Anda di halaman 1dari 11

Review Prosedur dan Administrasi Perencanaan Pembangunan

Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan

Dosen Pengampuh:

Selfa Septiani, S.T, MT.

Disusun oleh:

Idhar Rizki Pramana (10620001)

Arinsyah Primawan M. (10620007)

M. Saiful Isra (10620009)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2024
1. Latar Belakang
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dianggap menguntungkan sehingga
sering disebut dengan core leading sector. Sektor ini melibatkan banyak perusahaan besar
transnasional yang menghasilkan keuntungan yang dapat dirasakan dari level regional hingga
nasional. Alhasil, peningkatan destinasi dan investasi pariwisata tersebut dapat meningkatkan
terciptanya lapangan kerja, pengembangan usaha, dan infrastruktur.
Menurut (Kemenparekraf, 2016). Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus, bahwa kebijakan ini berupaya menciptakan daerah kawasan yang memikat
perhatian calon investor dan sebagai pendobrak ekonomi di wilayah tertinggal, yang
berakibatkan belum adanya dorongan dan keringanan investasi. KEK merupakan kawasan
tertentu yang diberlakukan ketentuan khusus di bidang kepabeanan, perpajakan, perizinan,
keimigrasian, dan ketenagakerjaan. Mandalika dipilih menjadi salah satu KEK yang telah
ditetapkan melalui PP No. 52 tahun 2014 pada 30 Juni 2014. Wilayah yang dikembangkan ini
memiliki luas 1.035,67 Ha yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Berdasarkan hal tersebut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014, pada
daerah Mandalika dapat meningkatkan aktivitas ekonomi yang bersifat sebagai startegis, baik
itu perekonomian nasional maupun daerah, perlu di kembangkan dalam skala prioritas.
Kemudian dalam penetapan KEK Mandalika PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) yaitu
sebagai pengusung dan melihat hal tersebut telah melengkapi, memenuhi standarisasi
Kawasan Ekonomi Khusus. Kemudian Keputusan Bupati Lombok Tengah Nomor 512 Tahun
2014 menetapkan badan penanaman modal dan pelayan perijinan terpadu sebagai
Adminstrator. Pada tanggal 20 Oktober 2017 KEK Mandalika telah diresmikan oleh presiden
Republik Indonesia yaitu Joko Widodo, maka dengan hal tersebut siap beroperasi untuk
melayani dan menerima investor.
Ada dua aspek penting yang diajukan dalam pengembangan KEK Mandalika sebagai
destinasi wisata secara Perundangan, yaitu asas dan tujuannya. Asas yang perlu dipedomani
adalah asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian, kelestarian,
partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan, serta kesatuan (pasal 2 UU No. 10 Tahun
2009).
Para Satgas KEK Mandalika harus memahami dengan sangat mendasar asas
pengembangan sektor pariwisata. Selanjutnya fokus pada tujuannya dalam pendekatan
Perundangan, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat,
menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber
daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, serta mempererat persahabatan antarbangsa
(pasal 3 UU No. 10 Tahun 2009).
1.1 Tujuan KEK Mandalika
Dalam pengembangannya, pemerintah telah memberikan insentif pajak dan kemudahan
perizinan untuk para investor. Selain itu tujuan pengembangan KEK Mandalika adalah
meningkatkan pariwisata, meningkatkan infrastruktur, menarik investasi, meningkatkan
kualitas hidup dan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
1.2 Dasar Hukum Pengembangan KEK Mandalika
Dasar hukum KEK pariwisata terdapat dalam UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus. Pasal 1 angka 1 mendefinisikan KEK adalah kawasan dengan batas
tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Pasal 2 angka 2
mendefinisikan zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yang pemanfaatannya
sesuai dengan peruntukannya. Pasal 3 ayat (1) UU No. 39 Tahun 2009 tentang Kawasan
Ekonomi Khusus menyatakan bahwa, KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, yaitu
pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan
ekonomi lain.
