Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nursina m.

wahyuni
Nim : 2202110166
Tugas : UAS Manajemen pemasaran

“PRODUK INDOMIE”

Indomie adalah merek mi instan yang diproduksi oleh Indofood CBP, anak perusahaan
Indofood Sukses Makmur di Indonesia. Indofood sendiri merupakan produsen mi instan
terbesar di dunia, dengan puluhan pabrik di berbagai negara. Pasar ekspor utama Indofood
termasuk Timor Leste, Australia, Papua Nugini, Arab Saudi, Taiwan, dan negara-negara lain
di Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia.

Merek Indomie pertama kali dirintis oleh Djajadi Djaja (lewat PT Djangkar Djati,
bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma). Selanjutnya, Djangkar Djati
akan berubah nama menjadi PT Wicaksana Overseas International Tbk, salah satu
distributor produk-produk consumer goods terbesar di Indonesia). Pada 27 April 1970,
sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd.[a] dan memperkenalkan ke publik merek baru: Indomie (gabungan
dari kata Indonesia dan Mie) pada tahun 1972. Indomie merupakan salah satu merek mi
instan terawal yang muncul di pasaran Indonesia, dengan kala itu hanya memiliki dua rasa
(kaldu ayam dan udang).
Selain memasarkan produknya dalam negeri, pada 1982—1983 Sanmaru juga mulai
melakukan ekspor ke negara tetangga, seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura, serta ke
Eropa, Australia, dan Amerika Serikat.Pabriknya ada di Ancol, Jakarta Utara. Indomie selalu
mengeluarkan varian rasa baru setiap tahunnya. Indomie sempat mengganti desain kemasan
standarnya pada bulan Januari 2005, yang saat ini masih dipakai untuk varian Rasa Ayam
Spesial. Kemasan Indomie standar yang beredar saat ini diperkenalkan pada bulan Desember
2009 dan diluncurkan ke pasaran pada tanggal 3 Januari 2010.Namun, untuk pasar ekspor,
kemasan lama tetap dipertahankan hingga beberapa tahun kemudian.
Indomie, merek mi instan asal Indonesia, telah mencatat kesuksesan yang luar biasa
dalam menjalankan strategi ekspansi global. Dilansir dari laman Binus, Indomie telah
dipasarkan dan dikembangkan di lebih dari 80 negara. Bahkan Indomie adalah salah satu
dari 10 merek paling banyak dibeli di dunia dilansir dari GoodStats.
Keberhasilan Indomie tersebut tidak lepas dari kualitas produk yang terjaga, inovasi
yang berkelanjutan, dan adaptasi. Hal ini dapat menjadi inspirasi bagi banyak UKM di
Indonesia untuk mempelajari strategi Indomie dalam memasuki pasar global dan
memperluas jangkauan bisnis mereka.

Perkembangan Indomie di Pasar Global.

Indomie telah berhasil memperluas pasarnya secara global, dengan produknya tersedia
di sekitar 80 negara. Berdasarkan riset dari Jurnal Manajemen Riset Inovasi pada tahun 2023,
Indomie tetap menjadi pemimpin pasar di Nigeria, di mana mereka harus bersaing dengan 16
mie instan lain. Selanjutnya di Timur Tengah, Indomie terlihat tumbuh secara signifikan
dengan menjadi salah satu merek mie instan terlaris di wilayah tersebut. Di Belgia, Indomie
juga berhasil menggapai popularitas tinggi, dengan produknya dijual di supermarket Asia dan
toko-toko online.

Ada beberapa faktor kunci yang telah membuat Indomie mempertahankan dominasinya di
pasar global yakni sebagai berikut

1. Konsistensi Produk

Indomie telah berhasil menjaga kualitas produknya secara konsisten. Mie instan Indomie
terkenal dengan cita rasa yang lezat, tekstur mie yang kenyal, dan bumbu yang
khas.Contohnya, ketika memasuki pasar Nigeria, Indomie menghadapi persaingan ketat
dengan brand mi lokal yang sudah akrab di sana. Namun, Indomie tetap berpegang pada
kualitas bahan baku dan proses produksi yang telah terbukti memberikan rasa mi yang lezat
dan kenyal. Hal ini membuatnya menjadi pilihan favorit konsumen dan menjadikan Indomie
sebagai mi instan terpopuler di Nigeria.

