Anda di halaman 1dari 15

METODE RISET PSIKOLOGI: EKSPERIMEN

“DESAIN EKSPERIMEN III: QUASI EXPERIMENT”

Dosen Pengampu : Atika Rahma, S.Psi, M.Psi

Nafessa, S.Psi, M.Psi Psikolog

KELAS : A3

Disusun Oleh Kelompok 7:

Yulistia Rahma (198600362)


Akbar Anugrah Sopiyan Putra (198600237)
Dwi Kelara Br Nababan (198600212)
Yohana Pita Br Panjaitan (198600365)
Nora Josephine (198600248)
Devi Salsabila Lubis (198600225)

UNIVERSITAS MEDAN AREA

TAHUN AJARAN

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Desain
Eksperimen III: Quasi Experiment”

Terima kasih kelompok ucapkan kepada Ibu Dosen (Atika Rahma S.Psi, M.Psi dan
Nafessa S.Psi, M.Psi Psikolog) yang telah menjadi dosen pengampu kelompok ini dalam mata
kuliah Metode Riset Psikologi: Eksperimen. Terima kasih juga kelompok ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Dan semoga apa yang telah kami paparkan di makalah ini dapat bermanfaat sebagai ilmu
pengetahuan bagi banyak orang

Medan, 10 April 2022

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...4

A. Latar Belakang………………………………………………………….………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….………5
C. Tujuan……………………………………………………………………….……..5

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..………..6

A. Pengertian Quasi Experiment……………………………………………..……….6


B. Tujuan, Kelemahan dan Keunggulan Quasi Experiment……………….…………7
C. Rancangan-Rancangan yang ada dalam Quasi Experiment………….……………8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………13

A. Kesimpulan…………………………………………………….………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….15

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.

Eksperiment berasal dari bahasa Inggris yakni experiment yang berarti test or trial carried
out carefully in order to study what happens and gain new knowledge yang dalam bahasa
Indonesia berarti test atau percobaan yang dilakukan dengan hati-hati untuk mempelajari apa
yang terjadi dan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Penelitian eksperimental
merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan: “jika sesuatu
dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliliti, maka apakah yang akan terjadi?”.
Dalam hal ini, peneliti merekayasa stimuli, perlakuan dan kemudian mengobeservasi pengaruh
yang timbul.

Penelitian kuasi eksperimental memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-


perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara
alami. Di dalam referensi mengenai eksperimen konvensional yang sederhana, biasanya
dibuatkan suatu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun, bagaimanapun juga,
eksperimen tidak selalu ditandai dengan pembandingan suatu kelompok yang diberi tritmen dan
kelompok yang tidak diberi tritmen.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Quasi Experiment?
2. Apa saja tujuan, kelemahan, dan keungulan dari Quasi Experiment?
3. Apa saja rancangan – rancangan yang ada dalam Quasi Experiment?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian dari Quasi Experiment.
2. Mengetahui tujuan, kelemahan, dan keunggulan dari Quasi Experiment.
3. Mengetahui rancangan-rancangan yang ada dalam Quasi Experiment.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Quasi Experiment
Penelitian eksperimental menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus
guna membangkitan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian
yang menggunakan rancangan percobaan dianggap sebagai jenis penelitian yang paling
diinginkan oleh seseorang peneliti. Yang dimaksud dengan percobaan ialah bagian penelitian
yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian. Satu kelompok diberi perlakuan khusus
tertentu dan satu kelompol lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan
sebagai pembanding. Karena itu kelompok kedua ini disebut sebagai kelompok pengendali,
kelompok kontrol atau kelompok pembangding. Selisih tanggap antara kelompok perlakuan
dengan kelompok kontrol menjadi ukuran pengaruh perlakuan yang diberikan kepada kelompok
perlakuan itu
Quasi eksperiment didefinisikan sebagai eskperimen yang memiliki perlakuan,
pengukuran dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk
menciptakan perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan
(Cook & Campbell, 1979). Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan rancangan
eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap
randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.
Penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi pada dasarnya sama dengan penelitian
eksperimen murni. Penelitian eksperimen murni dalam bidang pendidikan, subjek, atau
partisipan penelitian dipilih secara random dimana setiap subjek memperoleh peluang sama
untuk dijadikan subjek penelitian. Peneliti memanipulasi subjek sesuai dengan rancangannya.
Berbeda dengan penelitian kuasi, peneliti tidak mempunyai keleluasaan untuk memanipulasi
subjek, artinya random kelompok biasanya diapakai sebagai dasar untuk menetapkan sebagai
kelompok perlakuan dan control.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,
yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian. Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya,
sering tidak mungkin menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian
tidak. Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan
desain Quasi Experimental.
Adapula yang menyatakan bahwa eksperimen semu adalah penelitian yang mendekati
percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan control/ memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal sesuai dengan
batasan-batasan yang ada.

B. Tujuan, Kelemahan, dan Keunggulan Quasi Experiment


Quasi Experiment bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara
melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua
kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan/ keterbatasan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen
adalah terlalu fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan
sehingga dapat mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor
fenomena ekonomi atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal
asosiasi yang menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi (Caporaso,
1973:31-38). Pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap
randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.
Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai
berikut:
1. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak.
2. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan,
karena eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya di Indonesia, penggunaan quasi eksperimen

PAGE \* MERGEFORMAT 3
sangat disarankan mengingat kondisi objek penelitian yang seringkali tidak memungkinkan
adanya penugasan secara acak. Hal tersebut diakibatkan telah terbentuknya satu kelompok utuh
(naturally formed intactgroup), seperti kelompok siswa dalam satu kelas. Kelompok-kelompok
ini juga sering kali jumlahnya sangat terbatas. Dalam keadaan seperti ini kaidah-kaidah dalam
true eksperimen tidak dapat dipenuhi secara utuh, karena pengendalian variabel yang terkait
subjek penelitian tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Sehingga untuk penelitian yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas pembelajaran, direkomendasikan penggunaan teknik
quasi experiment di dalam implementasinya (Azam, Sumarno &Rahmat, 2006)
Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntungan. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.

C. Macam-Macam Rancangan yang ada dalam Quasi Eksperimen


Dalam kaitannya dengan pemilihan subjek penelitian, penelitian tidak selalu dapat
melakukan pemilihan subjek secara random (individual randum). Dalam penetapan random
(random assignment), peneliti tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai dengan
rancangannya. Akan tetapi, peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang
telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah. Oleh sebab itulah, peniliti yang
dilakukan menurut Stanley dan Campbell (Asher dan Vockel, 1995) disebut penelitian
eksperimen kuasi.

1. Times Series Design


Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan.
Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berate kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok
daoat diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja., sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5+O6+O7+O8) – (O1+O2+O3+O4).
Desain time series sebagai kuasi eksperimen memiliki ciri adanya pengukuran yang
berulang-ulang, baik sebelum maupun sesudah perlakuan terhadap satu atau beberapa intact
group.

2. Single Subject Design


Pada umumnya penelitian pendidikan menggunakan subjek penelitian dalam bentuk
kelompok (kelas). Penelitian seperti ini akan memberikan hasil yang menggambarkan keadaan
satu atau beberapa kelompok, tidak menggambarkan keadaan individual dalam kelompok
tersebut. Pada situasi eksperimen tertentu, perlakuan perlu diberikan hanya pada satu individu
saja. Penelitian seperti ini disebut sebagai penelitian single subject. Penelitian ini sangat berguna
bagi guru yang sedang melaksanakan penelitian terhadap individual siswa, misalnya dalam
melakukan penelitian bimbingan dan konseling atau dalam melakukan rehabilitasi dan terapi
fisik yang perlakuannya hanya diberikan pada satu individu saja. Desain single subject umumnya
menggunakan pengukuran yang berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal
yang diharapkan dapat merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada
kondisi normal yang disebut baseline.

3. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time series


desaign)
Rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding
(control ). Rancangan ini lebih memungkinkan adanya control terhadap validitas internal,
sehingga keuntungan dari rancangan ini lebih menjamin adanya validitas internal yang tinggi.

01 02 03 04 X 05 06 07 08

01 02 03 04 X 05 06 07 08

4. Rancangan “separate sample pretest-postest”


PAGE \* MERGEFORMAT 3
Rancangan ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga
berencana, pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sample yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu. Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut.
Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (posttest) pada kelompok sampel lain, yang dipilih
secara acak (random) dari populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari
pengaruh atau efek dari “test”, meskipun tidak dapat mengontrol “sejarah”, “maturitas”
Pretest Perlakuan Posttest
01 x
x 02

5. Kelompok berhubungan (intact group comparison)


Rancangan penelitian intact group comparison atau desebut juga rancangan static group
comparison. Rancangan penelitian intac group desain ini sebenarnya berasal dari kelompok
subjek yang sama dan berhubungan. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari
populasi tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakukan tertentu dalam waktu tertentu,
sedangkan kelompok control tidak. Kedua kelompok subjek itu kemudian dikenakan pengukuran
atau observasi (tes) yang sama.
Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut:
X O1
O2
O1 hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan O1-O2
Faktor validitas seperti sejarah dan maturasi dikendalikan dengan kelompok control
(yang tidak diberi perlakuan). Artinya, dalam situasi yang secara kebetulan berpengaruh terhadap
hasil, yang mungkin juga berpengaruh pada hasil observasi.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
6. Rancangan kelompok kontrol yang tidak sama (non-equivalent control group design)
Rancangan peneitian ini sering dipakai dalam penelitian. Dalam rancangan ini, subjek
penelitian atau partisipasi penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pada dasarnya, langkah-langkah dalam rancangan ini sama
seperti pada rancangan pretest-posstest experimental control group design.
Dalam rancangan ini, ada dua kelompok subjek dimana satu mendapat perlakuan dan satu
kelompok sebagai kelompok control. Keduanya memperoleh prates dan pascates. Perbedaan
dengan kelompok non ekuivalen, bahwa kelompok tidak dipilih secara acak atau random.
Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
O X O
O O
Rancangan kelompok nonekuivalen ini disebut juga sebagai untreated control group
design with pretest and posttest. Rancangan penelitian ini dikategorikan sebagai rancangan
eksperimen kuasi (quasi experiment design). Rancangan ini sangat sering dipakai dalam
penelitian.
Rancangan di atas (rancangan kuasi eksperimen) tidak menggunakan random assignment
sehingga ada kelemahan-kelemahan jika dibandingkan rancangan eksperimen yang sebenarnya.
Namun demikian, rancangan ini dilakukan dengan jadwal perlakuan dan pengamatan yang
sangat cermat. Rancangan ini memberikan landasan yang kuat untuk memberikan alasan untuk
mengendalikan ancaman yang berkaitan dengan validitas internal.
Sebagaimana kita saksikan di atas, rancangan di atas tidak melakukan random terhadap
kelompok subjek bahwa garis putus-putus di antara kedua kelompok menunjukkan kelompok-
kelompok yang ditetapkan tidak dipilih secara random (nonrandomly assigned groups)
Non-Equivalent Grup Desain adalah desain yang paling sering digunakan dalam
penelitian sosial. Hal ini terstruktur seperti sebuah eksperimen pretest posttest-acak. Dalam
NEGD, kita paling sering menggunakan grup utuh yang kita anggap sama seperti perlakuan dan
kelompok kontrol. Dalam pendidikan, kita bisa memilih dua kelas yang sebanding. Dalam
penelitian berbasis masyarakat, kita bisa menggunakan dua komunitas yang sama. Kita mencoba
untuk memilih grup yang semirip mungkin, tapi kita tidak pernah bisa yakin kelompok-
kelompok yang sebanding. Atau, dengan kata lain, tidak mungkin bahwa kedua kelompok akan

PAGE \* MERGEFORMAT 3
mirip jika mereka kita tugaskan melalui undian acak. Karena sering kemungkinan bahwa
kelompok-kelompok yang tidak setara. Berarti bahwa tugas yang kita berikan untuk kelompok
seharusnya tidak acak. Dengan kata lain, peneliti tidak menguasai tugas untuk kelompok melalui
mekanisme penugasan acak., ini yang dinamakan desain kelompok non equivalent.

7. Conterbalanced Design

Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.

8. Factorial Design

Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Quasi eksperiment merupakan eskperimen yang memiliki perlakuan, pengukuran
dampak, unit eksperimen namun tidak menggunakan penugasan acak untuk menciptakan
perbandingan dalam rangka menyimpulkan perubahan yang disebabkan perlakuan (Cook &
Campbell, 1979). Pada dasarnya penelitian eksperimen semu atau eksperimen kuasi sama dengan
penelitian eksperimen murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun
pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random.
Adapun beberapa kelemahan yang dimiliki oleh desain quasi eksperimen adalah terlalu
fokus terhadap kejadian yang tidak dapat diperkirakan dan tidak berkelanjutan sehingga dapat
mengaburkan tujuan jika terjadi perubahan yang tidak terduga akibat faktor fenomena ekonomi
atau perkembangan politik. Dan juga kurang kuatnya pengukuran dalam hal asosiasi yang
menjadikan beberapa efek yang terjadi pengukurannya terbatas. Hal tersebut mengakibatkan
beberapa efek seringkali “tidak terlihat” pada saat pengukuran terjadi.
Selain memiliki kelemahan quasi eksperimen juga memiliki keuntung. Adapun
keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.
Adapun macam-macam quasi eksperimen diantaranya yaitu:
a. Times Series Design, dimana dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian
tidak dapat dipilih secara random. Sebelumnya diberi perlakuan, kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan
kelompok sebelum diberi perlakuan.
b. Single Subject Design, dimana desain single subject umumnya menggunakan pengukuran
yang berulang dan hanya mengimpleentasikan variabel bebas tunggal yang diharapkan dapat
merubah hanya satu variabel terikat. Pengukuran variabel dilakukan pada kondisi normal
yang disebut baseline.
c. Rancangan rangkaian waktu dengan kelompok pembanding ( control time series desaign)

PAGE \* MERGEFORMAT 3
dimana rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, dengan kelompok pembanding
(control ).
d. Rancangan “separate sample pretest-postest”, dimana rancangan ini sering digunakan dalam
penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana, pengukuran pertama (pretest)
dilakukan terhadap sample yang dipilih secara acak dari populasi tertentu.
e. Kelompok berhubungan (intact group comparison), dimana dalam rancangan ini sekelompok
subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokan secara rambang menjadi dua, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
f. Rancangan kelompok kontrol yang tidak sama (non-equivalent control group design), yaitu
desain yang paling sering digunakan dalam penelitian sosial.
g. Counterbalance desain
h. Factorial desain

DAFTAR PUSTAKA

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Ary, D; Jacobs, L.C. dan Razax’ich, A., 1979, Introduction to Research in Education, New York:
Holt, Rinehart and Winston
Creswell J.W ., 1994, Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches, Sage
Publication, Thousen Oaks.
Wierma W., 1995, Research Methods in Education: An Introduction, Allyn and Bacon, Boston.
Borg, W.R. and Gall, M.D. (1983). Educational Research: An Introduction. London: Longman,
Inc.
Dick, W. And Carey, L. (1996). The Systematic Design of Instruction. New York: Harper Collin
Publishers.
Kempp, J.E. (1977). Instructional Design. Belmont: Fearon Tilman Publishers, Inc.
Leasing, C.B., Polloock, J., and Reigeluth, C.M. (1992). Instructional Design
Strategies and Tactic. New Jersey: Educational Technolog Publishers
Solso, R. L MacLin, M. K, O. H. (2005). Cognitive Psychologi. New York. Pearson
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta
Sutopo, A.H. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

PAGE \* MERGEFORMAT 3

Anda mungkin juga menyukai