Anda di halaman 1dari 4

STKIP YASIKA MAJALENGKA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


SK. Dirjend Dikti Nomor 118/D/O/2000
SK BAN PT Nomor. 3040/SK/BAN-PT/Akred/S/XI/2018 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terakreditasi
B Jl. Kasokandel Timur No. 64 Kasokandel Kab.Majalengka Jawa Barat 45453
Tlp. (0233) 8666991 Fax.(0233) 664416 email:stkipyasika@stkipyasika.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2023/2024

Nama : Cecep Komarudin PETUNJUK


NPM : P12022203
Nama Mata Kuliah : Studi Wacana  Tulis identitas akademik serta
jawaban Anda pada lembar jawaban
Semester/Tingkat :V yang telah disediakan!
 Kerjakan soal berikut di bawah ini
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dengan rapi dan sistematik,
pekerjaan yang kotor dan
Dosen : Supriyadin, M.Pd. meragukan dapat dianggap salah!
 Sifat Ujian: TUTUP BUKU !

Jawablah soal di bawah ini dengan jawaban yang baik dan benar!

1. Dalam standar kewacaan terdapat dua kata istilah kohesi dan koherensi. Silakan Anda jelaskan
pengertian dua kata istilah tersebut dan berikan contohnya!
2. Jelaskan pengertian dari kata Intensionalitas, Berketerimaan, dan Keinformatifan yang terjadi
pada standar kewacaan!
3. Dalam konteks wacana terdapat konsep yang berkaitan dengan konteks wacana. Silakan Anda
sebutkan konsep wacana itu. Kemudian jelaskan dari masing-masing konsep yang berkaitan
dengan konteks wacana!
4. Sebutkan komposisi wacana! Kemudian silakan Anda jelaskan dari komposisi wacana tersebut!
5. Apa perbedaan wacana dialog dan monolog. Apakah wacana itu hanya bentuk tulisan dan
bagaiman pendapat Anda terkait wacana media masa!

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PROGRAM STUDI


JAWABAN
1. Kohesi:
Pengertian: Kohesi mengacu pada hubungan antarbagian dalam sebuah teks yang menjadikan
teks tersebut terlihat terorganisir dan terstruktur. Ini melibatkan penggunaan kata-kata, frasa,
atau kalimat yang membuat suatu teks terhubung dan mudah dipahami oleh pembaca. Kohesi
membantu mewujudkan kesatuan dalam suatu teks.
Contoh: "Meskipun hujan deras, tetapi kita tetap pergi ke bioskop."

Koherensi:
Pengertian: Koherensi merujuk pada keseluruhan dan kejelasan makna dalam sebuah teks.
Sebuah teks dianggap koheren jika setiap bagian menyatu dengan baik dan membentuk makna
yang konsisten dan mudah dipahami oleh pembaca. Koherensi mencakup konsep ide utama, alur
pemikiran, dan kelogisan makna.
Contoh:
"Pada tahun pertama kuliah, saya fokus memahami dasar-dasar ilmu komputer. Kemudian, di
tahun kedua, saya mengambil mata kuliah yang lebih spesifik untuk memperdalam pemahaman
saya tentang pengembangan perangkat lunak."

2. Intensionalitas:
Pengertian: Intensionalitas mengacu pada sejauh mana suatu teks mampu menyampaikan
maksud atau tujuan komunikatif pengarang kepada pembaca. Dalam konteks ini, intensionalitas
melibatkan kejelasan dan ketepatan dalam menyampaikan pesan atau tujuan tertentu agar dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca.
Contoh: Sebuah artikel berita yang efektif harus memiliki tingkat intensionalitas yang tinggi, di
mana informasi yang disampaikan dengan jelas dan tujuan komunikatifnya dapat dipahami oleh
pembaca tanpa kebingungan.
 Berketerimaan:
Pengertian: Berketerimaan (acceptability) merujuk pada sejauh mana teks atau ungkapan dalam
bahasa diterima oleh pembaca atau pendengar. Teks yang berketerimaan tinggi akan lebih
mudah diterima oleh audiensnya, sesuai dengan norma-norma budaya, sosial, dan bahasa yang
berlaku.
Contoh: Penggunaan bahasa yang sesuai dengan tingkat formalitas yang tepat dalam surat resmi
akan meningkatkan berketerimaan dokumen tersebut di mata pembaca dan penerima surat.
 Keinformatifan:
Pengertian: Keinformatifan (informativeness) mengacu pada sejauh mana suatu teks
menyampaikan informasi yang bernilai atau bermanfaat bagi pembaca. Teks yang informatif
memberikan wawasan atau pengetahuan baru kepada pembaca dan mampu memenuhi
kebutuhan informasional mereka.
Contoh: Sebuah artikel ilmiah yang menyajikan hasil penelitian baru dan relevan dapat dianggap
memiliki tingkat keinformatifan yang tinggi karena memberikan kontribusi pada pemahaman kita
tentang suatu topik tertentu.

Pentingnya intensionalitas, berketerimaan, dan keinformatifan dalam standar kewacaan


adalah untuk memastikan bahwa teks atau wacana yang dihasilkan dapat mencapai tujuan
komunikatifnya, diterima oleh audiens secara luas, dan memberikan nilai tambah informasional.

