Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

METALOGRAFI KUALITATIF
4.1 Tujuan
1. Memahami dan menganalisa fungsi dari tahapan – tahapan proses
metalografi kualitatif.
2. Memahami dan menganalisa fasa yang terbentuk pada baja AISI 1045 dari
hasil annealing, quenching air, dan quenching oli..
3. Memahami dan menganalisa sifat spesimen hasil uji dilihat dari fasanya.
4. Memahami dan menganalisa pengaruh media pendingin dan laju
pendinginan.

4.2 Teori Dasar


Dalam 20 tahun terakhir ini terjadi kemajuan teknologi yang sangat pesat.
Kemajuan teknologi terjadi di berbagai bidang, beberapa bidang yang mengalami
dampak dari kemajuan teknologi diantaranya adalah bidang pengetahuan maupun
bidang industri. Kedua bidang tersebut merupakan sedikit contoh dari bidang-bidang
yang mengalami perkembangan yang pesat akibat kemajuan teknologi. Dalam dunia
industri perkembangan teknologi sangat besar pengaruhnya, dimana banyak
dikembangkan berbagai produk, alat dan juga material untuk semakin mempermudah
manusia dalam menjalani kehidupan. Salah satu fokus penelitian ini adalah penemuan
dalam bidang material, material yang akan dibahas adalah material yang memiliki
kemampuan khusus yaitu bahan paduan super berbasis nikel. Alasan pemilihan
material tersebut sebagai bahan penelitian karena material dengan jenis ini kurang
dikenal oleh masyarakat umum tetapi sebenarnya banyak peralatan - peralatan vital
yang ada di sekitar kita yang menggunakan jenis material ini. Salah satu bentuk
aplikasi material ini adalah pada turbin pesawat terbang dan pembangkit listrik.
Melihat begitu vitalnya penggunaan bahan paduan berbasis nikel ini maka berbagai
penelitian dilakukan untuk benar - benar mengetahui dan memahami bagaimana
sebenarnya bentuk dan kemampuan material ini. Hal tersebut dilakukan guna
melakukan pengembangan terhadap material ini ke depannya maupun sebagai sumber

41
Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

pengetahuan baru mengenai material ini. Salah satu langkah untuk mengetahui
bagaimana kondisi dari material ini, maka dilakukan pengujian metalografi.
Dengan pengujian metalografi akan bisa diketahui bagaimana kondisi benda
yang sebenarnya secara mendetail karena akan bisa diteliti bagaimana struktur mikro
dari suatu spesimen. Dengan pengetahuan mengenai metalografi bahan paduan super
berbasis nikel ini pengembangan yang lebih terarah akan bisa dilakukan.
Pengembangan tersebut dilakukan dengan tujuan agar perusahaan atau industri bisa
meminimalisir waktu perbaikan dan biaya perbaikan. Komponen turbin pesawat
umumnya dalam proses perbaikannya harus dilakukan keluar negeri sehingga
memakan waktu dan biaya yang terlalu banyak, alternatif lainnya adalah melakukan
penggantian komponen yang berdampak sama yaitu mahalnya harga komponen
pengganti. [7]

Gambar 4.1 Orientasi pengambilan sampel


Sumber : (Panduan Praktikum Perlakuan Panas 2021)
Metalografi adalah bidang ilmu metalurgi yang mempelajari struktur dan fasa
logam, serta mempelajari pula sifat – sifat yang berkaitan dengan struktur/fasanya.
Metalografi sangat penting untuk mengetahui ukuran butir, distribusi fasa, dan untuk
mengetahui adanya inklusi (kotoran) dalam suatu logam. Hasil dari metalografi
tersebut akan menjadi acuan untuk menentukan suatu material telah sesuai dengan
spesifikasi yang diminta atau untuk mengetahui proses yang sudah dialami oleh

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 42


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

material yang bersangkutan. Metalografi kualitatif sendiri yatu bidang metalurgi yang
mempelajari struktur dan fasa logam.
Pemeriksaan struktur dan fasa dari spesimen logam dalam metalografi kualitatif
ini adalah menggunakan mikroskop dengan langkah – langkah penyiapan spesimen,
yaitu sebagai berikut :
1. Analisa Pendahuluan
Dilakukan untuk menentukan bagian mana yang akan dianalisa secara
metalografi. Proses yang dilakukan pada suatu komponen akan menyebabkan
struktur mikro berbeda, sehingga perlu kehati-hatian dalam menentukan daerah
yang akan dianalisa. Kesalahan dalam pengambilan sampel akan dapat
memberikan informasi yang salah.
2. Pemotongan
Setelah dilakukan tahap analisa pendahuluan maka selanjutnya perlu dilakukan
proses pemotongan pada spesimen yang berukuran besar. Hal ini dilakukan
bertujuan agar spesimen dapat di lakukan proses selanjutnya dengan mudah.
Dalam proses pemotongan, hal – hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
A. Harus dicegah kemungkinana deformasi dan panas yang berlebihan (diberikan
pendingin oli/oli dilarutkan dalam air).
B. Untuk logam – logam dengan kekerasan 400 BHN, sebaiknya pemotongan
secara manual.
C. Apabila pemotongan dilakukan dengan api (las gas), maka pemotongan dalam
daerah yang cukup besar supaya dapat dipotong lagi dengan cara lain.
3. Pembingkaan
Jika spesimen terlalu kecil atau tipis, maka perlu pemegang/pembingkai dengan
material pembingkai antara lain dari jenis resin, gip, bakelit atau dengan logam
paduan dengan titik cair rendah. Yang terpenting adalah antara material
pembingkai dengan spesimen jangan sampa memiliki kekerasan dan ketahanan
abrasi yang sangat berbeda. Jenis – jenis pembingka yang dapat dipilih :
A. Pembingkaian cor (cast mounting).
B. Pembingkaian tekan (compression mounting).

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 43


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

C. Pembingkaian jepit (clamp mounting).


D. Pembingkaian konduktif (untuk SEM (Scanning Electron Microscope)).

Gambar 4.2 Pembingkaian Cor


Sumber : (Panduan Praktikum Perlakuan Panas 2021)
4. Penggerindaan / Pengampelasan
proses penggerindaan (grinding) menggunakan mesin gerinda putar dengan
media gerinda berupa kertas ampelas mulai ampelas kasar (ukuran grit 80 dan 120
mesh) sampai ampelas halus (ukuran grit 180, 240, 320, 400 dan 600 mesh). Pada
Gambar di bawah ini ditunjukkan kedalaman goresan dari logam yang
terdeformasi. (goresan- goresan akan menurun dengan menurunnya ukuran grit
dari ampelas. Arah pengampelasan dari satu ampelas ke ampelas lain harus
diubah-ubah serta selalu diberikan air pendingin agar spesimen tidak menjadi
panas dan menghindarkan dari garam.

Daerah deformasi

Gambar 4.3 Kedalaman goresan


Sumber : (Panduan Praktikum Perlakuan Panas 2021)

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 44


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

Gambar 4.4 Arah pengampelasan


Sumber : (Panduan Praktikum Perlakuan Panas 2021)
5. Pemolesan,
proses pemolesan dilakukan diatas kain poles pada piringan poles dengan
menambahkan pasta poles selama proses berlangsung. Tujuan utama pemolesan
adalah untuk menghilangkan goresan yang terbentuk pada waktu proses
pengampelasan, hingga permukaan sampel menjadi mengkilap. Jenis kain poles
yang umum dipakai antara lain beludru, biliard, katun, kanvas dan nilon.
Sedangkan pasta polesnya adalah pasta intan, alumina, magnesium oksida dan
krom oksida.
6. Pengetsaan
Pengetsaan kimia dilakukan dengan cara mencelupkan spesimen ke dalam
larutan etsa (dengan menggunakan penjepit nikel atau baja tahan karat) dan
dianjurkan untuk mengerak-gerakan spesimen dalam larutan etsa tersebut.
Lamanya pengetsaan adalah “derajat keburaman” dari permukaan spesimen yang
dietsa. Setelah pengetsaan dilakukan pencucian dengan air, pembersihan dengan
alkohol dan pengeringan dengan udara panas. Larutan etsa yang digunakan
seringkali dicampur dengan alkohol atau air, hal ini dimaksudkan untuk
memperlambat kecepatan reaksi antara permukaan spesimen yang dipoles dengan
larutan tersebut. Selama proses pengetsaan, ion-ion H+, OH-, Cl- dan sebagainya
akan menuju ketempat- tempat yang anodik dan katodik pada permukaan yang
dipoles dengan demikian proses etsa dapat memberikan gambaran/konfigurasi
batas butir (batas butir merupakan tempat-tempat yang berenergi tinggi) atau
gambaran/konfigurasi permukaan butir (misalnya orientasi dan sebagainya).

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 45


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

4.3 Tata Cara Praktikum


4.3.1 Skema Proses
Siapkan alat dan bahan

Pembingkaian Spesimen

Pengamplasan pada spesimen

Pemolesan Spesimen

Pengetsaan Spesimen

Pengeringan spesimen

Pengujian secara metalografi kualitatif

Pengumpulan data

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan
Gambar 4.5 Skema proses metalografi kualitatif

4.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Spesimen dibingkai dengan cara mencampurkan katalis & resin
dengan perbandingan 1 (katalis) : 10 (resin) dan masukan kedalam
alat pembingkai.

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 46


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

3. Spesimen yang telah dibingkai diampelas agar menghilangkan


pengotor dan untuk pergantian ukuran ampelas maka posisi
spesimen diubah sebesar 90º.
4. Spesimen dipoles dengan pasta Alumina (Al2O3) agar
menghilangkan goresan yang terbentuk akibat proses
pengampelasan.
5. Spesimen kemudian dietsa dengan cara mencelupkan spesimen ke
larutan nital 3% lalu air dan terakhir disemprot dengan alcohol.
6. Spesimen dikeringkan menggunakan hair dryer.
7. Dilakukan uji metalografi dengan mikroskop optik dengan
pembesaran 50x, 200x, dan 500x untuk melihat struktur mikro dan
fasa yang terbentuk.
8. Data yang didapat dikumpulkan dan diolah pada saat proses
pengujian metalografi kualitatif dengan mikroskop optik
9. Dilakukan analisa dan pembahasan dari data yang didapat.
10. Ditarik kesimpulan.

4.4 Alat dan Bahan


4.4.1 Alat
1. Mesin poles : 1 buah
2. Mikroskop optik : 1 buah
3. Alat pembingkai : 3 buah
4. Hair dryer : 1 buah
5. Komputer : 1 buah
4.4.2 Bahan
1. Baja AISI 1045 : 3 buah
2. Air : secukupnya
3. Amplas (60, 240, 600, 1200, 2000) mesh : 1 buah
4. Kain poles beludru : 1 buah
5. Pasta Alumina : secukupnya

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 47


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

6. Katalis dan resin : (1:10)


7. Nital (HNO3) 3% : secukupnya
8. Alkohol : secukupnya

4.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


4.5.1 Pengumpulan Data
1. Pembingkaian Resin 10 : Katalis 1
2. Pengamplas
a. Kasar 60, 240, 600, 1200 mesh
b. Halus 2000 mesh
3. Pemolesan Pasta poles alumina (Al2O3)
4. Pengetsaan Nital 3%
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Struktur Mikro dan Fasa Yang Terbentuk
Hasil Pemeriksaan Struktur Mikro dan Fasa
Keterangan
Yang Terbentuk

Spesimen dan
Treatmentnya : Baja AISI
1045 Annealing

Larutan etsa : Nital 3%

Pembesaran Mikroskop :
200 X

Referensi ASM Metal

Gambar 4.6 Struktur Mikro Baja AISI 1045 Annealing Handbook vol 7: Gambar no
Panah biru : Ferit 238 Halaman 32

Panah Merah : Perlit

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 48


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

Spesimen dan
Treatmentnya : Baja AISI
1045 Quenching Oli

Larutan etsa : Nital 3%

Pembesaran Mikroskop :
100X
Gambar 4.7 Struktur Mikro Baja AISI 1045 Quenching
Oli Referensi ASM Metal
Panah biru : Ferit Handbook vol 7: Gambar no
Panah Merah : Perlit 236 Halaman 32
Panah Hijau : Martensit

Spesimen dan
Treatmentnya : Baja AISI
1045 Quenching Air

Larutan etsa : Nital 3%

Pembesaran Mikroskop :
100X

Gambar 4.8 Struktur Mikro Baja AISI 1045 Quenching


Referensi ASM Metal
Air
Handbook vol 7: Gambar no
Panah biru : Ferit
244 Halaman 33
Panah Merah : Perlit
Panah Hijau : Martensit

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 49


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

4.6 Analisa dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini menggunakan 3 spesimen baja AISI 1045 dengan
media pendingin yang berbeda yaitu, Annealing, Quenching Air, dan Quenching Oli.
Proses metalografi kualitatif merupakan proses pengujian yang telah melewati proses
perlakuan panas, pendinginan, pembingkaian, pengampelasan, pemolesan,
pengetsaan, dan yang terakhir dilakukan proses pengamatan menggunakan mikroskop
optik.
Pada metalografi kualitatif terdapat beberapa proses antara lain yaitu, proses
analisa pendahuluan, pemotongan, pembingkaian, pengampelasan, pemolesan, dan
pengetsaan. Pada saat praktikum, praktikan hanya dapat melakukan beberapa proses
saja karena ada beberapa proses yang sudah dilakukan oleh asisten laboratorium.
Yaitu proses analisa pendahuluan dan proses pemotongan yang sudah dilakukan oleh
asisten laboratorium. Tujuan analisa pendahuluan dan pemotongan yaitu untuk
menentukan bagaian mana saja yang memiliki permukaan yang rata dan baik pada
spesimen yang akan dilakukan pengujian, selain itu pemotongan dilakukan bertjuan
untuk memotong spesimen yang masih berukuran besar untuk lebih mudah pada saat
dilakukan proses selanjutnya. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembingkaian
menggunakan resin. Tujuan dari proses pembingkaian tersebut untuk memepermudah
proses pengampelasan, karena spesimen yang digunakan pada pengujian ini memiliki
ukuran yang kecil. Sehingga sulit dilakukan proses pengampelasan jika tidak
dilakukan proses pembingkian terlebih dahulu. Untuk komposisi resin untuk
pembingkaiannya sendiri yaitu katalis : resin (1:10). Fungsi dari katalis sendiri untuk
memepercepat pengeringan dari spesimen yang akan dibingkai. Jika perbandingan
katalis lebih besar maka akan lebih cepat kering dari pembingkaian tersebut. Jika
resin diaduk tetap kental dan tidak kunjung mencair maka dapat di tambahkan
steering monomer agar dapat mencairkan resin supaya tidak terlalu kental.
Kemudian setelah proses pembingkaian, maka selanjutnya dilakukan proses
pengampelasan. Proses pengampelasan sendiri dilakukan bertujuan untuk
menghilangkan goresan yang tersisa dari proses pemotongan. Selain itu, pada proses
pengampelasan ada metode atau cara yang harus diperhatikan, yaitu pada saat

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 50


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

pengampelasan harus dilakukan dengan searah bertujuan agar goresan yang terbentuk
teratur dan untuk pergantian ukuran mesh (satuan ampelas) posisinya harus dirubah
dari spesimen ujinya agar menghilangkan goresan yang dihasilkan dari proses amplas
yang sebelumnya. Pada saat proses pengampelasan air tetap di alirkan ke ampelas
agar tidak menimbulkan panas yang terjadi antara ampelas dan spesimen uji.
Setelah proses pengampelasan dilanjutkan dengan proses pemolesan. Proses ini
menggunakan pasta alumina dan kain beludru. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan bekas yang tersisa dari proses pengampelasan, selain itu pada proses
ini perlu dilakukan dengan teliti. Pemolesan harus benar – benar dilakukan hingga
spesimen mengkilap, hal tersebut agar pada saat metaografi terlihat batas butir atau
fasa yang terbentuknya.
Selanjutnya yaitu proses pengetsaan yang dilakukan dengan cara spesimen
dicelupkan ke dalam larutan nital 3% selama 5 detik. Proses tersebut bertujuan untuk
memperjelas batas butir yang terbentuk. Pada saat pencelupan spesimen kedalam
larutan nital sebaiknya tidak terlalu lama, dan diusahakan menggunakan stopwatch.
Karena jika tidak atau terlalu lama akan menyebabkan overetching yang dapat
mengakibatkan tidak terbacanya fasa yang terbentuk dan dapat mengakibatkan fasa
menjadi gosong atau samar. Jika terjadi overetching maka perlu dilakukan kembali
proses pemolesan dan proses pengetsaan. Setelah spesimen di celupkan di larutan
nital selama 5 detik, kemudian dilanjutkan dengan mencuci spesimen tersebut
menggunakan air. Dan kemudian setelah itu alkohol di semprotkan ke spesimen uji,
proses tersebut bertujuan untuk memperlambat laju korosi agar tidak terlalu merusak
fasa yang akan di uji atau yang akan di lihat.
Setelah melalui proses – proses diatas selanjutnya spesimen uji di keringkan
menggunakan hair dryer agar cepat mengering. Dan setelah itu dilakukan pengujian
menggunakan mikroskop optik untuk mengetahui batas butir dan fasa yang terbentuk
dari spesimen yang di uji tadi.
Pada spesimen quenching air menghasilkan struktur mikro ferit, pearlit dan
martensit. Hampir sama dengan quenching air, quenching oli dari hasil pengujian
metalografi kualitatif menghasilkan struktur mikro ferit, pearlit dan martensit.Dan

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 51


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

Untuk hasil pengujian dari spesimen uji annealing sendiri hanya menghasilkan
struktur mikro ferit dan pearlit saja.
Pada teorinya spesimen hasil perlakuan panas yang memiliki kekerasan paling
tingggi berturut – turut yaitu, hasil quenching air, quenching oli, dan annealing. Hal
tersebut terbukti dari hasil pengujian yang tebentuk pada spesimen quenching air
yaitu memiliki banyak martensit yang terbentuk. Kemudian pada spesimen quenching
oli fasa martensit yang terbentuk cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan
quenching air. Dan untuk hasil pengujian spesimen annealing yaitu terbentuk fasa
ferit dan pearlit, karena pada spesimen annealing tidak membentuk fasa martensit,
maka dari itu material atau spesimen annealing cenderung bersifat ulet. Fasa
mertensit tebentuk karena pada saat spesimen di panaskan dan kemudian dilakukan
pendinginan cepat atau quenching, atom karbon belum sempat untuk melakukan
difusi atau berpindah, sehingga fasa yang terbentuk yatu fasa martensit.

4.7 Kesimpulan
1. Tahapan – tahapan metalografi kualitatif antara lain :
a) Analisa pendahuluan berfungsi untuk menentukan bagaian mana saja
yang akan dilakukan proses metalografi kualitatif.
b) Pemotongan, proses ini berfungsi untuk memotong jika spesimen yang
akan dilakukan pengujian berukuran besar.
c) Pembingkaian, proses ini befungsi untuk memepermudah proses
pengampelasan, karena spesimen yang digunakan pada pengujian ini
memiliki ukuran yang kecil
d) Pengampelasan, berfungsi untuk untuk menghilangkan goresan yang
tersisa dari proses pemotongan.
e) Pemolesan, berfungsi untuk untuk menghilangkan bekas yang tersisa dari
proses pengampelasan.
f) Pengetsaan, befungsi agar memperjelas batas butir yang terbentuk.
2. Fasa yang terbentuk pada masing – masing spesimen berbeda :
Quenching Air : Ferrite, Pearlite, dan martensite

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 52


Kelompok 3 BAB IV METALOGRAFI KUALITATIF

Quenching Oli : Ferrite, Pearlite, dan martensite


Annealing : Ferrite dan Pearlite
3. Untuk sifat spesimen hasil proses annealing dan normalizing adalah ulet,
dan untuk spesimen hasil quenching air dan oli adalah keras.
4. Media pendingin dan laju pendinginan berpengaruh dalam menetukan besar
kecilnya dan halus kasarnya struktur mikro yang terbentuk.
5. Pada praktikum ini menggunakan 3 spesimen baja AISI 1045 dengan media
pendingin yang berbeda yaitu, Annealing, Quenching Air, dan Quenching
Oli.
6. Fasa martensit terbentuk karena pada saat spesimen di panaskan dan
kemudian dilakukan pendinginan cepat atau quenching, atom karbon belum
sempat untuk melakukan difusi atau berpindah, sehingga fasa yang terbentuk
yatu fasa martensit.

Laboratorium Logam T.A 2020-2021 53

Anda mungkin juga menyukai