketua badan usaha milik Desa
(BUMDES) sekaligus Pembina kelompok sadar wisata
mengatakan bahwa dengan dilakukannya cara ini, pebina berharap

86
para anggota bisa langsung mempraktekkannya langsung ke
lapangan. Sekaligus mereka bisa menuangkan bakat serta
kreativitas mereka untuk mengelola kawasan wisata yang ada di
Desa Nyelanding menjadi lebih baik. Menurut bapak Def jika
pelatihan hanya dilakukan materi saja, maka dinilai kurang dalam
program pelatihan dan pembinaan tersebut. Para anggota
diharuskan tahu bagaimana cara mempraktekkan secara langsung
apa saja yang mereka pelajari di dalam pelatihan dengan
didampingi oleh Pembina yang secara siap membantu apabila
terdapat kendala dalam mereka mengelola kawasan wisata.
Pada proses ini juga para Pembina berharap bisa
menumbuhkan rasa kepemimpinan para anggota yang mengemban
amanah serta tanggung jawab sebagai pengurus dalam
keanggotaan lembaga kelompok sadar wisata. Bagaimana setiap
individu tersebut bisa mengarahkan dirinya terlebih dahulu
sehingga dia bisa mengarahkan orang lain dan akhirnya tumbuh
kemandirian. Pada akhirnya pemuda yang tadinya merasa tidak
punya harapan untuk bagaimana menuangkan bakat dan
keterampilannya bisa menemukan wadah dimana mereka bisa
mengembangkan bakat tersebut. Juga pemuda yang semula
dihadapi dengan masalah kekurangan lapangan pekerjaan,
akhirnya mereka punya kegiatan yang mana kegiatan tersebut juga
menghasilkan keuntungan bagi mereka.
Berdasarkan temuan lapangan diatas, maka peneliti
menginterpretasikan bahwa tahap pengorganisasian yang
dijalankan dalam program kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding dilakukan agar supaya para anggota ditempatkan

87
sesuai dengan kriteria dari tempat tersebut. Para pemuda yang
tergabung dalam kelompok sadar wisata diarahkan untuk memilih
sesuai dengan keinginan mereka untuk belajar serta menambah
ilmu dan juga mengembangkan bakat mereka masing-masing.
Pengorganisasian juga bertujuan agar supaya para anggota
ditempatkan sesuai dengan keperluan bagian tersebut sehingga
tujuan-tujuan yang ada di lembaga atau organisasi atau kelompok
tercapai.
3. Penggerakan
Salah satu faktor dalam pencapaian tujuan lembaga secara
optimal adalah terwujudnya tingkat produktivitas kerja yang tinggi
pada segenap anggota yang ada dalam lembaga tersebut bekerja
atau menjalankan program. Produktivitas anggota dalam
menjalankan program suatu lembaga hakekatnya mengupayakan
bagaimana setiap anggota dalam lembaga tersebut dapat bekerja
secara produktif dan memiliki daya kerja yang tinggi dalam
menjalankan program. Produktivitas kerja anggota lembaga juga
menghendaki agar hasil kerja dan prestasi yang dicapai oleh
anggota ke depan lebih baik dan bermtu dari yang diperolehnya
pada hari sebelumnya. Hasil dari kerja anggota yang ada di
lembaga meliputi moral kerja, kedisiplinan dan perilaku masing-
masing anggota yang mengarah kepada pencapaian rencana dan
program kerja sebagaimana yang diinginkan.
Setiap lembaga membutuhkan sistem manajemen yang baik
guna mendukung kelancaran pencapaian tujuan. Salah satu fungsi
manajemen yang dapat dilakukan oleh lembaga dalam upaya
meningkatkan produktivitas kerja anggota yang ada di lembaga

88
adalah penggerakan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses penggerakan pada dasarnya bukan semata-mata untuk
mengarahkan dan memberi petunjuk terhadap pihak lain yang
menjadi bawahan, akan tetapi lebih menjurus kepada upaya
pemberian motif diri dan penggerakan keinginan individu terhadap
berbagai unsur kerja yang ada sehingga secara sistematis dan
berkesinambungan berjalan sesuai dengan aturan, arah dan sasaran
yang telah ditetapkan organisasi.
Menurut Widjaja (2011:11) menyatakan bahwa penggerakan
adalah memberikan directive atau memberikan petunjuk atau
instruksi serta juga bermakna memberikan arahan yang dilakukan
oleh seorang pimpinan kepada orang lain yang menjadi
bawahannya. Melalui petunjuk, pengarahan dan perintah tersebut
diharapkan bawahan dapat bekerja secara efektif dan
menghasilkan produktivitas dan kedisiplinan dalam menjalankan
tugas. Penggerakan yang dilakukan oleh ketua kelompok sadar
wisata kepada anggotanya dalam mengelola dan mengembangkan
kawasan wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding
seperti yang sudah dijelaskan oleh kak Arisandi bahwa setelah para
anggota menjalankan program pelatihan dan pembinaan pemuda
oleh kelompok sadar wisata, maka mereka lalu dilantik untuk
menjadi pengurus dan ditempatkan di setiap seksi yang ada di
lembaga kelompok sadar wisata.
Lalu setelah itu para anggota mulai diinstruksikan untuk
langsung mengelola dan mengembangkan kawasan wisata yang
ada di Desa Nyelanding sesuai dengan tugas dan wewenang
masing-masing guna untuk terkelonya kawasan wisata dengan

89
baik yang mana nantinya akan banyak dampak yang dirasakan oleh
masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa Nyelanding denga
terkelony kawasan wisata di daerah dengan baik.
“…setelah kita bergabung dalam lembaga kelompok
sadar wisata nantinya kita akan dibina dan dilatih terlebih
dahulu oleh para Pembina yang ada di kelompok sadar
wisata. Para anggota dilatih sesuai dengan bidang yang
sudah dipilih ketika pendaftaran. Pelatihan pertama yaitu
dilaksanakan secara keseluruhan tentang apa itu kelompok
sadar wisata, tujuan dibentuknya kelompok sadar wisata,
apa saja tugas pokok dan fungsinya, bagaimana kelompok
sadar wisata itu berjalan, dan apa saja manfaat bergabung
dalam kelompok sadar wisata. Lalu pelatihan tentang
bidang atau seksi masing-masing yang sudah dipilih dan
diterima oleh anggota. Mulai dari keamanan, keindahan,
daya tarik wisata, humas, dan pengembangan usaha. Dan
terakhir yaitu dilatih bagaimana cara mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata dengan baik.
(Wawancara kak Arisandi, 2022).
Langkah tepat yang diambil oleh pihak kelompok sadar wisata
dalam mengambil keputusan terkait dengan apa saja yang perlu
dilakukan terhadap para anggota yang ada di lembaga kelompok
sadar wisata. Karena dengan menginisiasi terbentuknya kelompok
sadar wisata dan melihat potensi yang ada sehingga memberikan
dampak yang baik terhadap masyarakat sekitar.
Hal ini merujuk pada pengertian penggerakan sebelumnya
bahwa penggerakan adalah salah satu fungsi manajemen yang ia
adalah memberikan instruksi kepada bawahan agar supaya lebih
terarah dalam menjalankan program atau bekerja sehingga tercapai
tujuan suatu lembaga tersebut secara optimal.
Penggerakan yang dijalankan oleh kelompok sadar wisata
kepada anggota tidak hanya menginstruksikan para anggota namun

90
juga memberikan pendampingan secara langsung agar supaya para
anggota terfasilitasi dalam menjalankan program yang ada di
lembaga kelompok sadar wisata. Para Pembina juga turun
langsung dalam pengelolaan sebagai bentuk upaya pendampingan.
Anggota kelompok sadar wisata juga mulai dalam pelaksanaan
tugas mereka sebagai pengurus dan pengelola kawasan wisata.
Pengelolaan yang mereka jalankan yaitu mulai dari karcis untuk
para pengunjung dan juga parkir. Kolam pemandian yang menjadi
3 bagian, yaitu kolam anak-anak, kolam dewasa, dan juga kolam
terapi. Serta satu sumur yang dikhususkan untuk sumber air minum
yang siap konsumsi.
Pengelolaan sekitar kawasan wisata seperti fasilitas penunjang
untuk mendukung perkembangan kawasan wisata dan juga
keamanan dan kenyamanan pengunjung dalam melakukan
kegiatan berwisata. Para anggota harus menjamin para pengunjung
merasa nyaman dalam melakukan kegiatan berwisata. Serta dalam
pengelolaan seperti wahana sport tourisme yang terletak di sekitar
kawasan wisata.
Untuk promosi kawasan wisata para anggota kelompok sadar
wisata melakukan promosi dengan menggunakan flatform-
flatform digital seperti media sosial kekinian. Gunanya adalah agar
supaya para pengunjung lebih tertarik untuk berkunjung dan
berwisata di kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding. Biasanya juga di media sosial juga terdapat informasi
seputar kawasan wisata atau kegiatan-kegiatan dan acara yang
akan diselenggarakan oleh pihak kelompok sadar wisata di
kawasan wisata.

91
Berdasarkan temuan peneliti dilapangan, maka peneliti
menyimpulkan bahwa kelompok sadar wisata melakukan proses
penggerakan terhadap pemuda dengan memberikan pengarahan,
pendampingan, dan instruksi kepada pemuda agar pengelolaan
wisata terkelola dengan baik dan pengunjung terfasilitasi serta
merasa nyaman menikmati wisata yang ada di Desa Nyelanding.
4. Pengawasan
Perencanaan merupakan tahap yang paling dasar dan sebagai
titik tolak dalam tahap kegiatan pelaksanaan, yang selanjutnya
dalam pelaksanaan suatu program di sebuah lembaga agar tidak
terjadi suatu penyimpangan dari tahap perencanaan maka perlu
dilakukan suatu tindakan pencegahan. Fungsi manajemen
pemberdayaan sebagai alat pencegah dari penyimpangan dan
kekeliruan dalam menjalankan program suatu lembaga tersebut
adalah tahap pengawasan. Tahap pengawasan sangat diperlukan
agar supaya pelaksanaan atau dalam menjalankan suatu program
di lembaga sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan ini juga
bertujuan untuk memperbaiki tindakan-tindakan yang salah atau
menyimpang di dalam penggerakan atau pelaksanaannya program
di suatu lembaga dengan maksud dan tujuan apa yang dijalankan
atau dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkan. Pengawasan
berusaha agar dalam menjalankan suatu program yang dibutuhkan
dapat menghasilkan suatu hasil yang efektif dan seefesien mungkin
dengan hasil yang diharapkan sehingga tercapai tujuan lembaga
seperti yang diharapkan dan sesuai dengan apa yang sudah di
rencanakan.

92
Menurut George R.Terry (2005:232) menjelaskan bahwa
pengawasan merupakan proses untuk mendeterminasi apa yang
dilaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan dan bilamana perlu
menerapkan tindakan perbaikan sedemikian rupa hingga
pelaksanaannya sesuai dengan rencana. Penjelasan tersebut
menegaskan bahwa tahap pengawasan adalah suatu tahap dimana
dilakukannya pengukuran dan koreksi suatu program dari hasil
pengorganisasian atau penempatan indvidu dalam suatu lembaga
dan juga hasil dari penggerakan atau pelaksanaan yang dijalankan
agar supaya bisa dievaluasi dan apabila perlu maka dilakukan suatu
tindakan perbaikan atau koreksi agar supaya hasil tersebut sesuai
dengan yang diharapkan sehingga dapat tercapai suatu tujuan dari
lembaga yang menjalankan program tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti menemukan
temuan lapangan yaitu dalam menjalankankan program
pemberdayaan pemuda, pihak kelompok sadar wisata menerapkan
tahap pengawasan yang mana diterapkannya suatu fungsi
manajemen ini disertakan dengan pendampingan kepada anggota
yang ada di kelompok sadar wisata. Hal ini ditegaskan oleh salah
satu anggota kelompok sadar wisata yang telah mengikuti
pelatihan dan pembinaan yang dijalankan oleh kelompok sadar
wisata yaitu kak Arisandi selaku anggota dan juga sebaga pengurus
dari kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Arisandi
mengatakan bahwa pada pelaksanaan pengelolaan kawasan wisata
yang sedang berjalan, para Pembina kelompok sadar wisata secara
penuh mengawasi para peserta dan anggota dalam mengelola

93
kawasan wisata tersebut agar supaya tidak terjadi suatu hal yang
menyimpang dan kekeliruan dalam pelaksanaanya.
Para Pembina juga tak hanya mengawasi namun juga
menerapkan pendampingan secara langsung kepada para anggota
apabila para anggota mengalami kesulitan ketika dilapangan. Ini
dilakukan agar supaya para peserta di bimbing penuh dan tidak
dilepas secara bebas agar supaya tidak terjadi suatu penyimpangan
dalam menjalankan program dan melaksanakan suatu usaha.
Bapak Def selaku Pembina dari anggota kelompok sadar
wisata menuturkan bahwa para pembina secara siap sedia
mendampingi secara langsung ketika di lapangan para anggota
mengelola kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding. Para Pembina ingin agar para anggota ketika dalam
menjalankan program pengelolaan tidak merasa dilepas begitu saja
sehingga mereka merasa kurang diperhatikan dan ketika mereka
menemukan suatu kendala di lapangan, mereka akan kesulitan
untuk bertanya atau kepada siapa mereka meminta arahan. Apabila
itu terjadi maka akan banyak kekeliruan yang terjadi sehingga
tujuan dari lembaga akan jauh menyimpang dan menyeleweng
tidak sebagaimana mestinya. Hal inilah yang sangat dihindari oleh
para pembina sehingga mereka selalu siaga dalam mengawasi para
anggota dalam menjalankan program pengelolaan kawasan wisata
agar tercapai suatu pogram yaitu pengelolaan kawasan wisata
dengan baik dan terarah.
Maka dalam hal ini peneliti menginterpretasikan bahwa
kelompok sadar wisata sudah menjalankan proses dan tahapan
pengawasan terhadap anggota yang tergabung dalam lembaga

94
kelompok sadar wisata di pelatihan dan pembinaan pemuda yang
sesuai denga kebutuhan lapangan. Pengawasan merupakan suatu
fungsi dalam manajemen dimana memiliki arti suatu proses
mengawasi dan juga mengevaluasi suatu kegiatan atau program
yang dijalankan suatu lembaga. Tahap pengawasan sangat penting
untuk dilakukan sebab tanpa adanya pengawasan yang baik,
tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan dan
menyimpang dari perencanaan.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan sangat
diperlukan dalam suatu lembaga. Dengan adanya tahap
pengawasan di suatu lembaga yang sedang menjalankan suatu
program, diharapkan dapat meningkatkan hal-hal yang diawasi.
Pelaksanaan suatu program dari hasil perencanaan tanpa diiringi
dengan tahapan pengawasan yang baik dan berkesinambungan,
jelas akan mengakibatkan lambatnya atau bahkan yang paling
buruk adalah tidak tercapainya sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan.
Para anggota kelompok sadar wisata yang memiliki
semangat da tekad yang tinggi dalam menjalankan program yang
ada di lembaga kelompok sadar wisata sudah seharusnya dilakukan
pengawasan serta pendampingan kepada mereka supaya ketika
menjalankan program dari perencanaan tersebut mereka lebih
terarah dan tidak menyimpang dalam menjalankan tugas dan
kewajbannya. Mereka juga meresa didampingi secara langsung
karena bagaimanapun juga mereka perlu adanya bimbingan dari
para Pembina agar supaya mereka lebih mudah untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka masing-

95
masing. Maka dari itu pengawasan yang dilakukan oleh para
Pembina dan juga pendampingan sangat diperlukan oleh para
pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata agar tujuan
dari lembaga kelompok sadar wisata pemandian air panas alami
Desa Nyelanding dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan oleh para anggota yang di lembaga tersebut.
B. Hasil proses pembinaan pemuda melalui pengelolaan
kawasan wisata
Setelah melakukan proses pemberdayaan selanjutnya untuk
mengetahui hasil dari program pemberdayaan peneliti akan
menganalisis bagaimana hasil dari program pembinaan pemuda
yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata Desa Nyelanding.
Pada proses program pemberdayaan tersebut memunculkan
beberapa hasil dampak dari pelatihan dan pembinaan pemuda
dalam pengelolaan kawasan wisata yang telah dilakukan terhadap
kehidupan masyarakat dari sisi perbaikan dan penguatan lembaga,
pengarahan dan perbaikan kehidupan para pemuda, serta
memberikan peluang dan kesempatan untuk perbaikan usaha dan
pendapatan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu
masyarakat Desa Nyelanding.
1. Perbaikan dan penguatan kelembagaan kelompok sadar
wisata oleh pemuda
Pada program pemberdayaan pemuda yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata dalam proses pemberdayaan memunculkan
beberapa hasil dampak dari pelatihan dan pembinaan pemuda yang
telah dilakukan terhadap kehidupan pemuda dan masyarakat dari
sisi kesadaran dan kemandirian, dalam segi meningkatkan kualitas

96
sumber daya sehingga menumbuhkan penguatan kelembagaan dan
perbaikan yang dilakukan oleh pemuda sesuai dengan ilmu dan
pengalaman yang telah didapatkan dari hasil pelatihan dan
pembinaan pemuda yang dijalankan oleh kelompok sadar wisata
Desa Nyelanding. Hal ini bisa dilihat dari lembaga kelompok sadar
wisata Desa Nyelanding yang mana setelah banyak pemuda yang
bergabung didalamnya dan mulai berkembang dan berproses di
dalam lembaga tersebut akhirnya dapat menorehkan pencapaian-
pencapaian yang membanggakan dan akhirnya membawa nama
baik lembaga kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Ini adalah
dampak baik dari hasil pembinaan pemuda yang telah mereka lalui.
Hal yang paling terlihat dari hasil tersebut adalah kelompok
sadar wisata Desa Nyelanding yang dinilai sebagai salah satu
kelompok sadar wisata yang paling aktif di daerah Kabupaten
Bangka Selatan. Mereka sangat aktif mengikuti pelatihan dan
pembinaan yang diselenggarakan oleh dinas pariwisata Bangka
Selatan dan mengikuti proses diklat yang dilaksanakan tersebut.
Ini mendapat apresiasi penuh dari pemerintah setempat sebab
kegiatan positif seperti pembinaan pemuda dalam pengelolaan
kawasan wisata di daerah dengan baik sudah seharusnya diikuti
oleh kalangan pemuda yang ada di daerah tersebut. Sebab dengan
terkelolanya kawasan wisata dengan baik, maka akan banyak
dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yang ada di
kawasan wisata tersebut.
Seperti dampak yang telah dirasakan masyarakat Desa
Nyelanding dengan terkelolanya kawasan wisata pemandian air
panas alami Desa Nyelanding. Yang mana dulunya kawasan

97
wisata ini tidak dirawat dengan baik dan tidak dimanfaatkan
dengan benar sehingga potensi yang ada di Desa secara sia-sia
tidak bisa dimanfaatkan dengan baik. Tapi setelah turunnya
pemuda yang tergabung dalam kelompok sadar wisata, mereka
yang memiliki kesadaran akan pentingnya mengelola kawasan
wisata yang dianggap berpotensi, dan juga pentingnya merawat
dan melestarikan alam sekitar, akhirnya mereka turun tangan
langsung merintis kawasan wisata yang tadinya terbengkalai
dengan menggunakan kreativitas pemuda sampai akhirnya
kawasan wisata yang tadinya tidak terawat dan tidak dikenal kini
menjadi salah satu primadona yang ada di Desa Nyelanding.
Kawasan wisata pemandian air panas Desa Nyelanding juga
menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjung ketika
wisatawan luar melakukan perjalanan wisata ke daerah Kabupaten
Bangka Selatan. Kawasan wisata pemandian air panas alami juga
akhirnya termasuk dalam satu dari tujuh destinasi kawasan wisata
yang dimasukkan ke dalam paket wisata yang disediakan oleh
paket liburan yang ada di Bangka Selatan. Hal ini tidak lepas dari
pencapaian-pencapaian yang diperoleh dari anggota kelompok
sadar wisata Desa Nyelanding. Mereka yang tadinya dianggap
sebagai masyarakat rentan yang memiliki problematika yang ada
di masyarakat akhirnya diberikan penyadaran oleh kelompok sadar
wisata bahwasanya berproses dan berkembang tidak hanya
berpusat pada satu titik. Banyak cara dan banyak jalan yang bisa
ditempuh jika ingin mengembangkan potensi yang ada pada diri
masing-masing sehingga putus asa bukan solusi.

98
Akhirnya mereka bergabung dan dengan mengikuti
pembinaan yang dilaksanakan akhirnya mereka mulai berproses di
dalam lembaga dan berkembang sehingga bakat dan kreativitas
tersebut berbuah manis menghasilkan prestasi atau pencapaian
yang juga mengharumkan nama baik lembaga yang menaunginya
yaitu kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Dengan adanya
campur tangan pemuda dan didukung oleh teknologi yang sudah
sangat maju, mereka bisa mengemas kawasan wisata yang tadinya
kurang dikenal menjadi menarik dengan kreativitas yang ada pada
diri mereka masing-masing. Generasi muda merupakan ujung
tombak. Keterlibatan pemuda dalam pengelolaan wisata daerah
juga menjadi suatu penunjang agar wisata atau cagar alam tersebut
bisa dikenal oleh masyarakat luar bahkan jika mampu dikelola dan
dibangun dengan baik bukan tidak mungkin juga bisa dikenal oleh
mancanegara.
Berdasarkan temuan lapangan diatas, maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa para anggota yaitu pemuda yang tergabung
dalam kelompok sadar wisata berperan penting dalam
mengharumkan nama baik lembaga kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding. Apa yang sudah mereka dapatkan di dalam program
pembinaan yang dilaksanakan oleh kelompok sadar wisata apabila
diterapkan maka tidak hanya bisa mengubah kehidupan mereka
secara individu, namun juga mengubah nama baik lembaga yang
menaungi seperti hal nya kelompok sadar wisata. Dengan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang ada di
dalamnya, maka terjadi perbaikan pula terhadap kelembagaan

99
tersebut dan juga penguatan lembaga sebagaimana sesuai dengan
tujuan dan cita-cita dari lembaga tersebut.
Setelah menganalisis hasil dari proses pemberdayaan
pemuda yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata, ini pun
sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Milen (2003)
penguatan organisasi memfokuskan pengembangan hampir
seluruhnya mengenai permasalahan sumber daya manusia, proses,
dan struktur organisasi. Dengan demikian, maka dengan
meningkatnya kualitas sumber daya manusia di suatu lembaga atau
organisasi tersebut, secara otomatis lembaga atau organisasi
tersebut akan meningkat pula.
2. Mengarahkan dan melakukan perbaikan kehidupan
kepada generasi muda
Program pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok
sadar wisata juga memunculkan beberapa hasil dampak dari
pelatihan dan pembinaan pemuda yang dilakukan terhadap
kehidupan pemuda dan masyarakat dari sisi kemandirian dan
kesadaran, dalam segi pengarahan arah hidup dan melakukan
perbaikan kehidupan kepada generasi muda sesuai dengan yang
sudah didapatkan dalam proses pelatihan dan pembinaan pemuda
yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Hal
tersebut juga bisa dilihat dari anggota kelompok sadar wisata yang
mana adalah hasil binaan dari program pelatihan dan pembinaan
pemuda mereka merasakan adanya perbaikan kehidupan setelah
mengikuti pelatihan dan pembinaan yang di selenggarakan oleh
kelompok sadar wisata.

100
Perlu diketahui bahwasanya latar belakang pemuda yang
tergabung dalam kelompok sadar wisata Desa Nyelanding adalah
pemuda yang putus sekolah, kurangnya perekonomian sehingga
menjadi penghambat untuk melanjutkan pendidikan, pemuda yang
masih kesulitan mencari pekerjaan karena kurangnya lapangan
pekerjaan, dan juga pemuda yang bingung dimana mereka mereka
bisa mengisi waktu luang agar diisi dengan kegiatan yang
bermanfaat. Mereka ini adalah kaum masyarakat ata kelompok
rentan yang mana harus diberdayakan dengan melakukan
penyadaran, pendampingan, serta pengarahan secara
berkesinambungan dengan niat menumbuhkan kemandirian dalam
diri mereka agar supaya bisa memperbaiki taraf hidup serta
kesejahteraan hidup mereka dan orang terdekatnya.
Hal ini sesuai dengan tujuan dari pemberdayaan yaitu yang
ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk
individu dam masyarakat menjadi mandiri. kemandirian tersebut
meliputi kemandirian berfikir, bertindak dam mengendalikan apa
yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian adalah merupakan
suatu kondisi yang dialami oleh individu atau masyarakat yang
ditandai dengan kemampuan untuk memikirkan, memutuskan,
serta melakukan sesuatu hal yang dipandang atau dirasa tepat demi
mencapai solusi atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi
oleh individu tersebut.
Dari temuan yang peneliti dapatkan dilapangan, banyak
sekali manfaat yang dirasakan oleh pemuda yang tergabung dalam
kelompok sadar wisata dan setelah melakukan pelatihan dan
pembinaan pemuda di kelompok sadar wisata. Mereka merasa

101
punya tempat atau wadah untuk belajar dan berproses secara
bersama. Sehingga yang tadinya mereka merasa tidak punya
harapan untuk bisa belajar lagi dengan hadirnya kelompok sadar
wisata maka harapan tersebut bisa mereka rasakan kembali. Dalam
proses pembinaannya mereka tidak hanya mendapatkan ilmu
secara teori namun kebanyakan adalah praktek secara langsung
dilapangan dengan diawasi dan didampingi secara optimal oleh
para pembina yang ada di kelompok sadar wisata.
Mereka juga mendapatkan pengalaman yang bisa
manfaatkan di kemudian hari. Juga dengan mengikuti program di
kelompok sadar wisata mereka bertemu dengan orang-orang baru
setiap hari yang mana itu bisa menjadi relasi untuk mereka. Relasi
sangat diperlukan untuk dimasa yang akan datang sebab kita tidak
tahu kapan kita butuh dengan sesuatu sehingga dengan banyaknya
relasi yang kita kenal maka semakin mudah kita untuk
mendapatkan atau mencukup kebutuhan tersebut. Mereka juga
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari senior yang
sudah sukses.
Program pemberdayaan yang dilakukan kelompok sadar
wisata juga memberikan dampak perbaikan kehidupan kepada
generasi muda yang ada di Desa Nyelanding. Para pemuda yang
tadinya tidak memiliki kegiatan dan juga pekerjaan diajak untuk
ikut andil dalam pengelolaan kawasan wisata yang ada
didaerahnya. Sebab dengan adanya pemuda dalam ikut andil
melakukan pengelolaan kawasan wisata maka pengelolaan
kawasan wisata tersebut diharapkan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Apabila pemuda yang

102
tadinya tidak punya kegiatan sehingga menimbulkan fikiran yang
negatif dan yang lebih buruk lagi adalah timbul fikiran untuk
berbuat hal-hal yang melanggar norma yang ada di masyarakat.
Karena usia muda adalah usia dimana sedang mencari jati dir dan
juga tahap dimana sedang mendewasakan diri. Apabila masa muda
diisi dengan kegiatan yang tidak bermanfaat, maka akan merugi di
hari tua. Namun jika masa muda diisi dengan kegiatan yang
bermanfaat bagi banyak orang, maka akan banyak manfaat yang
akan dirasakan di hari tua kelak. Pengalaman yang diserap ketika
uia muda akan dibutuhkan di hari kemudan dan juga bisa menjadi
sumber pembelajaran untuk generasi-generasi berikutnya yang
membutuhkan.
Berdasarkan temuan lapangan diatas, maka peneliti
menginterpretasikan bahwa dengan adanya kelompok sadar wisata
Desa Nyelanding sangat membantu dan mendorong pemuda yang
ada di Desa Nyelanding untuk menambah ilmu pengetahuan dan
juga berproses dalam kegiatan yang bermanfaat dan mendatangkan
dampak baik bagi masyarakat sekitar. Manfaat tersebut bisa
dirasakan langsung oleh baik bagi pemuda yang mengikuti
pelatihan dan pembinaan pemudaoleh kelompok sadar wisata dan
juga masyarakat Desa Nyelanding. Dan hal ini sesuai dengan teori
yang disampaikan oleh Koentjaningrat (1997) pengertian masa
muda atau kepemudaan atau pemuda adalah suatu fase yang berada
dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa kearah
perkembangan atau perubahan. Hal yang menonjol dari pemuda
adalah mau menghadapi perubahan, baik perubahan kultural

103
maupun perubahan sosial dengan menjadi pelopor perubahan itu
sendiri.
Sehingga dengan adanya pemberdayaan pemuda yang
dilakukan oleh kelompok sadar wisata diharapkan mampu
membawa masa muda para generasi muda yang ada di Desa
Nyelanding menuju kearah yang lebih baik dari sebelumnya.
Karena seperti yang disampaikan oleh teori diatas. Masa muda
bergantung pada bagaimana individu tersebut membentuknya.
Sebab masa muda identik dengan mau untuk menghadapi
perubahan, baik itu kultural maupun perubahan sosial. Dengan
adanya kelompok sadar wisata, maka tujuan untuk memberi arahan
dan juga melakukan perbaikan kehidupan para generasi muda
dinilai tepat dan juga dapat mewujudkan harapan tersebut dengan
ikut kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
juga bagi masyarakat banyak.
3. Memberikan peluang untuk perbaikan usaha dan
pendapatan bagi masyarakat
Pada program pemberdayaan yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata pada proses pemberdayaan memunculkan
beberapa hasil dampak dari pelatihan dan pembinaan pemuda oleh
kelompok sadar wisata terhadap masyarakat lokal terutama di
kalangan para pelaku usaha lokal. Dengan terbinanya pemuda
dalam pembinaan dengan diarahkan untuk mengelola kawasan
wisata dengan baik, kawasan wisata yang semula tidak
diperhatikan padahal kawasan wisata tersebut memiliki potensi
sehingga mendatangkan manfaat bagi sekitar akhirnya dikelola
dengan baik dan dikembangkan dengan teratur sehingga menarik

104
para wisatawan untuk berkunjung ke kawasan wisata tersebut
seperti kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding yang terletak di Desa Nyelanding Kecamatan Air
gegas Kabupaten Bangka Selatan. Menurut Nugroho (2011)
potensi wisata sebagai kemampuan dalam suatu wilayah yang
mungkin dapat dimanfaatkan untuk pembangunan seperti alam,
manusia, serta hasil karya manusia itu sendiri.
Pemanfaatan kawasan wisata yang berpotensi di daerah
harus dilakukan dengan maksimal agar supaya hasil dari
pemanfaatan potensi tersebut juga maksimal. Dengan terkelolanya
kawasan wisata yang ada di daerah maka akan tercipta lapangan
pekerjaan baru dan juga memberikan peluang untuk para
pengusaha agar hasil dari usaha mereka lebih meningkat dari
sebelumnya. Hal ini terjadi sebab dengan meningkatnya kualitas
kawasan wisata maka pengunjung akan semakin tertarik untuk
berkunjung sehingga ini menjadi peluang untuk para pengusaha
dan juga kesempatan untuk meningkatkan pendapatan bagi
mereka.
Seperti yang peneliti temukan dari hasil pembinaan yang
dilakukan oleh kelompok sadar wisata Desa Nyelanding kepada
pemuda untuk pengelolaan kawasan wisata yang menimbulkan
dampak kepada pelaku usaha yang ada di kawasan wisata
pemandian air panas alami Desa Nyelanding. Dampak dan manfaat
yang dirasakan oleh pelaku usaha adalah meningkatnya
pendapatan dengan membuka usaha yang disediakan oleh
kelompok sadar wisata kepada pelaku usaha dari hasil usaha
sebelumnya. Meningkatnya pendapatan dari lapak usaha

105
sebelumnya dengan lapak usaha yang sekarang dirasakan oleh Ibu
Ida selaku pelaku usaha dibidang kuliner. Usaha Ibu Ida adalah
warung mie ayam yang sebelumnya membuka usaha di area
sekolahan. Pendapatan yang didapatkan oleh Ibu Ida di lapak
sebelumnya perhari bisa mendapatkan penghasilan 75.000,00.
Sedangkan jika dihitung perbulan maka Ibu Ida dalam usaha mie
ayamnya mendapatkan 2.000.000,00 perbulan dari usaha tersebut.
Namun semenjak beliau menjalankan usahanya di sekitar kawasan
wisata yang sudah disediakan oleh kelompok sadar wisata,
penghasilan beliau meningkat. karena ditempat usaha yang baru,
Ibu Ida lebih mudah mendapatkan konsumen dari pengunjung
wisata. Ibu Ida dalam perharinya menargetkan 15 porsi di hari
biasa. Sedangkan untuk akhir pekan, Ibu Ida menargetkan sekitar
30 porsi karena pengunjung yang lebih banyak berwisata di akhir
pekan. Sehingga penghasilan beliau perbulan mencapai
13.500.000,00. Hal ini sangat membantu Ibu Ida dalam memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari.
Berdasarkan temuan tersebut, peneliti menemukan dampak
yang dirasakan oleh pelaku usaha yang membuka lapak di sekitar
kawasan wisata yang disediakan oleh kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding. Manfaat yang ditimbulkan oleh terkelolanya kawasan
wisata yang berpotensi yaitu terbukanya peluang untuk membuka
usaha ke lapak yang lebih baik dan menjamin dari sebelumnya.
Sehingga dengan meningkatnya keterjaminan lapak yang
digunakan untuk menjalankan usaha, maka yang akan dirasakan
manfaatnya oleh pelaku usaha tersebut adalah meningkatnya usaha

106
yang dijalankan tersebut serta meningkatnya pula pendapatan yang
lebih baik dari sebelumnya.
Banyaknya kawasan wisata yang ada di daerah merupakan
sebuah potensi yang penting untuk dikelola dan ditangani dengan
baik. Agar potensi tersebut dapat memberikan kontribusi bagi
perkembangan daerah yang memiliki kawasan wisata baik dari
segi ekonomi, sosial masyarakat, dan juga kelestarian lingkungan
hidup. Kontribusi yang dapat diberikan dari destinasi wisata yang
dikelola dengan baik yaitu pendapatan yang diperoleh dari
wisatawan yang datang dan juga dengan semakin dikenalnya
lokasi wisata yang sudah dikembangkan dan dikelola dengan baik
tersebut.
Seperti yang peneliti temukan dalam temuan lapangan yang
ada di kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding. Kawasan wisata ini sebelumnya tidak diperhatikan
sehingga jauh dari kata terkelola dengan baik. Padahal kawasan
wisata ini berpotensi memberikan dampak yang besar bagi
masyarakat Desa Nyelanding bila dikelola dan ditangani dengan
baik. Maka kelompok sadar wisata Desa Nyelanding menjawab
permasalahan tersebut dengan merintis kawasan wisata yang
tadinya kurang diperhatikan serta melakukan program pelatihan
dan pembinaan pemuda untuk diarahkan mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding
dengan baik. Sehingga dengan terkelolanya kawasan wisata yang
ada di Desa Nyelanding memberikan dampak bagi lembaga
kelompok sadar wisata dan juga anggota yang ada didalamnya.

107
Setelah kawasan wisata pemandian air panas alami yang
berada di Desa Nyelanding di kelola dengan baik, potensi yang
dapat dimanfaatkan juga mendatangkan manfaat juga dari segi
pendapatan oleh lembaga kelompok sadar wisata. Kawasan wisata
yang dikelola dengan baik akan menarik pengunjung untuk
berwisata di kawasan wisata tersebut. Berikut peneliti uraikan
pendapatan dari hasil pengelolaan kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding untuk kawasan wisata pemandian air panas alami yang
terletak di Desa Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten
Bangka Selatan :
Tabel 5. 1 Lapak dan Usaha Sadar Wisata

Lapak dan Usaha Sadar Pendapatan


No Harga
Wisata per-bulan
1. Lapak UMKM 100.000,00 3.000.000,00
2. Cindera Mata 100.000,00 5.000.000,00
3. Makanan Khas Daerah 30.000,00 600.000,00
4. Merchandise 50.000,00 1.000.000,00
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2022
Mengacu pada tabel di atas, maka peneliti menemukan
hasil dari pendapatan perbulan dari lapak dan usaha sadar wisata
yang dikelola oleh pihak kelompok sadar wisata Desa Nyelanding.
Total yang didapatkan oleh kelompok sadar wisata dari 4 sumber
penghasilan di atas yaitu 5.100.000.00.

108
Tabel 5. 2 Hasil Retrebusi Kawasan Wisata

No Hasil Retribusi Harga Sewa Pendapatan


Kawasan Wisata per-bulan
1. Karcis 5000,00 4.500.000,00
2. Sumber Air Minum 5000,00 3.150.000,00
3. Sewa Gazebo 25.000,00 4.200.000,00
4. Sewa Balon Perahu 10.000,00 3.150.000,00
5. Outbound 20.000,00 10.500.000,00
6. Toilet 5000,00 5.250.000,00
Sumber : Data diolah oleh peneliti, 2022
Pada tabel di atas menjabarkan hasil dari pendapatan
perbulan dari retribusi atau penyewaan fasilitas yang ada di
kawasan wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding yang
mendapatkan hasil dengan total 30.750.000.00 per bulan. Maka
jika digabungkan antara jabaran penghasilan lapak dan usaha sadar
wisata dengan hasil retribusi atau penyewaan fasilitas yang
disediakan oleh kelompok sadar wisata Desa Nyelanding, maka
hasil keseluruhan dari pengelolaan kawasan wisata pemandian air
panas alami Desa Nyelanding totalnya adalah 35.850.000.00
perbulan. Hasil dari total keseluruhan pengelolaan kawasan wisata
yang dikelola oleh kelompok sadar wisata dibagi menjadi 3 bagian
yaitu ke lembaga kelompok sadar wisata sebanyak 60 persen, ke
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebanyak 20 persen, dank e
Desa atau Pendapatan Asli Desa (PADESA) sebanyak 20 persen.
Maka dengan jabaran tersebut total yang didapatkan oleh lembaga
kelompok sadar wisata perbulan adalah sebanyak 21.510.000.00,
untuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebanyak
7.170.000.00, dan untuk Desa atau Pendapatan Asli Desa
(PADESA) sebanyak 7.170.000.00.

109
Maka dari temuan data diatas peneliti menginterpretasikan
dengan terkelolanya kawasan wisata yang berpotensi di daerah,
maka akan banyak manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat
sekitar, para pelaku usaha, dan juga lembaga yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan dan kepengurusan dari kawasan wisata
tersebut. Hasil dari pengelolaan kawasan wisata juga bisa menjadi
kontribusi untuk pembangunan desa dan juga pendapatan asli desa
yang memiliki kawasan wisata yang terkelola dengan baik. Maka
pengelolaan kawasan wisata yang berpotensi di daerah dengan
campur tangan pemuda bukan lagi sebuah pilihan akan tetapi
adalah sebuah keharusan yang diambil para pemuda yang ada di
daerah tersebut demi tercapainya perbaikan usaha dan pendapatan
serta peluang yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

110
BAB VI
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Lembaga kelompok sadar wisata laskar air panas Desa
Nyelanding adalah lembaga yang berperan dalam mengelola
kawasan wisata yang terletak di Desa Nyelanding Kecamatan
Airgegas Kabupaten Bangka Selatan. Kawasan wisata yang
tadinya kurang diperhatikan sehingga jauh dari kata pengelolaan
dengan baik, dikembangkan oleh pihak kelompok sadar wisata
sehingga kawasan wisata tersebut dapat terkelola dengan baik dan
mendatangkan dampak yang dapat dirasakan oleh masyarakat desa
nyelanding.
Dalam menjalankan pengelolaan kawasan wisata, lembaga
kelompok sadar wisata mengajak para pemuda yang ada di Desa
Nyelanding untuk ikut andil dalam pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata sampai kawasan wisata pemandan
air panas alami yang ada di Desa Nyelanding terkelola dengan
baik.
Maka setelah mengajak para pemuda untuk ikut bergabung ke
dalam lembaga kelompok sadar wisata, peran kelompok sadar
wisata adalah membina para pemuda yang ikut tergabung dengan
mengembangkan minat dan bakat yang ada dalam pemuda
tersebut. Para pemuda dibina dengan langsung oleh para Pembina
untuk mengembangkan kawasan wisata dengan bakat dan ide yang
mereka miliki.
Sehingga dengan terbinanya pemuda pemuda yang tergabung
dalam kelompok sadar wisata Desa Nyelanding, banyak dampak

111
yang dirasakan oleh pemuda yang tergabung dalam lembaga
maupun masyarakat lokal.
Dampak yang dirasakan oleh pemuda dan masyarakat lokal
yaitu perbaikan kehidupan para pemuda. Dengan kegiatan yang
bermanfaat bagi diri mereka dan juga orang lain, maka pembinaan
yang dijalankan oleh kelompok sadar wisata mampu memotivasi
mereka menuju kearah yang lebih baik. Serta dampak yang
dirasakan oleh masyarakat lokal adalah dengan terkelolanya
kawasan wisata yang ada di daerah, maka tercipta peluang untuk
perbaikan usaha dan pendapatan bagi para pelaku usaha. Mereka
bisa membuka usaha di kawasan wisata serta mendapatkan
keuntungan yang lebih baik dari usaha sebelumnya.
Maka peran kelompok sadar wisata dalam pembinaan pemuda
untuk pengelolaan kawasan wisata diharapkan mampu
memberikan dampak baik. Pembinaan yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata kepada pemuda yang tergabung dalam
lembaga harus terus dijalankan agar supaya makin banyak dampak
baik yang dirasakan oleh semua pihak.

B. Implikasi
Apabila kelompok sadar wisata Desa Nyelanding lebih giat
lagi dalam menjalankan program pelatihan dan pembinaan
kepada pemuda yang memiliki potensi untuk mengelola
potensi yang ada di daerahnya seperti kawasan wisata yang
ada di Desa Nyelanding, maka akan banyak manfaat dan
dampak yang akan dirasakan oleh lembaga kelompok sadar

112
wisata, para anggota yang mengikuti program pembinaan dan
pelatihan serta masyarakat Desa Nyelanding.

C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah
dipaparkan diatas, maka berikut saran yang dapat peneliti
berikan:
1. Pada tahapan proses pembedayaan pemuda melalui
pengelolaan kawasan wisata sebaiknya kelompok sadar
wisata agar lebih giat lagi untuk mengajak pemuda
untuk ikut andil dalam pengelolaan kawasan wisata
yang ada di Desa Nyelanding. Sebab dengan
terkelolanya kawasan wisata yang berpotensi maka akan
banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar.
Dengan hadirnya kelompok sadar wisata, para pemuda
dapat menemukan wadah untuk mereka berkembang
dan berproses. Kawasan wisata yang dikelola dengan
baik akan menarik para pengunjung untuk berwisata
sehingga ini menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk
meningkatkan pendapatan mereka.
2. Hasil pemberdayaan dari pemberdayaan pemuda
melalui pengelolaan kawasan wisata berupa: penguatan
kelembagaan, mengarahkan dan melakukan perbaikan
hidup kepada generasi muda, serta memberikan peluang
dan perbaikan usaha dan pendapatan bagi para pelaku
usaha. Dengan hasil tersebut, diharapkan pihak
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding harus

113
mengembangkan program ini dengan konsisten agar
supaya lebih banyak lagi manfaat yang dapat dirasakan
oleh masyarakat Desa Nyelanding.

114
DAFTAR PUSTAKA
A.J, Mulyadi. (2012). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Adiyoso, Wingyo. (2009). Menggugat Perecanaan Partisipatif
Dalam Pemberdayaan Masyarakat.Surabaya: CV. Media
Putra Nusantara.
Afrizal (2019). METODE PENELITIAN KUALITATIF: sebuah
upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam
berbagai disiplin ilmu. Depok: PT RAJAGRAFINDO
PERSADA.
AGUSTIN, Helfi; KHOIRIYAH, Khoiriyah. Peningkatan
Kapasitas dan Manajemen Risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Bagi Kelompok Sadar Wisata.
In: Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. 2019. p. 285-292.
Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian: suatu
pendekatan praktik, Edisi. Revisi VI, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. (2006). Perencanaan
Ekowisata. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Husain Usmani. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta.
Bumi Aksara.
Ibnu, Syamsi. (2008). Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan
Negara. Jakarta: Bina Aksara.
Lexy J. Moleong. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Karya. Cet-23, h.11.

115
Marlina, E. (2019). Pengelolaan Objek Wisata Air Panas Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Di Desa
Cikupa Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis:
Jurnal Moderat. Vol 5 No.1.
Mulyani, Y., Ghozi, S., & Winnarko, H. (2022). Pemberdayaan
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun
dalam Mengembangkan Desa Wisata Mentawir Kabupaten
Panajam Paser Utara. Sarwahita, 19(01), 193-208.
Yoeti Oka. (1983). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa
Nazir. Moh. (2011). Metode Penelitian.Bogor. Edisi Revisi,
Ghalia Indonesia.
Sanaky, AH Hujair. (2009). Media Pembelajaran. Yogyakarta.
SAFIRIA INSANIA PRESS.
Setianingsih, Dias, Yusi Amdani, and Imam Hadi Utrisno, (2017).
"Pemberdayaan Masyarakat Dengan Pembentukan
Kelompok Sadar Wisata Untuk Pengembangan Wisata Air
Terjun Simpang Kiri Di Desa Selamat, Kecamatan
Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang."
Mardikanto Totok Soebianto Poerwoko. (2017). Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik. Bandung.
CV Afabeta.
Nadela, P. (2020). Analisis Pengelolaan Objek Wisata Puncak
Cemara Kota Sawahlunto. Diterbitkan. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Nurfadila. (2018). Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan Objek
Wisata Alam Lewaja di Kabupaten Enrekang. Fakultas

116
Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Muhammad, N. (2020). Studi Tentang Penataan dan Pengelolaan
Wisata Pantai Gading Kelurahan Jempong Baru
Kecamatan Sekar Bela Lota Mataram. Fakultas Geografi.
Universitas Muhammadiyah Mataram.
Rafika, S. (2018). Pengelolaan Objek Wisata Pantai Halasy Dalam
Rangka Menarik Kunjungan Wisatawan. Insitut Agama
Islam Negeri Ambon.
Ratri. K. R. (2019). Pengelolaan Desa Wisata Oleh Pemuda
Kembang Madu Kelurahan Kedu Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Semarang.
Solihin, M. M., Lubis, A. R., & Putra, C. P. (2021). Persepsi
Masyarakat Terhadap Desa Wisata Tegalwaru di Ciampea
Bogor. Jurnal Penyuluhan Pertanian, 16(1), 1-10.

117
LAMPIRAN

a. Lembar Pengajuan Proposal Skripsi

118
b. Lembar Judul Skripsi

119
120
c. Surat Keputusan Kelompok Sadar Wisata Air Panas

121
d. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

122
e. Penghargaan Anggota Binaan

123
f. Foto Proses Wawancara

124
g. Foto saat Mengikuti Kegiatan Pengelolaan

125
h. Foto Situasi Sekitar Kawasan Wisata

126
PEDOMAN OBSERVASI
Dalam pengamatan (Observasi) yang dilakukan adalah mengamati
sekitar kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan.
Terdiri dari:

A. Tujuan
Untuk memperoleh serta menggali informasi dan data yang
diperlukan mengenai peran pemuda kelompok sadar wisata dalam
pengelolaan kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding, baik
kondisi fisik maupun non-fisik.

127
B. Adapun aspek yang diamati yaitu:
1. Lokasi kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding
2. Kondisi kawasan wisata pemandian air panas alami Desa
Nyelanding
3. Lembaga kelompok sadar wisata DesaNyelanding
4. Program dan kegiatan yang dijalankan oleh pihak kelompok
sadar wisata DesaNyelanding
5. Fasilitas yang disediakan oleh pengurus untuk para pengunjung
kawasan wisata.
6. Para pelaku usaha disekitar kawasan wisata
7. penerapan pengelolaan kawasan wisata yang baik pada kawasan
wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding.

CATATAN OBSERVASI
Observer: Muhammad Fikri Almujahid
Obervasi ke-: 1 (Satu)
Tempat: Desa Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten
Bangka Selatan
Metode Observasi: Observasi Terbuka
Judul Penelitian: Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok
Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa
Nyelanding Kecamatan Air Gegas Kabupaten Bangka Selatan
Pada tanggal 28 November 2021, peneliti melakukan pengamatan
terhadap lokasi yang akan diteliti. Dari pintu gerbang desa, peneliti

128
terkesan dengan kondisi lingkungan desa. Selain bersih, suasana
yang peneliti rasakan adalah suasana yang sangat asri serta
pemadangan yang masih hijau dan sejuk dipandang oleh mata.
Sepanjang jalan peneliti sempat bertegur sapa dengan penduduk
lokal dan mereka menyambut dengan ramah. Kesan tersebut tidak
hanya sepenglihatan saja, ketika peneliti tiba di lokasi penelitian
dimana tempat itu merupakan tempat akan diteliti sudah ramai
dengan beberapa kalangan dari mulai pengunjung, masyarakat
lokal, para pelaku usaha, dan juga para anggota yang sedang
melakukan kegiatan berwisata di kawasan wisata pemandian air
panas alami Desa Nyelanding. Peneliti sempat berbincang dengan
para pengunjung yang sedang berwisata dan mengatakan bahwa
kawasan wisata pemandian air panas alami Desa Nyelanding ramai
dikunjungi oleh pengunjung apalagi saat akhir pekan. Para
pengunjung mulai dari anak muda sampai yang sudah berkeluarga.
Setelah itu peneliti bertemu dengan ketua kelompok sadar wisata
Desa Nyelanding menyampaikan maksud dan tujuan peneliti
bahwa peneliti ingin meneliti lembaga tersebut untuk kebutuhan
kampus dalam persiapan pengerjaan proposal skrispi. Peneliti
disambut dengan ramah oleh beliau dan para anggota pengurus
lembaga. Lalu peneliti diajak menuju sekretariat kelompok sadar
wisata dan duduk di depan sekretariat mereka yang dihiasi oleh
berbagai kerajinan tangan. Peneliti disuguhi macam-macam
makan dan minuman oleh para anggota. Banyak cerita dan arahan
dari beberapa pengurus kelompok sadar wisata terkait dengan
tugas yang peneliti sampaikan. Setelah beberapa jam kemudian,
peneliti merasa cukup dengan gambaran pada lokasi, dan lembaga

129
yang akan diteliti, maka peneliti kemudian pamit pulang
menyudahi percakapan sebab waktu pada saat itu juga sudah sore
menjelang petang. Peneliti berterima kasih kepada semua anggota
kelompok sadar wisata atas sambutan yang hangat kepada peneliti.
Kesan pertama peneliti pada saat bertemu dengan para anggota
kelompok sadar wisata adalah kebersamaan dan kekompakan yang
erat antar sesama anggota. Kemudian, peneliti meminta izin
kepada ketua kelompok sadar wisata untuk mencatat nomor
handphone agar supaya bisa berkomunikasi lebih lanjut.

CATATAN OBSERVASI
Observer: Muhammad Fikri Almujahid
Observasi ke-: 2 (Dua)
Tempat: Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten
Bangka Selatan
Metode Observasi: Observasi Terbuka
Judul Penelitian: Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok
Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan
Pada tanggal 5 Februari 2022, peneliti datang kembali ke lokasi
penelitian dalam rangka bersilaturrahmi dengan anggota kelompok
sadar wisata sekaligus untuk mendapatkan data tambahan untuk
peneliti. Pada pukul 15.30 WIB peneliti tiba di lokasi. Terlihat para

130
anggota kelompok sadar wisata sedang berkumpul di depan
sekretariat bersama dengan para Pembina. Lalu peneliti diajak
bergabung denga mereka untuk berbincang sambil duduk-dudk
menikmati pemandangan kawasan wisata. Para pengunjung
berdatangan untukk berwisata di akhir pekan tersebut. Peneliti
berbincang dengan bang Em selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata
Desa Nyelanding dan juga bapak Erwin selaku Pembina dari
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding. Bapak Erwin
menjelaskan bagaimana tahapan-tahapan para anggota kelompok
sadar wisata dalam menjalankan pelatihan dan pembinaan. Dari
penjelasan tersebut peneliti mendapatkan informasi bahwa dalam
pelatihannya anggota kelompok sadar wisata melalui 4 tahapan
yaitu pemberian materi, praktek lapangan, diklat Dinas Pariwisata
Bangka Selatan, dan berkunjung ke kawasan wisata lain. Tahapan
ini bermaksud agar para anggota mendapatkan ilmu pengetahuan
bagaimana mengelola kawasan wisata dengan baik. Bapak Erwin
dan Bang Em juga menceritakan bagaimana awal mula
pembentukan kelompok sadar wisata, jatuh bangun dalam
perintisannnya sampai akhirnya dapat menjalankan program yang
bermanfaat bagi sekitar. Peneliti merasa kagum dengan semangat
dan tekad yang dimiliki oleh para anggota dan juga Pembina yang
merangkul penuh anggotanya agar menjadi pribadi yang
bermanfaat bagi banyak orang. Setelah dirasa cukup, lalu peneliti
pamit untuk pulang dan para anggota menawarkan untuk datang
kapan saja apabila ada keperluan untuk tugas yang sedang peneliti
kerjakan. Peneliti sangat berterima kasih kepada para anggota

131
kelompok sadar wisata dan dengan senang hati menerima
penawaran tersebut.

CATATAN OBSERVASI
Observer: Muhammad Fikri Almujahid
Observasi ke-: 3 (tiga)
Tempat: Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten
Bangka Selatan
Metode Observasi: Observasi Terbuka
Judul Penelitian: Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok
Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan.
Pada tanggal 20 oktober 2022, peneliti kembali ke lapangan
penelitian untuk meminta data dalam penyelesaian tugas yang
peneliti kerjakan. Pada saat peneliti sampai ke lokasi pukul 09.20
WIB, peneliti melihat para pengurus dari kelompok sadar wisata
sedang rapat dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda.
Dalam rapat tersebut juga membahas tentang event yang akan
diadakan pada bulan November 2022 yaitu event yang mengusung
sport tourisme yang memang rutin diadakan setiap menjelang
akhir tahun. Namun saat pandemi, kegiatan ini dihentikan
sementara dengan alasan agar menjalankan protokol kesehatan
yang diberlakukan oleh pemerintah. Setelah selesai rapat, peneliti
bertemu dengan ketua kelompok sadar wisata dan berbincang
mengenai para pelaku usaha yang ada di sekitar kawasan. Peneliti
pun diajak berkeliling ditemani oleh Bang Em untuk
mewawancarai sejumlah pelaku usaha yang ada di sekitar kawasan

132
wisata. Peneliti melakukan wawancara terhadap Ibu Ida yang
menjalankan usaha kuliner. Lalu setelah dirasa cukup, peneliti
kembali ke tempat duduk yang disediakan oleh kelompok sadar
wisata di halaman sekretariat. Peneliti pun mengobrol dengan
sejumlah anggota dan mereka bertanya bagaimana seputar dunia
perkuliahan. Lalu setelah asyik berbincang dan peneliti merasa
cukup mendapatkan data yang dibutuhkan. Peneliti pamit kepada
anggota dan peneliti pun pulang.

TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok Sadar
Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka
Selatan”

Informan/narasumber : Bang Em / Ketua Kelompok


Sadar Wisata (POKDARWIS)
Desa Nyelanding
Tujuan : Untuk Mengetahui Sejarah,
Tujuan, dan Peran Lembaga
Kelompok Sadar Wisata Dalam

133
Pemberdayaan Pemuda Di Desa
Nyelanding.
1. Nama : Kak Em
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 24 Tahun
4. Apa yang menjadi gagasan awal pembentukan lembaga
kelompok sadar wisata Desa Nyelanding?
Jawaban: gagasan awal pembentukan kelompok sadar wisata desa
nyelanding adalah kesadaran generasi muda akan potensi yang ada
di daerah mereka sendiri kak yaitu adalah kawasan wisata
pemandian air panas desa nyelanding. Kawasan wisata ini mereka
anggap sebagai potensi yang mana apabila dikembangkan dan
dikelola dengan baik maka akan banyak dampak yang dirasakan
oleh masyarakat desa nyelanding. Saya mau cerita tentang
kawasan wisata ini yang dulunya tidak terawatt sama sekali kak.
Sehingga masyarakat luar tidak mengetahui bahwa ada kawasan
wisata di desa nyelanding. Sementara daerah lain sedang giat
giatnya mengembangkan kawasan wisata di daerah masing
masing, maka sekelompok pemuda yang sadar akan potensi wisata
di desa pada tahun 2015 membentuk organisasi kelompok sadar
wisata yang mana fungsinya untuk merintis pengelolaan dan
pengembangan kawasan wisata pemandian air panas alami desa
nyelanding. Berjalan satu tahun, kawasan wisata yang tadinya
kurang terawat akhirnya menjadi kawasan wisata yang mulai
dikenal oleh masyarakat luar. Orang orang mulai tertarik berwisata
ke daerah ini. Akhirnya kawasan wisata pemandian air panas alami
menjadi ikon baru desa nyelanding. Banyak terbuka lapangan

134
pekerjaan baru bagi UMKM lokal dan penghasilan dari
pengunjung menjadi pemasukan bagi pendapatan asli desa
(PADES) yang dikelola oleh badan usaha milik desa (BUMDES).
5. Mayoritas anggota yang tergabung dalam lembaga kelompok
sadar wisata ini pemuda dari kalangan apa saja bang, bisa
dijelaskan?
Jawaban : pemuda yang tergabung dalam anggota kelompok sadar
wisata desa nyelanding adalah mereka yang rata rata kurang
mampu untuk melanjutkan pendidikan. Ada yang putus sekolah
karena faktor ekonomi. Dan juga tidak melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi atau tamatan sekolah menengah atas.
Saya awalnya mau mengajak mereka sebab saya melihat potensi
pemuda yang mereka punya namun terhalang oleh faktor faktor
yang mereka hadapi. Sehingga saya ajak mereka untuk
menuangkan potensi yang mereka punya untuk bergabung dalam
kelompok sadar wisata untuk mengelola dan mengembangkan
kawasan wisata yang ada didaerah mereka sendiri. Bakat dan
keterampilan yang mereka punya serta ide yang mereka gagaskan
itu yang menghasilkan kawasan wisata yang dikenal oleh
masyarakat luar menjadi semakin baik dan semakin diminati oleh
wisatawan lokal maupun luar.
6. Bagaimana pendekatan Abang kepada pemuda Desa yang mau
diajak untuk bergabung ke organisasi ini?
Jawaban: awalnya saya data dulu siapa saja orang orang yang bakal
saya ajak untuk bergabung kak. Saya mengajak mereka yang mau
berkontribusi dan tidak hanya mau mengambil nama, tapi tidak
mau berkontribusi sehingga nantinya lari dari tanggung jawab.

135
Saya mulai seleksi bersama dengan teman teman lain yang ada di
organisasi dan mulai mengajak mereka mengobrol di sekitar
kawasan wisata. dari situ satu persatu mulai kami ajak untuk ikut
kegiatan kelompok sadar wisata salah satu kegiatan tersebut adalah
dengan mengunjungi kawasan wisata yang ada di daerah Bangka
selatan untuk berwisata dan bertemu langsung dengan pengurus
kawasan wisata atau kelompo sadar wisata yang ada di daerah
tersebut. Dan kebanyakan dar mereka yang kami ajak mulai
tertarik dengan kegiatan yang ada di kelompok sadar wisata. Dan
akhirnya kami ajak mereka untuk mendaftar sebagai anggota dan
ikut pelatihan dan pembinaan yang diselenggarakan oleh badan
usaha milik desa (BUMDES) Nyelanding. Itu awal saya mengajak
generasi muda yang ada di desa kak, kalo sekarang kita setiap open
recruitment akan disebarkan di platform platform oleh seksi
informasi dan promosi kawasan wisata serta bekerja sama dengan
karang taruna dan LSM yang ada di desa.
7. Apa saja upaya Kelompok Sadar Wisata dalam mengelola
lembaga komunitas ini, bisa dijelaskan?
Jawaban: upaya yang dilakukan oleh kelompok sadar wisata
adalah menjalankan program yang ada di lembaga kak. Seperti
yang pertama mengelola, anggota wajib mengelola semua yang
ada di kawasan wisata air panas. Seperti kolam pemandian, kolam
terapi, sumur mata air untuk air mineral, dan fasilitas pendukung
kawasan wisata seperti pondok wisata, area sport tourisme wahana
motorcross dan lainnya. Lalu mengembangkan, pengembangan
disini bisa dalam bentuk promosi juga kak, yaitu dengan
menggunakan platform digital yang semakin canggih dan

136
didukung oleh bakat dan keterampilan para anggota yang
mengemas promosi kawasan wisata menjadi lebih menarik
sehingga bisa membuat masyarakat luar untuk tertarik berwisata
ke kawasan wisata air panas. Dan juga merawat, yaitu merawat
flora yang ada di sekitar kawasan wisata. Sebab kawasan wisata ini
mengangkat tema alami jadi tidak merusak kealamian ekosistem
yang ada di kawasan wisata. Maka dari itu kak, sekarang kami giat
melakukan penghijauan di sekitar kawaan wisata juga sehingga
kawasan wisata ini semakin hijau dan semakin enak dipandang
mata oleh para pengunjung yang mau healing kalo Bahasa gaul
sekarang.
8. Apa faktor pendukung dan penghambat serta bisa diceritakan
bagaimana perkembangan kelompok sadar wisata ini sejak 2015?
Jawaban: generasi muda desa nyelanding sangat antusias dengan
lembaga kelompok sadar wisata desa nyelanding. Tidak sedikit
juga dari mereka yang mau untuk bergabung menjadi anggota dan
pengurus. Namun dalam perkembangannya, kelompok sadar
wisata ini tidaklah mudah kak. Semua penolakan banyak yang
kami hadapi mulai dari mengajak pemuda untuk bergabung sampai
penolakan untuk dukungan oleh masyarakat dan pemerintah
daerah. Namun kami tidak berhenti sampai disitu. Kami terus ingin
buktikan bahwa niat kami baik ingin memajukan kawasan wisata
di daerah kami sendiri yang mana jika dikelola dengan baik maka
akan banyak dampak yang dirasakan oleh masyarakat lokal.
Seiring perkembangannya, kinerja kelompok sadar wisata mulai
dilirik oleh pemuda lain dan hasil pengelolaan pertama yang
Nampak adalah berhasil mengubah kolam pemandian yang tadinya

137
kotor tak terurus menjadi terawatt dengan baik dan menjadi berita
baik yang tersebar di kalangan masyarakat desa. Sehingga menarik
pemerintah daerah juga untuk mendukung pengelolaan kawasan
wisata ini. Dan Alhamdulillah dari tahun ke tahun kinerja
kelompok sadar semakin meningkat, hasil kinerja pun meningkat
dengan bukti bahwa jumlah wisatawan semakin meningkat,
fasilitas pendukung makin dibenahi, banyak wahana sekitar
kawasan wisata yang dibangun sehingga kawasan wisata semakn
menarik, dan juga banyak event atau acara yang di selenggarakan
oleh daerah, provinsi, dan jyga nasional yang diselenggarakan di
kawasan wisata desa nyelanding. Ini menjadi pencapaian terbesar
buat kami di kelompok sadar wisata kak. Namun yang menjadi pr
untuk kami adalah yang pertama yaitu untuk terus membimbing
anggota supaya terus berkembang di organisasi serta tidak lepas
dari tanggung jawab mereka. Dan juga terus mengajarkan
masyarakat untuk merawat dan menjaga kawasan wisata desa.
Sebab kami tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya dukungan juga
dari masyarakat, kami tidak ada apa apanya jika tanpa bantuan
masyarakat. Jadi kami berharap masyarakat dan kelompok sadar
wisata dan juga seluruh lapiasan masyarakat mulai dari pemdes
juga ikut berkontribusi dalam mejaga dan melestarikan kawasan
wisata daerah kita.
9. Jika dilihat dari segi pemberdayaan, apakah lembaga kelompok
sadar wisata sudah berhasil atau belum? Bagaimana penjelasan
abang?
Jawaban: saya melihat dan mengikuti perkembangan kelompok
sadar wisata ini sangat besar pengaruhnya terhadap remaja dan

138
pemuda terutama ya kak. Apalagi pemuda yang tergabung adalah
mereka yang putus sekolah atau yang mau melanjutkan pendidikan
ke jenjang selanjutnya namun terhalang oleh beberapa faktor. Di
lembaga mereka diberi penyadaran bahwa mereka masih bisa
belajar dan mengembangkan bakat dan keterampilan mereka
dengan menyalurkannya langsung ke lapangan dengan mengelola
dan mengembangkan kawasan wisata di daerah dan juga ikut terjun
langsung dalam kepengurusannya. Dan mereka di bina serta dilatih
oleh tenaga pengajar dan Pembina yang langsung dari dinas
pariwisata kabupaten Bangka selatan untuk melatih dan membina
serta membimbing mereka untuk menyalurkan bakat masing
masing dan saling berbagi untuk belajar bersama. Tak sampai
disitu kak, ada banyak pemuda yang tadinya ikut dalam pembinaan
dan pelatihan di kelompok sadar wisata yang sudah punya usaha
sendiri di sekitar kawasan wisata. Seperti membuka kedai dan juga
toko oleh oleh khas daerah Bangka selatan. Jadi saya melihat ada
kegiatan pemberdayaan yang saya kira sudah berhasil dilakukan
oleh lembaga dan harapannya adalah semakin banyak pemuda
yang ikut bergabung dan kita akan berproses bersama.
10. Seberapa besar pengaruh lembaga ini terhadap pemuda di Desa
Nyelanding dan masyarakat?
Jawaban: kalo di Tanya seberapa besar pengaruhnya terhadap
pemuda ya itu tadi jawabannya kak. Jadi kelompok sadar wisata
bisa menjadi wadah untuk mereka menuangkan bakat dan
keterampilan, wadah mereka untuk belajar, dan juga menambah
relasi. Kalo untuk masyarakat yaitu pengaruhnya kawasan wisata
di desa dapat terkelola dengan baik. Sehingga banyak dampak

139
yang bisa dirasakan oleh masyarakat. Contoh banyak terbuka lapak
bagi para pengusaha dan juga untuk pedagang di sekitar kawasan
wisata. Keuntungan yang didapat pun lebih besar dari sebelumnya
apalagi jika banyak pengunjung yang datang di hari libur atau ada
event dan acara di kawasan wisata. Dan kawasan wisata yang
terkelola dengan baik juga menjadi ikon baru untuk desa
nyelanding. Orang bisa mengenal desa nyelanding dari kawasan
wisata air panas ini kak. Dan yang terakhir balik lagi ke pemuda
yang tadinya sudah putus asa tidak bisa melanjutkan cita cita tapi
dengan adanya wadah mereka untuk bernaung akhirnya mereka
bisa melanjutkannya. Kita tahu sendiri usia remaja dimana sedang
mencari jati dir dan apabila tidak digunakan dengan hal yang baik
maka akan banyak hal yang tidak sesuai dengan norma dilakukan
oleh mereka. Dengan adanya wadah ini mereka bisa dibimbing lah
supaya menjadi orang yang berguna dimasa depan.
11. Menurut abang, seberapa besar potensi kelompok sadar wisata
Desa Nyelanding kedepannya?
Jawaban: kelompok sadar wisata desa nyelanding menjadi salah
satu kelompok sadar wisata yang dinilai aktif dalam programnya
oleh dinas pariwisata kabupaten Bangka selatan tahun 2022. Dan
juga kawasan wisata pemandian air panas menjadi satu dari 7
destinasi wisata yang masuk dalam daftar destinasi wisata yang
wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Ini menjadi buah manis
usaha kelompok sadar wisata selama ini kak. Kami turut bangga
dengan pencapaian tersebut dan juga ini tidak berarti tanpa adanya
dukungan pemerintah setempat dan juga seluruh lapisan

140
masyarakat yang terus mendukung kami dalam mengembangkan
kawasan wisata daerah.

TRANSKIP WAWANCARA
“ Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok Sadar
Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka
Selatan”

Informan/narasumber : Ketua Badan Usaha Milik Desa


(BUMDES) Desa Nyelanding
Sekaligus Pembina Kelompok
Sadar Wisata
Tujuan : Untuk Mengetahui proses
pembinaan serta pelatihan dan
hasil dari binaan dan pelatihan
kelompok sadar wisata bagi
pemuda dan masyarakat

1. Nama : Deftriyadi
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 36 Tahun
4. Bagaimana cara bapak memberikan pembinaan, pelatihan, dan
pendampingan terhadap anggota?
Jawaban: ya saya memberikan materi yang dasar dasar saja
seperti apa saja yang harus dikelola dalam kawasan wisata.
Saya lebih banyak kegiatan yang langsung terjun ke lapangan

141
si bang. Soalnya kalo materi terus tanpa ada praktek akan
susah nantinya. Jadi setelah materi biasanya saya langsung
ajak mereka untuk langsung ke kawasan wisata dan mulai
mempraktekkannya.
5. Apakah anggota yang mengikuti pelatihan berhasil dengan
baik menerima materi yang disampaikan?
Jawaban: sejauh ini saya melihat para peserta berhasil
menerima materi dengan baik ya bang. Saya melihat mereka
mulai mempraktekkannya dan saya sering melihat mereka
punya inisiatif sendiri untuk mengeluarkan ide mereka.
Walaupun kadang sering juga saya tegur kalau kalau sudah
keluar dari jalur, namun saya kagum dengan ide ide cemerlang
mereka dalam mengembangkan kawasan wisata.
6. Bagaimana tingkat pencapaian anggota pembinaan bisa
dikatakan berhasil dalam pelatihan pemuda dalam
pengelolaan kawasan wisata?
Jawaban: ya seperti saya katakana tadi bang, mereka bisa
langsung mempraktekkan dilapangan apa saja yang sudah
mereka dapatkan di dalam materi tersebut. Dan tak jarang juga
mereka punya inisiatif sendiri dengan memunculkan ide ide
baru dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata.
7. Apa kendala terbesar dalam proses pemberdayaan pemuda
melalui kelompok sadar wisata?
Jawaban: kendala terbesar sejauh ini adalah mungkin masih
ada anggota yang kadang malas untuk ikut kegitan sehingga
ada beberapa yang kurang disiplin dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan dan pembinaan. Kalo ada yang begitu

142
biasanya saya dan teman teman bumdes akan memanggil dan
menegur anggota tersebut.
8. Bagaimana bapak menyusun kegiatan di lembaga kelompok
sadar wisata, bisa di jelaskan serta dipaparkan apa saja
kegiatannya pak?
Jawaban: dalam kegiatan kelompok sadar wisata penyusunan
kegiatannya ada harian, bulanan dan tahunan. Dalam kegiatan
harian yaitu ada yang namanya pelatihan, pengembangan,
serta pengelolaan skill dan keterampilan anggota yang
langsung dipraktekkan di lapangan. Ini biasanya kami sendiri
yang langsung turun dalam pembinaannya. Lalu kalo bulanan
kita ada namanya kunjungan ke kawasan wisata lain dan
bertemu langsung dengan kelompok sadar wisata atau
pengurus kawasan wisata setempat. Ini bertujuan untuk
silaturrahmi dengan kelompok sadar wisata lain dan juga
sekalian studi banding apa saja inovasi baru yang ada di
kawasan wisata tersebut. Dan di kegiatan bulanan ini biaanya
mereka juga ada diklat yang diselenggarakan oleh dinas
pariwisata kabupaten Bangka selatan. Disini mereka dibina
untuk mengembangkan kawasan wisata dan juga belajar asas
asas kelompok sadar wisata. Dan untuk tahunan biasanya
kelompok sadar wisata menyelenggarakan acar perlombaan
yang di ikuti oleh warga desa atau tak jarang juga se
kecamatan.

9. Apa yang mendorong bapak untuk membentuk lembaga


kelompok sadar wisata ini?

143
Jawaban: saya melihat kegigihan generasi muda yang pertama
kali menggagas kelompok sadar wisata ini bang. Saya
menyaksikan bagaimana mereka berusaha merintis kawasan
wisata daerah yang tadinya tidak terawat menjadi sebagus
sekarang. Saya juga merasakan dampak yang dihasilkan
dengan terkelolanya kawasan wisata ini. Maka dari situlah
saya mendukung penuh semua usaha yang dilakukan oleh
kelompok sadar wisata dalam memajukan kawasan wisata di
daerah.
10. Apakah menurut bapak pemerintah daerah sudah optimal
dalam mendukung lembaga kelompok sadar wisata di Desa
Nyelanding?
Jawaban: saya rasa sudah cukup optimal ya. Pemerintah
daerah mulai dari pemdes sampai pemkab turut andil dalam
mendukung lembaga kelompok sadar wisata desa nyelanding.
Mereka juga ikut turun dalam pengembangan kawasan wisata
dan apabila kami membutuhkan apa saja yang menyangkut
pengembangan kawasan wisata dan di lembaga beliau beliau
bisa dihubungi kapan saja.
11. Apa saja bentuk dukungan yang dilakukan pemerintah daerah
dalam upaya mendukung lembaga ini pak, bisa dijelaskan?
Jawaban: dengan mendukung fasilitas yang ada di sekitar
kawasan wisata. Dan juga memenuhi fasilitas yang
dibutuhkan oleh para anggota dalam kegiatan pelatihan serta
pembinaan yang mereka programkan. Dan jjuga mendukung
event atau acara yang diselenggarakan oleh kelompok sadar
wisata desa nyelanding.

144
12. Dari awal lembaga ini dibentuk, secara keseluruhan ada
berapa banyak anggota pemuda yang sudah dibina dan
dibimbing?
Jawaban: total yang sudah dibina dan bombing dalam
kelompok sadar wisata desa nyelanding ada sekitar 120 orang
bang. Dan sebagian dari mereka Alhamdulillah sudah banyak
yang sukses usaha sendiri. Ada yang usaha di bidang souvenir,
oleh oleh, caffe, dan juga menjadi badan pemerntah desa.
13. Menurut pandangan bapak, apa saja dampak baik yang telah
dirasakan dari kebermanfaatan melaui pembinaan pemuda?
Jawaban: banyak dampak yang dirasakan dengan pembinaan
pemuda melaui kegiatan kelompok sadar wisata. Yaitu para
generasi muda bisa mengisi waktu luang mereka dengan
kegiatan yang berguna. Tidak digunakan untuk hal hal yang
sia sia. Dn bisa menjadi wadah bagi mereka untuk
menyalurkan bakat serta keterampilan. Dan juga dengan
tangan generasi muda, pengembangan kawasan wisata daerah
sangat diperlukan. Pemuda yang memiliki ide ide yang sangat
cemerlang sehingga memunculkan inovasi baru dalam bidang
kawasan wisata.
14. Apa potensi terbesar lembaga kelompok sadar wisata Desa
Nyelanding ini?
Jawaban: Alhamdulillah kelompok sadar wisata desa
nyelanding sudah lebih maju lagi sekarang. Apa yang mereka
kerjakan berbuah manis dengan terkelolanya dengan baik
kawasan wisata daerah. Sehingga mendapat apresiasi penuh

145
dari seluruh lapisan masyarakat desa dan juga medapat pujian
dari pemerintah setempat.
15. Apa harapan bapak terhadap pemuda Desa Nyelanding?
Jawaban: harapan saya yaitu para generasi muda mau untuk
ikut andil dalam mengelola dan mengembangkan kawasan
wisata di desa kita. Jangan sia sia kan masa muda dengan hal
yang tidak sesuai dengan norma agama dan negara kita.
Banyak manfaat yang didapatkan jika kita berkumpul dengan
orang orang yang hebat. Dengan kita membangun relasi yang
luas, maka akan bermanfaat d kemudian hari. Banyak kenalan
orang hebat yang akan kita dapatkan dan tidak menutup
kemungkinan kita juga bisa seperti mereka mereka.
TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok Sadar
Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka
Selatan”

Informan/narasumber : Kak Ari Sandi/ pemuda yang


menjadi anggota
Tujuan : Untuk mengetahui alasan
keikutsertaan dalam anggota kelompok
Sadar wisata

1. Nama : Ari Sandi


2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Usia : 24 Tahun

146
4. Sejak kapan bergabung dalam lembaga kelompok sadar wisata
di Desa Nyelanding?
Jawaban: saya mulai bergabung ke lembaga kelompok sadar
wisata desa nyelanding di tahun 2017.
5. Apa yang membuat kakak tertarik untuk bergabung di
lembaga ini, bisa dijelaskan kak?
Jawaban:awalnya saya diajak oleh salah satu teman yang lebih
dulu bergabung ke dalam kelompok sadar wisata. Kemudian
saya diajak juga untuk bergabung, namun saya belum begitu
tertarik untuk bergabung sebab saya tidak tahu apa saja
kegiatannya. Kemudian saya diajak untuk ikut satu kegiatan
yaitu penanaman bunga di sekitar kawasan wisata. Karena
saya suka kegiatan seperti itu saya ikut. Lalu saya mulai
banyak ikut kegiatan di kelompok sadar wisata dan akhirnya
saya pun ikut bergabung dalam keanggotaan kelompok sadar
wisata desa nyelanding.
6. Apa saja tahapan pelatihan yang dilakukan oleh kelompok
sadar wisata untuk anggota nya?
Jawaban: Setelah kita bergabung dalam lembaga kelompok
sadar wisata nantinya kita akan dibina dan dilatih terlebih
dahulu oleh para Pembina yang ada di kelompok sadar wisata.
Para anggota dilatih sesuai dengan bidang yang sudah dipilih
ketika pendaftaran. Pelatihan pertama yaitu dilaksanakan
secara keseluruhan tentang apa itu kelompok sadar wisata,
tujuan dibentuknya kelompok sadar wisata, apa saja tugas
poko dan fungsinya, bagaimana kelompok sadar wisata itu

147
berjalan, dan apa saja manfaat bergabung dalam kelompok
sadar wisata. Lalu pelatihan tentang bidang atau seksi masing-
masing yang sudah dipilih dan diterima oleh anggota. Mulai
dari keamanan, keindahan, daya tarik wisata, humas, dan
pengembangan usaha. Dan terakhir yaitu dilatih bagaimana
cara mengelola dan mengembangkan kawasan wisata dengan
baik.
7. Apa saja yang di dapat setelah bergabung ke dalam anggota
kelompok sadar wisata?
Jawaban: banyak sekali ilmu yang saya dapatkan setelah
bergabung dalam kelompok sadar wisata. Mulai dari ilmu
pengelolaan, manajemen, dan dan lain sebagainya. Tidak
hanya itu saya juga mendapatkan kenalan baru yang mana
orang orang ini adalah orang orang hebat . saya bisa
membangun relasi dengan banyak orang sehingga nantinya
saya berharap akan berguna di masa depan.
8. Bagaimana pendapat kakak tentang bonus yang di dapat setiap
bulan dan bonus-bonus event?
Jawaban: bonus yang didapatkan setiap bulan yaitu 200.000
rutin setiap bulan. Dan event atau acara biasanya lebih besar
lagi tapi tidak tentu. Tergantung seberapa besar acara dan juga
seberapa sukses acara tersebut di gelar. Ya saya rasa cukup sih
bang.
9. Apakah dengan pelatihan yang sudah kakak laksanakan,
kakak mau menerapkan ilmu yang didapatkan misal membuka
stand pameran cinderamata khas daerah sendiri?

148
Jawaban: ya itu menjadi harapan saya dan juga sekarang
sedang mengumpulkan modal untuk membuka usaha tersebut.
Dengan ilmu yang saya dapatkan di kelompok sadar wisata
saya ingin membangun usaha sentra cinderamata khas daerah
dan nantinya bisa dikenal juga oleh masyarakat luar.
10. Pernahkah kakak mengajak teman yang lain untuk ikut serta
dalam anggota kelompok sadar wisata?
Jawaban: pernah dan alhamdulillah sudah ada 3 orang yang
mau ikut dan bergabung dalam anggota kelompok sadar
wisata.
11. Bisa diceritakan kakak apa saja kesulitan atau kendala dalam
mengurus serta mengelola kawasan wisata yang ada di Desa
Nyelanding?
Jawaban: kendala yang kami rasakan dalam mengurus dan
mengelola kawasan wisata adalah ada beberapa anggota yang
kurang disiplin. Namun Alhamdulillah sekarang sedikit
berkrang dengan adanya peringatan dan juga pendampingan
langsung oleh pihak bumdes yang turun langsung memantau
kegiatan. Kendala lain seperti masih banyak pengunjung dan
masyarakat sekitar yang masih kurang keadarannya akan
kelestarian wisata alam di didaerahnya sendiri. Banyak yang
masih membuang sampah bukan pada tempatnya, memakai
fasilitas kawasan wisata sembarangan, bahkan mengambil
fasilitas kawasan wisata yang bukan haknya. Ini menjadi pr
buat keamanan kami ke depannya dan juga mengedukasi
masyarakat akan penting nya menjaga dan merawat keasrian
alam sekitar.

149
12. Apa motivasi sampai saat ini masih bisa bertahan dalam
anggota kelompok sadar wisata?
Jawaban: salah satunya adalah tidak ada batas ruang dan
waktu dalam belajar. Di kelompok sadar wisata kita diajarkan
untuk belajar dimana saja dan kapan saja. Tidak ada faktor
penghalang yang tidak bisa dilaui jika kita mau berusaha. Itu
yang ditanamkan oleh kelompok sadar wisata. Dan apapun
ilmunya langsung diterapkan di sekitar kita supaya ilmu
tersebut bermanfaat. Itu yang menjadi motivasi saya dan juga
dengan setiap hari bertemu dengan orang yang hebat, saya
berharap di kemudian hari bisa juga menjadi mereka.
TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok Sadar
Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di Desa
Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka
Selatan”

Informan/narasumber: Kak Topan/ Seksi daya tarik wisata


dan kenangan
Tujuan : Untuk mengetahui bentuk
pengelolaan dalam pengembangan
Kawasan wisata di Desa Nyelanding

1. Nama : Topandi
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Usia : 21 Tahun

150
4. Apa nama kawasan wisata yang ada di Desa Nyelanding ini
kak?
Jawaban: kawasan wisata yang ada di desa nyelanding
adalah kawasan wisata pemandian air panas alami desa
nyelanding
5. Apa saja bentuk usaha dalam pengelolaan kawasan wisata
yang dilakukan oleh anggota kelompok sadar wisata?
Jawaban: yang pertama yaitu kami mengelola di kawasan
wisata yaitu kolam pemandian yang terbagi menjadi 3
bagian. Yang pertama kolam dewasa, kolam anak anak, dan
kolan terapi. Lalu ada sumur mata air yang mana
dikhususkan untuk sumber air minum bagi masyarakat desa
dan juga luar. Lalu bagian pintu masuk ada karcis di bagian
pintu masuk serta parker. Dan untuk bagian promos wisata
kami melakukan promosi digital dengan memanfaatkan
platform digital seperti media sosial dengan mengupload
foto foto pengunjung. Dan juga banyak lomba yang kami
hadirkan di media sosial seperti upload foto terbaik di
kawasan wisata dengan menandai akun media sosial kami.
6. Apa saja yang dikelola oleh anggota kelompok sadar wisata
dalam mengembangkan kawasan wisata ini?
Jawaban: kalo yang dikelola oleh anggota kelompok sadar
wisata dalam pengembangan kawasan wisata pemandian air
panas alami desa nyelanding pastinya adalah semua yang ada
di kawasan wisata kak. Seperti kolam pemandian, sumur air
minum, wahana-wahana, serta fasilitas pendukung kawasan
wisata. Ini bertujuan agar pelayanan di kawasan wisata

151
semakin baik sehingga menambah para pengunjung untuk
puas dalam berwisata di daerah kami.
7. Bagaimana sistem pengelolaan yang anggota kelompok
sadar wisata lakukan terhadap pengunjung?
Jawaban: kami sebagai pengurus kawasan wisata
bertanggung jawab dalam kenyamanan dan keamanan
pengunjung saat berwisata. Setiap pengunjung yang datang
kesini kami jamin penuh baik keamanan, kenyamanan, serta
kepuasan mereka dalam melakukan kegiatan berwisata. Ini
bertujuan agar supaya mereka tidak meninggalkan kesan
buruk terhadap pengelolaan yang kami lakukan.
8. Apa saja kendala yang dirasakan para pengurus dan anggota
kelompok sadar wisata dalam mengelola dan
mengembangkan kawasan wisata air panas Desa
Nyelanding?
Jawaban: kendala yang kami rasakan yaitu kadang masih ada
pengunjung dan masyarakat yang kurang sadar akan
pentingnya menjaga lingkungan. Terutama masyarakat desa
yang kadang secara sengaja atau tidak sengaja merusak dan
mengganggu fasilitas penunjang keindahan kawasan wisata.
Ini yang jadi kendala kami sih kak, maka dari itu kami selalu
mengedukasi masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga
dan menghormati hak orang lain dan menjaga kelestarian
alam supaya kawasan wisata di daerah kita sendiri semakin
maju.

152
TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok
Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Di
Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas Kabupaten
Bangka Selatan”

Informan/narasumber : Gunawan/Ketua Karang


Taruna Desa Nyelanding
Tujuan : Untuk mengetahui
keterlibatan karang taruna dan Mendukung usaha
pengelolaan dan pengembangan Kawasan wisata yang
dilakukan oleh kelompok sadar wisata

1. Nama : Gunawan
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur : 25 Tahun
4. Sudah berapa lama kelompok karang taruna Desa
Nyelanding terbentuk?
Jawaban: kelompok karang taruna terbentuk pada tahun
2014
5. Bagaimana sejarah awal terbentuknya kelompok karang
taruna Desa Nyelanding?
Jawaban: awal terbentuknya karang taruna desa nyelanding
adalah sekelompok pemuda yang ingin menjaga keadaan
sosial disekitar mereka terutama di desa nyelanding. Para
anggota yang tergabung dalam kelompok karang taruna

153
adalah para generasi muda yang peduli akan atnggung jawab
sosial. Maka di bentuklah kelompok karang taruna dengan
anggota pertama yaitu sekitar 10 orang
6. Apa tujuan membentuk kelompok karang taruna Desa
Nyelanding?
Jawaban: tujuan dibentuknya kelompok karang taruna
adalah mengajak generasi muda yang ada di desa untu
melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan sosial yang ada di
desa nyelanding. Karena kak kita lihat banyak generasi muda
yang tidak mau untuk berkontribusi membangun daerahnya
dengan ikut kegiatan sosial yang ada dsekitar mereka. Maka
kelompok karang taruna mengantisipasi hal tersebut dengan
mengajak para pemuda untuk ikut serta dalam kegiatan
sosial. Tak hanya itu peran karang taruna juga mencegah
terjadinya masalah sosial yang ada di desa nyelanding seperti
tawuran, perkelahian, dan lain sebagainya yang ada di
lingkungan masyarakat desa nyelanding kami juga ikut
bertanggung jawab untuk menanggulanginya.
7. ada berapa banyak anggota yang bergabung dalam kelompok
karang taruna Desa Nyelanding?
Jawaban: untuk sekarang anggota yang tergabung dalam
kelompok karang taruna desa nyelanding ada 37 orang kak.
8. Apakah karang taruna ikut mendukung dan membantu
usaha pengelolaan yang dilakukan oleh kelompok
sadar wisata?
Jawaban: ya, kami dari kelompok karang taruna pun
ikut membantu usaha pengelolaan yang dilakukan oleh

154
kelompok sadar wisata desa nyelanding. Kami pun ikut
bekerja sama dalam pengelolaan tersebut mengingat
tugas pokok dan fungsi kami yaitu ikut melibatkan diri
dalam kegiatan kegiatan sosial yang ada di sekitar.
9. Lalu, apa saja bentuk dukungan dan bantuan yang
dilakukan oleh kelompok karang taruna dalam
mendukung usaha yang dilakukan oleh kelompok sadar
wisata?
Jawaban: bentuk dukungan yang kami lakukan dalam
usaha membantu kelompok sadar wisata dalam
pengelolaan kawasan wisata adalah apabila mereka
biasanya membutuhkan tenaga ekstra dalam suatu
kegiatan biasanya kak. Misal ada suatu event atau acara
besar yang diselenggarakan di sekitara kawasan wisata.
Biasanya kami juga ikut terjun dalam membantu
mereka menyelenggarakan event tersebut demi
keberhasilan suatau event tersebut.
10. Apakah ada kendala yang dirasakan dalam mendukung
usaha kelompok sadar wisata dalam mengelola
kawasan wisata?
Jawaban: oh tentu ada kak kendala atau hambatan yang
kami temukan di dalam kegiatan tersebut.
11. Apa saja kendala yang dirasakan, bisa diceritakan?
Jawaban: kendalanya pasti di kami yang biasanya kurang
paham dengan masalah mengurus kegiatan tersebut kak, apalagi
ini bukan ranah kami juga kan. Tapi pihak kelompok sadar
wisata tidak masalah dengan hal tersebut sebab mereka yang

155
akan megajari kami untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Pokoknya kerja sama antara karang taruna dengan kelompok
sadar wisata bagus lah kalau saya nilai.

TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda Kelompok
Sadar Wisata Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata
Di Desa Nyelanding Kecamatan Airgegas
Kabupaten Bangka Selatan”

Informan/narasumber: Bu Ida/pelaku UMKM lokal sekitar


kawasan wisata
Tujuan :Untuk mengetahui dampak yang
dirasakan oleh masyarakat lokal
dengan terkelolanya kawasan wisata

1. Nama : Ida Wahyuni


2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Umur : 47 Tahun

4. Sudah berapa lama ibu berjualan di daerah kawasan wisata


airpanas?
Jawaban: saya mulai berjualan dikawasan wisata pada tahun
2017 bang.
5. Sebelum membuka usaha ini, usaha apa yang ibu jalankan?
Jawaban: saya dulu berjualan nasi dan jajanan di sekolahan
bang

156
6. Apakah menurut ibu, usaha yang ibu lakukan sekarang dari segi
pendapatan mengalami peningkatan dari sebelumnya?
Jawaban: Alhamdulillah pendapatan saya setelah berjualan di
sekitar kawasan wisata meningkat bang. Apalagi kalau lagi
waktu libur, itu kadang suami juga ikut bantu melayani pembeli
saking ramainya yang beli. Alhamdulillah bang selama saya
berjualan disini banyak juga yang beli.
7. Bagaimana dengan usaha ibu sebelumnya?
Jawaban: kalau sebelumnya saya berjualan di area sekolahan.
Ya paling itu waktu jualan saya sampai siang saja bang. Dan
kalau sekolah libur saya tidak berjualan kan. Ya kalo dihitung
pendapatan ya pasti lebih meningkat yang sekarang ya.
8. Maka dengan pendapatan usaha yang ibu dapat, apakah
mencukupi kebutuhan ibu dan keluarga sehari-hari?
Jawaban: ya Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan sehari hari
saya bersama keluarga. Bisa dibilang lebih dari mencukupi ya
bang, soalnya hasil dagangan saya juga sudah ada yang sisihkan
untuk menabung. Dan juga dengan hasil pendapatan yang saya
dapat juga bisa untuk memperbesar lapak usaha saya bang
9. Apakah ibu merasa terbantu dengan disediakannya lapak usaha
baru oleh kelompok sadar wisata di kawasan wisata?
Jawaban: saya sangat terbantu dengan disediakannya lapak
usaha oleh pihak kelompok sadar wisata di kawasan wisata
pemandian air panas ini. Dari hasil pendapatan dari sebelumnya
jauh lebih menghasilkan disini. Saya juga dulu awalnya coba
coba bang istilahnya berjualan di area wisata ini siapa tahu lebih
ramai kan, apalagi saat itu sedang ada acara bear yang

157
diselenggarakan di kawasan wisata. Ternyata Alhamdulillah
ramai dan akhirnya saya memutuskan untuk membuka lapak
usaha baru saya di sini. Saya sangat berterima kasih juga dengan
pihak kelompok sadar wisata yang telah membantu saya dan
keamanan serta kenyamanan baik pedagang dan pembeli saya
rasa terjaminlah bang, solanya dijaga ketat dan diawasi terus
oleh pihak keamanan yang ada di kelompok sadar wisata.

TRANSKIP WAWANCARA
“Manajemen Pemberdayaan Pemuda
Kelompok Sadar Wisata Dalam Pengelolaan
Kawasan Wisata Di Desa Nyelanding
Kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka
Selatan”

Informan/narasumber : Adit dan Rifani/pengunjung


kawasan wisata airpanas Desa
Nyelanding
Tujuan : Untuk mengetahui kenyamanan
dan keamanan pengunjung dalam
berwisata

1. Nama: Adit dan Rifani


2. Jenis kelamin: Laki-laki
3. Umur: 22 Tahun

158
4. Seberapa sering kakak-kakak ini berwisata ke kawasan wisata
airpanas Desa Nyelanding, apa alasannya?
Jawaban: cukup sering sih kak kalo berwisata ke kawasan wisata
air panas desa nyelanding. Karena kawasan wisata air panas ini
mengusung tema alam yang masih sangat hijau dan asri sehingga
sangat menyegarkan mata. Ini sangat dibutuhkan untuk kita kita
yang ingin menyejukkan mata dan fikiran yang selama sepekan
sibuk dengan kerjaan sehingga otak butuh hiburan. Dan kawasan
wisata air panas desa nyelanding menjadi pilihan yang pas untuk
berwisata.
5. Apakah menurut kakak pelayanan yang dilakukan oleh pengurus
kawasan wisata sudah cukup baik?
Jawaban: selama saya berwisata di kawasan wisata air panas desa
nyelanding saya merasa puas sih dengan pelayanan yang
diberikan oleh para pengurus kawasan wisata. mereka sangat
menjamin kenyamanan dan keamanan para pengunjung wisata.
Fasilitas yang disediakan juga sangat membantu dan mendukung
pengunjung dalam melakukan kegiatan berwisata.
6. Apa perbedaan yang kakak rasakan dari pelayanan kawasan
wisata di tempat lain?
Jawaban: perbedaan yang saya rasakan adalah di pelayanannya
sih kak. Karena saya rasa pelayanan di kawasan wisata air panas
desa nyelanding memuaskan bagi para pengunjung kawasan
wisata. Dari segi pelayanan keamanan serta kenyamanan
pengunjung.
7. Apakah tarif yang dipatok oleh pengurus kawasan wisata cukup
terjangkau bagi pengunjung, bagaimana menurut kakak?

159
Jawaban: untuk patokan tarif masuk saya rasa cukup terjangkau
dan mungkin sangat terjaungkau ya. Yang ditawarkan disini juga
sangat bagus dari mulai kawasan wisatanya, fsilitasnya,
pelayanannya juga.
8. Apa kesan dan saran untuk pengurus kawasan wisata agar supaya
kawasan wisata ini makin baik kedepannya?
Jawaban: untuk para pengurus kawasan wisata tetap
dipertahankan. Semoga semakin baik dan maju lagi kawasan
wisata air panas desa nyelanding.

160
161

Anda mungkin juga menyukai