3. Konsep yang berkaitan dengan konteks wacana adalah Kohesifitas. Kohesifitas merujuk pada
hubungan yang erat antarunsur-unsur dalam suatu teks atau wacana. Hubungan ini membantu
menghasilkan kesan yang terorganisir dan mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Ada
beberapa aspek konsep kohesifitas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Referensi:
Pengertian: Referensi melibatkan penggunaan kata atau frasa untuk merujuk kepada sesuatu
yang sudah disebutkan sebelumnya dalam teks.
Contoh: "Saya mendengar berita menarik di televisi. Berita itu mengabarkan tentang penemuan
ilmiah terbaru."
 Konjungsi:
Pengertian: Konjungsi digunakan untuk menghubungkan ide atau klausa dalam teks sehingga
membentuk aliran yang lebih terstruktur.
Contoh: "Meskipun hujan deras, tetapi kita tetap pergi ke bioskop."
 Ellipsis:
Pengertian: Ellipsis melibatkan penghilangan unsur kata atau frasa yang sudah jelas dari
konteksnya, karena sudah disebutkan sebelumnya.
Contoh: "Dia menyukai musik klasik; saya, jazz."
 Substitusi:
Pengertian: Substitusi terjadi ketika suatu kata digantikan oleh kata lain atau frase yang memiliki
makna serupa.
Contoh: "Rumah tersebut sangat besar. Yang lainnya juga memiliki ukuran yang serupa."
 Keterkaitan Makna (Cohesive Ties):
Pengertian: Keterkaitan makna melibatkan penggunaan kata atau frasa yang membuat hubungan
makna antarbagian dalam wacana.
Contoh: "Pertama-tama, kita akan membahas aspek keuangan. Selanjutnya, kita akan fokus pada
aspek pemasaran."

4. Komposisi wacana melibatkan elemen-elemen atau bagian-bagian yang membentuk struktur


atau organisasi dari sebuah wacana. Berikut adalah komposisi wacana yang umumnya dijumpai:
 Pendahuluan (Introduction):
Penjelasan: Bagian awal wacana yang bertujuan untuk memperkenalkan pembaca kepada topik
atau masalah yang akan dibahas. Pendahuluan juga biasanya berisi pernyataan tujuan atau
gambaran umum tentang isi wacana.
 Perkenalan atau Latar Belakang (Background):
Penjelasan: Bagian yang memberikan konteks atau informasi latar belakang tentang topik yang
dibahas. Ini membantu pembaca memahami konteks lebih baik sebelum masuk ke inti
pembahasan.
 Pernyataan Tesis (Thesis Statement):
Penjelasan: Pernyataan yang merangkum inti atau pokok pikiran dari wacana. Pernyataan tesis
sering ditempatkan di akhir pendahuluan dan mengindikasikan arah atau tujuan dari wacana
tersebut.
 Pengembangan (Development):
Penjelasan: Bagian ini berisi rincian, argumen, atau dukungan yang mendukung pernyataan tesis.
Pengembangan dapat mencakup subtema, bukti, analisis, dan penjelasan yang mendalam.
 Transisi (Transitions):
Penjelasan: Kata-kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan satu bagian dari wacana
ke bagian berikutnya. Transisi membantu menciptakan aliran yang lancar antara ide-ide dan
memandu pembaca melalui perkembangan wacana.
 Kesimpulan (Conclusion):
Penjelasan: Bagian akhir wacana yang merangkum kembali pokok-pokok pembahasan dan
memberikan kesimpulan atau penilaian terhadap topik. Kesimpulan dapat juga mengajukan
pertanyaan terbuka atau memberikan saran untuk tindakan selanjutnya.

5. Perbedaan antara Wacana Dialog dan Monolog:


 Wacana Dialog:
Definisi: Wacana dialog melibatkan interaksi verbal antara dua atau lebih tokoh atau pembicara.
Dialog dapat ditemukan dalam bentuk percakapan langsung antar-karakter dalam sebuah cerita,
drama, atau naskah. Tujuan utama dari wacana dialog adalah menggambarkan percakapan antar-
individu dan mengungkapkan interaksi sosial.
Contoh: Dalam sebuah drama, dua karakter dapat terlibat dalam percakapan yang menunjukkan
pertukaran gagasan, perasaan, atau informasi.
 Wacana Monolog:
Definisi: Wacana monolog adalah jenis wacana yang melibatkan satu pembicara atau karakter
yang berbicara sendiri tanpa ada interaksi langsung dengan pihak lain. Monolog sering digunakan
untuk menyampaikan pemikiran dalam bentuk pidato atau pertimbangan dalam suatu konteks
tertentu.
Contoh: Monolog dapat ditemukan dalam bentuk pidato karakter dalam sebuah film atau dalam
narasi internal karakter dalam sebuah novel.
Tentang Wacana dan Media Masa:
 Wacana sebagai Bentuk Tulisan:
Pendapat: Wacana tidak hanya terbatas pada bentuk tulisan, tetapi juga mencakup komunikasi
lisan, visual, atau multimodal. Wacana dapat mencakup segala bentuk komunikasi yang
menyampaikan ide, informasi, atau pesan.
 Wacana Media Masa:
Pendapat: Wacana media masa mencakup segala bentuk komunikasi yang dipublikasikan melalui
media massa, seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, dan platform online. Ini mencakup
artikel berita, editorial, iklan, dan konten lainnya yang disajikan kepada publik secara massal.

Wacana dalam konteks media massa memainkan peran penting dalam membentuk opini
publik, menyampaikan informasi, dan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap suatu isu.
Dalam era digital, wacana media masa juga melibatkan respons dan interaksi dari pembaca atau
penonton melalui komentar online, forum, dan media sosial. Oleh karena itu, wacana di media
massa tidak hanya tentang menyajikan informasi tetapi juga tentang interaksi dan partisipasi dari
masyarakat yang membentuk wacana bersama.

Anda mungkin juga menyukai