Anda di halaman 1dari 9

KOORDINASI PEMERINTAH DAERAH DALAM PEMBANGUNAN JALAN DI

KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD


Coordination Of Local Government In Road Construction In Kecamatan Salibabu Kabupaten
Kepulauan Talaud
oleh
Nona R. Majore
Welson Y. Rompas
Rully Mambo

EMAIL: raisnir58@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to know how the coordination of local goverment in road construction
in the District of Salibabu Talaud Islands Regency.
This research uses the qualitative method. Data collection by interview technique: while data
analysis using qualitative analysis techniques interactive model of Miles and Hubernann.
Based on research results drawn conclusions: (1) Coordination of district road construction
planning in sub-districts of Salibabu run orderly and smoothly in accordance with the mechanism that has
been set in UU.No.25 Tahun 2004 about The National Development Planning System. Related government
installations (Dinas PUTR, Bappeda, and Camat) coordinate well so that the district road development
program can be set according to the priority scale. Coordination mechanism of district road development
planing in Salibabu sub-distric implemented accordingto the bottom. (2) Coordination of local government
(Dinas PUTR and Camat, and also with Kepala Desa) in the implementation of road construction programs
or projects in the District of Salibabu Talaud Islands Regency well done and running smoothly.

Key Words : Coordination, Local Government, Road Construction,

PENDAHULUAN kabupaten/kota adalah jalan yang


menghubungkan antar-kecamatan dalam
Salah satu bidang pembangunan yang wilayah kabupaten/kota, yang pembangunan
sangat penting dan mutlak ditingkatkan dan pemeliharaannya bersumber pada APBD
sebagai bagian integral dari pembangunan Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Oleh
nasional dan daerah adalah pembangunan karena obyek penelitian ini adalah jalan di
jalan. Dalam hal ini jalan merupakan roda wilayah kecamatan, maka kategori jalan yang
penggerak pertumbuhan ekonomi. penting dimaksud adalah jalan kabupaten yaitu jalan
untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang menghubungkan antar kecamatan di satu
nasional dan daerah. Sebagaimana diketahui kabupaten.
bahwa dilihat dari kewenangan dan sumber Dengan adanya beberapa kategori
pembiayaannya, jalan dibedakan menjadi tiga jalan tersebut berarti banyak pelaku
kategori, yaitu jalan nasional, jalan propinsi, pembangunan jalan baik unsur pemerintah
dan jalan kabupaten/kota. Jalan nasional adalah maupun masyarakat, sehingga harus
jalan yang menghubungkan antar-propinsi, dikoordinasikan oleh pemerintah atau pejabat
yang biaya pembangunan dan yang berwenang. Di tingkat pusat/nasional,
pemeliharaannya bersumber pada APBN; pembangunan jalan nasional/Negara
Jalan propinsi adalah jalan yang dikoordinasikan oleh Presiden yang
menghubungan antar-kabupaten/kota, yang dilaksanakan oleh Menteri Perencanaan
pembangunan dan pemeliharaannya dibiayai Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas; di
oleh dana APBD Propinsi; Jalan tingkat Provinsi, dikoordinasikan oleh

1
Gubernur yang dilaksanakan oleh SKPD Kepulauan Talaud dalam pembangunan jalan
Provinsi yang bertugas di bidang perencanaan kabupaten.
pembangunan (Bappeda Provinsi); dan di Satuan Kerja Perangkat Daerah
tingkat Kabupaten/Kota dikoordinasikan oleh (SKPD) yang mempunyai tugas dan fungsi di
Bupati/Walikota yang bidang pembangunan jalan di daerah
dilaksanakanBappedaKabupaten Kabupaten adalah Dinas Pekerjaan Umum
Koordinasi pembangunan jalan Dan Tata Ruang. namun perencanan
tersebut dilaksanakan baik pada tahap pembangunan jalan kabupaten tersebut disusun
perencanaan maupun tahap pelaksanaan dan dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten
program. sebagai SKPD yang mempunyai tugas dan
Koordinasi dalam perencanaan fungsi menyusun dan mengkoordinasikan
pembangunan jalan mengacu kepada Undang- perencanaan pembangunan daerah kabupaten.
Undang Nomor.25 Tahun 2004 tentang Sistem Oleh karena itu dalam pembangunan jalan
Perencanaan Pembangunan Nasional, yang kabupaten harus ada koordinasi antara SKPD
merupakan keragka acuan bagi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi perencanaan
dalam penyusunan perencanaan pembangunan. pembangunan daerah kabupaten (Bappeda)
Undang-Undang No.25 Tahun 2004 dengan SKPD yang mempunyai tugas dan
menetapkan bahwa Sistem Perencanaan fungsi pelaksanaan pembangunan jalan (Dinas
Pembangunan Nasional bertujuan untuk : (1) Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang atau yang
mendukung koordinasi antar pelaku disebut dengan nama lainnya Dinas PUTR) di
pembangunan; (2) menjamin terciptanya daerah kabupaten, guna terciptanya
integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik sinkronisasi antara rencana pembangunan yang
antardaerah, antarruang, antarwaktu, ditetapkan dengan pelaksanaannya.
antarfungsi pemerintah maupun antara pusat
TINJAUAN PUSTAKA
dan daerah; (3) menjamin keterkaitan dan
A. Penelitian Terdahulu
konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
Judul Penelitian : Koordinasi Kepala Desa
pelaksanaan, dan pengawasan; (4)
Dalam Pembangunan Desa Secara Partisipatif
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
di Desa Manubar Kecamatan Sandaran
(5) menjamin tercapainya penggunaan sumber
Kabupaten Kutai Timur (oleh Welly : Jurusan
daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan
berkelanjutan.
Politik Universitas Mulawarman). Penelitian
Koordinasi perencanaan pembangunan
ini berkesimpulan bahwa koordinasi Kepala
dilakukan melalui musyawarah perencanaan
Desa dalam pembangunan desa secara
pembangunan (musrembang) yang
partisipatif sudah berjalan cukup baik.
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan
Judul Penelitian : Peranan Camat Sebagai
mulai dari tingkat desa, tingkat kecamatan,
Koordinator Dalam Menunjang Kebehasilan
tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi dan
Pembangunan Fisik di Kecamatan
tingkat nasional. Jalan yang ada di Kecamatan
Bolaangitang Kabupaten Bolaang Mongondow
Salibabu adalah kategori “jalan kabupaten”
Utara (oleh Rahmat Tegila, Fispol Unsrat).
yaitu jalan yang pembangunannya dan
Penelitin ini menyimpulkan : Koordinasi
pemeliharaannya didanai oleh APBD
merupakan salah satu faktor penting dalam
Kabupaten Kepulauan Talaud. Jalan tersebut
pelaksanaan pembangunan kecamatan,
menghubungkan antar kecamatan Salibabu
Pembagian tugas merupakan salah satu factor
dengan kecamatan lainnya di sekitar. Sehingga
yang menentukan keberhasilan.
itu koordinasi yang dimaksud adalah
Judul Penelitian : Koordinasi Kepala Desa
koordinasi pemerintah daerah Kabupaten
Dalam Pembangunan Inftrastruktur di Desa

2
Sautang Keteban Kecamatan Pasir Belengkon yang di kemukakan oleh Handayaningrat
Kabupaten Paser (oleh : Nur Fajriana : (1989). koordinasi, yaitu (Handayaningrat,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2001)
Universitas Mulawarman). Hasil penelitian ini C. Konsep Pembangunan Daerah
berkesimpulan : Koordinasi vertikal Kepala Istilah pembangunan (development)
Desa dalam pembangunan infrastruktur desa telah menjadi bahasa dunia. Definisi yang
dilakukan melalui koordinasi vertikal kebawah diberikan terhadap istilah pembangunan itu
kepala desa dengan aparat desa melalui rapat seringkali berbeda-beda, tergantung dari sudut
kerja yang dilakukan setiap satu bulan sekali. pandang ilmu masing-masing. pembangunan
adalah proses untuk mencapai kehidupan
B. Konsep Koordinasi
manusia yang adil dan makmur.
Istilah koordinasi dalam bahasa
Pengertian pembangunan yang bersifat
Inggris disebut “coordination”. Istilah
netral memaknai pembangunan adalah suatu
coordination terdiri dari dua kata yaitu “co”
proses perubahan yang terencana dari suatu
yang artinya “bersama”, dan “ordination” yang
situasi nasional yang satu ke situasi nasional
berarti “memerintah”. Jadi, coordination
yang lain yang dinilai lebih tinggi (Katz, 2001).
berarti memerintah bersama. Secara etimologis
Ruopp (dalam Taliziduhu, 2000) merumuskan
istilah coordination berasal dari bahasa Latin
pembangunan adalah upaya untuk mengubah
yaitu “cum” yang berarti berbeda-beda, dan
keadaan dari yang kurang dikehendaki menuju
“ordinare” yang artinya menyusun atau
keadaan yang lebih baik.
menempatkan sesuatu pada keharusannya
Dari beberapa pengertian dan definisi
(Pariata Westra, 2001).
di atas dapat dipahami bahwa inti makna
Menurut Fayol bahwa fungsi
pembangunan pada hakekatnya adalah
koordinasi memungkinkan adanya kesatuan,
perubahan, yaitu keinginan atau usaha
keterpaduan antar unit, antar pejabat, serta
terencana untuk merubah apa-apa yang telah
keharmonisasi organisasi (dalam Sugandha,
lama dan kurang bernilai menuju ke nilai-nilai
2000).
baru yang dipandang lebih baik.
Jame D. Mooney (dalam
proses pembangunan daerah pada
Handayaningrat, 2001) mendefinisikan
dasarnya bukanlah sekedar fenomena
mendefinisikan koordinasi sebagai pencapaian
pembangunan ekonomi semata, pembangunan
usaha kelompok secara teratur dan kesatuan
daerah tidak semata-mata ditunjukkan oleh
tindakan di dalam mencapai tujuan bersama
prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai
(coordination as the achievement of
oleh suatu daerah, namun yang lebih luas dari
Handayaningrat, 1998) mendefinisikan
itu pebangunan daerah memiliki perspektif yan
koordinasi adalah suatu proses dimana
luas, terutama perubahan sosial.
pimpinan mengembangkan pola usaha
Nurman (2015) mengatakan,
kelompok secara teratur diantara unit-unit
pembangunan daerah pada hakekatnya adalah
dibawahnya dan menjamin kesatuan tindakan
upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas
di dalam mencapai tujuan bersama.
pemerintahan daerah sehingga tercipta suatu
Laras, seimbang dan serempak dalam
kemampuan yang handal dan professional
mencapai suatu tujuan tertentu serta mencegah
dalam memberikan pelayanan kepada
terjadinya konflik, kekacauan,percekcokan,
masyarakat, dan dalam mengelola sumberdaya
kekosongan dan sebagainya dalam suatu
ekonomi daerah secara berdayaguna dan
organisasi.
berhasilguna untuk kemajuan perekonomian
Dalam kaitanya dengan penelitian ini,
daerah dan kesejahteraan masyarakat.
maka penulis cenderung menggunakan
Dalam hal ini perencanaan
kedekatan dengan aspek-aspek koordinasi
pembangunan daerah di era otonomi daerah

