Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR

TANGGAP DARURAT KASUS INFLUENZA A (H1N1)


(Emergency Response of Swine Flu) Corp.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
01 1 dari 5

Dibuat Diperiksa Disetujui No. Distribusi

Staff Manager MR

1. TUJUAN
1.1. Dengan meningkatnya angka kejadian penyakit Influenza A (H1N1) dan semakin
berkembangnya kemungkinan terjadinya penularan dari manusia ke manusia. Maka
pihak management, dokter perusahaan menetapkan berlakunya suatu prosedur
tanggap darurat yang telah disepakati bersama dan akan diberlakukan bilamana
diperlukan.
1.2. Prosedur tanggap darurat ini adalah salah satu komitmen manajemen dan karyawan
untuk masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
1.3. Sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pengendalian bila terjadi kasus
penyakit Influenza A (H1N1) pada salah satu karyawan.
1.4. Sebagai dasar dalam menentukan langkah pencegahan dan pengendalian bila telah
terjadi kasus penularan penyakit Influnza A (H1N1) antar manusia.

2. RUANG LINGKUP DAN TANGGUNG JAWAB


2.1. Ruang Lingkup
Pelaksanaan prosedur tanggap darurat dilakukan oleh gabungan beberapa
departemen terkait yang ada di lingkungan PT

2.2. Tanggung Jawab


2.2.1. Top Manajemen
 Menentukan berlakunya pelaksanaan Prosedur Tanggap Darurat Influenza A
(H1N1).
 Sebagai penentu kebijakan tertinggi pelaksanaan Prosedur Tanggap Darurat.
 Bertanggung jawab atas hasil akhir dari semua kegiatan tanggap darurat Influenza
A (H1N1).
 Menyampaikan hasil kegiatan tanggap darurat pada NIKE sesuai waktu yang
diinginkan pihak ………..
PROSEDUR
TANGGAP DARURAT KASUS INFLUENZA A (H1N1)
(Emergency Response of Swine Flu) Corp.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
01 2 dari 5

2.2.2. OH Dokter (Company Doctor)


 Memberi rekomendasi pada Top Manajemen saat berlakunya prosedur tanggap
darurat atas situasi yang terjadi di lingkungan pabrik.
 Melakukan analisa terhadap hasil akhir setiap tahap kegiatan tanggap darurat.
 Menyampaikan hasil analisa dan memberi rekomendasi pada Top Manajemen
sesuai waktu yang diinginkan Top Manajemen.
 Memberi rekomendasi kepada pihak manajemen tentang apa yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan resiko terjadinya kasus Influenza
A (H1N1).
 Melakukan diskusi dan senantiasa berkoordinasi dengan klinik dalam pelaksanaan
Prosedur Tanggap Darurat Influenza A (H1N1).
 Bersama dokter klinik menentukan ruang isolasi.
 Bersama dokter klinik membuat SOP desinfeksi ruang klinik dan ambulan.
 CR Tim melakukan training screening temperature pada Peer Educator (PE), First
Aider, security ataupun departemen lain yang ditunjuk sebagai pemeriksa
temperatur karyawan saat masuk pintu gerbang pabrik.(tentative)
2.2.3. Health Officer
 Menyediakan informasi terbaru yang relevan tentang Influenza A (H1N1).
 Melakukan Risk Assessment (Hazard yang mungkin mengakibatkan terjadinya
kasus Influenza A) di seluruh area kerja termasuk di sekitar lingkungan kerja dan
kemudian mendiskusikannya dengan IH dan company doctor.
 Membuat SOP atau instruksi kerja (IK) yang berkaitan dengan setiap proses yang
berkaitan dengan kemungkinan terjadinya penyakit Influenza A(H1N1).
 Melakukan koordinasi dengan seluruh supervisor dan first aider dalam screening
karyawan sakit dengan gejala sesuai Influenza A (H1N1).
 Melakukan koordinasi dan supervisi kegiatan pemeriksaan temperatur karyawan.
 Merawat dan menyimpan semua dokumen yang terkait dengan kegiatan tanggap
darurat Influenza A (H1N1).
2.2.4. Klinik
 Staff klinik (perawat) segera memberi tahu dokter klinik bila saat proses triage
menemukan pasien dengan gejala sesuai Influenza A (H1N1).
 Dokter klinik melakukan pemeriksaan dengan ketelitian tinggi untuk memastikan
diagnosa kerja pasien di ruang isolasi yang telah ditentukan.
 Dokter klinik segera melakukan rujukan dengan mengikuti SOP proses rujukan
pasien diduga dengan Influenza A (H1N1).
 Dokter klinik segera melaporkan kasus pasien yang diduga Influenza A (H1N1)
sesuai waktu yang diinginkan dokter perusahaan.
PROSEDUR
TANGGAP DARURAT KASUS INFLUENZA A (H1N1)
(Emergency Response of Swine Flu) Corp.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
01 3 dari 5

2.2.5. Karyawan
Memberi informasi yang berhubungan dengan kasus Influenza A (H1N1) yang terjadi
di lingkungan kerjanya.
2.2.6. HR
 Melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan setempat dan Badan
LITBANG DepKes.
 Menyampaikan informasi kepada pihak keluarga, media massa dan instansi lain
(bila diperlukan).

3. REFERENSI
3.1. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3.2. Informasi WHO th 2009 tentang Influenza A (H1N1)
3.1. Informasi Depkes RI tentang Influenza A (H1N1)
3.2. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja
3.3. OHSAS 18001 : 2007, ISO 14001 : 2004, ISO 9001 : 2008.

4. DEFINISI
4.1. Flu Babi (Swine Flu) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus influenza A
(H1N1) yang ditularkan dari manusia ke manusia dalam 1 sampai 5 hari.

5. PROSEDUR
5.1 Penularan terjadi dari manusia ke manusia
5.1.1 Pada level ini semua staff medik menggunakan alat pelindung diri berupa masker dan
sarung tangan. APD ini harus ditanggalkan setelah bekerja dan diberi desinfektan
kemudian dimasukkan ke dalam wadah sampah limbah infeksius untuk dimusnahkan.
5.1.2 Pada saat karyawan akan masuk bekerja di pintu gerbang dilakukan proses triage
dengan melakukan pengukuran suhu badan.
5.1.3 Pengukuran dilakukan oleh karyawan yang dilatih oleh dokter perusahaan misalnya
Peer Educator (PE), first aider, security. Proses Triage ini dilakukan di pintu gerbang
masuk. Pengukuran suhu badan dilakukan dengan alat otomatis yang mudah
penggunaan dan pembacaan hasilnya dan tidak menghabiskan banyak waktu.
5.1.4 Lakukan desinfeksi di daerah pintu gerbang dan tempat-tempat umum seperti area
scan, kantin dan lainnya.
5.1.5 Pasien dengan suhu badan di atas 380C diharuskan untuk segera memeriksakan diri
di klinik.
PROSEDUR
TANGGAP DARURAT KASUS INFLUENZA A (H1N1)
(Emergency Response of Swine Flu) Corp.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
01 4 dari 5

5.1.6 Di klinik perawat melakukan proses triage dengan memilah pasien dengan gejala
ISPA (Infeksi Saluran Napas Atas) dan pasien bukan ISPA. Proses triage dilakukan di
ruang triage. Lakukan desinfeksi ruang triage lebih sering.
5.1.7 Dokter klinik melakukan pemeriksaan pasien dengan gejala ISPA di ruang isolasi
dokter klinik melakukan pemeriksaan dengan ketelitian tinggi untuk memastikan
diagnosa kerja pasien di ruang isolasi yang telah ditentukan.
5.1.8 Bila menemukan pasien dengan gejala sesuai Influenza A (H1N1) yaitu:
a. Demam > 38 0 C
b. Batuk, nyeri otot (gejala ISPA)
c. Nyeri tenggorok
d. Nafas cepat atau Sesak Napas
e. Mual, muntah, diare
Maka dokter klinik segera melakukan rujukan dengan mengikuti SOP proses rujukan
pasien diduga dengan Inluenza A (H1N1).
5.1.9 Sedapat mungkin pasien dirujuk dengan menggunakan ambulans RS rujukan namun
bila tidak memungkinkan maka ambulans pabrik dapat digunakan. Ambulans
didesinfeksi setelah mengantar pasien. Petugas medis yang mengantar menggunakan
masker, baju seragam tertutup, tutup kepala dan sarung tangan. Desinfeksi alat
pelindung diri bila perlu dimusnahkan.
5.1.10 Dokter klinik segera melaporkan kasus pasien yang diduga Influenza A (H1N1) sesuai
waktu yang diinginkan dokter perusahaan.
5.1.11 Dokter perusahaan segera melakukan analisa kasus pasien dan memberi
rekomendasi pada Top Management saat berlakunya prosedur tanggap darurat atas
situasi yang terjadi di lingkungan pabrik.
5.1.12 Top Management memimpin pelaksanaan prosedur tanggap darurat.
5.1.13 Health officer melakukan koordinasi dengan semua departemen terkait dan supervisi
seluruh kegiatan proses tanggap darurat
5.1.14 Tim Health melakukan investigasi internal kemungkinan sumber penularan,
memastikan program pencegahan Influenza A (H1N1) berjalan, dan melakukan health
promotion.
5.1.15 HR departemen melakukan koordinasi dengan pihak dinas kesehatan setempat dan
Badan LITBANG DepKes.
5.1.16 Dokter perusahaan senantiasa melakukan kontak dengan RS dan memastikan
dilakukan semua pemeriksaan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa Influenza
A (H1N1) dan juga pasien mendapatkan penanganan sesuai kondisinya.
5.1.17 Jika hasil pemeriksaan pasien rujukan adalah termasuk probable atau confirm
Influenza A (H1N1) maka pada teman kerja pasien yang kontak selama 1 minggu
terakhir perlu dilakukan observasi yang ketat terhadap timbulnya gejala sesuai
Influenza A (H1N1). Observasi dilakukan oleh supervisor, first aider dan dokter klinik.
5.1.18 Jika hasil pemeriksaan pasien rujukan adalah negatif Influenza A (H1N1) maka pasien
dirawat hingga sembuh di RS. Ketika pulang lakukan proses return to work sebelum
PROSEDUR
TANGGAP DARURAT KASUS INFLUENZA A (H1N1)
(Emergency Response of Swine Flu) Corp.
Nomor Dokumen: Revisi: Tanggal Efektif: Halaman
01 5 dari 5

bekerja, beri individual health promotion, personal hygiene, hindari kontak dengan
sumber. Segera memeriksakan diri ke dokter klinik bila timbul gejala.
5.1.19 Dokter perusahaan melakukan analisa setiap perkembangan yang terjadi dan
memberi rekomendasi pada managemen termasuk memastikan selesainya proses
tanggap darurat. Membuat laporan kronologis kejadian hingga berakhirnya proses
tanggap darurat.
5.1.20 Dokter klinik melakukan pemeriksaan pasien dengan gejala ISPA di ruang isolasi dan
melakukan pemeriksaan dengan ketelitian tinggi untuk memastikan diagnosa kerja
pasien di ruang isolasi yang telah ditentukan.
5.2. Penanganan keluarga, media massa, instansi lain
5.2.1 Dokter perusahaan bertugas dan bertanggung jawab memberi masukan pada Top
Management semua perkembangan pasien diduga Influenza A (H1N1) dan proses
tanggap darurat yang telah dilakukan.
5.2.2 Top Management adalah satu-satunya pihak yang bertugas dan bertanggung jawab
mengeluarkan pernyataan keluar lingkungan pabrik.
5.3 Record Keeping
Semua kronologis kejadian secara detail dan tindakan tanggap darurat yang dilakukan
termasuk semua hal yang dilakukan perusahaan dicatat dan disimpan oleh Team
Health.
5.4 Management Review
Pada akhir dari proses tanggap darurat dokter perusahaan membuat laporan analisa
kasus Influenza A (H1N1) dan memberikan rekomendasi pada management.
5.5 Management melakukan review dan kemudian dokter perusahaan melakukan rencana
pencegahan dan perbaikan proses tanggap darurat.

6. DOKUMENTASI
6.1. Laporan dokter klinik termasuk log book, medical report, laporan detail pasien, laporan
rujukan, laporan hasil pemeriksaan RS rujukan, laporan observasi teman kerja.
6.2. Laporan analisa dan rekomendasi dokter perusahaan.
6.3. Notulen meeting pertemuan tim tanggap darurat.
6.4. Laporan Risk assessment CR departemen.
6.5. Laporan hasil pengukuran suhu.
6.6. Laporan hasil investigasi dinas kesehatan dan badan LITBANG DEPKES.
6.7. Proses tanggap darurat dalam flow chart
6.8. SOP Rujukan pasien diduga Influnza A (H1N1)
6.9. Daftar Rumah Sakit Rujukan

Anda mungkin juga menyukai