Preview
Preview
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Disusun oleh:
Yati Suryati
1302470
Oleh:
Yati Suryati
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi SPs UPI
Bandung
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI
IIS SMA Negeri 1 Baleendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan
berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode Problem Solving dilihat dari gaya
kognitif siswa.
Metode Penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Desain penelitian yang
digunakan adalah desain faktorial 2 x 2 dengan subyek penelitian yaitu kelas XI IIS 2 dan
XI IIS 3. Pengumpulan data dilakukan dengan tes. Pengolahan data menggunakan
ANOVA.
Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis
siswa saat pembelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan
metode problem solving lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Begitu pula kemampuan berpikir
kritis meningkat lebih baik bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field
independent dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field
dependent.
Kata Kunci: Metode Problem Solving, kemampuan Berpikir Kritis, Gaya Kognitif
This research is motivated by the lack of critical thinking skills class XI student of
SMAN 1 Baleendah IIS. The purpose of this study was to determine students
'critical thinking skills by using Problem Solving seen from the students' cognitive
styles.
The research method used is quasi-experimental. The study design used is a 2 x 2
factorial design with the research subject is class XI IIS 2 and XI IIS 3 . Data
collected by the test. Processing data using ANOVA.
From the data analysis we concluded that students' critical thinking skills while
learning economy class experiments using problem solving method is better than
the control class that uses lecture and question and answer method. Similarly,
increased critical thinking skills is better for students who have the cognitive style
field independent than students who have cognitive style field dependent.
D. Pembahasan ......................................................................................... 81
1. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving mempengaruhi
Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .................................... 81
2. Gaya Kognitif Mempengaruhi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa ............................................................................................... 83
3. Pengaruh Interaksi antara Metode Pembelajaran Problem Solving
dengan Gaya Kognitif terhadap Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa ............................................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 89
B. Saran ................................................................................................ 89
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1
Pencapaian Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas XI IIS 1 - XI IIS 4 SMA Negeri I Baleendah
Tahun Pelajaran 2014/2015
Persentasi
Kelas Kriteria Frekuensi
(%)
Tinggi (nilai ≥ 70 ) 11 31.43
XI IIS 1
Rendah (nilai ≤ 70 ) 24 68.57
Tinggi (nilai ≥ 70 ) 8 23.53
XI IIS 2
Rendah (nilai ≤ 70 ) 26 76.47
Tinggi (nilai ≥ 70 ) 8 23.53
XI IIS 3
Rendah (nilai ≤ 70 ) 26 76.47
Tinggi (nilai ≥ 70 ) 7 19.44
XI IIS 4
Rendah (nilai ≤ 70 ) 29 80.56
Sumber : Daftar nilai siswa pra penelitian (lampiran B2)
Berdasarkan nilai test studi pendahuluan yang disajikan pada tabel 1.1
menunjukan siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kriteria
rendah lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kritis dengan kriteria tinggi, hal tersebut menunjukan kemampuan
berpikir kritis masih rendah. Hasil test berpikir kritis yang dilakukan peneliti,
permasalahan diindikasikan oleh pola pembelajaran ekonomi kelas XI IIS SMA
Negeri I Baleendah masih belum mengarah kepada pengembangan kemampuan
berpikir kritis serta dalam proses pembelajaran masih sebatas penguasaan materi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran yang
inspiratif, inovatif, menantang dan menyenangkan sehingga dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap rendahnya kemampuan
berpikir kritis dalam pembelajaran ekonomi adalah pemilihan metode
pembelajaran yang tidak membiasakan siswa untuk berpikir kritis. Metode
tiga kelompok, yaitu: (1) tujuan dan karakteristik bidang studi, (2) kendala
dan karakteristik bidang studi, dan (3) karakteristik pebelajar. Karakteristik si-
belajar adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan pebelajar, seperti bakat,
minat, motivasi, orientasi tujuan, intelegensi, gaya kognitif, hasil belajar yang
telah dimiliki, dan lain-lain.
Salah satu karakteristik pebelajar yang penting untuk diketahui dan
diperhatikan oleh guru adalah gaya kognitif. Gaya kognitif dideskripsikan
sebagai cara bagaimana pebelajar mengolah informasi. Keefe (1987)
mengemukakan bahwa gaya kognitif adalah bagian dari gaya belajar yang
menggambarkan kebiasaan berperilaku relatif tetap dalam diri seseorang dalam
menerima, memikirkan, memecahkan masalah maupun dalam menyimpan
informasi. Salah satu bentuk gaya kognitif siswa adalah Field Dependent (FD)
dan Field Independent (FI). Menurut Witkin dan Goodenough dalam Altun dan
Cakan (2006) seseorang termasuk dalam kategori field independent (FI) jika
mereka mampu memisahkan satu unsur dari pada konteksnya atau dari wilayah
latar belakang dan mereka cenderung mendekati permasalahan lebih analitis.
Sebaliknya, field dependent (FD) mereka lebih baik pada mengingat kembali
informasi sosial seperti percakapan dan suatu hubungan dan mendekati
permasalahn lebih global dengan gambaran keseluruhan dari konteks yang
diberikan.
Hasil penelitian yang dilakukan Fatmawati (2010) mengemukakan
terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan penguasaan konsep antara siswa
FI dengan FD setelah pembelajaran dengan metode eksperimen berbasis inkuiri,
peningkatan penguasaan konsep siswa FI lebih tinggi dari pada siswa FD. Sulana,
P. (2014) mengemukakan siswa yang memiliki gaya kognitif FI dan diajar
menggunakan strategi pembelajaran PBL lebih tinggi daripada siswa yang
memiliki gaya kognitif FD dan diajar menggunakan strategi pembelajaran PBL.
Dari uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Solving terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Dilihat dari Gaya Kognitif Siswa”. Penelitian ini
akan dilakukan di SMA Negeri 1 Baleendah kelas XI IIS pada mata pelajaran
ekonomi materi kebijakan perdagangan internasional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas yang
menggunakan metode pembelajaran problem solving dan kelas yang
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab ?
2. Apakah ada perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh interaksi antara metode pembelajaran problem
solving serta metode ceramah dan tanya jawab dengan gaya kognitif field
independent dan field dependent terhadap kemampuan berpikir kritis siswa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh temuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelas yang
menggunakan metode pembelajaran problem solving dan kelas yang
menggunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab
2. Untuk mengetahui perbedaan gaya kognitif field independent dan field
dependent terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh interaksi metode pembelajaran
problem solving serta metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab dengan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat digunakan sebagai contoh untuk
mengembangkan metode pembelajaran yang serupa atau jenis lain yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010:203), menyebutkan bahwa “metode penelitian
adalah cara yang digunaka oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen, yaitu suatu jenis eksperimen yang tidak sebenarnya karena jenis
eksperimen ini belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat
dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu (Suharsimi, 2010:123).
Subjek dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
kelas eksperimen dengan metode problem solving dan kelompok kelas kontrol
dengan metode ceramah dan tanya jawab.
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan anava dua jalan dengan desain
faktorial 2×2. Rancangan tersebut berbentuk sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Faktorial
Metode Pembelajaran
Gaya Kognitif
Metode Problem Konvensional
Solving (A1) (A2)
Gaya Kognitif Field Independent (B1) KBK_A1B1 KBK_A2B1
Gaya Kognitif Field Dependent (B2) KBK_A1B2 KBK_A2B2
Keterangan:
1. KBK = Kemampuan berpikir kritis
2. KBK_A1 = Kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas yang diberi
perlakuan metode problem solving
D. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan
penelitian; (2) tahap pelaksanaan penelitian; (3) tahap akhir. Secara garis besar
kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan penelitian
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain:
a) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Membuat kisi-kisi instrumen kemampuan berpikir kritis yang mencakup
materi perdagangan internasional
c) Membuat kartu soal kemampuan berpikir kritis