2. Prosedur Pengembangan KEK Mandalika
2.1 Penetapan KEK
Berikut adalah penjelasan lebih detail tentang prosedur penetapan KEK Mandalika:
1. Identifikasi Potensi dan Studi Kelayakan
Pemerintah melakukan identifikasi terhadap potensi Mandalika sebagai kawasan
yang memiliki karakteristik yang mendukung pengembangan ekonomi khusus. Potensi
ini meliputi faktor seperti potensi pariwisata, ketersediaan sumber daya alam,
aksesibilitas, dan aspek lain yang mendukung pengembangan ekonomi. Dilakukan studi
kelayakan untuk mengevaluasi potensi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kawasan
Mandalika sebagai KEK. Studi ini melibatkan analisis pasar, analisis keuangan, analisis
lingkungan, dan aspek sosial-ekonomi. Hasil studi kelayakan akan digunakan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan penetapan KEK Mandalika.
2. Penetapan Melalui Peraturan Pemerintah
Pemerintah membentuk tim khusus yang terdiri dari berbagai lembaga dan
kementerian terkait, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan pemerintah daerah setempat. Tim ini
bertugas untuk melakukan koordinasi dan menyusun rancangan penetapan KEK
Mandalika. Tim khusus menyusun rancangan peraturan pemerintah yang akan
mengatur penetapan KEK Mandalika. Rancangan peraturan ini mencakup aspek-aspek
seperti visi dan misi KEK, ruang lingkup dan batasan KEK, insentif investasi, perizinan,
pengelolaan lingkungan, dan aspek lain yang relevan. Rancangan peraturan pemerintah
kemudian dikonsultasikan dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah daerah,
pengembang, investor, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Konsultasi ini
bertujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap penetapan KEK Mandalika. Setelah melalui proses konsultasi
publik dan revisi, peraturan pemerintah yang menetapkan KEK Mandalika akhirnya
ditetapkan dan diumumkan. Peraturan pemerintah ini menjadi dasar hukum yang
mengatur pengembangan KEK Mandalika secara resmi.
3. Penyusunan Rencana Induk KEK
Setelah penetapan KEK Mandalika, pemerintah membentuk tim pengelola yang
bertugas untuk menyusun Rencana Induk KEK. Tim ini terdiri dari perwakilan dari
berbagai lembaga pemerintah terkait, pengembang, investor, dan pemangku
kepentingan lainnya. Tim pengelola menyusun Rencana Induk KEK Mandalika yang
mencakup visi, misi, tujuan, strategi, dan program pengembangan KEK. Rencana ini
mencakup aspek-aspek seperti infrastruktur, pengembangan sektor pariwisata,
investasi, pengelolaan lingkungan, pengembangan masyarakat, dan aspek sosial-
ekonomi lainnya. Rencana Induk KEK Mandalika divalidasi dan disetujui oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat. Persetujuan ini menjamin bahwa
rencana pengembangan KEK Mandalika sesuai dengan kebijakan nasional dan regional
yang berlaku.
4. Pelaksanaan dan Pengawasan
Setelah penetapan dan persetujuan, dilakukan pelaksanaan pengembangan KEK
Mandalika. Pelaksanaan ini melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pengembang, investor, dan masyarakat terkait. Pemerintah dan
pihak berwenang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pembangunan
infrastruktur, pengembangan sektor pariwisata, penarikan investasi, dan pengembangan
masyarakat di KEK Mandalika. Pemerintah dan pihak berwenang melakukan
pengawasan dan monitoring terhadap pelaksanaan pengembangan KEK Mandalika.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan peraturan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan monitoring juga
melibatkan pemantauan terhadap dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari
pengembangan KEK Mandalika.
2.2 Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika adalah proses
penyusunan rencana yang menetapkan visi, misi, tujuan, strategi, dan program-program
pengembangan KEK Mandalika. Perencanaan strategis ini bertujuan untuk mengarahkan
dan mengkoordinasikan kegiatan pembangunan dan pengembangan KEK dengan tujuan
mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, peningkatan investasi, dan
pemberdayaan masyarakat di kawasan tersebut. Berikut adalah beberapa langkah dalam
perencanaan strategis KEK Mandalika:
1. Analisis Situasi:
 Analisis Internal: Evaluasi sumber daya dan potensi yang dimiliki oleh KEK
Mandalika, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia, aset alam, dan
kelebihan kompetitif lainnya.
 Analisis Eksternal: Menganalisis tren ekonomi, kebijakan pemerintah, pasar, dan
lingkungan bisnis yang dapat mempengaruhi pengembangan KEK Mandalika.
Juga melibatkan identifikasi peluang dan tantangan yang ada.
2. Penetapan Visi dan Misi:
 Visi: Menetapkan gambaran masa depan yang diinginkan untuk KEK Mandalika.
Visi ini harus menjadi panduan bagi pengembangan dan mencerminkan tujuan
jangka panjang KEK.
 Misi: Menjelaskan tujuan utama dan peran KEK Mandalika dalam konteks
pembangunan regional dan nasional. Misi ini harus mencakup fokus utama seperti
pengembangan pariwisata, penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, atau
pengembangan sektor industri tertentu.
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran:
 Tujuan: Menetapkan hasil yang ingin dicapai dalam jangka menengah hingga
jangka panjang. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terbatas
waktu.
 Sasaran: Menetapkan target kinerja yang spesifik dan terukur yang harus dicapai
untuk mencapai setiap tujuan. Sasaran ini harus realistis dan dapat diukur untuk
memantau kemajuan dan hasil pencapaian.
4. Strategi Pengembangan:
 Identifikasi Strategi: Menentukan pendekatan strategis yang akan diambil untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Ini melibatkan pemilihan strategi
pengembangan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan KEK Mandalika, seperti
pengembangan infrastruktur, promosi investasi, pengembangan pariwisata
berkelanjutan, pengembangan industri kreatif, dan sebagainya.
 Prioritisasi Strategi: Mengidentifikasi strategi yang paling penting dan memberikan
dampak yang signifikan. Prioritisasi strategi dilakukan berdasarkan analisis risiko,
potensi keuntungan, ketersediaan sumber daya, dan kebijakan pemerintah.
5. Program dan Kegiatan:
 Penetapan Program: Menyusun program-program pengembangan yang terperinci,
termasuk proyek-proyek infrastruktur, inisiatif investasi, pengembangan pariwisata,
pengembangan sumber daya manusia, pemantauan lingkungan, dan program-
program lain yang mendukung pencapaian tujuan dan strategi.
 Penjadwalan dan Anggaran: Menyusun jadwal pelaksanaan program dan kegiatan
serta mengalokasikan anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi
rencana strategis KEK Mandalika.
6. Monitoring dan Evaluasi:
 Pengukuran Kinerja: Menetapkan indikator kinerja yang akan digunakan untuk
memantau dan mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan dan sasaran KEK
Mandalika.
 Evaluasi dan Perbaikan: Melakukan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan
rencana strategis, mengidentifikasi keberhasilan dan hambatan, serta melakukan
perbaikan dan penyesuaian jika diperlukan.
2.3 Pengadaan Lahan
Proses pengadaan lahan untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika melibatkan
beberapa tahapan dan harus dilakukan dengan memperhatikan ketentuan hukum yang
berlaku. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengadaan lahan KEK Mandalika:
a. Identifikasi Kebutuhan Lahan: Pihak yang bertanggung jawab dalam pengadaan
lahan KEK Mandalika perlu melakukan identifikasi kebutuhan lahan yang spesifik
sesuai dengan rencana pengembangan KEK. Hal ini mencakup luas lahan yang
diperlukan, lokasi yang strategis, tipe penggunaan lahan yang diinginkan, dan
persyaratan teknis lainnya.
b. Penyusunan Rencana Tata Ruang: Rencana tata ruang KEK Mandalika perlu
disusun dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti penggunaan lahan,
zonasi, infrastruktur, serta perlindungan dan pelestarian lingkungan. Rencana ini
harus mematuhi peraturan perencanaan tata ruang yang berlaku di wilayah
tersebut.
c. Identifikasi dan Verifikasi Lahan yang Tersedia: Tim yang ditunjuk harus melakukan
identifikasi lahan yang tersedia di wilayah KEK Mandalika, baik yang dimiliki oleh
pemerintah maupun swasta. Lahan-lahan ini kemudian harus diverifikasi untuk
memastikan ketersediaan, kepemilikan, dan kecocokan dengan kebutuhan
pengembangan KEK.
d. Penetapan Harga Lahan: Setelah lahan-lahan yang cocok telah diidentifikasi,
proses penetapan harga lahan perlu dilakukan. Hal ini melibatkan penilaian nilai
lahan berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi, potensi pengembangan, aksesibilitas,
dan kondisi pasar properti setempat. Penilaian harga lahan harus dilakukan secara
adil dan transparan.
e. Negosiasi dan Pembelian Lahan: Pihak yang berwenang dalam pengadaan lahan
KEK Mandalika, seperti pemerintah daerah atau pengembang, dapat melakukan
negosiasi dengan pemilik lahan untuk pembelian. Selama proses negosiasi, pihak
terkait harus menjelaskan dan memperoleh persetujuan atas rencana
pengembangan dan manfaat yang akan diperoleh oleh pemilik lahan.
f. Penyelesaian Administrasi dan Legalitas: Setelah kesepakatan harga lahan
tercapai, proses administrasi dan legalitas harus diikuti dengan cermat. Ini termasuk
pemindahan hak kepemilikan lahan, pembayaran ganti rugi kepada pemilik lahan,
dan penyusunan dokumen-dokumen hukum yang diperlukan seperti akta jual beli,
surat perjanjian, dan izin-izin terkait.
g. Relokasi dan Kompensasi: Jika ada pemilik atau penghuni lahan yang perlu
direlokasi, proses relokasi perlu dilakukan dengan mempertimbangkan hak-hak
mereka. Pihak yang berwenang harus memastikan bahwa kompensasi yang adil
diberikan kepada individu atau kelompok yang terkena dampak relokasi.
h. Pengawasan dan Pengendalian: Selama proses pengadaan lahan, pengawasan
dan pengendalian yang efektif harus dilakukan untuk memastikan kegiatan
berlangsung sesuai dengan ketentuan hukum dan prosedur yang berlaku. Ini
termasuk pemantauan terhadap transparansi, keadilan, dan kepatuhan terhadap
rencana pengadaan lahan.
2.4 Pembangunan Infrastruktur
Untuk pembangunan infrastruktur di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,
langkah-langkah berikut biasanya dilakukan:
a. Identifikasi Kebutuhan Infrastruktur: Tim yang bertanggung jawab perlu melakukan
identifikasi kebutuhan infrastruktur yang diperlukan dalam KEK Mandalika. Ini
mencakup infrastruktur transportasi (jalan, bandara, pelabuhan), infrastruktur energi
(listrik, gas, air), infrastruktur telekomunikasi, serta fasilitas umum seperti air bersih,
sanitasi, dan lain-lain.
b. Penyusunan Rencana Infrastruktur: Berdasarkan kebutuhan yang diidentifikasi,
rencana infrastruktur KEK Mandalika perlu disusun secara terperinci. Ini melibatkan
perencanaan lokasi, tata guna lahan, pemetaan jaringan, desain teknis, dan
estimasi biaya yang terkait dengan setiap proyek infrastruktur yang akan
dikembangkan.
c. Perizinan dan Persetujuan: Proses perizinan dan persetujuan dari instansi
pemerintah terkait perlu dilakukan sebelum memulai pembangunan infrastruktur. Ini
melibatkan memperoleh izin lingkungan, izin konstruksi, izin penggunaan lahan, dan
persetujuan lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan dan regulasi yang
berlaku.
d. Pembiayaan dan Investasi: Pembangunan infrastruktur KEK Mandalika memerlukan
pembiayaan yang cukup besar. Pemerintah daerah, pemerintah pusat, atau mitra
investasi dapat menjadi sumber pembiayaan. Perjanjian investasi dan pendanaan
perlu ditetapkan dan dilaksanakan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
e. Pelaksanaan Konstruksi: Setelah persetujuan dan pembiayaan tercapai, tahap
konstruksi infrastruktur dimulai. Tim konstruksi yang kompeten dan berpengalaman
harus ditugaskan untuk melaksanakan proyek-proyek tersebut. Pengawasan yang
ketat terhadap kualitas konstruksi, waktu pelaksanaan, dan pengelolaan proyek
harus dilakukan.
f. Pengujian dan Pengoperasian: Setelah selesai dibangun, infrastruktur perlu diuji
dan diverifikasi agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Ini termasuk pengujian
keandalan, keamanan, dan kesiapan operasional. Setelah pengujian berhasil,
infrastruktur tersebut dapat beroperasi.
g. Pemeliharaan dan Pengembangan Berkelanjutan: Infrastruktur perlu dipelihara
secara berkala agar tetap berfungsi dengan baik. Perawatan rutin dan perbaikan
yang diperlukan harus dilakukan untuk menjaga keandalan dan umur panjang
infrastruktur. Selain itu, dalam jangka panjang, pengembangan tambahan
infrastruktur dapat dilakukan untuk mendukung pertumbuhan KEK Mandalika.
2.5 Investasi dan Pengembangan Properti
Investasi dan pengembangan properti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika
melibatkan beberapa langkah dan proses. Berikut adalah gambaran umum mengenai
investasi dan pengembangan properti di KEK Mandalika:
a. Penelitian Pasar dan Analisis Potensi: Langkah awal adalah melakukan penelitian
pasar dan analisis potensi properti di KEK Mandalika. Ini melibatkan pengumpulan
data tentang permintaan pasar, tren investasi, kebutuhan properti, dan potensi
pertumbuhan di wilayah tersebut. Analisis ini membantu dalam pemahaman yang
lebih baik tentang pasar properti dan menentukan peluang investasi yang
menjanjikan.
b. Rencana Pengembangan Properti: Setelah analisis potensi dilakukan, perlu disusun
rencana pengembangan properti yang komprehensif. Ini termasuk penentuan jenis
properti yang akan dikembangkan (misalnya hotel, resor, pusat perbelanjaan, real
estate, dll.), desain, ukuran, fasilitas, dan fitur lainnya. Rencana ini harus selaras
dengan visi dan tujuan KEK Mandalika serta peraturan dan regulasi yang berlaku.
c. Perizinan dan Persetujuan: Pada tahap ini, perlu memperoleh perizinan dan
persetujuan yang diperlukan dari instansi pemerintah terkait. Ini termasuk izin
penggunaan lahan, izin konstruksi, izin lingkungan, dan izin bisnis lainnya. Proses
ini melibatkan penyusunan dokumen yang lengkap dan pemenuhan persyaratan
yang ditetapkan oleh pemerintah.
d. Pembiayaan dan Mitra Investasi: Investasi dan pengembangan properti di KEK
Mandalika memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Pemilik proyek dapat
mengandalkan sumber pendanaan internal, mitra investasi, atau pinjaman dari
lembaga keuangan. Penting untuk menyusun rencana keuangan yang matang dan
menjalin hubungan yang baik dengan mitra investasi potensial.
e. Konstruksi dan Pengembangan Properti: Setelah perizinan dan pembiayaan
tercapai, tahap konstruksi dan pengembangan properti dimulai. Tim konstruksi yang
kompeten dan berpengalaman harus ditugaskan untuk melaksanakan proyek
tersebut. Pengawasan yang ketat terhadap kualitas konstruksi, waktu pelaksanaan,
dan pengelolaan proyek harus dilakukan.
f. Pemasaran dan Penjualan Properti: Setelah properti selesai dikembangkan,
langkah selanjutnya adalah pemasaran dan penjualan properti. Strategi pemasaran
yang efektif harus diterapkan untuk menarik calon pembeli atau penyewa. Ini
melibatkan promosi, kampanye pemasaran, kerjasama dengan agen properti, dan
lain-lain.
g. Operasional dan Manajemen Properti: Setelah properti terjual atau disewakan,
tahap operasional dan manajemen properti dimulai. Penting untuk menyediakan
layanan yang berkualitas kepada pengguna properti dan menjaga keberlanjutan
operasional yang baik. Ini melibatkan manajemen fasilitas, perawatan rutin,
pelayanan pelanggan, dan pengelolaan aset properti.
2.6 Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika melibatkan
sejumlah langkah strategis dan upaya kolaboratif. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam pengembangan pariwisata di KEK Mandalika:
a. Penetapan Visi dan Strategi: Langkah pertama adalah menetapkan visi jangka
panjang dan strategi pengembangan pariwisata KEK Mandalika. Hal ini melibatkan
pemahaman yang mendalam tentang potensi dan keunikan destinasi, sasaran
pasar, dan pengembangan produk pariwisata yang sesuai dengan visi tersebut.
b. Infrastruktur Wisata: Infrastruktur yang memadai adalah kunci dalam
pengembangan pariwisata. Ini melibatkan pengembangan dan pemeliharaan
aksesibilitas, seperti jalan, bandara, dan pelabuhan yang dapat menampung
pertumbuhan wisatawan. Infrastruktur pendukung seperti akomodasi, restoran,
fasilitas rekreasi, dan pusat perbelanjaan juga perlu diperhatikan.
c. Keberlanjutan Lingkungan: KEK Mandalika memiliki kekayaan alam dan keindahan
alam yang perlu dijaga. Dalam pengembangan pariwisata, penting untuk
mengadopsi pendekatan berkelanjutan yang mempertimbangkan perlindungan
lingkungan, pelestarian budaya, dan partisipasi masyarakat lokal. Ini dapat
mencakup praktik ramah lingkungan, pengelolaan limbah, pengembangan
pariwisata berkelanjutan, dan program keterlibatan masyarakat.
d. Pemasaran dan Promosi: Pemasaran dan promosi efektif merupakan elemen
penting dalam menarik wisatawan ke KEK Mandalika. Diperlukan strategi
pemasaran yang komprehensif, termasuk kampanye branding, promosi di media
sosial, partisipasi dalam pameran pariwisata, kerjasama dengan agen perjalanan,
dan pembangunan situs web resmi yang menarik.
e. Pengembangan Produk Pariwisata: Dalam mengembangkan KEK Mandalika
sebagai tujuan pariwisata yang menarik, penting untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan produk pariwisata yang beragam. Ini bisa melibatkan
pengembangan atraksi wisata seperti pantai, olahraga air, golf, budaya lokal, dan
kegiatan ekowisata. Diversifikasi produk pariwisata memberikan pengalaman yang
berbeda kepada wisatawan.
f. Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia: Ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam industri pariwisata sangat penting. Pelatihan dan
pengembangan keterampilan bagi masyarakat lokal dan tenaga kerja di sektor
pariwisata harus ditekankan. Ini termasuk pelatihan dalam manajemen perhotelan,
pemandu wisata, keahlian bahasa asing, dan pelatihan lainnya untuk meningkatkan
kualitas layanan kepada wisatawan.
g. Kerjasama dan Kemitraan: Pengembangan pariwisata di KEK Mandalika
memerlukan kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, sektor swasta,
masyarakat lokal, dan pihak terkait lainnya. Keterlibatan komunitas lokal dalam
pengambilan keputusan, partisipasi dalam kegiatan pariwisata, dan pembagian
manfaat ekonomi adalah aspek penting dalam menciptakan dampak positif bagi
masyarakat setempat.