2. Inovasi Produk

Indomie juga melakukan inovasi dalam kemasan mereka dengan memperkenalkan


kemasan yang mudah dibuka. Ini memudahkan konsumen untuk membuka dan mengakses
mie instan tanpa kesulitan, sehingga memberikan kenyamanan dan pengalaman yang lebih
baik dalam memasak dan mengonsumsi Indomie.Contohnya Indomie di Malaysia telah
memperkenalkan kemasan “tear-strip” atau pita robek pada bungkusnya. Pita robek ini
ditempatkan di bagian atas kemasan dan dirancang dengan baik, sehingga konsumen dapat
dengan mudah menarik pita tersebut untuk membuka kemasan.

3. Adaptasi Produk

Indomie juga cerdas dalam mengadaptasi produk dan strategi pemasarannya dengan
memperhatikan kebutuhan lokal di setiap negara. Misalnya ketika memasuki pasar Timur
Tengah, Indomie menyadari bahwa beberapa negara di sana memiliki preferensi rasa yang
lebih pedas. Oleh karena itu, mereka menciptakan varian mi goreng dengan sentuhan rasa
pedas khas Indonesia untuk menarik minat konsumen setempat yang menyukai makanan
pedas.

4. Membangun Jaringan Distribusi

Indomie juga berhasil membangun jaringan distribusi yang kuat dan efisien di pasar
global. Mereka telah menjalin kemitraan dengan distributor lokal, menjaga ketersediaan
produk secara konsisten, dan mengoptimalkan strategi pemasaran dan promosi di masing-
masing negara.Contohnya, ketika memasuki pasar Jepang, Indomie bekerja sama dengan
perusahaan distribusi Jepang yang telah memiliki jaringan luas dan pemahaman mendalam
tentang preferensi makanan masyarakat Jepang. Dengan demikian, produk Indomie tersedia
dengan mudah di supermarket dan toko-toko di seluruh Jepang.

Mengapa Produk Indomie mampu bertahan di pasar.

Karena Indomie berhasil bertahan dan menjadi merek yang tak tergoyahkan di pasar
mie instan, dengan fokus pada kelezatan rasanya dan inovasi yang terus dilakukan oleh
perusahaan.

1. Kualitas Rasa yang Lezat

Salah satu alasan utama mengapa Indomie tetap populer adalah kualitas rasa yang lezat.
Indomie menawarkan berbagai varian rasa yang menggugah selera, mulai dari Mi Goreng
yang ikonik hingga rasa ayam bawang, soto, rendang, dan masih banyak lagi. Mie instan ini
memiliki bumbu khusus yang memberikan kelezatan dan kekayaan rasa yang sulit
ditandingi oleh merek lainnya. Indomie mengerti selera masyarakat Indonesia dan terus
menghasilkan produk-produk yang memenuhi harapan konsumen.

2. Harga yang Terjangkau


Indomie juga telah berhasil mempertahankan popularitasnya berkat harga yang
terjangkau. Produk ini terkenal sebagai pilihan makanan yang murah dan cepat untuk
mengatasi rasa lapar. Meskipun harga bahan bahan makanan terus meningkat, Indomie
tetap menjaga harga jualnya agar tetap terjangkau bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini
membuat Indomie menjadi pilihan yang mudah dan terjangkau untuk semua kalangan,
terutama bagi mahasiswa, pekerja, dan keluarga dengan anggaran terbatas.
3. Inovasi dan Penyesuaian dengan Selera Pasar
Perusahaan yang memproduksi Indomie, Indofood, telah terus melakukan inovasi untuk
tetap relevan di pasar yang kompetitif. Mereka selalu menciptakan varian baru dengan rasa
yang berbeda, mengikuti tren makanan terkini, dan memperkenalkan produk-produk yang
disesuaikan dengan preferensi konsumen. Selain itu, Indomie juga telah menghadirkan
berbagai ukuran kemasan untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen pasar, mulai dari
kemasan individu hingga kemasan keluarga.

4. Kualitas dan Keamanan Produk yang Terjamin

Indomie telah menjaga standar kualitas dan keamanan produk yang tinggi selama
bertahun-tahun. Dalam memproduksi mie instan, mereka menggunakan bahan bahan
berkualitas dan proses produksi yang terkontrol dengan baik. Indomie juga mematuhi
standar keamanan pangan dan memiliki sertifikasi yang menjamin produk mereka aman
untuk dikonsumsi. Hal ini memberikan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut,
sehingga mereka tetap setia dan memilih Indomie sebagai pilihan mie instan yang aman
dan berkualitas.
Dengan semua faktor ini, Indomie tetap menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia
ketika mencari mie instan yang enak, praktis, dan terpercaya. Indomie adalah contoh sukses
merek yang tidak hanya menyajikan produk dengan rasa lezat, tetapi juga berhasil
membangun hubungan emosional dengan para penggemarnya.

Mendefinisikan pemasaran untuk produk Indomie.

Apa yang di pasarkan?


- Jenis produk: mu instan
- Pemilik: Jangkar jati group(1972-1992) Salim group(Indofood sukses makmur)
(1984-sekarang)
- Produsen: Indofood CBP
- Negara: Indonesia
- Diluncurkan: 1972
- Pasar: seluruh dunia
- Pemilik sebelumnya: PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (1972–1994)
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (1994–2009)
- Jargon: Indomie Seleraku (Indonesia)
Flavour, Favoured by The World (seluruh dunia)
Tasty Nutrition. Good For You. (Nigeria)
- Situs web: www.indomie.co.id
Pemasaran dapat mempromosikan produk Indomie dengan cara sebagai berikut:

1. Pemasaran Digital: Memanfaatkan media sosial, situs web, dan aplikasi untuk
memperkenalkan produk Indomie kepada konsumen, baik melalui iklan
berbayar maupun konten organik yang menarik.
2. Kemitraan dengan Influencer: Memanfaatkan kerjasama dengan influencer atau
selebriti di media sosial untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan
kesadaran merek Indomie di kalangan konsumen potensial.
3. Strategi Penjualan dan Promosi : Mengadakan program loyalitas, diskon, dan
promosi khusus untuk produk Indomie agar konsumen merasa diuntungkan
ketika membeli produk tersebut.
4. Identifikasi Pasar Niche: Menargetkan segmen pasar tertentu seperti anak muda,
pelajar, atau keluarga dengan menyesuaikan strategi pemasaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
5. Pengalaman Konsumen: Menciptakan pengalaman positif bagi konsumen melalui
pengemasan produk yang menarik, layanan pelanggan yang responsif, dan
konten yang informatif tentang cara memasak dan mengonsumsi Indomie.
Metrik pemasaran pada produk Indomie adalah ukuran atau data yang digunakan
untuk menyalakan kinerja strategi pemasaran dan aktivitas promosi terkait produk
tersebut. Di antara metrik pemasaran yang dapat digunakan untuk produk Indomie
termasuk:

1. Penjualan: Meliputi jumlah produk yang terjual, pendapatan dari


penjualan, rata-rata nilai pesanan, dan jumlah pelanggan baru.
2. Kesadaran merek: Meliputi pengukuran sejauh mana konsumen
mengenali merek Indomie dan apakah kesadaran merek tersebut
meningkat setelah
dilakukan kegiatan pemasaran.

3. Keterlibatan konsumen: Meliputi jumlah tautan, like, komentar, dan berbagi di


media sosial terkait konten Indomie, serta jumlah interaksi konsumen dengan iklan
dan konten online lainnya.
4. Kepuasan konsumen: Meliputi survei kepuasan konsumen, ulasan positif, dan
rekomendasi dari konsumen yang sudah mencoba produk Indomie.
6. Retensi pelanggan: Meliputi tingkat retensi pelanggan, frekuensi pembelian, dan
tingkat kecenderungan pelanggan untuk membeli produk Indomie secara
berulang.
7. Kinerja kampanye pemasaran: Meliputi ROI (Return on Investment), biaya per
klik, konversi dari kampanye digital, dan efektivitas iklan dalam mengubah
perilaku konsumen.
Dengan memadukan dan menganalisis metrik pemasaran ini, tim pemasaran Indomie
dapat menilai efektivitas strategi pemasaran mereka, mengidentifikasi area perbaikan,
serta membuat keputusan yang didasarkan pada data untuk meningkatkan kinerja
pemasaran produk Indomie.

Rantai nilai dari produk Indomie dapat dibagi menjadi empat tahap utama, yaitu:
Tahap 1: Pembelian dan pengadaan bahan baku
Pada tahap ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (Indofood) melakukan
pembelian dan pengadaan bahan baku untuk produksi Indomie, seperti tepung terigu,
minyak goreng, bumbu, dan sayuran. Bahan baku ini diperoleh dari berbagai
pemasok di dalam dan luar negeri.

Tahap 2: Produksi

Pada tahap ini, Indofood melakukan produksi Indomie di pabrik-pabriknya yang


tersebar di seluruh Indonesia. Proses produksi Indomie dimulai dari penggilingan
tepung terigu, pencampuran bahan baku, pencetakan mie, penggorengan mie,
dan penambahan bumbu.

Tahap 3: Logistik dan distribusi

Pada tahap ini, Indofood melakukan logistik dan distribusi Indomie ke seluruh
Indonesia dan negara-negara lain. Logistik Indomie dilakukan dengan menggunakan
truk, kereta api, dan kapal laut. Distribusi Indomie dilakukan melalui jaringan
distributor dan agen yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tahap 4: Pemasaran dan penjualan


Pada tahap ini, Indofood melakukan pemasaran dan penjualan Indomie ke
konsumen. Pemasaran Indomie dilakukan melalui berbagai media, seperti televisi,
radio, internet, dan media sosial. Penjualan Indomie dilakukan melalui berbagai
saluran, seperti toko swalayan, minimarket, dan warung.

Contoh Analisis SWOT Produk Indomie


Sebagai salah satu merek mie instan terkenal, Indomie memang menjadi produk pilihan
utama banyak orang. analisis SWOT :

 Strength
Merek yang sangat ikonik
Memiliki rasa yang sangat bervariasi
Harga yang sangat terjangkau
 Weakness
Isu kesehatan, Indomie sering dikaitkan dengan rendahnya nilai gizi
Ketergantungan pada bahan tambahan
 Opportunity
Bisa menjangkau banyak negara di luar negeri
Dapat terus berinovasi mengembangkan variasi rasa baru
Diversifikasi terhadap produk lain
 Threats
Persaingan sangat ketat dengan merek mie instan lainnya
Munculnya merek-merek mie instan dengan label bahan makanan lebih sehat

Memperkirakan permintaan dari produk Indomie pada saat ini total pontensi
pasar.
**Permintaan produk Indomie pada saat ini

Berdasarkan data dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, pada tahun 2022, total
permintaan produk Indomie mencapai 14,2 miliar bungkus. Angka ini meningkat 11,4%
dari tahun sebelumnya. Permintaan produk Indomie didominasi oleh pasar domestik,
yaitu sebesar 13,7 miliar bungkus. Sedangkan ekspor produk Indomie mencapai 500 juta
bungkus.
Pada tahun 2023, diperkirakan permintaan produk Indomie akan terus meningkat. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

* Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif.


* Kenaikan jumlah penduduk Indonesia.
* Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih praktis dan efisien.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, diperkirakan permintaan produk Indomie pada tahun


2023 akan mencapai 15,2 miliar bungkus.

**Total potensi pasar produk Indomie


Potensi pasar produk Indomie sangat besar, baik di pasar domestik maupun pasar global.
Di pasar domestik, Indomie telah menguasai lebih dari 70% pangsa pasar mie instan.
Hal ini menunjukkan bahwa Indomie masih memiliki potensi pasar yang besar di
Indonesia.

Di pasar global, Indomie juga telah menjadi salah satu merek mie instan terpopuler. Pada
tahun 2022, Indomie menempati peringkat ke-10 dalam daftar merek mie instan global
dengan nilai merek sebesar US$1,4 miliar.

Berdasarkan data dari Euromonitor International, pada tahun 2022, nilai pasar mie instan
global mencapai US$41,1 miliar. Diperkirakan nilai pasar mie instan global akan terus
meningkat menjadi US$51,6 miliar pada tahun 2027

Metriks pemasaran adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur efektivitas


pemasaran. Metriks pemasaran dapat digunakan untuk mengukur berbagai aspek
pemasaran, seperti kesadaran merek, preferensi merek, dan penjualan.

Berikut adalah beberapa metrik pemasaran yang dapat digunakan untuk mengukur
produk Indomie:

*Kesadaran merek: Metrik ini mengukur seberapa banyak orang yang mengenal merek
Indomie. Metriks ini dapat diukur dengan menggunakan survei atau riset pasar.
*Preferensi merek: Metrik ini mengukur seberapa banyak orang yang lebih memilih
produk Indomie daripada produk pesaing. Metriks ini dapat diukur dengan menggunakan
survei atau riset pasar.
*Pendapatan: Metrik ini mengukur berapa banyak uang yang dihasilkan oleh produk
Indomie. Metriks ini dapat diukur dengan menggunakan data penjualan.

Selain metrik-metrik tersebut, Indomie juga dapat menggunakan metrik pemasaran


lainnya, seperti:

*Trafik website:Metrik ini mengukur jumlah orang yang mengunjungi website Indomie.
*Likes dan followers di media sosial: Metrik ini mengukur jumlah orang yang menyukai
atau mengikuti akun media sosial Indomie.
*Jumlah impresi iklan: Metrik ini mengukur jumlah kali iklan Indomie ditampilkan.
Indomie dapat menggunakan metrik-metrik pemasaran ini untuk mengukur efektivitas
strategi pemasarannya. Dengan mengukur efektivitas strategi pemasarannya, Indomie
dapat terus meningkatkan kinerja pemasarannya dan meningkatkan penjualan produknya.

Berikut adalah beberapa contoh bagaimana Indomie dapat menggunakan metrik


pemasaran:

*Indomie ingin meningkatkan kesadaran mereknya di kalangan anak muda. Indomie


dapat mengukur efektivitas kampanye pemasarannya dengan melihat peningkatan jumlah
orang yang mengenal merek Indomie di kalangan anak muda.
*Indomie ingin meningkatkan preferensi mereknya di kalangan konsumen yang lebih
sadar kesehatan. Indomie dapat mengukur efektivitas kampanye pemasarannya dengan
melihat peningkatan jumlah konsumen yang lebih memilih produk Indomie daripada
produk pesaing yang lebih sehat.
*Indomie ingin meningkatkan pendapatannya dari ekspor. Indomie dapat mengukur
efektivitas strategi ekspornya dengan melihat peningkatan jumlah ekspor produk
Indomie.

Dengan menggunakan metrik pemasaran yang tepat, Indomie dapat membuat keputusan
pemasaran yang lebih efektif dan meningkatkan kinerja bisnisnya.

DAFTAR PUSTAKA: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Indomie

PERKEMBANGAN INDOMIE DI PASAR GLOBAL. (2019, December 11). Laboratory.


https://bbs.binus.ac.id/bbslab/2019/12/perkembangan-Indomie-di-pasar-global/

Diekspor ke Banyak Negara, Indomie Masuk Daftar Merek Terpopuler di Dunia 2021 –
GoodStats
https://prin.or.id/index.php/mri/article/download/639/702
https://www.finansialku.com/rahasia-sukses-Indomie-yang-dinobatkan-sebagai-merek-
terlaris-dunia/

https://www.Indomie.co.id/Faq

https://www.kompasiana.com/nurasih2000/64ba0839a0688f22403f8262/mengapa-brand-
indomie-bisa-bertahan-hingga-sekarang-dan-memasuki-pasar-internasional

Anda mungkin juga menyukai