3
sekarang ini mengacu atau berpedoman pada 2004 tentang Sistem Perencanaan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Pembangunan Nasional
Tentang Sistem Perencanaan pembangunan
METODOLOGI PENELITIAN
nasional.
A. Metode Penelitian
Koordinasi Pemerintah Daerah Dalam Penelitian ini didesain sebagai
Pembangunan Daerah suatu penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif merupakan suatu penelitian
Dalam administrasi pemerintah, untuk menemukan fakta dengan
koordinasi dimaksudkan untuk menyerasikan interpretasi yang tepat dan merupakan
dan menyatukan kegiatan-kegiatan yang penelitian noneksperimental. Penelitian
dilakukan oleh pejabat-pejabat pimpinan atau kualitatif bermaksud membuat pemeriaan
kelompok pejabat pelaksana. Suatu tindakan (penyandaraan) secara sistematif, faktual,
pelaksanaan yang terkoordinasikan berarti dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
kegiatan para kelompok pejabat menjadi serasi, sifat populasi tertentu (Nasir, 2003).
seirama dan terpadu dalam pencapaian tujuan metode penelitian kualitatif adalah
bersama (Handayaningrat, 1998). penelitian yang bermaksud untuk
Konsep koordinasi tersebut berlaku memahami fenomena tentang apa yang
pula pada koordinasi pembangunan, termasuk dialami oleh subyek penelitian (misalnya
koordinasi pembangunan di daerah. perilaku, persepsi, tindakan, dan lainnya),
Koordinasi pembangunan di daerah dilakukan secara holistik, dan dengan cara deskripsi
baik pada tahap perencanaan pembangunan, dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
maupun pada tahap pelaksanaan suatu konteks khusus yang alamiah dan
pembangunan. (Handayaningrat, 1998). dengan memanfaatkan berbagai metode
Koodinasi perencanaan pembangunan alamiah.
di daerah baik yang bersifat sektoral maupun
HASIL PENELITIAN DAN
regional, dilakukan oleh kepala daerah yaitu di
PEMBAHASAN
tingkat provinsi oleh Gubernur, dan di tingkat
kabupaten/kota oleh Bupati/Walikota.
Seperti yang dikemukakan di atas,
Sedangkan perangkat daerah yang bertugas
focus penelitian ini adalah penelitian ini adalah
mengkoordinasikan perencanaan
“koordinasi pemerintah daerah dalam
pembangunan di provinsi adalah Bappeda
pembangunan jalan di kecamatan Salibabu,
Propinsi, dan di kabupaten/kota adalah
yaitu koordinasi yang dilakukan oleh SKPD
Bappeda Kabupaten/Kota. Dalam penyusunan
yang terkait dan berwenang dalam
rencana dan program pembangunan sektoral
pembangunan “jalan kabupaten” (Bappeda,
dan regional di daerah, Bappeda mendapatkan
Dinas Pekerjaan Umum) dalam perencanaan
bahan-bahan dari instansi-instansi vertikal dan
dan pelaksanaan program pembangunan atau
SKPD (Undang-Undang. Nomor. 25 Tahun
pemeliharaan jalan kabupaten di kecamatan
2004).
Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud.
Koordinasi perencanaan pembangunan Informan kunci dalam penelitian ini
dilaksanakan melalui forum musyawarah adalah pejabat berwenang/berkompeten pada
pembangunan (musrembang) yang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan berkoordinasi dalam pembangunan “jalan
(nasional, provinsi, kabupaten/kota, kabupaten” Kepulauan Talaud.
kecamatan, dan desa). Sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-Undang Nomor. 25 Tahun

4
Koordinasi Dalam Perencanaan ada yang serius karena komunikasi dan
kerjasama yang baik antara pihak-pihak terkait.
koordinasi perencanaan pembangunan “jalan
Secara teoritis telah dikemukakan
kabupaten” dilaksanakan dengan baik, tertib
di atas bahwa koordinasi merupakan fungsi
dan lancar dengan mengacu kepada ketentuan
administrasi/manajemen memiliki
yang ditetapkan dalam Undang-Udang.Nomor.
beberapa pengertian atau makna : (1)
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Sebagai pencapaian usaha kelompok
Pembangunan Nasional. Koordinasi
secara teratur dan kesatuan tindakan di
pemerintah daerah dalam perencanaan
dalam mencapai tujuan bersama; (2)
pembangunan jalan kabupaten selain
Sebagai sinkronisasi usaha-usaha secara
dilakukan oleh instansi terkait di tingkat
teratur yang ditujukan untuk memberikan
kabupaten, juga melibatkan Camat, para
petunjuk-petunjuk pelaksanaan agar
Kepala Desa, BPD dan Lembaga
dengan demikian dapat dicapai tindakan-
Kemasyarakatan Desa, dan unsur masyarakat
tindakan harmonis serta yang disatukan
lainnya. Mekanisme koordinasi perencanaan
dalam rangka usaha mencapai tujuan
pembangunan jalan kabupaten dilakukan
tertentu.; (3) sebagai proses pemaduan
secara botoom-up mulai dari Musrembang
sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan
Desa, Musrembang Kecamatan, dan
unit-unit yang terpisah agar dapat
Musrembang Kabupaten; usulan program
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
pembangunan jalan kabupaten diusulkan dari
Menurut James D. Mooney (dalam
desa yang dirumuskan dalam Musrembang
Sugandha, 2000), dasar dari prinsip
Desa, kemudian disinkronisaisi dan
koordinasi adalah kewenangan yang
diintegrasikan oleh Camat dalam forum
merupakan keharusan untuk
Musrembang Kecamatan, dan kemudian
mengkoordinasikan. Kewenangan ini
diusulkan ketingkat kabupaten dalam
digerakkan atau dijadikan berproses oleh
Musrembang Kabupaten. Kendala/hambatan
koordinasi prosesif (processive
dalam koordinasi perencanaan umumnya
coordination) yang berupa semua kegiatan
hanya kendala teknis.
yang dirancang dalam rangka menciptakan
Koordinasi Dalam Pelaksanaan : kesatuan arah dan tindakan. Hasil proses
Semua informan utama/kunci (unsur Bappeda, ini berupa koordinasi yang berhasilguna
unsur Dinas PUTR, Camat Salibabu) dan juga (effective coordination) yaitu efek
para informan tambahan (Kepala Desa, Ketua fungsionalnya dari koordinasi.
BPD dan Ketua LPM) menyatakan bahwa Tujuan penelitian ini adalah untuk
koordinasi pemerintah daerah dalam mengetahui bagaimana koordinasi
pelaksanaan program pembangunan jalan di pembangunan jalan di Kecamatan
Kecamatan Salibabu dilaksanakan dengan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud.
baik, tertib dan lancar. Koordinasi antara Dinas Sesuai dengan amanat Undang-Undang
PUTR dengan Camat Salibabu, dan juga Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
dengan Pemerintah Desa berjalan baik dan Perencanaan Pembangunan Nasional,
lancar. Dinas PUTR berkoordinasi dengan bahwa koordinasi perencanaan
Camat suatu program pembangunan jalan pembangunan di daerah baik yang bersifat
kabupaten akan dlaksanakan; kemudian Camat sektoral maupun regional, dilakukan oleh
mengnformasikan kepada Kepala Desa dan kepala daerah yaitu di tingkat provinsi oleh
lembaga-lembaga terkait di desa. Koordinasi Gubernur, dan di tingkat kabupaten/kota
dalam pelaksanaan program pembangunan oleh Bupati/Walikota. Sedangkan
jalan kabuapaten di Kecamatan salibabu tidak perangkat daerah yang bertugas
mengkoordinasikan perencanaan

5
pembangunan di provinsi adalah Bappeda desa/kelurahan yaitu menetapkan
Propinsi, dan di kabupaten/kota adalah program/kegiatan pembangunan yang
Bappeda Kabupaten/Kota. Dalam akan didanai oleh APB Desa dan swadaya
penyusunan rencana dan program masyarakat desa dikembalikan ke desa
pembangunan sektoral dan regional di yang bersangkutan, program/kegiatan
daerah, Bappeda mendapatkan bahan- yang akan diusulkan didanai oleh APBD
bahan dari instansi-instansi vertikal dan Kabupaten/Kota. Musrembang Kecamatan
SKPD. diselenggarakan oleh Camat dan diikuti
Koordinasi perencanaan oleh unsur-unsur instansi vertikal dan
pembangunan dilaksanakan melalui forum SKPD yang ada di kecamatan, semua
musyawarah pembangunan (musrembang) Kepala Desa/Lurah, BPD, Lembaga
yang dilaksanakan menurut jenjang Kemasyarakatan Desa, organisasi
pemerintahan secara bottom-up (desa, masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, dan
kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, lainnya. Musrembang Kabupaten/Kota
nasional). Sebagaimana dijelaskan dalam diselenggarakan dalam rangka menyusun
Undang-Udang Nomor. 25 Tahun 2004 Rencana Pembangunan Jangka Panjang
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan
Nasional : (1) Musyawarah perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan
pembangunan (musrembang) adalah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKP-
forum antar pelaku dalam rangka Daerah) Kabupaten/Kota. Musrembang
menyusun rencana pembangunan. (2) Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh
Musrembang diselenggarakan dalam Bappeda Kabupaten/Kota dan diikuti oleh
rangka menyusun rencana pembangunan semua unsur penyelenggara pemerintahan
(RPJP, RPJM, RKP) dan diukuti oleh di Kabupaten/Kota (instansi vertikal,
unsur-unsur penyelenggara pemerintah SKPD) dengan mengikutsertakan
dan mengikutsertakan masyarakat. (3) masyarakat. Musrembang Propinsi
Musrembang dilaksanakan menurut diselenggarakan dalam rangka menyusun
jenjang pemerintahan yaitu dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
pendekatan bottom-p yakni mulai dari (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka
tingkat desa,kemudian tingkat kecamatan, Menengah (RPJM), dan Rencana Kerta
tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi, Pembangunan (RKP) Propinsi.
dan tingkat nasional. Musrembang Propinsi diselenggarakan
Musyawarah perencanaan oleh Bappeda Propinsi dan diikuti oleh
pembangunan (musrembang) desa semua unsur penyelenggara pemerintahan
diselenggarakan oleh pemerintah desa di Propinsi (instansi vertikal, SKPD)
untuk menetapkan prioritas, program, dengan mengikutsertakan masyarakat.
kegiatan, dan kebutuhan pembangunan Musrembang Nasional diselenggarakan
desa yang didanai oleh Anggaran dalam rangka menyusun Rencana
Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),
masyarakat desa, dan/atau Anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Pendapatan dan Belanja Daerah (RPJM), dan Rencana Kerta Pembangunan
Kabupaten/Kota. Musyawarah (RKP) Nasional. Musrembang Nasional
perencanaan pembangunan (musrembang) diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara
Kecamatan dilakukan untuk menyusun negara dengan mengikutsertakan
perencanaan pembangunan sebagai masyarakat (Undang-Undang. Nomor. 25
kelanjutan dari hasil musyawarah Tahun 2004).
perencanaan pembangunan (musrembang)

6
Dalam rangka koordinasi selanjutnya diusulkan ke Dinas Pekerjaan
perencanaan pembangunan di tingkat Umum dan Tata Ruang (PUTR)
Kabupaten/Kota, maka Bappeda Kabupaten Kepulauan Talaud. Usulan dari
menyiapkan rancangan awal RPJP Daerah, Kecamatan diverifikasi oleh Dinas PUTR
RPJM Daerah dan RKP Daerah yang akan untuk mendapatkan usulan program yang
dibahas dalam Musrembang masuk skala prioritas utama yang harus
Kabupaten/Kota disiapkan oleh Bappeda segera ditangani. Dinas PUTR kemudian
Kabupaten Kota, sedangkan Kepala SKPD berkoordinasi dengan Bappeda Kabupaten
Kabupaten/Kota menyiapkan rencana Kepulauan Talaud. Bappeda menyusun
kerja (Renja-SKPD) sesuai dengan tugas rancangan RKPD yang akan dibahas dalam
pokok masing-masing. Rancangan RPJPD, Musrembang Kabupaten. Selanjutnya
RPJMD, RKPD, dan Ranja-SKPD Usulan dievaluasi oleh Tim Anggaran
selanjutnya dibahas dalam forum Pemerintah Daerah (TAPD) yang diangkat
Musyawarah Pembangunan oleh Kepala Daerah untuk mempertajam
(Musrembang) Daerah Kabupaten/Kota. penentuan skala prioritas pelaksanaan
Bappeda menyusun rancangan akhir kegiatan, kesimbangan badgeting, dan
RKJP,RKJM,RKPD berdasarkan hasil faktor-faktor lain yang menjadi Visi dan
Musrembang tersebut dan ditetapkan Misi Kepala Daerah. Usulan perencanaan
dengan Peraturan Daerah (untuk RPJPD), pembangunan “jalan kabupaten” yang
dan dengan Peraturan Bupati/Walikota telah tertuang dalam RKPD dan Renja
(untuk RPJMD dan RKP Daerah). Setelah Dinas setelah dievaluasi dan disetujui oleh
ditetapkan RPJM Daerah, SKPD segera DPRD akan ditetapkan dengan Peraturan
menyesuaikan Renstranya dengan RPJM Daerah, dan selanjutnya dalam
Daerah. RKP Daerah menjadi pedoman Pelaksanaan penjabaran Anggaran Kepala
penyusunan Rencana Anggaran Daerah akan mengeluarkan PERBUB
Pendapatan dan Belanja Daerah atau untuk menjadi pedoman Pelaksanaan.
RAPBD Kabupaten (Undang-Undang. Perencanaan Pembangunan Jalan
Nomor. 25 Tahun 2009). Kabupaten yang telah ditetapkan
Berdasarkan hasil penelitian ini berdasarkan Perda akan di Tata Pada
diperoleh gambaran bahwa koordinasi Rencana Kerja dan Angggaran (RKA)
pembangunan daerah di tingkat Kabupaten Dinas PUTR yang kemudian menjadi
Kepulauan Talaud sudah dilaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
sesuai ketentuan Undang-Undang. No. 25 yang selanjutnya akan dilaksanakan.
Tahun 2004 tersebut. Khusus Menurut pengakuan pejabat di Dinas
pembangunan “jalan kabupaten”, PUTR dan pejabat dari Bappeda
koordinasi perencanaan telah berjalan Kabupaten Kepulauan Talaud, dan juga
dengan baik dengan pendekatan bottom-up pengakuan dari Camat Salibabu, bahwa
yaitu mulai dari Musrembang Desa, koordinasi dalam perencanaan
kemudian Musrembang Kecamatan, dan pembangunan “jalan kabupaten” sudah
terus ke Musrembang Kabupaten. Pada berjalan tertib dan lancar sesuai
Musrembang Desa ditetapkan usulan mekanisme koordinasi yang sudah
pembangunan jalan yang akan dibawa ke ditetapkan; jadi kalau ada usulan
Musrembang Kecamatan. Pada pembangunan jalan kabupaten (baru,
Musrembang Kecamatan, Camat rehabilitasi, pelebaran) yang diusulkan
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan oleh pemerintah dan masyarakat di suatu
usulan-usulan program pembangunan kecamatan, itu bukan disebabkan oleh
jalan dari semua desa di wilayahnya, yang kurang atau lemahnya koordinasi

7
perencanaan di tingkat kabupaten, akan jalan kabupaten di kecamatan Salibabu
tetapi karena usulan itu dinilai belum dilaksanakan sesuai mekanisme secara
terlalu mendesak sehingga tidak masuk bottom-up yaitu dimulai dari
dalam skala prioritas utama. Musrembang Desa, kemudian ke
Hasil penelitian ini juga Musrembang Kecamatan, dan ke
menunjukkan bahwa koordinasi Musrembang Kabupaten. Jadi, usulan
pelaksanaan program/proyek pembangunan jalan kabupaten bermula
pembangunan “jalan kabupaten” di dari desa-desa yang dihasilkan dari
kecamatan Salibabu berjalan baik dan Musrembang Desa, kemudian
lancar. Meknisme koordinasi pelaksanaan diintegrasikan oleh Camat pada
program pembangunan jalan tidak serumit Musrembang Kecamatan, dan selanjutnya
seperti pada koordinasi perencanaan diusulkan ke Dinas PUTR untuk
karena hanya melibatkan beberapa unsur dikoordinasikan dengan Bappeda dibahas
terkait yaitu Dinas PUTR sebagai instansi dalam Musrembang Kabupaten.
pelaksana, Camat sebagai koordinator Mekanisme koordinasi perencanaan
pembangunan di wilayah kecamatan, pembangunan jalan tersebut sejauh ini
pemerintah desa dan masyarakat desa. berjalan tertib dan lancar sehingga dapat
Sebelum pelaksanaan program dilakukan, menetapkan program pembangunan jalan
Dinas PUTR berkoordinasi dengan para kabupaten sesuai skala prioritas.
Camat dan Kepala Desa dimana lokasi
pembangunan jalan akan dilaksanakan. 2. Koordinasi pemerintah daerah (Dinas
Menurut pengakuan pejabat dari Dinas PUTR dan Camat, dan juga dengan
PUTR dan Camat Salibabu, dan juga Kepala Desa) dalam pelaksanaan
dibenarkan oleh kepala desa, ketua BPD program/proyek pembangunan jalan
dan ketuan LPM yang diawancarai, bahwa kabupaten di Kecamatan Salibabu
koordinasi dalam pelaksanaan Kabupaten Kepulauan Talaud sejauh ini
program/proyek pembangunan jalan (baru, berjalan baik dan lancar sesuai
rehab, pelebaran) di wilayah Kecamatan perencanaannya.
Salibabu sejauh ini berjalan baik sehingga
Saran
pelaksanaan program/proyek dapat selesai
1. Koordinasi pemerintah daerah dalam
pada waktunya. Kendala atau hambatan perencanaan pembangunan jalan
serius dalam pelaksanaan program kabupaten sudah berjalan dengan baik,
pembangunan jalan kabupaten di tidak ada tertib dan lancar, namun masih perlu
yang serius karena adanya komunikasi dan ditingkatkan kualitasnya. Komunikasi
kerjasama yang baik dari pihak-pihak antara pihak Dinas PUTR dan Bappeda,
terkait atau berkentingan berjalan lancer. dan juga dengan Camat hendaklah
PENUTUP berjalan lebih efektif di dalam
Kesimpulan penyusunan rancangan RKPD dan Renja
1. Koordinasi perencanaan pembangunan Dinas PUTR.
jalan kabupaten di kecamatan Salibabu 2. Koordinasi pemerintah daerah dalam
berjalan tertib dan lancar sesuai dengan perencanaan pembangunan jalan
mekanisme yang telah ditetapkan dalam kabupaten dapat lebih efektif dengan
Undang-Undang. Nomor. 25 Tahun 2004 meningkatkan kualitas Musrembang
tentang Sistem Perencanaan mulai dari Musrembang Desa,
Pembangunan Nasional. Mekanisme Musrembang Kecamatan, dan
koordinasi perencanaan pembangunan Musrembang Kabupaten.

8
DAFTAR PUSTAKA Taliziduhu, Nraha, 2000, Pembangunan
Aji,B.Firman dan Sirait Nartin, 2000, Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta.
Perencanaan dan Evaluasi : Suatu Tjokrowinoto, Moeljarto, 2000, Pembangunan
Sistem untuk Proyek Pembangunan, : Dilema dan Tantangan, Pustaka
Bina Aksara, Jakarta. Pelajar, Jakarta.
Bryant Louise dan Coralie White, 2002, Westra, Pariata, 2001, Manajemen
Manajemen Pembangunan untuk Pembangunan Daerah, Ghalia
Negara-Negara Berkembang, Indonesia, Jakarta.
terjemahan, LP3ES, Jakarta. Handayaningrat,Soewarno. 2001, Administrasi
Bungin,B.M. 2010, Penelitian Kualitatif, Pemerintahan Dalam Pembangunan
PT.Kencana, Jakarta. Nasional, Gunung Agung, Jakarta.
Gie, The Liang, 2002, Ensiklopedi Kuncoro,Mudrajat, 2004, Otonomi dan
Administrasi, Gunung Agung, Jakarta. Pembangunan Daerah : Reformasi,
Handayaningrat,Soewarno. 2001, Administrasi Perencanaan, dan Peluang, Erlangga,
Pemerintahan Dalam Pembangunan Jakarta.
Nasional, Gunung Agung, Jakarta. Bintoro Tjokroamojo, 1984. Pengantar
Katz, P. Saul, 2001, Modernisasi Administrasi Administrasi Pembangunan, LP3ES,
untuk Pembangunan Nasional, Jakarta.
terjemahan, Gunung Agung, Jakarta. Effendi, Bachtiar. 2002. Pembangunan
Kuncoro,Mudrajat, 2004, Otonomi dan Daerah Otonom Berkeadilan,
Pembangunan Daerah : Reformasi, Yogyakarta:
Perencanaan, dan Peluang, Erlangga, Kurnia Kalam Semesta. Patton, Adri. 2005.
Jakarta. Pemimpin Informal, Budaya Lokal Dan
Lincolin, Arsyad, Ekonomi Pembangunan, Pembangunan Daerah. Malang: Agritek
Bagian Penerbitan STIE YKPN, Yayasan Pembangunan Nasional
Yogyakarta. Malang.
Moleong, 2006, Metode Penelitian Kualitatif,
Remaja Redoskarya, Bandung.
Nasir Mohammad, 2003, Metododologi Sumber Lain :
Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Nurman, 2015, Strategi Pembangunan tentang Pemerintahan Daerah.
Daerah, PT. RajaGrafindo Persada, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
Jakarta. tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Rohidi dan Moeljarto, 2002, Analisis Data Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun
Kualitatif, UI-Press, Jakarta. 2008 Tentang Kecamatan.
Stoner L. James. dan Charles Wankel,2006,
Manajemen, terjemahan, Intermedia,
Jakarta.
Sugandha Dann, 2000, Koordinasi Alat
Pemersatu Gerak Administrasi, Jakarta,
Gunung Agung.
Sugiono, 2009, Metodologi Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Terry,R. George. 2000, Asas-Asas Manajemen,
terjemahan, Alumni, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai