Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara November 2021
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara November 2021
PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
November
2021
Dewan Redaksi
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran
Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank
Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank
Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran
internasional yang proaktif.
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kenaikan kinerja lapangan usaha pertambangan, lapangan
karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan, meskipun
Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan tertahan oleh penurunan yang terjadi pada lapangan usaha
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara pertanian dan lapangan usaha industri pengolahan. Pada
November 2021. Kami menyusun Laporan Perekonomian periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh
Provinsi setiap triwulan sebagai masukan bagi Kantor Pusat sebesar 3,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan moneter, II 2021 yang tumbuh sebesar 4,26% (yoy). Capaian tersebut lebih
makroprudensial maupun sistem pembayaran serta perwujudan tinggi jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang
peran kami sebagai strategic partner bagi stakeholders dalam tumbuh sebesar 3,47% (yoy) pada triwulan II 2021.
membangun perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan
perekonomian Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi Kedepan, berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil
evaluasi triwulan III 2021, dan prospek tahun 2021 yang survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara
analisanya mencakup kondisi perekonomian, keuangan pada tahun 2021 diperkirakan mengalami perbaikan jika
pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2020, meskipun
keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, serta diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan
ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. sebelumnya. Faktor yang berperan penting pada penyesuaian
tersebut adalah penerapan rem darurat berupa kebijakan PPKM
Secara ringkas, perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan Mikro di Kota Kendari dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia
III 2021 melanjutkan pertumbuhan yang positif, meskipun lebih
serta energy crunch yang dialami mitra dagang utama Sulawesi
rendah dibandingkan periode sebelumnya seiring penerapan
Tenggara.
kebijakan PPKM Mikro level 4. Capaian pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Tenggara tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Dari sisi inflasi, Pada triwulan III 2021, inflasi IHK provinsi
pertumbuhan nasional. Dari sisi permintaan, pertumbuhan Sulawesi Tenggara tercatat mengalami peningkatan yang
positif yang terjadi pada perekonomian Sulawesi Tenggara dipicu oleh penurunan pasokan karena pola musiman dan faktor
didorong oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan cuaca ekstrim (musim angin muson timur dan peningkatan
realisasi investasi industri pengolahan nikel serta didorong oleh curah hujan) ditengah peningkatan permintaan selama
penurunan kinerja impor. Sementara itu dari sisi penawaran, perayaan HBKN Idul Adha. Hal tersebut menyebabkan
perbaikan pertumbuhan perekonomian selaras dengan peningkatan sejumlah harga bahan pokok terutama ikan segar
Ttd
Bimo Epyanto
Deputi Direktur
BAB VI
Keuangan Pemerintah
Pada tahun 2021, secara total Pada tahun 2021, secara total anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih
anggaran Pemda di Sulawesi tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan III 2021, tingkat realisasi anggaran
Tenggara lebih tinggi Pemerintah Daerah (Pemda) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020. Meningkatnya serapan tersebut
dibandingkan tahun berhubungan langsung dengan adanya kebijakan pelonggaran dalam mekanisme pengadaan
sebelumnya. barang/jasa dan proses pencairan anggaran. Disamping itu, peningkatan realisasi juga di dukung oleh
Selaras dengan upaya realisasi transfer bagi hasil ke daerah yang dilakukan pada periode laporan. Anggaran belanja dan
percepatan anggaran Pemda, transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara setelah perubahan pada 2021 secara total mencapai Rp32,07
hingga triwulan III 2021, triliun lebih besar 6,99% (yoy) dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp29,97
tingkat realisasi anggaran triliun.
Pemda tercatat lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2020
- Kendari 129,1 135,4 133,6 132,6 103,2 104,8 105,6 105,3 105,3 107,1 108,7
- Baubau 136,5 137,7 136,2 138,5 102,3 103,2 103,9 104,8 104,2 104,7 105,5
- Sulawesi Tenggara 2,60 3,49 3,71 2,70 0,99 (0,15) 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.169 5.442 5.370 5.606 5.400 5.443 5.370 5.484 5.482 5.561 5.337
2. Pertambangan dan Penggalian 4.519 4.921 5.264 5.292 4.766 4.623 4.916 4.909 4.513 4.553 4.854
3. Industri Pengolahan 1.403 1.510 1.575 1.454 1.525 1.487 1.576 1.700 1.586 1.718 1.699
5. Pengadaan Air 41 42 44 44 44 45 44 44 44 46 46
6. Konstruksi 2.665 2.910 3.206 3.311 2.692 2.793 3.207 3.300 2.728 2.924 3.598
7. Perdagangan Besar & Eceran, 2.731 2.999 3.076 3.197 2.851 2.819 2.918 2.905 2.871 2.990 3.263
8. Transportasi dan Pergudangan 996 1.074 1.134 1.184 1.022 936 1.062 1.136 1.005 1.023 1.029
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 128 129 138 145 133 116 132 138 135 129 135
10. Informasi dan Komunikasi 574 580 584 602 616 635 639 639 630 636 667
11. Jasa Keuangan 493 511 520 560 537 508 536 571 559 566 580
12. Real Estate 326 342 349 363 352 347 343 344 353 358 357
14. Adm Pemerintahan, 1.075 1.127 1.146 1.248 1.088 1.186 1.192 1.281 1.123 1.335 1.179
15. Jasa Pendidikan 1.084 1.087 1.165 1.142 1.144 1.160 1.193 1.151 1.145 1.186 1.264
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220 225 233 239 241 240 251 256 248 256 288
17. Jasa Lainnya 322 328 330 336 324 304 317 320 314 314 325
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.603 11.059 11.288 11.348 11.140 10.779 11.104 11.232 11.090 11.224 11.311
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 254 268 259 264 246 245 259 263 241 253 258
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.622 3.322 3.441 3.680 2.619 3.230 3.552 3.545 2.542 3.524 3.642
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.764 9.479 10.085 10.429 9.012 9.010 9.754 10.135 9.000 9.272 10.586
5. Perubahan Inventori (60) (57) 207 (127) 94 (105) 314 (145) 101 (599) 312
6. Ekspor 5.208 6.338 6.721 7.354 6.556 7.066 9.531 14.096 11.476 16.485 15.447
7. Impor 5.586 7.118 7.803 8.162 6.872 7.526 10.757 14.886 11.655 16.505 16.873
Total PDRB (Rp Miliar) 21.805 23.290 24.197 24.786 22.794 22.699 23.756 24.241 22.795 23.653 24.682
Pertumbuhan PDRB (%, yoy) 6,4 6,3 6,4 6,9 4,5 (2,5) (1,8) (2,2) 0,1 4,21 3,97
Sumber : BPS 1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018
Total Asset (Rp miliar) 29.965 31.078 32.116 34.027 32.339 33.594 35.391 37.210 36.114 37.231 38.747
- Bank Konvensional 28.499 29.531 30.455 32.401 30.593 31.782 33.476 35.170 33.968 34.947 36.189
- Bank Syariah 1.466 1.547 1.661 1.626 1.747 1.812 1.915 2.040 2.146 2.284 2.128
Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 20.739 21.661 22.166 21.914 21.014 22.891 25.880 25.940 25.497 26.781 26.373
- Giro 4.630 5.935 5.598 3.202 4.527 4.529 5.757 3.454 4.793 5.399 5.273
- Tabungan 10.114 10.341 10.629 12.493 11.087 11.887 12.606 14.512 13.755 14.784 14.780
- Deposito 5.995 5.385 5.939 6.219 5.400 6.475 7.517 7.975 6.948 6.597 6.320
- Modal Kerja 6.225 6.481 6.635 6.650 6.899 6.815 7.323 7.856 8.104 8.290 11.024
- Investasi 2.488 2.564 2.657 2.640 2.672 2.599 2.592 2.637 2.728 2.810 2.876
- Konsumsi 15.079 15.411 15.754 16.237 16.465 16.431 16.539 16.766 16.884 17.104 17.294
NPL Bank Umum(%) 2,42 2,52 2,51 2,33 2,65 2,55 2,27 1,96 2,06 2,15 1,93
LDR (%) 112.64 107.75 112.99 116.49 123.90 112.91 102.22 105.00 108.00 105.31 118.43
- Inflow 1.440 1.560 868 413 1.466 831 731 325 1.757 1.120 578
- Outflow 416 1.494 1.011 2.135 316 1.455 1.108 2.249 238 1.730 730
- Net (Inflow - Outflow) 1.024 66 (143) (1.723) 1.150 (624) (378) (1.924) 1.519 (610) (152)
KLIRING
- Volume (ribu transaksi) 48.484 48.883 55.429 62.099 53.246 48.672 55.937 65.544 72.549 52.263 51.036
- Nominal (Rp miliar) 1.660 1.719 1.911 2.360 2.145 1.950 2.157 2.510 2.697 2.232 2.083
- Volume (transaksi) 662 634 2.180 2.901 2.091 2.138 2.535 3.559 3.451 3.698 3.815
- Nominal (Rp miliar) 1.110 2.015 4.136 5.477 2.895 2.921 2.981 4.159 3.780 4.101 3.767
Sultra
8,0% % YOY 2019 = 6,50% 3,97%
6,0%
4,0%
2,0% Sultra 3,51% Jasa
2020 = -0,65% Perdagangan
Pertanian Pendidikan
0,0% 13,09% 4,78%
22,53%
-2,0% Konstruksi
15,58%
-4,0% Transportasi
3,68%
-6,0%
Adm
-8,0% Pertambangan Pemerintahan Ind Pengolahan
19,76% 4,72% 7,15%
I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
Aceh : 2,82% Kalbar : 4,60% Banten : 4,62% Bali : -2,91% Sulut : 3,15%
Sumut : 3,67% Kalsel : 4,82% Jakarta : 2,43% Ntb : 2,42% Gorontalo : 3,79%
Riau : 4,10% Kaltim : 4,51% Jabar : 3,43% Ntt : 2,37% Sulteng : 10,21%
Sumbar : 3,32% Kalteng : 3,57% Jateng : 2,56% Sulbar : 2,54%
Lampung : 3,05% Kaltara : 5,24% Yogyakarta : 2,30% Sulsel : 3,24%
Kepri : 2,97% Jatim : 3,23% Sultra : 3,97%
Bengkulu : 2,47% Maluku : 4,17%
PDRB ≥ 7,0%
Kep. Babel : 6,11% Maluku Utara : 11,41%
6,0% ≤ PDRB < 7,0% Sumsel : 3,93% Papua : 14,54%
5,0% ≤ PDRB < 6,0% Jambi : 5,91% Papua Barat : -1,76%
4,0% ≤ PDRB < 5,0% Jawa
0,0% ≤ PDRB < 4,0%
3,26%
Balinusra
PDRB < 0% -0,09%
Pada triwulan III 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara di wilayah
pertumbuhan yang positif, meskipun lebih rendah dibandingkan periode Sulawesi. Sementara itu kontribusi perekonomian Sulawesi Tenggara
sebelumnya seiring penerapan kebijakan PPKM Mikro level 4. Capaian terhadap perekonomian nasional cenderung stabil yakni sebesar 0,85%
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara tersebut lebih tinggi pada periode laporan.
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional. Dari sisi permintaan,
Memasuki triwulan IV 2021, perkembangan beberapa indikator ekonomi di
pertumbuhan positif yang terjadi pada perekonomian Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan yang positif. Hasil
didorong oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi
survei yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
investasi industri pengolahan nikel serta didorong oleh penurunan kinerja
Tenggara dan pendalaman informasi yang dilakukan melalui survei dan
impor. Sementara itu dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan
liaison juga mendukung hal tersebut. Dari sisi lapangan usaha,
perekonomian selaras dengan kenaikan kinerja lapangan usaha
pertumbuhan diperkirakan akan ditopang oleh peningkatan produksi
pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha
sektor pertanian terutama perikanan, tanaman pangan dan perkebunan,
perdagangan, meskipun tertahan oleh penurunan yang terjadi pada
peningkatan aktivitas kontruksi seiring penyelesaian proyek pemerintah
lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha industri pengolahan.
Pada periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
3,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang 60,00
50,00
%, YOY
tumbuh sebesar 4,26% (yoy) (Grafik 1.1). Capaian tersebut lebih tinggi jika 40,00
30,00
dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh sebesar 20,00
10,00
3,47% (yoy) pada triwulan II 2021. 0,00
-10,00
-20,00
Dari sisi pangsa, kontribusi perekonomian Sulawesi Tenggara terhadap -30,00
-40,00
perekonomian Sulawesi mengalami peningkatan dari 11,69% pada -50,00
I II III IV I II III IV I II III 2019 2020
triwulan II 2021 menjadi 11,85% pada triwulan III 2021. Dengan 2019 2020 2021
sebagai provinsi dengan pangsa perekonomian terbesar keempat setelah SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I 3
November 2021
Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN KREDIT KONSUMSI GKREDIT KONSUMSI (SB. KANAN)
SUMBER: SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Konsumsi LNPRT 12,13 12,22 7,91 7,36 (3,04) (8,32) (2,28) (0,63) (2,03) 2,95 1,57 1,00%
Konsumsi Pemerintah 3,91 6,54 6,81 5,84 (2,23) (4,81) 0,02 (2,87) 0,68 12,46 6,75 15,67%
PMTB 2,89 3,96 6,83 7,19 2,83 (4,94) (3,23) (2,82) (0,13) 2,91 8,47 40,82%
Perubahan Inventori (116,42) (77,90) 6,31 (4,44) (256,67) 84,52 52,01 13,56 7,84 472,26 (0,69) 1,49%
Ekspor 35,21 66,52 35,79 43,76 25,97 11,88 40,29 92,05 75,33 132,49 62,76 50,37%
Impor 11,25 57,40 31,45 37,82 22,22 4,71 35,99 83,10 71,92 122,40 58,73 57,41%
PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
dan swasta, serta peningkatan aktivitas perdagangan seiring penurunan 1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga
kasus Covid-19 dan pola siklikal pada periode natal dan tahun baru. Pada triwulan III 2021, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar
Meskipun demikian, perkiraan produksi sektor pertambangan dan industri 1,52% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan periode sebelumnya yang
pengolahan seiring penurunan permintaan dari mitra dagang menahan tumbuh sebesar 4,58% (yoy). Penurunan kinerja tersebut sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Di sisi permintaan, penurunan persepsi masyarakat seiring peningkatan kasus Covid-19
realisasi belanja Pemerintah utamanya dalam pembayaran proyek akibat penyebaran varian delta serta penerapan PPKM di beberapa
pemerintah yang masih tumbuh tinggi serta realisasi investasi dari swasta wilayah. Penurunan aktivitas masyarakat antara lain tercermin dari data
yang on track diperkirakan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Google Mobility Report yang menunjukkan kenaikan rata-rata aktivitas di
Sulawesi Tenggara pada triwulan IV 2021. Selain itu, perkiraan perumahan dari 1,40% terhadap baseline pada triwulan II 2021 menjadi
peningkatan konsumsi masyarakat seiring pelonggaran PPKM Mikro dan sebesar 3,59% di atas baseline pada triwulan III 2021. Peningkatan Google
pola historis periode natal dan tahun baru juga akan mendorong Mobility Report pada area perumahan mengindikasikan penurunan
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada periode mendatang. aktivitas masyarakat di area publik.
Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah
%,YOY
2.500 RP MILIAR %,YOY 60 70 RP MILIAR 303,48 350
60 57,86 300
2.000 1.611,92 40
250
50
20 200
1.500 30,84
20,82 40 150
-
30 100
1.000 838,09 (8,56)
(20) 50
20
500 0
(40)
10 -50
8,37
- (60) 0 -100
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
REALISASI BELANJA APBD GREALISASI BELANJA APBD (RHS) TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH G TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH (RHS)
SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH SUMBER : LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara
PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. KANAN) PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
Pada triwulan III 2021, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 1,58% III 2021 tabungan pemerintah daerah mengalami peningkatan
(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat pertumbuhan dari -8,56% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 303,48%
mengalami kontraksi sebesar -2,68% (yoy) (Grafik 1.6). Peningkatan (yoy) pada periode laporan. Peningkatan tabungan tersebut
penyaluran kredit tersebut disertai rasio NPL yang terjaga dibawah mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih rendah pada periode
threshold yang mengindikasikan repayment capacity rumah tangga yang laporan.
baik.
1.2.3. Investasi
1.2.2. Konsumsi Pemerintah Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar
8,47% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan periode
Pada triwulan III 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami moderasi
sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,91% (yoy). Perbaikan laju
dengan tumbuh sebesar 6,75% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan investasi selaras dengan peningkatan realisasi penanaman
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,48% (yoy).
modal dalam negeri, meskipun sedikit tertahan oleh moderasi realisasi
Penurunan laju pertumbuhan tersebut salah satunya terjadi karena penanaman modal luar negeri. Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil
tertundanya pencairan anggaran pembangunan proyek strategis SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana
pemerintah daerah yakni RS Jantung dan Jalan Toronipa-Kendari. kinerja investasi dapat tumbuh positif dengan nilai SBT yang sebesar
Meskipun demikian, percepatan pencairan anggaran pembangunan 7,81% (yoy).
bendungan Ladongi dan irigasi pada periode laporan menjaga kinerja
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) berada dalam tren meningkat
konsumsi pemerintah tetap tumbuh positif. Belanja APBD pemerintah
dengan tumbuh sebesar 309,11% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan
daerah tercatat mengalami perlambatan sebesar 20,82% (yoy), lebih
dengan periode sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 57,3%
rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
(yoy). Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan penanaman sektor
sebesar 30,84% (yoy). Grafik (1.7).
perumahan sejalan dengan peningkatan aktivitas pembangungan
Penurunan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari tabungan perumahan masyarakat pada periode laporan. Selain itu, peningkatan juga
pemerintah daerah yang tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan terjadi pada investasi sektor pertanian seiring dengan ekspansi dan
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I 5
November 2021
Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor
500 2.500,0
400 2.000,0
300 1.500,0
200 1.000,0
100 500,0
- -
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
IND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR PERUMAHAN IND. MINERAL NON LOGAM PERTANIAN IND. LOGAM DASAR PERTAMBANGAN
TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASI PERTAMBANGAN LAINNYA IND. MAKAN LISTRIK, GAS & AIR LAINNYA
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
7,00 RP TRILIUN %, YOY 60,0% 1.200 JUTA US$ 1.124,95 %, YOY 180%
50,0% 1.037,37 160%
6,00 5,43 1.000
5,11 40,0% 140%
5,00 155,51%
30,0% 800 120%
4,00 20,0% 100%
600
3,00 10,0% 80%
-4,78%
0,0% 400 60%
2,00 73,62%
-16,20% -10,0% 40%
1,00 200
-20,0% 20%
- -30,0% - 0%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN) EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
pembangunan sarana penunjang oleh industri pengolahan gula. yang tumbuh sebesar 75,32% (yoy). Penurunan tersebut disebabkan oleh
Disamping itu, investasi disektor industri logam dasar dan pertambangan penurunan investasi pada sektor transportasi dan gudang seiring
yang masih tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas penurunan aktivitas masyarakat ditengah peningkatan kasus Covid-19
pertambangan nikel juga mendorong PMDN pada periode laporan. Disisi dan penerapan kebijakan PPKM Mikro di beberapa wilayah pada periode
lain, penurunan investasi pada sektor transportasi dan industri mamin laporan. Meskipun demikian, realiasasi investasi pada sektor logam dasar
menahan peningkatan PMDN yang lebih tinggi pada periode laporan. yang tetap tumbuh positif pada level yang tinggi menahan penurunan PMA
Penurunan investasi di sektor tersebut sejalan dengan kebijakan PPKM yang lebih dalam. Realisasi investasi pada sektor tersebut sejalan
Mikro yang diterapkan di beberapa wilayah pada periode laporan. pembangunan smelter dan perbaikan line produksi pada industri
pengolahan nikel.
Disisi lain, kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat mengalami
penurunan laju pertumbuhan dan menahan pertumbuhan investasi pada Sejalan dengan perbaikan kinerja investasi pada triwulan III 2021,
periode laporan. Pada triwulan III 2021, PMA tercatat tumbuh sebesar pembiayaan yang berasal dari kredit investasi di Sulawesi Tenggara juga
2,55% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami perbaikan. Pada triwulan III 2021, kredit investasi di Sulawesi
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
7.000
91,39%
Tiongkok 6.000
7,68% 5.000
India 4.000
0,19% 3.000
Korea Selatan 2.000
0,09% 1.000
Jepang -
Tenggara tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,78% (yoy), lebih baik Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi lebih
dalam sebesar 16,20% (yoy).
44,14%
1.2.4. Ekspor dan Impor Tiongkok
29,36%
Realisasi Ekspor Australia
22,54%
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tercatat tumbuh cukup Afsel
triwulan III 2021 tumbuh sebesar 73,62% (yoy), lebih rendah jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 155,51% ekspornya, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi
(yoy). Moderasi tersebut selaras dengan penurunan ekspor industri olahan Tenggara dengan pangsa mencapai 91,39% diikuti oleh India dan Korea
nikel. Pada triwulan III 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 47,23% Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 7,68% dan 0,19%.
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
Penurunan kinerja ekspor juga didorong oleh penurunan kinerja ekspor
dapat tumbuh sebesar 177,61% (yoy). Selain itu, ekspor stainless steel juga
antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang
mengalami moderasi dari 145,49% pada triwulan II 2021 menjadi 102,96%
selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara serta
(yoy) pada periode laporan. Penurunan ekspor olahan nikel tersebut
penurunan pengiriman ore nickel seiring penurunan permintaan dari mitra
disebabkan oleh melemahnya permintaan dari negara mitra dagang akibat
dagang di Sulawesi Tengah. Selain itu, penurunan ekspor juga tercermin
adanya energy shortage yang menyebabkan menurunnya kinerja industri
dari aktivitas muat di bandara dan pelabuhan yang tercatat mengalami
logam di Tiongkok. Selain itu, ekspor perikanan juga mengalami moderasi
kontraksi sebesar 52,63% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode
dari 141,61% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 12,76% (yoy) pada periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 160,01% (yoy).
laporan. Penurunan tingkat pertumbuhan tersebut disebabkan oleh
penurunan produksi ikan segar pada periode laporan karena kondisi
gelombang yang kurang kondusif di sekitar fishing ground yang
Realisasi Impor
menyebabkan penurunan aktivitas nelayan kapal <30GT serta perubahan Pada triwulan III 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
status WPP 714 menjadi spawning ground yang menyebabkan penurunan laju pertumbuhan. Impor tercatat tumbuh sebesar 58,73%
berkurangnya aktivitas kapal bertonase >30GT. Penurunan produksi ikan (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang tumbuh
tersebut antara lain tercermin dari pendaratan ikan yang terkontraksi sebesar 122,40% (yoy). Moderasi impor tersebut berasal dari penurunan
sebesar 54,35% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode impor antardaerah, meskipun tertahan oleh impor luar negeri yang
sebelumnya yang tumbuh positif sebesar 6,56% (yoy). tercatat mengalami peningkatan pada periode laporan.
Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 masih Impor antardaerah tercatat mengalami penurunan pada periode laporan.
didominasi oleh stainless steel dan feronikel dengan pangsa pasar Hal tersebut disebabkan oleh penurunan konsumsi masyarakat seiring
masing-masing sebesar 56,21% dan 43,03%. Berdasarkan negara tujuan penerapan PPKM Mikro di beberapa wilayah pada periode laporan. Hal
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran
Pertambangan dan Penggalian 8,68 6,78 4,84 (6,91) (8,32) (6,25) (3,85) 0,04 1,41 19,76%
Industri Pengolahan 12,31 12,18 10,80 0,44 4,19 13,52 (0,02) 10,95 0,79 7,15%
Pengadaan Listrik, Gas 4,72 8,04 7,54 (6,13) (5,84) 3,38 3,22 16,75 4,69 0,04%
Pengadaan Air 1,99 2,55 5,42 6,05 1,79 0,16 1,04 2,29 3,41 0,17%
Konstruksi 7,93 5,78 1,01 (4,02) 0,03 (0,35) 1,35 4,70 12,19 15,58%
Perdagangan Besar dan Eceran 7,62 7,40 4,27 (5,99) (5,14) (9,14) 1,23 6,05 11,83 13,09%
Transportasi dan Pergudangan 4,58 8,49 2,56 (12,84) (6,25) (4,01) (1,66) 9,25 (3,25) 3,7%
Akomodasi dan Makan Minum 3,95 7,46 3,57 (10,06) (4,87) (4,19) 1,68 10,49 2,51 0,52%
Informasi dan Komunikasi 7,89 8,15 7,27 9,55 9,38 6,17 2.25 0,07 4,34 1,76%
Jasa Keuangan 7,35 15,45 8,86 (0,60) 3,04 1,92 4,10 11,36 8,20 2,50%
Real Estate 4,35 6,76 7,77 1,38 (1,59) (5,15) 0,30 3,25 4,01 1,28%
Jasa Perusahaan 4,69 5,86 1,14 (9,24) (2,34) (4,44) (0,40) 5,92 (2,73) 0,19%
Administrasi Pemerintahan (0,01) 5,34 1,28 5,20 4,01 2,68 3,16 12,55 (1,04) 4,72%
Jasa Pendidikan 6,14 5,92 5,57 6,73 2,40 0,80 0,08 2,20 5,97 4,78%
Jasa Kesehatan dan Sosial 8,52 10,66 9,67 6,43 9,29 7,06 2,83 6,58 13,06 1,1%
Jasa Lainnya 4,93 2,83 0,66 (7,48) (4,04) (4,73) (3,23) 3,22 2,69 1,16%
PDRB 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97
Sumber: BPS, ADHK, diolah Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara
tersebut juga tercermin dari aktivitas bongkar di bandara dan pelabuhan 1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMA
yang tercatat mengalami peningkatan dari 7,82% (yoy) pada triwulan II Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih
2021 menjadi 68,97% (yoy) pada periode laporan. didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian,
kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan
Disisi lain, impor luar negeri tercatat mengalami peningkatan pada
penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 22,53% dan 19,76%.
periode laporan dan menahan penurunan impor yang lebih dalam. Pada
Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama
triwulan III 2021, impor luar negeri tumbuh sebesar 94,73% (yoy), lebih
lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 15,58%,
tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 13,09% dan
sebesar 14,32% (yoy). Berdasarkan data Bea Cukai, total nilai impor
lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,15%. Struktur ekonomi
Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat sebesar 578,21 juta
tersebut sedikit mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir
dollar Amerika meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
seiring dengan peningkatan aktivitas lapangan usaha industri pengolahan
tercatat sebesar 435,95 juta dollar Amerika. Peningkatan tersebut selaras
khususnya industri pengolahan nikel.
dengan impor barang untuk pembangunan smelter dan perbaikan line
produksi untuk industri pengolahan nikel serta pemenuhan kebutuhan Pada triwulan III 2021 dari sisi penawaran, peningkatan laju pertumbuhan
komoditas ekspor Sulawesi Tenggara. ekonomi Sulawesi Tenggara ditopang oleh akselerasi beberapa lapangan
usaha utama yakni lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha
Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh
konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan.
barang antara dengan pangsa sebesar 84,57%, diikuti oleh impor barang
modal dengan pangsa sebesar 15,33%. Besarnya pangsa impor barang
antara dibutuhkan untuk operasional industri pengolahan nikel seperti 1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
high rank coal dan ferokrom. Sementara untuk negara asalnya, kegiatan Pada triwulan III 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-barang dari perikanan (selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami penurunan.
Tiongkok dengan pangsa mencapai 44,14% kemudian diikut oleh Australia Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,56% (yoy), lebih rendah
dan Afrika Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 29,36% dan dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,21%
22,54%. (yoy). Kontraksi pada lapangan usaha pertanian disebabkan oleh
penurunan produksi padi pada periode laporan pasca berlalunya periode
8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
80 LUAS (RIBU HA) 75,06 %, YOY 40% 80 LUAS (RIBU HA) %, YOY 100%
70 70 80%
1,36% 20%
58,84 60%
60 60
0% 40%
50 50 20%
-20% -15,83% -7,65%
40 -15,91% 40 0%
-40% -20%
30 24,56 30
-60% 27,02 -40%
20 20
-60%
10 -80% 10 -80%
- -100% - -100%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN) LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
4
-30% 1,50 17,11% 50,0%
-54,35% 0,67%
-40% 1,00
2 2,97 1,36 0,0%
-50% 0,50
- -60% - -50,0%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN) KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
panen raya padi pada triwulan II ditengah curah hujan yang kurang Hal tersebut sejalan dengan SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi
kondusif. Pada triwulan III 2021, produksi padi di Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara. Kinerja pertambangan mengalami peningkatan
tercatat terkontraksi sebesar 15,91% (yoy), menurun jika dibandingkan dengan nilai SBT sebesar 8,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode
dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,36% (yoy) (Grafik 1.21). sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 8,23% (yoy) (Grafik 1.24).
Selain itu, penurunan sektor pertanian juga disebabkan oleh penurunan Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan aktivitas
produksi ikan seiring berkurangnya aktivitas kapal bertonase <30GT penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan industri
karena gelombang di fishing gound yang tidak kondusif pada periode pengolahan feronikel dan stainless steel. Meskipun demikian, tidak
laporan dan berkurangnya aktivitas kapal bertonase >30GT seiring seluruh nickel ore tersebut langsung diolah oleh industri pengolahan nikel
perubahan status WPP 714 menjadi spawning ground. Produksi ikan melainkan disimpan dalam gudang penyimpanan dikarenakan
mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu dari 6,56% (yoy) pada triwulan menurunnya permintaan dari negara mitra ekspor yakni Tiongkok.
II 2021 menjadi terkontraksi -54,25% (yoy) pada periode laporan Selain itu, berjalannya proyek pembangunan fisik yang dilakukan oleh
(Grafik1.22). pemerintah dan swasta turut memberikan dampak terhadap kinerja
pertambangan terutama penggalian pasir dan batu.
Sejalan dengan kontraksi lapangan usaha pertanian, penyaluran kredit
pada lapangan usaha tersebut juga mengalami moderasi. Kredit usaha Sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan,
pertanian pada triwulan III 2021 hanya tumbuh sebesar 0,67% (yoy), lebih penyaluran kredit pertambangan oleh perbankan juga mengalami
rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi pada periode laporan.
sebesar 17,11% (yoy) (Grafik 1.23). Pada triwulan II 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar 40,29%
(yoy), lebih baik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
1.3.2. Pertambangan dan Penggalian terkontraksi sebesar 63,61% (yoy) (Grafik 1.25).
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan III 2021 mengalami peningkatan. Pada periode laporan, lapangan
usaha pertambangan tumbuh sebesar 1,41% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,04%
(yoy).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I 9
November 2021
Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Berdasarkan Survei Bank Indonesia Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Energy rationing di kawasan industri baja di Tiongkok mendorong Peningkatan tersebut terjadi seiring peningkatan aktivitas masyarakat di
perusahaan di kawasan tersebut menurunkan permintaan bahan baku area perdagangan meskipun terdapat disrupsi penerapan kebijakan PPKM
dari mitra dagangnya antara lain stainless steel dan feronikel dari Mikro level 4 di Kota Kendari dan wilayah lainnya. Hal tersebut tercermin
Sulawesi Tenggara. Hal tersebut menyebabkan industri pengolahan nikel dari Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat perbelanjaan
Sultra juga menahan produksinya. Penurunan kinerja industri pengolahan mengalami peningkatan pada periode laporan yang ditengarai selaras
stainless steel selaras dengan penurunan ekspor yang mengalami dengan peningkatan motif berjaga-jaga. Pada area retail mengalami
penurunan laju pertumbuhan dari 156,62% (yoy) pada triwulan II 2021 peningkatan dari 5,90% terhadap baseline pada triwulan II 2021 menjadi
menjadi 74,04% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.28). 9,05% terhadap baseline pada periode laporan, sedangkan area grocery
mengalami peningkatan dari 39,83% terhadap baseline menjadi 45,69%
Selain itu, penurunan kinerja industri pengolahan juga didorong oleh terhadap baseline pada triwulan III 2021. Selain itu, peningkatan kinerja
penurunan aktivitas industri pengolahan makanan ditengah penerapan perdagangan juga didorong oleh perdagangan material pendukung proyek
kebijakan PPKM Mikro di Kota Kendari dan beberapa wilayah lainnya pada pembangunan sejalan dengan peningkatan aktivitas konstruksi, serta
periode laporan. perdagangan komponen alat berat seiring peningkatan investasi pada
industri pengolahan nikel.
Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang
mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan juga Berbeda halnya dengan perbaikan kinerja lapangan usahanya, penyaluran
cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan III 2021, penyaluran kredit ke sektor perdagangan justru mengalami penurunan. Pada triwulan
kredit untuk industri pengolahan tumbuh sebesar 56,34% (yoy), lebih III 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar 6,75% (yoy),
rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh menurun jika dibandingkan dengan realisasi periode sebelumnya yang
sebesar 61,19% (yoy) (Grafik 1.31). dapat tumbuh sebesar 10,49% (yoy).
Grafik 1.26 Ekspor Sektor Indutri Sulawesi Tenggara Grafik 1.27 Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
%, YOY
1.200 JUTA US$ 1.122,87 200% 300 JUTA US$ %, YOY 700%
1.035,03
156,62% 242,24 600%
1.000 250 226,47
150% 500%
800 200
400%
600 100% 150 139,12% 300%
200%
400 100
13,70%
13,70% 50% 100%
200 50 0%
- 0% - -100%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN) EKSPOR FERONIKEL G EKSPOR FERONIKEL (SB. KANAN)
Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
VOLUME (JUTA TON) NILAI (JUTA US$) KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)
SUMBER : BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Tenggara Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
%, YOY
50,00 % TERHADAP BASELINE 45,69 6,40 RP TRILIUN 14,0%
6,23 6,27
40,00 6,20 12,0%
30,00 10,0%
6,00
20,00
9,05 10,49% 8,0%
10,00 5,80
6,0%
0,00 5,60 6,75%
4,0%
-10,00
5,40
-20,00 2,0%
-30,00 5,20 0,0%
-40,00 5,00 -2,0%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
RETAIL DAN REKREASI GROCERY DAN FARMASI KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Terus berjalannya proyek pembangunan industri pengolahan (yaitu pabrik Pertumbuhan yang tetap pada zona positif tersebut ditopang oleh
dan fasilitas pendukung industri pengolahan nikel, pabrik industri peningkatan pertumbuhan kinerja lapangan usaha beberapa lapangan
pengolahan aspal dan fasilitas pendukung industri pengolahan gula, usaha utama yakni perdagangan dan konstruksi. Peningkatan juga terjadi
percepatan pekerjaan fisik proyek strategis pembangunan pemerintah pada beberapa lapangan tersier seperti real estate dan pengadaan air
(bendungan dan irigasi) dan peningkatan pembangunan perumahan
masyarakat menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia
usaha konstruksi pada periode laporan. Peningkatan aktivitas 0,00 % YOY
Tenggara yang tumbuh pada triwulan III 2021 sebesar 1,13% (yoy). -4,00
-6,00
-8,00 -9,98 -9,58
Pada triwulan III 2021, sejalan dengan peningkatan yang terjadi di lapangan -10,00
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara
20% 8,0
1,20
6,0
10%
1,00 0,86 0,91 4,0
0% 2,0
0,80 -15,58%
-10% 0,0
0,60 -2,0
-11,52 -20%
0,40 -4,0
-30%
-6,0
0,20 -40% -8,0
- -50% -10,0
I II III IV I II III IV I II III 2018 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN) PERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG PERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANG PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
ditengah peningkatan aktivitas pembangunan perumahan. Selain itu, Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi
peningkatan juga terjadi pada beberapa sektor jasa seperti jasa perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
pendidikan, jasa kesehatan, dan informasi komunikasi. Meskipun 28,07% diikuti oleh lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha
demikian, penurunan yang terjadi pada lapangan usaha transportasi serta perdagangan besar dengan pangsa sebesar 16,31%.
lapangan usaha akomodasi dan makan minum ditengah penerapan PPKM
Mikro di Kota Kendari dan beberapa wilayah lainnya menahan laju
pertumbuhan yang lebih tinggi.
BAB II Keuangan Pemerintah
Sampai engan triwulan III 2021, meskipun realisasi anggaran pemerintah melambat dari triwulan
sebelumnya, namun realisasi anggaran tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020.
Meningkatnya serapan tersebut berhubungan langsung dengan adanya keb akan pelonggaran dalam
mekanisme pengadaan barang/ jasa dan proses pencairan anggaran.
Secara kumulatif realisasi anggaran pemerintah daerah sampai dengan triwulan III 2021 sebesar 53,30%
terhadap pagu anggaran, sedikit lebih tinggi dari realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang
tercatat sebesar 52,26%.
14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Dari sisi realisasi, secara kumulatif realisasi anggaran pemerintah daerah Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021
sampai dengan triwulan III 2021 sebesar 53,30% terhadap pagu anggaran, sama seperti periode sebelumnya masih didominasi oleh pendapatan
sedikit lebih tinggi dari realisasi periode yang sama pada tahun 2020 yang transfer atau dana perimbangan (Daper) dengan pangsa mencapai 71,17%
tercatat sebesar 52,26%. Capaian realisasi tertinggi pada triwulan III 2021 dari total pendapatan. Nilai Daper tahun 2021 tercatat sebesar Rp2,96
terjadi pada penyerapan dana desa dengan realisasi sebesar 71,60% triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 74,00% dari
seiring tingginya penyerapan yang dilakukan oleh beberapa Kabupaten total pendapatan sebesar Rp2,97 triliun. Dari sisi realisasi, apabila
diantaranya Kolaka Timur, Buton Selatan dan Kolaka Utara. Disisi lain, dibandingkan dengan target APBD, realisasi Daper pada triwulan III 2021
capaian realisasi terendah terjadi pada APBD Kabupaten/Kota sebesar mencapai 67,95%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III 2020
45,81%. Masih belum optimalnya tingkat penyerapan tersebut merupakan yang tercatat sebesar 54,44%. Peningkatan realisasi Daper selaras
dampak lanjutan atas keterlambatan penyusunan ataupun penetapan dengan peningkatan pada realisasi transfer pemerintah pusat yang
APBD 2021 yang lalu serta adanya kendala teknis dalam proses tercatat sebesar Rp1,99 triliun pada periode laporan, lebih tinggi dari
administrasi pengadaan yang dialami oleh SKPD selama penerapan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,57 triliun.
aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah). Tingginya realisasi pendapatan transfer pemerintah pusat pada periode
laporan terutama di dukung oleh peningkatan pada dana bagi hasil pajak,
Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tenggara dana bagi hasil non pajak dan dana alokasi khusus yang masing-masing
35 RP TRILIUN 60%
dengan tingkat penyerapan sebesar 87,69%, 83,50% dan 58,41%.
30 50%
25 Pada Triwulan III 2021, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi
40%
20 Tenggara sebesar Rp814,99 miliar atau 70,46% dari total target PAD tahun
30%
15 2021. Capaian realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang
20%
10
10%
sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp555,77 miliar atau
5
- 0%
57,45%.
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
APBN APBN PROVINSI APBN KAB/KOTA DANA DESA TOTAL
Secara detail, kenaikan realisasi PAD pada periode laporan selaras dengan
ANGGARAN REALISASI % REALISASI
capaian realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 68,29%,
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA DAN KAJIAN FISKAL KANWIL DJPB PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH hasil retribusi daerah yang tercatat 103,29% dan realisasi hasil
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II 15
November 2021
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHAN
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan III 2021
Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan 56,85 0,14 0,24 64,69 64,83 100,20
Dana Bagi Hasil Pajak 72,30 41,55 57,47 41,05 36,00 87,69
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 158,42 92,42 58,34 141,71 118,33 83,50
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 48,93 48,93 100,00 31,46 15,73 50,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 75,34 0,34 0,45 41,22 5,95 14,42
Pendapatan Lainnya - - - - - -
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
pengelolaan yang dipisahkan yang tercatat sebesar 100,20%. Capaian pembebasan denda pajak kendaraan bermotor yang terus berlanjut
realisasi dari komponen tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang hingga periode laporan.
sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, peningkatan lebih tinggi
Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah memiliki pangsa
tertahan dengan adanya penurunan pada realisasi lain-lain PAD.
2,11% dari total PAD dengan nominal Rp24,38 miliar, target hasil
Apabila dilihat per komponennya, PAD 2021masih didominasi pendapatan pengelolaan yang dipisahkan memiliki pangsa 5,59% dari total PAD
pajak daerah dengan target mencapai Rp931,82 miliar atau 80,56% dari dengan nominal Rp64,69 miliar dengan realisasi masing-masing
total PAD. Pangsa ini relatif sama dibanding tahun sebelumnya yang komponen pada periode laporan yang lebih tinggi dari periode tahun lalu.
menargetkan pajak daerah sebesar Rp781,69 miliar atau 80,80% dari total Peningkatan capaian realisasi yang tinggi sedikit tertahan oleh penurunan
PAD. Realisasi pendapatan pajak daerah pada triwulan III mencapai pada realisasi komponen lain-lain PAD (pangsa11,74% dari total PAD) yang
Rp636,33 miliar atau 68,29% dari total pagu, lebih tinggi dibanding terealisasi sebesar Rp88,65 miliar atau 65,30% dari pagu dengan nominal
realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut Rp135,75 miliar. apaian ini lebih rendah dari tahun lalu yang terealisasi
terutama disumbang dari pendapatan pajak kendaraan bermotor yang sebesar 91,70%.
terus di dorong oleh pemerintah melalui pelaksanaan program
16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan III 2021
Belanja Peralatan dan Mesin 170,01 63,72 37,48 160,21 44,14 27,55
Belanja Bangunan dan Gedung 544,29 208,52 38,31 661,61 183,75 27,77
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan 594,42 139,12 23,40 868,43 255,17 29,38
Belanja Aset Tetap Lainnya 39,02 0,15 0,38 31,84 27,87 87,53
Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota 481,22 230,96 47,99 464,36 362,05 77,97
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara
APBD Sulawesi Tenggara
100% 100,00% 85,86% 100% 100,00%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
6,40%
50% 48,17% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20% 22,00% 0,00%
10% 10% 0,00%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2021 2020 2021
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
Hingga triwulan III 2021 realisasi belanja modal pada APBD Sulawesi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih optimis untuk melakukan
Tenggara masih belum optimal. Realisasi tercatat sebesar Rp510,93 miliar optimalisasi realisasi anggaran belanja pada periode akhir tahun atau di
atau 29,67% dari pagu atau 19,25% dari total realisasi diperiode laporan. triwulan IV 2021. Hal tersebut didukung oleh adanya instruksi Gubernur
Secara nominal realisasi tersebut lebih tinggi dibanding periode yang Sulawesi Tengga untuk dilakukan percepatan realisasi anggaran.
sama tahun lalu, namun secara persentase lebih rendah. Optimisme tersebut selaras dengan target realisasi yang diperkirakan
akan berada pada besaran 89,21% atau Rp4,70 triliun.
Belum optimalnya realisasi belanja pada APBD Sulawesi Tenggara
dikarenakan kendala teknis pada implementasi aplikasi SIPD (Sistem Disisi lain, penurunan pada beberapa subkomponen belanja modal sedikit
Informasi Pemerintah Daerah). Disamping itu, adanya sikap kehati-hatian tertahan dengan adanya realisasi subkomponen belanja jalan, irigasi dan
SKPD dalam melakukan belanja daerah turut mempengaruhi perlambatan jaringan yang mencatatkan realisasi Rp255,17 miliar atau sebesar 29,38%
pada realisasi belanja APBD. Namun demikian, sejak periode triwulan II dari pagu belanja pada periode laporan, lebih tinggi dibanding periode
2021 pemerintah kembali menggunakan aplikasi lama atau SIMDA (Sistem yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp139,12 miliar atau
Informasi Manajemen Daerah) sebagai backup sehingga realisasi belanja 23,40%. Akselerasi yang terjadi pada subkomponen belanja tersebut
dapat dipercepat. terjadi karena percepatan jadwal pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara utamanya untuk mendukung
Realisasi belanja modal hingga periode laporan juga masih relatif rendah
sektor pertanian yang pada tahun lalu sempat mengalami penurunan
dikarenakan terhambatnya proses pencairan anggaran pada 3 mega
produksi dan dalam rangka mendorong penyerapan tenaga kerja untuk
proyek multiyears terdiri dari pembangunan RS Jantung dan Jalan
mendukung percepatan pemulihan ekonomi daerah.
Toronipa yang sedang dibangun oleh pemerintah sejak tahun 2019.
Sampai periode laporan, dokumen pencairan yang diajukan oleh
2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
Pemerintah Daerah masih direview oleh PT SMI.
Peningkatan pagu anggaran juga terjadi pada anggaran belanja
Secara detail, penurunan belanja modal terjadi pada subkomponen Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulawesi Tenggara, namun demikian
belanja peralatan dan mesin yang baru terealisasi sebesar Rp44,14 miliar berbeda dengan Pemerintah Provinsi, realisasi belanja Pemerintah
atau 27,55% lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang Kabupaten/Kota pada triwulan III 2021 relatif lebih rendah dibandingkan
terealisasi sebesar Rp63,72 miliar atau 37,48%. Lebih lanjut, triwulan III 2020 yang utamanya karena kendala administrasi dan
subkomponen belanja bangunan dan gedung terealisasi sebesar Rp183,75 penggunaan sistem informasi.
miliar atau 27,77%, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp208,52 miliar atau 38,31%. Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
(TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD-P Kabupaten/Kota di
Adapun subkomponen belanja modal yang yang menunjukkan tingkat Sulawesi Tenggara meningkat 4,02% (yoy) menjadi Rp17,64 triliun. Dari
realisasi yang cukup baik adalah pada belanja aset tetap lainnya. pada total anggaran tersebut, realisasi hingga periode triwulan III 2021 tercatat
periode laporan belanja aset tetap lainnya telah teralisasi sebesar Rp31,84 sebesar Rp8,08 triliun atau 45,81% dari pagunya. Capaian tersebut
miliar atau 87,53% dari pagu, jauh lebih tinggi dibanding periode tahun mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan pada periode
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp0,15 miliar atau 0,38%. Meski yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi sebesar
penyerapan belanja modal pada periode laporan masih perlu lebih 48,19%. Penurunan realisasi terjadi pada mayoritas kabupaten/kota
dioptimalkan, namun serapan belanja APBD pada triwulan III 2021 lebih sebagai dampak perubahan kebijakan dalam pengelolaan keuangan di
baik dibandingkan dua periode sebelumnya selama 2021. daerah pada awal tahun berjalan yakni impelementasi aplikasi SIPD.
18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan III 2021
2020 2021
KOTA/KAB
PAGU REALISASI % REALISASI PAGU REALISASI % REALISASI
Kendari 1.605,35 668,95 41,67 1.835,25 80,57 4,39
Disamping itu, beberapa APBD Kabupaten/Kota mengalami sebesar Rp213,75 miliar atau 35,57% dari pagu dan Kota Baubau tercatat
keterlambatan persetujuan sehingga proses realisasi juga menjadi sebesar Rp426,77 miliar atau 38,01%. Adapun 7 (tujuh) Kabupaten/Kota
terlambat. lainnya mencatatkan realisasi dengan kisaran 40%. (Tabel 2.3).
Pada triwulan III 2021 realisasi belanja APBD kabupaten/kota tertinggi Apabila dilihat secara tahunan, persentase penurunan realisasi tertinggi
pada Kabupaten Konawe yang tercatat sebesar Rp845,31 miliar atau terjadi pada Kabupaten Buton Utara (56,03%, yoy) disusul Kabupaten
61,03% dari pagu. Kemudian disusul oleh Kabupaten Kolaka yang tercatat Muna (39,58%, yoy), Kabupaten Kolaka Timur (27,77%, yoy), Kabupaten
sebesar Rp685,99 miliar atau 60,75% dari total pagu, Kabupaten Kolaka Buton Tengah (17,26%, yoy) dan Kabupaten Konawe Kepulauan (14,64%,
Utara yang tercatat sebesar Rp560,44 miliar atau 58,43% dari pagu dan yoy).
Kabupaten Konawe Utara tercatat sebesar Rp538,37 miliar atau 56,64%
Meski mayoritas Kabupaten/Kota mengalami penurunan persentase
dari pagu anggaran. Lebih lanjut, Kabupaten Kolaka Timur tercatat
realisasi, terdapat Kabupaten yang mengalami peningkatan realisasi
realisasi sebesar Rp391,72 miliar atau 53,54% dari pagu dan Kabupaten
selama periode laporan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Konawe Selata tercatat sebesar Rp742,82 miliar atau 51,95% dari pagu.
Kenaikan tertinggi untuk Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara adalah
Sementara itu, realisasi terendah terjadi pada Kabupaten Buton Utara Kabupaten Buton (38,12%, yoy), Kabupaten Konawe Selatan (29,73%,yoy),
yang tercatat sebesar Rp131,52 miliar atau 19,35% dari total pagu dan Kabupaten Konawe (24,62%, yoy), Kabupaten Muna Barat (16,53%, yoy),
Kabupaten Muna yang tercatat sebesar Rp459,37 miliar atau 25,76% dari Kota Kendari (14,37%, yoy) dan Kabupaten Kolaka Utara (13,03%, yoy).
pagu. Selanjutnya, realisasi Kabupaten Konawe Kepulauan tercatat
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan III 2021
Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Daerah sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,00 triliun atau 60,70% dari total
(LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi Tenggara pagu. Pencapaian realisasi pada periode laporan selaras dengan
terus menunjukkan perkembangan positif. Selama triwulan III 2021 akselerasi pada seluruh komponen belanja APBN di Sulawesi Tenggara
tercatat realisasi sebesar 38,01% pada Juli 2021, 46,70% pada Agustus selain belanja bantuan sosial. Perubahan prosedur realisasi yang
2021 dan 50,52% pada September 2021. Meskipun demikian, realisasi diterapkan pemerintah dalam tahapan pencairan anggaran dinilai mampu
tersebut masih belum sesuai dari target bulanannya yang masing-masing mendorong capaian realisasi yang lebih baik. Disamping itu, koordinasi,
ditargetkan sebesar 71,11%, 79,81% dan 85,86% (Grafik 2.3). pendampingan dan evaluasi yang dilakukan oleh Kanwil DJPb Provinsi
Sulawesi Tenggara dan instansi terkait lebih intensif untuk mendukung
Sementara itu, pada realisasi penyelesaian fisik pengadaan di periode
percepatan realisasi anggaran di sisa akhir periode 2021.
laporan masih tercatat 0,00% baik dari target maupun realisasi (Grafik
2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir periode laporan pemerintah Lebih lanjut, peningkatan capaian realisasi APBN pada triwulan III 2021,
Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami kendala dalam penerapan terutama didorong oleh realisasi belanja modal yang tercatat sebesar
aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) yang juga dialami oleh Rp1,67 triliun atau 68,03% lebih tinggi jika dibandingkan periode sama
pemerintah daerah secara nasional. tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp848,82 miliar atau 54,48%.
Realisasi belanja barang tercatat sebesar Rp1,75 triliun atau 65,39% lebih
2.3. PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN tinggi dibanding periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi Rp1,46 triliun atau 53,83%. Demikian pula realisasi belanja pegawai
mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang
Anggaran belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp7,52
tercatat Rp1,66 triliun atau 72,91% menjadi sebesar Rp1,75 triliun atau
triliun atau meningkat 14,10% (yoy) dibandingkan tahun 2020 yang tercatat
74,04% pada periode laporan. Sedangkan realisasi belanja bantuan sosial
sebesar Rp6,59 triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar total APBN
tercatat sebesar Rp3,52 miliar atau 40,84% lebih rendah dari periode yang
Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021 diperuntukkan bagi belanja barang
sama tahun sebelumnya yang realisasi sebesar Rp23,67 miliar atau 81,74%
sebesar Rp2,67 triliun atau 35,58%, diikuti oleh belanja modal sebesar
dari pagu.
Rp2,46 triliun (32,80%), belanja pegawai sebesar Rp2,37 triliun (31,51%)
dan belanja bantuan sosial Rp8,62 miliar (0,11%). Komposisi tersebut
sedikit berbeda jika dibandingkan periode tahun 2020 dengan urutan 2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa
belanja barang (41,38%), belanja pegawai (34,56%), belanja modal Berdasarkan data yang diperoleh dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil
(23,63%) dan belanja bantuan sosial (0,44%). DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa untuk 15
Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,64 triliun,
Pada triwulan III 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp5,18 triliun atau
lebih tinggi 0,22% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat
68,96% dari total pagu, meningkat dibanding periode yang sama tahun
sebesar sebesar Rp 1,63 triliun. Pada triwulan III 2021, besaran Dana Desa
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan III 2021 yang telah direalisasikan adalah sebesar Rp1,17 triliun atau 71,60% dari
KAB/KOTA
PAGU REALISASI REALISASI total pagu (Tabel 2.5). Realisasi tersebut mengalami sedikit penurunan
(RP MILIAR) (RP MILIAR) (%)
dibanding periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,27 triliun
Kab. Bombana 106,17 66,88 63,00
atau 78,25% dari total pagu. Tiga daerah dengan tingkat realisasi dana
Kab. Buton 73,89 57,63 78,00 desa tertinggi berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Buton
Kab. Buton Selatan 62,35 50,50 81,00 Selatan dan Kabupaten Kolaka Utara dengan tingkat realisasi masing-
Kab. Buton Tengah 65,69 49,93 76,00 masing mencapai 94,00%, 81,00% dan 80,00% dari pagu.
Kab. Buton Utara 70,03 44,12 63,00
Terdapat dua Kabupaten dengan tingkat penyerapan terendah dengan
Kab. Kolaka 87,25 59,33 68,00
persentase realisasi masih dibawah 50%, yaitu Kabupaten Konawe
Kab. Kolaka Timur 96,68 90,88 94,00
Kepulauan dengan realisasi sebesar 47,00% dan Kabupaten Konawe
Kab. Kolaka Utara 127,19 101,75 80,00 Utara sebesar 46,00%.
Kab. Konawe 223,45 174,29 78,00
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
33% 2,68
Makanan, Minuman dan Tembakau
7,40 0,63 2,22
14% 1,43
1,87 2,00
1,33
PROPORSI Perumahan
0,99 4,66
4,24
0,34
0,56
KELOMPOK 13% 3,02
0,15
0,07 -0,64
Transportasi - 0,15 -0,81
40%
Kelompok Lainnya I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2020 2021 2020 2021 2020 2021 2020 2021
KET:
<2020: 2012 (100)
2020: 2018 (100) SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI
1. Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI
Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota
Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III 23
November 2021
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
40
2,00
20
1,00 -
0,00 (20)
(40)
-1,00
(60)
-2,00 (80)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2021
SUMBER : PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER : DINAS PERIKANAN KOTA KENDARI, DIOLAH
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
KELOMPOK TW II 2021 TW III 2021 TW II 2021 TW III 2021
APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA
Makanan, Minuman dan Tembakau 0,90 2,16 0,49 1,18 2,35 1,64 0,05 1,35 0,28 0,68 0,16 0,37 0,75 0,53 0,02 0,44
Pakaian dan Alas Kaki 0,46 0,13 0,06 0,22 0,23 0,02 0,12 0,12 0,03 0,01 0,00 0,01 0,02 0,00 0,01 0,01
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,17 0,06 0,24 0,16 0,01 0,07 0,06 0,05 0,02 0,01 0,03 0,02 0,00 0,01 0,01 0,01
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 0,25 0,11 0,56 0,08 0,67 0,08 0,27 0,07 0,01 0,01 0,03 0,00 0,04 0,00 0,01
Kesehatan 0,05 0,06 0,03 0,05 0,69 -0,15 0,01 0,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Transportasi -0,71 2,36 -0,87 0,26 -0,11 -0,59 -0,19 -0,30 -0,10 0,34 -0,13 0,04 -0,02 -0,09 -0,03 -0,04
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,01 0,02 0,00 0,00 -0,14 -0,11 0,07 -0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,01 -0,01 0,00 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,01 1,09 0,00 0,37 -0,65 0,11 -0,42 -0,32 0,00 0,02 0,00 0,01 -0,01 0,00 -0,01 -0,01
Pendidikan 0,00 0,00 0,06 0,02 0,00 0,02 2,49 0,84 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,11 0,04
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,36 0,00 0,01 0,12 0,00 0,07 0,00 0,02 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,31 0,65 0,30 0,42 0,04 0,18 -0,01 0,07 0,02 0,04 0,02 0,03 0,00 0,01 0,00 0,00
Inflasi (mtm) 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)
1,18% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,37%. Peningkatan tekanan deflasi rata-rata sebesar 0,57% (mtm) dan semen yang juga mengalami
inflasi bulanan pada kelompok tersebut utamanya terjadi karena deflasi sebesar 0,12% (mtm). Penurunan harga pasir terjadi terjadi karena
menurunnya pasokan bahan pokok terutama ikan segar dan sayuran peningkatan pasokan yang masuk dari dalam maupun luar Sultra di tengah
sesuai pola musiman yang disertai kondisi cuaca ekstrim ditengah meningkatnya pembangunan proyek seperti yang telah disampaikan pada
permintaan yang tinggi selama perayaan HBKN Idul Adha. Lebih detail, bab 1.
berdasarkan jenis komoditasnya peningkatan harga ikan segar secara
umum terjadi pada jenis ikan pelagis yang menjadi favorit konsumsi Kelompok Transportasi
masyarakat Sulawesi Tenggara seperti ikan layang yang tercatat
Pada Triwulan III 2021, kelompok transportasi mengalami rata-rata inflasi
mengalami rata-rata inflasi sebesar 4,84% (mtm), ikan kembung sebesar
sebesar -0,30% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,04%. Capaian ini
5,45% (mtm), dan ikan cakalang sebesar 5,43% (mtm).
mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,26% (mtm) dengan rata-rata andil
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar sebesar 0,04%. Penurunan tekanan inflasi bulanan pada kelompok
Rumah Tangga transportasi terjadi selaras dengan masih terbatasnya mobilitas antar
Pada Triwulan III 2021, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar daerah terutama dengan menggunakan transportasi udara. Selain itu
rumah tangga mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,05% (mtm) dengan masih terbatasnya aktivitas perjalanan dinas antar daerah dan penurunan
rata-rata andil sebesar 0,01% menurun dibandingkan triwulan tiket pesawat oleh maskapai juga memicu penurunan harga jasa
sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,16% (mtm) transportasi udara yang secara rata-rata pada triwulan III 2021 tercatat
dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Penurunan tekanan inflasi pada menurun sebesar -1,14% (mtm).
kelompok tersebut didorong oleh penurunan harga pasir yang mengalami
24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
PENYUMBANG DEFLASI
Mainan Anak -0,01 Tarif Kendaraan Roda 4 Online -0,02 Bawang Merah -0,03
Susu Bubuk Untuk Balita -0,01 Mobil -0,01 Ayam Hidup -0,02
3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN menurunnya pasokan bahan pangan terutama ikan segar dan sayuran
(YEAR ON YEAR) akibat faktor cuaca dan pola musim yang keluar dari siklus tahunannya.
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021
Peningkatan harga ikan segar disebabkan oleh terbatasnya produksi
tercatat mengalami inflasi sebesar 2,68% (yoy), mengalami peningkatan
selaras dengan informasi dari Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi
Kendari yang menyampaikan bahwa produksi ikan pada tahun 2021 lebih
sebesar 2,00% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi
rendah dibandingkan tahun sebelumnya akibat faktor cuaca dan kondisi
inflasi Nasional yang mengalami penurunan tekanan inflasi dibandingkan
gelombang (ini maksudnya gelombang tinggi yang berlangsung lebih lama
periode sebelumnya. Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan
dari perkiraan awal??) dan berlangsung lebih lama dari perkiraan awal.
inflasi tahunan Sulawesi Tenggara dipicu oleh peningkatan harga pada
Selain itu, penurunan produksi ikan juga dipicu oleh penurunan jumlah
kelompok makanan, minuman, dan tembakau, kelompok pendidikan,
kapal >30 GT akibat kendala perizinan. Kendala-kendala tersebut
serta kelompok pakaian dan alas kaki. Meskipun demikian, peningkatan
menyebabkan penurunan produksi sehingga memicu peningkatan harga
tekanan inflasi lebih lanjut tertahan penurunan tekanan inflasi pada
ikan pelagis seperti ikan layang yang meningkat sebesar 31,63% (yoy), ikan
kelompok transportasi dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya
kembung sebesar 28,19% (yoy), ikan cakalang sebesar 31,33% (yoy), dan
selaras dengan masih terbatasnya mobilitas antar daerah terutama bagi
ikan selar sebesar 37,59% (yoy).
transportasi udara dan aktivitas rekreasi.
Selain itu, peningkatan curah hujan diluar pola siklus tahunannya pada
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau triwulan III 2021 berdampak pada penurunan pasokan yang menyebabkan
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau pada Triwulan III 2021 peningkatan harga sayuran seperti cabai rawit yang meningkat sebesar
tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 7,40% (yoy), meningkat 24,94% (yoy) dan bawang putih sebesar 13,61% (yoy). Intensitas curah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,24% hujan pada periode laporan di wilayah Kendari tercatat mengalami
(yoy). Peningkatan tekanan inflasi tahunan terjadi karena terjadinya peningkatan dengan tingkat curah hujan sebesar 300,2 Rain Rate (RR).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III 25
November 2021
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi Tenggara
150,0 141,6
1 116,7
100,0
0
50,0
-1 0,0
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Baubau dengan tingkat curah hujan Inflasi Kota Kendari
sebesar 141,6 RR. Peningkatan curah hujan tersebut berbeda dengan pola Kota Kendari memberikan andil terbesar yakni sebesar 3,02% terhadap
musim tahunannya, dimana pada triwulan III dan IV seharusnya sudah inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mengingat bobot kota
mulai memasuki musim kemarau dan intensitas curah hujan yang sudah Kendari terhadap perhitungan inflasi di Sulawesi Tenggara sebesar
mulai turun. 77,26% dan inflasi di Kota Kendari tercatat lebih tinggi daripada agregat
inflasi di Sulawesi Tenggara. Peningkatan tekanan tahunan di Kota
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Kendari didorong oleh peningkatan harga pada kelompok makanan,
Rumah Tangga minuman, dan tembakau, serta kelompok pendidikan.
Pada Triwulan III 2021, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
rumah tangga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% (yoy), menurun Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan
dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,63% (yoy). Penurunan tembakau umumnya dipicu oleh peningkatan harga komoditas ikan segar
tekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh penurunan tekanan seperti ikan layang yang meningkat sebesar 41,83% (yoy), ikan cakalang
inflasi bahan bangunan seperti pasir yang tercatat sebesar 4,78% (yoy) sebesar 35,56% (yoy), dan ikan kembung sebesar 33,20% (yoy).
lebih rendah dari capaian inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar Peningkatan harga ikan tersebut dipicu oleh menurunnya pasokan
10,86% (yoy). Selain itu, penurunan tekanan inflasi pada kelompok ditengah permintaan yang tinggi selama perayaan HBKN Idul Adha.
perumahan juga dipicu oleh penurunan harga semen sebesar -1,20% (yoy) Terbatasnya produksi ikan segar dipicu oleh faktor yang sama yang telah
lebih rendah dari triwulan -1,19% (yoy). Penurunan tersebut diperkirakan dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
karena peningkatan pasokan baik dari dalam maupun luar Sultra.
Disisi lain, peningkatan tekanan inflasi di Kota Kendari juga dipicu oleh
peningkatan tekanan inflasi pada kelompok terutama pendidikan di
Kelompok Transportasi
perguruan tinggi yang meningkat sebesar 3,42% (yoy), lebih tinggi
Pada Triwulan III 2021, kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi
dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 1,98% (yoy).
sebesar -0,64% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat
Peningkatan biaya pendidikan pada perguruan tinggi selaras dengan
sebesar 0,56% (yoy). Masih terbatasnya mobilitas antar daerah terutama
mulai diberlakukannya kembali pendidikan tatap muka pada tahun ajaran
yang menggunakan transportasi udara menjadi faktor pemicu terjadinya
baru.
deflasi kelompok transportasi pada periode laporan. Selain itu, ditengah
membaiknya penanganan Covid-19 di berbagai daerah merubah strategi
Inflasi Kota Baubau
perusahaan maskapai dengan menurunkan harga tiket pesawat untuk
Pada triwulan III 2021 Kota Baubau mengalami inflasi sebesar 1,47% (yoy),
meningkatkan jumlah penumpang. Pada periode laporan, harga jasa
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,50%
transportasi udara mengalami penurunan sebesar -6,09% (yoy).
(yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut dipicu oleh penurunan harga
pada kelompok transportasi yang sebesar -4,06% (yoy), lebih rendah dari
3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTA
capaian inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar -1,00% (yoy). Penurunan
Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan
tekanan inflasi pada kelompok tersebut selaras dengan penurunan harga
terjadi di Kota Kendari dengan capaian sebesar 3,02% (yoy), lebih tinggi
jasa tranportasi udara yang sebesar -15,61% (yoy).
dibandingkan tekanan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar
2,16% (yoy). Berbanding terbalik dengan capaian inflasi di Kota Baubau Masih terbatasnya mobilitas antar daerah terutama yang menggunakan
yang tercatat sebesar 1,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan tekanan transportasi udara menjadi faktor pemicu terjadinya deflasi kelompok
inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy) (Grafik 3.7). transportasi pada periode laporan. Selain itu, ditengah membaiknya
26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)
KELOMPOK 2020 2021 2020 2021
II III IV I II III II III IV I II III
Makanan, Minuman dan Tembakau -0,20 2,49 3,02 4,66 4,24 7,40 -0,06 0,78 0,93 1,43 1,33 2,33
Pakaian dan Alas Kaki 1,22 0,01 -0,51 -0,98 -0,15 0,35 0,08 0,00 -0,04 -0,07 -0,01 0,02
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,16 0,56 0,15 0,07 0,63 0,34 0,02 0,08 0,02 0,01 0,09 0,05
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 2,02 2,35 0,75 2,05 2,14 0,07 0,11 0,12 0,04 0,11 0,11
Kesehatan 2,90 2,92 2,85 1,22 1,36 1,48 0,06 0,06 0,06 0,03 0,03 0,03
Transportasi -5,38 -0,17 -0,81 2,22 0,56 -0,64 -0,84 -0,02 -0,12 0,32 0,08 -0,09
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -2,02 -3,32 -3,02 -3,18 0,06 0,06 -0,15 -0,25 -0,23 -0,24 0,00 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya -0,54 -0,53 -0,49 -0,86 0,58 -0,71 -0,01 -0,01 -0,01 -0,02 0,01 -0,01
Pendidikan 4,78 3,53 1,78 1,75 1,82 3,00 0,20 0,15 0,08 0,08 0,08 0,13
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 3,10 1,72 1,86 0,86 0,82 0,64 0,17 0,10 0,11 0,05 0,05 0,04
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4,94 6,97 6,39 3,72 3,53 0,88 0,31 0,45 0,41 0,25 0,23 0,06
Inflasi (yoy) -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68 -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)
penanganan Covid-19 di berbagai daerah merubah strategi perusahaan mengalami penurunan harga tertinggi adalah bayam -6,78% (mtm),
maskapai dengan menurunkan harga tiket pesawat untuk meningkatkan kacang panjang -11,55% (mtm), bawang merah -7,92% (mtm), dan bawang
jumlah penumpang. putih -7,14% (mtm). Meskipun demikian, terdapat beberapa komoditas
yang menahan deflasi lebih dalam pada bulan laporan antara lain minyak
3.5. INFLASI TRIWULAN IV 2021 goreng seiring meningkatnya harga bijih sawit dan pulihnya permintaan
Pada Oktober 2021, Sulawesi Tenggara mengalami inflasi sebesar -0,64% seiring kembali normalnya aktivitas masyarakat dan dunia usaha pasca
(mtm), lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang pelonggaran PPKM. Peningkatan harga juga terjadi pada beberapa
tercatat mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm). Penurunan tekanan komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan jeruk nipis akibat
inflasi tersebut selaras dengan penurunan indeks harga yang terjadi di menurunnya pasokan.
Kota Kendari dan Kota Baubau. Capaian inflasi di Kota Kendari pada
Selain didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, deflasi
Oktober 2021 sebesar -0,70% (mtm), turun dari bulan sebelumnya yang
pada bulan Oktober juga didorong oleh penurunan tekanan inflasi
sebesar 0,24% (mtm). Sedangkan capaian inflasi di Kota Baubau tercatat
kelompok transportasi selaras dengan kebijakan maskapai untuk
sebesar -0,44% (mtm), menurun dari bulan sebelumnya yang sebesar -
menurunkan harga tiket pesawat guna meningkatkan gairah masyarakat
0,34% (mtm).
untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Penurunan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada Oktober 2021
Pada bulan November 2021, Sulawesi Tenggara diperkirakan masih
didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan
mengalami deflasi meskipun tidak sedalam periode sebelumnya. Deflasi
tembakau sejalan dengan penurunan harga komoditas ikan segar selaras
tersebut didorong oleh meningkatnya produksi ikan segar seiring
dengan meningkatnya produksi pada bulan laporan. Sebagai informasi
membaiknya kondisi gelombang laut yang sesuai siklusnya, serta
pendukung, produksi ikan pada dua pelabuhan utama di Kota Kendari
berlangsungnya panen padi dan aneka bawang di beberapa daerah sentra
yakni PPS Kendari dan TPI Sodohoa secara kumulatif tercatat meningkat
seperti Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, Buton, Buton
sebesar 19,5% (mtm). Peningkatan produksi tersebut sejalan dengan
Selatan, dan Wakatobi diperkirakan menjadi faktor pendorong deflasi
peningkatan aktivitas nelayan seiring kondisi gelombang laut yang
pada periode mendatang.
semakin kondusif.
Pada bulan Desember, tekanan inflasi diperkirakan meningkat selaras
Selain peningkatan produksi ikan tangkap, berbagai program
dengan peningkatan aktivitas sesuai pola historisnya selaras perayaan
pengembangan ikan budidaya (ikan bandeng dan ikan kakap putih) yang
HBKN dan tahun baru. Selain itu, perkiraan peningkatan tekanan inflasi
dilakukan Dinas Perikanan Kota Kendari dan Provinsi Sultra juga
pada Desember juga diperkirakan disebabkan karena adanya potensi
berdampak pada penurunan harga ikan. Selain komoditas perikanan,
peningkatan curah hujan dan la nina yang berdasarkan prediksi BMKG
deflasi pada Oktober 2021 juga dipicu oleh penurunan harga komoditas
akan berlangsung pada November-Desember 2021.
sayuran seiring peningkatan pasokan selama musim panen di Sultra dan
meningkatnya pasokan dari luar Sultra. Adapun komoditas sayuran yang
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III 27
November 2021
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan
Kota Baubau
3,50 % (YOY) 10,00 %YOY KENDARI
3,02 5,00
3,00 2,68 0,00
2,50 -5,00
2,16
2,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2,00
1,60 1,64 1,63
1,50 1,47 %YOY BAUBAU
1,50 1,33 10,00
5,00
1,00 0,00
0,50 -5,00
MINUMAN
PAKAIAN
PERUMAHAN
KESEHATAN
TRANSPORTASI
INFORMASI
REKREASI
PENDIDIKAN
RESTORAN
PERAWATAN
PRIBADI
MAKANAN
PAN RT
PERLENGKA-
0,00
KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA
4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGAN 4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA
DAERAH 4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
Pada triwulan III 2021, berdasarkan berbagai indikator, stabilitas sistem Rumah Tangga
keuangan terpantau dalam kondisi yang terjaga. Berbagai kebijakan yang Pada triwulan III 2021 penerapan rem darurat PPKM Mikro memiliki
diluncurkan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka dampak pada kondisi Rumah Tangga (RT) di Sulawesi Tenggara. Peranan
pemulihan ekonomi nasional ditransmisikan dengan baik sampai di level RT di Sulawesi Tenggara sangat penting dalam perekonomian dan sistem
daerah. Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap keuangan daerah terlihat dari kontribusi maupun keterkaitannya dengan
ekonomi ke depan terpantau optimis dan diharapkan mampu mendorong perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya dan korporasi. Dari
pemulihan ekonomi lebih cepat. sisi kontribusi, terlihat bahwa secara konsisten konsumsi RT memiliki
pangsa yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).
Pada triwulan III 2021, sektor rumah tangga tetap menunjukkan optimisme
meskipun mengalami penurunan dibading triwulan sebelumnya Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di
mengingat diberlakukannya rem darurat PPKM Mikro pada periode Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap
laporan. Rendahnya bunga acuan direspon perbankan dengan penurunan total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total
suku bunga simpanan pada periode laporan. Berbagai kebijakan yang ada kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat
berdampak positif pada pertumbuhan kredit konsumsi RT di triwulan III menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain dampak
2021 yang diikuti penurunan resiko NPL. perkembangan perekonomian, feedback loop kepada sistem
perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.
Pertumbuhan kredit korporasi pada periode pelaporan mengalami
perbaikan. Di lain sisi, penyaluran kredit UMKM pada periode laporan Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah tangga,
mengalami moderasi. Kedepannya, langkah yang padu dan nyata dari salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks keyakinan rumah
seluruh otoritas di sistem keuangan dan ekonomi semakin dibutuhkan tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Kantor
untuk dapat mendorong kinerja sistem keuangan yang mendukung Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara, kita dapat melihat
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menekankan ekspektasi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi masa depan dan
mitigasi risiko yang baik. penilaian terhadap kondisi ekonomi saat ini melalui variabel Indeks
Keyakinan Konsumen (IKK) dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara
84,1
90,00
49,0 3,97 8,0
80,00
64,9
1,52 6,0 70,00
48,0
4,0 60,00
47,0 50,00
2,0 40,00
46,0 30,00
0,0
45,0 20,00
45,83
-2,0
10,00
44,0 -4,0 0,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
PANGSA KONSUMSI RT GKONSUMSI RT (SB. KANAN) GPDRB (SB. KANAN) KREDIT RT DPK RT
SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
INDEKS
180 INDEKS 180,0 173,0 172,0
160 160
160 160,0 152 152
151,0 147
140 133 141 137
140,0
120
106 120,0
100
100,0
80
60 80,0
40 60,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA
2018 2019 2020 2021
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 31
November 2021
atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100 4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan
menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada triwulan III Stabilnya suku bunga acuan di level yang cukup rendah yaitu 3,5%
2021, optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara terus terjaga di tengah direspon dengan penurunan simpanan berjangka oleh perbankan pada
perbaikan kondisi ekonomi dan penanganan pandemic. Hal ini terlihat dari periode laporan. Dominasi penempatan dana pihak ketiga (DPK) RT di
rata-rata IKK yang tercatat sebesar 129,10 pada periode laporan (Grafik perbankan Sulawesi Tenggara tetap tinggi pada periode laporan. Hal ini
4.3). Meskipun optimis, jika dibandingkan triwulan sebelumnya terdapat tercermin dari pangsa DPK perseorangan yang mencapai 64,90% dari
penurunan rata-rata IKK selaras dengan penerapan kebijakan keseluruhan DPK di Sulawesi Tenggara (Grafik 4.5) dengan nominal
pembatasan aktivitas (PPKM Mikro) pada bulan Juli 2021. Penurunan rata- mencapai Rp17,12 triliun (Grafik 4.6). Pada triwulan III 2021, walaupun
rata IKK disebabkan oleh turunnya komponen pendukung yaitu Indeks masih mendominasi pangsa DPK Perbankan Sultra, DPK perseorangan
Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengalami kontraksi sebesar 1,67% (yoy), lebih rendah dibandingkan
(Grafik 4.4). Ekspektasi masyarakat pada triwulan III 2021 secara konsisten pertumbuhan pada periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,96%
terus optimis tercermin dari rata-rata nilai IEK yang berada di level diatas (yoy) (Grafik 4.6). Penurunan pertumbuhan DPK tersebut mengindikasikan
150 selama tiga triwulan terakhir. Hal ini mengindikasikan masyarakat bahwa masyarakat terus menggunakan dananya yang sebelumnya
Sultra terus percaya pada langkah kebijakan yang diambil pemerintah baik tersimpan di Perbankan seiring dengan membaiknya perekonomian yang
dalam penanganan Covid (termasuk vaksinasi) serta berbagai upaya disertai optimisme kedepan.
pemulihan ekonomi yang dilakukan untuk mendorong kondisi ekonomi
Sulawesi Tenggara ke depan semakin baik. Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT,
produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa
Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka indeks placement yang mencapai 78,02% dari total DPK RT, lebih tinggi
sebesar 165,33 dimana bulan Januari 2022 diekspektasikan sebagai bulan dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang
paling tinggi. Dari sisi penghasilan, rumah tangga mencatatkan rata-rata mencatatkan proporsi 76,88%. Selain itu, produk deposito tercatat
indeks ekspektasi sebesar 141,67 untuk bulan Januari – Maret 2022 dimana memiliki proporsi sebesar 19,52% dari total DPK RT, angka tersebut lebih
ekspektasi tertinggi berada pada bulan Maret 2022. RT menunjukkan rendah dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 20,60%. Produk
optimisme dalam ekspektasi lapangan pekerjaan dengan mencatatkan giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,46% lebih rendah dari sebelumnya
rata-rata indeks ekspektasi sebesar 154,67 dimana ekspektasi tertinggi yang sebesar 2,52% (Grafik 4.7). Pergeseran yang terjadi dari deposito ke
berada pada bulan Maret 2022. tabungan (high cost to low cost) mengindikasikan kebijakan moneter yang
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
PANGSA
100% 40,0 %,YOY TRILIUN RP 25
0% -20,0 0
II 2021 III 2021 II 2021 III 2021 II 2021 III 2021 II 2021 III 2021 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
DEPOSITO GIRO TABUNGAN TOTAL 2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
PANGSA
100% 40,0 %, YOY %, YOY 35,00
19,52
30,00
80% 17,21
25,00
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
32 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
PANGSA
100%
15,93
80%
26,46 18,21
60% Modal Kerja KPR/KPA
8,17 5,04
84,07
40%
Investasi KKB
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
dilakukan mulai mendorong masyarakat untuk mengurangi dana jangka Apabila dilihat secara lebih mendalam, mayoritas kredit konsumsi yang
panjangnya dan meningkatkan simpanan dengan likuiditas tinggi yang diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang fleksibel
bisa digunakan untuk konsumsi. yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,50%, Selain itu,
terdapat indikasi kebangkitan sektor properti karena pangsa KPR pada
Pada triwulan III 2021, secara year-on-year DPK RT terkontraksi sebesar
periode laporan mengalami kenaikan dari 17,69% menjadi 18,21% (Grafik
1,67% (yoy) selaras dengan penurunan laju pertumbuhan pada instrumen
4.10).
tabungan, deposito, dan giro. Kontraksi ini bertolak belakang dengan
lonjakanDPK RT khususnya pada masa awal pandemi covid-19 (triwulan II Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan III 2021 tumbuh
dan III 2020) diindikasikan karena saat ini masyarakat semakin percaya sebesar 2,35% (yoy), membaik dibandingkan pertumbuhan periode
dengan kondisi ekonomi dan penanganan kesehatan lebih memilih sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,62% (yoy). Peningkatan laju
menyimpan dananya pada pada instrument yang likuid untuk dapat pertumbuhan kredit konsumsi RT tersebut selaras dengan perbaikan pada
digunakan sewaktu-waktu. seluruh komponen utamanya didorong oleh laju pertumbuhan penyaluran
kredit KPR/KPA, KKB dan selaras dengan peningkatan penyaluran kredit
Lebih detail per intrumen, pada periode pelaporan, tabungan
Multiguna. Pada triwulan II 2021, kredit kepemilikan rumah/apartemen
perseorangan tumbuh sebesar 17,21% (yoy) menurun dibandingkan
(KPR/KPA) tumbuh sebesar 13,17% (yoy) dari 9,43% (yoy), kredit multiguna
triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 19,64% (yoy), deposito
tumbuh sebesar 1,35% (yoy) dari 1,03% (yoy), dan kredit kendaraan
tumbuh sebesar 13,03% (yoy) menurun dari triwulan sebelumnya yang
bermotor (KKB) menurun dari periode sebelumnya dan masih terkontraksi
tumbuh sebesar 19,64% (yoy). Giro pada periode pelaporan terkontraksi
sebesar 13,67% (yoy) (Grafik 4.11).
5,15% (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 16,40% (yoy) (Grafik 4.8). Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi
Tenggara pada triwulan III 2021 mengalami sedikit penurunan
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 11,33% menjadi
Rendahnya suku bunga, perpanjangan relaksasi PPnBM, dan relaksasi LTV sebesar 11,23% (Grafik 4.12). Penurunan suku bunga tersebut disertai
berdampak positif pada pertumbuhan kredit konsumsi RT di triwulan III penurunan risiko kredit yang tercermin dari NPL kredit konsumsi
2021 diiringi penurunan resiko kredit. Di Sulawesi Tenggara kredit perseorangan yang tercatat sebesar 1,02% pada triwulan III 2021 dari
perbankan ke RT mendominasi realisasi penyaluran kredit pada triwulan III sebelumnya sebesar 1,06%.
2021. Hal tersebut terlihat dari pangsa kredit untuk perseorangan yang
mencapai 84,07% dari total kredit yang direalisasikan pada periode laporan
Kredit Kepemilikan Rumah
(Grafik 4.9). Dari total kredit RT yang mencapai Rp28,13 triliun tersebut, KPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar
sebagian besar kredit tersebut masih digunakan untuk konsumsi dengan 13,17% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh
pangsa sebesar 65,38% lebih rendah dari sebelumnya yang mencapai sebesar 9,43% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut disebabkan
65,41%. peningkatan permintaan hunian oleh masyarakat yang tercermin dari
peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe properti. Pada triwulan
Sementara itu, pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing- III 2021, KPR tipe >21-70 yang memiliki porsi 86,02% dari total KPR (Grafik
masing mencapai 26,46% dan 8,17% dari total kredit RT. Hal ini 4.13) kembali mencatatkan pertumbuhan yang tinggi yaitu sebesar 18,87%
mengindikasikan perbankan secara perlahan meningkatkan penyaluran (yoy) meningkat dari periode sebelumnya sebesar 16,39% (yoy). Hal ini
kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan dunia usaha. diperkuat dari hasil liaison Bank Indonesia Sultra yang mengindikasikan
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 33
November 2021
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
KREDIT KONSUMSI RT KPR/KPA KKB MULTIGUNA SB.KREDIT KONS RT NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.14 NPL KPR
SK. BUNGA%
30,0 NPL % 18,87 12,0 16,0 %, YOY
13,17
20,0 14,0
10,0
10,0 -1,27 12,0
7,20 8,0
0,0
10,0 8,4
-10,0
6,0 8,0
-20,0 3,9
-10,41 4,0 6,0 3,5
-30,0
-22,83 2,44
-40,0 4,0
2,0
-50,0 2,0
1,9
-60,0 0,0 0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN) KPR/KPA TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
developer sedang meningkatkan pembangunan untuk memenuhi triwulan III 2021 ditengarai menjadi salah satu penyebab turunnya KKB
peningkatan permintaan masyarakat. roda empat namun penurunan lebih dalam tertahan dengan adanya
perpanjangan relaksasi PPnBM hingga Desember 2021.
Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan
menunjukkan tren penurunan sejak triwulan II 2020 hingga pada periode Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross
laporan. Indikator NPL KPR untuk hampir seluruh jenis properti pada menunjukkan penurunan menjadi 2,16%, membaik dibandingkan periode
periode pelaporan sebesar 2,44% lebih rendah daripada sebelumnya sebelumnya yang tercatat sebesar 2,62% (Grafik 4.16). Penurunan resiko
2,52% (Grafik 4.14). Namun demikian, penyaluran KPR Ruko perlu pada KKB selaras dengan menurunnya NPL pada kredit kendaraan roda
mendapatkan perhatian khusus dari perbankan karena NPL-nya yang dua dan roda empat. Walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan,
relatif tinggi hingga mencapai 8,40%. NPL KPR Ruko berada diatas batas KKB roda empat juga mengalami penurunan risiko kredit menjadi sebesar
threshold sejak tahun 2016 dengan tren yang fluktuatif. Masih tingginya 2,07% dari sebelumnya 2,45%. Risiko kredit roda dua juga menurun
NPL ruko mengindikasikan utilisasi ruko yang ada di Sultra belum optimal menjadi sebesar 3,76% pada triwulan III 2021 dari sebelumnya 4,25%.
mengingat skema pembiayaan KPR Ruko yang biasanya tergantung pada Penurunan kredit macet tersebut memperkuat indikasi kondisi keuangan
pembayaran sewa. masyarakat di Sulawesi Tenggara perlahan membaik di tengah pemulihan
ekonomi.
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Kredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan III Kredit Multiguna
2021 terkontraksi sebesar 13,73% (yoy), lebih buruk dari periode Dominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di
sebelumnya yang tercatat kontraksi sebesar 12,08% (yoy). Kontraksi KKB triwulan III 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah
pada triwulan III 2021 selaras dengan menurunnya pertumbuhan kredit tangga untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki rumah,
KKB roda empat di tengah perbaikan KKB roda dua. KKB roda empat pada kendaraan bermotor maupun peralatan rumah tangga masih sangat
periode laporan tercatat terkontraksi sebesar 9,86% (yoy) memburuk dari besar. Dominasi kredit multiguna terjadi karena pengajuan kredit
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 7,49. Di lain sisi, multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang relatif
penyaluran kredit kendaraan roda dua terkontraksi sebesar 34,49% (yoy) ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan oleh rumah
membaik dari periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 38,84% tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya. Pada
(yoy) (Grafik 4.15). Penerapan kebijakan PPKM Mikro pada awal periode triwulan III 2021, kredit multiguna tumbuh sebesar 1,35% (yoy) lebih tinggi
34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
MOBIL SEPEDA MOTOR KKB MOBIL SEPEDA MOTOR KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,13% (yoy) Kinerja perusahaan di industri pengolahan nikel seperti ferronickel dan
(Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap rendah stainless steel yang cukup baik mendorong ekspor Sultra yang pada
tercatat sebesar 0,52%, mengalami penurunan dan lebih rendah periode laporan yang tumbuh sebesar 73,62% (yoy). Pada triwulan III 2021,
dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,54% (Grafik 4.18). ekspor feronikel tumbuh sebesar 47,23% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 177,61%
4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI (yoy) (Grafik 4.20). Secara pangsa terdapat pergeseran pangsa stainless
4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi steel menjadi sebesar 56,21% menurun dibandingkan sebelumnya yang
Pertumbuhan kredit korporasi positif pada triwulan III 2021. Seiring sebesar 61,89% serta peningkatan pangsa ferronickel menjadi sebesar
percepatan program vaksinasi Nasional dan penanganan covid-19 yang 43,03% dibandingkan sebelumnya 37,45%. Secara total, ekspor feronikel
semakin baik, perbankan mulai mengalokasikan dan menyalurkan kredit dan besi baja mencapai lebih dari 99% ekspor Sultra pada triwulan III 2021
lebih tinggi pada sektor produktif seperti modal kerja dan investasi. (Grafik 4.19). Pertumbuhan Ekspor stainless steel pada periode laporan
Kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja perekonomian dari tercatat sebesar 102,96% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya yang
sisi penawaran secara umum terpantau mengalami pertumbuhan yang sebesar 145,43% (yoy). Kedua komoditas tersebut hanya dihasilkan oleh
lebih baik tercermin dari pertumbuhan kredit korporasi yang tercatat dua pelaku usaha. Konsentrasi tersebut dapat memunculkan kerentanan
kontraksi sebesar 14,82 (yoy) membaik dari triwulan sebelumnya (Grafik terhadap kinerja korporasi, terutama sektor pertambangan sebagai
4.27). Peningkatan salah satunya didorong oleh kredit pada LU industri industri hulu karena sangat tergantung dengan kinerja pelaku usaha di
pengolahan yang tumbuh sebesar 111,56% (yoy) dari triwulan sebelumnya sektor pengolahan sebagai industri hilir.
sebesar 104,78% (yoy) dengan produk ekspor unggulan Sultra yaitu
ferronickel dan stainless steel. Peningkatan lebih tinggi tertahan oleh 4.3.2. Kinerja Korporasi
melambatnya penyaluran kredit pada LU pertanian yang memiliki pangsa Omset Penjualan
26,48% pada periode laporan dan tumbuh melambat sebesar -22,90% Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang
(yoy) menurun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh positif 0,41% (yoy) dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
(Tabel 4.1). Tenggara, dapat terlihat bahwa kinerja korporasi mulai mengalami
penurunan triwulan III tahun 2021.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 35
November 2021
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
HARGA JUAL
PERSEDIAAN
Stainless Steel
PENJUALAN
PENJUALAN
KAPASITAS
INVESTASI
DOMESTIK
UTILISASI
0,12%
EKSPOR
MARJIN
BIAYA
Lainnya
PERTANIAN, PERIKANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN KONSTRUKSI
PERTAMBANGAN AKOMODASI TRANSPORTASI
Di sisi ekspor, korporasi di LU pertambangan mengalami penurunan Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung
disebabkan proses perizininan lini bisnis ekspor yang masih dalam tahap meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku dan energi
perpanjangan, sedangkan pada LU industri pengolahan masih terdampak khususnya di sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh naiknya
penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor komoditas aspal. penjualan.
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi
Tenggara Tenggara
100% 100%
12,75%
10,74%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
75,84%
74,50%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
13,42%
12,75%
10% 10%
0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
51,26%
90%
150% 100,0%
80%
70% 80,0%
100%
60% 60,0%
50% 50%
28,00% 20,74%
40% 40,0%
30% 0% 82,93% 20,0%
53,39%
20% -50% 52,20% 0,0%
10% 44,57%
0% -100% -20,0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK KORPORASI (SB. KANAN) GIRO TABUNGAN DEPOSITO
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Kondisi likuiditas keuangan korporasi 4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di Perbankan
Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan III 2021 secara umum kondisi Pada triwulan III 2021, terjadi komposisi DPK Korporasi mengalami
likuiditas keuangan korporasi stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. pergeseran dibanding triwulan sebelumnya dimana saat ini deposito
Pada periode pelaporan, persentase responden yang menyatakan kondisi menjadi instrumen yang paling banyak digunakan oleh korporasi
likuiditas perusahaan dalam kondisi baik sebesar 13,42% dan jumlah menggantikan giro. Hal tersebut dapat mengindikasikan terdapat excess
responden yang menyatakan kondisi likuiditas perusahaan berada pada liquidity yang diiringi menurunannya kebutuhan dana standby untuk
kondisi yang buruk sebesar 10,74% pada triwulan laporan. Secara proporsi operasional yang menyebabkan korporasi memanfaatkan bunga deposito
perusahaan berkondisi likuiditas cukup semakin meningkat, berkondisi yang lebih menguntungkan. Saat ini kepemilikan deposito oleh korporasi
likuiditas baik relatif menurun namun perusahaan berkondisi likuiditas yang pangsanya mencapai 51,26% dari total DPK Korporasi di perbankan,
buruk lebih sedikit dibandingkan triwulan II 2021 (Grafik 4.22). produk giro memiliki proporsi sebesar 28,00% Sementara produk
tabungan memiliki proporsi sebesar 20,74%. Secara umum, pangsa
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi terpantau tetap baik.
deposito bertambah sedangkan pangsa tabungan dan giro berkurang dari
Pada periode pelaporan persentase responden yang menyatakan kondisi
triwulan sebelumnya, hal ini mengindikasikan korporasi menyimpan
rentabilitas perusahaan dalam kondisi cukup masih mendominasi dengan
dananya untuk mendapatkan imbal hasil di tengah kehati-hatian
pangsa terbesar disusul kondisi baik sebesar 12,75%. Sementara itu,
melakukan ekspansi meskipun imbal hasil tersebut tidak setinggi pada
responden yang menyatakan kondisi rentabilitas perusahaan berada pada
masa sebelum pandemi (Grafik 4.24).
kondisi yang buruk meningkatdari 11, 33% menjadi 12,75% pada triwulan
laporan (Grafik 4.23). Pada triwulan III 2021 DPK Korporasi tumbuh sebesar 53,39% (yoy),
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi 39,19% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut selaras dengan
Selain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk peningkatan pada penghimpunan deposito dan tabungan yang masing-
memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi masing tumbuh sebesar 44,57% (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,17%
antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat dengan (yoy). Sedangkan giro tumbuh melambat sebesar 52,20% (yoy) dari
sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada sebelumnya 71,30% (yoy) menurun dari periode sebelumnya serta
perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk tabungan tumbuh melambat sebesar 82,93% (yoy) dari sebelumnya
modal kerja dan investasi. 125,10% (yoy) (Grafik 4.25).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 37
November 2021
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
JUNI 2021
PERTANIAN 1714,62 32,30% 0,41% 0,01% 60,12 2,51% 283,83% 0,08% 1654,50 56,90% -2,22% 0,00%
PERTAMBANGAN 903,47 17,02% -66,37% 0,86% 871,48 36,32% -25,74% 0,80% 31,99 1,10% -97,88% 2,62%
INDUSTRI PENGOLAHAN 596,87 11,25% 104,78% 0,26% 34,35 1,43% -33,11% 4,53% 562,52 19,35% 134,27% 0,00%
LGA 84,36 1,59% -19,12% 0,09% 1,48 0,06% -81,32% 5,06% 82,88 2,85% -14,00% 0,00%
KONSTRUKSI 679,77 12,81% -20,99% 7,04% 523,15 21,80% -28,13% 8,53% 156,61 5,39% 18,24% 2,09%
PERDAGANGAN 622,10 11,72% 2,11% 10,36% 522,33 21,77% 10,12% 10,57% 99,77 3,43% -26,05% 9,24%
PERHOTELAN 196,11 3,69% -2,27% 1,72% 1,23 0,05% 24,33% 0,00% 194,88 6,70% -2,40% 1,73%
TRANSPORTASI KOMUNIKASI 44,41 0,84% -22,17% 21,67% 5,53 0,23% -44,13% 0,00% 38,88 1,34% -17,55% 24,75%
JASA USAHA 24,32 0,46% -31,60% 0,49% 9,74 0,41% 0,58% 0,00% 14,58 0,50% -43,64% 0,81%
JASA LAINNYA 28,30 0,53% -29,95% 15,68% 13,84 0,58% -34,84% 7,25% 14,45 0,50% -24,52% 23,76%
SEPTEMBER 2021
PERTANIAN 1347,90 26,48% -22,90% 0,03% 74,90 2,96% 176,16% 0,55% 1272,99 49,74% -26,04% 0,00%
PERTAMBANGAN 952,39 18,71% -42,85% 0,85% 884,08 34,95% -27,47% 0,79% 68,31 2,67% -84,74% 1,67%
INDUSTRI PENGOLAHAN 600,83 11,80% 111,56% 0,09% 43,88 1,73% -6,55% 1,29% 556,96 21,76% 134,96% 0,00%
LGA 79,59 1,56% -17,95% 0,09% 1,73 0,07% -11,21% 4,33% 77,86 3,04% -18,08% 0,00%
KONSTRUKSI 790,52 15,53% -9,61% 6,70% 614,54 24,29% -17,19% 8,11% 175,99 6,88% 32,91% 1,78%
PERDAGANGAN 621,37 12,21% 5,84% 8,61% 527,11 20,84% 8,91% 9,15% 94,26 3,68% -8,54% 5,57%
PERHOTELAN 196,59 3,86% -1,29% 1,41% 5,70 0,23% 547,69% 3,43% 190,89 7,46% -3,73% 1,35%
TRANSPORTASI KOMUNIKASI 46,38 0,91% -15,82% 30,35% 5,83 0,23% -34,62% 0,00% 40,55 1,58% -12,19% 34,72%
JASA USAHA 27,08 0,53% -14,52% 0,44% 10,88 0,43% 21,84% 0,00% 16,20 0,63% -28,80% 0,73%
JASA LAINNYA 21,49 0,42% -45,47% 19,38% 8,53 0,34% -59,89% 8,80% 12,96 0,51% -28,57% 26,34%
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
0,91% dan 0,42% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-langkah korporasi dan triwulan sebelumnya yang mencapai 61,46%. Meskipun kegiatan ekonomi
perbankan untuk mendorong perbaikan NPL LU transportasi komunikasi masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi, namun secara perlahan
dan LU jasa lainnya. perbankan juga melakukan ekspansi dan menggarap daerah yang
memiliki potensi bisnis perbankan yang terlihat dari perkembangan aset
4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN perbankan di daerah lainnya. Selain Kota Kendari, daerah yang memiliki
(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA aset bank cukup besar adalah Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau
4.4.1. Aset Bank Umum dengan pangsa masing-masing sebesar 11,38% dan 9,30%. Dari sisi
Pada triwulan III 2021 aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara perkembangannya, pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi pada
tumbuh positif. Pertumbuhan asset bank umum mencapai Rp37,75 triliun, daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di Kabupaten
tumbuh sebesar 9,48% (yoy) (Grafik 4.28). Pada periode laporan Bank Kolaka Utara dan Kolaka Timur (Tabel 4.2). Aset perbankan di Kabupaten
Pemerintah yang memiliki pangsa mencapai 84,98% tumbuh sebesar Kolaka Utara tumbuh sebesar 26,62% (yoy) sedangkan Kabupaten Kolaka
9,84% (yoy). Total aset bank swasta nasional yang mencatatkan pangsa Timur tumbuh 18,48% (yoy).
sebesar 15,02% dari total aset bank umum di Sulawesi Tenggara
Hal tersebut memperkuat indikasi perbankan juga melakukan ekspansi
mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,51% (yoy) (Grafik 4.29).
bisnis ke berbagai kabupaten di Sulawesi Tenggara, namun demikian
Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari masih diperlukan dukungan seluruh stakeholder untuk lebih
dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum yang meningkatkan pemerataan aktivitas perekonomian di seluruh
ada di Sulawesi Tenggara. Jumlah ini sedikit meningkat jika dibandingkan Kabupaten/Kota se-Sultra.
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
60 5,09 6
70%
60% 40 5
-12,60
50% 20 4
40% -14,82
0 3
30%
49,69
-20 2
20%
10% -40 1
-16,85
0% -60 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI G TOTAL GKREDIT KORPORASI GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
KAB. BUTON UTARA 228,85 0,62 (3,56) (7,96) 20,05 5,70 5,96 (5,69) (15,52)
KAB. KONAWE UTARA 438,78 1,19 6,93 3,16 3,70 2,61 2,45 3,53 4,74
KAB. WAKATOBI 429,66 1,33 11,69 5,46 26,97 (1,21) 2,10 6,15 (12,82)
KAB. KOLAKA UTARA 526,28 1,45 19,83 10,75 9,88 27,13 23,21 28,36 26,62
KAB. KONAWE SELATAN 685,21 1,85 11,21 5,69 2,65 (1,30) (1,36) (0,56) (0,12)
KAB. BUTON 215,11 0,67 11,60 9,97 67,22 16,09 18,86 23,41 (9,15)
KOTA BAUBAU 3.359,65 9,46 3,92 3,18 14,34 5,52 6,67 6,49 (2,56)
KOTA KENDARI 22.372,75 61,46 7,40 10,02 9,73 10,77 14,18 11,84 13,73
KAB. KOLAKA 4.110,83 11,81 9,85 8,13 8,82 10,16 9,34 15,42 12,62
KAB. KONAWE 810,88 2,15 10,64 6,91 4,98 5,63 1,81 (0,35) (0,45)
KAB. MUNA 2.193,64 5,98 9,28 2,24 8,28 3,21 7,93 5,65 (2,57)
KAB. KOLAKA TIMUR 274,52 0,76 22,75 2,00 (0,20) 14,26 12,23 12,95 18,48
SULAWESI TENGGARA 36.114,50 100,00 7,92 8,10 10,20 9,35 11,67 10,83 9,48
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoy
Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 39
November 2021
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 16,43% (yoy), melambat dibandingkan dengan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,37% (yoy).
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mencapai Rp26,34
Deposito
triliun, tumbuh sebesar 1,78% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan
Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,00% (yoy) (Grafik 4.31).
triwulan III 2021 tercatat Rp6,30 triliun, menurun bila dibandingkan dengan
Penurunan laju pertumbuhan yang signifikan ini terjadi karena faktor base periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,60 triliun. Dari sisi
effect, dimana pada tahun lalu masyarakat meningkatkan simpanannya pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara terkontraksi
karena ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Sebagian besar DPK yang sebesar 16,25% (yoy) menurun dibandingkan pertumbuhan triwulan
dihimpun oleh bank umum di Sulawesi Tenggara ditempatkan dalam sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,90% (yoy).
bentuk tabungan dengan pangsa 55,72%. Sedangkan untuk giro dan
deposito pada triwulan III 2021 masing-masing tercatat memiliki pangsa
Giro
pasar sebesar 20,38% dan 23,90%. Pada triwulan III 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp5,37 triliun.
Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami kontraksi
Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan III 2021 sebesar 6,76 (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang
seluruh jenis simpanan di perbankan Sultra, mengalami perlambatan laju tumbuh sebesar 19,22% (yoy).
pertumbuhan dimana giro kontraksi 6,76% (yoy), deposito kontraksi
16,25% (yoy) dan tabungan tumbuh sebesar 16,43% (yoy) lebih rendah dari 4.4.3. Penyaluran Kredit
triwulan sebelumnya (Grafik 4.31). Penurunan laju pertumbuhan DPK pada Pada triwulan II 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang
triwulan laporan mengindikasikan masyarakat Sulawesi Tenggara tidak berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 17,92% (yoy) meningkat
lagi menahan konsumsi seketat periode yang sama pada tahun lalu. dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,13%
(yoy). Secara nominal, kredit perbankan yang disalurkan sampai dengan
Tabungan
triwulan II 2021 mencapai Rp31,19 triliun (Grafik 4.32).
Pada triwulan III 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat di
Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai Rp14,68 Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi dengan pangsa
triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di Sulawesi Tenggara mencapai 55,44% diikuti kredit modal kerja dengan pangsa sebesar
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
38,75
20,0 38
15,0
9,84
33 84,98% ; Rp 32,93 triliun
Bank Pemerintah
10,0 28
15,02% ; Rp 5,82 triliun
Bank Swasta Nasional
5,0 9,48 23
7,51
0,0 18
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
ASET BANK BANK SWASTA NASIONAL BANK PEMERINTAH ASET BANK UMUM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
RP TRILIUN
100% 40,0 %, YOY 26,34
23,90%
90% 25
30,0
80%
20,0
16,43 20
70%
60% 10,0 15
55,72%
50%
40% 0,0
10
30% -10,0 1,78
20%
20,38%
-20,0 -6,76 5
10%
-16,25
0% -30,0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
GIRO TABUNGAN DEPOSITO NOMINAL DPK BANK UMUM GIRO DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
35,34% dan kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,22%. Secara pangsa kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kab. Kolaka,
proporsi, kredit konsumsi menurun sedangkan kredit modal kerja dan Kota Bau-Bau, dan Kab. Muna.
investasi meningkat, mengindikasikan bahwa perbankan mulai
menyalurkan kredit kepada sektor produktif seiring perbaikan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
perekonomian dan percepatan program vaksinasi Nasional. Berdasarkan penyaluran kredit menurut Lapangan Usaha (LU), terdapat
variasi pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh LU
Kredit Berdasarkan Lokasi Bank administrasi pemerintahan serta pertambangan yang mencatatkan
Serupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih pertumbuhan berturut turut sebesar 2718,87% (yoy) dan 1851,69% (yoy).
terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 57,62% dari Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh LU pengadaan air dan
seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di jasa pendidikan yang terkontraksi sebesar 15,07% (yoy) dan 12,61% (yoy).
Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,39% (Tabel LU perdagangan yang memiliki pangsa terbesar untuk kategori kredit
4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Buton produktif (44,21% dari total kredit produktif) mengalami pertumbuhan
dengan laju pertumbuhan sebesar 34,06% (yoy) dan NPL terendah sebesar 7,53% (yoy) dengan NPL yang sudah mendekati threshold yaitu
dicatatkan oleh Kabupaten Kolaka Utara yaitu sebesar 0,15%. sebesar 45%. Hal tersebut perlu menjadi perhatian agar tidak
menyebabkan contagion effect ke sektor lainnya. Sedangkan LU
Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar pertambangan menggeser LU pertanian menjadi pangsa kedua terbesar
kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. yaitu sebesar 19,35%, dan LU pertanian sebagai pangsa ketiga terbesar
Adapun untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah yang memiliki kembali mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 32,47% (yoy)
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
RP TRILIUN
60,0 %, YOY 31,19 35 100%
90%
50,0 30
80%
50,54
55,44
40,0 25 70%
30,0 20 60%
17,92 50%
20,0 15 40%
35,34 9,22
10,0 10 30%
10,97 20%
0,0 5
10%
4,56
-10,0 0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
KAB. MUNA 2227,91 7,89 2,84 1,13 0,16 3,20 4,54 2287,44 7,32 3,51 1,20 0,14 3,09 4,10
KAB. KOLAKA 3998,29 14,15 3,26 2,05 1,53 6,08 6,57 4070,86 13,03 4,10 2,03 1,45 5,69 5,90
KAB. WAKATOBI 219,86 0,78 6,58 0,19 0,02 0,07 0,69 223,56 0,72 4,76 0,34 0,02 0,06 0,64
KAB. KONAWE 791,73 2,80 0,53 1,60 0,01 0,24 2,56 791,15 2,53 -0,30 1,41 0,01 0,21 2,32
KAB. KONAWE SELATAN 681,32 2,41 -1,10 1,23 0,01 0,17 2,24 680,64 2,18 0,17 1,42 0,01 0,15 2,02
KAB. BOMBANA 455,86 1,61 5,99 0,30 0,16 0,17 1,29 457,91 1,47 2,57 0,31 0,15 0,15 1,17
KAB. KOLAKA UTARA 532,79 1,89 5,99 0,13 0,26 0,14 1,49 529,32 1,69 2,10 0,15 0,19 0,13 1,38
KAB. BUTON UTARA 222,29 0,79 2,09 0,88 0,01 0,04 0,74 229,85 0,74 4,71 0,66 0,01 0,06 0,67
KAB. KONAWE UTARA 434,56 1,54 0,89 0,85 0,00 0,06 1,48 437,52 1,40 1,58 0,81 0,00 0,06 1,34
KAB. KOLAKA TIMUR 272,66 0,97 9,70 0,33 0,02 0,14 0,80 288,40 0,92 8,90 0,27 0,03 0,14 0,76
KAB. BUTON TENGAH 42,96 0,15 0,00 0,31 0,01 0,02 0,12 41,79 0,13 8,45 0,59 0,01 0,03 0,10
KOTA BAU-BAU 2891,43 10,24 7,65 1,10 0,85 3,79 5,61 2946,75 9,43 6,71 1,04 0,77 3,55 5,12
KOTA KENDARI 15255,75 54,01 2,80 2,86 6,81 15,26 32,02 17998,57 57,62 19,35 2,39 6,26 22,01 29,43
TOTAL 28246,69 100,00 3,47 2,15 9,97 29,42 60,76 31236,11 100,00 12,54 1,93 9,23 35,37 55,54
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Ket:
Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi
Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy)
Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 41
November 2021
dengan sedikit peningkatan NPL yaitu sebesar 1,56%. Hal ini membuka Loan to Deposit Ratio (LDR)
peluang untuk perbankan untuk merelokasi kredit dari lapangan usaha Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
yang sudah jenuh dan berisiko ke lapangan usaha yang potensial dan lebih perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung
aman (Tabel 4.4). rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada
triwulan III 2021 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 118,43%,
Non Performing Loan (NPL) per Jenis Kredit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
Pada triwulan III 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan 105,31% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut terjadi karena laju
penurunan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari menurunnya indikator pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan
Non Performing Loan (NPL) Gross dari 2,06% pada triwulan II 2021 menjadi DPK, yang juga mengindikasikan komitmen perbankan di Sulawesi
1,93% pada triwulan III 2021 dan masih di bawah threshold 5% (Grafik 4.35). Tenggara untuk mendukung pembiayaan perekonomian di tengah
perbaikan kondisi penanganan Covid-19 dan pulihnya aktivitas
Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko kredit
masyarakat serta dunia usaha. Nilai LDR sebesar diatas 100%
terbesar yaitu mencapai 4,46% menurun dari triwulan II 2021 yang sebesar
mencerminkan seluruh DPK yang dikelola oleh perbankan disalurkan
4,62%, namun hal ini perlu diwaspadai karena mendekati threshold NPL
dalam bentuk kredit dan Sulawesi Tenggara masih menjadi sasaran kredit
5%.
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara
31,19
DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR NPL (RHS) NPL MODAL KERJA NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PERTANIAN 1.659,11 15,42 40,27 1,02 1.763,00 15,99 24,67 1,50 1.873,25 13,54 32,47 1,56
PERTAMBANGAN 131,69 1,22 -6,95 3,80 133,44 1,21 -2,74 2,49 2.677,75 19,35 1851,69 0,15
INDUSTRI PENGOLAHAN 622,13 5,78 20,26 1,76 633,01 5,74 11,97 2,14 666,30 4,81 17,86 1,98
LISTRIK GAS 5,40 0,05 -47,80 1,78 5,55 0,05 -15,51 1,82 6,94 0,05 5,73 1,23
AIR 9,41 0,09 23,71 4,32 8,92 0,08 -10,40 1,94 8,46 0,06 -15,07 4,27
KONSTRUKSI 515,54 4,79 -7,20 8,89 530,08 4,81 -2,75 9,60 525,58 3,80 -3,57 9,86
PERDAGANGAN 6.028,79 56,04 7,33 4,36 6.065,38 55,00 6,60 4,59 6.118,64 44,21 7,53 4,45
TRANSPORTASI-PERGUDANGAN 152,09 1,41 7,79 1,80 149,25 1,35 5,86 1,91 150,15 1,08 6,49 1,87
AKOMODASI MAKAN MINUM 604,55 5,62 14,76 1,78 612,07 5,55 9,02 2,56 611,22 4,42 8,87 2,23
INFORMASI KOMUNIKASI 3,25 0,03 255,57 0,54 3,06 0,03 25,83 0,72 3,01 0,02 23,89 0,15
JASA KEUANGAN 0,48 0,00 -70,21 47,27 0,43 0,00 17,56 52,83 0,46 0,00 25,82 49,36
REAL ESTATE 137,05 1,27 16,10 28,46 135,86 1,23 16,97 28,71 136,15 0,98 17,22 27,88
JASA PERUSAHAAN 231,61 2,15 95,31 0,43 251,88 2,28 51,97 0,27 296,73 2,14 79,03 0,46
ADM PEMERINTAHAN 105,61 0,98 86,60 0,00 176,03 1,60 2574,16 0,00 185,50 1,34 2718,07 0,00
JASA PENDIDIKAN 16,18 0,15 -26,95 21,81 15,41 0,14 -3,56 37,22 13,97 0,10 -12,61 36,21
JASA KESEHATAN SOSIAL 70,66 0,66 25,81 0,00 60,30 0,55 -10,87 0,03 60,53 0,44 -10,54 0,05
JASA LAINNYA 463,82 4,31 11,35 2,82 485,00 4,40 21,70 2,44 504,74 3,65 26,66 2,82
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Ket:
gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi
NPL = Non Performing Loan
42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
perbankan yang potensial selain itu terdapat pinjaman antar bank dari dengan penyaluran perbankan umum, penyaluran pembiayaan syariah
Kantor Pusat Bank di Sultra yang disalurkan ke kredit. Sedangkan juga paling banyak dilakukan untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan
pencapaian pada triwulan III 2021 menunjukkan bahwa dalam rangka modal kerja dan investasi.
menyalurkan kredit, perbankan di Sulawesi Tenggara memerlukan dana
Dari sisi risiko, tekanan risiko pembiayaan syariah mengalami penurunan.
dari daerah lain. Tingkat LDR yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah
Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing) yang tercatat sebesar
dapat menjadi sumber kerentanan apabila tidak disertai dengan tingkat
1,61% pada triwulan III 2021, lebih rendah dari periode sebelumnya yang
risiko kredit yang terjaga di tingkat yang aman.
tercatat sebesar 2,07% dan angka tersebut berada di bawah threshold
4.4.4. Perbankan Syariah 5%. Resiko pembiayaan modal kerja menurun dari 8,71% menjadi 4,45%
Pangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari pada periode laporan.
sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,13 triliun,
Kondisi yang sama dialami oleh penghimpunan DPK perbankan syariah
atau sebesar 5,49% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi
yang mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan III 2021, jumlah
Tenggara. Pangsa ini relatif menurun bila dibandingkan periode
DPK bank syariah mencapai Rp1,42 triliun atau tumbuh sebesar 6,46%
sebelumnya yang sebesar 6,13% (Grafik 4.36). Sementara itu dari sisi
(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang
pembiayaan, pada triwulan III 2021, pangsa perbankan syariah mencapai
tumbuh sebesar 18,27% (yoy). Moderasi laju pertumbuhan DPK selaras
5,29% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum atau meningkat
dengan penurunan laju pertumbuhan penempatan DPK di fasilitas
bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bila dilihat dari dana pihak
tabungan, giro dan deposito yang masing-masing tumbuh sebesar
ketiga, Pangsa DPK bank syariah pada periode laporan mencapai 5,38%,
23,40% (yoy), 7,86% (yoy) dan kontraksi 12,37% (yoy) (Grafik 4.37).
pangsa ini sedikit mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
periode sebelumnya sebesar 5,52%. Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah yang berkantor
pusat di Sultra baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha
Kondisi berbeda dialami oleh kinerja pembiayaan Syariah. Sampai dengan
Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Untuk itu,
triwulan III 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus mengalami
diperlukan dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong
pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan pembiayaan syariah
terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk
tumbuh sebesar 23,73% (yoy) dengan baki debet sebesar Rp1,65 triliun,
mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi
menurun dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
24,65% (yoy) dengan baki debet sebesar 1,58 triliun (Grafik 4.38). Sama
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
140,0
6,13% ; Rp 2,13 triliun 5,29% ; Rp 1,65 triliun 5,38% ; Rp 1,42 triliun 120,0
100,0
80,0
60,0 23,40
7,86
40,0 6,46
ASET PEBIAYAAN DPK 20,0
0,0
-20,0
-21,37
-40,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
35,0 14,0
27,86
30,0
12,0
25,0
20,0 23,73 10,0
15,0 11,75 8,0
10,0
3,60 6,0 4,45
5,0
0,0 4,0 3,03
-5,0
2,0 1,61
-10,0
-15,0 0,0 1,09
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV 43
November 2021
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
Non UMKM
50 %, YOY
70,98%
Usaha Menengah 40
Usaha Kecil 20,35
23,90% 30
Usaha Mikro 13,14
20
10
UMKM 0 6,98
29,02% 53,66%
Rp 9,72 T -10
(17,74)
-20
-30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
22,43%
2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara
500
10.000 4,51% 1,48%
0 0 Jasa masyarakat Lainnya
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
29,42%
2018 2019 2020 2021 Pertanian
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
3.776
50 5 50
500
331
0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Sementara itu, pada triwulan III 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,
penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat menjadi KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya memberikan dan
25,68% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit menunjukkan memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk
bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh masyarakat di memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta
provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung
kredit di masa yang akan datang. Upaya pengembangan akses keuangan dan melakukan pengelolaan keuangan.
memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan
BAB V Sistem Pembayaran &
Pengelolaan Uang Rupiah
Pada Triwulan III 2021, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem
keuangan terus menunjukan perkembangan kinerja yang positif meskipun mengalami perlambatan dari
triwulan sebelumnya akibat tertahannya konsumsi masyarakat karena adanya PPKM.
Namun demikian, perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable terus tumbuh selaras
dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan otoritas terkait.
Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tengara pada triwulan III sebanyak 61.616 ribu merchant jauh meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 48.213 merchant.
48 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 5.1 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem Pembayaran Non-tunai Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
di Sulawesi Tenggara
10000 RP MILIAR %, YOY 200 80.000 TRANSAKSI
70.000
8000 150
5.850,56
60.000
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai
Sulawesi Tenggara
4,0 RP MILIAR
3,5
3,0
2,5
2,0 1,0
1,5
1,0
0,5
106,7
93,04% 35,61% 130 RP JUTA
6,96% 64,39% 110
90
70 40,82
50
30
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SHARE SHARE
19,58% 24,70%
3000 RP MILIAR
80,42% 80.000 TRANSAKSI 75,30%
70.000
2500
60.000
2000
50.000
1500 40.000
30.000
1000
20.000
500
10.000
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
di Sultra
50 RP MILIAR/ HARI
45
40 33,0
Nominal 35
37.75% 160,23 Miliar Cek 30
62,23% 264,14 Miliar BG 25
0,03% 0,12 Miliar Lain 20 26,59
NOMINAL TRANSAKSI 15
6,48
Transaksi 10
27,24% 3.504 Cek 5
72,38% 9.310 BG 0
0,38% 49 Lain I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
CEK BILYET GIRO LAIN KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING
2. Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless
3. Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.
50 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
25
5,77%
RP MILIAR TRANSAKSI 600 8% % TOLAKAN
7% 3,88%
20 16,49
6%
400
15 5%
4%
10 3%
258 200
2%
5
1%
2,74%
0 0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 829,40
301,74
1.900 RP MILIAR
217,14
58,61% 1.500
45,94
Kendari
1.100
21,32% 700
Baubau
500
15,34% 400
Muna 300
200
3,25% 100
Bombana 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1,05%
Konut 2018 2019 2020 2021
transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro (Grafik 5.9). Penurunan penggunaan cek dan BG kosong mendorong
lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada triwulan III penurunan total tolakan menjadi 3,88% selaras dengan jumlah penolakan
2021, sebanyak 62,23% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan cek kosong menjadi 5,77%, sementara jumlah penolakan BG sedikit
nominal mencapai Rp264,14 miliar sedangkan pemanfaatan cek sebanyak meningkat menjadi 2,74%. Penolakan cek dan BG kosong umumnya
27,24% dengan nilai sebesar Rp160,23 miliar dan penggunaan warkat lain dikarenakan saldo yang kurang pada saat akan dilakukan settlement
hanya sebesar 0,38% dari total transaksi kliring debet (Grafik 5.7). (Grafik 5.10).
Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota Kendari
Tenggara sedikit menurun pada Triwulan III 2021, perputaran kliring dengan pangsa nominal mencapai 58,61% dari total transaksi kliring di
mencapai Rp33,06 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai 810 Sulawesi Tenggara. Total transaksi kliring pada triwulan laporan, menurun
transaksi/hari sedangkan triwulan sebelumnya perputaran kliring sebesar dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp866,59 miliar. Kondisi
Rp39,16 miliar/hari dengan rata-rata 917 transaksi/hari. serupa juga terjadi di Kota Baubau yang merupakan kota dengan pangsa
transaksi kliring terbesar kedua sebesar 21,32% yang mencatatkan
Pada triwulan III 2021 rincian perputaran kliring kredit mencapai Rp26,59
transaksi kliring sebesar Rp301,74 miliar, menurun dibanding triwulan
miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 6,48 miliar/hari (Grafik
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp358,75 miliar (Grafik 5.12).
5.8).
Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada Triwulan 5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS
III 2021 tercatat sebanyak 258 lembar lebih rendah dibandingkan dengan Pada Triwulan III 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi
periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 284 lembar. Dari sisi Tenggara tercatat sebesar Rp3,77 triliun tumbuh sebesar 26,37% (yoy),
persentase, jumlah cek dan BG kosong secara total sedikit menurun melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
menjadi sebesar 2,05% pada triwulan III 2021. Sejalan dengan hal tersebut, 40,41% (yoy) (Grafik 5.13). Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS
nominal penarikan cek dan BG kosong4 juga mengalami penurunan pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp987,45 juta per transaksi, lebih
dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp16,49 miliar pada periode laporan rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,10 miliar.
4. Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet
namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V 51
November 2021
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
6000 80 60
5000 3.767,13 59,80
70
5000 50
4000 60
4000 50 40
3000
3000 40 30
2000 3.815 30 33,07
2000 20
20
1000 1000 10
10
0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
NOMINAL VOLUME
RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
TRANSAKSI TRANSAKSI
52000 RP JUTA 646000 100000 RP JUTA
48000 215000
566000 90000
44000 185000
48,411 486000 80000 94,587
40000
36000 70000 155000
406000
32000 60000 170,176 125000
326000
28000 50000
24000 246000 95000
40000
20000 117,383 65000
166000 30000
16000
86000 20000 35000
12000
8000 6000 10000 5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
5. Net Inflow transfer dana luar negeri mengindikasikan aliran uang masuk dari luar negeri ke Sulawesi
Tenggara lebih besar dibandingkan dengan aliran uang keluar dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri
52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Selain itu, pada triwulan III 2021 transaksi transfer dana domestik di KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal dikarenakan SGD
Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 46,17 miliar. Jumlah merupakan mata uang yang sering digunakan oleh investor luar untuk
aliran dana domestik yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada menanamkan modalnya di Sulawesi Tenggara sejalan dengan data pada
triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp48,41 miliar tumbuh sebesar 92,50% Penyelenggara Transfer Dana (PTD).
(yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh
sebesar 9,69% (yoy) (Grafik 5.17). Jumlah inflow domestik tersebut lebih 5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)
kecil dibandingkan outflow yang tercatat sebesar Rp94,58 miliar tumbuh Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem
182,17% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan
tumbuh sebesar 176,56% (yoy) (Grafik 5.18). Secara garis besar net ouflow pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi
domestik termoderasi oleh perubahan konsumsi masyarakat Sulawesi berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang
Tenggara yang mulai banyak menggunakan e-commerce. merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing saat ini masih mencapai 51%6 dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain
Bukan Bank (KUPVA-BB) itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri
valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang, pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.
pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya yang saat ini diatur dalam
STRANAS APU-PPT. Pada triwulan III 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi
Tenggara adalah sebanyak 7.578 agen mengalami peningkatan 36,84%
Pada Triwulan III 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yang tercatat
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 22,77 milliar tumbuh sebesar 1,37% sebanyak 5.538 agen. Secara spasial, daerah yang memiliki agen
(yoy) meningkat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak 1.282 agen atau
1,10% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut didominasi oleh Dolar 17,92% dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.22) Hal ini
Singapore (SGD) yang memiliki pangsa 76,97% dari seluruh transaksi dikarenakan jumlah Bank di Kolaka masih terbatas yaitu 9 Bank
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara
3 7.000
6.000
2,5
5.000
2
4.000
1,5
3.000
1
2.000
0,5 1.000
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
6. Sumber: Bain & Company, Google, Temasek, “The Future of Southeast Asia’s Digital Financial
Services,” Bain & Company, Inc., Singapore, 2019
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V 53
November 2021
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD Grafik 5.25 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS
61,616
70 60.33
50000
60 40
50 44.30 40000
30
40 30000
30 22.99 20.30 20
13.32 13.65
17.58 17.80 20000 9,22
20 9.39 9.49
10000 10
10
0 0 0
I II III IV I II III IV I II III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2019 2020 2021 2020 2021
PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P JUMLAH GROWTH (SB. KANAN)
FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara Grafik 5.26 Pangsa Merchant Pengguna QRIS
100.000
90.000
80.000 36,02%
USAHA MIKRO
70.000
60.000 34,71%
50.000 USAHA KECIL
40.000
30.000
27,75%
USAHA MENENGAH
20.000
10.000 5332 1,47%
0 USAHA BESAR
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
0,04%
2018 2019 2020 2021 LAYANAN SOSIAL
sedangkan kebutuhan masyarakat akan transaksi non-tunai terutama keuangan digital di Indonesia sebagai peluang namun disertai dengan
tempat top-up saldo cukup banyak. Hal tersebut berpengaruh pada tantangan dalam menyusun regulasi yang tepat. Salah satunya lewat QRIS
peningkatan jumlah agen LKD yang sangat signifikan. (QR Code Indonesian Standard) yang merupakan standarisasi pembayaran
menggunakan metode agar proses transaksi dengan QR Code menjadi
Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada
lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Pertumbuhan transaksi
Triwulan III 2021 adalah Rp17,78 miliar, sedikit menurun dibandingkan
non-tunai salah satunya dipengaruhi dengan meningkatnya ekosistem
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,29 miliar. Transaksi yang
keuangan digital di suatu negara.
paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu
sebesar Rp9,76 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp6,73 miliar. Pada triwulan III 2021, merchant QRIS mencapai 61.616 ribu dengan pangsa
merchant pengguna terbesar yaitu Usaha Mikro 36,02% dan Usaha Kecil
Di sisi lain, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi
34,71% (Grafik 5.26). Pertumbuhan jumlah merchant QRIS disebabkan oleh
Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada triwulan III
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam bertransaksi non-tunai
2021, terdapat 5.332 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di
diiringi dengan pertumbuhan ekosistem keuangan digital. Merchant QRIS
Sulawesi Tenggara, tumbuh 62,17% (yoy) dibandingkan dengan periode
pada triwulan III 2021.
sebelumnya yang tercatat sebanyak 4.968 rekening. Secara spasial,
jumlah rekening uang elektronik terbanyak berada di Kota Kendari yang
Grafik 5.27 Pertumbuhan Transaksi di E-commerce
mencapai 1.966 rekening atau memiliki pangsa sebesar 37,09%, diikuti
oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak 300 RP MILIAR %, YOY 120
200 80
100 40
Pertumbuhan dan perkembangan digitalisasi saat ini telah mendorong 43,27
50 20
perubahan gaya hidup masyarakat utamanya di kota-kota besar. Hal
0 0
tersebut menjadi peluang dalam menciptakan ekosistem keuangan digital I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
yang efektif, efisien dan transparan. Bank Indonesia sebagai otoritas
sistem pembayaran melihat potensi dari perkembangan ekosistem
NOMINASI GROWTH (SB. KANAN)
Grafik 5.28 Metode Pembayaran Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara
0 -2500 -100
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
NON TUNAI TUNAI OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)
Pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran non-tunai pada triwulan III 5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
juga didorong dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat yang Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak
mulai banyak menggunakan e-commerce sebagai tempat berbelanja edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang
kebutuhan. Terbukti secara pola historis transaksi di e-commerce memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas
menunjukan peningkatan, pada triwulan III total nominal transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang
tercatat sebesar Rp293,01 miliar meningkat 8,74% (qtq) apabila berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp269,46 miliar (Grafik 5.27). satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu,
Penggunaan metode pembayaran dalam bertransaksi di platform e- ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat.
commerce didominasi oleh pembayaran non-tunai sebesar Rp218,51 miliar Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank
atau 74,57% dari total transaksi (Grafik 5.28). Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karena jamur,
minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya berubah karena
5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI terbakar, berlubang atau robek.
5.3.1. Aliran Uang Kartal
Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw BI
Secara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan III 2021
Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait
mencatatkan net outflow sebesar Rp152,45 miliar, turun dibandingkan
terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan kebijakan
triwulan lalu yang tercatat net outflow sebesar Rp 610.3 miliar. Penurunan
untuk menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah terjadinya
net outflow tersebut sesuai dengan pola historisnya dan seseuai dengan
kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran
moderasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2021.
Covid-19.
Secara lebih detail, inflow pada periode triwulan III 2021 mencapai
Rp577,96 miliar, mengalami penurunan sebesar 20,89% (yoy)
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat
Selama triwulan III 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 67
sebesar Rp730,56 miliar. Sebaliknya untuk outflow pada periode yang
lembar, dengan rincian sebanyak 61 lembar uang pecahan 100 ribu dan 6
sama tercatat sebesar Rp730,42 miliar, mengalami penurunan sebesar
lembar uang pecahan 50 ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan
34,09% (yoy) dibandingkan outflow yang terjadi pada triwulan III 2020 yang
dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 47
sebesar Rp1,11 triliun (Grafik 5.29). Hal tersebut menunjukan penurunan
lembar (Grafik 5.33). bisa kasih bumbu temuan ini misal krn peningkatan
aktivitas konsumsi di masyarakat yang membuat uang tidak terlalu
pemahaman masy terkait keaslian uang rupiah.
banyak beredar.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi
memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang
Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah
rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi CBP
yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar7.
(Cinta Bangga dan Paham Rupiah) yang mencakup pemahaman
Hingga triwulan III 2021, KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 2
bagaimana cara menjaga uang agar tidak lusuh dan robek, serta dalam
(dua) Kas Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Baubau dan Kas
rangka menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya
Titipan Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak
menjaga kedaulatan rupiah sebagai simbol negara. Selain itu untuk
Edar (ULE) dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.
menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5
7. Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaples, jangan
salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.
masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V 55
November 2021
Grafik 5.30 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara Grafik 5.32 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara
Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
100% 300
90%
250 245
80%
70% 200
60%
50% 150 140
133
40%
30% 100
76 66 67
53 47
20% 50
10% 18 24 26 23 23
12
2
0% 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000
6.1. GAMBARAN UMUM Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia JENIS KEGIATAN 2020 2021
usaha, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara mulai menunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III (%, YOY) 1,89 3,97
perbaikan yang terlhat dari meningkatnya total penyerapan tenaga kerja
Penduduk Usia Kerja 1.934,80 1.970,73
dan penurunan tingkat pengangguran baik di wilayah perkotaan maupun
Angkatan Kerja 1.351,09 1.381,20
di wilayah pedesaan. Selain itu dari sisi kesejahteraan dibandingkan
Bekerja 1.289,23 1.327,07
periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan masyarakat Sulawesi
Formal (%) 35,41 37,19
Tenggara berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut selaras dengan membaiknya harga Informal (%) 64,59 62,81
komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kedepan, berdasarkan Pengangguran 61,86 54,13
hasil survei konsumen Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menunjukkan Pengangguran Karena Covid-19 10,77 9,32
bahwa masyarakat dan kondisi kegiatan usaha memiliki optimisme yang Bukan Angkatan Kerja (BAK) 583,71 589,53
lebih baik. BAK karena Dampak COVID-19 6,07 4,14
Berdasarkan survei tersebut, dari sisi strategi pengelolaan tenaga kerja, usaha listrik, gas, dan air. Penurunan jumlah tenaga kerja di lapangan
dunia usaha masih terindikasi belum menerapkan kebijakan ekspansif usaha pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah
dalam penggunaan tenaga kerja. adanya migrasi tenaga kerja ke lapangan usaha pertambangan. Disatu
sisi, lapangan usaha perdagangan menunjukkan tidak adanya perubahan
Tanda masih tertahannya penambahan tenaga kerja terlihat dari detail
terhadap proporsi tenaga kerja dimana 100% pelaku usaha di sektor
survei dimana mayoritas perusahaan, sebanyak 80,00% menyatakan
tersebut tetap mempertahankan jumlah tenaga kerja.
belum melakukan penambahan tenaga kerja pada periode laporan dan
cenderung tetap dari tahun sebelumnya. Di luar itu, sebanyak 12,67% Kedepannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan
lainnya yang menyatakan adanya penurunan tenaga kerja dan 7,33% dari lapangan kerja yang dapat menyerap peningkatan angkatan kerja di
total pelaku usaha di Sulawesi Tenggara menyatakan adanya peningkatan Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal
tenaga kerja. Diperkirakan masih terdapatnya sejumlah pelaku usaha tersebut adalah dengan mendorong investasi pada lapangan usaha
yang ekspansif dalam penyerapan tenaga kerja tersebut menyebabkan potensial yang proses pembangunannya bersifat padat karya dan
peningkatan penyerapan tenaga kerja Sultra pada periode laporan.
berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja lokal. Hal tersebut
Berdasarkan jenis usahanya, peningkatan penggunaan tenaga kerja terlihat berdasarkan data yang dirilis oleh instansi terkait dimana kinerja
terjadi pada berbagai alapangan usaha terutama pertambangan yang investasi dalam menyerap tenaga kerja pada triwulan III 2021 tercatat
menyatakan 20,00% dari total pelaku usaha di lapangan usaha tersebut mengalami peningkatan baik yang berupa Penanaman Modal Asing (PMA)
menyatakan meningkatkan jumlah tenaga kerja, diikuti oleh real estate maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Lebih detail, pada
sebanyak 15,38% dari total pelaku usaha menyatakan meningkatkan triwulan III 2021, realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi
jumlah tenaga kerja, serta konstruksi sebanyak 12,50% dari total pelaku Tenggara menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 6.077 tenaga kerja.
usaha di lapangan usaha tersebut menyatakan meningkatkan jumlah Jumlah penyerapan tenaga kerja tersebut meningkat dari triwulan
tenaga kerja. Meningkatnya investasi dan pembangunan proyek sebelumnya yang sebesar 4.243 tenaga kerja. Berdasarkan jenis
pemerintah maupun swasta berimplikasi pada peningkatan penyerapan investasinya, sebanyak 81,2% merupakan lapangan pekerjaan dari
tenaga kerja di lapangan usaha tersebut. Meskipun demikian, terdapat investasi yang berbasis PMA, sementara sisanya sebesar 18,8% berasal
beberapa sektor ekonomi yang menyatakan melakukan pengurangan dari investasi yang berbasis PMDN (Grafik 6.3).
jumlah tenaga kerja seperti di lapangan usaha pertanian dan lapangan
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH SUMBER: SURVEI BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
60 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Selain itu, upaya lain yang dapat didorong adalah dengan membentuk dengan pangsa 29,8%, disusul pekerja dengan status setengah
lembaga pelatihan bagi peserta didik dengan menyesuaikan kurikulum menganggur yang meningkat sebesar 2,57% (yoy) dengan pangsa sebesar
khusus yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik industri 10,45%. Sementara itu, jumlah pekerja full time atau >35 jam per minggu
yang ada di Sulawesi Tenggara. Sistem pendidikan yang lebih spesifik dan meningkat sebesar 0,44% (yoy) dengan pangsa sebesar 59,67%.
menyesuaikan dengan kebutuhan industri, diperkirakan dapat
meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal daerah yang lebih Pada periode laporan penyerapan tenaga kerja terlihat lebih baik
sustainable dan proses alih teknologi yang lebih baik. dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Agustus 2021,
jumlah pengangguran pada periode tersebut tercatat sebanyak 54.130
Kondisi Tenaga Kerja & Pengangguran jiwa, turun sebesar -7,73% (yoy) atau menurun sebanyak 7.730 jiwa dari
Berdasarkan data Sakernas Agustus 2021, sebanyak 62,81% dari dari total periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan jumlah
1,32 juta jiwa tenaga kerja bekerja di sektor informal sedangkan sebanyak pengangguran tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi
37,19% sisanya bekerja pada sektor formal. Lebih detail, dari total sektor Tenggara pada bulan Agustus 2021 tercatat sebesar 3,92%, turun
informal, yang memiliki pangsa penyerapan tenaga kerja terbesar adalah dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2020 yang tercatat
lapangan usaha pertanian dengan serapan sebesar 33,34%, diikuti oleh sebesar 4,58%. Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa
sektor perdagangan dengan serapan sebesar 19,53% dan lapangan usaha Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan tercatat sebesar
industri pengolahan dengan serapan tenaga kerja sebesar 9,44%. 5,75%, lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran di wilayah
Sementara itu, penyerapan tenaga kerja di sektor formal didominasi oleh pedesaan yang tercatat sebesar 2,93%. Meskipun demikian, angka TPT di
lapangan usaha administrasi pemerintahan dengan serapan sebesar perkotaan pada periode laporan tercatat lebih rendah dibanding TPT pada
8,30% dan lapangan usaha pendidikan dengan serapan sebesar 5,92%. periode yang sama pada tahun lalu. Sama halnya dengan TPT di wilayah
(Grafik 6.5). Tingginya serapan tenaga kerja di sektor informal, sejalan pedesaan yang juga tercatat lebih rendah dibanding TPT pada periode
dengan karakteristik perekonomian wilayah Sulawesi Tenggara yang yang sama tahun sebelumnya.
masih didominasi oleh sektor yang berbasis sumber daya alam dan
Penurunan tingkat pengangguran di perkotaan dan pedesaan selaras
industri kecil dan menegah.
dengan perbaikan kondisi kinerja dunia usaha baik yang berada di sektor
Menurut jam kerjanya, peningkatan tenaga kerja terbesar terjadi pada formal maupun sektor informal. Penurunan tingkat pengangguran di
kategori pekerja paruh waktu dengan peningkatan sebesar 8,45% (yoy) wilayah perkotaan yang lebih baik dibandingkan di wilayah perdesaan
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara
40 %PANGSA 8 %, PERSEN
30 7
20 6
10 5
0 4
Kesehatan & Sosial
Pertanian
Perdagangan
Pendidikan
Tambang
Konstruksi
Tranportasi
Administrasi
Jasa Lainnya
Pemerintahan
LGA
Minum
1
AGS-19 AGS-20 AGS-21
SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
180 SBT
Perikanan 101,47
160 104,36
141,70
140 Peternakan 106,60
106,43
120 101,30
Perkebunan Rakyat 95,95
100 97,62
80 Hortikultura 107,80
113,11
60
Tanaman Pangan 96,33
40 97,12
20 Total 98,62
100,20
0
I II III IV I II III IV I II III 70 80 90 100 110 120
INDEKS PENGHASILAN SAAT INI INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILAN 2021 II 2020 III
mengindikasikan bahwa recovery dunia usaha di wilayah perkotaan tomat, sawi hijau, jagung muda, dan cabai. Sedangkan peningkatan NTP
berjalan lebih cepat dibandingkan di wilayah perdesaan. Indikasi tersebut pada subsektor perkebunan rakyat didorong oleh peningkatan harga
juga sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan komoditas sawit, kopra, kakao, nilam ditingkat petani.
adanya peningkatan tenaga kerja pada sektor real estate, konstruksi, dan
jasa. Indeks Penghasilan Konsumen
indikator kesejahteraan dalam Survei Konsumen Bank Indonesia. Indeks
Kedepannya, pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama otoritas
penghasilan konsumen Sulawesi Tenggara triwulan III 2021, tercatat
terkait terus mendorong berbagai berbagai upaya untuk meningkatkan
sebesar 101,30 mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yang
penyerapan tenaga kerja melalui peningkatan investasi swasta, serta
sebesar 109,30 (Grafik 6.7). Meskipun mengalami penurunan dibandingkan
program pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga
dengan triwulan sebelumnya, yang perlu menjadi catatan adalah kondisi
kerja lokal.
penghasilan masyarakat berdasarkan survei masih baik karena angka
indeks yang berada di atas angka 100. Selain itu penurunan pada rata-rata
6.3. KESEJAHTERAAN indeks penghasilan konsumen pada periode laporan ini terjadi karena
Pada triwulan III 2021, peningkatan aktivitas masyarakat, perbaikan penurunan yang terjadi pada awal periode karena diberlakukannya rem
kinerja dunia usaha, serta pemulihan kondisi perekonomian berdampak darurat berupa kebijakan PPKM Mikro. Perbedaan arah indeks penghasilan
pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi konsumen dengan nilai tukar petani pada periode laporan
Tenggara. Kondisi tersebut tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani mengindikasikan bahwa penghasilan pada sektor usaha diluar pertanian
(NTP) yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya maupun pada lebih sensitif pada pembatasan mobilitas yang terjadi pada masa
periode yang sama tahun sebelumnya. pandemi.
Nilai Tukar Petani (NTP) Kedepannya, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan
dunia usaha, serta didukung dengan percepatan program vaksinasi oleh
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur kesejahteraan
Pemerintah dan swasta, diperkirakan dapat meningkatkan optimisme
yang relevan di Sulawesi Tenggara dikarenakan lebih dari sepertiga
masyarakat terhadap penghasilannya pada 6 bulan kedepan. Hal ini sesuai
tenaga kerja di Sulawesi Tenggara yang bekerja di lapangan usaha
dengan data survei konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan tingkat
pertanian. Pada triwulan III 2021, NTP di Sulawesi Tenggara secara
ekspektasi masyarakat terhadap penghasilannya yang mengalami
bulanan tercatat mengalami peningkatan dengan capaian rata-rata
peningkatan dan terus berada pada level optimis.
sebesar 100,20 meningkat dibandingkan dengan rata-rata triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 98,62 (Grafik 6.8).
Kemiskinan
Jika dilihat berdasarkan subsektornya, peningkatan NTP terjadi pada Tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada Maret 2021 tercatat
hampir seluruh subsektor kecuali subsektor peternakan. Peningkatan sebesar 11,66% mengalami peningkatan pada periode yang sama pada
NTP yang cukup signifikan terjadi pada subsektor hortikultura yang Maret 2020 yang tercatat sebesar 11,00%, namun tingkat kemiskinan pada
meningkat sebesar 5,32 poin dari triwulan sebelumnya dan subsektor Maret 2021 jika dibandingkan dengan September 2020 yang sama-sama
perkebunan rakyat yang meningkat sebesar 1,67 poin dari triwulan merupakan periode mewabahnya Covid-19 tercatat mengalami perbaikan,
sebelumnya. Peningkatan NTP di subsektor hortikultura dan perkebunan dimana tingkat kemiskinan pada periode September 2020 tercatat
rakyat didorong oleh membaiknya harga komoditas unggulan di sektor sebesar 11,69%. Seperti pada periode sebelumnya, data tingkat
tersebut. Sebagai contoh peningkatan NTP di subsektor hortikultura kemiskinan memiliki lag waktu yang cukup panjang, sehingga pada
didorong oleh peningkatan harga aneka sayuran seperti daun bawang, periode laporan data tingkat kemiskinan yang rilis masih periode Maret
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
50 0,32
75,05
0 10,00 0,3
MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20 MAR-21 MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR
2018 2019 2020 2021
PENDUDUK MISKIN KOTA PENDUDUK MISKIN DESA PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN) PERKOTAAN PEDESAAN SULTRA
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH
62 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
KOMPONEN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Tahun 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47 70,72 70,97 71,22
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,45 12,78 13,07 13,07 13,36 13,53 13,55 13,65
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,93 8,02 8,18 8,32 8,46 8,69 8,91 9,04
Pengeluaran Per Kapita Rp ribu 8.537 8.555 8.697 8.697 9.094 9.262 9.436 9.331
Pertumbuhan IPM % 0,72 0,78 0,99 0,81 0,79 1,07 0,84 0,25
Sumber: BPS (Sakernas)
2021. Salah satu indikator yang berhubungan dengan tingkat kemiskinan Jika dilihat berdasarkan lokasinya, peningkatan gini ratio pada Maret 2021
adalah angka garis kemiskinan. Pengertian dari garis kemiskinan adalah dipicu oleh peningkatan ketimpangan di wilayah perkotaan yang tercatat
suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan sebesar 0,411, meningkat dari periode yang sama pada Maret 2020 yang
yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan sebagai penduduk miskin. tercatat sebesar 0,404. Sementara itu, ketimpangan pendapatan di
Sehingga penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata wilayah pedesaan tercatat sebesar 0,347 cenderung tetap dari periode
pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan tingkat ketimpangan di
wilayah perkotaan dipicu oleh meningkatnya penduduk miskin di wilayah
Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada Maret 2021 tercatat sebesar
tersebut ditambah dengan meningkatnya biaya hidup selaras dengan
Rp378.589 mengalami peningkatan point-to point sebesar 6,21% (yoy)
peningkatan tekanan inflasi.
dibandingkan periode yang sama pada Maret 2020 yang sebesar
Rp356.444 per kapita perbulan. Berdasarkan jenisnya, peningkatan garis Indeks Pembangunan Manusia
kemiskinan didorong oleh meningkatnya garis kemiskinan non makanan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk
dan garis kemiskinan makanan. Pada periode laporan, garis kemiskinan
mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas
makanan masih menjadi penyumbang utama terhadap garis kemiskinan
hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 Indeks Pembangunan
di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 74,86%. Peningkatan garis
Manusia di Sulawesi Tenggara tercatat terus mengalami peningkatan.
kemiskinan tersebut dipicu oleh peningkatan tekanan inflasi tahunan
Pada tahun 2020, IPM di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 71,45
Sulawesi Tenggara pada periode laporan.
meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 71,20. Meskipun
Peningkatan garis kemiskinan diperkirakan menjadi salah satu faktor demikian, capain IPM tersebut masih berada dibawah IPM Nasional yang
pemicu peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara yang tercatat sebesar 71,94, terutama pada komponen Umur Harapan Hidup
tercatat 318,70 ribu jiwa pada periode laporan, lebih tinggi 1.380 jiwa dari Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran per Kapita.
jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 (Grafik 6.9). Berdasarkan
Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan,
lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara mayoritas
antara lain:
berada di wilayah pedesaan dengan pangsa sebesar 76,45%, sementara
a. Umur Harapan Hidup (UHH) bagi bayi saat lahir tercatat hingga 71,22
23,55% sisanya berada di wilayah perkotaan. Lebih jauh, penduduk miskin
tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang
di wilayah perkotaan tercatat sebesar 7,66% mengalami peningkatan
tercatat hingga 70,97 tahun.
dibandingkan Maret 2020 yang tercatat sebesar 7,14%. Sementara
b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah
penduduk miskin di wilayah pedesaan pada Maret 2021 tercatat sebesar
selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan
13,77% mengalami peningkatan dari Maret 2020 yang sebesar 13,50%.
tahun 2019.
Peningkatan penduduk miskin di Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan di
c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah
wilayah pedesaan. Hal tersebut selaras dengan kinerja sektor formal pada
menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13 tahun
periode yang sama masih tertahan akibat pandemi Covid-19 seiring
dibandingkan tahun 2019.
terbatasnya aktivitas masyarakat dan dunia usaha.
d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun
2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat Rp105.000
Ketimpangan Pendapatan
Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk di Sulawesi Tenggara dibandingkan tahun 2019.
menunjukkan tren peningkatan, tercermin dari gini ratio yang pada Maret
2021 tercatat sebesar 0,390 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan
periode yang sama pada Maret 2020 yang tercatat sebesar 0,389.
BAB VII Prospek
Perekonomian Daerah
Setelah mengalami periode tekanan akibat terjadinya pandemi Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki
fase pemulihan pada tahun 2021.
Perbaikan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity
dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta berlanjutnya stimulus keb akan skal dan moneter.
Kedepan, perbaikan perekonomian dunia diperkirakan terus berlanjut, namun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Purchasing Manager’s Indeks (PMI), penjualan eceran dan keyakinan konsumen secara umum melambat, termasuk mulai
berkurangnya keterbatasan energi di Tinongkok pada Oktober 2021.
66 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia
DAN NASIONAL
7.1.1. Prospek Perekonomian Global
Setelah mengalami periode tekanan akibat terjadinya pandemi Covid-19,
perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan pada tahun
2021. Perbaikan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi Covid 19
di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong
mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta berlanjutnya stimulus AS EROPA TIONGKOK INDIA JEPANG
2019 : 2,8
kebijakan fiskal dan moneter. Meskpiun demikian, peningkatan kasus 2020 : -3,1
2021P : 5,9
2019 : 2,3
2020 : -3,4
2019 : 1,5
2020 : -6,3
2019 : 6,0
2020 : 2,3
2019 : 4,0
2020 : -7,3
2019 : 0,0
2020 : -4,6
PDB DUNIA
2021P : 6,0 2021P : 5,0 2021P : 8,0 2021P : 9,5 2021P : 2,4
varian delta Covid-19 dan ancaman varian baru yang dapat mengurangi
efektivitas vaksin, serta gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
180 2,00
6
170
1,50
160 4
150 1,00
2
140 0,50
130 0
0,00
120
-2 -0,50
110
100 -4 -1,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVP
2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q) PDRB (SB. KANAN) LS PENJ. DOMESTIK LS PENJ. EKSPOR LS EKSPEKTASI PENJUALAN
negara berkembang di Asia diperkirakan sebesar 7,2% (yoy), lebih rendah (Sulampua), diikuti Kalimantan dan Sumatera. Kedepan, pemulihan
jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang tumbuh sebesar ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap.
8,5% (yoy). Prospek perekonomian China diperkirakan lebih rendah dari Perbaikan ekonomi berlanjut tercermin pada perkembangan indikator dini
perkiraan sebelumnya karena penurunan investasi publik yang lebih hingga November 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi konsumen,
dalam dari perkiraan sebelumnya. Selain itu, Prospek pertumbuhan di PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta
India juga mengalami penurunan setelah gelombang COVID kedua dan ekspor. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah
diperkirakan akan mengalami pemulihan yang lambat. Dinamika serupa dan instansi terkait untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi,
juga terjadi di kelompok ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, termasuk melalui koordinasi kebijakan moneter–fiskal, kebijakan
Vietnam), di mana gelombang infeksi ini menyebabkan hambatan aktivitas pembukaan sektor-sektor prioritas, peningkatan ekspor, serta inklusi
di negara tersebut. ekonomi dan keuangan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan
ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional Indonesia pada 3,2% - 4,0%.
perekonomian Indonesia juga sudah memasuki tren pemulihan.
Perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif pada triwulan III 2021 Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga November 2021
meskipun melambat dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya, memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-day
sejalan dengan merebaknya varian delta Covid-19. Ekonomi Indonesia Reverse Repo Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan perlunya
pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 3,51% (yoy), lebih rendah dari menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan
capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,07% (yoy). Perkembangan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
tersebut terutama ditopang oleh kinerja ekspor sejalan dengan tetap Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan seluruh bauran
kuatnya permintaan mitra dagang utama. Sementara itu, permintaan kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
domestik tumbuh melambat seiring kebijakan pembatasan mobilitas serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai
untuk mengatasi varian delta Covid-19. Dari sisi lapangan usaha (LU), langkah kebijakan sebagai berikut a) melanjutkan kebijakan nilai tukar
kinerja LU utama tetap tumbuh positif, kendati beberapa LU terkait Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan
mobilitas masyarakat terkontraksi. Secara spasial, kinerja pertumbuhan fundamental dan mekanisme pasar, b) melanjutkan penguatan strategi
ekonomi nasional didukung oleh hampir seluruh wilayah, dengan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stance kebijakan moneter
pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua akomodatif, c) Memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
35 9.000
30 8.000 1,5
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021P 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021P
NICKEL COCOA
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021 SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021
Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
kredit (SBDK) dengan pendalaman analisis pada kelompok bank-bank Namun kedepan paska pelonggaran PPKM Mikro dengan kondisi Covid 19
terbesar yang memiliki pangsa kredit sekitar 70% dari industri, d) yang lebih terkendali diperkirakan optimisme dunia usaha dan aktivitas
Mempertahankan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk ekonomi akan meneruskan perbaikannya hingga 2022 sejalan dengan
merchant kategori Usaha Mikro (UMI) sebesar 0% sampai dengan 30 Juni akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-
2022 untuk menjaga kesinambungan akseptasi dan penggunaan QRIS sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus kebijakan yang berlanjut.
dengan tetap menjaga sustainabilitas industri, dan e) memfasilitasi (Grafik 7.6).
penyelenggaraan promosi perdagangan dan investasi serta melanjutkan
sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement (LCS) bekerja sama Prospek Sisi Permintaan
dengan instansi terkait. Perbaikan ekonomi dari sisi permintaan pada tahun 2021 terjadi pada
seluruh aspek konsumsi, belanja pemerintah, investasi, dan kinerja
Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan berada di
ekspor. Meskipun demikian, tertahan oleh impor yang juga mengalami
bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021. Bank Indonesia
peningkatan untuk mendukung ekspor Sulawesi Tenggara. Perbaikan
berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi
terjadi karena normalisasi aktivitas dunia usaha dan masyarakat seiring
kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah
dengan perbaikan penanganan Covid-19. Selain itu, faktor base effect juga
melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID) guna menjaga inflasi IHK
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara tahunan mengingat
dalam kisaran targetnya.
kontraksi yang terjadi pada tahun 2020 dampak pendemi Covid-19.
Perbaikan tersebut juga diperkirakan berlangsung hingga 2022 sejalan
7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI dengan akselerasi vaksinasi dan kinerja ekspor yang tetap kuat.
SULAWESI TENGGARA sejalan peningkatan aktivitas masyarakat. Hal tersebut tercermin dari
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, indeks mobilitas masyarakat diluar rumah yang lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan baseline (sebelum pandemi Covid-19). Meskipun demikian, penerapan
mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun PPKM Mikro di tengah tren pemulihan aktivitas masyarakat memberikan
2020, meskipun diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan dampak pada penurunan indeks pada triwulan III 2021. Selanjutnya,
perkiraan sebelumnya. Faktor yang berperan penting pada penyesuaian pelonggaran PPKM seiring dengan kasus Covid yang lebih terkendali akan
tersebut adalah penerapan rem darurat berupa kebijakan PPKM Mikro di mendorong aktivitas masyarakat pada periode mendatang walaupun
Kota Kendari dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia serta energy pada periode Nataru diperkirakan terdapat disrupsi karena penerapan
crunch yang dialami mitra dagang utama Sulawesi Tenggara. Perbaikan PPKM Mikro Level 3 secara nasional.
ekonomi pada tahun 2021 terkonfirmasi oleh perkembangan sejumlah
indikator dini, seperti perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan Ke depan, dengan perkembangan yang ada, masyarakat Sulawesi
perkiraan harga korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal Tenggara tetap memiliki ekspektasi positif pada kondisi ekonomi. Hal
tersebut, harga komoditas ekspor Sulawesi Tenggara seperti nikel yang tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Kantor Perwakilan Bank
terus meningkat sehingga akan dapat mendorong perbaikan ekonomi di Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yang menunjukan indeks
masa mendatang. Program vaksin yang telah dilakukan dapat mendorong ekspektasi konsumen untuk kondisi ekonomi 6 bulan ke depan berada
normalisasi perekonomian secara menyeluruh dan menjadi faktor utama pada tingkat optimis. Pada Juli 2021 ekspektasi masyarakat Sulawesi
yang mendorong terakselerasinya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 159,70. Disamping itu, terus berjalannya
Tenggara pada tahun 2021. Meskipun demikian, ancaman Covid varian perbaikan daya beli yang didukung oleh berlanjutnya program stimulus
baru dapat menimbulkan pengetatan kembali dan mendisrupsi mobilitas pemerintah diperkirakan menjadi faktor penopang pemulihan daya beli
masyarakat Sulawesi Tenggara serta menyebabkan gangguan distribusi. masyarakat dan mendorong peningkatan kinerja konsumsi.
Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha
55 120,0 % YOY
100,0
50 80,0
60,0
45
40,0
20,0
40
-
35 (20,0)
(40,0)
30 (60,0)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11P I II III IV I II III IV I II III IV I II III IVP
2020 2021 2018 2019 2020 2021
KEGIATAN USAHA
Konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami peningkatan akan bertahan hingga akhir tahun 2021 turut menjadi salah satu faktor
seiring dengan peningkatan pagu belanja pemerintah tahun 2021 sebesar pendorong kinerja ekspor nickel ore yang sejak triwulan IV 2020,
9,33% dibandingkan tahun lalu. Disamping itu, percepatan realisasi merupakan salah satu produk yang dijual pelaku usaha pengolahan
anggaran pembangunan proyek pemerintah dan penyelenggaraan MTQ feronikel ke Sulawesi Tengah. Selain itu, beroperasionalnya pabrik gula
Korpri Nasional pada triwulan IV juga akan mendorong peningkatan dengan kapasitas terbesar di ASEAN juga dapat mendorong peningkatan
konsumsi pemerintah pada tahun 2021. Disisi lain, penundaan ekspor antardaerah Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian, penurunan
penggunaan sistem SIPD dengan tetap menggunakan sistem SIMDA untuk permintaan karena adanya energy crunch di kawasan industri besi baja
sementara waktu diperkirakan akan mempercepat konsumsi pemerintah Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Sulawesi Tenggara
pada tahun 2021 lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya dikarenakan diperkirakan menyebabkan ekspor industri pengolahan nikel Sulawesi
beberapa program yang sempat tertunda dan berpotensi tidak terealisasi Tenggara tidak setinggi prakiraan sebelumnya. Penurunan permintaan
kembali pada track realisasi. mitra dagang tersebut sejalan dengan perkiraan manufaktur PMI Tiongkok
pada triwulan III 2021 dan berlangsung hingga akhir tahun (Grafik 7.8).
Peningkatan laju pertumbuhan konsumsi pemerintah utamanya terjadi
karena kembali berjalannya pembangunan beberapa proyek strategis Meskipun demikian, sejalan dengan kinerja ekspor yang meningkat,
nasional. Peningkatan koordinasi antara Kanwil DJPb dan instansi terkait aktivitas impor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan pada
untuk menjaga pencapaian realiasi sesuai dengan target yang sudah tahun 2021 dan menahan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara
ditentukan sebelumnya diprediksi menjadi faktor yang menopang yang lebih tinggi pada tahun 2021. Peningkatan tersebut dikarenakan
terjaganya capaian realisasi belanja yang tinggi pada tahun 2021. masih tingginya konten impor dalam setiap produksi olahan nikel Sulawesi
Tenggara, sehingga setiap peningkatan ekspor akan diiringi dengan
Aktivitas penanaman modal diperkirakan mengalami peningkatan lebih
peningkatan impor barang kebutuhan pendukung ekspor. Meskipun
tinggi dibanding proyeksi sebelumnya seiring dengan tetap berjalannya
demikian, perkiraan aktivitas ekspor yang lebih rendah dibandingkan
tpembangunan proyek yang dilakukan pemerintah ataupun swasta,
perkiraan sebelumnya juga akan mempengaruhi aktivitas impor yang juga
disamping adanya rencana investasi industri pengolahan nikel baru pada
diperkiraan lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya.
triwulan IV 2021. Aktivitas investasi pemerintah dilakukan untuk
mendorong pemulihan ekonomi nasional. Aktivitas investasi swasta
Prospek Sisi Penawaran
dilakukan melalui pembangunan proyek infrastruktur yang padat karya,
Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan terjadi
sedangkan investasi swasta merupakan bagian dari masterplan industri
pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan usaha
pengolahan baik nikel, gula ataupun aspal. Namun, perbaikan
pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi,
perekonomian juga mendorong perbaikan level confidence level investor
dan lapangan usaha perdagangan. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil
tercatat mendorong kinerja investasi di Sulawesi Tenggara lebih tinggi
SKDU KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara, kegiatan usaha diperkirakan
dari target yang ditentukan sebelumnya.
mengalami peningkatan pada periode mendatang dengan nilai SBT
Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 42,56% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan III 2021 yang tercatat
dibandingkan tahun 2020, meskipun diperkirakan lebih rendah tumbuh sebesar 4,52% (yoy). Perbaikan pertumbuhan dari lapangan
dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas pada tahun usaha diperkirakan ditopang oleh lapangan usaha pertanian, lapangan
2021 sejalan dengan aktivitas industri pengolahan nikel yang merupakan usaha pertambangan, dan lapangan usaha industri pengolahan sejalan
komoditas unggulan ekspor luar negeri Sulawesi Tenggara. dengan peningkatan aktivitas usaha dan pembukaan sektor-sektor
Perkembangan positif harga komoditas nikel yang diperkirakan bertahan prioritas yang semakin luas.
Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara
2000 1600 MM
1900 1200
1000
1800
800
1700
600
1600
400
1500 200
1400 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2020 2021
Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan diperkirakan dapat Selain itu, kondisi cuaca yang diperkirakan lebih basah pada tahun 2021
menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja lapangan usaha dapat mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi. berdasarkan
pertanian pada tahun 2021. Salah satu faktor yang mendukung data historis, kondisi curah hujan pada tahun 2001 dan 2011 atau pola 10
peningkatan produksi adalah upaya Pemerintah Daerah dalam penyediaan tahunan mengindikasikan kondisi yang cukup berbeda dibandingkan pada
bibit unggul, penggunaan teknologi pertanian dan perbaikan infrastruktur tahun-tahun lainnya. Pada periode tersebut, curah hujan cukup merata
pertanian. Disamping adanya peningkatan luas lahan perkebunan sawit sepanjang tahun dengan curah hujan rendah hanya terjadi pada bulan
usia panen pada tahun 2021 mendorong peningkatan sektor tersebut. Agustus. Hal tersebut dapat mendorong terjadinya peningkatan tekanan
Meskipun demikian, perubahan status WPP 714 menjadi spawning ground inflasi terutama pada komoditas sayur-sayuran. Disamping itu, perkiraan
dapat menghambat produksi ikan segar pada tahun 2021 dan membuat produksi ikan yang tidak setinggi perkiraan sebelumnya mengakibatkan
pertumbuhan lapangan usaha pertanian tidak setinggi perkiraan perkiraan inflasi yang lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh
sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang diperkirakan lebih basah pada gelombang yang kurang kondusif di sekitar fishing ground sehingga
tahun 2021 dapat menggangu produksi sektor pertanian. menyebabkan penurunan aktivitas nelayan kapal <30GT serta
berkurangnya aktivitas kapal bertonase >30GT seiring perubahan status
Kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami
WPP 714 menjadi spawning ground.
peningkatan karena terjadinya peningkatan aktivitas pertambangan
untuk mendukung hilirisasi hasil pertambangan di Sulawesi Tenggara dan Disamping itu, kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah terutama
juga perubahan model bisnis salah satu pelaku usaha pengolahan nikel terkait dengan penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan harga tiket
yang pada tahun ini juga menjadikan ekspor nickel ore sebagai salah satu angkutan udara sejalan dengan prakiraan membaiknya situasi pandemi
income stream. Meskipun demikian, penurunan permintaan nickel ore oleh dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan inflasi pada
industri pengolahan nikel akibat adanya energy crunch membuat tahun 2021. Disamping itu, potensi kenaikan harga komunitas dunia
pertumbuhan lapangan usaha pertambangan lebih rendah dibandingkan sejalan dengan membaiknya ekonomi global juga mempengaruhi capaian
perkiraan sebelumnya. Sedangkan, lapangan usaha konstruksi infasi pada tahun 2021.
diperkirakan juga akan mengalami peningkatan didorong oleh
Dalam upaya memperkuat sinergi dan program pengendalian inflasi, TPID
pelaksanaan proyek yang sempat tertunda seiring pemulihan kinerja
Sulawesi Tenggara melakukan berbagai strategi pengendalian inflasi
perekonomian. Selain itu, percepatan pembangunan proyek
pada periode mendatang. Adapun, upaya yang telah dilakukan yakni
pembangunan pemerintah (PSN atau mega proyek) serta adanya
pengembangan bibit unggul dan penggunaan teknologi pertanian untuk
pembangunan smelter industri pengolahan nikel baru mengakibatkan
mendorong peningkatan produksi pangan strategis, melakukan
pertumbuhan lapangan usaha konstruksi yang lebih tinggi dibandingkan
implementasi KAD antara Kota Kendari dan Kab. Muna untuk komoditas
perkiraan sebelumnya.
daging sapi dan Kota Kendari dan Kota Baubau untuk komoditas ikan
Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami segar dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan keterjangkauan
peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat harga.
seiring implementasi program vaksinasi. Hal tersebut sejalan dengan
indeks mobilitas masyarakat di area retail dan grosir yang mengalami
peningkatan dari 27,37% terhadap baseline pada triwulan III 2021 menjadi
43,95% terhadap baseline hingga November 2021. Disamping itu,
pelonggaran PPKM Mikro terkait penyelenggaran kegiatan dan perayaan
kebudayaan diperkirakan akan membuat pertumbuhan lapangan usaha
perdagangan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, walaupun
pada periode Nataru diperkirakan terdapat disrupsi karena penerapan
PPKM Mikro Level 3 secara nasional.
BOKS 7
BOKS 7 : Dampak Energy Shortage Tiongkok Terhadap Kinerja Ekspor Besi Baja
Sulawesi Tenggara
Lapangan usaha (LU) tambang dan industri pengolahan logam terlihat dari pangsa ekspor Sultra yang secara dominan sebesar
memainkan peranan yang penting bagi perekonomian Sulawesi 99,24% merupakan komoditas besi baja. Selain itu ketergantungan
Tenggara (Sultra). Secara pangsa sektoral, LU pertambangan dan perekonomian Sultra terhadap eksternal juga terlihat dari tujuan
penggalian memiliki pangsa terhadap PDRB Sultra sebesar 20,26% ekspor Sultra yang belum terdiversifikasi dan didominasi oleh
diikuti oleh industri pengolahan yang sebesar 7,03%. Pertambangan negara tujuan Tiongkok dengan pangsa ekspor sebesar 92,39%.
dan industri logam dasar memiliki pangsa terbesar pada kedua Belum terdiversifikasinya komoditas dan tujuan ekspor tersebut
lapangan usaha tersebut. Jika dilihat berdasarkan sub sektornya menyebabkan ketergantungan ekspor terhadap ekonomi Tiongkok
45,01% dari LU pertambangan dan penggalian merupakan sub cukup tinggi.
sektor pertambangan bijih logam. Hal yang sama juga terlihat pada
Ditengah melemahnya kinerja manufaktur Tiongkok akibat adanya
LU industri pengolahan, dimana sub sektor industri pengolahan
energy crunch yang berdampak pada penurunan aktivitas industri
logam dasar memiliki pangsa terbesar terhadap LU industri
berdampak pada penurunan permintaan baja secara keseluruhan.
pengolahan dengan pangsa sebesar 43,80%, diikuti oleh industri
Tidak hanya itu, penurunan permintaan baja tersebut juga
makanan dan minuman yang sebesar 43,24%.
disebabkan karena adanya krisis yang melanda korporasi real estate
Besarnya peran LU pertambangan bijih logam dan industri terbesar di Tiongkok. Sebagai informasi sektor real estate di
pengolahan logam dasar di Sultra, tak terlepas dari potensi nikel Tiongkok memiliki pangsa terbesar terhadap total konsumsi baja di
sebagai komoditas tambang utama yang mendominasi di Sultra. Tiongkok dengan pangsa sebesar 40% (Bloomberg, 2021). Energy
Tidak hanya itu, total Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di crunch dan krisis yang terjadi pada industri real estate juga
Sulawesi Tenggara juga yang terbanyak jika dibandingkan dengan berdampak pada kinerja industri pengolahan logam di Sultra
wilayah lain di Sulampua dengan total sebanyak 154 IUP. Tingginya sebagai mitra dagang negara Tiongkok terutama komoditas besi
peranan LU pertambangan bijih logam dan industri pengolahan baja. Hal tersebut mulai terlihat dari kinerja ekspor Sultra pada
logam dasar di Sultra berimplikasi pada ketergantungan yang cukup triwulan III 2021 yang mengalami penurunan. Penurunan kinerja
tinggi terhadap kinerja lapangan usaha tersebut. Hal tersebut ekspor tersebut juga senada dengan kinerja LU industri pengolahan
Grafik 7.12 Pangsa LU Pertambangan dan Industri Pengolahan Grafik 7.13 Pangsa Pertambangan Bijih Logam dan Industri Logam Dasar
24,13% 43,24%
PERTANIAN
INDUSTRI MAMIN
20,26% 45,01% 43,80%
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI LOGAM
BIJIH LOGAM
7,03% DASAR
INDUSTRI PENGOLAHAN
54,99% 6,08%
13,56% PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN
INDUSTRI BARANG
LOGAM
KONSTRUKSI LAIINYA
6,88%
12,32% INDUSTRI
PERDAGANGAN LAINNYA
12,32%
LAINNYA
Grafik 7.14 Persediaan Batubara Tiongkok Grafik 7.15 Produksi Baja Tiongkok
14 10
5
10
0
6 -5
-10
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 -15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
2020 2021
HISTORICAL RANGE 2021 2018 2019 2020 TOTAL IP IP FERROUS METAL IP CRUDE STEEL IP STEEL PRODUCT IP ALUMUNIUM
BOKS 7
yang mengalami penurunan pertumbuhan dari 10,95% (yoy) pada ogam dasar di Sultra, kinerja ekspor pada triwulan IV 2021
triwulan II 2021 menjadi 0,79% (yoy) pada triwulan III 2021. diperkirakan masih tertahan yang secara rata-rata dari beberapa
pelaku industri logam dasar menyampaikan realisasi ekspor besi
Energy shortage Tiongkok yang diperkirakan berlangsung hingga
baja diperkirakan terealisasi sebesar 65,79% dari target
triwulan IV 2021 menjadi faktor tertahannya pertumbuhan ekonomi
perusahaan. Dengan demikian, pada triwulan IV 2021 ekspor besi
Tiongkok. Selaras dengan transisi berbagai negara dan salah
baja Sultra diperkirakan hanya tumbuh sebesar 27,43% (yoy).
satunya Tiongkok dalam mendorong perwujudan green economy,
rationing industry dan penurunan supply dan demand batubara di Ketergantungan kinerja ekspor yang tinggi terhadap ekonomi
Tiongkok berdampak pada menurunnya produksi energi yang Tiongkok berimplikasi pada fragility industri pengolahan logam
berdampak pada pesimisme kinerja industri Tiongkok. dasar Sultra akibat belum terdiversifikasinya komoditas dan tujuan
Tertahannya ekonomi dan kinerja industri Tiongkok pada triwulan Kedepan, diharapkan pemerintah daerah dan berbagai otoritas
IV 2021 berdampak pada kinerja industri Sultra yang diperkirakan terkait terus mendorong pengembangan sektor prioritas terutama
mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal tersebut senada dengan perikanan dan perkebunan untuk mendorong diversifikasi untuk
perkiraan produksi dan ekspor besi baja yang disampaikan oleh meminimalisir ketergantungan dominan dengan ekonomi Tiongkok.
beberapa pelaku usaha yang bergerak di industri pengolahan logam Karenanya, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
dasar. Tidak hanya itu, berdasarkan data yang disampaikan oleh 1. Mendorong diversifikasi ekspor beberapa komoditas pertanian
beberapa pelaku usaha di LU industri pengolahan logam dasar di yang berpotensi menjadi komoditas ekspor unggulan Sultra
Sultra, realisasi ekspor pada triwulan III 2021 tercatat lebih rendah seperti palm oil acid, kacang mete, porang, ikan tuna, olahan
dibandingkan target yang ditetapkan perusahaan dengan realisasi daging kepiting dan rajungan, udang dan lainnya.
sebesar 65,96% dari total target ekspor. Hal senada juga 2. Mengoptimalkan LU utama non-tambang untuk menjadi
disampaikan oleh industri, dimana pada triwulan IV 2021 perusahaan penggerak pertumbuhan ditengah ketidakpastian LU tambang.
masih pesimis terhadap permintaan besi baja dari Tiongkok. Potensi LU pertanian masih terbuka untuk dioptimalkan,
Berdasarkan FGD bersama pelaku usaha di industri pengolahan l terutama perikanan dan perkebunan sawit, kakao, nilam. Selain
Grafik 7.16 Pertumbuhan Ekspor Besi Baja Sultra Grafik 7.17 Pertumbuhan LU Industri Pengolahan
Grafik 7.18 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.19 Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
56 INDEKS 20 % YOY
54
15
52
10
50
48 5
26
0
44
-5
42
40 I II III IV I II III IV I II III IV* -10 I II III IV I II III IV I II III IV*
2019 2020 2021 2019 2020 2021
BOKS 7