2.7 Pengelolaan dan Pengawasan
Pengelolaan dan pengawasan yang efektif merupakan bagian penting dalam
pengembangan dan operasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Berikut adalah
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan pengawasan KEK
Mandalika:
a. Pembentukan Otoritas Pengelola: Perlu dibentuk otoritas pengelola yang
bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengawasan KEK Mandalika. Otoritas ini
harus memiliki keahlian dan wewenang yang cukup untuk mengelola berbagai
aspek, termasuk perizinan, pengembangan infrastruktur, pengawasan operasional,
dan pengelolaan lingkungan.
b. Penetapan Kebijakan dan Regulasi: Otoritas pengelola harus menetapkan kebijakan
dan regulasi yang jelas dan komprehensif untuk mengatur aktivitas di KEK
Mandalika. Regulasi ini harus mencakup aspek perizinan, penggunaan lahan,
tanggung jawab lingkungan, standar kualitas, dan tata kelola yang baik. Kebijakan
dan regulasi tersebut harus didasarkan pada prinsip keberlanjutan dan
pertumbuhan ekonomi yang seimbang.
c. Pengawasan dan Audit: Otoritas pengelola perlu melakukan pengawasan dan audit
secara rutin terhadap kegiatan di KEK Mandalika. Pengawasan ini mencakup
pemantauan kepatuhan terhadap regulasi, penilaian kinerja bisnis, pengelolaan
lingkungan, dan kepatuhan terhadap standar kualitas. Audit independen juga dapat
dilakukan untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan KEK
Mandalika.
d. Kolaborasi dengan Pihak Terkait: Pengelola KEK Mandalika perlu menjalin
kerjasama dengan pihak terkait, termasuk pemerintah daerah, lembaga penegak
hukum, industri pariwisata, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kolaborasi ini penting untuk berbagi informasi, mengoordinasikan kegiatan, dan
memperkuat kepatuhan terhadap regulasi.
e. Manajemen Lingkungan dan Keberlanjutan: Pengelolaan lingkungan dan
keberlanjutan menjadi fokus penting dalam KEK Mandalika. Otoritas pengelola
harus memastikan implementasi praktik ramah lingkungan, pengelolaan limbah
yang efektif, konservasi sumber daya alam, dan pelestarian keanekaragaman
hayati. Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan harus dilakukan secara
teratur.
f. Peningkatan Kapasitas: Pengelola KEK Mandalika perlu mengembangkan kapasitas
internal dalam hal pengetahuan, keterampilan, dan teknologi terkait pengelolaan
dan pengawasan. Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia yang
berkaitan dengan manajemen KEK, pengelolaan lingkungan, dan pengawasan
operasional dapat membantu meningkatkan kemampuan pengelola.
g. Transparansi dan Komunikasi: Otoritas pengelola harus menjaga transparansi
dalam pengelolaan dan pengawasan KEK Mandalika. Informasi yang relevan harus
tersedia untuk publik, termasuk kebijakan, regulasi, data lingkungan, dan kinerja
operasional. Komunikasi yang efektif dengan masyarakat lokal, pemangku
kepentingan, dan media juga penting untuk membangun kepercayaan dan menjaga
dukungan publik.
3. Administrasi Pengembangan KEK Mandalika
3.1 Penetapan Kebijakan dan Peraturan
Langkah awal adalah menetapkan kebijakan dan peraturan yang mengatur
pengembangan KEK Mandalika. Ini melibatkan pembentukan kerangka hukum, regulasi, dan
kebijakan yang mengatur aspek-aspek seperti perizinan, penggunaan lahan, lingkungan, tata
kelola, dan investasi. Kebijakan dan peraturan tersebut harus sesuai dengan tujuan
pengembangan KEK dan kepentingan pemangku kepentingan.
3.2 Pembentukan Otoritas Pengelola
Administrasi KEK Mandalika melibatkan pembentukan otoritas pengelola yang akan
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan dan pengawasan pengembangan KEK.
Otoritas pengelola tersebut harus memiliki struktur organisasi yang jelas, wewenang yang
memadai, dan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan tugasnya.
3.3 Perizinan dan Izin Investasi
Administrasi pengembangan KEK Mandalika melibatkan proses perizinan dan izin
investasi bagi para pengembang dan pelaku usaha yang ingin beroperasi di KEK. Proses ini
mencakup pemberian izin, evaluasi proyek, penilaian dampak lingkungan, dan pengawasan
terhadap kegiatan usaha yang dilakukan di KEK. Tujuan dari perizinan dan izin investasi
adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan keberlanjutan pengembangan
KEK.
3.4 Pengelolaan Lahan dan Aset
Administrasi KEK Mandalika melibatkan pengelolaan lahan dan aset yang ada di dalam
wilayah KEK. Ini meliputi identifikasi, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan optimal
lahan yang tersedia untuk pengembangan infrastruktur, pariwisata, dan kegiatan ekonomi
lainnya. Pengelolaan aset juga melibatkan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur yang
ada di KEK.
3.5 Pengawasan dan Evaluasi Kinerja
Administrasi KEK Mandalika melibatkan pengawasan dan evaluasi kinerja kegiatan yang
dilakukan di KEK. Otoritas pengelola harus melakukan pemantauan rutin terhadap aktivitas
usaha, kepatuhan terhadap regulasi, kualitas layanan, dan dampak sosial-ekonomi. Evaluasi
kinerja ini membantu dalam pengambilan keputusan dan perbaikan berkelanjutan dalam
pengembangan KEK.
3.6 Pengelolaan Keuangan dan Pelaporan
Administrasi KEK Mandalika melibatkan pengelolaan keuangan yang baik dan pelaporan
yang transparan. Otoritas pengelola harus mengelola anggaran, memantau pengeluaran dan
pemasukan, serta menyusun laporan keuangan yang akurat. Pelaporan yang tepat waktu
dan transparan penting untuk membangun kepercayaan dan akuntabilitas kepada pemangku
kepentingan.
3.7 Komunikasi dan Keterlibatan Pemangku Kepentingan
Administrasi KEK Mandalika melibatkan komunikasi yang efektif dan keterlibatan
pemangku kepentingan. Otoritas pengelola harus berkomunikasi secara teratur dengan
pemerintah, masyarakat lokal, investor, dan kelompok-kelompok terkait lainnya. Keterlibatan
pemangku kepentingan membantu membangun dukungan, memperbaiki kebijakan, dan
memastikan keberlanjutan pengembangan KEK.
4. Kesimpulan
 Sektor pariwisata dianggap sebagai sektor yang menguntungkan dan dapat memberikan
manfaat ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha, dan infrastruktur.
 KEK Mandalika didasarkan pada Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kawasan Ekonomi Khusus, yang bertujuan untuk menarik investasi dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
 Prosedur pengembangan KEK Mandalika melibatkan identifikasi potensi dan studi
kelayakan, penetapan melalui peraturan pemerintah, serta penyusunan rencana induk
KEK.
 Tujuan pengembangan KEK Mandalika meliputi peningkatan pariwisata, infrastruktur,
investasi, kualitas hidup dan lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat lokal.
 Dasar hukum pengembangan KEK Mandalika terdapat dalam UU No. 39 Tahun 2009
tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
 Proses penetapan KEK Mandalika melibatkan tim khusus dan berbagai lembaga terkait
dalam menyusun rancangan peraturan pemerintah yang mengatur KEK Mandalika.
 Setelah penetapan KEK Mandalika, disusun Rencana Induk KEK yang mencakup visi,
misi, tujuan, strategi, dan program pengembangan KEK.
Dengan demikian, KEK Mandalika merupakan upaya pemerintah dalam mengembangkan
sektor pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut melalui insentif
pajak, kemudahan perizinan, dan pengembangan infrastruktur.

Anda mungkin juga menyukai