2016 - Rubiana & Buchori - Prosiding Semnas Bio Unhas
2016 - Rubiana & Buchori - Prosiding Semnas Bio Unhas
DEWAN REDAKSI
Pengarah:
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Penanggung jawab:
Ketua Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Penyunting (Editor):
i
Seminar Nasional Biologi (28 Maret 2016: Makassar)
Penyunting:
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, 2016
ISBN: 978-602-72198-3-0
Penyunting:
Magdalena Litaay, Syahribulan, Fahruddin, Muh. Ruslan Umar, Nenis Sardiani
Penerbit:
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin tertulis dari
penyunting.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan perkenan-Nya sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Biologi ini dapat
terbit. Buku Prosiding ini memuat makalah yang telah dipresentasikan pada
Seminar Nasional Biologi 2016 dengan tema “Peranan Biologi dalam
Peningkatan Konservasi Keragaman Hayati” yang dilaksanakan pada tanggal
28 Maret 2016 di Universitas Hasanuddin Makassar. Makalah yang dimuat pada
prosiding ini telah direview oleh tim pakar sesuai bidang ilmu biologi, biologi
terapan dan pendidikan biologi. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami
sampaikan kepada semua pihak baik pelaksana Seminar Nasional Biologi 2016,
penyaji makalah, penyunting dan penerbit yang telah berkontribusi pada
penyusunan dan penerbitan prosiding ini. Semoga prosiding ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan rujukan untuk kemajuan
ilmu di bidang biologi, biologi terapan dan biologi pendidikan.
Penyunting
iii
SAMBUTAN DEKAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maka
Esa yang telah melimpahkan berkat kepada kita sekalian sehingga Seminar
Nasional Biologi 2016 telah terselenggara dengan baik dan terpublikasinya
makalah hasil seminar tersebut dalam prosiding ini.
Selanjutnya perkenankan saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima
kasih kepada Pimpinan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin dan panitia pelaksana Seminar
Nasional Biologi 2016 dengan tema: “Peranan Biologi dalam Peningkatan
Konservasi Keragaman Hayati”. Seminar Nasional Biologi 2016 telah
berkontribusi terhadap pencapaian target Universitas Hasanuddin sebagai PTN-
BH menuju world class university (WCU). Secara khusus kami sampaikan terima
kasih kepada Prof. Valerio Sbordoni (University of Rome Tor Vergata, Italy), Dr.
Siti Nuramaliati Prijono (Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
dan Ketua Umum Perhimpunan Biologi Indonesia), serta Kepala Balai Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung yang telah berkenan menjadi pembicara
kunci pada Seminar Nasional Biologi 2016.
Kami berharap tulisan ilmiah dalam prosiding ini dijadikan rujukan untuk
pengembangan ilmu bidang biologi dan bidang terkait lainnya. Prosiding ini
memaparkan konsep-konsep baru tentang perkembangan ilmu biologi, biologi
terapan dan pendidikan biologi. seperti perkembangan ilmu bioteknologi,
rekayasa genetika, penetapan pohon filogenik berdasarkan kesamaan sequence
DNA pengkode gen 165 RNA yang telah merubah secara nyata posisi filogenetik
berdasarkan morfologi semata, terapan biologi di bidang pertanian dan
sebagainya.
Pada akhirnya, sekali lagi kami ucapkan selamat dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi pada penerbitan Prosiding Seminar Nasional
Biologi 2016.
iv
DAFTAR ISI
v
Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Kepadatan Moluska pada 88
Ekosistem Mangrove Alami dan Hasil Rehabilitasi …………………………
Andi Nur Samsi
Keragaman Rayap pada Pertanaman Jati (Tectona grandis L.) ………….. 139
Astuti Arif
vi
Nova Maulidina Ashuri, Sherly Eka A, Abdul Azis, M. Mahsun F, Baharuddin S,
Asti Riski Febiyani
vii
Keragaman Genetik Kayu Kuku (Pericopsis mooniana) di Cagar Alam
Lamedai berdasarkan Penanda RAPD ………………………………………
C. Andriyani Prasetyawati
viii
Hubungan Bahan Organik Tanah dengan Keanekaragaman Jenis
Tumbuhan di Sekitar Areal Tambang Nikel ………………………………….
Albert D. Mangopang, Retno Prayudyaningsih
Kondisi Beberapa Jenis Mangrove Berdasarkan Kerapatan di Togean
Sulawesi Tengah ………………………………................................................... 303
Halidah
ix
Andi Hardianti, Muhammad Restu, Gusmiaty, Siti Halimah Larekeng
x
Mustika Tuwo dan Ari Indrianto
Viabilitas Rhizopus sp. dan Bakteri Asam Laktat (BAL) Lokal dalam “Ragi
Wikau Maombo” ………………………………………………………………. 465
Nurhayani H. Muhiddin, Indrawati
xi
Maimuna Nonci, Baharuddin, Burhanuddin Rasyid, Pirman
xii
Irma Andriani, Magdalena Litaay, Rosana Agus, M. Ruslan Umar, Eddy
Soekandarsi, Ambeng, Djamaluddin Jompa, Dwi Kesumasari, Zainal Arifin,
Yusuke Takehana, Masato Kinoshita, Koji Inoue
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Vigor Benih Jagung (Zea mays L.) … 624
Oom Komalasari, Ramlah Arief
xiii
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
Abstrak
Semut (Hymenoptera: Formicidae) merupakan taksa yang sangat peka terhadap perubahan yang
terjadi pada lingkungannya. Pada skala strata habitat yang berbeda semut telah terbukti responsif
terhadap perubahannya sehingga seringkali dijadikan bioindikator. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui keanekaragaman semut pada strata habitat yang berbeda sebagai respon terhadap
transformasi lahan yang banyak terjadi di Provinsi Jambi. Penelitian dilakukan pada pada tiga strata
habitat yaitu: permukaan tanah, serasah dan pohon pada empat jenis penggunaan lahan yaitu hutan
primer, hutan karet, perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit di sekitar Hutan Harapan dan
Taman Nasional Bukit Duabelas di Jambi. Pada setiap jenis penggunaan lahan, ditentukan empat plot
(50 m x 50 m) untuk pengambilan sampel semut. Semut dikumpulkan dengan metode hand-collecting
yang dikombinasikan dengan umpan. Jumlah spesies semut tertinggi diperoleh dari strata serasah
perkebunan karet di lanskap TNBD. Semut yang paling banyak dijumpai di TNBD dan Harapan
adalah semut yang menempati strata pohon sebanyak 77 spesies, hal tersebut disebabkan oleh
terdapatnya serasah di dalam pohon kelapa sawit sehingga spesies semut yang berperan sebagai
pengurai juga ditemukan. Jumlah spesies semut yang saling beririsan menempati strata antara
serasah, tanah dan pohon adalah sebanyak 28 spesies di TNBD dan 29 spesies di Harapan.
1. PENDAHULUAN
Luas hutan di dunia pada tahun 2010 diperkirakan 4 milyar hektar dengan
8% dari luas total hutan adalah hutan hujan tropis di Asia Selatan dan Tenggara,
dengan 32% luasnya terdapat di Indonesia (FAO 2010). Hutan hujan tropis
merupakan mosaik dari pemanfaatan lahan yang berbeda, yaitu kegiatan produktif
seperti lahan pertanian dan perkebunan sekaligus juga ekosistem hutan seperti
cagar alam dan kawasan lindung (Schroth et al. 2011). Hutan di Jambi
merupakan salah satu daerah hutan hujan tropis yang telah banyak mengalami
transformasi lahan dalam skala luas, yaitu perubahan dari hutan tropis ke
perkebunan karet dan kelapa sawit.
Transformasi lahan alami menjadi hutan karet, perkebunan karet dan
perkebunan kelapa sawit tidak mempengaruhi keanekaragaman semut namun
struktur komunitas semut (Rubiana et al. 2015). Keberhasilan semut untuk
bertahan hidup pada suatu wilayah yang mengalami gangguan juga dapat
dikaitkan dengan berbagai perilaku mereka misalnya interaksi kompetitif,
penghindaran predator, parasitisme, kemampuan kolonisasi (Kaspari et al. 2003).
Oleh karena semut menempati relung yang bervariasi baik di strata
serasah, tanah, maupun pohon, maka keanekaragaman semut pada mikrohabitat
- 160 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
yang berbeda perlu dikaji lebih mendalam. Hasil yang diperoleh melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keanekaragaman
populasi semut berdasarkan mikrohabitatnya pada lahan yang mengalami
transformasi hutan menjadi perkebunan sebagai salah satu indikator perubahan
ekosistem dan layanan jasa-jasa ekosistem yang diberikan semut.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian lapangan dilakukan di lanskap hutan dataran rendah yaitu
lanskap Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dan Hutan Harapan (Harapan)
di Jambi. Penelitian lapangan dilakukan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
April 2013.
Pada kedua lanskap hutan tropis tersebut masing-masing ditentukan enam
belas plot dengan ukuran 50 m x 50 m. Pada setiap plot terdapat tiga strata sebagai
tempat pengambilan semut, yaitu strata tanah, serasah dan tubuh pohon pada
ketinggian maksimal 1.5 m. Setiap plot ditentukan sepuluh pohon dan lima titik
pengambilan contoh semut untuk strata serasah dan tanah.
Pengambilan semut menggunakan metode koleksi langsung yaitu
mengambil semut secara manual dengan tangan. Untuk pengambilan contoh pada
strata pohon, dikombinasikan dengan metode baiting (pengumpanan) yaitu
menggunakan umpan tuna dan gula untuk menarik semut (Bestelmeyer et al.
2000).
Pengambilan contoh semut dilakukan pada pukul 09.00 sampai 11.00
setiap satu plot setiap harinya dan dilakukan pada saat cuaca cerah. Waktu yang
digunakan untuk pengambilan semut pada masing-masing strata adalah 5 menit.
Semut-semut dimasukkan ke dalam tabung contoh yang sudah berisi alkohol 70%
untuk diidentifikasi di laboratorium menggunakan kunci identifikasi sampai tingkat
subfamili atau genus dilakukan dengan menggunakan kunci Identification guide to
the ant genera of the world dan Identification guide to the ant genera of Borneo
(Bolton 1994; Hashimoto 2003).
Pengaruh strata terhadap keanekaragaman semut dianalisis dengan
menggunakan ANOVA. Selanjutnya penyajian grafis untuk merangkum informasi
lebih detail mengenai distribusi jumlah spesies semut menurut strata habitatnya
dengan menggunakan box-plot. Selanjutnya untuk mengetahui kemiripan struktur
semut pada strata yang berbeda adalah dengan uji ANOSIM (Analysis of Similarity)
dan digambarkan dalam non metric multidimensional scaling (NMDS) (Clarke 1993).
Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak R Statistic (R-
Development 2013).
Untuk menggambarkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan antar spesies
semut yang terdapat pada strata habitat yang berbeda digunakan diagram venn.
Lingkaran yang bertumpang tindih digunakan untuk menggambarkan jumlah
spesies yang memiliki kesamaan di antara grup yang digambarkan, sementara
perbedaan digambarkan dalam porsi lingkaran yang tidak bertumpang tindih.
Diagram venn disusun dengan mengolah data spesies semut pada website
interaktif (Oliveros 2007).
- 161 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
12
10
6 TNBD
Harapan
4
0
Serasah Tanah Pohon
Gambar 1. Keanekaragaman spesies semut di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dan
Hutan Harapan pada tiga strata habitat yang berbeda
Sebaran data jumlah spesies semut pada strata habitat yang berbeda disajikan
dalam diagram box-plot (Gambar 2). Semakin panjang bidang persegi maka semakin
menyebar data yang didapat, artinya variasi jumlah spesies dalam setiap plotnya lebih
beragam. Hal ini tampak pada bidang strata pohon, serasah dan tanah di TNBD.
- 162 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
Gambar 2. Box-plot keanekaragaman jenis semut pada tiga strata yang berbeda di lanskap
Harapan dan TNBD
- 163 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
Gambar 3. NMDS dari komposisi semut berdasarkan indeks ketidakmiripan Bray-Curtis di (a)
TNBD, ANOSIM statistic R: -0.2836; Significance: 0.985 dan (b) Harapan
ANOSIM statistic R: -0.09028; Significance: 0.705. Kode yang terdapat di dalam
gambar menunjukkan area studi: huruf pertama S = Serasah, T = Tanah, P = Pohon;
angka (1 – 4) menunjukkan plot sebagai ulangan
- 164 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
Gambar 3. Diagram Venn jumlah semut antar strata pada lanskap (a) TNBD, (b) Harapan
- 165 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
5. KESIMPULAN
Strata habitat semut pada lahan transformasi tidak mempengaruhi
keanekaragaman dan struktur komunitas semut. Jenis semut yang memiliki
perilaku hidup di ketiga strata didominasi oleh semut invasif, yaitu Anoplolepis
gracilipes. Spesies crptic banyak ditemukan di tanah dan serasah dan spesies
dominant dolichoderinae banyak ditemukan di strata pohon.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Bestelmeyer BT, Agosti D, Alonso LE, Brandao CRF, Brown.Jr WL, C.
JH, Delabie, Silvestre R (2000) Field techniques for the study of ground-
dwelling ants. Di dalam: Agosti D, Majer JD, Alonso LE, Schultz TR,
editor. Ants: Standard methods for measuring and monitoring
biodiversity. Washington DC (US): Smithsonian Institution Press. 122-
144.
[2] Bolton B (1994) Identification guide to the ant genera of the world.
Cambridge (US): Harvard University Press.
[4] FAO (2010) Global Forest Resources Assessment 2010 (Main report).
Rome: Food And Agriculture Organization Of The United Nations.
[6] Kaspari M, Yuan M, Alonso L (2003) Spatial grain and the causes of
regional diversity gradients in ants. The American Naturalist. 161(3):
459-477.
- 166 -
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016 ISBN 978-602-72198-3-0
- 167 -