Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu subsistem pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan
pelayanan perawatan (Muninjaya, 2014). Pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh
yang mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan pelayanan
rumah sakit dan sekaligus juga merupakan tolok ukur bagi keberhasilan
pencapaian tujuan rumah sakit. Perawat sebagai pemberi jasa keperawatan
merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit, dimana tenaga
keperawatan berada dalam 24 jam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien.
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, yang
akan terus berubah seiring dengan masyarakat yang terus-menerus
berkembang dan mengalami perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari
berbagai aspek antara lain keperawatan sebagai bentuk asuhan profesional
kepada masyarakat, keperawatan sebagai IPTEK, serta keperawatan sebagai
kelompok masyarakat ilmuwan dan kelompok masyarakat profesional. Dengan
terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor yang
mempengaruhi keperawatan, maka akan berdampak pada perubahan dalam
pelayanan/asuhan keperawatan, perkembangan IPTEK keperawatan, maupun
perubahan dalam masyarakat keperawatan, baik sebagai masyarakat ilmuwan
maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2015).
Pelayanan keperawatan sesuai Keputusan Menpan Nomor 94 tahun 2001,
pelayanan keperawatan adalah pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio, psiko, sosio, dan spritual yang
komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat,
baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan derajat kesehatan,
pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Untuk itu perawat harus

1
mampu melakukan upaya preventif, promotif, preventif. kuratif, rehabilitatif
penyakit serta pemeliharaan kesehatan.

Sejalan dengan tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas asuhan


pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya peningkatan profesionalisme
tenaga keperawatan yang salah satunya adalah pengembangan pendidikan
tinggi keperawatan melalui Program pendidikan D-3 Keperawatan dan
Pendidikan Sarjana Keperawatan dengan tujuan untuk menghasilkan ilmuan
keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan
profesional, baik sebagai pengelola pelayanan keperawatan maupun pengelola
manajemen keperawatan (Nurhidayah, 2015).
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi (Grant & Massey, 1999 dalam
Nursalam, 2015). Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan
dengan proses keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend
dalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP). Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan,
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut. Berdasarkan MPKP yang
sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart & Woods (1996)
menyimpulkan bahwa MPKP terdiri dari lima komponen, yaitu nilai-nilai
profesional yang merupakan inti dari MPKP, hubungan antar profesional,
metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama
dalam pengambilan keputusan, serta sistem kompensasi dan penghargaan.
Sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan
Tinggi Keperawatan (DIII Keperawatan, PSIK) dan berlakunya Undang-
Undang No.23 tahun 1992, dan PERMENKES No.47/2000; proses registrasi
dan legislasi keperawatan digunakan sebagai bentuk pengakuan adanya

2
kewenangan dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional
(Nursalam, 2008). Pengembangan MPKP merupakan upaya dalam
memberdayakan keperawatan dalam pemberian pelayanan kesehatan, yang
disesuaikan dengan visi dan misi yang dibuat atau diemban oleh masing-
masing Rumah Sakit.

Berdasarkan pengkajian ruangan dan analisis di Ruang Rawat Inap Melati


RS Wijaya Kusuma Lumajang, ditemukan adanya beberapa permasalahan
yang berkaitan dengan manajemen ruangan diantaranya : Supervisi kepala
ruangan dilakukan kepada semua pegawai, tidak dilakukan secara berjenjang,
serta belum dapat dilaksanakan karena belum adanya format yang baku,
Penerapan metode 12 benar pemberian obat kepada pasien belum
dilaksanakan, belum adanya Visi-Misi ruangan, model pemberian asuhan
keperawatan TIM belum optimal, Program pengendalian INOS yang telah ada
belum optimal dilaksanakan, tidak optimalnya pendokumentasian (ASKEP),
ketidakefektifan pelaksanaan pre dan post conference, pelaksanaan
operan/timbang terima yang kurang sistematis dan terorganisasi, tidak adanya
system reward dari ruangan terhadap perawat yang bekerja dengan baik,
ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal karena tidak terjadwal
dan bersifat informal, beberapa SOP tidak ada sehingga tidak ada petunjuk
baku dalam prosedur (menerima pasien, peraturan bagi pasien dan
keluarganya, dll).
Mengingat pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran dan
keberhasilan pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keparawatan
perlu diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin efisiensi,
efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan kepada klien.
Oleh karena itu kami (kelompok 1) mencoba untuk menerapkan dan
meningkatkan Model Praktik Keperawatan Profesional di Ruang Rawat Inap
Melati RS Wijaya Kusuma Lumajang dengan menggunakan Metode Modifikasi
Tim Primer dengan harapan dapat menemukan upaya alternatif pemecahan
masalah sehingga mutu pelayanan dan kepuasan klien bisa dicapai lebih
optimal.

3
b. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan mengatasi masalah manajemen keperawatan
di Ruang Rawat Inap Melati RS Wijaya Kusuma Lumajang.
2. Tujuan Khusus
2.1 Mampu melakukan pengkajian terhadap pelayanan atau asuhan
keperawatan yang dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Melati RS
Wijaya Kusuma Lumajang
2.2 Mampu menganalisis atau mengidentifikasi permasalahan manajemen
keperawatan yang ada di Ruang Rawat Inap Melati RS Wijaya
Kusuma Lumajang
2.3 Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan
yang teridentifikasi
2.4 Mampu membuat rencana pemecahan masalah (Plan of Action) untuk
mengatasi permasalahan yang diprioritaskan
2.5 Mampu melaksanakan kegiatan yang direncanakan pada Plan of
Action
2.6 Mampu mengevaluasi hasil kegiatan yang telah direncanakan
2.7 Melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanakan kegiatan
manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Melati RS Wijaya
Kusuma Lumajang

c. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen
keperawatan dalam tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan
pengetahuan atau teori manajemen melalui penerapan fungsi manajemen
bangsal/ruangan.
2. Bagi Ruangan atau Rumah Sakit
Dapat dijadikan sebagai masukan, atau pengembangan fungsi
manajemen bangsal guna mempertahankan atau bahkan peningkatan

4
kualitas pelayanan keperawatan di ruangan pada khususnya serta kualitas
pelayanan rumah sakit pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai