Anda di halaman 1dari 11

BAB I: SISTEM RESPIRASI

SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

NAMA: DIONISIUS KRISTO


KELAS: XI-MIPA 2
NO ABSEN: 7
1. STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN PADA
MANUSIA
a. Rongga hidung:
Rongga hidung dilapisi selaput lendir (mukosa) dan banyak ditumbuhi rambut-rambut halus.
Rambut hidung berguna menyaring udara kotor yang masuk melalui hidung. Sementara selaput
lendir, menghasilkan lendir (mukosa) yang berfungsi menangkap udara kotor yang lolos oleh
saringan rambut hidung. Selain itu, selaput lendir berfungsi menghangatkansuhu udara yang
masuk ke paru-paru dan mengatur kelembapan udara.

b. Faring:
Setelah melalui rongga hidung, udara akan melewati faring. Faring merupakan percabangan
antara saluran pencernaan (esofagus) dan saluran pernapasan (laring dan trakea). Pada
percabangan ini, terdapat klep epiglotis yang berfungsi mencegah makanan masuk ke dalam
trakea. Ketika menelan makanan, secara otomatis katup (epiglotis) akan menutup saluran
pernapasan (glotis) sehingga makanan akan masuk ke saluran pencernaan.
c. Laring:
Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh sembilan tulang rawan.
Laringdisebut juga sebagai kotak suara karena di dalamnya terdapat pita suara.
Salah satu darisembilan tulang rawan tersebut adalah tulang rawan tiroid yang
berbentuk menyerupaiperisai, yang pada laki-laki dewasa berukuran lebih besar
daripada wanita yang biasa.disebut dengan jakun.

d. Trakea (batang tenggorokan):


Trakea memiliki panjang kira-kira 9 cm. Trakea terdiri atas susunan cincin-cincin
tulangrawan. Dinding trakea dilapisi oleh epitel berlapis banyak bersilia. Epitel ini
menyekresikan lendir di dinding trakea dengan sel-selnya yang memiliki rambut
getar. Lendir ini berfungsi. menahan benda asing yang masuk, sebelum akhimya
dikeluarkan dengan gerakan silia yang terdapat pada membran sel epitel.
e. Bronkus dan bronkiolus:
Setelah melalui trakea, udara akan terus masuk menuju cabang batang
tenggorokan (bronkus). Dinding bronkus juga dilapisi lapisan sel epitel selapis
silindris bersilia. Bronkus bercabang a cabang lagi, cabang yang lebih kecil disebut
bronkiolus.

f. Alveolus dan paru-paru:


Bronkiolus bermuara pada alveolus. Alveolus memiliki struktur berbentuk bulat-
bulat kecil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih yang melapisi
alveolus memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah mengikat oksigen dari
udara dalam rongga alveolus. Paru-paru manusia dibatasi oleh pleura yang sangat
elastis. Di antara pleura paru-paru dan pleura rongga dada, terdapat cairan yang
disebut intrapleura.
2. MEKANISME PERNAPASAN PADA MANUSIA

Pernapasan pada manusia berdasarkan otot yang berperan aktif, dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan dada:
Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot antartulangrusuk
(interkostal).
1) InspirasiApabila otot antartulang rusuk berkontraksi, maka tulang-tulang rusuk terangkat.
sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan udara di paru-paru mengecil
sehingga udara di luar yang mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru.
2) Ekspirasi Apabila otot-otot antartulang rusuk relaksasi, maka tulang-tulang rusuk tertekan
sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya, tekanan udara di paru-paru membesar
sehingga udara keluar.
b. Pernapasan perut:
Pernapasan perut terjadi karena gerakan otot diafragma (sekat rongga badan yang
membatasi rongga dada dan rongga perut).
1) Inspirasi Apabila diafragma berkontraksi sehingga mendatar, maka rongga dada
membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil,
sehingga udara luar masuk
2) EkspirasiApabila otot diafragma relaksasi (kembali ke posisi semula), maka
rongga dada mengecil. Akibatnya, tekanan di paru-paru membesar sehingga
udara keluar.
3. PERTUKARAN O2 DAN CO2
Pernapasan manusia berdasarkan proses terjadinya pernapasan, memiliki dua tahap mekanisme pertukaran gas, yaitu
mekanisme pernapasan eksternal dan internal.
a. Pernapasan eksternal:
Pernapasan luar atau eksternal merupakan pertukaran gas di dalam paru-paru, Ketika kita menghirup udara dari
lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru- paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut
akan diikat darah melaui proses difusi. Pada saat yang sama, darah yang mengandung karbon dioksida akan
dilepaskan. Proses pertukaran O2 dan CO2 antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan pernapsan eksternal.
Darah akan masuk ke dalam kapiler paru-paru yang mengangkut Sebagian besar karbon dioksida sebagai ion
bikarbonat dengan persamaan reaksi: H+ + HCO3- → H2CO3
Sisa karbon dioksida berdifusi keluar dari dalam darah dan melakukan reaksi sebagai berikut: H₂CO3 → H₂O + CO₂
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (Hb) melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb) juga ikut
terlepas. Kemudian hemoglobin akan berikatan dengan oksigen (O₂) menjadi oksihemoglobin (HbO₂). Dengan
persamaan reaksi: Hb + O₂ → HbO₂
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena ada perbedaan tekanan parsial antara udara dan darah
dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan karbon dioksida pada darah dan udara berbeda.
Konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari
udara akan berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru. Sementara itu, tekanan parsial karbon dioksida dalam
darah lebih besar dibandingkan tekanan parsial karbon dioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbon dioksida
pada darah akan lebih kecil dibandingkan konsentrasi karbon dioksida pada udara. Akibatnya, karbon dioksida pada
darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
b. Pernapasan internal:
Pernapasan internal merupakan proses pertukaran oksigen (O₂) dan karbon dioksida (CO₂) dalam jaringan tubuh.
Proses pertukaran oksigen dalam darah dan karbon dioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler. Setelah
oksihemoglobin (HbO₂) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan selanjutnya menuju cairan jaringan
tubuh. Reaksi yang terjadi sebagai berikut. HbO₂ → Hb + O₂
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Difusi ini terjadi karena
perbedaan tekanan parsial oksigen dengan karbon dioksida antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial
oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Oleh karena itu,
oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan. Sementara itu, tekanan karbon dioksida pada darah lebih
rendah daripada cairan jaringan. Akibatnya, karbon dioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam
darah. Karbon dioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama hemoglobin
membentuk karboksi hemoglobin (HbCO₂). CO₂+Hb→ HbCO₂
Namun, sebagian besar karbon dioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung dengan air menjadi
asam karbonat (H₂CO3). Oleh enzim anhidrase, asamkarbonat (H₂CO3) akan segera terurai menjadi dua ion, yakni
ion hidrogen (H) dan ion bikarbonat (HCO3). CO₂ + H₂O → H₂CO3 → H+ + HCO3-
CO2 yang diangkut darah tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan tetapi hanya 10% saja.
Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi
sebagai bufer atau larutan penyangga. lon tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
4. VOLUME UDARA PERNAPASAN
a. Volume tidal (TV = Tidal Volume), yaitu volume udara Berikut macamyang keluar masuk paru-paru saat
tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal), volumenya sekitar 500 mL.
b. Volume cadangan ekspirasi (ERV = Ekspiratory Reserve Volume), merupakan volume udara yang masih
dapat dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Volume cadangan
ekspirasi sekitar 1.500 mL.
c. Volume cadangan inspirasi (IRV=Inspiratory Reserve Volume), yaitu volume udara yang masih dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volume cadangan inspirasi
sekitar 1.500 mL.
d. Volume residu (RV = Residual Volume), yaitu volume udara yang masih tersisa di dalam.paru-paru
meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal, volumenya sekitar 1.000 mL.
e. Kapasitas vital paru-paru (Vital Capacity) merupakan volume udara yang dapat dikeluarkansemaksimal
mungkin setelah melakukan inspirasi secara maksimal yang besarnya sekitar3.500 mL. Kapasitas vital
paru-paru adalah jumlah dari volume tidal, volume cadangan inspirasi, dan volume cadangan ekspirasi.
f. Kapasitas paru-paru total (TLC = total lung capacity), merupakan kapasitas paru-paru secara keseluruhan
(volume udara di dalam paru-paru setelah tarikan napas maksimum) yang besarnya sekitar 4.500 mL.
Kapasitas total paru-paru adalah jumlah volume residu dan kapsitas vital paru-paru.
5. GANGGUAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM
PERNAPASAN
a. Laringitis, yaitu radang pada daerah laring dan kanker laring yang sering menyerang lakilaki di atas usia 50
tahun.
b. Bronkitis, yaitu peradangan pada trakea dan bronkus hingga dapat menyebabkan demam dan batuk-batuk.
c. Asma, yaitu gangguan pernapasan dengan gejala sukar bernapas, bunyi mendesak danbatuk-batuk yang
disebabkan alergi, psikis, ataupun karena penyakit menurun.
d. Asfiksi, yaitu gangguan pengangkutan oksigen ke jaringan ataupun gangguan penggunaanoksigen oleh jaringan.
e. Emfisema, yaitu kelainan berupa perluasan alveoli secara berlebihanhingga
f. Pneumonia, yaitu radang dinding alveoli akibat bakteri atau virus karena alveoli akan terisimenggelembungkan
paru-paru.cairan limfa yang disebabkan Diplococcus pneumoniae.
g. Tuberkulosis (TBC), yaitu timbulnya bintil-bintil pada alveolus akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
h. Emboli, yaitu gumpalan darah yang menyumbat kapiler di paru-paru. Sumbatan akanmenghambat aliran darah
yang membawa oksigen dan karbon dioksida.
i. Asidosis, yaitu penyakit pernapasan yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar asam bikarbonat dan asam
karbonat dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai