Anda di halaman 1dari 4

SADARILAH SELAGI TERBANG

Fenomena Alam Semesta begitu memukau lirikan mata setiap orang yang memandangnya..

Terlelap dalam kejapan dan terlena dalam kedipan sanubari..

Sukmamu seolah hanyut dalam gelombang ombak samudera indahnya keniscayaan..

Dalam hayal merenggut segala kegalauan dan kegelisahan, seolah tanpa beban dan derita yang
membelenggu dalam diri..

Pernahkah Kita Menangis Karena KELALAIAN Melakukan Ketaatan Dalam Melaksanakan


Perintah-Nya ..??

Berapa banyak manusia terlalaikan karena mengejar impian dan cita-cita..

Berapa banyak manusia terbelenggu dan terlena dalam harapan palsu yang tak pasti, hanya
karena mengejar hasrat (ambisi) dan pujian sesaat dan menyesatkan.

Noda tinta yang tertumpah bukan lagi tetesan yang mudah untuk dibersihkan akan tetapi
kebusukan yang bau menyengat seolah wangi parfum yang menebarkan pesona tanpa malu dan
harga diri yang terhina.

Atau Pernahkah Kita Menangis Karena Takut Akan Azab-Nya Yang Begitu Dahsyat Menimpa
Kita Tanpa Akan Ada Yang Bisa Menghentikannya..???

Suatu ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Surga Dan Neraka ditampakkan kepadaku,

Maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini.

Seandainya Kamu Mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan Sedikit Tertawa
Dan Banyak Menangis.”

Anas bin Malik –perawi hadits ini mengatakan,

“Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu.

Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan.”

[HR. Muslim, no. 2359]


Tidak sedikit diantara manusia yang merasa nyaman hanya karena lagi ditinggikan derajatnya..

Urusannya dipermudah..

Rezekinya berlimpah ruah..

Harta bendanya serba megah..

Dan kedudukannya bertambah cerah..

Sehingga amal ibadahnya seolah paling sempurna, padahal dilain sisi niatnya bukan untuk
mencari Allah tapi ada goresan noda yang terselip berharap ingin dipuji dan disanjung tentang
siapa kita..??

Setiap amal sholatnya berharap hartanya semakin bertambah dan berlimpah..

Setiap amal sedekahnya berharap pujian seorang yang dia yang paling baik dan paling
dermawan..

Setiap amal tahajudnya berharap sesuatu agar dia dapat kedudukan yang lebih tinggi

Setiap amal umroh dan haji nya berharap gelar dan panggilan bahkan bagaikan sebuah undian
berhadiah yang akan mendapatkan keuntungan besar dan berlipat ganda dari biaya yang sudah
dikeluarkan, seolah hanya dirinya lah yang sudah sempurna menjalankan syari’at Islam karena
telah terbukti dari ijabah do’a yang dipanjatkan.

Padahal rezeki itu tidak ada kaitannya samasekali dengan ketaatan dan kekhusuan kita
menjalankan ibadah..

Rezeki itu merupakan ketetapan ajali yang sudah tertulis di dalam lembaran suci yang dibukukan
(lauh mahfuzh)..

Memang antara kesalehan seseorang dalam menjalankan ibadah dengan rezeki yang diberikan itu
seolah ada kaitannya karena terpaut sangat tipis seperti halnya kulit ari dengan aliran darah kita
lewat saluran urat nadi.

Padahal mengalirnya darah dan terjadinya kulit itu sudah mengikuti takdir dan kehendaknya
Allah yang memiliki fungsi dan tugas masing-masing, walaupun sepertinya seolah-olah itu
adalah hasil dari perbuatan kita.

Artinya tidak berarti karena kita menjadi shaleh dan taat beribadah kemudian rezeki jadi
berlimpah dan berkah, walaupun mungkin saja karena Allah ingin mengujinya dengan harta dan
kedudukan atau karena Maha kasih-Nya dan Maha mensyukuri-Nya Allah kepada hamba-Nya
yang istimewa.
Oleh karena itu setiap amal ibadah yang kita lakukan apapun itu, apakah sholatnya, shaumnya,
sedekahnya, umroh & haji, bahkan berjihad sekalipun jangan pernah terbersit dalam benak
pikiran dan bisikan hati kita untuk berniat untuk ingin mendapatkan keuntungan dunia beserta
segala perhiasan dan pernak perniknya.

Cukuplah luruskan (sucikan) niat itu hanya untuk menjalankan perintah Allah, bukan karena
berharap sesuatu karena duniawi, kecuali para ulama sepaham dan meluruskan apabila niat
ibadah itu kita berharap takut neraka dan berharap ingin masuk surga (khusus untuk kepentingan
akhirat).

Adapun kita memohonkan (berdo’a) untuk meminta dan berharap agar terkabulnya segala
keinginan itu diluar dari apa yang kita niatkan dalam semua amalan ibadah yang kita lakukan.

Bukan karena kita sholat berharap karena ingin dagangan jadi laris, usaha jadi maju, dapat jodoh
yang cantik dan kaya.

Bukan karena kita sedekah berharap agar harta kita bertambah dan berlimpah..

Bukan juga karena kita berjihad supaya dipuji-puji dan sebut-sebut banyak orang sehingga
dikenal menjadi seorang pahlawan..

Bukan juga karena kita ngaji dan belajar ilmu agar supaya disebut ustadz atau ulama..

Bukan juga karena kita pergi umroh dan haji agar kita disebut pa Haji dan kiayi..

Semua itu hanya rekayasa syetan agar niat kita dalam menjalankan ibadah tergelincirkan
kedalam hawa nafsu duniawi.

Sebagai penutup nasihat ini Allah SWT berfirman :

‫) ُأوَلِئَك اَّلِذْي َن َلْي َس َلُهْم ِفي اَآْلِخَر ِة ِإَّال الَّن اُر‬15 ( ‫َم ْن َك اَن ُيِر ْيُد اْلَح َي اَة الُّد ْن َي ا َو ِز ْي َنَت َه ا ُن َو ِّف ِإَلْي ِه ْم َأْع َم اَلُهْم ِفْي َه ا َو ُه ْم ِفْي َه ا َال ُيْب َخ ُسْو َن‬
)16( ‫َو َح ِبَط َم ا َص َن ُعْو ا ِفْي َه ا َو َباِط ٌل َم ا َك اُن ْو ا َي ْع َم ُلْو َن‬

“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan)
penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan
dirugikan.

Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di
sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka
kerjakan.”

(QS. Hûd 11 : 15-16)


Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat diatas menjelaskan bahwa jangan sampai seseorang beribadah
karena berharap ingin mendapatkan imbalan dunia. Karena ibadahnya akan jadi tidak berguna
dan sia-sia ketika dihadapan Allah nanti seluruh amalannya akan dihapuskan.

‫ َو َم ْن َأَر اَد اَآْلِخَر َة َو َس َع ى َلَه ا‬.‫َم ْن َك اَن ُيِر يُد اْلَع اِج َلَة َع َّج ْلَن ا َلُه ِفيَه ا َم ا َنَش اُء ِلَم ْن ُن ِر يُد ُث َّم َج َع ْلَن ا َلُه َج َه َّن َم َي ْص اَل َه ا َم ْذ ُموًما َم ْد ُحوًر ا‬
‫َس ْع َيَه ا َو ُه َو ُمْؤ ِم ٌن َفُأوَلِئَك َك اَن َس ْع ُيُهْم َم ْشُك وًر ا‬.

“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di
(dunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki.

Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka Jahanam; dia akan memasukinya dalam
keadaan tercela dan terusir.

Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-
sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan
baik.”

(QS. Al-Isrâ`17 : 18-19)

‫َم ْن َك اَن ُيِر ْيُد َح ْر َث اٰاْل ِخَر ِة َن ِز ْد َلٗه ِفْي َح ْر ِثٖۚه َو َم ْن َك اَن ُي ِر ْيُد َح ْر َث الُّد ْن َي ا ُن ْؤ ِتٖه ِم ْن َه ۙا َو َم ا َلٗه ِفى اٰاْل ِخَر ِة ِمْن َّن ِص ْي‬

20 – Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu
baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian
darinya (keuntungan dunia), tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat.

(QS. Asy-Syūrā:20)

Ayat ini menjelaskan juga tentang orang-orang yang melaksanakan amal sholeh (ibadah) tapi
hanya berharap untuk mendapatkan duniawi maka mereka diakhirat kelak tidak akan
mendapatkan apa-apa.

Wa Allahu A’lamu

Semoga Bermanfaat..

Anda mungkin juga menyukai